Anda di halaman 1dari 9

1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya saya telah dapat membuat


makalah e-Library walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang saya hadapi, tiada
daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT.

Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan
belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan saya. Oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak saya harapkan agar dalam
pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.
Harapan saya semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang
membacanya.

Wabilahi Taufik walhidayah Wasalamualaikum wr.wb.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar isi

Abstrak

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Membangun citra perpustakaan


B. Meningkatkan citra pustakawan
C. Perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi Fasilitas e-library dalam
layanan on-line

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
B. Saran

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia ini sulit diperkirakan, utamanya jika

melibatkan pengguna perpustakaan yang memiliki kondisi sosial, ekonomi, budaya dan

aturan serta pengetahuan terhadap teknologi yang berbeda. Hal ini mengharuskan

perpustakaan dapat menyesuaikan diri dan mengambil langkah antisipatif bila tidak ingin

dimakan perubahan dan ditinggalkan oleh pengguna atau pembacanya.

Sementara itu perkembangan teknologi informasi yang dikemas dalam bentuk

informasi digital memberikan makna percepatan dalam memperoleh informasi yang

diinginkan. Oleh sebab itu, perpustakaan elektronik (e -li br ary ) dalam layanan online

adalah merupakan fasilitas yang perlu dikembangkan keberadannya,mengingat Kompetitor

Perpustakaan Nasional adalah vendor-vendor pengelola layanan yang mempermudah dalam

mencari informasi secara online melalui “m e si n pencari “ di internet, yaitu dengan

memanfaatkan google.com atau yahoo.com.

B. TUJUAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa topik pelayanan menjadi ujung tombak

keberhasilan dari suatu lembaga yang memberikan pelayanan kepada masyarakat ( public

sevices ). Oleh sebab itu peningkatan fungsi perpustakaan sebagai penyelenggara jasa

informasi diperlukan pada era persaingan bebas sekarang ini. Perpustakaan dapat

meningkatkan fungsinya sebagai penyelenggara jasa informasi dengan cara memberikan

pelayanan secara online


dari berbagai informasi yang dikoleksi di perpustakaan Nasional, melalui publikasi yang

tersedia dalam bentuk koleksi elektronik. Harapannya, kemudahan yang diperoleh para

pengguna perpustakaan dalam dunia maya akan memberikan citra yang lebih baik bagi

perpustakaan nasional dan tentu hal ini sebagai wujud dari peningkatan pelayanan kepada

masyarakat pengguna.

Pengguna akan selalu setia melakukan penelusuran informasi pada perpustakaan

Nasional melalui ikon mesin pencari “ koleksi digital “ yang tersedia di website.

Perpustakaan diharapkan mampu memberikan citra yang positif agar selalu sukses

dalam berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya. Citra yang negatif dapat

memperlemah serta merusak strategi yang telah dibangun secara efektif. Sedangkan citra

yang positif bisa didapatkan dengan mengkomunikasikan keunikan dan kualitas terbaik

yang dimiliki perpustakaan itu kepada pemakainya.

C. RUMUSAN MASALAH

Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi

sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan elektronik memberikan

kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas) tidak ada satu pasal pun yang menuliskan kata perpustakaan. Padahal menurut

UNESCO, pendidikan untuk semua (education for all), dapat lebih berhasil jika dilengkapi

dengan keberadaan perpustakaan.


Di perpustakaan elektronik ( e-library ) ada strategi yang di tawarkan untuk

membangun citra perpustakaan elektronik di sekolah menengah itu sendiri. Strategi yang

ditawarkan yaitu membangun citra perpustakaan, meningkatkan citra perpustakaan dan

mengembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan menerapkan strategi tersebut akan mengembangkan perpustakaan

khususnya perpustakaan elektronik, kita berharap secara bertahap mengejar

ketertinggalannya dari perpustakaan – perpustakaan negara maju baik di tingkat Asia,

Australian, Eropa, maupun Amerika, sehingga secara bertahap pula dapat menjadikan

perpustakaan elektronik di Indonesia bertaraf internasional.


BAB II
PEMBAHASAN

Dalam makalah ini akan dibahas tiga hal yang mendasari citra perpustakaan terutaman

perpustakaan elektronik di sekolah menengah kejuruan di Indonesia menuju perpustakaan

berstandar atau bertaraf internasional.

A. Membangun Citra Perpustakaan

Perpustakaan sekarang ini masih menjadi tempat yang menjemukan dan ditempatkan

pada posisi yang semakin terasing di lingkungannya sendiri. Oleh karena itu banyak

perpustakaan khususnya perpustakaan di sekolah menengah mulai berbenah untuk

meningkatkan citra diri baik dari hal yang kecil sampai pembenahan yang berskala besar.

Peningkatan citra yang berskala kecil dapat dilihat dari pembarian nama perpustakaan

sekolah mulai berubah atau berganti dengan istilah yang menarik. Dengan perubahan nama

mau tidak mau perpustakaan ingin meningkatkan citranya dimata siswanya baik

dilingkungannya sendiri maupun di masyarakat.

Peningkatan citra yang berskala menengah, dapat kita lihat perpustakaan mulai

membangun website perpustakaan sampai dengan membenahi koleksi dan ruangan.

Pembenahan website dapat kita kenali dengan beberapa homepage yang diakses melalui

internet.
Peningkatan citra yang berskala besar, dapat kita lihat beberapa perpustakaan mulai

berbenah dengan membangun gedung perpustakaan sesuai dengan standar yang

dibutuhkan oleh perpustakaan. Bangunan gedung perpustakaan yang dirumuskan

berdasarkan konsep yang sistematik, yaitu sebagai kesatuan sistem keandalan bangunan

gedung dengan lingkungannya. Tujuannya adalah guna terwujudnya pemanfaatan ruang

perpustakaan yang berpihak kepada kepentingan pemakainyaterutama sivitas akademiknya


( siswa, staf pengajar, dan peneliti ) yang berlandaskan asas kemanfaatan yang
menampung nilai- nilai kemanusiaan dan keadilan,asas keselamatan, keseimbangna, dan
keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya. Adapun rumusan sistem keandalan
bangunan gedung perpustakaan, yang terdiri aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan,
dan kemudahan bangunan gedung telah diarahkan untuk dapat memandu harmonisasi
standar, yang berpedoman pada pengembangan standar-standar teknis nasional yang
harmonis dengan standar teknis negara lain, sebagaimana dituntut dalam rangka persiapan
menghadapi era globalisasi.

Dengan adanya suatu jaringan kita dapat menemukan puluhan ribu pustaka, sehingga

koleksi dapat di-sharing atau di akses oleh banyak pengguna melalui katalog gabungan

yang mudah dicari, lengkap, dan interaktif. Dari satu catalog on-line, setiap orang dapat

menemukan bukunya keberbagai perpustakaan, dan membaca komentar serta ulasan

pembaca lain. Karena kita tahu bahwa kondisi di lapangan menunjukan tidak ada satu pun

perpustakaan dan pusat informasi, perpustakaan dan/ atau dokumentasi yang mampu

melayani pemakainya dengan hanya mengandalakan kamampuannya sendiri. Tentu saja

kerja sama itu perlu disusun berdasarkan prinsip saling menolong, saling membutuhkan dan

saling memanfaatkan dalammekanisme kerja yang jelas, transparan, dan sinergis dalam

kesejajaran peran. Kerja sama itu akan menghasilkan apa yang disebut dengan jaringan

informasi dan komunikasi antar perpustakaan.


Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan diharapkan perpustakaan khususnya

perpustakaan elektronik tidak lagi menjemukan dan terasing di lingkungannya sendiri.

B. Meningkatakan Citra Pustakawan

Tenaga pustakawan merupakan jabatan karir dan jabatan fungsional yang telah diakui

keberadaanya oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan terbitnya Surat Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) nomor 18 Tahun 1988 dan telah

diperbaharui dengan SK Menpan nomor 132 Tahun 2002.

Melihat permasalahan tersebut mau tidak mau perpustakaan di sekolah mulai berbenah

dengan membakali tenaga pengelolanya baik tenaga administratif maupun fungsional

pustakawannya bersikap profesional dalam memberikan pelayanannya. Untuk dapat

bersikap profesional banyak perpustakaan mulai melakukan pengembangan sumber daya

manusia (SDM) khususnya melatih tenaga pengelola perpustakaan atau pustakawan dalam

bidang layanan komputer, bahasa inggris, studi banding ke berbagai perpustakaan yang

lebih maju, mengikutsertakan dalam seminar maupun magang di bidang ilmu perpustakaan,

serta teknologi informasi dan komunikasi, mengikutsertakan pendidikan S2 bidang ilmu

perpustakaan dan informasi, serta peningkatan

kualitas / mutu layanannya dengan pembekalan prima bagi tenaga

pengelola perpustakaan / pustakawan.

Untuk menjadi tenaga profesional yang perlu di perhatikan adalah kepribadian,

kompetensi dan kecakapan. Selain itu tenaga pengelola perpustakaan dituntut bersikapS
MART, yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik dalam

memberikan pelayanan. Ramah dan menghargai pemakai perpustakaan, serta tabah di

tengah kesulitan yang dihadapi.

Seperti diketahui bahwa negara-negara maju pesat

pasca

ditandatanginya General Agreement on Tarif and Service (GATS), dewasa ini sedang

berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu layanannya dengan menerapkan sistem

manajemen mutu di mana merupakan bagian dari sistem mutu internasional seri ISO 9000.

Dengan adanya sistem manajemen mutu yang merupakan bagian dari sistem mutu

internasional seri ISO 9000 apabila diterapkan dalam melayani pemakai perpustakaan

khususnya perpustakaan elektronik di sekolah maka akan sangat bermanfaat. Dengan

adanya penerapan sistem manajemen mutu di perpustakaan sekolah akan membawa

dampak positif antara lain :

1. Konsumen dalam hal ini pemakai perpustakaan ( siswa, staf pengajar, umum ) merasa

puas dan setia karena pelayanannya sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Pembiayaan menjadi lebih rendah karena terjadi efesiensi dengan

menghapus komponen-komponen penyebab pemborosan, seperti

Anda mungkin juga menyukai