Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia hampir selalu menelan


korban jiwa. Namun dapat dipastikan bahwa korban jiwa tersebut bukan
diakibatkan secara langsung oleh gempa, tetapi diakibatkan oleh
keruntuhan bangunan pada saat terjadi gempa. Runtuhnya bangunan
saat terjadi gempa akan menimpa orang yang berada didalamnya
sehingga dapat menimbulkan luka-luka bahkan kematian.
Korban jiwa tersebut dapat diminimalkan dengan membuat suatu
bangunan yang tahan gempa. Yang dimaksud dengan bangunan tahan
gempa disini adalah bangunan yang tidak mengalami kerusakan pada
saat terjadi gempa ringan, mengalami kerusakan non struktural yang
dapat diperbaiki pada saat terjadi gempa sedang, dan tidak runtuh tetapi
hanya mengalami kerusakan struktural dan non struktural pada saat
terjadi gempa kuat. Dengan tidak adanya keruntuhan ini maka
diharapkan korban dapat lebih diminimalkan akibat gempa yang terjadi.
Berangkat dari tujuan diatas maka disusunlah Modul Konstruksi
Bangunan Sederhana Tahan Gempa. Modul ini diharapkan akan
bermanfaat bagi masyarakat masyarakat. Buku ini memuat petunjuk
dasar perencanaan dan konstruksi bangunan tahan gempa yang
diharapkan bermanfaat bagi semua kalangan.

Bandung,

November 2007

Tim Penulis

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Konsep Dasar Bangunan Tahan Gempa
Pemilihan Lokasi Bangunan Yang Baik
Denah Bangunan Tahan Gempa
Bahan Bangunan Yang Berkualitas
Elemen Bangunan Tahan Gempa
Konstruksi Bangunan Tahan Gempa
Konstruksi Bangunan Beton
Pemasangan Bowplank
Pemasangan Pondasi Batu Kali
Pembuatan Kolom
Pembuatan Balok
Sambungan Balok Kolom
Pembengkokan Tulangan
Membuat Campuran beton
Pasangan Bata (Dinding)
Pemasangan dinding ampig
Rangka Atap
Penutup Atap
Konstruksi Bangunan Kayu
Bangunan Rangka Kayu
Jenis Sambungan Kayu
Konstruksi Ring Balok dari Bahan Kayu
Konstruksi Kuda- Kuda Atap

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

PERENCANAAN DAN KONSTRUKSI BANGUNAN


SEDERHANA TAHAN GEMPA

KONSEP DASAR BANGUNAN TAHAN GEMPA


Bangunan yang didesain tahan gempa pada prinsipnya harus menjamin
keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan. Untuk menghasilkan
bangunan yang berkualitas harus didukung oleh penggunaan material
yang bermutu dan tenaga kerja yang terampil. Hasil akhir yang
diharapkan dari bangunan tahan gempa ini adalah tercapainya kinerja
bangunan, yaitu:
Bangunan tidak mengalami kerusakan pada elemen struktural
maupun non-struktural saat terjadi gempa ringan.
Pada saat terjadi gempa sedang, bangunan boleh mengalami
kerusakan yang dapat diperbaiki pada elemen non-struktural,
sedangkan elemen struktural tidak boleh mengalami kerusakan.
Pada saat terjadi gempa kuat, bangunan boleh mengalami kerusakan
pada elemen struktural dan non-struktural, tetapi bangunan tidak
boleh runtuh.
Adapun elemen struktural tersebut berupa : kolom, balok, kuda- kuda,
sambungan, dan elemen non struktural berupa: dinding bata biasa, atap,
jendela, pintu, ventilasi, dll.

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Untuk memenuhi kinerja bangunan yang diharapkan, maka harus


dipenuhi persyaratan bangunan tahan gempa sebagai berikut:
Bangunan harus terletak di atas tanah yang stabil.
Denah bangunan rumah sebaiknya sederhana dan simetris.
Kualitas material dan campuran beton serta spesi/mortar harus
memadai.
Sloof diangkur ke pondasi.
Adanya balok ring yang diikat kaku dengan kolom.
Setiap luasan dinding 10 m2 harus dipasang kolom praktis.
Dinding pasangan bata/batako dipasang angkur setiap jarak vertikal
30 cm yang dijangkarkan ke kolom.
Seluruh kerangka bangunan harus terikat secara kokoh dan kaku.
Rangka kuda-kuda, pada titik sambungan kayu diberi baut dan plat
pengikat.
Usahakan atap terbuat dari material yang ringan
Pelaksanaan konstruksi harus baik.

Gambar 1 Persyaratan Bangunan Tahan Gempa

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

PEMILIHAN LOKASI BANGUNAN YANG BAIK


Dalam mendirikan bangunan tahan gempa harus diperhatikan lokasi
tempat berdirinya bangunan. Hindari lokasi pembangunan di tanah
lereng dan pinggir pantai dan juga hindari tanah berpasir lebih dari 1
meter untuk menghindari bangunan terangkat ke atas.

Gambar 2. Pemilihan Lokasi Mendirikan Bangunan

Dalam kasus, bangunan harus didirikan dilahan yang miring, beberapa


kriteria dibawah ini harus dipenuhi:
1. Jangan mendirikan rumah memotong tanah yang miring

Gambar 3 Kriteria Bangunan di Lahan Miring (1)

2. Jangan mendirikan rumah diatas tanah yang miring

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 4 Kriteria Bangunan di Lahan Miring (2)

3. Jangan mendirikan tanah diujung lereng yang curam

Gambar 5 Kriteria Bangunan di Lahan Miring (3)

4. Jangan mendirikan rumah dibawah lereng yang curam

Gambar 6 Kriteria Bangunan di Lahan Miring (4)

5. Sebuah platform harus disediakan untuk menahan longsoran


tanah , dan rumah tersebut harus terletak di jarak yang cukup
aman jika mendirikan didekat lereng.

Gambar 7 Kriteria Bangunan di Lahan Miring (5)

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

DENAH BANGUNAN TAHAN GEMPA


Bangunan tahan gempa harus memiliki bentuk denah yang sederhana
agar memiliki respon yang baik terhadap gaya gempa. Secara umum
persyaratan geometri bangunan tahan gempa adalah sebagai berikut:
Denah bangunan sederhana dan simetris
Tidak memiliki terlalu banyak bukaan
Denah ruangan yang simetri meliputi penempatan dinding dan
kolom, serta bukaan vertikal seperti pintu dan jendela
Bidang-bidang dinding sebaiknya membentuk kotak-kotak tertutup
Gunakanlah atap yang ringan

Gambar 8. Bangunan Simetri (a) dan Bangunan Tidak Simetri (b)

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 9. Contoh Denah Bangunan

Untuk mengkonstruksi dinding yang tahan terhadap gempa, beberapa


penelitian empiris merekomendasikan:
1. Tinggi dinding tidak boleh melebihi 8 kali tebal dinding didasar
bangunan atau melebihi 3.5 meter (pilih terkecil)
2. Setiap luasan dinding 10 m2 harus dipasang kolom praktis.
3. Lebar bukaan pada dinding tidak boleh melebihi 1/3 lebar
dinding atau 1.2 meter (pilih terkecil)
4. sediakan dinding bata minimum lebar 1.2 m diantara bukaan
pada dinding

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 10 Kriteria Bukaan pada dinding

BAHAN BANGUNAN YANG BERKUALITAS


Secara umum material yang digunakan dalam mendirikan suatu
bangunan adalah:
1. Semen
2. Pasir (agregat halus)
3. Kerikil (agregat kasar)
4. Air dan admixture
5. Kapur
6. Batu kali/belah
7. Batu bata, batako, conblock
8. Baja tulangan
9. Kayu
Syarat material yang digunakan adalah sebagai berikut:
Pasir
Berasal dari sungai/darat
Bebas dari tanah/lumpur
Bebas dari bahan organik
Kerikil
Berasal dari sungai/darat
Bebas dari tanah/lumpur
Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Bebas dari bahan organik seperti daun,kayu,dan lain-lain


Diameter 1-2 cm
Semen
Portland semen
Tidak mengeras
Kering
Biasanya dengan kemasan 40/50 kg
Tidak tercampur bahan material lain
Warna seragam
Air
Bersih
Tidak berwarna dan tidak berbau
Tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali atau bahan lain
yang dapat merusak beton
Dapat diminum
Batu Bata
Dibakar sempurna
Rata/tidak melengkung
Tidak mudah pecah atau retak
Ukuran seragam
Sudut-sudutnya tidak gompal/rusak
Ukuran minimum 20x10x5 cm
Batako,Conblock
Sebaiknya terbuat dari adukan beton
Sudut-sudutnya tidak gompal/rusak
Tidak retak-retak
Kayu
Kering
Lurus
Tidak banyak mata kayu
Dianti rayap
Batu Belah
ukuran seseragam mungkin
Permukaan kasar/tidak halus
Besi Tulangan

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Ukuran seragam
Memenuhi syarat-syarat yang berlaku
Tidak karatan
Lurus
Diameter sesuai gambar

ELEMEN BANGUNAN TAHAN GEMPA


Pada dasarnya bangunan tahan gempa terdiri atas beberapa elemen
penting yang membentuk suatu kesatuan. Elemen-elemen penting yang
bekerja sama membentuk suatu kesatuan untuk memikul beban gempa
tersebut adalah:
Elemen tegak (vertikal), berfungsi menyalurkan berat bangunan ke
pondasi dan menahan beban luar. Contoh: kolom, dinding, dan
pengaku/ bresing.
Elemen datar (horisontal), berfungsi mengikat elemen tegak dan
menyalurkan beban ke elemen tegak. Contoh: balok dan diafragma
(lantai dan atap).
Sistem pondasi, berfungsi mengikat dinding dan menyalurkan berat
bangunan ke tanah dasar.
Sambungan, berfungsi mengikat elemen bangunan menjadi satu
kesatuan. Contoh: sambungan balok kolom, angkur, sambungan
paku, dll.

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 11. Elemen Bangunan Tahan Gempa

KONSTRUKSI BANGUNAN TAHAN GEMPA


Desain yang baik harus disertai proses konstruksi yang sesuai dengan
standar/peraturan yang ada. Proses konstruksi menentukan kualitas dan
kinerja bangunan, oleh karena itu sedapat mungkin menggunakan
teknologi lokal, menggunakan tenaga pelaksana yang terlatih dan
memerlukan pengawasan intensif selama proses konstruksi untuk
menjamin kualitas bangunan. Berikut adalah beberapa tahapan
konstruksi yang umum dilaksanakan:

KONSTRUKSI BANGUNAN BETON


Pemasangan Bowplank/Panduan Panel Bangunan
Pemasangan bowplank harus memenuhi persayaratan berikut:
Permukaan bowplank harus rata
Pertemuan bowplank harus tegak lurus
Bowplank dipasang dengan rapi agar pertemuan panel bangunan
juga rapi.
Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 12. Pemasangan Bowplank

Pemasangan Fondasi Batu Kali


Pemasangan pondasi batu kali harus memenuhi persayaratan agar dapat
bekerja secara maksimal dan sesuai dengan persayaratan bangunan
sederhana tahan gempa. Persyaratan pemasangan pondasi batu kali
adalah sebagai berikut:
Dimensi galian tanah untuk pondasi minimal adalah 80 cm x 80 cm.
Diperlukan lantai kerja jika tanah dasar pondasi becek atau lunak.
Untuk meningkatkan ikatan pasangan batu, maka susunan batu kali
diusahakan tidak segaris.
Digunakan mortar sebagai pengikat pasangan batu agar ikatan
pasangan batu benar-benar baik.
Pasang angkur dari pondasi ke balok dan dari pondasi ke kolom
untuk menciptakan kesatuan antar elemen.
Jika beban yang bekerja cukup besar dan daya dukung tanah kurang
maka bisa ditambahkan pondasi telapak atau pondasi setempat.
Fondasi sebaiknya dibuat menerus, apabila digunakan fondasi
setempat, harus ada balok fondasi yang menghubungkan antar
fondasi

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 13. Pasangan Batu Kali

Gambar 14 Terdapat Pengangkuran pada Sistem Fondasi yang Baik

Sebelum Pengecoran dilakukan, siapkan tulangan dan cetakan


(bekisting) sesuai gambar di bawah ini.

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 15 Pengecoran Fondasi

Setelah balok Fondasi selesai dicor, harus dilakukan curing berupa


penyiraman air (bisa juga dengan mentupi dengan karung goni basah)
pada saat beton sudah mengeras. Curing ini berlaku tidak hanya untuk
balok Fondasi, tetapi untuk setiap pengerjaan yang melibatkan beton,
misalnya kolom, balok, lantai, dan sebagainya.

Balok
pondasi

Gambar 16 Curing Beton


Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Pembuatan Kolom
Kolom berfungsi sebagai pemikul beban dan menyalurkan beban ke
pondasi. Kolom bangunan sederhana tahan gempa minmal harus
memenuhi persyaratan berikut:
Ukuran kolom minimal 12 x 12 cm.
Tebal selimut beton 2.5 cm.
Diamater minimum tulangan utama yang digunakan adalah 12 mm.
Jarak sengkang pada daerah tumpuan lebih rapat dari pada sengkang
pada daerah tengah bentang (jarak < 15 cm).
Tulangan Utama pada kolom harus dibengkokkan ke arah pondasi
dan balok sepanjang 40D guna memenuhi panjang penyaluran untuk
bangunan tahan gempa.
Untuk meningkatkan kesatuan elemen dan mencegah agar dinding
tidak lepas saat terjadi gempa maka angkur harus dipasang dari
kolom ke dinding.
Kolom harus diangkurkan pada pondasi.
Sengkang harus memiliki seismic hook (bengkokan) sepanjang 6D
(baca pembengkokan tulangan) dan diameter tulangan sengkang
minimal yang digunakan adalah 8 mm.
Kolom harus dilot dengan bantuan benang dan besi pemberat

Gambar 17. Pembuatan Kolom dan Lot kolom

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 18 Detail Penulangan Kolom ke Balok

Gambar 19. Detail Penulangan Sengkang Dengan Seismic Hook

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Pengecoran kolom dapat dilakukan dengan 2 cara:


1. Pengecoran kolom bersamaan dengan pemasangan dinding bata

Gambar 20 Pengecoran Kolom Bersamaan dengan Pemasangan Bata


Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

2. Pengecoran kolom bertahap sebelum dinding bata terpasang

Gambar 21 Pengecoran Kolom sebelum Pemasangan Bata


Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Pembuatan Balok (panjang penyaluran dari momen + dan negatif)


Balok adalah salah satu elemen struktural yang berfungsi memikul
beban horizontal yang salah satunya diakibatkan oleh gaya gempa.
Balok terdiri atas dua jenis yaitu balok sloof yang terdapat dibagian atas
pondasi dan ring balok yang terdapat di bagian atas kolom. Konstruksi
balok harus memenuhi persayaratan berikut:
Ukuran minimal balok 15 x 20 cm.
Tulangan utama balok minimal adalah 4D10.
Sengkang minimal adalah diameter 8 mm.
Sengkang harus memiliki seismic hook (kait)
Panjang penyambungan tulangan atau panjang kait tulangan balok
ke kolom adalah 40D.

Gambar 22. Posisi Sambungan Tulangan Balok

Gambar 23 Detail Penulangan di Sambungan antar Balok

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 24 Detail Pengecoran Balok

Sambungan Balok Kolom


Sambungan adalah elemen yang sangat penting dalam desain dan
konstruksi bangunan tahan gempa. Kegagalan atau keutuhan bangunan
pasca gempa ditentukan oleh kualitas sambungan. Agar bangunan
memiliki performa yang baik saat menerima beban gempa, maka harus
dipenuhi beberapa syarat sambungan balok dengan kolom berikut:

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Kolom dicor sebagai satu kesatuan dengan balok sloof dan balok
beton.
Sambungan balok kolom harus menerus (tidak boleh putus tepat di
daerah yang disambung) dan memperhatikan panjang penyaluran
yang cukup.
Panjang penyaluran dan panjang penyambungan tulangan yang
cukup adalah 40D.
Sengkang yang dilengkapi dengan seismic hook dipasang lebih rapat
di daerah sambungan.
Tulangan utama balok sebaiknya lurus, tidak dibengkokkan ke
dalam kolom.
Tulangan utama kolom sebaiknya lurus, tidak dibengkokkan untuk
jalur pipa

Gambar 25. Detail Sambungan Balok Kolom

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 26. Detail Sambungan Bolok Pondasi dan Kolom

Pembengkokan Tulangan
Syarat pembengkokan tulangan adalah sebagai berikut:
Hitung panjang besi sengkang yang dibutuhkan beserta seismic
hook (bengkokan).
Bengkokkan tulangan dengan alat yang memadai sebelum dirakit
jadi kolom, balok, dan sengkang.
Celah pembengkok ukurannya sesuai dengan besi yang akan
dibengkokkan.
Besi pembengkok panjangnya minimum 60 cm.
Jangan melakukan pembengkokan setelah tulangan dirakit.
Tekukan besi sengkang haruslah 90 derajat untuk kolom persegi.
Panjang tekukan seismic hook (bengkokan) adalah sebesar 6D.

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 27. Cara Pembengkokan Tulangan

Seismic hook
Gambar 28 Pemasangan Besi Sengkang

Gambar 29. Panjang Pembengkokan Besi Tulangan

Membuat Campuran beton


Cara pembuatan campuran beton yang baik adalah sebagai berikut:
Tuangkan kerikil di area yang bersih serta bebas bahan kimia dan
organik kemudian diratakan.
Tuangkan pasir dan aduk sampai merata.
Tuangkan semen kemudian aduk hingga tercampur rata.
Setelah ketiga campuran diaduk merata kemudian dibuat cekungan
dibagian tengah untuk dicampur dengan air.
Tambahkan air dan diaduk sampai rata.
Tes kekentalan dengan menaruh adonan beton ditangan.

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 30. Membuat Campuran Beton

Pasangan Bata (Dinding)


Fungsi pasangan bata/dinding adalah:
Memberikan tahanan terhadap gaya gempa.
Membatasi deformasi bangunan sehingga struktur tidak runtuh.
Mentransfer gaya gempa ke pondasi.
Syarat pemasangan dinding:
Dinding harus dilot dengan benang dan besi pemberat agar dinding
dan kolom benar-benar tegak lurus
Pertemuan dinding harus siku.
Dinding bata diangkurkan ke kolom setiap jarak 30 cm
Bata/batako dipasang selang-seling.
Spasi bata 8-15 mm.
Kualitas bata yang digunakan sama.
Bata harus dibasahi.
Pasang angkur/penjangkaran antara kusen pintu dan jendela dengan
dinding.
Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 31. Detail Pasangan Dinding

Gambar 32. Pengangkuran Pasangan Bata Ke Kolom

Pemasangan dinding ampig


Syarat pemasangan dinding ampig adalah sebagi berikut:
Tulangan utama yang digunakan memiliki diameter minimal 12
mm.
Diameter sengkang minimal adalah 8 mm.
Jarak sengkang < 15 cm.
Perhatikan panjang penyaluran tulangan yaitu 40 D.

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 33. Detail Dinding Ampig

Rangka Atap

Rangka atap atau kuda-kuda atap harus diikat pada rangka struktur
yaitu balok dan kolom.
Sambungan harus kuat dengan cara diberi baut dan pelat pengikat.
Diameter baut dan jangkar yang digunakan minimal 12 mm.
Atap yang digunakan hendaknya dari bahan yang ringan.

Gambar 34. Pengangkuran Kuda-Kuda Pada Balok

Gambar 35. Detail Pasangan Atap


Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Penutup Atap
Gunakan material atap yang ringan.
Atap harus dipasang dengan kuat.
Gunakan sekrup atau paku untuk menyambung material atap.

Gambar 36. Paku Penyambung Atap

KONSTRUKSI BANGUNAN KAYU


Elemen bangunan bangunan kayu pada prinsipnya sama saja dengan
elemen bangunan beton. Elemen bangunan terdiri atas elemen vertikal
dan horizontal. Agar bangunan dapat bekerja dengan baik, elemen yang
paling penting adalah sambungan. Secara umum bangunan rangka kayu
tahan gempa harus memenuhi persyaratan berikut:
Rangka dinding harus dilengkapi batang-batang diagonal.(lihat
gambar 37)
Balok pondasi diikat ke pondasi dengan baut jangkar. (lihat gambar
37 detail c)
Hubungan dan sambungan antar elemen harus kuat.(lihat gambar
37)
Terdapat pengaku untuk meningkatkan kekakuan bangunan karena
bangunan kayu cenderung lebih fleksibel dibanding bangunan
beton.
Atap diusahakan seringan mungkin.
Hubungan papan dengan rangka harus kuat.(lihat gambar 38)
Gunakan sambungan bibir miring berkait pada balok nok dan
gording.
Sambungan dilakukan sejarak 1/6 bentang dari tumpuan.

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Penempatan sambungan tidak boleh pada tumpuan atau di tengah


bentang.

Hubungan antar rangka harus kuat seperti pada gambar berikut:

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 37. Hubungan rangka dengan bangunan kayu

Gambar 38. Hubungan Dinding Dengan Rangka

Untuk pengerjaan dinding dengan batu bata, prinsipnya sama dengan


yang dibahas pada subbab sebelumnya. Papan pengaku dapat
ditambahkan di ujung dinding seperti pada gambar berikut

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 39. Detail Pengaku pada Dinding

Jenis Sambungan Kayu

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 40.Jenis Sambungan Kayu

Pada umumnya ada dua struktur kayu yang sering dipakai oleh para
teknisi lapangan, yaitu: Kuda- kuda dan ring balok. Pada Modul ini akan
dibahas detail pengerjaan teknis kedua struktur tersebut.
Konstruksi Ring Balok dari Bahan Kayu
Fungsi Ring Balok sangatlah penting untuk menahan gaya gempa yang
bekerja pada bangunan. Ring Balok ini akan mengunci erat dinding,
sehingga dinding kuat terhadap gaya lateral, oleh sebab itu hubungan
antara dinding dan ring balok haruslah kuat dan dibuat menerus. Ring
Balok ini juga nantinya bisa menjadi dudukan bagi kuda- kuda atap.

Gambar 41 Ring Balok harus dibuat menerus

Konstruksi ring balok dengan kayu dapat dilihat di gambar berikut.


Batang kayu harus dikaitkan pada dinding ( bagian pilaster/ kolom
praktis)
Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Gambar 42 Baut Pengikat Ring Balok dan Dinding

Untuk perkuatan pada sudut- sudut balok, dapat ditambahkan batang


miring seperti gambar berikut:

Gambar 43. Detail Pengaku pada Sudut

Konstruksi Kuda- Kuda Atap


Hal terpenting dalam pembuatan rangka kuda- kuda ini adalah setiap
sambungan antar batang dan sambungan antara kuda- kuda dengan
balok harus kuat.

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam


membangun konstruksi kuda- kuda atap:
1. Pilihlah bentuk sederhana untuk rangka kuda- kuda ini
2. Gunakan batang kayu minimal ukuran 8/12 untuk batangbatang utama. Berikut akan diberikan detail sambungan dan
penampang kayu (lihat gambar 44)
3. Berikan pengikat antar kuda dengan batang 6/12 (lihat gambar
44)
4. Ikatkan kuda- kuda pada ring balok (lihat gambar 44)

Gambar 44 Detail Konstruksi kuda- kuda kayu

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

REFERENSI
1. Boen, Teddy, Tata Cara Pembangunan Rumah Sederhana Tahan
Gempa
2. Minke, Gernot, Construction Manual for Earthquake Resistant
Houses Built With Earth
3. Blondet, Marcial; Garcia M., Gladys Villa; Brzev,Svetlana.
Earthquake Resistant Construction of Adobe Building: A Tutotial
4. NN, Perencanaan Bangunan Sederhana Tahan Gempa Modul C_4
5. KPP Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung, Program
Kesiapan Sekolah Terhadap Bahaya Gempa Buku 1,2,dan 3, 2003
6. Departemen Pemukiman dan Prasaran Wilayah, Tata Cara
Pembangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa.
7. Bahan Presentasi Dr.Dyah Kusumatuti
8. Bahan Presentasi Dr. Khrisna S. Pribadi
9. Website: www.bmg.gov

Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Sederhana Tahan Gempa

Anda mungkin juga menyukai