Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya saya telah dapat

membuat makalah e-Library walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang

saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT.

Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat

kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan saya.

Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak saya

harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik

lagi.

Harapan saya semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang

membacanya.

Wabilahi Taufik walhidayah Wasalamualaikum wr.wb.

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. TUJUAN..........................................................................................................................2
C. RUMUSAN MASALAH................................................................................................3
BAB II..............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
A. Membangun Citra Perpustakaan...................................................................................4
B. Meningkatakan Citra Pustakawan.................................................................................6
C. Perpustakaan Berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi......................................8
BAB IV...........................................................................................................................................15
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................................15
Kesimpulan....................................................................................................................................15
A. Saran..............................................................................................................................16
BAB V............................................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................................17
Daftar pustaka..............................................................................................................................18

ii
ABSTRAKSI

Dalam makalah ini menjelaskan bahwa e-Library ( perpustakaan elektronik )

merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan

untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai

jembatan menuju pengusaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat

rekreasi yang menyenangkan, mengasyikan dan menyegarkan.Oleh karena itu

perpustakaan elektronik perlu dikembangkan di era globalisasi ini.

Dibagian awal disajikan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, tujuan, dan rumusan masalah.

Bab II berikutnya dibahas tentang “tinjauan teoritis Perpustakaan elektronik”

Bab III membahas mengenai perkembangan perpustakaan elektronik

Bab IV kesimpulan dan saran.

Bab terakhir penutup.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia ini sulit diperkirakan,

utamanya jika melibatkan pengguna perpustakaan yang memiliki kondisi sosial,

ekonomi, budaya dan aturan serta pengetahuan terhadap teknologi yang berbeda. Hal

ini mengharuskan perpustakaan dapat menyesuaikan diri dan mengambil langkah

antisipatif bila tidak ingin dimakan perubahan dan ditinggalkan oleh pengguna atau

pembacanya.

Sementara itu perkembangan teknologi informasi yang dikemas dalam

bentuk informasi digital memberikan makna percepatan dalam memperoleh

informasi yang diinginkan. Oleh sebab itu, perpustakaan elektronik ( e-library )

dalam layanan online adalah merupakan fasilitas yang perlu dikembangkan

keberadannya,mengingat Kompetitor Perpustakaan Nasional adalah vendor-

vendor pengelola layanan yang mempermudah dalam mencari informasi secara

online melalui “ mesin pencari “ di internet, yaitu dengan memanfaatkan

google.com atau yahoo.com.

1
B. TUJUAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa topik pelayanan menjadi ujung tombak

keberhasilan dari suatu lembaga yang memberikan pelayanan kepada masyarakat

( public sevices ). Oleh sebab itu peningkatan fungsi perpustakaan sebagai

penyelenggara jasa informasi diperlukan pada era persaingan bebas sekarang ini.

Perpustakaan dapat meningkatkan fungsinya sebagai penyelenggara jasa

informasi dengan cara memberikan pelayanan secara online dari berbagai informasi

yang dikoleksi di perpustakaan Nasional, melalui publikasi yang tersedia dalam

bentuk koleksi elektronik. Harapannya, kemudahan yang diperoleh para pengguna

perpustakaan dalam dunia maya akan memberikan citra yang lebih baik bagi

perpustakaan nasional dan tentu hal ini sebagai wujud dari peningkatan pelayanan

kepada masyarakat pengguna.

Pengguna akan selalu setia melakukan penelusuran informasi pada

perpustakaan Nasional melalui ikon mesin pencari “ koleksi digital “ yang

tersedia di website.

Perpustakaan diharapkan mampu memberikan citra yang positif agar selalu

sukses dalam berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya. Citra yang negatif

dapat memperlemah serta merusak strategi yang telah dibangun secara efektif.

Sedangkan citra yang positif bisa didapatkan dengan mengkomunikasikan keunikan

dan kualitas terbaik yang dimiliki perpustakaan itu kepada pemakainya.

2
C. RUMUSAN MASALAH

Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi

sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan elektronik memberikan

kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) tidak ada satu pasal pun yang menuliskan kata perpustakaan.

Padahal menurut UNESCO, pendidikan untuk semua (education for all), dapat

lebih berhasil jika dilengkapi dengan keberadaan perpustakaan.

Di perpustakaan elektronik ( e-library ) ada strategi yang di tawarkan untuk

membangun citra perpustakaan elektronik di sekolah menengah itu sendiri. Strategi

yang ditawarkan yaitu membangun citra perpustakaan, meningkatkan citra

perpustakaan dan mengembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi

informasi dan komunikasi.

Dengan menerapkan strategi tersebut akan mengembangkan perpustakaan

khususnya perpustakaan elektronik, kita berharap secara bertahap mengejar

ketertinggalannya dari perpustakaan – perpustakaan negara maju baik di tingkat

Asia, Australian, Eropa, maupun Amerika, sehingga secara bertahap pula dapat

menjadikan perpustakaan elektronik di Indonesia bertaraf internasional.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam makalah ini akan dibahas tiga hal yang mendasari citra perpustakaan

terutaman perpustakaan elektronik di sekolah menengah kejuruan di Indonesia

menuju perpustakaan berstandar atau bertaraf internasional.

A. Membangun Citra Perpustakaan

Perpustakaan sekarang ini masih menjadi tempat yang menjemukan dan

ditempatkan pada posisi yang semakin terasing di lingkungannya sendiri. Oleh

karena itu banyak perpustakaan khususnya perpustakaan di sekolah menengah mulai

berbenah untuk meningkatkan citra diri baik dari hal yang kecil sampai

pembenahan yang berskala besar.

Peningkatan citra yang berskala kecil dapat dilihat dari pembarian nama

perpustakaan sekolah mulai berubah atau berganti dengan istilah yang menarik.

Dengan perubahan nama mau tidak mau perpustakaan ingin meningkatkan

citranya dimata siswanya baik dilingkungannya sendiri maupun di masyarakat.

Peningkatan citra yang berskala menengah, dapat kita lihat perpustakaan mulai

membangun website perpustakaan sampai dengan membenahi koleksi dan ruangan.

Pembenahan website dapat kita kenali dengan beberapa homepage yang diakses

melalui internet.

Peningkatan citra yang berskala besar, dapat kita lihat beberapa perpustakaan

mulai berbenah dengan membangun gedung perpustakaan sesuai dengan standar

yang dibutuhkan oleh perpustakaan. Bangunan

4
gedung perpustakaan yang dirumuskan berdasarkan konsep yang sistematik, yaitu

sebagai kesatuan sistem keandalan bangunan gedung dengan lingkungannya.

Tujuannya adalah guna terwujudnya pemanfaatan ruang perpustakaan yang berpihak

kepada kepentingan pemakainyaterutama sivitas akademiknya ( siswa, staf

pengajar, dan peneliti ) yang berlandaskan asas kemanfaatan yang menampung

nilai- nilai kemanusiaan dan keadilan,asas keselamatan, keseimbangna, dan

keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.

Adapun rumusan sistem keandalan bangunan gedung perpustakaan, yang terdiri

aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung telah

diarahkan untuk dapat memandu harmonisasi standar, yang berpedoman pada

pengembangan standar-standar teknis nasional yang harmonis dengan standar teknis

negara lain, sebagaimana dituntut dalam rangka persiapan menghadapi era

globalisasi.

Dengan adanya suatu jaringan kita dapat menemukan puluhan ribu pustaka,

sehingga koleksi dapat di-sharing atau di akses oleh banyak pengguna melalui

katalog gabungan yang mudah dicari, lengkap, dan interaktif. Dari satu catalog on-

line, setiap orang dapat menemukan bukunya keberbagai perpustakaan, dan

membaca komentar serta ulasan pembaca lain. Karena kita tahu bahwa kondisi di

lapangan menunjukan tidak ada satu pun perpustakaan dan pusat informasi,

perpustakaan dan/ atau dokumentasi yang mampu melayani pemakainya dengan

hanya mengandalakan kamampuannya sendiri.

Tentu saja kerja sama itu perlu disusun berdasarkan prinsip saling menolong, saling

membutuhkan dan saling memanfaatkan dalam

5
mekanisme kerja yang jelas, transparan, dan sinergis dalam kesejajaran peran. Kerja

sama itu akan menghasilkan apa yang disebut dengan jaringan informasi dan

komunikasi antar perpustakaan.

Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan diharapkan perpustakaan

khususnya perpustakaan elektronik tidak lagi menjemukan dan terasing di

lingkungannya sendiri.

B. Meningkatakan Citra Pustakawan

Tenaga pustakawan merupakan jabatan karir dan jabatan fungsional yang telah

diakui keberadaanya oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan terbitnya Surat

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) nomor 18 Tahun

1988 dan telah diperbaharui dengan SK Menpan nomor 132 Tahun 2002.

Melihat permasalahan tersebut mau tidak mau perpustakaan di sekolah mulai

berbenah dengan membakali tenaga pengelolanya baik tenaga administratif maupun

fungsional pustakawannya bersikap profesional dalam memberikan pelayanannya.

Untuk dapat bersikap profesional banyak perpustakaan mulai melakukan

pengembangan sumber daya manusia (SDM) khususnya melatih tenaga pengelola

perpustakaan atau pustakawan dalam bidang layanan komputer, bahasa inggris, studi

banding ke berbagai perpustakaan yang lebih maju, mengikutsertakan dalam seminar

maupun magang di bidang ilmu perpustakaan, serta teknologi informasi dan

komunikasi, mengikutsertakan pendidikan S2 bidang ilmu perpustakaan dan

informasi, serta peningkatan

6
kualitas / mutu layanannya dengan pembekalan prima bagi tenaga pengelola

perpustakaan / pustakawan.

Untuk menjadi tenaga profesional yang perlu di perhatikan adalah kepribadian,

kompetensi dan kecakapan. Selain itu tenaga pengelola perpustakaan dituntut

bersikap SMART, yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik

dalam memberikan pelayanan. Ramah dan menghargai pemakai perpustakaan, serta

tabah di tengah kesulitan yang dihadapi.

Seperti diketahui bahwa negara-negara maju pesat pasca ditandatanginya

General Agreement on Tarif and Service (GATS), dewasa ini sedang berlomba-

lomba untuk meningkatkan mutu layanannya dengan menerapkan sistem manajemen

mutu di mana merupakan bagian dari sistem mutu internasional seri ISO 9000.

Dengan adanya sistem manajemen mutu yang merupakan bagian dari sistem

mutu internasional seri ISO 9000 apabila diterapkan dalam melayani pemakai

perpustakaan khususnya perpustakaan elektronik di sekolah maka akan sangat

bermanfaat. Dengan adanya penerapan sistem manajemen mutu di perpustakaan

sekolah akan membawa dampak positif antara lain :

1. Konsumen dalam hal ini pemakai perpustakaan ( siswa, staf pengajar,

umum ) merasa puas dan setia karena pelayanannya sesuai dengan

kebutuhan mereka.

2. Pembiayaan menjadi lebih rendah karena terjadi efesiensi dengan menghapus

komponen-komponen penyebab pemborosan, seperti

7
tenaga perpustakaan tidak asal bekerja tetapi betul-betul termotivasi untuk

mencapai target yang telah ditentukan

3. Daya saing dan fortabilitas diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan

operasional berkurang.

4. Semangat pegawai terutama tenaga fungsional pustakawan meningkat karena

mereka bekerja secar efektif dan efesien.

Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan baik melaui peningkatan

kualitas diri maupun peningkatan mutu layanan yang berbasis pada standar mutu

internasional maka berbagai persoalan dunia perpustakaan khususnya perpustakaan

elektronik di sekolah yang di hadapi bisa ditangani.. Sebab hanya dengan sumber

daya manusia (SDM) dalam hal ini tenaga pengelola perpustakaan dan tenaga

fungsional pustakawan yang berkualitas kita bisa membangun perpustakaan yang

bertaraf nasional.

C. Perpustakaan Berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan

dalam berbagai sektor, termasuk dunia perpustakaan.pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas layanan dan

operasional telah membawa perubahan yang besar diperpustakaan. Perkembangan

dari penerapan informasi dan komunikasi dapat diukur dengan telah diterapkannya

sebagai sistem informasi manajemen (SIM) perpustakaan dan perpustakaan digital (

digital library ).

8
Sedangkan mengenai perpustakaan digital atau digital library, seperti yang

dikatan oleh Zaenal A. Hasibuan (2005), digital library atau sistem perpustakaan

digital merupakan konsep menggunakan internet dan teknologi informasi dalam

manajemen perpustakaan. Sedangkan menurut Ismail Fahmi (2004) mengatakan

bahwa perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang terdiri dari perangkat

hardware dan software, koleksi elektronik, staf pengelola, pengguna, organisasi,

mekanisme kerja, serta layanan dengan memanfaatkan berbagi jenis teknologi

informasi.

Pengembangan perpustakaan digital atau e-library bagi tenaga pengelola

perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi sistem

otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan

efesien. Bagi pengguna perpustakaan dapat membantu mencari sumber-sumber

informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses

melalui internet maupun intranet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan

kapanpun dan di mana pun ia berada.

Sebagai implementasinya, pengembangan sebuah perpustakaan dari bentuk

konvensional ke bentuk digitalisasi koleksi perpustakaan memerlukan biaya yang

tidak sedikit karena untuk men-digitalisasi sebuah dokumen dari bentuk cetak ke

bentuk digital diperlukan beberapa tahap, dari mulai proses scanning, proses

editing, dan seterusnya.

Dengan dikembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan

komunikasi baik dalam sistem informasi manajemen (SIM) perpustakaan maupun

digital library, maka dapat memberikan kenyamanan kepada anggota

perpustakaan juga memberikan kemudahan

9
kepada tenaga pustakawan dan pengelola perpustakaan baik dalam layanan maupun

pengelolaan dan sekaligus kemudahan untuk menerapkan strategi-strategi

pengembangan perpustakaan serta dapat meningkatkan citra dalam memberikan

layanannya terhadap pemakai dilingkungannya.

2.1 FASILITAS E-LIBRARY DI SEKOLAH DALAM LAYANAN

ONLINE

Dengan dilandasi semangat untuk turut berperan dalam membentuk masyarakat (

siswa ) yang suka membaca, mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup, Perpustakaan nasional telah

berperan sebagai fasilitator yang membuka dan menunjukan jalan ke berbagai

sumber informasi yang diinginkan oleh masyarakat. Sehingga dapat dimaklumi

hambatan yang dihadapi Perpustakaan sebagai penyelenggara jasa informasi saat

ini, bahwa informasi yang dikoleksi hanya memiliki kekuatan hukum atau lisensi

sebagai penyedia informasi untuk dibaca atau di pinjam. Tampaknya ini

diperlukan kesepakatan dan kesepahaman dalam membangun infrastruktur yang

merupakan aset penting, sebagai tindak lanjut kelangsungan secara terus menerus

keberadaan perpustakaan elektronik ( e-library ) di Perpustakaan Nasional. Oleh

karena itu perlu landasan hukum yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Disamping itu diperlukan otoritas yang seluas-luasnya dalam memanfaatkan

bermaca-macam perangkat lunak/software pendukungnya,

10
guna mengelola informasi yang sangat beragam formatnya. Sehingga kerjasama

dengan masing-masing pihak harus diupayakan untuk terciptanya legalitas azas

pemanfatan secara bersama.

Dalam proses penyebaran koleksi elektronik tersebut dapat dibedakan menjadi

dua kategori :

a. Pertama dokumen yang bersifat umum. Dokumen tersebut telah dikelola

dan telah disimpan pada sever web data Perpustakaan nasional, Sehingga

pengguna perpustakaan dapat mengakses informasi yang ada melalui

jaringan intranet atau internet seandainya tidak sedang berada di

Perpustakaan Nasional.

b. Yang kedua, dokumen yang mempunyai sifat rahasia dan memiliki nilai

ekonomi. Secara teknis pada proses akses dokumen agak berbeda,

sekalipun pengguna tetap dapat mengakses dokimen yang di baca yaitu

melalui jaringan internet atau intranet, tetapi jika mereka menginginkan

dokumen tersebut untuk dicetak atai di download, maka pengguna harus

mengisi identitas diri dengan menggunakan kode PIN yang telah

disediakan di perpustakaan nasional.

Keuntungan pengguna card ID Perpustakaan nasional dalam kegiatan

penelusuran koleksi elektronik secara on-line adalah :

1. Pengguna akan leluasa mengakses buku-buku, artikel pada jurnal atau

majalah, makalah dan sekaligus dapat mengdownload atau mencetak

dokumen yang diperlukan tanpa

11
harus rehalang jarak dan waktu, apalagi biaya yang diperlukan relatif

lebih murah.

2. Perpustakaan Nasional akan menjadi pusat server web data ilmu

pengetahuan bidang sosial, budaya , ekonomi, hukum dan IPTEK yang

berkembang di Indonesia. Dan secara otomatis bertindak sebagai

fasilitator dan mediator antara pengguna dan pemilik hak intelektual

termasuk didalamnya keterlibatan kelompok penerbit dan vendor.

3. Pemilik hak karya intelektual melalui penerbit atau vendor akan

mendapat royalti sebagai konsekuaensi dari hasil kerjasama antara

perpustakaan dan penerbit/vendor.

4. Setiap pengguna suatu karya intelektual dapat di pantau melalui kode

PIN yang ditulis oleh setiap pengunjung yang memanfaatkan informasi.

Sehubungan dengan pemikiran tersebut diatas jenis layanan di Perpustakaan

Nasional menjadi bertambah yaitu selain memberikan layanan secara konvensional,

yang telah berjalan selama bertahun-tahun, juga memberikan layanan secara online

melalui website yang telah di dirikan sejak 17 mei 2005. Dampak yang diharapkan

pada sistem layanan informasi melalui jaringan intranet atau internet akan dapat

menstimulisasi jumlah pengunjung website Perpustakaan nasional yang sampai

tanggal 10 juli 2006 baru mencapai 94.567 pengunjung, ini hampir mencapai 44,58

persen dari jumlah total penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih 200

juta.

12
Berikut adalah beberapa strategi pengembangan yang perlu dipertimbangkan

untuk dilakukan oleh perpustakaan-perpustakaan yang disesuaikan dengan kondisi

masing-masing sekolah :

 Pertama, perpustakaan harus menyediakan fasilitas layanan akses

internet dan mensosialisasikan penggunaannya kepada siswa. Kegiatan

ini dapat dimulai dengan peralatan dan infrastruktur yang telah tersedia.

Tetapi yang terpenting adalah pensosialisasian fungsinya sebagai sarana

untuk pemerolehan bahan digital yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna. Pustakawan harus aktif dan dengan sungguh-sungguh

membantu menemukan bahan-bahan yang dibuthkan atau diperkirakan

dibutuhkan baik atas inisiatif sendiri maupun atas permintaan pengguna.

Tingkat pelayanan ini akan menjadi alasan yang penting dalam upaya

pengembangan selanjutnya. Kepuasan pengguna akan menjadi iklan

gratis untuk mendorong peningkatan dukungan untuk pengembangan

layanan.

 Kedua, perpustakaan harus mulai mengupayakan pembuatanhome page

atau situs perpustakaan dan memuat berbagai informasi tentang

perpustakaan. Situs yang sederhana dapat dikembangkan sendiri atau

komersial sebelum perpustakaan memiliki server sendiri.

 Ketiga, pustakawan harus berbicara dalam forum, melakukan pendekatan

dengan berbagai pihak, dan membuat infrastuktur internet di dalam

kampus. Rencana pengembangan hendaknya membuat berbagai

alternatif yang mungkin dilakukan dari yang

13
sederhana dan murah hingga yang lebih canggih dan mahal. Pustakawan

harus mengidentifikasi kebutuhan perpustakaan dan memberikan

saran-saran dalam pengembangan infrastruktur internet kampus. Dalam

pemanfaatannya pustakawan harus mempertimbangkan penyebaran titik

pelayanan perpustakaan. Pertimbangan lainnya adalah penyediaan

sejumlah outlet di dalam perpustakaan dimana siswa dapat

mencolokan sambungan komputer laptopnya untuk menggunakan

internet.

 Keempat, perpustakaan mulai mengembangkan perpustakaan digital

apabila infrastruktur dan pewralatan yang diperlukan sudah tersedia.

Dalam fase persiapan, pustakawan harus mampu mengidentifikasi

sumber daya yang tersedia didalam kampus terutama sumber daya

manusia yang dapat di jadikan mitra dalam pengembangan.

14
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas yang telah dipaparkan bahwa Perpustakaan baik

itu Perpustakaan sekolah maupun Perpustakaan Nasional telah melakukan

fungsinya sebagai penyelenggara jasa informasi. Namun demikian agar layanan

prima dapat terwujud secara arif dan bijaksana, maka perlu ada peningkatan sistem

pelayanan yaituu selain memberikan layanan dalam bentuk media offline juga

memberikan layanan dalam bentuk online.

Ini sebagai bentuk kepedulian perpustakaan Nasional untuk ikut mencerdaskan

kehidupan bangsa melalui penyelenggara jasa informasi yang tepat, cepat, akurat

dan relatif dapat dijangkau oleh kebutuhan masyarakat.

Strategi pengguna internat di suatu perpustakaan sekolah sangat bergantung

pada visi pustakawan sekolah tentang internet dalam kaitannya dengan peran

pustakawan. Selain itu diperlukan innovasi dan kreatifitas pustakawan untuk

mengimplementasikan penggunaan internet dalam lingkungannya yang berbeda.

Keberhasilan pengguna internet di perpustakaan pada dasarnya tidak terlepas dari

keberhasilan pengembangan perpustakaan secara keseluruhan. Oleh karena itu,

pustakawan harus memiliki visi yang jelas sebagai arah yang dituju dalam

pengembangan perpustakaan dan berusaha untuk mencapainya. Prosentase

anggaran perpustakaan dari anggaran suatu lembaga (

15
sekolah ) merupakan kata kunci yang menentukan keberhasilan misi perpustakaan.

A. Saran

Agar pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan berjalan dengan

normal, maka sebagai pustakawan, harus memotivasi dan merangsang pengguna

perpustakaan ( masyarakat/siswa ) dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk

mencintai buku supaya keingintahuan tentang dunia dan memberantas kebodohan.

Supaya generasi yang akan datang lebih optimal dalam berbagai bidang sehingga

dalam era globalisasi ini bangsa kita tidak tertinggal perkembangannya dalam

berbagai bidang.

16
BAB V

PENUTUP

Sudah bukan jamannya perpustakaan di “klaim” sebagai “tempat gudang

buku” yang berdebu dan “tempat buangan” bagi orang-prang yang terkena

punishment. Perpustakaan mempunyai peran yang sangat berarti, yang bila dikelola

dan di kembangkan dengan baik akan memberikan dampak positif bagi kecerdasan

dan kehidupan bangsa. Ketersediaan berbagai macam pengetahuan di perpustakaan

dengan bentuk yang lebih modern (digital), memberikan kesempatan pada pemakai

untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri.

Dengan menerapkan tiga citra utama yaitu membangun citra perpustakaan,

meningkatkan citra pustakawan dan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan

komunikasi dalam mengembangkan perpustakaan khususnya perpustakaan sekolah,

kita berharap juga perpustakaan sekolah –sekolah menengah di Indonesia dapat

mensejajarkan dengan perpustakaan yang ada di negara-negara maju baik di tingkat

Asia, Australia, Eropa maupun Amerika.

Akhirnya segala sesuatu tidak akan menjadi kenyataan sebelum kita

mengalami sendiri, demikian juga kreasi dan inovasi akan menjadi coretan tidak

bermakna diatas kertas sebelum direalisasikan didunia nyata.

17
Daftar pustaka

Fahmi Ismail. 2004. Innovasi Jaringan Perpustakaan Digital : Network Of Networks

NeONs

Hasibuan,Zaenal. A. 2005. Pengembangan Perpustakaan Digital : Studi Kasus

perpustakaan Universitas Indonesia.

Rahayuningsih,F.2006. Profesionalisme pustakawan menghadapi Tuntutan Kemajuan

Teknologi. Yogyakarta

www.kompas.com/kompas-cetak/0205/15dikbud/perp09

http://www.sinarharapan.co.id,” Manajemen diri : menang dengan pelayanan

sepenuh hati “

http://www.ri.go.id/produk.uu/isi/keppres, “Keputusan Presiden Republik Indonesia

no 67 th 2000 tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia”

http://www.republica.co.id. “ Pendidik serta senantiasa mencintaidunia pendidikan “

18
MAKALAH
TENTANG

Di susun oleh :
NINA HENDARTI
NO Ujian :
107080060

19

Anda mungkin juga menyukai