normal, jumlah debris trofoblas masih dalam batas wajar, sehingga reaksi
inflamasi juga masih dalam batas normal. Hal tersebut berbeda dengan proses
apoptosis pada preeklampsia, dimana terjadi peningkatan stress oksidatif
produksi debris apoptosis dan nekrotik trofoblas.Sehingga menjadi bebas reaksi
inflamasi dalam darah ibu sampai menimbulkangejala-gejala preeklampsia padai
ibu.
Teori ini berdasarkan bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi
darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Berbeda dengan
proses apoptosis pada pre eklamsia, dimana pada pre eklamsia terjadi peningkatan
stres oksidatif sehingga produksi debris trofoblas dan nekrorik trofoblas juga
meningkat. Keadaan ini mengakibatkan respon inflamasi yang besar juga. Respon
inflamasi akan mengaktifasi sel endotel dan sel makrofag/granulosit yang lebih
besar pula, sehingga terjadi reaksi inflamasi menimbulkan gejala gejala
preeklamsia pada ibu.
Corwin & Elizabeth, J 2009, Buku saku patofisiologi, edk 3, Nike
Budhi, EGC, Jakarta