Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Transformasi Perpustakaan Tradisional
ke Perpustakaan Digital" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata
Pelajaran Sistem Komunikasi Indonesia.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang transformasi informasi
bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Sukarelawati selaku guru Mata Pelajaran Sistem Komunikasi Indonesia. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR-----------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI----------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------------------------
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
1.4. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN--------------------------------------------------------------------------------------------
2.1. Peran Pustakawan 3
2.2. Peran Perpustakaan 3
2.3. Perpustakaan Tradisional 5
2.4. Perpustakaan Digital 5
2.5. Perubahan Teknologi Informasi dan Komunikasi 6
2.6. Transformasi Perpustakaan di era Digital 7
2.7. Akses Internet di Indonesia 8
2.8. Perbedaan Perpustakaan Tradisional dan Digital 9
2.9. Tanggapan dan Komentar Penulis Mengenai Transformasi Perpustakaan
Tradisional ke Perpustakaan Digital 9
BAB III PENUTUP--------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------------------------------------
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejarah buku dimulai sekitar 5.300 tahun yang lalu dari daerah di sekitar sungai Tigris
dan Efrat, Mesopotamia atau Sumeria, dan sekarang dikenal sebagai Irak Selatan. Awal
mula buku terbentuk dari lembaran-lembaran kertas yang terbuat dari tanah liat, dikenal
sebagai “tablet”. Tablet-tablet tanah liat ini memiliki dua sisi kanan kiri, seperti jilidan
sebuah buku. Tanah liat bersifat mudah dibentuk (Baez, 2017). Setelah era tablet, muncul
berbagai penemuan buku dengan bahan kertas. Buku yang berasal dari bambu,
ditemukan di China, pada tahun 1500sM. Orang China menggunakan potongan bambu
yang tipis untuk menulis huruf kanji dalam satu buah kolom maupun dua kolom, dan
menghubungkannya dengan seutas benang (Shenoy & Aithal, 2016).
Dalam ranah sebuah negara, Perpustakaan Alexandria merupakan perpustakaan yang
pertama didirikan. Banyak peristiwa yang mengiringi pertumbuhan dan perkembangan
sebuah perpustakaan. Perpustakaan pada jaman Ptolomeus I yang hanya berfungsi
sebagai tempat mengobrol dengan deretan buku-buku dari papirus yang tersimpan rapi
pun berubah seiring perkembangan zaman (Baez, 2017). Jika kita mendengar kata
perpustakaan, sebagian besar orang langsung terbayang rak-rak buku yang tersusun
dengan rapi. Namun hal tersebut tampaknya sudah sedikit bergeser dengan adanya
perpustakaan digital. Pertumbuhan perpustakaan digital semakin cepat karena kebutuhan
akses informasi, hiburan, dan data-data yang valid dari jurnal, buku, dan karya tulis
ilmiah.
Seiring perkembangan zaman, teknologi komunikasi dan informasi atau ICT
(Information and Communication Technology) telah menyentuh dan merambat ke dunia
perpustakaan. ICT dan terutama akses internet, memberikan dampak penting bagi
pengolahan, penyebaran, akses, dan penggunaan informasi. Selama berabad–abad
manusia telah dan masih menggunakan informasi dalam bentuk tercetak. Keadaan ini
berubah kira–kira empat dekade yang lalu dengan mulai diperkenalkannnya komputer
dalam mengelola informasi. Komputer telah membuka pintu bagi berbagai cara baru
dalam mengakses dan menggunakan informasi, menciptakan dan mengakses indeks
elektronik dari koleksi, basis data elektronik dari artikel–artikel jurnal, dan lain-lain.
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dalam makalah, makalah ini merumuskan
masalahnya sebagai berikut: Bagaimana perpustakaan tradisional bertransformasi
menjadi perpustakaan digital ?
1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui perpustakaan tradisional yang
bertransformasi menjadi perpustakaan digital
1.4. Manfaat
A. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan kontribusi dalam kajian manajemen perpustakaan
umum terutama dalam mewujudkan fungsi pendidikan. Hasil makalah ini juga
bermanfaat dalam memberikan peluang penelitian selanjutnya untuk kajian peran
perpustakaan berbasis digital.
B. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi perpustakaan
umum maupun jenis perpustakaan lain dalam menyediakan program-program
perpustakaan berbasis digital.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peran Pustakawan
Ada dua kompetensi yang harus dimiliki pustakawan masa kini, kompetensi
profesional yang meliputi pengetahuan khusus mengenai konten sumberdaya
informasi, termasuk pula kemampuan untuk mengevaluasi dan menyaringnya secara
kritis, pengetahuan subjek khusus yang tepat, kemampuan mengembangkan dan
mengelola layanan informasi yang tepat dan mudah di akses mampu menyediakan
instrusi dan fasilitas, menentukan kebutuhan informasi, kemampuan penggunaaan
teknologi informasi, kemampuan mengkomunikasikan pentingnya layanan informasi
bagi kalangan manajemen, mengevaluasi hasil penggunaan informasi secara kontinyu.
Sedangkan kompetensi yang kedua adalah kompetensi personal seperti komitmen
pelayanan prima, mencari tantangan dan melihat kesempatan baru, komunikasi
efektif, kemampuan bekerjasama, jiwa kepemimpinan, mengetahui nilai dan jejaring
dan soilidaritas professional, fleksible menghadapi perubahan.
Sebagai lembaga profesional dan mandiri layak dikelola atau diurus pegawai
yang profesional yaitu “pustakawan”. Sebagaimana dikehendaki dalam UU
Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 menjelaskan bahwa “Pustakawan adalah
seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melelui pendidikan dan/atau
pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan pelayanan perpustakaan.
3
2. Menyediakan informasi yang dapat diakses lewat internet, namun harus pula
menyediakan peraturan-peraturan yang dapat melindungi kepentingan
perpustakaan dan keamanan informasi tersebut.
3. Terus memperhatikan kemajuan zaman dan kemajuan teknologi agar keinginan
masyarakat dalam mengakses informasi dapat terpenuhi.
4. Harus mampu menjadi jembatan penyedia informasi pada masa lalu, masa kini
dan masa depan.
5. Perpustakaan harus terus mencari jalan agar tetap tanggap secara efektif dan
inovatif terhadap lingkungan yang beragam dalam memenuhi harapan pengguna.
Fungsi perpustakaan dari masa ke masa mengalami perubahan dan perkembangan
namun pada dasarnya fungsi perpustakaan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Edukatif
Perpustakaan berfungsi sebagai tempat untuk belajar mandiri, dimana
pemustaka dapat mencari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menambah wawasan
dan ilmu, serta membantu pemerintah dalam program gemar membaca dan
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan belajar sepanjang hayat.
2. Fungsi Informatif
Perpustakaan mempunyai fungsi informatif, artinya informasi yang
dibutuhkan oleh pemustaka dapat dicari di perpustakaan. Informasi bisa bersifat
ilmiah,
semi ilmiah.
3. Fungsi Penelitian
Artinya sumber-sumber informasi yang ada didalam perpustakaan dapat
digunakan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian. Berbagai informasi
dapat dijadikan dasar untuk proposal penelitian. Fungsi Riset, penunjang penelitian
(tinjauan pustaka) yang hasilnya dapat diambil menjadi bahan pertimbangan untuk
menarik kesimpulan dan sarana dari suatu penelitian .
4. Fungsi Kultural.
Perpustakaan mempunyai fungsi kultural artinya perpustakaan memiliki dan
menyedikan bahan pustaka baik cetak maupun elektronik yang menyajikan
kebudayaan daerah, kebudayaan suatu bangsa ataupun kebudayaan antarbangsa.
5. Fungsi Rekreatif
4
Artinya, pengguna dapat mencari koleksi yang persifat populer, menghibur
dan pengguna dapat menggunakan media audio visual (TV, Video, CD) serta
koran yang disediakan di perpustakaan.
2.3. Perpustakaan Tradisional
Pada abad ke 19 dan 20, koleksi perpustakaan menempati posisi tertinggi
dalam sebuah perpustakaan. Posisi selanjutnya adalah layanan perpustakaan. Bagi
masyarakat, peran perpustakaan pada abad tersebut lebih kepada penyedia akses dan
dukungan pengembangan koleksi tercetak (Calhoun, 2014). Fokus perpustakaan
tradisional adalah pada koleksi, pengorganisasian koleksi, dan diseminasi informasi,
sedanagkan orientasi perpustakaan tradisional adalah pada koleksi fisik yang
disediakan di perpustakaan, dan pemustaka mendatangi perpustakaan secara fisik
kemudian pustakawan akan melakukan layanan secara langsung.
Perpustakaan tradisional memiliki beberapa keuntungan serta kelemahan.
Keuntungan terletak pada pengembangan koleksi cetak. Perpustakaan dapat
mengembangkan koleksi cetak secara mandiri sesuai dengan permintaan dari
pemustaka. Dari segi layanan, perpustakaan konvensional telah teruji dan dapat
diandalkan. Sebagai contoh, perpustakaan tradisional tetap dapat menjalankan
fungsinya meskipun terdapat kekurangan sumberdaya seperti listrik atau buruknya
jaringan telekomunikasi. Demikian pula, meskipun informasi yang tersimpan dalam
perpustakaan tradisional berjalan lambat, namun informasi tersebut terekam dalam
sebuah kartu katalog yang tercetak dan tersimpan di perpustakaan yang dapat diakses
meskipun tanpa bergantung pada sumberdaya listrik maupun sarana komputer.
Bahan perpustakaan tercetak lebih mudah dibaca dan tanpa membutuhkan alat
bantu baca dan memungkinkan untuk dibawa kemanapun. Salah satu kelemahan dari
pengadaan perpustakaan tradisional adalah memerlukan ketersediaan ruang yang
cukup luas untuk menampung semua koleksi tercetak.
5
informasi multimedia yang tersedia dalam satu lokasi sedangkan sebuah perpustakaan
virtual terdiri dari sebuah set link ke berbagai sumber informasi di internet.
6
Pustakawan di era digital dituntut untuk mengubah peran konvensional yang
diembannya selama ini. Peran-peran baru di era digital membutuhkan kemampuan
menggunakan fasilitas TIK dengan baik. Sharp (2009) mengatakan seorang
profesional di bidang informasi harus berubah dan beradaptasi dengan lingkungan
informasi elektronik, yang bersangkutan harus belajar banyak perihal teknologi baru
dan menyadari kekuatan dan kelemahannya. Pustakawan tidak perlu merasa terancam
dengan perkembangan komputer yang mana seharusnya selangkah lebih maju serta
mengambil peran penting di dalam perpustakaan.
7
Baik perpustakaan tradisional maupun digital keduanya memiliki keuntungan
dan kelemahan. Keuntungan perpustakaan tradisional terletak pada pengembangan
koleksi cetak, perpustakaan dapat mengembangkan koleksi cetak secara mandiri
sesuai dengan permintaan pemustaka, sedangkan kelemahannya yaitu kekurangannya
sumber daya seperti listrik atau buruknya jaringan telekomunikasi.
Sedangkan keuntungan perpustakaan digital terletak pada akses yang bisa
digunakan kapanpun,darimanapun dan oleh siapapun, kelemahannya bisa saja sistem
mengalami kendala sehingga sulit untuk diakses.
8
Bagi perpustakaan keberadaan internet di setiap provinsi akan lebih
mempermudah dalam menyediakan berbagai jenis layanan di perpustakaan. Bahkan
bagi perpustakaan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia,
pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional telah melanggankan tiga online database yaitu Proquest, Ebsco, Cengage
untuk tahun 2009. Pustakawan perguruan tinggi seluruh Indonesia diharapkan dapat
memanfaatkan seluruh online database semaksimal mungkin. Semua itu jelas
berbasis akses melalui internet.
9
rasional dan proporsional dapat mendukung tugas pokok dan fungsi, dengan kata
lain memahami betul visi, misi, tujuan dan sasasaran yang diinginkan.
Saat ini “seharusnya” dunia perpustakaan di republik ini maju, tumbuh dan
berkembang, oleh karena para pendiri bangsa ini sudah memikirkan arti
pentingnya perpustakaan. Terbukti walau secara parsial peraturan perundangan
tentang berbagai jenis perpustakaan baik Perpustakaan Khusus, Perpustakaan umum,
Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan Perpustakaan Sekolah oleh para pendiri bangsa
“founding fathers” sudah diaturnya. Sekarang secara universal ada UU No. 43
Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang mengatur perpustakaan secara mendasar,
dimana perpustakaan dikehendaki sebagai sebuah “institusi pengelola koleksi
karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi para pemustaka”.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saat ini perpustakaan bukanlah lembaga layanan yang tertutup, tetapi satu lembaga
yang terbuka dana demokratis. Sebagai lembaga sumber informasi, perpustakaan dapat
menerima setiap perubahan yang terjadi di sekitarnya termasuk pemanfaatan YIK. Era
digital lekat dengan pemanfaatan TIK di dalamnya. Transformasi perpustakaan yang
terjadi saat ini merubah banyak hal yang berkaitan baik langsung maupun tidak
langsung dengan perpustakaan, seperti pemustaka, pustakawan sebagai pengelola
perpustakaan dan juga TIK sebagai alat dalam melancarkan berbagai kegiatan di
perpustakaan.
Untuk itu pustakawan perlu meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan formal,
pelatihan, seminar baik dalam bentuk hard skill dan soft skill. Hal lainnya yang menjadi
perhatian adalah komitmen pustakawan untuk terus berkembang maju dalam rangka
mengakomodir perubahan itu sendiri.
Berbicara masalah TIK tidak dapat dilepaskan dari akses informasi melalui internet.
Di
Indonesia, secara umum untuk mengakses internet sudah cukup merata, terlepas dari baik
tidaknya jaringan provider internet di masing-masing kota. Karena TIK di perpustakaan
memberikan kesempatan pengembangan perpustakaan lebih luas lagi. Perpustakaan
dapat
melakukan inovasi di berbagai bidang kegiatannya. Dan hal itu semua tergantung dari
bagaimana pustakawan sebagai pengelola perpustakaan menyikapi semuanya sebagai
satu tantangan bagi pengembangan perpustakaan dan profesi perpustakaan pada
umumnya.
B. Saran
Sebetulnya mengelola perpustakaan dengan cara klasik/tradisional ataupun modern
tergantung dari kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) pada perpustakaan itu sendiri.
11
Disamping itu, ketersediaan dana yang cukup untuk mengelola perpustakaan juga
menjadi faktor khusus agar setiap kegiatan pelayanan dapat berjalan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet:
https://katadata.co.id/intan/lifestyle/63dbaff91b345/5-contoh-kata-pengantar-makalah-dan-
penjelasannya Diakses pada 18 Mei 2023
http://www.perpusnas.go.id/?p=23926 Diakses pada 18 Mei 2023
https://www.studocu.com/id/document/universitas-syiah-kuala/library-management/jurnal-
tgs-perpustakaan-digita-1/47387548 Diakses pada 19 Mei 2023
https://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Inf9dd59b3c9full.pdf. Diakses pada 19 Mei
2023
III