Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

BUDAYA DASAR DAN ETIKA PROFESI

Erisa Yunisari Kamaraderie (130214819)


Kelas: B

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016

1. KAJIAN TENTANG PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN


1.1 DEFINISI KONSTRUKSI
Konstruksi didefenisikan sebagai suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi
juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau
pada beberapa area.
1.2 KONSTRUKSI YANG MERUSAK LINGKUNGAN
Menurut Clifford Goertemiller, konstruksi yang merusak lingkungan meliputi
material (contoh: mengkonsumsi material secara berlebih) dan energy (contoh:
menggunakan energy yang tidak terbaharui).
1.3 DAMPAK KONSTRUKSI TERHADAP LINGKUNGAN
Berbagai polusi baik udara, air, tanah telah dihasilkan oleh pembangunan
konvensional (Wardhana, 2004). Contoh dampak konstruksi terhadap
lingkungan adalah mengakibatkan sempitnya areal-areal pertanian, dan
pembukaan lahan baru di kawasan hutan lindung yang dapat berakibat
terjadinya erosi tanah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
1.4 REGULASI MENGENAI PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang sedang
direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan. AMDAL sebagai pencegahan terhadap kerusakan
lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan
yang sedang direncanakan. AMDAL diatur dalam UU no. 32 tahun 2009 dan PP
no. 27 tahun 1999. Selain AMDAL, regulasi lain terdapat pada:
1. Undang Undang Dasar 1945 amandemen ke 4 tahun 2002
2. Undang Undang nomor 25 tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan
Nasional
3. Undang Undang nomor 32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup


4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010.

6. Peraturan Presiden nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Menengah tahun 2004-2009.
7. Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 tentang
Bangunan Hijau
1.5 KONSTRUKSI YANG RAMAH LINGKUNGAN
Konstruksi yang ramah lingkungan (konstruksi hijau) merupakan suatu proses
menghasilkan suatu bangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan
kaedah-kaedah ramah lingkungan serta penggunaan sumber daya yang efektif
dan efisien, sejak dimulainya dari proses perencanaan, pelaksanaan,
pemeliharaan, renovasi dan pembongkaran (Irham, 2015)
Konstruksi

berkelanjutan

adalah

konstruksi

yang

mempertimbangkan

sumberdaya yang digunakan dalam proyek konstruksi, emisi yang dihasilkan,


dan lingkungan hidup.
1.6 HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM DESAIN KONSTRUKSI RAMAH LINGKUNGAN
Dalam Bulan Mutu Nasional dan Hari Standar Dunia, 2008 dijelaskan bahwa
dalam merancang dan mendesain Intelligent and Green building harus
memperhatikan hal-hal berikut ini yaitu pemanfaatan material yang
berkelanjutan, ketertarikan dengan ekologi local, konservasi energy, efisiensi
penggunaan air dan penanganan limbah
1.7 PENGHEMATAN ENERGI RAMAH LINGKUNGAN
Penghematan energi bangunan ramah lingkungan dapat dilakukan dengan
standarisasi penerangan untuk mendukung pekerjaan di lokasi proyek,
pemakaian lampu hemat energy, mengatur penerangan sesuai dengan urutan
pekerjaan penggunaan sumber energi baru dan terbarukan, dan membuat
perhitungan pengurangan emisi CO2 yang diperoleh dari efisiensi energi
1.8 KEUNTUNGAN KONSTRUKSI RAMAH LINGKUNGAN
Keuntungannya antara lain melindungi lingkungan, mengurangi biaya energy,
biaya operasional bangunan, perubahan iklim dan emisi karbon, dampak negatif
ekologi bangunan gedung, pemakaian listrik (memaksimalkan pemanfaatan
energi matahari), dan meningkatkan produktifitas, nilai pasar, kehidupan dan
kesehatan, memaksimalkan kembali bahan bangunan habis pakai.

1.9 KESIMPULAN PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN


Mengingat keadaan bumi kita sudah tidak bersahabat dan sudah terjadi
pemanasan global. Hendaknya kita sebagai penghuninya ikut membantu
memperlambat pemanasan global yang mengancam dengan memperhatikan
isu-isu lingkungan. Sebagai calon sarjana teknik, hendaknya kelak bila
membangun bangunan memperhatikan AMDAL dan regulasi lainnya sebagai
acuan, serta mulai mengedepankan konsep green construction atau
pembangunan yang berwawasan lingkungan. Dalam mendesain bangunan
hendaknya mulai memperhatikan efisiensi energy seperti memperbanyak
jendela atau meninggikan langit langit supaya mendapat pencahayan alami dan
mendinginkan

ruangan,

kemudian

saat

pembangunan

proyek,

untuk

penggunaan air menggunakan air hujan yang telah ditampung, dan bila perlu
menggunakan pembangkit listrik alami (seperti: tenaga surya, turbin angin dan
lainnya), pemilihan lampu yang hemat energy, dan upaya lainnya. Selain
memperlambat pemanasan global, berbagai keuntungan lain akan kita dapatkan
adalah mengurangi biaya energy dan operasional bangunan dan lainnya.
2. KAJIAN TENTANG PEJABAT YANG MERANGKAP PENGUSAHA
2.1 PENGERTIAN PEJABAT
Pejabat terbagi atas pejabat Negara dan pejabat pemerintah. Pejabat negara
adalah pejabat yang lingkungan kerjanya berada pada lembaga negara. Contoh
pejabat Negara adalah anggota DPR, Presiden, Hakim dan PNS. Pejabat
pemerintahan adalah pejabat yang lingkungan kerjanya berada pada lembaga
yang menjalankan fungsi administratif atau disebut sebagai pejabat administrasi
negara seperti menteri-menteri sebagai pembantu Presiden, beserta aparatur
pemerintahan lainnya di lingkungan eksekutif.
2.2 PENGERTIAN PENGUSAHA
Pengusaha adalah setiap orang atau persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan suatu jenis perusahaan. Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan
atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap
pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba.

2.3 PENGERTIAN RANGKAP JABATAN


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) rangkap jabatan adalah dua atau
lebih jabatan yg dipegang oleh seseorang dl pemerintahan atau organisasi,
seperti sekretaris jenderal dan kepala biro.
2.4 RANGKAP JABATAN MENURUT REGULASI

Peraturan pemerintah No 29 tahun 1997 dan PP N0 47 tahun 2005


tentang PNS yang menduduki jabatan rangkap. Disebutkan dalam Pasal
2 ayat 1.1 bahwa PNS dilarang menduduki jabatan rangkap.

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 dan PP Nomor 53 Tahun


2010 tentang Peraturan Disiplin PNS. Dalam Pasal 3 ayat 2.1 disebutkan
Setiap PNS dilarang:
menyalahgunakan wewenangnya; melakukan kegiatan bersama dengan
atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di
luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,
golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara; ; melakukan kegiatan usaha dagang baik secara
resmi, maupun sambilan, menjadi direksi, pimpinan atau komisaris
perusahaan swasta bagi yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a
ke atas atau yang memangku jabatan eselon I; bertindak selaku
perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk mendapatkan
pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi Pemerintah; memiliki
saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam
ruang lingkup kekuasaannya;

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara


sudah diundangkan pada 9 November 2008. Pada Pasal 23
menyebutkan : Menteri dilarang merangkap jabatan sebagai: a. pejabat
negara lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; b.
komisaris atau direksi pada perusahaan negara atau perusahaan swasta;
c. pimpinan organisasi yang dibiayai dari APBN dan/atau APBD.
Selanjutnya, Pasal 24 Ayat 2 menyebutkan, Menteri diberhentikan dari
jabatannya oleh Presiden karena: d. melanggar ketentuan larangan
rangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23.

2.5 HUKUMAN BAGI PELANGGAR RANGKAP JABATAN


Hukuman tersebut meliputi jenis hukuman disiplin ringan sedang dan berat.
Hukuman disiplin ringan terdiri dari: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan c.
pernyataan tidak puas secara tertulis. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari:
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun; b. penundaan
kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan c. penurunan pangkat setingkat
lebih rendah selama 1 (satu) tahun. Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari: a.
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;

b.

pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; c.


pembebasan dari jabatan; d. pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS; dan e. pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS.
2.6 KESIMPULAN
Saya dapat menarik kesimpulan bahwa rangkap jabatan pejabat sekaligus
pengusaha tidak diperbolehkan mengingat telah terjantum dalam regulasiregulasi diatas, namun untuk Dewan Perwakilan Rakyat belum ada payung
hukum yang jelas apakah rangkap jabatan seperti itu diperbolehkan. Rangkap
jabatan dengan profesionalisme kerja menurut saya bertolak belakang. Kita tahu
bahwa seseorang bisa disebut professional, bila pekerjaan tersebut dilakukan
dengan sepenuh hati, menjadi pekerjaan utama, dan mencurahkan seluruh
waktunya pada pekerjaan tersebut. Namun bila ada pejabat yang merangkap
pengusaha, bisa kita bayangkan bahwa kinerjanya akan menurun dikarenakan
fokusnya yang terbagi antara 2 pekerjaan, belum lagi kerjanya dapat
dipengaruhi oleh kepentingan jabatan yang di sandangnya. Rangkap jabatan bila
disinggung dengan etika, akan berbeda tergantung pemikiran dan kepentingan
masing masing, etis atau tidaknya, sehingga pemerintah perlu adanya
pembahasan khusus mengenai etika tentang rangkap jabatan secara lebih jelas.

Anda mungkin juga menyukai