Anda di halaman 1dari 16

SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA

(Transformasi Perpustakaan Tradisional ke Perpustakaan Digital)

Disusun Oleh :

SILVA INTAN LESTARI (G.2110042)


ALINDA (G.2110722)
CACA ANISA (G.2010494)
MOHAMMAD ARSYAH (G.2110225)
NANDA AKMAL MAULANA (G.2110784)

SAIS KOMUNIKASI (SORE)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Transformasi Perpustakaan Tradisional
ke Perpustakaan Digital" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata
Pelajaran Sistem Komunikasi Indonesia.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang transformasi informasi
bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Sukarelawati selaku guru Mata Pelajaran Sistem Komunikasi Indonesia. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 26 Mei 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR-----------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI----------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------------------------
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
1.4. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN--------------------------------------------------------------------------------------------
2.1. Peran Pustakawan 3
2.2. Peran Perpustakaan 3
2.3. Perpustakaan Tradisional 5
2.4. Perpustakaan Digital 5
2.5. Perubahan Teknologi Informasi dan Komunikasi 6
2.6. Transformasi Perpustakaan di era Digital 7
2.7. Akses Internet di Indonesia 8
2.8. Perbedaan Perpustakaan Tradisional dan Digital 9
2.9. Tanggapan dan Komentar Penulis Mengenai Transformasi Perpustakaan
Tradisional ke Perpustakaan Digital 9
BAB III PENUTUP--------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------------------------------------

II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejarah buku dimulai sekitar 5.300 tahun yang lalu dari daerah di sekitar sungai Tigris
dan Efrat, Mesopotamia atau Sumeria, dan sekarang dikenal sebagai Irak Selatan. Awal
mula buku terbentuk dari lembaran-lembaran kertas yang terbuat dari tanah liat, dikenal
sebagai “tablet”. Tablet-tablet tanah liat ini memiliki dua sisi kanan kiri, seperti jilidan
sebuah buku. Tanah liat bersifat mudah dibentuk (Baez, 2017). Setelah era tablet, muncul
berbagai penemuan buku dengan bahan kertas. Buku yang berasal dari bambu,
ditemukan di China, pada tahun 1500sM. Orang China menggunakan potongan bambu
yang tipis untuk menulis huruf kanji dalam satu buah kolom maupun dua kolom, dan
menghubungkannya dengan seutas benang (Shenoy & Aithal, 2016).
Dalam ranah sebuah negara, Perpustakaan Alexandria merupakan perpustakaan yang
pertama didirikan. Banyak peristiwa yang mengiringi pertumbuhan dan perkembangan
sebuah perpustakaan. Perpustakaan pada jaman Ptolomeus I yang hanya berfungsi
sebagai tempat mengobrol dengan deretan buku-buku dari papirus yang tersimpan rapi
pun berubah seiring perkembangan zaman (Baez, 2017). Jika kita mendengar kata
perpustakaan, sebagian besar orang langsung terbayang rak-rak buku yang tersusun
dengan rapi. Namun hal tersebut tampaknya sudah sedikit bergeser dengan adanya
perpustakaan digital. Pertumbuhan perpustakaan digital semakin cepat karena kebutuhan
akses informasi, hiburan, dan data-data yang valid dari jurnal, buku, dan karya tulis
ilmiah.
Seiring perkembangan zaman, teknologi komunikasi dan informasi atau ICT
(Information and Communication Technology) telah menyentuh dan merambat ke dunia
perpustakaan. ICT dan terutama akses internet, memberikan dampak penting bagi
pengolahan, penyebaran, akses, dan penggunaan informasi. Selama berabad–abad
manusia telah dan masih menggunakan informasi dalam bentuk tercetak. Keadaan ini
berubah kira–kira empat dekade yang lalu dengan mulai diperkenalkannnya komputer
dalam mengelola informasi. Komputer telah membuka pintu bagi berbagai cara baru
dalam mengakses dan menggunakan informasi, menciptakan dan mengakses indeks
elektronik dari koleksi, basis data elektronik dari artikel–artikel jurnal, dan lain-lain.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dalam makalah, makalah ini merumuskan
masalahnya sebagai berikut: Bagaimana perpustakaan tradisional bertransformasi
menjadi perpustakaan digital ?

1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui perpustakaan tradisional yang
bertransformasi menjadi perpustakaan digital

1.4. Manfaat
A. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan kontribusi dalam kajian manajemen perpustakaan
umum terutama dalam mewujudkan fungsi pendidikan. Hasil makalah ini juga
bermanfaat dalam memberikan peluang penelitian selanjutnya untuk kajian peran
perpustakaan berbasis digital.
B. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi perpustakaan
umum maupun jenis perpustakaan lain dalam menyediakan program-program
perpustakaan berbasis digital.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peran Pustakawan
Ada dua kompetensi yang harus dimiliki pustakawan masa kini, kompetensi
profesional yang meliputi pengetahuan khusus mengenai konten sumberdaya
informasi, termasuk pula kemampuan untuk mengevaluasi dan menyaringnya secara
kritis, pengetahuan subjek khusus yang tepat, kemampuan mengembangkan dan
mengelola layanan informasi yang tepat dan mudah di akses mampu menyediakan
instrusi dan fasilitas, menentukan kebutuhan informasi, kemampuan penggunaaan
teknologi informasi, kemampuan mengkomunikasikan pentingnya layanan informasi
bagi kalangan manajemen, mengevaluasi hasil penggunaan informasi secara kontinyu.
Sedangkan kompetensi yang kedua adalah kompetensi personal seperti komitmen
pelayanan prima, mencari tantangan dan melihat kesempatan baru, komunikasi
efektif, kemampuan bekerjasama, jiwa kepemimpinan, mengetahui nilai dan jejaring
dan soilidaritas professional, fleksible menghadapi perubahan.
Sebagai lembaga profesional dan mandiri layak dikelola atau diurus pegawai
yang profesional yaitu “pustakawan”. Sebagaimana dikehendaki dalam UU
Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 menjelaskan bahwa “Pustakawan adalah
seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melelui pendidikan dan/atau
pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan pelayanan perpustakaan.

2.2. Peran Perpustakaan


Perkembangan Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK) membuka
peluang bagi setiap perpustakaan konvensional untuk memulai membangun koleksi
bahan perpustakaan digital untuk dilayankan kepada pemustaka.
Perpustakaan adalah suatu ruangan atau bagian ari gedung atau bangunan
atau gedung itu sendiri yang berisi buku-buku koleksi yang diatur dan disusun
sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-
waktu diperlukan oleh pembaca. Secara garis besar peran perpustakaan adalah
sebagai :
1. Mengumpulkan, menyimpan, menyediakan informasi dalam bentuk tercetak
ataupun dalam bentuk elektronik dan multimedia kepada pemustaka/user.

3
2. Menyediakan informasi yang dapat diakses lewat internet, namun harus pula
menyediakan peraturan-peraturan yang dapat melindungi kepentingan
perpustakaan dan keamanan informasi tersebut.
3. Terus memperhatikan kemajuan zaman dan kemajuan teknologi agar keinginan
masyarakat dalam mengakses informasi dapat terpenuhi.
4. Harus mampu menjadi jembatan penyedia informasi pada masa lalu, masa kini
dan masa depan.
5. Perpustakaan harus terus mencari jalan agar tetap tanggap secara efektif dan
inovatif terhadap lingkungan yang beragam dalam memenuhi harapan pengguna.
Fungsi perpustakaan dari masa ke masa mengalami perubahan dan perkembangan
namun pada dasarnya fungsi perpustakaan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Edukatif
Perpustakaan berfungsi sebagai tempat untuk belajar mandiri, dimana
pemustaka dapat mencari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menambah wawasan
dan ilmu, serta membantu pemerintah dalam program gemar membaca dan
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan belajar sepanjang hayat.
2. Fungsi Informatif
Perpustakaan mempunyai fungsi informatif, artinya informasi yang
dibutuhkan oleh pemustaka dapat dicari di perpustakaan. Informasi bisa bersifat
ilmiah,
semi ilmiah.
3. Fungsi Penelitian
Artinya sumber-sumber informasi yang ada didalam perpustakaan dapat
digunakan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian. Berbagai informasi
dapat dijadikan dasar untuk proposal penelitian. Fungsi Riset, penunjang penelitian
(tinjauan pustaka) yang hasilnya dapat diambil menjadi bahan pertimbangan untuk
menarik kesimpulan dan sarana dari suatu penelitian .
4. Fungsi Kultural.
Perpustakaan mempunyai fungsi kultural artinya perpustakaan memiliki dan
menyedikan bahan pustaka baik cetak maupun elektronik yang menyajikan
kebudayaan daerah, kebudayaan suatu bangsa ataupun kebudayaan antarbangsa.
5. Fungsi Rekreatif

4
Artinya, pengguna dapat mencari koleksi yang persifat populer, menghibur
dan pengguna dapat menggunakan media audio visual (TV, Video, CD) serta
koran yang disediakan di perpustakaan.
2.3. Perpustakaan Tradisional
Pada abad ke 19 dan 20, koleksi perpustakaan menempati posisi tertinggi
dalam sebuah perpustakaan. Posisi selanjutnya adalah layanan perpustakaan. Bagi
masyarakat, peran perpustakaan pada abad tersebut lebih kepada penyedia akses dan
dukungan pengembangan koleksi tercetak (Calhoun, 2014). Fokus perpustakaan
tradisional adalah pada koleksi, pengorganisasian koleksi, dan diseminasi informasi,
sedanagkan orientasi perpustakaan tradisional adalah pada koleksi fisik yang
disediakan di perpustakaan, dan pemustaka mendatangi perpustakaan secara fisik
kemudian pustakawan akan melakukan layanan secara langsung.
Perpustakaan tradisional memiliki beberapa keuntungan serta kelemahan.
Keuntungan terletak pada pengembangan koleksi cetak. Perpustakaan dapat
mengembangkan koleksi cetak secara mandiri sesuai dengan permintaan dari
pemustaka. Dari segi layanan, perpustakaan konvensional telah teruji dan dapat
diandalkan. Sebagai contoh, perpustakaan tradisional tetap dapat menjalankan
fungsinya meskipun terdapat kekurangan sumberdaya seperti listrik atau buruknya
jaringan telekomunikasi. Demikian pula, meskipun informasi yang tersimpan dalam
perpustakaan tradisional berjalan lambat, namun informasi tersebut terekam dalam
sebuah kartu katalog yang tercetak dan tersimpan di perpustakaan yang dapat diakses
meskipun tanpa bergantung pada sumberdaya listrik maupun sarana komputer.
Bahan perpustakaan tercetak lebih mudah dibaca dan tanpa membutuhkan alat
bantu baca dan memungkinkan untuk dibawa kemanapun. Salah satu kelemahan dari
pengadaan perpustakaan tradisional adalah memerlukan ketersediaan ruang yang
cukup luas untuk menampung semua koleksi tercetak.

2.4. Perpustakaan Digital


Istilah perpustakaan digital atau perpustakaan elektronik kadangkala
digunakan bergantian dalam literatur, meskipun paradigma mengenai istilah
perpustakaan digital telah dikenal terlebih dahulu. Ada juga orang yang menggunakan
istilah perpustakaan virtual untuk menggantikan penggunaan perpustakaan digital
(Sun & Yuan, 2012). Perpustakaan digital maupun perpustakaan virtual mempunyai
perbedaan pengertian, sebuah perpustakaan digital terdiri dari koleksi jaringan

5
informasi multimedia yang tersedia dalam satu lokasi sedangkan sebuah perpustakaan
virtual terdiri dari sebuah set link ke berbagai sumber informasi di internet.

Pengertian dari perpustakaan digital (Calhoun, 2014) 1) merupakan


sekumpulan perangkat komputasi, di mana penyimpanan dan untuk komunikasi
digital antar konten dilakukan bersama dengan bantuan perangkat lunak yang
dibutuhkan oleh sistem untuk mereproduksi, meniru dan memperluas layanan yang
selama ini telah dilakukan oleh perpustakaan tradisional dalam menghimpun,
mengelola koleksi tercetak, pembuatan kartu katalog, pencarian dan penyebaran
informasi, dan layanan perpustakaan digital harus mengakomodasi dan menyelesaikan
semua layanan penting yang dilakukan oleh perpustakaan tradisional dengan
memanfaatkan keuntungan dari penyimpanan digital, pencarian dan
pengkomunikasian konten digital.
Perpustakaan digital juga merupakan sebuah organisasi yang menyediakan
sumber informasi, termasuk di dalamnya menyiapkan staf yang kompeten untuk
memilih, membuat struktur, menawarkan akses intelektual untuk menafsirkan,
mendistribusikan, menjaga integritas dan memastikan keberadaan dan
keberlangsungan konten perpustakaan digital dari waktu ke waktu sehingga dapat
dengan mudah dan murah, diakses oleh pengguna dari manapun dan kapanpun
(Bamgbade et al., 2015; Shiri, 2003). Definisi perpustakaan digital bagi satu pakar
dan pakar lainnya bervariasi tergantung komunitasnya, namun yang bisa dijadikan
pegangan bahwa perpustakaan digital menghimpun konten dalam format digital dan
menyebarkan kepada pengguna di manapun dan kapanpun. Sehingga perpustakaan
digital bukan sebuah entitas tunggal karena perpustakaan digital membutuhkan link ke
sumber-sumber informasi lain, dan tidak hanya terbatas pada sumber bibliografi, bisa
juga format digital lain seperti teks, gambar, dan lainnya.

2.5. Perubahan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Teknologi informasi dan komunikasi telah merubah beberapa aspek kehidupan
manusia, itu benar adanya. Bahkan Gallacher (1999:4) berpendapat bahwa faktor
perubahan yang paling berpengaruh adalah yang datang dari luar perpustakaan dalam
bentuk perkembangan teknologi seperti jaringan lokal dan internasional, penerbitan
elektronik serta teknologi yang dapat memberikan layanan sendiri (self service
technologies).

6
Pustakawan di era digital dituntut untuk mengubah peran konvensional yang
diembannya selama ini. Peran-peran baru di era digital membutuhkan kemampuan
menggunakan fasilitas TIK dengan baik. Sharp (2009) mengatakan seorang
profesional di bidang informasi harus berubah dan beradaptasi dengan lingkungan
informasi elektronik, yang bersangkutan harus belajar banyak perihal teknologi baru
dan menyadari kekuatan dan kelemahannya. Pustakawan tidak perlu merasa terancam
dengan perkembangan komputer yang mana seharusnya selangkah lebih maju serta
mengambil peran penting di dalam perpustakaan.

2.6. Transformasi Perpustakaan di era Digital


Kate (2009) menegaskan bahwa karakteristik lingkungan dimana pustakawan
ini bekerja termasuk di dalamnya akses yang lebih besar untuk mendapatkan
informasi, meningkatkan kecepatan permintaan informasi, kompleksitas yang lebih
menemukan, menganalisa dan menghubungkan informasi, teknologi yang berubah
secara pasti, kurangnya standarisasi baik perangkat keras maupun lunak,
pembelajaran berkelanjutan untuk pemustaka dan staff perpustakaan serta penanaman
modal uang untuk teknologi.
Teknologi informasi dan komunikasi akan berjalan dengan baik apabila
infrastruktur dalam bentuk jaringan intranet dan internet berfungsi dengan baik.
Infrastruktur yang baik membutuhkan kompetensi pustakawan yang handal dalam
menanggani permasalahan TIK di perpustakaan. Kompetensi adalah pengetahuan,
ketrampilan karakteristik pribadi (attributes) yang sangat penting untuk mencapai
keberhasilan pada suatu pekerjaan. McMenemy (2005) menuliskan kompetensi di
bidang TIK berdasarkan standard European Computer Driving Licence (ECDL) :
a. Konsep dasar tentang teknologi informasi (Basic concept of IT)
b. Pemanfaatan computer dan mengelola file (Using the computer and managing
files
c. Pengolah kata (Word processing)
d. Lembaran kerja (Spreadsheet)
e. Pangkalan data (Databases)
f. Presentasi (Presentation)
g. Informasi dan komunikasi melalui internet dan e-mail (Information and
communication (internet and e-mail)

7
Baik perpustakaan tradisional maupun digital keduanya memiliki keuntungan
dan kelemahan. Keuntungan perpustakaan tradisional terletak pada pengembangan
koleksi cetak, perpustakaan dapat mengembangkan koleksi cetak secara mandiri
sesuai dengan permintaan pemustaka, sedangkan kelemahannya yaitu kekurangannya
sumber daya seperti listrik atau buruknya jaringan telekomunikasi.
Sedangkan keuntungan perpustakaan digital terletak pada akses yang bisa
digunakan kapanpun,darimanapun dan oleh siapapun, kelemahannya bisa saja sistem
mengalami kendala sehingga sulit untuk diakses.

2.7. Akses Internet di Indonesia


Saat ini internet menjadi bagian penting dalam mengakses informasi dan
menjadi salah satu simbol pesatnya perkembangan TK di era digital. Di Indonesia,
para pengguna internet mendapat kemudahan untuk dapat menggunakan internet.
Jumlah pelanggan dan pemakai internet dari tahun ke tahun terus berkembang dengan
pesat. Pada tahun 1998 jumlah pelanggan baru sekitar 134.000 dengan jumlah
pemakai sebanyak 512.000. Sedangkan akhir tahun 2007 jumlah pelanggan melonjak
jauh sebanyak 2.000.000 sedangkan pemakai berjumlah 25.000.000. Dengan
demikian pada tahun 2007 setiap 1 orang pelanggan dimanfaatkan oleh kurang lebih
12.5 orang pemakai.
Apabila dihubungkan dengan jumlah provider internet, jumlah tertinggi terjadi
pada tahun 2007 yaitu berjumlah 34 provider. Jumlah provider secara keseluruhan
berjumlah 236 provider sampai dengan tahun 2009. Dari sisi penyebaran hampir
seluruh ibukota provinsi bahkan beberapa kota lainnya di Indonesia telah tersedia
provider internet. Analisa sementara menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
dianggap telah mengenal keberadaan internet sebagai salah satu cara untuk
memperoleh informasi, terlebih dengan banyak tersebarnya warung internet. Penulis
sendiri belum mendapatkan data tentang berapa jumlah warung internet yang ada saat
ini. Warung internet dapat menjadi presentasi kebiasaan akses informasi masyarakat
melalui internet.

8
Bagi perpustakaan keberadaan internet di setiap provinsi akan lebih
mempermudah dalam menyediakan berbagai jenis layanan di perpustakaan. Bahkan
bagi perpustakaan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia,
pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional telah melanggankan tiga online database yaitu Proquest, Ebsco, Cengage
untuk tahun 2009. Pustakawan perguruan tinggi seluruh Indonesia diharapkan dapat
memanfaatkan seluruh online database semaksimal mungkin. Semua itu jelas
berbasis akses melalui internet.

2.8. Perbedaan Perpustakaan Tradisional dan Perpustakaan Digital


1. Perpustakaan Digital
 Koleksi tercetak
 Stabil dengan perubahan yang lambat
 Konten ilmiah melalui proses validasi
 Interaksi dalam satu arah
 Akses gratis dan untuk umum
2. Perpustakaan Digital
 Semua koleksi dalam format digital
 Dinamis dan tidak kekal
 Lebih dari sekedar konten ilmiah dengan berbagai macam validasi
 Komunikasi yang terbangun bersifat dinamis dan real time
 Akses gratis namun ada yang berbayar

2.9. Tanggapan dan Komentar Penulis Mengenai Transformasi Perpustaakan


Tradisional ke Perpustakaan Digital
Nampaknya pustakawan sebagai pengelola perpustakaan sebagai institusi
yang profesional, haruslah menempatkan diri pada posisi yang seimbang artinya
sebagai pengelola yang juga profesional. Untuk itu keberadaannya harus secara

9
rasional dan proporsional dapat mendukung tugas pokok dan fungsi, dengan kata
lain memahami betul visi, misi, tujuan dan sasasaran yang diinginkan.

Saat ini “seharusnya” dunia perpustakaan di republik ini maju, tumbuh dan
berkembang, oleh karena para pendiri bangsa ini sudah memikirkan arti
pentingnya perpustakaan. Terbukti walau secara parsial peraturan perundangan
tentang berbagai jenis perpustakaan baik Perpustakaan Khusus, Perpustakaan umum,
Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan Perpustakaan Sekolah oleh para pendiri bangsa
“founding fathers” sudah diaturnya. Sekarang secara universal ada UU No. 43
Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang mengatur perpustakaan secara mendasar,
dimana perpustakaan dikehendaki sebagai sebuah “institusi pengelola koleksi
karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi para pemustaka”.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saat ini perpustakaan bukanlah lembaga layanan yang tertutup, tetapi satu lembaga
yang terbuka dana demokratis. Sebagai lembaga sumber informasi, perpustakaan dapat
menerima setiap perubahan yang terjadi di sekitarnya termasuk pemanfaatan YIK. Era
digital lekat dengan pemanfaatan TIK di dalamnya. Transformasi perpustakaan yang
terjadi saat ini merubah banyak hal yang berkaitan baik langsung maupun tidak
langsung dengan perpustakaan, seperti pemustaka, pustakawan sebagai pengelola
perpustakaan dan juga TIK sebagai alat dalam melancarkan berbagai kegiatan di
perpustakaan.
Untuk itu pustakawan perlu meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan formal,
pelatihan, seminar baik dalam bentuk hard skill dan soft skill. Hal lainnya yang menjadi
perhatian adalah komitmen pustakawan untuk terus berkembang maju dalam rangka
mengakomodir perubahan itu sendiri.
Berbicara masalah TIK tidak dapat dilepaskan dari akses informasi melalui internet.
Di
Indonesia, secara umum untuk mengakses internet sudah cukup merata, terlepas dari baik
tidaknya jaringan provider internet di masing-masing kota. Karena TIK di perpustakaan
memberikan kesempatan pengembangan perpustakaan lebih luas lagi. Perpustakaan
dapat
melakukan inovasi di berbagai bidang kegiatannya. Dan hal itu semua tergantung dari
bagaimana pustakawan sebagai pengelola perpustakaan menyikapi semuanya sebagai
satu tantangan bagi pengembangan perpustakaan dan profesi perpustakaan pada
umumnya.

B. Saran
Sebetulnya mengelola perpustakaan dengan cara klasik/tradisional ataupun modern
tergantung dari kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) pada perpustakaan itu sendiri.

11
Disamping itu, ketersediaan dana yang cukup untuk mengelola perpustakaan juga
menjadi faktor khusus agar setiap kegiatan pelayanan dapat berjalan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Basuki sulistiyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta. Gramedia

Sumber Internet:
https://katadata.co.id/intan/lifestyle/63dbaff91b345/5-contoh-kata-pengantar-makalah-dan-
penjelasannya Diakses pada 18 Mei 2023
http://www.perpusnas.go.id/?p=23926 Diakses pada 18 Mei 2023
https://www.studocu.com/id/document/universitas-syiah-kuala/library-management/jurnal-
tgs-perpustakaan-digita-1/47387548 Diakses pada 19 Mei 2023
https://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Inf9dd59b3c9full.pdf. Diakses pada 19 Mei
2023

III

Anda mungkin juga menyukai