Anda di halaman 1dari 2

1

MENIKMATI KITAB KIDUNG AGUNG

Nampaknya Kitab Kidung Agung agak asing bagi kebanyak orang Kristen. Sebabnya sederhana.
Sepeti Kitab Pengkhotbah, misalnya, kitab ini lain daripada yang lain. Sementara kitab-kitab yang
lain dalam Alkitab jelas-jelas berbicara tentang ‘sejarah keselamatan’ yang mengungkapkan
siapakah Allah bagi kita, karya-Nya demi kita, dan kehendak-Nya atas kita, Kitab Kidung Agung
malah manyajikan kumpulan puisi percintaan! Bahkan ada juga orang-orang Kristen yang malu
karena kesan vulgar (padahal tidak) dalam beberapa syairnya.

Lalu mengapa Kitab Kidung Agung ada di dalam Kanon Alkitab kita? Bukankah isinya
‘duniawi’? Lalu, pada masa silam, pemuka-pemuka iman baik dari kalangan Yahudi maupun
Kristiani menafsirkannya secara alegoris, ‘rohani’. Kata mereka, Kitab Kidung Agung
mengiaskan cinta kasih sempurna antara Allah dan umat-Nya! Pandangan mereka tentu saja tidak
salah. Namun agaknya bukan itulah maksud penggubah syair-syair agung dan penyusun Kitab
Kidung Agung. Demikian juga, tentunya, maksud Allah yang bekerja di dalam dan melalui
penggugah dan penyusun Kitab Kidung Agung.

Alkitab adalah Firman Allah. Apa artinya? Bukan berarti segala-galanya di Alkitab berbicara
tentang Allah atau selalu mengutip secara langsung kata-kata Allah semata-mata! Alkitab adalah
Firman Allah justru karena melaluinya Allah mengemukakan perhatian-Nya atas persoalan-
persoalan hakiki umat manusia. Cinta antarmanusia, termasuk cinta antara pria dan wanita
termasuk di dalamnya! Firman Allah hadir di tengah-tengah pergumulan umat manusia, dan
berbicara memberinya terang sejati.

Berkenaan dengan Kitab Kidung Agung, nampaknya akan sangat bermanfaat apabila kita
mengerti strategi membacanya. Dengan rujukan-rujukan yang terdapat di dalamnya, kita dapat
menyimpulkan bahwa kitab ini mengambil bentuk kesusasteraan sebagai drama puitis yang
bermaksud melakonkan kisah tertentu tentang cinta sejati.

Dalam kitab ini kita mendengar suara Raja Salomo, sang pencinta ulung; gadis Sulam, kekasih
setia; puteri-puteri Yerusalem, para penghuni harem Salomo. Kita juga berjumpa dengan si
gembala desa, kekasih pujaan hati gadis Sulam (1.7; 6.3).

Menurut analisis sastra, kita menemukan pembagian dialognya sebagai berikut:

1.1 : Judul
1.2-3 : salah seorang puteri Yerusalem
1.4a : gadis Sulam
1.4b : puteri-puteri Yerusalem
1.5.7 : gadis Sulam
1.8 : puteri-puteri Yerusalem
1.9.11 : Raja Salomo
1.12.14 : gadis Sulam
1.15 : Raja Salomo
1.16.2.1gadis Sulam
2.2 : Raja Salomo
2.3.3.5 : gadis Sulam
3.6.5.1 : Raja Salomo
5.2.8 : gadis Sulam
5.9 : puteri-puteri Yerusalem
5.10.6.3gadis Sulam
2

6.4.9 : Raja Salomo


6.10 : puteri-puteri Yerusalem
6.11.12 : gadis Sulam
6.13.7.5puteri-puteri Yerusalem
7.6.9 : Raja Salomo
7.10.8.14 gadis Sulam & kekasihnya

Ringkasan

Gadis Sulam diboyong ke istana untuk dijadikan salah satu penghuni harem Raja Salomo.
Rupanya sang raja terpikat kepadanya. Raja Salomo merayu dan puja-puji dan ungkapan cinta
serta memamerkan kemewahan dan kemegahannya (1.9-11, 15; 2.2; 3.6-5.1; 6.4-9; 7.6-9). Tapi
gadis Sulam tidak bergeming. Ia berusaha menghindar (1.4a), menyadari harga dirinya (1.5-7),
mengingat kekasihnya (1.12-14), memimpikan dan memuja-muji kekasihnya (1.16-21; 2.3-3.5;
5.2-8; 5.10-6.3; 6.11-12). Ia merindukan kekasihnya dan tetap mempertahankan komitmennya
(2.16; 6.3; 7.10). Ia menolak keinginan Raja Salomo. Bahkan nampaknya ia berusaha melarikan
diri dari harem (6.15). Akhirnya Raja Salomo menyerah. Kekayaannya tidak dapat menukar cinta
si gadis Sulam (8.7). Cintanya kepada sang kekasih tidak kunjung padam, apalagi beralih kepada
Salomo. Raja Salomo yang kaya raya itu, yang bisa mendapatkan nyaris apa saja yang
diinginkannya harus mengakui kekalahannya kepada si gadis Sulam dan kekasihnya, si gembala
desa yang sederhana (8.11).

Hikmah apa yang dapat kita petik dari Kitab Kidung Agung? Cinta sejati yang tidak gentar
menghadapi kekuasaan dan tidak luluh karena kemewahan dan kekayaan, bahkan ketampanan
atau kemolekan siapapun. Kita juga belajar tentang percintaan orang-orang sederhana (gadis desa
dan gembala desa) yang ternyata tidak dapat dikalahkan oleh seorang raja. Kita juga dapat
mempelajari kebesaran jiwa seorang raja yang tidak memaksakan kehendak manakala
keinginannya ditampik oleh seorang gadis desa yang sederhana. Selanjutnya, tidak kalah
pentingnya, kita dapat belajar tentang penghargaan Alkitab terhadap tubuh manusia. Tubuh
manusia sebagai ciptaan Allah adalah indah dan layak dihormati meski bukan untuk pengejaran
kenikmatan yang semau-maunya.

Bagaimana kalau kita, barangkali bersama dengan suami atau istri, mulai menyimak Kitab
Kidung Agung secara keseluruhan. Banyak hal yang dapat dipelajari di dalamnya guna
merayakan cinta!

Pendalaman Alkitab

1. Menurut pendapat Anda, mengapa Alkitab memuat Kitab Kidung Agung?


2. Apa pandangan Anda tentang cinta? Bagaimana pandangan Kitab Kidung Agung tentang
cinta?
3. Bicara tentang kesetiaan, apakah yang dapat Anda pelajari dari Kitab Kidung Agung?
4. Apakah resep bagi kesetiaan dalam komitmen percintaan? Bagaimana agar komitmen itu
tidak lekang dimakan panas dan tak lapuk ditimpa hujan?

TERPUJILAH ALLAH!
RA251003

Anda mungkin juga menyukai