Anda di halaman 1dari 29

Referat Kecil

Gangguan Fungsi
Luhur (Afasia)

Disusun oleh:
Anita Fitriani

0808113132
Pembimbing:
dr. Enny Lestari, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU PENYAKIT


SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU

LATAR
BELAKAN
G

BAB I
PENDAHULUAN

Fungsi luhur dalam keadaan normal merupakan fungsi


integritas tertinggi otak yang dapat dinilai.
Fungsi luhur memungkinkan manusia dapat memenuhi
kebutuhan jasmani dan rohani sesuai dengan nilai moral
yang berlaku, berkembang pada manusia melalui
mekanisme neuronal yang memungkinkan penyadaran
dan pengenalan segala sesuatu yang berasal dari dunia
diluar dirinya, sehingga menjadi pengalaman dan
miliknya
yang
dapat
dimanfaatkan
untuk
mengekpresikan dirinya kepada dunia luar secara
adekuat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI
LOBUS FRONTAL
Kegiatan berpikir,
perencanaan, penyu
sunan konsep, &
perilaku sosial

LOBUS TEMPORAL
Bertanggung jawab thd
persepsi suara & bunyi

LOBUS PARIETAL
Kegiatan berpikir
terutama pengaturan
memori
berpikir

Fungsi
penglihatan
LOBUS
OKSIPITAL

PROSES BAHASA UCAPAN


Diterima alat dengar Pusat otak primer dan
sekunder : area 41&42 Pusat otak asosiatif: area
wernicke (area 22) kata yg didengar akan
dipahami Girus angularis (area 39) tempat pola
kata-kata dibayangkan lewat area Wernicke di
fasikulus arkuatus area Broca: gerakan motorik
pembicaraan area motorik primer (area 4) otototot
lidah
untuk
ucapan
area
motorik
suplementer (area 6) agar ucapan/gerakan lidah
menjadi jelas

PROSES BAHASA VISUAL


Diterima alat visual Pusat otak
primer penglihatan: area 17 Pusat
otak asosiasi penglihatan: area 18&19
(di sini terjadi pengenalan informasi)
Girus angularis area Wernicke area
Broca (gerakan pembicaraan) area
motorik primer dan suplementer,
sehingga pada akhirnya tulisan dapat
dimengerti

FUNGSI LUHUR

Wernicke
(22)
Brocca
(44)

Fungsi
Bahasa
Fungsi
Kognitif

Fungsi
Emosi
Fungsi
Persepsi
Fungsi
Memori

FUNGSI MEMORI
3
Interme
Diate
memory

Recall
Fungsi
Memori

Recent
Memory
Fungsi
Memori

Resepsi

Retensi

Remote
memory

FUNGSI EMOSI
Feeding
Fungsi
emosi
Mempert
ahankan
jenis

Fight

Flight

BAGIAN OTAK YANG BERKAITAN DENGAN EMOSI ADALAH SISTEM


LIMBIK
SISITEM LIMBIK MERUPAKAN BATAS ANTARA DIENSEFALON
(BATANG OTAK) DENGAN CEREBRUM
BANGUNAN UTAMA SISTEM LIMBIK :
- AMIGDALA
- SEPTUM (DINDING)
- HIPOKAMPUS
- GIRUS SINGULATUS
- THALAMUS ANTERIOR DAN HIPOTALAMUS
MENURUT PAPEZ (1958, YANG DIKENAL SEBAGAI SIRKUIT
PAPEZ),BAGIAN OTAK YANG MENGURUS EMOSI ADALAH :
HIPOKAMPUS,AMIGDALA, CORPUS MAMILLARE, NUCLEI ANTERIOR
THALAMUS,DAN GIRUS SINGULATUS.

Bentuk Ekspres

Komprehe

Afasia

nsi verbal

Ekspresi

Tak

Relatif

(Broca)

lancar

terpelihara

Reseptif

Lancar

Terganggu

Repetisi
Terganggu

Menamai

Komprehen
si membaca

Terganggu Bervariasi

Menulis
Terganggu

Lesi
Frontal
posterior

Terganggu

Terganggu Terganggu

Terganggu

Temporal Superior

(Wermic

Posterior

ke)

Wernicke)

Global

Tak

Inferior

(Area

Terganggu

Terganggu

Terganggu Terganggu

Terganggu

Fronto temporal

Konduks Lancar

Relatif

Terganggu

Terganggu Bervariasi

Terganggu

Fasikulus

terpelihara

arkualtus,

Relatif

supramarginal
Girus
angular,

lancar

Nominal

Lancar

Terpelihara Terganggu Bervariasi

Bervariasi

terpelihara
Transkor

Tak

Relatif

tikal

lancar

terpelihara

motor
Transkor

Lancar

Terganggu

tikal
sensorik

girus

temporal superior
Terpelihara Terganggu Bervariasi

Terganggu

posterior
Peri

sylvian

anterior
Terpelihara Terganggu Terganggu

Terganggu

PerisylvianPosterio
r

Penatalaksanaan
Medis

DASAR-DASAR
REHABIL1TASI

Dimulai seawal mungkin


Hindarkan penggunaan komunikasi nonlinguistik (seperti isyarat)
Program terapi yang dibuat oleh terapis sangat
individual
Program terapi berlandaskan pada penumbuhan
motivasi pasien untuk mau belajar (re-learning)
bahasanya yang hilang
Penyertaan keluarga dalam terapi sangat mutlak

Pemeriksaan

tes kelancaraan
Menyebutkan nama hewan sebanyak

mungkin dalam waktu 60 detik

menyebutkan kata yang mulai dengan


huruf tertentu seperti diawali huruf S
A P

Pemeriksaan pemahaman (komprehensi)


bahasa lisan
Konversasi. Dengan mengajak pasien

bercakap-cakap dapat dinilai kemampuannya


memahami pertanyaan dan suruhan yang
diberikan oleh pemeriksa
Suruhan. Mula-mula suruh pasien bertepuk
tangan
pasien menunjukkan salah satu benda yang
disebutkan, misalnya arloji

Menjawab pertanyaan dengan ya atau

tidak
"Andakah yang bernama Santoso?"

"Apakah AC dalam ruangan ini mati ?"

Pemeriksaan repetisi (mengulang)


Mula-mula sederhana kemudian lebih

sulit. Contoh:

Map
Bola
Kereta
Rumah Sakit
Kereta api malam
Besok aku pergi dinas
Rumah ini selalu rapi

Pemeriksaan menamai dan


menemukan kata
mencakup kemampuan pasien

menyebutkan nama objek, bagian dari


objek, bagian tubuh, warna, dan bila perlu
gambar geometrik, simbol matematik atau
nama suatu tindakan
Bila pasien tidak mampu atau sulit menamai,
ia dapat dibantu dengan memberikan suku
kata pemula atau dengan
menggunakan kalimat penuntun

Pemeriksaan sistem bahasa


bagaimana pasien berbicara spontan,

komprehensi (pemahaman), repetisi


(mengulang) dan menamai (naming).
sisi otak mana yang dominan, dengan
melihat penggunaan tangan (kidal atau
kandal).

Pemeriksaan berbicara spontan


Apakah bicaranya pelo, cadel, tertegun-

tegun, disprosodik (irama, ritme,


intonasi bicara terganggu).
Apakah ada afasia, kesalahan
sintaks, salah menggunakan kata
(parafasia, neologisme)

Parafasia ialah men-substitusi kata


2 jenis parafasia, yaitu parafasia semantik

(verbal) dan parafasia fonomik (literal).


Parafasia semantik ialah mensubstitusi satu
kata dengan kata yang lain misalnya:
"kucing" dengan "anjing".
Parafasia fonemik, ialah mensubstitusi suatu
bunyi dengan bunyi yang lain, misalnya bir
dengan kir, balon dengan galon.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai