DAFTAR ISI . 2
LEMBAR GRUP PRAKTIKUM ... 3
TOPIK 1 : PENGENALAN ALAT AKUSTIK ECHOSOUNDER ... 4
TOPIK 2: PENGENALAN ALAT ADCP . 8
TOPIK 3: KECEPATAN SUARA DALAM AIR 12
TOPIK 4: PERHITUNGAN FREKWENSI DAN PANJANG GELOMBANG
BUNYI .15
TOPIK 5: PROFIL KECEPATAN BUNYI DI LAUT .17
TOPIK 6: KEHILANGAN DAYA BUNYI DI PERMUKAAN LAUT ...19
TOPIK 7: ABSORPSI GELOMBANG BUNYI DALAM LAUT 22
TOPIK 8: TARGET STRENGTH ..25
TOPIK 9: SONAR MAPPING .28
TOPIK 10: ECHOSOUNDER MAPPING ..34
TOPIK 11: SURVEI AKUSTIK ..37
TOPIK 12: PENGGUNAAN FREKWENSI BUNYI DAN LEBAR DETEKSI
DASAR SONAR 41
Grup : ..
Anggota :
Nama : . NIM:
2. Nama : . NIM:
3. Nama : . NIM:
4. Nama : . NIM:
5. Nama : . NIM:
6. Nama : . NIM:
1.
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
5. Seeting rangkaian alat echosounder dan lakukan ujucoba sounding dalam kolam
Pembahasan
1. Bagian utama echosounder dan fungsinya ?
2. Apa keistimewaan frekwensi yang digunakan?
3. Bagaimana prinsip pengukuran jarak pada echosounder?
4. Akurasinya?
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
berdasarkan
pengukuran
pergerakan
pertikel
(Material
Padatan
Hasil Pengamatan
1.
2.
3.
4.
5.
Pembahasan
1. Bagian utama ADCP dan fungsinya ?
2. Apa keistimewaan frekwenti yang digunakan?
3. Bagaimana prinsip pengukuran kecepatan arus pada ADCP?
4. Akurasinya?
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
10
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
11
3. MacKenzie (1981) :
T=300
T=350
b. T=250
T=250
T=250
c. T=250
T=250
T=250
Hasil Pengamatan
1. Peran perubahan suhu, salinitas dan kedalaman terhadap kecepatan suara bawah
air ..
2. Mana variabel yang pengaruhnya paling besar dan mana yang paling kecil
3. Formulasi mana yang hasilnya terbesar dan yang terkecil
Pembahasan
1. Mengapa terjadi perbedaan nilai hasil perhitungan dari ketiga formulasi
kecepatan bunyi di atas, suku mana yang membedakan?
Simpulan dan Saran
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
13
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
sin
sin
(kx). Parameter x menyatakan jarak dalam sumbu x dan parameter k adalah bilangan
gelombang. Panjang gelombang dalam satu periode fungsi sinus dinyatakan : =
(2)/k.
Perubahan tekanan terhadap fungsi ruang dan waktu dinyatakan :
sin (kx-
t). Hal ini juga menunjukkan kecepatan perubahan tekanan, yang dirumuskan : c =
/k.
didapatkan : c = f.
Parameter c disini tidak lain adalah menyatakan kecepatan rambat gelombang suara.
Tujuan
Menghitung panjang gelombang bunyi dalam laut berdasarkan nilai kecepatan
gelombang suara (c) yang merupakan fungsi dari temperatur, salinitas dan kedalaman.
Prosedur Kerja
a. Bahan
1. Alat tulis
14
2. Lembar kerja
b. Cara Kerja
1. Sebuah alat akustik memancarkan gelombang suara pada frekuensi : 10 kHz.
Tentukan variasi panjang gelombang suara () berdasarkan nilai kecepatan suara (c)
pada topik 3.
2. Lakukan sama dengan nomor 1 untuk alat akustik yang memancarkan gelombang
suara pada frekuensi: 500 kHz.
Hasil Pengamatan
1. Variasi perubahan frekwensi dan panjang gelombang
2. Semakin besar kedalaman perairan bagaimana perubahan frekwensi dan
panjang gelombangnya
Pembahasan
1. Mengapa terjadi peruban panjang gelombang dengan adanya perubahan
kedalaman
Simpulan dan Saran
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
15
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
16
c. Cara Kerja
. Buat diagram T-S (temperature-salinity) terhadap kedalaman untuk daerah :
a. Teluk Persia
Depth (m)
0
25
50
75
100
125
150
175
200
Temperature (0)
35
30
27
26
25
24
23
22
21
Salinity (0/00)
39
38
37
36
35
33
31
29
27
Temperature (0)
35
34
32
30
29
28
27
26
25
Salinity (0/00)
39
38
37
36
35
34
33
32
31
b. Teluk Oman
Depth (m)
0
25
50
75
100
125
150
175
200
17
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
18
Teori Pengantar
Permukaan air laut tidak rata akibat adanya gelombang laut yang tinggi. Adanya
permukaan laut yang tidak rata menyebabkan gelombang bunyi yang ke arah
permukaan dipantulkan ke udara yang menyebabkan terjadinya kehilangan . Bila
permukaan halus, kehilangan daya rambat gelombang semakin kecil. Menurut [March,
1961] bila tinggi gelombang h, maka kehilangan daya akustik adalah:
dimana : S = dalam dB
f
= frekuensi (kHz)
Gambar 5. :
Tujuan
Menghitung dan mendiskripsikan kehilangan daya bunyi karena refleksi di permukaan
laut
.
Prosedur Kerja
19
a. Bahan
1. Alat tulis
2. Lembar kerja
c. Cara Kerja
1. Hitung kehilangan daya (attenuasi) bunyi pada permukaan laut pada variasi
tinggi gelombang dalam Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1
No
Frekwensi/f (kHz)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
Tinggi Gelombang/h
(feet)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tabel 2
No
Frekwensi/f(kHz)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
Tinggi Gelombang/h
(feet)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
Dimana :
Untuk T 200 C :
Untuk T 200 C:
Keterangan:
= koefisien absorpsi (satuan dB per meter)
f = frekuensi gelombang suara
T = temperatur (0 Celcius)
S = salinitas (o/oo)
D = kedalaman (m)
c = kecepatan gelombang suara (ms-1)
22
pH = derajat keasaman
Tujuan
Menentukan nilai koefisien absorpsi () air laut pada kondisi temperatur, salinitas dan
kedalaman yang berbeda.
.
Prosedur Kerja
a. Bahan
1. Alat tulis
2. Lembar kerja
c. Cara Kerja
1. Hitung nilai koefisien absorpsi () di Teluk Persia (modul 2 topik 3) bila diketahui
pH = 7.8 dan frekuensi gelombang suara yang dipancarkan 10 kHz.
2. Ulangi pengitungan nomor 1 untuk frekuensi : 50 kHz, 100 kHz, 500 kHz dan
1MHz.
3. Buatlah diagram yang menunjukkan hubungan antara frekuensi (f) dengan koefisisen
absorpsi ().
Hasil Pengamatan
1. Koefisien absorpsi bunyi pada variasi kedalaman
2. Koefisien absorpsi bunyi pada variasi frekwensi .
Pembahasan
1. Mengapa terjadi variasi koefisien absorpsi bunyi terhadap kedalaman?
2. Mengapa terjadi variasi koefisien absorpsi bunyi pada variasi frekwensi?
Simpulan dan Saran
23
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
24
target strength bisa digunakan untuk memperkirakan ukuran target ikan dan
kelimpahannya.
.
Ukuran target strength ikan di laut secara umum berkisar 20 - 60 dB, dan nilai 60
dB itu setara dengan target ikan kecil dengan ukuran panjang sekitar 4 cm, dan nilai
20 dB setara dengan target ikan dengan luas permukaan ikan 0,13 m (MacLennan dan
Simmonds, 1992), (luas permukaan ikan 0,13 m diperkirakan mempunyai ukuran
panjang ikan > 100 cm). Disebutkan juga dalam referensi tersebut hasil survei di
Samudra Pasifik dan Atlantik menunjukkan kisaran nilai TS 85,1-58,6 adalah berupa
ikan-ikan kecil dengan ukuran panjang
membagi kriteria ukuran target (ikan) dalam kaitannya dengan sebaran target strength
seperti ditampilkan dalam Tabel di bawah:
Sebaran Target strength (TS) (dB)
50-41
41-32
32-26
26-20
Tujuan
Mendeskripsikan ukuran ikan berdasarkan data target strength.
Prosedur Kerja
a. Bahan
1. Alat tulis
2. Lembar kerja
c. Cara Kerja
Berdasarkan hasil survei di Perairan Laut Jawa, diperoleh data target strength sebagai
berikut:
STRATA
KEDALAMAN
0-10 m
TS_MIN
TS_AVERAGE
TS_MAX
(-)36-40
(-)41-50
(-)51-79,27
-79.00
-70.67
-36.83
5%
20%
75%
25
11-20 m
21-30 m
31- 40 m
41-50 m
51-60 m
61-70 m
Demersal
-73.30
-71.76
-78.45
-78.74
-79.27
-77.11
-72.11
-67.75
-62.73
-60,58
-50,55
-40,55
-50,35
-62.92
-39.93
-32.79
-38.14
-37.68
-35.57
-34.03
-34.28
5%
7%
10%
20%
50%
25%
10%
25%
23%
25%
27%
30%
50%
25%
70%
70%
65%
53%
20%
25%
65%
Hasil Pengamatan
1. Proporsi ukuran ikan pada tiap strata kedalaman
2. Distribusi ukuran ikan secara vertikal
3. Buat diagram batang hubungan antara persentase target strength dengan
kedalaman ..
4. Kriteria ukuran target berdasarkan Pasaribu (1988) ..
Pembahasan
1. Bagaimana proporsi ukuran ikan secara horisontal, mengapa kondisi itu bisa
terjadi?
2. Bagaimana distribusi ukuran ikan secara vertikal, mengapa bisa terjadi?
26
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
yang tepat dalam penghitungan fish schooling dapat memberikan informasi penting
tentang distribusi dan kepadatan (densitas) ikan.
Untuk kumpulan ikan yang berada dekat permukaan, hasil yang lebih baik bisa
didapat dengan menggunakan teknik side-scan SONAR, yaitu transduser diarahkan ke
samping (horizontal) dan arah pancaran (beam) tegak lurus terhadap lintasan kapal
survey (ships track).
Dengan cara ini, daerah yang luas di samping kapal dapat diamati. Metode ini disebut
juga sebagai SONAR MAPPING
1. School Dimensions
Pertama adalah menentukan dimensi panjang dari fish school yang diamati. Fish
school yang dihitung adalah yang berada di dalam band observasi, yaitu antara R1 dan
R2.
Keterangan :
w = true width (lebar sebenarnya)
w = lebar yang tampak dalam echogram
c = kecepatan suara (dalam air)
T = durasi pulsa akustik
28
Keterangan :
A = luas yang diharapkan dari fish school
w = diameter rata-rata dari fish school
Bila diasumsikan bahwa setiap fish school berbentuk ellips maka luas dari setiap fish
school dirumuskan :
29
Keterangan :
Ni = jumlah fish school terkoreksi
Ni = jumlah fish school dari histogram (fish school yang terekam dalam echogram)
B = lebar band observasi
wi = lebar kelas (diameter) dalam histogram
3. Abundance estimation
Selain mengetahui ukuran (dimensi) dari fish school, Sonar mapping juga bisa
digunakan untuk mengestimasi kelimpahan dari target species. Bila total jarak yang
ditempuh kapal selama survey adalah D, maka proporsi fish school dalam seluruh area
survey dirumuskan :
Dan bila total luas seluruh area survey = As dan kepadatan dalam fish school =
(species/m3), maka jumlah total species diestimasi dengan persamaan :
Tujuan
Menentukan dimensi fish school dan mengestimasi kelimpahan fish school dengan
teknik side scan mapping
.
Prosedur Kerja
a. Bahan
1. Alat tulis
2. Lembar kerja
c. Cara Kerja
1. Menentukan true length dari fish school bila fish school diamati dalam selang waktu
20 detik pada jarak antara 250 m- 350 m. Kecepatan kapal adalah 10 knot (1knot =
0,513 m/s). Dan lebar beam transducer () adalah 40.
2. Diberikan data histogram sebagai berikut :
30
31
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
32
Side scan technique hanya memberikan hasil yang baik untuk survey pada lapisan yang
dekat dengan permukaan. Untuk kasus fish school terdistribusi lebih luas hingga
kedalaman cukup dalam, lebih dimungkinkan untuk menghitung fish school dengan
cara konvensional yaitu downward looking echosounder (echosounder yang diarahkan
ke bawah=vertical).
Dalam echosounder mapping, tampilan dalam echogram menunjukkan cross
section (penampang melintang) dari fish school.
Dan bila Hi adalah tinggi (height) dari school ke-i yang diukur dari echogram, dan L i
adalah panjang dari school ke-i, maka volume dari fish school yang diamati dirumuskan
:
Tujuan
Menentukan dimensi fish school dan mengestimasi kelimpahan fish school dengan
echosounder mapping
.
Prosedur Kerja
a. Bahan
33
1. Alat tulis
2. Lembar kerja
c. Cara Kerja
1. Diberikan data histogram berdasarkan survey dengan echosounder sebagai berikut :
Keterangan :
a. Jumlah yang diamati berdasarkan length class
b. Distribusi kumulatif berdasarkan length class
c. Jumlah estimasi berdasarkan diameter (height) class
2. Berdasarkan histogram tersebut, estimasikan Li dan Hi (panjang dan tinggi fish
school kelas ke-i).
3. Estimasikan volume dari seluruh fish school yang diamati.
4. Bila kepadatan fish school adalah 50 species/m 3, tentukan jumlah total species
dalam fish school yang diamati.
Hasil Pengamatan
34
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
Survey akustik dilakukan untuk mendapatkan data dari daerah kajian. Data yang umum
didapatkan berupa data kedalaman dasar, data sedimen dasar dan data fish school.
Selain itu diperlukan data pendukung yang dapat membantu dalam analisa data, berupa
data temperature, data salinitas, dan data posisi geografis (lintang-bujur).
Beberapa masalah praktis dalam survey akustik biasanya berkaitan dengan
keterbatasan instrument yang digunakan. Sehingga harus dipahami cara penggunaan
instrument dengan benar dan mengetahui factor-factor yang dapat mempengaruhi
kinerja instrument yang digunakan.
Hambatan lain dalam survey akustik adalah biasanya daerah yang harus
disurvey sangat luas, sedangkan kemampuan swapping instrument sangat sempit.
Sehingga untuk bisa meng-cover daerah yang sangat luas diperlukan waktu survey yang
sangat lama. Juga masalah statistic yang dapat timbul akibat error dan bias dari strategi
sampling yang dilakukan.
Tujuan survey akustik adalah untuk mendapatkan informasi yang sangat
bermanfaat. Sehingga harus di desain dengan tepat prosedur dan strategi sampling.
Dengan demikian akan didapatkan informasi yang lebih akurat dengan sumberdaya
yang terbatas.
Tujuan
Melakukan survei akustik dengan menggunakan echosounder untuk mendapatkan data
kedalaman dan sedimen dasar.
.
Prosedur Kerja
a. Alat dan Bahan
1. Echosounder (dilengkapi sumber daya)
2. Accu 2 volt 2 buah
3. Kapal
4. Tali dan bandul pengukur kedalaman/bambu
3. GPS dan kompas
4. Grab sampler
5. Thermometer
6. Aquadest dan tissue
36
7. Alat tulis
8. Lembar kerja
b. Cara Kerja
1. Survey dilakukan dengan cara tracking menggunakan kapal
2. Echosounder diset pada posisi yang tetap (fixed) di kapal, dan transducer dipasang di
badan kapal (ditempel) pada posisi tegak (horizontal) dan harus terikat kuat,atau
apabila tidak memungkinkan tranduser cukup di setting pada tongkat kayu.
3. Lintasan survey di desain parallel transect, dengan panjang lintasan sekitar 500
meter, dan jarak antara lintasan sekitar 30 meter
Pembahasan
1. Deskripsikan profil temperatur, kedalaman dan jenis sedimen di daerah
pengamatan
38
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
Grup : ......................................
Tgl. : ......................................
39
Teori Pengantar
Frekwensi didefinisikan sebagai banyaknya getaran (cycle wave) bunyi tiap detik.
Frekwensi berkaitan dengan panjang gelombang bunyi, dengan hubungan yang
berbanding terbalik, jadi semakin tinggi frekwensi maka panjang gelombang semakin
pendek. Sebaliknya semakin rendah frekwensi bunyi makan panjang gelombang bunyi
yang terbentuk akan semakin panjang. Hubungan ini diformulasikan sebagai berikut:
Tujuan
40
41
Grup: ......................................
Tgl: .........................................
Nilai Akhir:...............................................................................
Nama & Paraf Asisten: ............................................................
DAFTAR PUSTAKA
Publication USA.
43