Laporan Praktikum Uji Urin
Laporan Praktikum Uji Urin
osmotik ekstraseluler.
Menngatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam dan basa
darah.
(http://www.crayonpedia.org/mw/sistem-ekresi-pada-manusia-dan-hubungannyadengan-kesehatan_9.1/15-10-2009)
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah
yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih),
urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih.
Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika
dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 7,5, urin akan
menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih
basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 1,035.
Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen
(ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan
buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K,
Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia
asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah kristal kapur).
http://bagiilmunohara.blogspot.com/2009/04/uji-urin.html
Terdapat tiga proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine,
yaitu:
1. Filtrasi (Penyaringan)
Kapsula bowmen dari dalam malphigi menyaring darah dalam glomelurus yang
mengandung air, garam, gula, urea, dan zat bermolekul besar (protein dan sel
darah) sehingga dihasilkan filtrat glomelurus (Urine Primer). Didalam filtrat ini
terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi
tubuh, misalnya glukosa, asam amino, dan garam-garam.
2. Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Dalam tubulus kontortus proksimal dalam urine primer yang masih berguna akan
direabsorpsi yang dihasilkan oleh filtrat tubulus (Urine Sekunder) dengan kadar urea
yang tinggi.
3. Eksresi (Pengeluaran)
Dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak
dipergunakan dan terjadi reabsorpsi aktif ion NA+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+.
Ditempat ini sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa
dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.
Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (Vesica
Urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh. Hewan yang
menghasilkan zat sisa dalam bentuk amonia, urea, dan asam urat, berturut-turut
disebut amonotelik, ureotelik, dan urikotelik. (Wiwi Isnaeni, 2006).
3. Klorida Positif (endapan putih) Positif (endapan putih) Positif (endapan putih)
Negatif Negatif Negatif
4. Ammonia Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Gambar sampel urine dari seorang perokok.
Gambar sampel urine dari seorang alkoholik.
Gambar sampel urine dari seorang mantan alkoholik, perokok, dan peminum kopi.
Gambar sampel urine dari seorang normal.
gambar sampel urine dari seorang normal.
Pembahasan
Hasil yang didapatkan dari pengamatan urine yang normal dengan urine yang
didapat dari orang yang alkoholik, mantan alkoholik, perokok, peminun kopi adalah
adanya perbedaan yang sangat signifikan.
Ini ditunjukkan dengan hasil tes urine yang normal itu saat dilakukan tes glukosa
menunjukkan warna hiaju. Dimana jika warna urine menjadi hijau itu berarti urine
orang normal tersebut mengandung kadar glukosa 1%. Akan tetapi saat melakukan
pengamatan dari sampel urine yang alkoholik pada saat pengujian kadar glukosa,
justru hasil yang diperlihatkan adalah negatif. Artinya urine orang yang alkoholik ini
terbebas dari masalah gula.
Hasil yang diperlihatkan pada saat melaksankan praktikum pengamatan urine ini
sangat jauh berbeda dengan keterangan dibawah ini.
Kandungan Urin Normal
Urin mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian
padaat yang terkandung didalam air. Ini dapat dibedakan beradasarkan ukuran
ataupun kelektrolitanya, diantaranya adalah :
Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang reativ
besar, didalam urin terkandung : Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat
C5H4N4O3, Dan subtansi lainya seperti hormon (Guyton, 1996)
Ion : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+, Calcium
(Ca2+). Dalam Jumlah Kecil : Ammonium (NH4+), Sulphates (SO42-), Phosphates
(H2PO4-, HPO42-, PO43-), (Guyton, 1996)
Warna : Normal urine berwarna kekuning-kuningan. Obat-obatan dapat mengubah
warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning, coklat merupakan
indikasi adanya penyakit.
Bau : Normal urine berbau aromatik yang memusingkan. Bau yang merupakan
indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.
Berat jenis : Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan
dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai
standar. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml. Normal berat jenis : 1010 - 1025.
Kejernihan : Normal urine terang dan transparan. Urine dapat menjadi keruh karena
ada mukus atau pus.
pH : Normal pH urine sedikit asam (4,5 - 7,5). Urine yang telah melewati temperatur
ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri.
Vegetarian urinennya sedikit alkali.
http://74.125.153.132/search?q=cache:ycT2ie1ygwAJ:eni.web.ugm.ac.id/wordpress/
%3Fp
%3D38+klorida+yang+terbentuk+dalam+urine+berasal+dari+mana&cd=1&hl=id
&ct=clnk&gl=id/22-10-2009/14.55.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan
dari dalam tubuh.Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang kotor. Hal
ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran
kencing yang terinfeksi, sehingga urinnyapun akan mengandung bakteri. Namun
jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin
sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya
saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi
urin dan mengubah zat-zat di dalam urin dan menghasilkan bau yang khas,
terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea.
Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan
terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh,
glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati
namun juga dapat tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah
(blood glucose). Di dalam tubuh selain akan berperan sebagai bahan bakar bagi
proses metabolisme, glukosa juga akan berperan sebagai sumber energi utama
bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa
kemudian akan digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate)
yang merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam
konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 5075% dari total
kebutuhan energi tubuh.
Kadar glukosa dalam darah akan meningkat, hasil ini ditunjukkan jika seseorang
melakukan proses pencernaan, pada saat dia makan. Hal ini menunjukkan bahwa
sumber makanan yang kita konsumsi harus benar-benar teratur. Jangan sampai
mengakibatkan satu hasil yang tidak kita inginkan dalam hidup ini. Karena jika
sesorang sudah menunjukkan gejala adanya peningkatan glukosa dalam darah,
akan sangat berbahaya sekali bagi setiap tubuh manusia.
Karena jika sesorang sudah mempunyai penyakit positif diabetes. Maka tidak
menutup kemungkinan keturunan selanjutnya pun akan mengalami hal yang sama.
Karena penyakit gula atau diabetes atau meningkatnya kadar glukosa dalam darah
ini salah satu penyakit turunan atau penyakit yang bisa diturunkan pada keturunan
berikutnya lewat gen.
Pada uji adanya glukosa dalam urin dilakukan tes Benedict, yaitu dengan
mereaksikan urin dengan pereaksi Benedict yang telah dipanaskan dengan glukosa
0,3 %; 1 %; 2 %; 5 % dan urin tanpa penambahan apapun. Ternyata dari hasil
pengujian diperoleh urin blanko tetap berwarna biru setelah ditambahkan larutan
Benedict, untuk urin dengan penambahan glukosa 0,3 % akan memberi warna
kuning kehijauan dengan endapan merah, untuk urin dengan penambahan glukosa
1 % akan memberi warna kuning kehijauan dengan adanya endapan merah yang
lebih banyak dari yang 0,3 %, untuk urin dengan penambahan glukosa 2 % akan
memberi warna jingga dengan endapan merah dari yang ditambahkan glukosa 1 %
dan untuk urin dengan penambahan glukosa 5 % akan memberi warna jingga
kemerahan dengan endapan merah yang lebih banyak.
http://filzahazny.wordpress.com/2009/07/10/urin/
"Sifat albumin adalah menahan agar cairan tidak keluar dari pembuluh darah.
Ketika tubuh kekurangan albumin, cairan mudah merembes keluar dari pembuluh
darah, menyebabkan tubuh membengkak," Jika sudah demikian, tubuh akan
melakukan penyesuaian karena kekurangan albumin. Salah satunya dengan
memecah lemak dari seluruh tubuh, sehingga membuat kadar kolesterol naik.
Dalam keadaan normal, ginjal bekerja sebagai penyaring, sehingga protein tidak
bisa keluar dari tubuh. Jika tubuh banyak mengeluarkan protein, otomatis kadar
protein dalam tubuh pun menurun.
Keluarnya protein melalui urin ini dikarenakan sifat membran (lapisan) yang bekerja
sebagai penyaring telah berubah. Mempunyai gejala-gejala sebagai berikut:
Nafsu makan berkurang.
Massa otot menyusut.
Air kencing (urin) berbusa.
Sesak napas akibat penimbunan cairan di rongga sekitar paru-paru.
Lutut dan kantong zakar (pada pria) membengkak.
Pada anak bisa terjadi penurunan tekanan darah ketika sedang berdiri. Tekanan
darah penderita bisa rendah ataupun tinggi.
Volume urin berkurang.
Kekurangan nutrisi akibat hilangnya zat gizi, sehingga pertumbuhan bisa
terhambat.
Terjadi peradangan pada lapisan perut. Ini karena adanya infeksi di daerah perut.
Infeksi ini diduga karena berkurangnya pembentukan antibodi atau hilangnya
antibodi yang keluar bersama urin.
Terjadi kelainan pembentukan darah yang bisa meningkatkan risiko pembekuan di
dalam pembuluh darah.
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?
x=Health+News&y=Cybermed|0|0|5|5296/22-10-2009/14:23.
Dari keterangan diatas, dapat diketahui bahwa sampel urine yang digunakan saat
pengamatan, yaitu urine dari yang alkoholik, perokok, dan peminum kopi ada yang
positif mengandung albumin. Ini menunjukkan bahwa fungsi ginjal sebagai
penyaring protein untuk disalurkan keseluruh tubuh, dari sampel urine ini malah zat
protein tersebut keluar bersamaan dengan keluarnya urine.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Darmadi Goenarso. 2005. Fisiologi Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka
Radioputro. 1996. Zoology. Jakarta: Erlangga.
Tuti kurniati, dkk. 2009. Zoologi Vertebrata. Bandung: Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati.
Wiwi Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
http://www.crayonpedia.org/mw/sistem-ekresi-pada-manusia-dan-hubungannyadengan-kesehatan-9.1/15-10-2009/20.18.
http://toga 462.wordpress.com/2008/06/07/sistem-ekresi-pada-hewanvertebrata/15-10-2009/20.17.
http://bagiilmunohara.blogspot.com/2009/04/uji-urin.html
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?
x=Health+News&y=Cybermed|0|0|5|5296/22-10-2009/14:23
http://filzahazny.wordpress.com/2009/07/10/urin/
http://74.125.153.132/search?
q=cache:ycT2ie1ygwAJ:eni.web.ugm.ac.id/wordpress/%3Fp
%3D38+klorida+yang+terbentuk+dalam+urine+berasal+dari+mana&cd=1&hl=id
&ct=clnk&gl=id/22-10-2009/14.55.
Disusun Oleh:
Dea Nabilah El Jauhary
(207 202 074)