Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Dari Tumbuhan Tembelekan
Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Dari Tumbuhan Tembelekan
PERCOBAAN VII
ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN
TEMBELEKAN (Lantana camara L.)
Oleh:
Nama
Stambuk
Kelompok
Asisten
: Beni Saputra
: FIC1 14 003
: V (Lima)
: Risnawati
LABORATURIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan salah satu kekayaan hayati yang menarik untuk
dipelajari kandungan kimianya secara kimia. Tumbuhan menghasilkan metabolit
primer yang berupa polisakarida, protein dan lemak yang biasanya digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan merupakan sesuata kebutuhan
pokok bagi kelangsungan hidup manusia. Disamping itu tumbuhan juga
mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki struktur yang beragam.
D. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai pada percobaan isolasi senyawa metabolit
sekunder dari tumbuhan tembelekan yaitu :
1. Dapat mengetahui tehnik isolasi senyawa metabolit sekunder tumbuhan isolasi
tembelekan (L. camara linn).
2. Dapat mengetahui proses pemurnian senyawa metabolit sekunder tumbuhan
tembelekan (L. camara linn).
Struktur
Referensi
Bagian
Tanama
Asam3,24dioxours-12-en-28-oic
CO2H
(Yadav&Tripat
hi, 2003)
Daun
O
OHC
Asamursoxi
CO2H
Begum et
al., 2003
Bunga
CO2Me
Begum et
al., 2003
Bunga
O
MeO
Metilursoxylat
O
MeO
Asamursangilik
CO2H
Begum et
al., 2003
Bunga
O
HO
Stigmastrol
O
HO
Laiet al.,
1998
Bunga
Asambetulonik
CO2H
Lai etal.,
1998
Batang
Begum et
al., 2002
Batang
Singh et al.,
(1996)
Akar
Singh et al.,
(1996)
Akar
(Nagao et
al., 2002)
Daun
(Nagao et
al., 2002)
Daun
CO2H
AsamUrsethoxi
O
HO
H
H
AsamLantanolik
22-hidroksioleanonik
OH
CO2H
O
HO
HO
H3C
AsamLantaiursoli
k
H
CO2H
O
(H3C)H2CH2COC
OH
Apigenin
HO
OH
O
OMe
MeO
Eupatorin
MeO
OH
OH
OH
OMe
Kirsiliol
MeO
MeO
OH
(Nagao et
al., 2002)
Daun
(Nagao et
al., 2002)
Daun
OMe
HO
Eupafolin
MeO
OH
OH
(Wardani, 2012).
Tembelekan atau lantana camara, L. merupakan tumbuhan perdu dari
suku Verbenaceae berasal dari Amerika dan terdapat di Indonesia. Tumbuhan
tersebut telah lama digunakan sebagai salah satu bahan ramuan obat tradisional
untuk mengobati berbagai masam penyakit antara lain untuk pengobatan penyakit
kulit, batuk dan keracunan (Salmayanti, 2013).
Lantana camara L. atau biasa dikenal dengan nama Tembelekan
merupakan tanaman liar yang tumbuh tanpa perawatan khusus. Tembelekan
sendiri sebagai tanaman liar ternyata memiliki banyak kandungan kimia
diantaranya minyak atsiri, fenol, flavonoid, karbohidrat,
protein,
alkaloid,
oleh produksi industri kertas dan metabolit sekundernya banyak digunakan. Dari
segi ekonomi metabolit sekunder sangat penting sebagai obat, bumbu masakan,
wewangian, sebagai zat pewarna, bahan racun pembunuh serangga dan penambah
nafsu makan.di dunia kesehatan digunakan sebagai obat kanker, cacar air, campak,
asma, bisul dan malaria tentunya (Singh, 2016).
B. Senyawa Metabolit Sekunder (SMS)
Akunder Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak
esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik
atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Fungsi metabolit
sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang
kurang
menarik
menguntungkan, misalnya
polinator,
dan
untuk
sebagai molekul
mengatasi
hama
dan penyakit,
sinyal. Identifikasi
kandungan
C. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dihentikan ketika
tercapai
konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari
sampel dengan penyaringan.
pemisahan tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal. Oleh karena itu, ekstrak
awal perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran
molekul yang sama (Mukhriani, 2014).
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dimana komponen
mengalami perpindahan massa dari suatu padatan ke cairan atau dari cairan ke
cairan lain yang bertindak sebagai pelarut. Berbagai penelitian tentang ekstraksi
padat-cair telah banyak dilakukan. Ekstraksi padat cair, yang sering disebut
leaching, adalah proses pemisahan zat yang dapat melarut (solut) dari suatu
campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (innert) dengan menggunakan
pelarut cair (Santosa, 2014).
Ekstraksi padat-cair adalah proses transfer difusi (pemisahan) komponen
yang mudah terlarut (solute) dari suatu padatan dengan menggunakan suatu
larutan (pelarut) pada temperatur dan proses alir tertentu. Proses ini merupakan
proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi
ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi (Anonim, 2013).
Prinsip ekstraksi padat-cair adalah adanya kemampuan senyawa dalam
suatu matriks yang kompleks dari suatu padatan, yang dapat larut oleh suatu
diperhatikan
untuk
tercapainya
kondisi optimum ekstraksi antara lain: senyawa dapat terlarut dalam pelarut
dengan waktu yang singkat, pelarut harus selektif melarutkan senyawa yang
dikehendaki,
senyawa
analit memiliki
konsentrasi
yang
tinggi
untuk
dan termasuk
kromatografi serapan
yang
paling
awal
sering disebut
kromatografi elusi. Kolom kromatografi dapat berupa pipa gelas yang dilengkapi
dengan kran dan gelas penyaring di dalamnya. Ukuran kolom tergantung pada
banyaknya zat yang akan dipisahkan. Untuk menahan penyerap yang
diletakkan di dalam kolom dapat digunakan glass woll atau kapas. Aplikasi
teknik ini banyak digunakan untuk pemurnian senyawa setelah melewati teknik
KLT, misalnya untuk pemurnian karotenoid, klorofil, serta senyawa bioaktif
tumbuhan lainnya. Teknik ini tidak dilengkapi dengan spektrometer yang
secara otomatis dapat mengukur spektrum serapannya. Biasanya, pengambilan
fraksi cairan
dilakukan
secara
manual
Lapis
Tipis
(KLT) dan
kromatograsi
kolom
pada
datar
berupa
petroleum benzena
dan
etil
asetat dengan
ml.
Fraksi
hasil
Silika gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui
penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agaragar ini dapat
didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang
bersifat tidak elastis. Sifat ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai
zat penyerap, pengering, dan penopang katalis. Silika gel merupakan produk
yang aman digunakan untuk menjaga kelembaban makanan, obat-obatan, bahan
sensitif, elektronik, dan film sekalipun. Produk anti lembab ini menyerap lembab
tanpa mengubah kondisi zatnya. Walaupun dipegang, butiran-butiran silika gel ini
tetap kering (Handayani, 2014).
Pertimbangan untuk pemilihan pelarut pengembang (aluen) umumnya
sama dengan pemilihan eluen untuk kromatografi kolom. Dalam kromatografi
adsorpsi, pengelusi eluen naik sejalan dengan pelarut (misalnya dari heksana ke
aseton, ke alkohol, ke air). Eluen pengembang dapat berupa pelarut tunggal dan
campuran pelarut dengan susunan tertentu. Pelarut-pelarut pengembang harus
mempunyai kemurnian yang tiggi. Terdapatnya sejumlah air atau zat pengotor
lainnya dapat menghasilkan kromatogram yang tidak diharapkan.
KLT merupakan contoh dari kromatografi adsorpsi. Fase diam berupa
padatan dan fase geraknya dapat berupa cairan dan gas.
memisahkan
naik mengikuti
fase
gerak
karena
menyerap komponen-komponen kimia yang tidak sama sehingga komponenkomponen ini bisa bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung
III.
A. Waktu Dan Tempat
METODE PRAKTIKUM
C. Prosedur kerja
1. Prosedur kerja pertama
Ekstraksi daun tembelekan
- dikeringkan menggunakan oven
- diblender samai halus
Daun
- ditimbang sebanyak 20 gram
- direfluks menggunakan klorofom selama
1 jam sebanyak 2 kali
- disaring
- dievaorasi sampai pekat
filtrat
- dimasukkan dalam botol vial
residu
Hasil Pengamatan
Pembuatan kromatografi kolom
Silika gel
-ditimbang sebanyak 3 gram
-dilarutkan kedalam beberapa mL nheksan
-dimasukkan kedalam kolom kromatografi
-ditambahkan larutan n-heksan secara
terus menerus sehingga gel silica
memadat
Gel silica -yang telah
memadat dalam kolom
kromatografi
-dimasukkan potongan kecil kertas saring
-dimasukkan ekstrak daun tembelekan
yang
sebelumnya
telah
diperoleh
ovaporasi
-ditimbang fraksi yabg keluar dari kolom
Sampel
IV.
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
N
o
1
Fraksi
Spo
t
Pembandin
Rf
g
7:3
0,9
Rf
=
0,9
II
Rf
=1
Gambar
Fraksi
Spot
2. Analisis data
Penentuan nilai Rf pembanding
Diketahui :Jarak noda dari batas bawah = 2,9 cm
Jarak pelarut dari batas bawah = 3 cm
Ditanyakan : nilai Rf
jarak noda daribatas bawah
Rf = jarak pelarut dari batasbawah
Rf =
2,9
3
= 0,9 cm
Rf =
2,9
3
= 0,9 cm
Rf =
3
3
= 1 cm
B. Pembahasan
A. Preparasi Sampel
Metabolit sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan atau disintesa
pada sel dan group taksonomi tertentu pada tingkat pertumbuhan atau stress
tertentu. Senyawa ini diproduksi hanya dalam jumlah sedikit tidak terus-menerus
untuk mempertahankan diri dari habitatnya dan tidak berperan penting dalam
proses metabolism utama (primer). Pada tanaman, senyawa metabolit sekunder
memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai atraktan (menarik serangga
penyerbuk), melindungi dari stress lingkungan, pelindung dari serangan
hama/penyakit (phytoaleksin), pelindung terhadap sinar ultra violet, sebagai zat
pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan tanaman lain (alelopati).
Mendapatkan senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan tembelekan ini
tentu tidaklah mudah perlu perlakuan-perlakuan khusus dan metode tertentu untuk
bisa mendapatkannya. Preparasi sampel yang tepat juga sangat penting dalam hal
ini. Preparasi yang dimaksudkan adalah persiapan/perlakuan awal yang perlu
dilakukan terhadap sampel yakni mulai dari pembersihan dan pengeringan sampel
perlu diperhatikan. Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan kadar air pada
sampel yang nantinya akan berpengaruh terhadap sampel yang akan dianalisis
senyawa yang terdapat di dalamnya. Saat melakukan pengeringan jangan sampai
melalui sinar matahari, takutnya terdapat senyawa yang mudah terdegradasi oleh
sinar UV pancaran sinar matahari. Sehingga pada percobaan ini digunakan
pengeringan sampel lewat media oven.
Penghalusan sampel menjadi partikel yang lebih kecil, akan sangat membantu
dalam proses ekstraksi. Hal ini dikarenakan sampel yang masih utuh dalam bentuk
daun misalkan, memiliki dinding sel yang masih rapat dan akan menyulitkan
pelarut untuk bisa menembus sampai ke dalam dinding sel. Namun berbeda
halnya jika sampel daun ini dihaluskan menjadi lebih kecil ukurannya. Dengan
ukuran yang kecil ini, dinding sel juga telah rusak atau tidak rapat lagi sehingga
proses ekstraksi akan berjalan lebih maksimal.
B. Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun
tujuan dari ekstraksiyaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia.Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi
pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Refluks, merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk
melakukan teknik isolasi terhadap bahan alam. Seperti pada percobaan ini untuk
mengisolasi senyawa yang terdapat pada tumbuhan tembelekan dengan metode
refluks. Berdasarkan prinsip kerjanya metode ini menggunakan suatu pelarut
organik, dimana pelarut yang digunakan adalah kloroform. Kloroform bersifat
semipolar, akan sangat memungkinkan untuk mengekstrak senyawa polar dan
nonpolar yang belum diketahui pada tumbuhan tembelekan ini.
Prinsip kerja refluks secara umum, mengekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Dilakukan pengulangan proses
pada residu pertama sampai 3 atau 5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi
sempurna.
Percobaan ini menggunakan pelarut kloroform sebagai pelarut organiknya.
Yang mana pelarut kloroform merupakan pelarut universal atau lebih tepatnya
Namun terjadi kesalaha pada saat proses pemisahan dimana fraksi-fraksi yang
diperoleh tidaklah murni, hal ini disebabkan pada prosesnya terjadi percampuran
fraksi saat dipisahkan. Sebelumnya juga eluen yang digunakan harus bergradien,
hal ini sama tujuannya adalah untuk mendapatkan noda yang tepat.
V. PENUTUTP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan isolasi senyawa metabolit
sekunder dari tumbuhan tembelekan (Lantana camara L.) adalah sebagai berikut :
1. Teknik isolasi suatu senyawa metabolit sekunder tumbuhan isolasi tembelekan
(Lantana camara L.) dapat dilakukan dengan menggunakan metode refluks,
dimana nantinya akan terjadi ekstraksi secara berulangkali dengan pelarut yang
sama dan bisa dikatakn sebagai metode ekstraksi yang sempurna.
2. Pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan menggunakan KKG
(Kromatografi Kolom Gravitasi), yang mana sebelumnya telah dilakukan
pengujian penentuan titik noda yang baik pada KLT dengan perbandingan
eluen yang tepat antara (petroleum benzena dan etil asetat), untuk kemudian
dilanjutkan pada KKG. Perbandingan eluen tersebutmasing-masing adalah 7:3.
B. Saran
Sebagai saran tertuju kepada praktikan agar mengikuti praktikum pada hari
tersebut sebaik mungkin dan memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Penuntun Praktikum Program Studi Teknik Kimia. Bandung :
Laboratorium Operasi Teknik Kimia, ITB.
Ayuni, N.P.S. dan I nyoman S. 2013. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid
pada BijiMahoni (Swietenia mahagoniJacq). Seminar Nasional FMIPA
UNDIKSHA III.
Baud, G.S., Meiske S.S., dan Harry S.J.K. 2014. Analisis Senyawa Metabolit
Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Batang Tanaman Patah Tulang
(Euphorbia tirucalli L.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test
(BSLT). Jurnal Ilmiah Sains. Vol. 14 (2).
Fajriati, M., Malawati R., dan Muzzaky. 2011. Studi Ekstraksi Padat Cair
Menggunakan Pelarut HF dan HNO3 pada Penentuan Logam Cr dan Cu
dalam Sampel Sedimen Sungai di Sekitar Calon PLTN Muria. Jurnal Ilmu
Dasar. Vol. 12 (1).
Faskalia dan Muhamad A.W. 2014. Skrining Fitokimia, Uji Aktivitas, Antioksidan
dan Uji Sitotoksik Ekstrak Metanol pada Akar dan Kulit Batang Soma
(Ploiarium alternifolium). Jurnal JKK. Vol. 3 (3).
Gandjar, I.G. dan Abdul R. 2007. Kimia Farmasi analisis. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Istiqomah. 2013. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Soxhletasi
Terhadap Kadar Piperin Buah Cabe Jawa. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah.
Maslebu, G., Suryasatria T., dan Nur A.W. 2013. Kombinasi Teknik Kromatografi
Kolom Gravitasi-spektrometer Sederhana sebagai Permodelan
Kromatografi Cairan Kerja Tinggi (KCKT). Prosiding Seminar Nasional
Sains dan Pendidikan Sains VII UKSW.
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.
Jurnal Kesehatan. Vol. 7 (2).
Rasyid, A. 2012. Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder serta Uji Aktivitas
Antibakteri dan Antioksidan Ekstrak Metanol Teripang Stichopus
hermanii. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol. 4 (2).
Santoso, I., dan Endah S. 2014. Ekstraksi Abu Kayu dengan Pelarut Air
Menggunakan Sistem Bertahap Banyak Beraliran Silang.Jurnal Chemica.
Vol. 1 (1).
Soebagio. 2002. Kimia Analitik. Makassar : Universitas Negeri Makassar Fakultas
MIPA.
Wardani, S, R., dan Mifbahhuddin, kiky Y., 2010 Pengaruh Konsentrasi Ekstrak
Daun Tembelekan Penagaruh Konsentrsi Ekstrak Daun Tembelekan
(Lantanacamara) Terhadap Kematian Larva Aedes aegypti, Jurnal
Kesehatan Masy Indones. Vol. 6 (2).