Anda di halaman 1dari 8

SMA N 1 Salatiga

Tahun Ajaran 2008/2009


Disusun Oleh :
 Alb
ertus Ryan K.

( 04 )
 Ann
isa N.

( 08 )
 Cha
bibatul C.

( 11 )
 Ika
Arum M.

( 19 )
 Lea
nita Ika Ch.

( 24 )
 Mar
ia Tri A.

( 26 )
 Put
ri Septiana

( 30 )
 Rifk
i M.

( 34 )
 Win
di Putri W.

( 39 )

PENDAHULUAN

Adenium obesum di Indonesia dikenal dengan sebutan kamboja Jepang. Namun,


akhir-akhir ini nama yang lebih populer yaitu adenium. Tanaman ini memang cocok
ditanam di Indonesia karena iklim tropisnya. Kebanyakan masyarakat mengagumi
tanaman ini karena keindahan bunga dan sosoknya yang menyerupai tanaman bonsai.
Adenium mirip sekali dengan bonsai terutama pada bagian akarnya. Akar adenium
semakin tua akan semakin membesar sehingga menambah daya tarik tanamn ini, di
samping keindahan bunganya. Oleh karena itu, banyak adenium yang sengaja
ditempatkan di pot bonsai agar akar tanamn ini bisa terlihat dan penampilannya tampak
tua.
Akhir-akhir ini, adenium tidak hanya dijumpai dengan keindahan akarnya saja,
tetapi banyak silangan adenium yang menampilkan bunga dengan aneka bentuk dan
aneka warna. Bunga-bunga adenium tersebut tampil menawan sehingga diperlukan usaha
untuk merawat serta membungakan kembali. Perawatan adenium sebenarnya tidak sulit
karena tanaman ini sesuai dengan iklim di Indonesia, tetapi ketelatenanlah yang akan
menghasilkan tanaman prima.
Adenium, inilah primadona tanaman hias selain anggrek. Di Indonesia, adenium
lebih populer dengan julukan kamboja jepang. Namun, karena nama kamboja identik
dengan kamboja kuburan atau plumeria maka hobiis menyebut kamboja jepang sebagai
adenium. Hobiis menyukai adenium karena bunganya berwarna-warni dengan motif
beragam. Bunga adenium ada yang berwarna merah, merah muda, merah tua, putih, ungu
muda dan jingga.
Penampilan adenium kian semarak dengan ,munculnya jenis-jenis baru
dari Taiwan. Tak hanya warna bunga yang indah, mahkotanya juga dihiasi dengan corak
yang mempesona seperti anggrek. Motifnya pun beragam seperti setrip, bercak atau binti-
bintik sehingga semakin atraktif penampilannya.
Keindahan adenium tidak hanya pada bunga, tetapi bonggolnya pun menarik.
Bentuk bonggol unik dan cantik juga menjadi daya tarik adenium. Sosok yang kompak,
pendek, dan bercabang banyak menyerupai bonsai. Dengan kelebihan itu, tak heran jika
pamor mawar gurun itu semakin menanjak.

TANAMAN ADENIUM

Pada dasarnya , kegiatan menanam dan merawat adenium sama seperti tanaman
lainnya. Tiga kunci agar tanaman subur dan baik adalah mengetahui sifat-sifat tanaman
yang ditanaman, mempergunakan media tanaman yang sesuai, dan merawatnya.
Adenium sebenarnya merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dan sangat
mudah tumbuh sehinga tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, banyak juga orang
yang mengatakan tanaman inisangat sulit dipelihara karena banyak masalah yang timbul.
Masalah yang sering timbul yaitu sering busuk akar, tidak rajin berbunga,
pertumbuhannya yang lambat, dan akar yang tidak membesar. Sebenarnya masalah
tersebut tidak akan timbul jika mengetahui sifat-sifat tanaman ini.

A. Sifat Tanaman
Beberapa sifat adenium yang perlu diketahui yaitu :
⇒ Menyukai media tanam yang porus
⇒ Memerlukan sinar matahari langsung minimal 7 jam per hari,
⇒ Tidak memerlukan banyak air, serta
⇒ Sering dipangkas agar bentuk dan pertumbuhannya baik.
Di tempat teduhpun adenium dapat tumbuh, tetapi akan jarang berbunga daunnya
melebar, pertumbuhannyatidak sehat, dan bisa mengalami busuk akar.

B. Media Tanam
Media tanam sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Tanaman
adenium menyukai media tanam yang lembap, tetapi kering dan porus atau tidak
mengikat air tidak terlalu lama. Sebaiknya, media tanam yang dipergunakan bukan tanah
tersebut memiliki daya ikat air tinggi. Derajat keasaman (pH) media tanam yang cocok
untuk adenium antara 5,5-6,5.
Dengan mempertimbangkan sifat tanamannya, media tanam yang dapat
digunakan untuk adenium yaitu :
⇒ tanah bakar,
⇒ tanah arang,
⇒ serbuk sabut kelapa (coco peat),
⇒ sekam biasa (arang sekam),
⇒ pasir bangunan yang kasar,
⇒ pasir tanah merah, atau
⇒ pasir malang yang biasa digunakan sebagai media bonsai.

Media tanaman tersebut masih perlu dicampur dengan pupuk kandang atau
kompos. Pupuk kandang yang digunakan dapat berupa kotoran sapi, kotoran kambing,
atau kotoran kuda yang sudah jadi atau matang. Kombinasi beberapa media tanam di atas
dan ditambah pupuk kandang atau kompos juga dapat dipergunakan.

C. Pot
Pot yang digunakan untuk menanam adenium seperti pot pada umumnya yang
terbuat dari plastik, tanah liat, keramik, batu, dan sebagainya. Hanya saja, bila adenium
akan ditampilkan lebih menawan dapat menggunakan pot bonsai.
Ukuran pot sebaiknya agak besar agar ruang untuk perkembangan akar tidak
terganggu. Pot tersebut sebaiknya memiliki ruang atau jaraj sekitar 5 - 7 cm. Artinya,
jarak dari bonggol akar ke bibir pot 5 - 7 cm. Bila menggunakan pot bonsai, dipilih pot
yang tidak terlalu ceper. Bila pot yang digunakan pas dengan ukuran tanaman maka
repotting akan semakin sering dilakukan. Akibatnya, pertmbuhan tanaman akan
terganggu. Pot yang digunakan harus memiliki lubang pembuangan untuk mengairkan
kelebihan air.

D. Tahap-tahap Penanaman
Penanaman di sisni dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan tanamannya.
Untuk tanaman yang masih muda, sebaiknya ditanam ke dalam pot biasa ( bukan pot
bonsai ). Untuk tanaman dewasa yang subur, dapat ditanam de dalam pot bonsai.
Tanaman muda juga dapat ditanam ke dalam pot bonsai, tetapi kurang menarik karena
akarnya belum terlalu besar. Adapaun tanaman yang kurang sehat yang ditanam ke dalam
pot bonsai juga kurang baik karena sulit beradaptsi.
Bahan – bahan yang digunakan :
Langkah atau tahapan dalan menanam adenium sebagai berikut :
1. Siapkan pot yang akan digunakan.
2. Siapkan media tanam yang akan digunakan.
3. Siapakan pula tanaman yang akan ditanam dan bersihkan tanah yang menempel di
akarnya. Caranya, akar disiram atau disemprot dengan air.
4. Isi bagian dasar pot dengan serutan kayu, sstyofoam, atau potongan arang kira-
1
kira hingga /3 tinggi pot agar air dapat skeluar dari lubang pot dengan baik.
5. Masukkan campuran media tanam ke dalam pot hingga sekitar ½ tinggi pot.
6. Masukkan tanaman ke dalam pot dan atur letaknya. Setelah itu masukkan kembali
media tanam hingga hampir mendekati bibir pot.
7. Siramlah tanaman beserta tnahnya sampai jenuh dan air keluar dari lubang di
bawah pot.
8. Letakkan tanaman di tempat teduh selama 2 hari.

Hal yang penting dan harus diperhatikan adalah akar halus yang berada di dalam
media tanam tidak perlu dipotong. Akar yang dapat dipotong hanya akar halus yang
berada di atas media tanam.
PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN
TEHNIK MENYAMBUNG ( GRAFTING )

Perbanyakan tanaman ini ada dua cara, yaitu secara generatif dan secara vegetatif.
Perbanyakan generatif adalah perbanyakan tanaman melalui biji. Adapun perbanyakan
vegetatif adalah perbanyakan dengan menggunakan bagian-bagian dari bagian tanaman
selain biji, seperti batang, daun, akar, umbi dan sebagainya. Secara teknik, perbanyakan
vegetatif tanaman secara umum meliputi setek, cangkok, okulassi, sambung ( grafting ),
pemecahan akar, dan lain sebagainya. Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan tujuan
memeprtahankan keunggukan suatu tanaman. Berbeda dengan perbanyakan secara
generatif, anakannya dapat mempunyai sifat yang berbeda dari induknya. Oleh
karenanya, perbanyakan secara generatif biasanya digunakan untuk mendapatkan variasi
tanaman atau bunga yang baru.

Menyambung ( Grafting )

Perbanyakan dengan cara sambung atau grafting merupakan perbanyakan yang


dilakukan dengan menggabungkan batang atas dari tanaman yang berbeda. Tujuan dari
penyambungan ini ialah membuat bibit tanaman unggul, memperbaiki bagian tanaman
yang rusak, dan membantu pertumbuhan tanaman.
Keunggulan yang diperoleh dengan cara perbanyakan ini yaitu dapat dihasilkan
tanaman baru yang sama atau lebih unggul dari induknya dan waktu yang dibutuhkan
untuk perbanyakan relatif singkat ( 14 hari ).
Sambung yang banyak dilakukan pada adenium yaitu sambung pucuk ( top
grafting ). Cara melakukan penyambungan adalah sebagai berikut :

⇒ Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat
dan batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas.
⇒ Dengan menggunakan pisau yang steril dan tajam, potonglah
batang bawah dengan bentuk seperti huruf V, sedangkan batang atas dipotong
dengan bentuk V terbalik. Panjang batang atas sebaiknya 3-8 cm.
⇒ Masukkan batang atas ke dalam celah pada batang bawah,
kemudian ikat sambungan tersebut dengan sealtape atau potongan plastik bening.
Perlu diusahakan agar sambungan tidak terkena air.
⇒ Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya
tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batang atas dan potong daun tersebut menjadi
setengahnya atau pangkas semua daun. Kemudian, bungkus batang yang disambung
denagn kantong plastik dan letakkan tanaman di tempat yang teduh.
⇒ Hasil perbanyakan dengan cara sambung akan terlihat setelah
10-14 hari yang ditandai dengan munculnya tunas daun. Selain tunas daun,
padabatang bawah juga bisa tumbuh cabang. Cabang tersebut harus dipotong atau
dipangkas karena cabang tersebut merupakan cabang tanaman yang lama.
KESIMPULAN

Perbanyakan dengan cara sambung atau grafting merupakan perbanyakan yang


dilakukan dengan menggabungkan batang atas dari tanaman yang berbeda. Tujuan dari
penyambungan ini ialah membuat bibit tanaman unggul, memperbaiki bagian tanaman
yang rusak, dan membantu pertumbuhan tanaman.
Keunggulan yang diperoleh dengan cara perbanyakan ini yaitu dapat dihasilkan
tanaman baru yang sama atau lebih unggul dari induknya dan waktu yang dibutuhkan
untuk perbanyakan relatif singkat ( 14 hari ). Selain itu, bunga dari tanaman yang
disambung akan lebih bervariasi dengan warnanya yang berbeda-beda sehingga lebih
mempercantik tanaman tersebut.

SUMBER
- Buku “ 88 Variasi Adenium ” , Octa Sugih.
- Buku “ Agar Adenium Tampil Cantik “ , Godongijo nursery

Anda mungkin juga menyukai