( SIMRS )
“Dalam Rangka Meningkatkan Pelayanan dan Kinerja Rumah Sakit”
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah sakit harus
merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen,
serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien
dan menguntungkan.
Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi,
pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat
Sistim Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat
penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit
Berbagai pengalaman rumah sakit yang menggunakan sistim administrasi konvensional menunjukan
banyaknya kehilangan kesempatan memperoleh laba akibat dari lemahnya koordinasi antar
departemen maupun kurangnya dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan terintegrasi.
Pada sistim administrasi konvensional, pencatatan pendapatan perawatan dibuat pada saat pasien
akan membayar tagihannya atau pada saat pasien akan keluar dari rumah sakit, bukan pada saat
tindakan perawatan dilakukan. Pencatatan tersebut dilakukan oleh masing-masing bangsal/ruangan
yang memungkinkan adanya unsur subyektifitas dimana seorang kepala ruangan berwenang untuk
mengestimasi sendiri tingkat kemampuan pasien dan berapa tindakan perawatan ataupun obat-
obatan yang tidak ditagihkan ke pasien. Kondisi pemberian potongan di masing-masing ruangan ini
jelas akan menimbulkan akibat yang kurang baik, dimana pendapatan rumah sakit menjadi
berkurang dan insentif untuk jasa medis dipotong secara sepihak yang pada akhirnya akan
menimbulkan standar ganda perawatan.
C. Solusi
Dalam sistim informasi manajemen rumah sakit ini, fungsi dari bagian perawatan lebih
dikonsentrasikan pada pelayanan perawatan/jasa medis secara profesional, fungsi penagihan
dilakukan oleh bagian keuangan sedangkan pemberian potongan menjadi wewenang direksi.
Para tenaga medis tidak perlu memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak membeda-
bedakan pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang sama untuk
tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan medis tersebut diberikan. Pola
tersebut terbukti mempengaruhi secara positif kinerja para tenaga medis yang pada akhirnya akan
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
Tindakan perawatan langsung dicatat pada komputer yang terintegrasi dengan bagian keuangan
sehingga menutup kemungkinan terjadinya manipulasi data disaat pasien akan membayar biaya
perawatan. Tanpa mengurangi misi sosial, pemberian diskon maupun subsidi perawatan pada
dasarnya adalah pengurangan keuntungan rumah sakit dan hal ini adalah wewenang direksi yang
melalui sistim informasi ini dapat secara cepat mengetahui posisi keuangan rumah sakit.
Contoh diatas merupakan sebagian dari kemampuan sistim informasi manajemen rumah sakit
(SIMRS) yang terintegrasi, disamping keuntungan lain seperti pencatatan medical record yang
terintegrasi, kecepatan pelayanan administratif, sistim inventory control yang baik, fungsi financial
yang tepat, serta pembuatan laporan-laporan baik keuangan, perawatan, dll secara cepat dan
akurat.
D. Manfaat SIMRS :
Efisiensi
Kemudahan
Standard praktek kedokteran yang baik dan benar
Dokumentasi yang Auditable dan Accountable
Mendukung Pemasaran Jasa RS: Mutu, kecepatan, kenyamanan, kepastian, biaya,
bahkan gengsi pelayanan
Meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen rumah sakit
Mendukung koordinasi antar bagian dalam rumah sakit
Meningkatkan akses dan pelayanan rumah sakit terhadap berbagai sumber daya,
antara lain mitra usaha potensial seperi Pedagang Besar Farmasi, JAMSOSTEK,
Instansi/Perusahaan pemberi jaminan karyawannya, ASKES, dll
1. Setiap unit akan bekerja sesuai fungsi, tanggung jawab dan wewenangnya;
Contoh:
Kecepatan
Manfaat yang paling terasa ketika SIMRS tersebut selesai diimplementasikan adalah
kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi. Ketika dengan sistem manual
pengerjaaan tagihan kepada mitra/pihak ke-3, misalnya, memakan waktu sampai 1 bulan
sejak pasien selesai dilayani, dengan SIMRS hanya memakan waktu 1-2 hari saja. Kecepatan
ini tentu saja membuat efektifitas kerja meningkat. Pada awal pemasangan SIM, ketika
aliran kerja belum lancar, peningkatan kecepatan belum terlalu terasa. Namun ketika
komitmen seluruh unit untuk tepat waktu memasukkan data dengan akurasi entri data yang
tinggi dipenuhi, maka akan terasa sekali dampak dari SIMRS terhadap kecepatan kerja.
Akurasi
Hal lain yang juga terasa berubah adalah akurasi data, apabila dulu dengan sistem manual
orang harus mencek satu demi satu transaksi, namun sekarang dengan SIMRS hal tersebut
cukup dilakukan dengan membandingkan laporan antar unit yang dihasilkan oleh SIM.
SIMRS juga dapat mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu.
Misalnya, pasien yang sama diregistrasi 2 kali pada hari yang sama, maka SIMRS akan
menolaknya, SIMRS juga akan memberikan peringatan jika tindakan yang sama untuk pasien
yang sama dicatat 2 kali, hal ini menjaga agar user lebih teliti.
Integrasi
Hal lain yang juga terasa berpengaruh terhadap budaya kerja adalah integrasi data di setiap
unit. Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka dengan
SIMRS data tersebut cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas mengurangi
beban kerja adminstrasi dan menjamin konsistensi data. Ilustrasi pada awal makalah ini
merupakan gambaran proses integrasi pada beberapa unit layanan di rumah sakit.
Peningkatan pelayanan
Pengaruh SIMRS yang dirasakan oleh pasien adalah semakin cepat dan akuratnya pelayanan.
Sekarang pasien tidak perlu menunggu lama untuk menyelesaikan administrasinya, baik
rawat inap ataupun rawat jalan. Hal yang sama juga dirasakan perusahaan pelanggan,
dimana tagihan yang dikirim cukup akurat dan detil sehingga memudahkan analisa mereka.
Peningkatan Efisiensi
Bila sebelumnya, beban pekerjaan lebih ke arah klerikal, sekarang beban pekerjaan lebih ke
arah analisa. Sebagai contoh, jika dahulu konsentrasi bagian penagihan adalah membuat
tagihan, sekarang konsentrasinya lebih kepada umur tagihan itu sendiri. Selain itu, karena
kecepatan dan akurasi data meningkat, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan dapat lebih fokus
pada pekerjaan utamanya.
Tanpa SIM, perawat harus memasukan data standar asuhan keperawatan secara berulang-
ulang dan sangat memakan waktu, tetapi dengan SIM, perawat hanya tinggal memasukan
data diagnosa penyakit pasien, dan komputer yang akan mencetak laporan SAK untuk
ditanda-tangani perawat.
Kemudahan pelaporan
Pekerjaan pelaporan adalah pekerjaan yang menyita waktu namun sangat penting. Dengan
adanya SIM, proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita
dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut.
Hal ini tentu saja meningkatkan kualitas keputusan kita, di samping tentu saja berkurangnya
waktu untuk mengambil keputusan.
Karena laporan-laporan yang dihasilkan SIMRS memberi gambaran dari hari ke hari
mengenai kinerja rumah sakit, maka jika ada hal-hal yang tidak normal dapat segera kita
ketahui. Hal ini membuat identifikasi potensi masalah dapat dilakukan lebih dini, sehingga
tindakan pencegahan atau penanggulangannya dapat segera disusun.
Sejalan dengan identifikasi masalah di atas, kita pun dapat menyusun strategi ke depan
berdasarkan data populasi, bukan lagi statistik, karena SIMRS mampu memberikan data
populasi dengan selang waktu tertentu, bahkan menyajikan kecenderungan datanya kepada
kita. Ini tentu saja semakin menajamkan strategi yang kita susun.
Budaya Kerja
Karena SIMRS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data, baik ketepatan waktu
maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang sebelumnya menangguhkan hal-hal
seperti itu, menjadi berubah.
Hal ini dapat terjadi karena integrasi SIMRS dengan seluruh unit layanan. Sebagai contoh,
jika unit registrasi tidak memasukkan data pasien yang akan berobat, maka unit layanan
tidak mungkin dapat memasukkan layanan kepada pasien tersebut, dan kasir pun tidak
mungkin menerima pembayaran dari pasien tersebut. Katakanlah semua unit sepakat untuk
menangguhkan pemasukan datanya, maka keesokan harinya, manajer akan melihat
penurunan trend pasien atau melihat ada pasien-pasien yang menggantung. Ada juga
pengalaman menarik yang kami temukan dalam implementasi SIMRS di suatu Rumah Sakit,
karena dasar perhitungan imbalan jasa medik untuk dokter dan perawat dihitung
berdasarkan data transaksi yang ada di SIM, maka dokter yang berkepentingan dengan data
tersebut menjadi supervisor data yang dimasukkan tanpa diminta. Implikasinya adalah,
sedikit sekali data yang salah dimasukkan.
Transparansi
SIMRS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat, artinya data-data yang
digunakan oleh seluruh rumah sakit berada di bawah satu kendali. Misalnya untuk data tarif
tindakan, unit layanan tidak boleh dan tidak bisa memasukkan atau mengubah tarif yang
ada, data yang mereka masukkan hanya layanan yang diberikan kepada pasien sehingga
manipulasi tarif tidak dimungkinkan. Hal lain lagi, pendapatan setiap unit layanan terlihat
dari laporan harian yang selalu dilaporkan kepada direktur. Dengan demikian setiap orang
dapat melihat jalannya proses transaksi di rumah sakit dan secara tidak langsung juga turut
mengawasi proses tersebut.
Karena seringkali data yang digunakan oleh unit layanan tertentu adalah milik unit layanan
yang lain, misalnya kode perusahaan pelanggan adalah milik keuangan yang digunakan
secara intensif oleh medrec, maka ketika terjadi perubahan terhadap data tersebut, unit
yang bersangkutan akan mengkoordinasikannya dengan unit yang terpengaruh. Apabila hal
ini tidak dilakukan maka dengan sendirinya akan terjadi kekacauan data referensi.
Pemahaman sistem
Apabila dulu dengan sistem manual, sedikit sekali personel yang mengetahui atau perduli
dengan proses yang terjadi di unit lain, maka dengan adanya SIMRS hal tersebut terjadi
dengan sendirinya. Ini karena seringkali untuk memahami aliran data sampai datang kepada
unitnya, melibatkan berbagai unit lain. Ketika terjadi kesalahan setiap user berusaha
mencari tempat terjadinya kesalahan tersebut agar bukan unitnya yang disalahkan. Efeknya
adalah mereka menjadi paham bagaimana sistem di rumah sakit tersebut bekerja.
Mengurangi biaya administrasi
Implementasi SIMRS tentunya tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan semua
pihak yang terkait serta political will dari pimpinan rumah sakit maupun pemilik RS /
Pemerintah.
Apabila pekerjaan pengembangan SIMRS tersebut akan diserahkan kepada konsultan, maka
kewajiban dan tanggung-jawab konsultan sebagai mitra kerja RS adalah harus secara
profesional memberikan data dan analisa yang obyektif dan berupaya maksimal untuk
keberhasilan implementasi SIMRS.
E. Summary
Secara umum, modul-modul SIMRS terintegrasi terdiri dari beberapa sub sistem
sebagai berikut:
FRONT OFFICE
MODUL CUSTOMER SERVICE
PANEL ANTRIAN REGISTRASI
PANEL INFORMASI
PENGADUAN
REGISTRASI
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
UNIT GAWAT DARURAT (UGD)
INFORMASI PASIEN
PELAYANAN PERAWATAN
ANTRIAN LAYANAN
PELAYANAN UGD
PELAYANAN POLIKLINIK / RAWAT JALAN
PELAYANAN / TINDAKAN RAWAT INAP
KAMAR OPERASI / IBS
HEMODIALISA
REHAB MEDIK DAN KETERAPIAN FISIK (ORTESIS & PROSTESA)
RAWAT INTENSI DAN REANIMASI (ICU, ICCU, NICU, BURN UNIT)
PELAYANAN PERAWATAN LAINNYA
UNIT PELAYANAN PENUNJANG
LABORATORIUM
PATOLOGI KLINIK
PATOLOGI ANATOMI
RADIOLOGI
RADIO TERAPI
RADIO DIAGNOSTIK
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
PELAYANAN PENUNJANG LAINNYA
REKAM MEDIK
REKAM MEDIK PUSAT
REKAM MEDIK RAWAT JALAN
REKAM MEDIK RAWAT INAP
REKAM MEDIK UGD
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DISCHARGE PLANNING
ASUHAN KEPERAWATAN
INDIKATOR MUTU KLINIK
CLINICAL PATHWAY
FARMASI & LOGISTIK
FARMASI / APOTIK
LOGISTIK (INVENTORY MEDIK DAN NON MEDIK)
SISTEM INFORMASI OBAT
PELAYANAN UMUM
PELAYANAN GIZI (PELAYANAN MAKANAN, DIET DAN KONSULTASI)
MEDICAL CHECK UP
AMBULANCE
BINATU DAN STERILISASI
FORENSIK (KAMAR JENASAH)
PEMELIHARAAN SARANA MEDIK
AKUNTANSI & KEUANGAN
KASIR / PEMBAYARAN
PELAYANAN PIUTANG
MAPPING TARIF PELAYANAN
REMUNERASI
INVENTARISASI ASSET
AKUTANSI KEUANGAN
INFORMASI EKSEKUTIF
DECISION SUPPORT / MANAJERIAL REPORT
INDIKATOR PELAYANAN
VISUALISASI DATA / GRAFIK
KEPEGAWAIAN
KEPEGAWAIAN
AGENDA KEGIATAN
SYSTEM SUPPORT & UTILITY
DATA ADMINISTRATOR (PERIKSA, RUBAH, DAN HAPUS)
SETTING DATA MASTER
HAK AKSES & PASSWORD
BACK UP DAN RESTORE DATA
PORTAL TERINTEGRASI RUMAH SAKIT :
PORTAL PUBLIK
PORTAL INTERNAL
SMS APLLIANCE
Registrasi pasien
Pendaftaran ruang inap
Pindah kamar
Cek Out
Modifikasi data registrasi
Daftar registrasi harian
Mencari data pasien berdasarkan nama, alamat
Informasi data kamar
Informasi Jadwal Praktek Dokter
Rekap pasien rawat inap
Pasien baru per instalasi
Grafik pasien RJ per Poliklinik
Grafik pasien RI per Bangsal
Grafik pasien per Kecamatan
Grafik pasien per Kabupaten
Informasi data umum rumah sakit
Informasi denah RSUD
Informasi struktur ogranisasi
Informasi data pegawai
Informasi jam kunjungan
Informasi ambulance
Infrmasi statistik jumlah pasien berdasar rujukan
Menerbitkan laporan daftar rawat utnggu
Informasi Sensus Harian
Informasi Data Tindakan Per SMF (Detail)
Informasi Data Tindakan Per SMF (Rekap)
Informasi Kunjungan Berdasarkan Pendidikan
Informasi Kunjungan Berdasarkan Daerah
Informasi Kunjungan Berdasarkan Inap & Pulang
2. Modul Perawatan / Medical Care :
Isi biaya perawatan
Rubah data biaya perawatan
Pengisian Resep on-line
Catatan Perawat
Catatan Dokter
Laporan biaya perawatan per pasien
Laporan pendapatan perawatan
Cetak pendapatan per tindakan
Pendapatan yg masih akan diterima (terhutang)
Rekap pendapatan terhutang
Data pembayaran pasien keluar
Pendapatan per Jasa Medis
Grafik pendapatan/instalasi
Rekap pasien per tindakan
Daftar tunggu
Informasi dan edit penerimaan pasien
Entry Pasien Pindahan Yang Tak Jadi Pindah
Menerbitkan Sensus Harian Bangsal
Menerbitkan Sensus Pasien Perjenis Pelayanan
Menerbitkan Sensus Harian Per Shift
Menerbitkan Rekapitulasi Per Jenis Pasien
Menerbitkan Analisa Sensus
Menerbitkan Analisa Barber Jonson
Informasi / Entry Pengiriman Status
Informasi / Entry Pengembalian Status
Informasi status Hilang
Menrbitkan Kunjungan Berdasar Jenid Tarif
Menerbitkan Kunjungan Berdasar Pendidikan
Menerbitkan Kunjungan Berdasar Daerah : Desa, Kecamanatan,
Dati II, Propinsi
Menerbitkan Kunjungan Berdasar Pasien Rawat Dan Pulang
Menerbitkan Laporan Sensus Harian
3. MODUL MEDICAL RECORD :
9. MODUL KEPEGAWAIAN :
Formasi Jabatan, Pangkat, Pegawai
Personil ( Keterangan, Pendidikan, Pekerjaan,
Penghargaan, Pengalaman, Keluarga, Organisasi)
Penilaian (Daftar Penilaian, DP3, Sangsi)
Presensi
Pengembangan / Pelatihan
Mutasi Pegawai (Kenaikan pangkat, Mutasi Jabatan,
Mutasi instansi)
Pemberhentian
Laporan Kepegawaian
Penerimaan Pegawai
Pengangkatan CPNS
Pengangkatan PNS
Penugasan Bagian Pegawai
SMF Pegawai
Jabatan Pegawai
Kepangkaran dan Gaji
Pendidikan Pegawai Formal
Pendidikan Pegawai Non Formal
Absensi Pegawai
Penilaian Pegawai
Penghargaan dan Hukuman
Perjalanan Dinas
Pengalaman Luar Negeri
Penguasaan bahasa
Pengalaman Kerja
Pengalaman Organisasi
Surrat Menyurat Lain
Data Keluarga
Menerbitkan Rekap Data Pegawai
Pemberhentian Tunjangan Anak
Urutan Jabatan Struktural
Urutan Kepangkatan
Kenaikan Pangkat Reguler
Kenaikan Gaji Berkala
pengajuan Angka Kridet
Prosentase Absensi
Keompok Usia Pegawai
Kelompok Tingkat Pegawai
Pensiun Pegawai
Laporan RL 4
Daftar Urut Kepegawaian
Surat Kenaikan Gaji Berkala
Daftar CPNS
Daftar PNS
Daftar Dokter
Daftar Pegawai
Menerbitkan Lap Kenaikan Pangkat
Menerbitkan Lap Kepangkatan PNS
Menerbitkan Lap Kepangkatan CPNS
Riwayat Jabatan
Riwayat Pendidikan
Riwayat Kepangkatan
Riwayat Pekerjaan
Organisasi RS yang tidak sepenuhnya profit oriented memerlukan perlakuan khusus agar organisasi
tersebut efisien dan meminimalisasi kehilangan kesempatan memperoleh laba.
Rumah sakit harus mampu meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak
mengurangi misi sosial yang dibawanya, merumuskan kebijakan-kebijakan strategis serta cepat dan
tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi
organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
Pedoman Akuntansi Rumah Sakit merupakan kebutuhan mutlak bagi rumah sakit untuk
melaksanakan dokumentasi yang akuntable, auditable dan transparan. Oleh karena itu dalam web
site ini kami memberikan sumbang pemikiran dalam bentuk usulan pelaksanaan pencatatan akuntansi
(akunting manual) RS untuk transaksi-transaksi yang berkaitan dengan pelayanan.
DASAR PEMIKIRAN:
A. SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang
mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan
pemerintah di Indonesia.
B. Strategi pengembangan SAP dilakukan melalui proses transisi dari basis kas menuju akrual
yang disebut cash towards accrual. Dengan basis ini, pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dicatat berdasarkan basis kas sedangkan aset, utang, dan ekuitas dana dicatat berdasarkan
basis akrual.
C. Proses transisi standar menuju akrual diharapkan selesai pada tahun 2007
26. Selain laporan keuangan pokok seperti disebut pada paragraf 25, entitas pelaporan
diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Basis Akuntansi
39. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan
basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.
40. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas
diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja
diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah atau entitas
pelaporan. Entitas pelaporan tidak menggunakan istilah laba. Penentuan sisa pembiayaan
anggaran baik lebih ataupun kurang untuk setiap periode tergantung pada selisih realisasi
penerimaan dan pengeluaran. Pendapatan dan belanja bukan tunai seperti bantuan pihak
luar asing dalam bentuk barang dan jasa disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran.
41. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.
42. Entitas pelaporan yang menyajikan Laporan Kinerja Keuangan sebagaimana dimaksud pada
paragraf 26 menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan
menggunakan sepenuhnya basis akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, dan
pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun demikian,
penyajian Laporan Realisasi Anggaran tetap berdasarkan basis kas.
Sehubungan dengan berlakunya PP 24 tahun 2005 tersebut, maka perlu disusun akunting manual /
jurnal standar untuk transaksi yang terkait dengan kegiatan operasional pelayanan di Rumah Sakit
sbb:
TRANSAKSI REGISTRASI :
AM001 Transaksi Pendaftaran / Registrasi :
Kode Jurnal : JV41
Pelaksana : Instalasi Pelayanan (RJ/RI)
Periode : Rekap Harian
Posting
Dr Piutang Pasien Sementara (re-klas) XXXXX
Cr Pendapatan registrasi yg masih akan XXXXX
diterima
TRANSAKSI PEMBERIAN PELAYANAN :
AM002 Jurnal transaksi Pemberian Tindakan kepada
Pasien
Kode Jurnal : JV42
Pelaksana : Instalasi Pelayanan (RJ/RI)
Periode : Rekap Harian
Posting
Contoh kasus :
Pasien X mendapat tindakan operasi bedah thorak Aortic Replacement kelas III :
Tarif tindakan : 3.508.00
0
Komponen tarif :
- Jasa :
RS 2.030.00
0
- Biaya Bahan / alat :
278.000
- Jasa Layanan :
1.200.00
0
maka jurnal standarnya adalah sebagai berikut:
Dr Piutang Pasien Sementara (re-klas) 3.508.00
0
Cr Pendapatan tindakan medis yg masih akan diterima 3.508.000
Dr Biaya jasa layanan yang akan 1.200.00
diperhitungkan 0
Dr Biaya Bahan / Alat yang akan diperhitungkan
kemudian 278.000
Cr Biaya jasa layanan yg masih harus dibayar (Hutang 1.200.000
biaya)
Cr Biaya Bahan / Alat Sementara (re-klas) 278.000
Catatan: Akun ”Pendapatan yang masih akan diterima” dan ”Biaya yang akan
diperhitungkan kemudian” adalah akun internal Rumah Sakit untuk
kepentingan penyusunan Laporan Kinerja Keuangan yang sepenuhnya
berbasis akrual.
AM003 Jurnal transaksi Penjualan Obat kepada Pasien (direkap harian / per
tanggal)
Kode Jurnal : JV11
Pelaksana : Instalasi Apotik / Farmasi
Periode : Rekap Harian
Posting
Dr Piutang Pasien Sementara (re-klas) XXXXX
Cr Pendapatan Obat yg masih akan XXXXX
diterima
Dr HPP Obat yang akan diperhitungkan XXXXX
kemudian
Cr Persediaan Obat XXXXX
AM004 Jurnal transaksi Pengambilan Bahan Habis Pakai (direkap harian / per
tanggal)
Kode Jurnal : JV03
Pelaksana : Instalasi Apotik / Farmasi
Periode : Tidak ada posting
Posting
Pada umumnya, biaya bahan dan alat habis pakai dihitung berdasarkan standar
yang dimasukan kedalam tarif layanan sehingga pada saat transaksi pengambilan
alat / bahan habis pakai, tidak ada jurnal dalam proses pengambilan barang. Proses
tersebut adalah proses pemindahan barang dari Apotik ke Gudang Depo yang
merupakan unit penyimpanan di masing-masing ruangan. Pemakaian persediaan di
gudang depo baru akan dijurnal berdasarkan hasil stok opnam / cek fisik di
masing-masing ruangan untuk menghitung sisa alat / bahan habis pakai sehingga
dapat diketahui jumlah pemakaian alat / bahan habis pakai. Stok Opname / Cek
Fisik barang dapat dilakukan setiap akhir bulan.
AM005 Jurnal transaksi Biaya Akomodasi (direkap harian / per
tanggal)
Kode Jurnal : JV29 / Memorial
Pelaksana : Bagian Akunting
Periode : Rekap Harian
Posting
Dr Piutang Pasien Sementara (re-klas) XXXXX
Cr Pendapatan akomodasi yg masih akan XXXXX
diterima
PEMBAYARAN PASIEN ATAU PENGALIHAN HUTANG
Berdasarkan Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit, penerimaan pembayaran dari pasien belum
diakui sebagai pendapatan selama pasien tersebut belum lunas. Setiap pembayaran akan
dimasukan sebagai uang muka pasien.
AM006 Jurnal transaksi pada saat Penerimaan Pembayaran dari
Pasien :
Kode Jurnal : JV21
Pelaksana : Kasir / Keuangan
Periode : Per transaksi atau direkap harian
Posting
Dr Kas kecil bendahara penerima XXXXX
Cr Uang Muka Pasien (Piutang XXXXX
kredit/minus)
AM007 Pada saat pasien tersebut lunas maka setelah dilakukan verifikasi oleh
bagian akunting, uang muka pasien di debet sebesar biaya yang
ditanggung oleh pasien
Kode Jurnal : JV29 / Memorial
Pelaksana : Bagian Akunting
Periode : Rekap harian (dihitung untuk pasien yg lunas)
Posting
Dr Uang Muka Pasien (Piutang kredit/minus) XXXXX
Cr Piutang Pasien Sementara (re-klas) XXXXX
Dr Pendapatan tindakan medis yg masih akan XXXXX
diterima
Dr Pendapatan akomodasi yg masih akan XXXXX
diterima
Cr Pendapatan Jasa Layanan RS XXXXX
AM008 Apabila pasien tersebut merupakan pasien dengan penjamin, maka jurnal
transaksi pada saat bagian Pelayanan Piutang (IPP) mengajukan klaim
kepada pihak penjamin adalah :
Pada transaksi pelayanan, biaya bahan dan alat habis pakai dicatat berdasarkan tarif layanan
dengan nilai yang bersifat tetap selama kurun waktu berlakunya tarif pelayanan, sedangkan
pada kenyataannya pemakaian bahan habis pakai dihitung berdasarkan jumlah dan harga
bahan / alat yang digunakan. Untuk mengetahui adanya selisih efisiensi / in efisiensi maka
dilakukan perhitungan ulang berdasarkan hasil stok opname. Dari hasil perhitungan opname
fisik tersebut dilakukan jurnal penyesuaian Biaya Bahan / Alat habis pakai.
AM011 Setiap akhir bulan, ruangan yang mempunyai stok bahan / alat habis
pakai melakukan opname fisik bahan habis pakai.
Atas bahan habis pakai yang digunakan dalam bulan itu maka dilakukan
posting untuk menghitung biaya riil biaya bahan habis pakai sbb:
Kode Jurnal : JV29 / Memorial
Pelaksana : Bagian Akunting
Periode : Setiap akhir bulan atas hasil opnam bahan / alat habis pakai yg
Posting digunakan oleh setiap ruangan / instalasi
Dr Biaya Bahan / Alat Sementara (re-klas) XXXXX
Cr Persediaan bahan / alat medis XXXXX
AM012 Berdasarkan selisih Biaya bahan / alat yang akan diperhitungkan
kemudian yaitu antara tarif layanan dibandingkan dengan hasil opnam,
maka dilakukan posting selisih efisiensi / in-efisiensi bahan habis pakai
sehingga akan didapat biaya pemakaian bahan habis pakai yang
sesungguhnya:
Apabila terjadi selisih KURANG pemakaian bahan habis pakai,
maka :
Dr Biaya Bahan / Alat yang akan diperhitungkan XXXXX
kemudian
Cr Selisih in-efisiensi bahan habis pakai XXXXX
Apabila terjadi selisih LEBIH pemakaian bahan habis pakai, maka :
Dr Selisih efisiensi bahan habis pakai XXXXX
Cr Biaya Bahan / Alat yang akan diperhitungkan kemudian XXXXX
PEMBERIAN DISKON / KERINGANAN BIAYA OLEH PIHAK RS
Berdasarkan kebijakan Rumah Sakit, diskon dapat diberikan kepada pasien atas usulan dari
kepala ruangan / kepala instalasi dan disetujui oleh Direktur Keuangan. Pemberian diskon oleh
RS merupakan pengurangan keuntungan rumah sakit dan tidak mengurangi biaya jasa layanan
atau kewajiban kepada pihak lain.
AM013 Jurnal transaksi pemberian diskon / keringanan biaya oleh pihak Rumah
Sakit
Kode Jurnal :
JV31
Pelaksana :
Bagian Keuangan
Periode :
Dijurnal pada saat transaksi pemberian diskon, dilampiri
Posting dengan bukti usulan dari kepala ruangan / instalasi yang telah
disetujui oleh Direktur Keuangan RS
Dr Diskon / keriganan biaya perawatan pasien XXXXX
Cr Piutang Pasien Sementara (re-klas) XXXXX
PEMBERIAN DISKON OLEH DOKTER
Diskon dari Dokter / Tenaga Medis dapat diberikan kepada pasien atas usulan dari Dokter yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur Keuangan. Pemberian diskon oleh Dokter/Tenaga
Medis adalah pengurangan Jasa Pelayanan atas Dokter ybs dan tidak mengurangi laba rumah
sakit.
AM014 Jurnal transaksi pemberian diskon / keringanan biaya atas permintaan
Dokter
Kode Jurnal : JV31
Pelaksana : Bagian Keuangan
Periode : Dijurnal pada saat transaksi pemberian diskon, dilampiri
Posting dengan bukti persetujuan pemberian diskon oleh
Dokter/tenaga medis yang bersangkutan.
Dr Biaya Jasa Layanan ymh dibayar (Hutang jasa XXXXX
Dr X)
Cr Piutang Pasien Sementara (re-klas) XXXXX
SUBSIDI
Subsidi adalah selisih biaya yang timbul akibat dari selisih tarif normal Rumah Sakit
dibandingkan dengan tarif kesepakatan (plafon) dengan pihak ketiga seperti ASKES /
YAYASAN / JAMSOSTEK / DPR / Shareholder (Pemerintah) / dll. Pada dasarnya, subsidi adalah
biaya atas kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba (pendapatan sesuai dengan tarif
normal)
AM015 Jurnal transaksi pemberian subsidi
Kode Jurnal : JV30
Pelaksana : Bagian Keuangan
Periode : Dijurnal pada setiap transaksi yang mengakibatkan terjadinya
Posting subsisi, atau total subsidi direkap harian dan divalidasi oleh
bagian Akunting.
Dr Subsidi RS terhadap ASKES / DPR / Pemerintah XXXXX
/…
Cr Piutang Pasien Sementara (re-klas) XXXXX
Demikian akunting manual ini dibuat sebagai sumbangan pemikiran untuk pelaksanaan standar
akuntansi pada Rumah Sakit yang berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan
beberapa tambahan akun yang tidak bertentangan dengan aturan pemerintah.
Semoga sumbangan pemikiran ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan yang mengelola akunting di RS
Pemerintah di Indonesia … aamiin.
Muat Komentar
Kajian Mutu Pengembangan Sistem Informasi di Rumah Sakit Harum, Jakarta Timur
Dimuat oleh: SIMRS Net - 10/04/08 @ 9:21PM
Fifi Lailasari Hadianastuti
Abstrak
Rumah Sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang sebaik-
baiknya harus ditunjang oleh data melalui Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dimana informasi yang
dihasilkan akan bermanfaat bagi kegiatan manajemen Rumah Sakit, selain untuk monitoring
pelayanan kesehatan individual.
Penggunaan informasi dalam tingkat manapun membutuhkan informasi yang berkualitas yaitu
relevan, berguna pada waktu yang tepat, dapat ditelusuri dan bebas dari kesalahan.
Sejak tahun 2000 Rumah Sakit Harum telah memulai uji coba implementasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Oleh karena itu dibutuhkan suatu studi mengenai pengembangan
SIMRS di Rumah Sakit Harum melalui analisis tahap-tahap pengembangan sistem yang sudah
dilakukan. Analisis tahap-tahap pengembangan sistem ini menggunakan dan mengkombinasikan
model-model dari beberapa konsep sehingga menjadi rumusan kerangka konsep, yaitu SDLC (System
Development Life Cycle) yang seringdigunakan dalam pengembangan sistem informasi, PDCA (Plan-
Do-Check-Act) yang sering digunakandalam peningkatan kualitas berkesinambungan (Continuous
Quality Improvement) serta model IPO (inputprocess-output) yang dapat digunakan untuk
perencanaan strategik sebagai salah satu kegiatan dalampengembangan sistem informasi.
Model PDCA digunakan sebagai template atau panduan dalam tahap-tahap pengembangan sistem
informasi, dengan beberapa aspek yang berkaitan di dalamnya diambil dan aspek-aspek yang
diberikan dalam model SDLC dan PDCA. Panduan tersebut dapat diaplikasikan atau diterapkan pada
semua jenis dan ukuran organisasi agar menghasilkan sistem informasi yang sesuai dengan
kebutuhan sehingga informasi yang diperoleh dari sistem yang dikembangkan tersebut dapat terus
ditingkatkan kualitasnya, selain juga dapat meningkatkan kualitas sistem informasinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tahap-tahap pengembangan yang
dilakukan oleh RS Harum dalam pengembangan sistem informasinya serta membandingkan dengan
tahap-tahap pada
template pada kerangka konsep. Data yang dikumpulkan dalam studi ini adalah data kualitatif dengan
telaah dokumen, observasi fisik dikonfirmasi dengan wawancara, serta wawancara mendalam.
Informan dari studi ini adalah karyawan yang akan ditugaskan menjadi operator dalam sistem
informasi yang berasal dari bagian akuntansi, rekam medis dan perawatan, dengan 2 karyawan yang
diwawancara dari masing-masing bagian sehingga jumlah seluruh karyawan yang diwawancara
adalah 6 karyawan serta 3 informan yang mewakili pihak manajemen serta 1 informan kunci.
Dalam studi ini ditemukan bahwa belum dilakukan atau belum terpenuhinya beberapa komponen
dalam sebagian tahap pengembangan sistem informasinya. Beberapa tahap yang belum terpenuhi
tersebut berhubungan dengan dokumentasi yang menyimpan informasi perkembangan dan kendala
yang dihadapi pada tiap tahap pengembangan; dokumentasi mengenai pelatihan dan model untuk
operasional dan penanganan kesalahan (error handling); mengenai tim implementasi; mengenai
penerimaan operator (user acceptance) serta mengenai organisasi pengelola sistem informasi.
Proses pengembangan sistem informasi ini belum berjalan seluruhnya, atau masih melakukan
beberapa proses uji coba. Untuk mendapatkan sistem informasi dengan fungsi yang maksimal dan
sesuai dengan harapan atau tujuan dari pengembangan sistem informasi, sebaiknya dapat
diperhatikan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan uji coba sistem dan untuk
selanjutnya dalam kegiatan peningkatan kualitas, dapat diterapkan tahap-tahap yang disediakan
model-model peningkatan mutu. Dalam tahap-tahap pada metode PDCA maupun SDLC terdapat
contoh kegiatan dan alat ukur yang dapat dipergunakan. Juga disarankan untuk membuat semacam
tabel praktis (untuk assessment) yang dapat membantu pendokumentasian mengenai perkembangan
atau kendala yang dialami dalam proses pengembangan sistem informasi yang kemudian dapat
digunakan untuk kegiatan analisis, menugaskan tim mutu untuk melakukan assessment tersebut,
mememperbaiki persepsi operator melalui pelatihan yang kegiatankegiatannya dapat menumbuhkan
rasa keterlibatan mereka, serta mempertimbangkan pengorganisasian pengelolaan informasi dengan
bentuk yang sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit Harum.
Muat Komentar
Beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 13 Maret 2008 kami diundang sebagai pembicara pada
seminar yang dilakukan PPNI Grobogan di RSU Purwodadi. Acara tersebut digagas oleh PPNI Kab.
Grobogan sebagai rangakian Ulang Tahun PPNI yang tepatnya pada tanggal 17 Maret beberapa
waktu lalu yang kita kenal sebagai “Indonesian Nursing Day”.
Pada kegiatan tersebut selain acara seremonial ulang tahun PPNI, juga dilakukan seminar dengan
dua topik yang berbeda, yaitu “Standarisasi, Sertifikasi, dan Legislasi perawat” dengan pembicara dari
PPNI Jawa Tengah dan “Proses keperawatan berbasis NANDA, NIC, NOC” dengan pembicara dari RSU
Banyumas.
Hal yang menarik dari kegiatan tersebut adalah ternyata gaung NANDA, NIC, NOC yang pertama kali
di kumandangkan oleh PSIK UGM sekitar tahun 2005 sampai saat ini masih belum semua perawat
mengenal meskipun untuk mendengar istilah NANDA,NIC,NOC sudah sering mendengar akan tetapi
bagaimana mengaplikasikannya masih merupakan suatu hal yang membuat penasaran.
RSUD Banyumas “mencoba” mengaplikasikan NANDA,NIC,NOC dalam tataran klinis sudah dimulai
sekitar tahun 2004-2005. Meskipun menggunakan sumber-sumber yang terbatas kami berusaha
untuk ‘menterjemahkan” NANDA,NIC,NOC yang oleh sebagian teman perawat masih dianggap sulit
diterapkan menjadi hal yang membumi setidaknya di bumi RSU Banyumas.
Semenjak diadakannya seminar dan workshop nasional pada tahun 2006 tentang Aplikasi SIM
Keperawatan berbasis NANDA,NIC,NOC di Baturaden Purwokerto, RSU Banyumas dikenal sebagai
rumah sakit yang berhasil mengaplikasikan dokumentasi / proses keperawatan berbasis
NANDA,NIC,NOC.
Sehingga tidak berlebihan apabila RSU Banyumas dikatakan sebagai trend center untuk aplikasi
NANDA,NIC,NOC di rumah sakit di Indonesia (?). Atas beberapa permintaan kita diminta untuk
mensosialisasikan tentang dokumentasi proses keperawatan berbasis NANDA,NIC,NOC seperti pada
tanggal 18 Maret 2008 yang lalu kita diminta oleh Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa (IPKJI) Jawa Timur
untuk berbicara tentang komputerisasi dokumentasi keperawatan berbasis NANDA,NIC,NOC
bersamaan dengan Pembicara Bu Budi Ana Keliat, dan Bu Intansari Nurjanah.
Saat ini sedang kami susun modul Continue Education tentang Aplikasi Praktis NANDA,NIC,NOC yang
akan kami terbitkan dalam Blog Komite Keperawatan RSU Banyumas, semoga dalam waktu dekat
segera terbit.
Modul yang kita susun merupakan modul yang simpel dan praktis aplikatif. Apabila anda
membutuhkan dengan model pelatihan yang lebih intens baik dokumentasi secara manual berupa
konsep aplikatif NANDA,NIC,NOC maupun konsep Komputerisasi bisa menghubungi kami di Komite
Keperawatan RSU Banyumas.