Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH DAMPAK KCJB

DISUSUN OLEH :

Gerald Octa Rado

X.6

Mapel Ekonomi Sman CMBBS

Banten

2023
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, menghadapi tantangan
signifikan dalam hal mobilitas dan konektivitas antar-kota. Pembangunan infrastruktur
transportasi modern menjadi salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Salah satu proyek infrastruktur yang menjadi pusat perhatian adalah pembangunan
Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan
konektivitas antara dua kota terbesar di Indonesia, Jakarta dan Bandung, serta berpotensi
memacu pertumbuhan ekonomi di Bandung. Oleh karena itu, makalah ini akan
membahas pengaruh pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung terhadap
pertumbuhan ekonomi di Bandung.

B. Rumusan Masalah
Sebagaimana kita ketahui bahwa topik pelayanan menjadi ujung tombak keberhasilan dari
suatu lembaga yang memberikan pelayanan kepada masyarakat ( public sevices ). Oleh
sebab itu peningkatan fungsi perpustakaan sebagai penyelenggara jasa informasi diperlukan
pada era persaingan bebas sekarang ini. Perpustakaan dapat meningkatkan fungsinya
sebagai penyelenggara jasa informasi dengan cara memberikan pelayanan secara online dari
berbagai informasi yang dikoleksi di perpustakaan Nasional, melalui publikasi yang tersedia
dalam bentuk koleksi elektronik. Harapannya, kemudahan yang diperoleh para pengguna
perpustakaan dalam dunia maya akan memberikan citra yang lebih baik bagi perpustakaan
nasional dan tentu hal ini sebagai wujud dari peningkatan pelayanan kepada masyarakat
pengguna. Pengguna akan selalu setia melakukan penelusuran informasi pada perpustakaan
Nasional melalui ikon mesin pencari “ koleksi digital “ yang tersedia di website. Perpustakaan
diharapkan mampu memberikan citra yang positif agar selalu sukses dalam berinteraksi
dengan masyarakat lingkungannya. Citra yang negatif dapat memperlemah serta merusak
strategi yang telah dibangun secara efektif. Sedangkan citra yang positif bisa didapatkan
dengan mengkomunikasikan keunikan dan kualitas terbaik yang dimiliki perpustakaan itu
kepada pemakainya.

C. RUMUSAN MASALAH
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah
kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan elektronik memberikan kontribusi
penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tidak ada satu pasal
pun yang menuliskan kata perpustakaan. Padahal menurut UNESCO, pendidikan untuk
semua (education for all), dapat lebih berhasil jika dilengkapi dengan keberadaan
perpustakaan. Di perpustakaan elektronik ( e-library ) ada strategi yang di tawarkan untuk
membangun citra perpustakaan elektronik di sekolah menengah itu sendiri. Strategi yang
ditawarkan yaitu membangun citra perpustakaan, meningkatkan citra perpustakaan dan
mengembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan menerapkan strategi tersebut akan mengembangkan perpustakaan khususnya
perpustakaan elektronik, kita berharap secara bertahap mengejar ketertinggalannya dari
perpustakaan – perpustakaan negara maju baik di tingkat Asia, Australian, Eropa, maupun
Amerika, sehingga secara bertahap pula dapat menjadikan perpustakaan elektronik di
Indonesia bertaraf internasional.

BAB II PEMBAHASAN
Dalam makalah ini akan dibahas tiga hal yang mendasari citra perpustakaan terutaman
perpustakaan elektronik di sekolah menengah kejuruan di Indonesia menuju perpustakaan
berstandar atau bertaraf internasional.

A. Membangun Citra Perpustakaan Perpustakaan sekarang ini masih menjadi tempat yang
menjemukan dan ditempatkan pada posisi yang semakin terasing di lingkungannya
sendiri. Oleh karena itu banyak perpustakaan khususnya perpustakaan di sekolah
menengah mulai berbenah untuk meningkatkan citra diri baik dari hal yang kecil sampai
pembenahan yang berskala besar. Peningkatan citra yang berskala kecil dapat dilihat
dari pembarian nama perpustakaan sekolah mulai berubah atau berganti dengan istilah
yang menarik. Dengan perubahan nama mau tidak mau perpustakaan ingin
meningkatkan citranya dimata siswanya baik dilingkungannya sendiri maupun di
masyarakat. Peningkatan citra yang berskala menengah, dapat kita lihat perpustakaan
mulai membangun website perpustakaan sampai dengan membenahi koleksi dan
ruangan. Pembenahan website dapat kita kenali dengan beberapa homepage yang
diakses melalui internet. Peningkatan citra yang berskala besar, dapat kita lihat
beberapa perpustakaan mulai berbenah dengan membangun gedung perpustakaan
sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh perpustakaan. Bangunan 8 gedung
perpustakaan yang dirumuskan berdasarkan konsep yang sistematik, yaitu sebagai
kesatuan sistem keandalan bangunan gedung dengan lingkungannya. Tujuannya adalah
guna terwujudnya pemanfaatan ruang perpustakaan yang berpihak kepada kepentingan
pemakainyaterutama sivitas akademiknya ( siswa, staf pengajar, dan peneliti ) yang
berlandaskan asas kemanfaatan yang menampung nilainilai kemanusiaan dan
keadilan,asas keselamatan, keseimbangna, dan keserasian bangunan gedung dengan
lingkungannya. Adapun rumusan sistem keandalan bangunan gedung perpustakaan,
yang terdiri aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan
gedung telah diarahkan untuk dapat memandu harmonisasi standar, yang berpedoman
pada pengembangan standar-standar teknis nasional yang harmonis dengan standar
teknis negara lain, sebagaimana dituntut dalam rangka persiapan menghadapi era
globalisasi. Dengan adanya suatu jaringan kita dapat menemukan puluhan ribu pustaka,
sehingga koleksi dapat di-sharing atau di akses oleh banyak pengguna melalui katalog
gabungan yang mudah dicari, lengkap, dan interaktif. Dari satu catalog on-line, setiap
orang dapat menemukan bukunya keberbagai perpustakaan, dan membaca komentar
serta ulasan pembaca lain. Karena kita tahu bahwa kondisi di lapangan menunjukan
tidak ada satu pun perpustakaan dan pusat informasi, perpustakaan dan/ atau
dokumentasi yang mampu melayani pemakainya dengan hanya mengandalakan
kamampuannya sendiri. Tentu saja kerja sama itu perlu disusun berdasarkan prinsip
saling menolong, saling membutuhkan dan saling memanfaatkan dalam 9 mekanisme
kerja yang jelas, transparan, dan sinergis dalam kesejajaran peran. Kerja sama itu akan
menghasilkan apa yang disebut dengan jaringan informasi dan komunikasi antar
perpustakaan. Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan diharapkan perpustakaan
khususnya perpustakaan elektronik tidak lagi menjemukan dan terasing di
lingkungannya sendiri.
B. Meningkatakan Citra Pustakawan Tenaga pustakawan merupakan jabatan karir dan
jabatan fungsional yang telah diakui keberadaanya oleh Pemerintah Republik Indonesia
dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan)
nomor 18 Tahun 1988 dan telah diperbaharui dengan SK Menpan nomor 132 Tahun
2002. Melihat permasalahan tersebut mau tidak mau perpustakaan di sekolah mulai
berbenah dengan membakali tenaga pengelolanya baik tenaga administratif maupun
fungsional pustakawannya bersikap profesional dalam memberikan pelayanannya.
Untuk dapat bersikap profesional banyak perpustakaan mulai melakukan
pengembangan sumber daya manusia (SDM) khususnya melatih tenaga pengelola
perpustakaan atau pustakawan dalam bidang layanan komputer, bahasa inggris, studi
banding ke berbagai perpustakaan yang lebih maju, mengikutsertakan dalam seminar
maupun magang di bidang ilmu perpustakaan, serta teknologi informasi dan komunikasi,
mengikutsertakan pendidikan S2 bidang ilmu perpustakaan dan informasi, serta
peningkatan 10 kualitas / mutu layanannya dengan pembekalan prima bagi tenaga
pengelola perpustakaan / pustakawan. Untuk menjadi tenaga profesional yang perlu di
perhatikan adalah kepribadian, kompetensi dan kecakapan. Selain itu tenaga pengelola
perpustakaan dituntut bersikap SMART, yaitu siap mengutamakan pelayanan,
menyenangkan dan menarik dalam memberikan pelayanan. Ramah dan menghargai
pemakai perpustakaan, serta tabah di tengah kesulitan yang dihadapi. Seperti diketahui
bahwa negara-negara maju pesat pasca ditandatanginya General Agreement on Tarif
and Service (GATS), dewasa ini sedang berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu
layanannya dengan menerapkan sistem manajemen mutu di mana merupakan bagian
dari sistem mutu internasional seri ISO 9000. Dengan adanya sistem manajemen mutu
yang merupakan bagian dari sistem mutu internasional seri ISO 9000 apabila diterapkan
dalam melayani pemakai perpustakaan khususnya perpustakaan elektronik di sekolah
maka akan sangat bermanfaat. Dengan adanya penerapan sistem manajemen mutu di
perpustakaan sekolah akan membawa dampak positif antara lain : 1. Konsumen dalam
hal ini pemakai perpustakaan ( siswa, staf pengajar, umum ) merasa puas dan setia
karena pelayanannya sesuai dengan kebutuhan mereka. 2. Pembiayaan menjadi lebih
rendah karena terjadi efesiensi dengan menghapus komponen-komponen penyebab
pemborosan, seperti 11 tenaga perpustakaan tidak asal bekerja tetapi betul-betul
termotivasi untuk mencapai target yang telah ditentukan 3. Daya saing dan fortabilitas
diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan operasional berkurang. 4. Semangat pegawai
terutama tenaga fungsional pustakawan meningkat karena mereka bekerja secar efektif
dan efesien. Dengan adanya peningkatan citra perpustakaan baik melaui peningkatan
kualitas diri maupun peningkatan mutu layanan yang berbasis pada standar mutu
internasional maka berbagai persoalan dunia perpustakaan khususnya perpustakaan
elektronik di sekolah yang di hadapi bisa ditangani.. Sebab hanya dengan sumber daya
manusia (SDM) dalam hal ini tenaga pengelola perpustakaan dan tenaga fungsional
pustakawan yang berkualitas kita bisa membangun perpustakaan yang bertaraf nasional.

C. Perpustakaan Berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi Perkembangan teknologi


informasi dan komunikasi telah membawa perubahan dalam berbagai sektor, termasuk
dunia perpustakaan.pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana
dalam meningkatkan kualitas layanan dan operasional telah membawa perubahan yang
besar diperpustakaan. Perkembangan dari penerapan informasi dan komunikasi dapat
diukur dengan telah diterapkannya sebagai sistem informasi manajemen (SIM)
perpustakaan dan perpustakaan digital ( digital library ). 12 Sedangkan mengenai
perpustakaan digital atau digital library, seperti yang dikatan oleh Zaenal A. Hasibuan
(2005), digital library atau sistem perpustakaan digital merupakan konsep menggunakan
internet dan teknologi informasi dalam manajemen perpustakaan. Sedangkan menurut
Ismail Fahmi (2004) mengatakan bahwa perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang
terdiri dari perangkat hardware dan software, koleksi elektronik, staf pengelola,
pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta layanan dengan memanfaatkan berbagi
jenis teknologi informasi. Pengembangan perpustakaan digital atau e-library bagi tenaga
pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi
sistem otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif
dan efesien. Bagi pengguna perpustakaan dapat membantu mencari sumber-sumber
informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses
melalui internet maupun intranet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan
kapanpun dan di mana pun ia berada. Sebagai implementasinya, pengembangan sebuah
perpustakaan dari bentuk konvensional ke bentuk digitalisasi koleksi perpustakaan
memerlukan biaya yang tidak sedikit karena untuk men-digitalisasi sebuah dokumen dari
bentuk cetak ke bentuk digital diperlukan beberapa tahap, dari mulai proses scanning,
proses editing, dan seterusnya. Dengan dikembangkan perpustakaan yang berbasis pada
teknologi informasi dan komunikasi baik dalam sistem informasi manajemen (SIM)
perpustakaan maupun digital library, maka dapat memberikan kenyamanan kepada
anggota perpustakaan juga memberikan kemudahan 13 kepada tenaga pustakawan dan
pengelola perpustakaan baik dalam layanan maupun pengelolaan dan sekaligus
kemudahan untuk menerapkan strategi-strategi pengembangan perpustakaan serta
dapat meningkatkan citra dalam memberikan layanannya terhadap pemakai
dilingkungannya.

B. 2.1 FASILITAS E-LIBRARY DI SEKOLAH DALAM LAYANAN ONLINE


Dengan dilandasi semangat untuk turut berperan dalam membentuk masyarakat
( siswa ) yang suka membaca, mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup, Perpustakaan nasional telah berperan
sebagai fasilitator yang membuka dan menunjukan jalan ke berbagai sumber informasi
yang diinginkan oleh masyarakat. Sehingga dapat dimaklumi hambatan yang dihadapi
Perpustakaan sebagai penyelenggara jasa informasi saat ini, bahwa informasi yang
dikoleksi hanya memiliki kekuatan hukum atau lisensi sebagai penyedia informasi untuk
dibaca atau di pinjam. Tampaknya ini diperlukan kesepakatan dan kesepahaman dalam
membangun infrastruktur yang merupakan aset penting, sebagai tindak lanjut
kelangsungan secara terus menerus keberadaan perpustakaan elektronik ( e-library ) di
Perpustakaan Nasional. Oleh karena itu perlu landasan hukum yang kuat dan bisa
dipertanggungjawabkan. Disamping itu diperlukan otoritas yang seluas-luasnya dalam
memanfaatkan bermaca-macam perangkat lunak/software pendukungnya, 14 guna
mengelola informasi yang sangat beragam formatnya. Sehingga kerjasama dengan
masing-masing pihak harus diupayakan untuk terciptanya legalitas azas pemanfatan
secara bersama. Dalam proses penyebaran koleksi elektronik tersebut dapat dibedakan
menjadi dua kategori : a. Pertama dokumen yang bersifat umum. Dokumen tersebut
telah dikelola dan telah disimpan pada sever web data Perpustakaan nasional, Sehingga
pengguna perpustakaan dapat mengakses informasi yang ada melalui jaringan intranet
atau internet seandainya tidak sedang berada di Perpustakaan Nasional. b. Yang kedua,
dokumen yang mempunyai sifat rahasia dan memiliki nilai ekonomi. Secara teknis pada
proses akses dokumen agak berbeda, sekalipun pengguna tetap dapat mengakses
dokimen yang di baca yaitu melalui jaringan internet atau intranet, tetapi jika mereka
menginginkan dokumen tersebut untuk dicetak atai di download, maka pengguna harus
mengisi identitas diri dengan menggunakan kode PIN yang telah disediakan di
perpustakaan nasional. Keuntungan pengguna card ID Perpustakaan nasional dalam
kegiatan penelusuran koleksi elektronik secara on-line adalah : 1. Pengguna akan leluasa
mengakses buku-buku, artikel pada jurnal atau majalah, makalah dan sekaligus dapat
mengdownload atau mencetak dokumen yang diperlukan tanpa 15 harus rehalang jarak
dan waktu, apalagi biaya yang diperlukan relatif lebih murah. 2. Perpustakaan Nasional
akan menjadi pusat server web data ilmu pengetahuan bidang sosial, budaya , ekonomi,
hukum dan IPTEK yang berkembang di Indonesia. Dan secara otomatis bertindak sebagai
fasilitator dan mediator antara pengguna dan pemilik hak intelektual termasuk
didalamnya keterlibatan kelompok penerbit dan vendor. 3. Pemilik hak karya intelektual
melalui penerbit atau vendor akan mendapat royalti sebagai konsekuaensi dari hasil
kerjasama antara perpustakaan dan penerbit/vendor. 4. Setiap pengguna suatu karya
intelektual dapat di pantau melalui kode PIN yang ditulis oleh setiap pengunjung yang
memanfaatkan informasi. Sehubungan dengan pemikiran tersebut diatas jenis layanan
di Perpustakaan Nasional menjadi bertambah yaitu selain memberikan layanan secara
konvensional, yang telah berjalan selama bertahun-tahun, juga memberikan layanan
secara online melalui website yang telah di dirikan sejak 17 mei 2005. Dampak yang
diharapkan pada sistem layanan informasi melalui jaringan intranet atau internet akan
dapat menstimulisasi jumlah pengunjung website Perpustakaan nasional yang sampai
tanggal 10 juli 2006 baru mencapai 94.567 pengunjung, ini hampir mencapai 44,58
persen dari jumlah total penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih 200 juta. 16
Berikut adalah beberapa strategi pengembangan yang perlu dipertimbangkan untuk
dilakukan oleh perpustakaan-perpustakaan yang disesuaikan dengan kondisi masing-
masing sekolah : Pertama, perpustakaan harus menyediakan fasilitas layanan akses
internet dan mensosialisasikan penggunaannya kepada siswa. Kegiatan ini dapat dimulai
dengan peralatan dan infrastruktur yang telah tersedia. Tetapi yang terpenting adalah
pensosialisasian fungsinya sebagai sarana untuk pemerolehan bahan digital yang sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Pustakawan harus aktif dan dengan sungguh-sungguh
membantu menemukan bahan-bahan yang dibuthkan atau diperkirakan dibutuhkan baik
atas inisiatif sendiri maupun atas permintaan pengguna. Tingkat pelayanan ini akan
menjadi alasan yang penting dalam upaya pengembangan selanjutnya. Kepuasan
pengguna akan menjadi iklan gratis untuk mendorong peningkatan dukungan untuk
pengembangan layanan. Kedua, perpustakaan harus mulai mengupayakan
pembuatanhome page atau situs perpustakaan dan memuat berbagai informasi tentang
perpustakaan. Situs yang sederhana dapat dikembangkan sendiri atau komersial
sebelum perpustakaan memiliki server sendiri. Ketiga, pustakawan harus berbicara
dalam forum, melakukan pendekatan dengan berbagai pihak, dan membuat infrastuktur
internet di dalam kampus. Rencana pengembangan hendaknya membuat berbagai
alternatif yang mungkin dilakukan dari yang 17 sederhana dan murah hingga yang lebih
canggih dan mahal. Pustakawan harus mengidentifikasi kebutuhan perpustakaan dan
memberikan saran-saran dalam pengembangan infrastruktur internet kampus. Dalam
pemanfaatannya pustakawan harus mempertimbangkan penyebaran titik pelayanan
perpustakaan. Pertimbangan lainnya adalah penyediaan sejumlah outlet di dalam
perpustakaan dimana siswa dapat mencolokan sambungan komputer laptopnya untuk
menggunakan internet. Keempat, perpustakaan mulai mengembangkan perpustakaan
digital apabila infrastruktur dan pewralatan yang diperlukan sudah tersedia. Dalam fase
persiapan, pustakawan harus mampu mengidentifikasi sumber daya yang tersedia
didalam kampus terutama sumber daya manusia yang dapat di jadikan mitra dalam
pengembangan. 18

C. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas yang telah dipaparkan bahwa Perpustakaan
baik itu Perpustakaan sekolah maupun Perpustakaan Nasional telah melakukan
fungsinya sebagai penyelenggara jasa informasi. Namun demikian agar layanan prima
dapat terwujud secara arif dan bijaksana, maka perlu ada peningkatan sistem pelayanan
yaituu selain memberikan layanan dalam bentuk media offline juga memberikan layanan
dalam bentuk online. Ini sebagai bentuk kepedulian perpustakaan Nasional untuk ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyelenggara jasa informasi yang tepat,
cepat, akurat dan relatif dapat dijangkau oleh kebutuhan masyarakat. Strategi pengguna
internat di suatu perpustakaan sekolah sangat bergantung pada visi pustakawan sekolah
tentang internet dalam kaitannya dengan peran pustakawan. Selain itu diperlukan
innovasi dan kreatifitas pustakawan untuk mengimplementasikan penggunaan internet
dalam lingkungannya yang berbeda. Keberhasilan pengguna internet di perpustakaan
pada dasarnya tidak terlepas dari keberhasilan pengembangan perpustakaan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pustakawan harus memiliki visi yang jelas sebagai arah
yang dituju dalam pengembangan perpustakaan dan berusaha untuk mencapainya.
Prosentase anggaran perpustakaan dari anggaran suatu lembaga ( 19 sekolah )
merupakan kata kunci yang menentukan keberhasilan misi perpustakaan. B. Saran Agar
pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan berjalan dengan normal, maka sebagai
pustakawan, harus memotivasi dan merangsang pengguna perpustakaan (
masyarakat/siswa ) dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai buku
supaya keingintahuan tentang dunia dan memberantas kebodohan. Supaya generasi
yang akan datang lebih optimal dalam berbagai bidang sehingga dalam era globalisasi ini
bangsa kita tidak tertinggal perkembangannya dalam berbagai bidang.

D. BAB V PENUTUP
Sudah bukan jamannya perpustakaan di “klaim” sebagai “tempat gudang buku” yang
berdebu dan “tempat buangan” bagi orang-prang yang terkena punishment.
Perpustakaan mempunyai peran yang sangat berarti, yang bila dikelola dan di
kembangkan dengan baik akan memberikan dampak positif bagi kecerdasan dan
kehidupan bangsa. Ketersediaan berbagai macam pengetahuan di perpustakaan dengan
bentuk yang lebih modern (digital), memberikan kesempatan pada pemakai untuk
mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Dengan menerapkan tiga citra utama
yaitu membangun citra perpustakaan, meningkatkan citra pustakawan dan
perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan
perpustakaan khususnya perpustakaan sekolah, kita berharap juga perpustakaan
sekolah –sekolah menengah di Indonesia dapat mensejajarkan dengan perpustakaan
yang ada di negara-negara maju baik di tingkat Asia, Australia, Eropa maupun Amerika.
Akhirnya segala sesuatu tidak akan menjadi kenyataan sebelum kita mengalami sendiri,
demikian juga kreasi dan inovasi akan menjadi coretan tidak bermakna diatas kertas
sebelum direalisasikan didunia nyata.
E. Daftar pustaka
Fahmi Ismail. 2004. Innovasi Jaringan Perpustakaan Digital : Network Of Networks
NeONs
Hasibuan,Zaenal. A. 2005. Pengembangan Perpustakaan Digital : Studi Kasus
perpustakaan Universitas Indonesia.
Rahayuningsih,F.2006. Profesionalisme pustakawan menghadapi Tuntutan Kemajuan
Teknologi. Yogyakarta
www.kompas.com/kompas-cetak/0205/15dikbud/perp09
http://www.sinarharapan.co.id,” Manajemen diri : menang dengan pelayanan sepenuh
hati “
http://www.ri.go.id/produk.uu/isi/keppres, “Keputusan Presiden Republik Indonesia no
67 th 2000 tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia”
http://www.republica.co.id. “ Pendidik serta senantiasa mencintaidunia pendidikan “

Anda mungkin juga menyukai