Bangunan Tahan Gempa
Bangunan Tahan Gempa
Bandung,
November 2007
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Konsep Dasar Bangunan Tahan Gempa
Pemilihan Lokasi Bangunan Yang Baik
Denah Bangunan Tahan Gempa
Bahan Bangunan Yang Berkualitas
Elemen Bangunan Tahan Gempa
Konstruksi Bangunan Tahan Gempa
Konstruksi Bangunan Beton
Pemasangan Bowplank
Pemasangan Pondasi Batu Kali
Pembuatan Kolom
Pembuatan Balok
Sambungan Balok Kolom
Pembengkokan Tulangan
Membuat Campuran beton
Pasangan Bata (Dinding)
Pemasangan dinding ampig
Rangka Atap
Penutup Atap
Konstruksi Bangunan Kayu
Bangunan Rangka Kayu
Jenis Sambungan Kayu
Konstruksi Ring Balok dari Bahan Kayu
Konstruksi Kuda- Kuda Atap
Ukuran seragam
Memenuhi syarat-syarat yang berlaku
Tidak karatan
Lurus
Diameter sesuai gambar
Balok
pondasi
Pembuatan Kolom
Kolom berfungsi sebagai pemikul beban dan menyalurkan beban ke
pondasi. Kolom bangunan sederhana tahan gempa minmal harus
memenuhi persyaratan berikut:
Ukuran kolom minimal 12 x 12 cm.
Tebal selimut beton 2.5 cm.
Diamater minimum tulangan utama yang digunakan adalah 12 mm.
Jarak sengkang pada daerah tumpuan lebih rapat dari pada sengkang
pada daerah tengah bentang (jarak < 15 cm).
Tulangan Utama pada kolom harus dibengkokkan ke arah pondasi
dan balok sepanjang 40D guna memenuhi panjang penyaluran untuk
bangunan tahan gempa.
Untuk meningkatkan kesatuan elemen dan mencegah agar dinding
tidak lepas saat terjadi gempa maka angkur harus dipasang dari
kolom ke dinding.
Kolom harus diangkurkan pada pondasi.
Sengkang harus memiliki seismic hook (bengkokan) sepanjang 6D
(baca pembengkokan tulangan) dan diameter tulangan sengkang
minimal yang digunakan adalah 8 mm.
Kolom harus dilot dengan bantuan benang dan besi pemberat
Kolom dicor sebagai satu kesatuan dengan balok sloof dan balok
beton.
Sambungan balok kolom harus menerus (tidak boleh putus tepat di
daerah yang disambung) dan memperhatikan panjang penyaluran
yang cukup.
Panjang penyaluran dan panjang penyambungan tulangan yang
cukup adalah 40D.
Sengkang yang dilengkapi dengan seismic hook dipasang lebih rapat
di daerah sambungan.
Tulangan utama balok sebaiknya lurus, tidak dibengkokkan ke
dalam kolom.
Tulangan utama kolom sebaiknya lurus, tidak dibengkokkan untuk
jalur pipa
Pembengkokan Tulangan
Syarat pembengkokan tulangan adalah sebagai berikut:
Hitung panjang besi sengkang yang dibutuhkan beserta seismic
hook (bengkokan).
Bengkokkan tulangan dengan alat yang memadai sebelum dirakit
jadi kolom, balok, dan sengkang.
Celah pembengkok ukurannya sesuai dengan besi yang akan
dibengkokkan.
Besi pembengkok panjangnya minimum 60 cm.
Jangan melakukan pembengkokan setelah tulangan dirakit.
Tekukan besi sengkang haruslah 90 derajat untuk kolom persegi.
Panjang tekukan seismic hook (bengkokan) adalah sebesar 6D.
Seismic hook
Gambar 28 Pemasangan Besi Sengkang
Rangka Atap
Rangka atap atau kuda-kuda atap harus diikat pada rangka struktur
yaitu balok dan kolom.
Sambungan harus kuat dengan cara diberi baut dan pelat pengikat.
Diameter baut dan jangkar yang digunakan minimal 12 mm.
Atap yang digunakan hendaknya dari bahan yang ringan.
Penutup Atap
Gunakan material atap yang ringan.
Atap harus dipasang dengan kuat.
Gunakan sekrup atau paku untuk menyambung material atap.
Pada umumnya ada dua struktur kayu yang sering dipakai oleh para
teknisi lapangan, yaitu: Kuda- kuda dan ring balok. Pada Modul ini akan
dibahas detail pengerjaan teknis kedua struktur tersebut.
Konstruksi Ring Balok dari Bahan Kayu
Fungsi Ring Balok sangatlah penting untuk menahan gaya gempa yang
bekerja pada bangunan. Ring Balok ini akan mengunci erat dinding,
sehingga dinding kuat terhadap gaya lateral, oleh sebab itu hubungan
antara dinding dan ring balok haruslah kuat dan dibuat menerus. Ring
Balok ini juga nantinya bisa menjadi dudukan bagi kuda- kuda atap.
REFERENSI
1. Boen, Teddy, Tata Cara Pembangunan Rumah Sederhana Tahan
Gempa
2. Minke, Gernot, Construction Manual for Earthquake Resistant
Houses Built With Earth
3. Blondet, Marcial; Garcia M., Gladys Villa; Brzev,Svetlana.
Earthquake Resistant Construction of Adobe Building: A Tutotial
4. NN, Perencanaan Bangunan Sederhana Tahan Gempa Modul C_4
5. KPP Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung, Program
Kesiapan Sekolah Terhadap Bahaya Gempa Buku 1,2,dan 3, 2003
6. Departemen Pemukiman dan Prasaran Wilayah, Tata Cara
Pembangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa.
7. Bahan Presentasi Dr.Dyah Kusumatuti
8. Bahan Presentasi Dr. Khrisna S. Pribadi
9. Website: www.bmg.gov