GEOMETRIK Jalan
GEOMETRIK Jalan
DAFTAR I S I
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
BAB I
PENDAHULUAN
Kostruksi jalan raya sebagai sarana transportasi adalah merupakan unsur yang
kesejahteraannya. Dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai mahluk sosial manusia tidak
dapat hidup tanpa bantuan orang lain, maka dengan adanya prasarana jalan ini, maka
hubungan antara suatu daerah dengan daerah lain dalam suatu negara akan terjalin
dengan baik. Sarana yang dimaksud disini adalah sarana penghubung yang melalui
darat, laut dan udarah. Dari ketiga sarana tersebut, akan ditinjau prasarana yang melalui
darat.
karena dimensi dari perkerasan merupakan bagian dari perencanaan geometrik sebagai
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
dan ekonomisnya biaya, tetapi juga nilai struturalnya. Kita harus lebih teliti dalam
dan tata cara pembuatan konstruksi jalan raya serta memahami permasalahan dan
pemecahannya.
Yang dimaksud perkerasan lentur dalam perencanaan ini adalah perkerasan yang
kesimpulan yang akan dikembangkan dari hasil penetapan ini, harus juga
Pada umumnya teknik perencanaan geometrik jalan raya dibagi atas tiga bagian
penting, yaitu :
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
3. penggambaran kurva
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
BAB II
DASAR TEORI
Jalan raya adalah jalur- jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh
manusia dengan bentuk, ukuran- ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyelurkan lalu lintas orang, hewan, dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat.
wilayah adalah penting. Oleh karena itu pemerintah mengupayakan pembangunan jalan
pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan akhir
dari perencanaan geometrik ini adalah menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan biaya juga
Jalan raya utama adalah jalan yang melayani angkutan utama, dengan
ciri- ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata- rata tinggi dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara efisien. Dalam komposisi lalu lintasnya tidak terdapat kendaraan
lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan-
jalan raya berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik.
pembagian dengan ciri- ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata- rata sedang dan
Berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya dibagi dalam tiga kelas jalan,
yaitu :
1. Kelas II A
Merupakan jalan raya sekunder dua jalur atau lebih dengan konstruksi
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2. Kelas II B
Merupakan jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan
dari penetrasi berganda atau yang setara dimana dalam komposisi lalu lintasnya
3. Kelas II C
Merupakan jalan raya sekunder dua jalur denan konstruksi permukaan jalan dari
Jalan penghubung adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan cirri-
cirri perjalanan yang dekat, kecepatan rata- rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
KLASSIFIKASI MEDAN D B G D B G D B G D B G D B G
Lalu lintas harian rata- rata (smp) > 20. 000 6.000 - 20.000 1500 - 8000 < 20.000 -
Kecepatan Rencana (km/jam) 120 100 80 100 80 60 80 60 40 60 40 30 60 40 30
Lebar Daerah Penguasaan min.(m) 60 60 60 40 40 40 30 30 30 30 30 30 20 20 20
Lebar Perkerasan (m) Minimum 2 (2x3,75) 2x3.50 atau 2(2x3.50) 2x 3.50 2 x 3.00 3.50 - 6.00
Lebar Median minimum (m) 2 1.5 - - -
Lebar Bahu (m) 3.50 3.00 3.00 3.00 2.50 2.50 3.00 2.50 2.50 2.50 1.50 1.00 3.50 - 6.00
Lereng Melintang Perkerasan 2% 2% 2% 3% 4%
Lereng Melintang Bahu 4% 4% 6% 6% 6%
Aspal beton Penetrasi Berganda/ Paling tinggi penetrasi Paling tinggi pelebaran
Jenis Lapisan Permukaan Jalan Aspal Beton
( hot mix ) setaraf tunggal jalan
Miring tikungan maksimum 10% 10% 10% 10% 10%
Jari- jari lengkung minimum (m) 560 350 210 350 210 115 210 115 50 210 115 50 115 50 30
Landai Maksimum 3% 5% 6% 4% 6% 7% 5% 7% 8% 6% 8% 10 % 6% 8% 10 %
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Volume lalu lintas menyatakan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik
pengamatan dalam satu satuan waktu. Untuk mendapatkan volume lalu lintas tersebut,
Jumlah lalu lintas kendaraan yang melewati satu jalur selama 24 jam dan diperoleh
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Pada umumnya lalu lintas pada jalan raya terdiri dari berbagai jenis
kendaraan, baik kendaraan cepat, kendaraan lambat, kendaraan berat, kendaraan ringan,
maupun kendaraan tak bermotor. Dalam hubungannya dengan kapasitas jalan, maka
jumlah kendaraan bermotor yang melewati satu titik dalam satu satuan waktu
mengakibatkan adanya pengaruh / perubahan terhadap arus lalu lintas. Pengaruh ini
penumpang dalam hal ini dipakai sebagai satuan dan disebut Satuan Mobil Penumpang
( Smp ).
Sepeda = 0, 5
Mobil Penumpang = 1
Bus = 3
atas dapat dinaikkan, sedangkan untuk kendaraan tak bermotor tak perlu dihitung. Jalan
dibagi dalam kelas yang penetapannya kecuali didasarkan pada fungsinya juga
Jurusan Teknik Sipil PNUP
11
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
dipertimbangkan pada besarnya volume serta sifat lalu lintas yang diharapkan akan
pelayanan yang optimal kepada lalu lintas, sebab tujuan akhir dari perencanaan
geometrik ini adalah tersedianya jalan yang memerikan rasa aman dan nyaman kepada
pengguna jalan.
Dalam merencanakan suatu konstruksi jalan raya banyak factor yang menjadi
dasar atau pertimbangan sebelum direncanakannya suatu jalan. Factor itu antara lain :
1. Kendaraan Rencana
Dilihat dari bentuk, ukuran dan daya dari kendaraan – kendaran yang
Daya kendaraan akan mempengaruhi tingkat kelandaian yang dipilih, dan tingi
disesuaikan dengan fungsi jalan dan jenis kendaraan yang dominan menggunakan
jalan tersebut. Pertimbangan biaya juga ikut menentukan kendaraan yang dipilih.
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
geometric jalan. Kecepatan yaitu besaran yang menunjukkan jarak yang ditempuh
setiap bagian jalan raya seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak pandang dll.
Kecepatan maksimum dimana kendaraan dapat berjalan dengan aman dan keamanan
itu sepenuhnya tergantung dari bentuk jalan, kecepatan rencana haruslah sesua
Suatu jalan yang ada di daerah datar tentu saja memiliki design speed yang
pada :
a. Topografi ( Medan )
Kecepatan rencana untuk jalan- jalan arteri lebih tinggi dibandingkan jalan
kolektor.
3. Kelandaian
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Adanya tanjakan yang cukup curam dapat mengurangi laju kecepatan dan
bila tenaga tariknya tidak cukup, maka berat kendaraan ( muatan ) harus dikurangi,
yang berarti mengurangi kapasitas angkut dan mendatangkan medan yang landai.
jalan raya itu dapat memberikan pelayanan optimum kepada pemakai jalan sesuai
dengan fungsinya.
horizontal ( trase jalan ) yaitu garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang peta
Trase jalan terdiri dari gabungan bagian lurus yang disebut tangen dan bagian
lengkung yang disebut tikungan. Untuk mendapatkan sambungan yang mulus antara
bagian lurus dan bagian tikungan maka pada bagian- bagian tersebut diperlukan suatu
Bagian yang sangat kritis pada alinyemen horizontal adalah bagian tikungan,
dimana terdapat gaya yang akan melemparkan kendaraan ke luar dari tikungan yang
tikungan ini agar dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengendara, maka
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Pada perencanaan geometrik jalan, ketentuan- ketentuan dasar ini tercantum pada
cukup memuaskan.
1. Full Circle
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Bentuk tikungan ini adalah jenis tikungan yang terbaik dimana mempunyai
jari- jari besar dengan sudut yang kecil. Pada pemakaian bentuk lingkaran penuh,
batas besaran R minimum di Indonesia ditetapkan oleh Bina Marga sebagai berikut :
PI
1
TC
Ec
L
CT
TC
1/2
1/2
R R
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Keterangan :
Δ = Sudut tangen ( o )
TC = Tangent Circle
CT = Circle Tangen
Ls = 0
R
Et = x R
Cos 1/2 Δ
Ts = Rx tan 1/2 Δ
17
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
ΔC
Lc = x 2πR
360
Syarat Pemakaian :
b. Δ C = 0
c. Lc = 20
Lengkung spiral pada tikungan jenis S - C – S ini adalah peralihan dari bagian
sentrifugal.
Adapun jari- jari yang diambil adalah sesuai dengan kecepatan rencana yang
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Keterangan :
TC = Tangen Circle
Δ = Sudut lengkungan
Et = Jarak tangen total yaitu jarak antara RP dan titik tangen busur lingkaran
V3 V. e
Ls min = 0, 022 x - 2, 727
R. C C
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
28, 648 . Ls
θs =
R
Δ C = Δ - 2 θs
ΔC
Lc = x 2π R
360
P = Ls x P*
K = Ls x K*
Tt = ( R + P ) tg ½ Δ + K
( R + P )
Et = - R
Cos ½ Δ
Syarat Pemakaian :
a. Ls min ≤ Ls
c. Δ C > 0
d. Lc > 20
Jurusan Teknik Sipil PNUP
20
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
e. L = 2 Ls + Lc < 2 Tt
Catatan :
= 0, 4 m/ detik.
3. Spiral – Spiral ( S – S )
ST
TS
K ES
SC SC
P Os P
TS Os
RC RC
RC
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
ΔC = 0
Θs = ½ Δ
Θs . R
Ls =
28,648
Lc = 2 Ls
P = Ls . P*
K = Ls . K*
Tt = ( R + P ) tg ½ Δ + K
( R.P )
Et = - R
Cos ½ Δ
Jurusan Teknik Sipil PNUP
22
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Syarat Pemakaian :
2. 2. 3 Penampang Melintang
Penampang melintang jalan adalah potongan suatu jalan tegak lurus pada as
jalan yang menunjukkan bentuk serta susunan bagian- bagian jalan yang bersangkutan
dalam arah melintang. Maksud dari penggambaran profil melintang disamping untuk
banyaknya galian dan timbunan sesuai dengan rencana jalan dengan menghitung luas
Pada suatu tikungan jalan, kendaraan yan lewat akan terdorong keluar secara
• Komponen yang berkendaraan yang diakibatkan oleh adanya super elevasi dari jalan
kemiringan normal.
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
I II III
- e max kanan
- e max kiri
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
- e max kiri
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
TS SC=CS TS
Kiri
Sb.Jln
LS L
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Untuk membuat tikungan pelayanan suatu jalan tetap sama, baik pada bagian
lurus maupun tikungan, prlu diadakan pelebaran pada perkerasan tikungan. Pelebaran
b. Sudut tikungan ( Δ )
c. Kecepatan Tikungan ( Vr )
Rumus Umum :
B = n ( b’ + C ) + ( n – 1 ) Td + Z
Dimana :
C = kebebasan samping ( 0, 8 ) m
Rumus :
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Dimana :
Vr = keecepatan rencana
Rumus :
W = B - L
Dimana :
B = lebar jalan
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Syarat :
Alinement vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang vertical
melalui sumbu jalan. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka
yanah asli, sehingga memberikan gambaran terhadap kemampuan kendaraan naik atau
Pada alinyemen vertical bagian yang kritis adalah pada bagian lereng, dimana
kemampuan kendaraan dalam keadaan pendakian dipengaruhi oleh panjang kritis, landai
dan besarya kelandaian. Maka berbeda dengan alinyemen horizontal, disini tidak hanya
pada bagian lengkung, tetapi penting lurus yang pada umumnya merupakan suatu
kelandaian.
Landai jalan adalah suatu besaran untuk menunjukkan besarnya kenaikan atau
penurunan vertical dalam satu satuan jarak horizontal ( mendatar ) dan biasanya
Maksud dari panjang kritis landai adalah panjang yang masih dapat diterima
kendaraan tanpa mengakibatkan penurunan kecepatan truck yang cukup berarti. Dimana
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
perjalanan.
mesin dan bagian mekanis dari kendaraan tersebut. Bila pertimbangan biaya menjadi
alasan untuk melampaui panjang kritis yang diizinkan, maka dapat diterima dengan
2. 3. 2 Lengkung Vertikal
Pada setiap penggantian landai harus dibuat lengkung vertical yang memenuhi
keamanan, kenyamanan, dan drainage yang baik. Lengkung vertical yang digunakan
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
½ LV ½ LV
½ LV
½ LV
½ LV ½ LV
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
½ LV ½ LV
a. Pada alinyemen vertical tidak selalu dibuat lengkungan dengan jarak pandangan
• Bila % ikut serta dihitung maka rumus yang dipergunakan adalah seperti di atas.
G1 - G2
y =
300
2. 3. 3 Jarak Pandang
Jurusan Teknik Sipil PNUP
33
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Jarak pandang adalaha jarak dimana pengemudi dapat melihat benda yang
menghalanginya, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak dalam batas mana
pengemudi dapat melihat dan menguasai kendaraan pada satu jalur lalu lintas. Jarak
adanya rintangan pada jalur yang dilaluinya. Jarak ini merupakan dua jarak yang
ditempuh sewaktu melihat benda hingga menginjak rem dan jarak untuk berhenti
Rumus :
dh = dp + dr
dp = 0, 287 . V . tr
V2
dr =
254 ( fm ± L )
Dimana :
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
dr = jarak rem
L = kelandaian
= - 0, 000625 . Vr + 0, 19
(+) = pendakian
(-) = penurunan
kendaraan lain yang digunakan hanya pada jalan dua jalur. Jarak pandang menyiap
empat jarak.
Rumus :
Dm = dl + d2 + d3 +
Jurusan Teknik Sipil PNUP
d4
35
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Dimana :
= 0,278. tr ( V – m + ½ . a. tr )
= 0, 278 . Vr. t2
yang datang
V = kecepatan rencana
tr = waktu ( 3, 7 – 4, 3 ) detik
Pada perencanaan jalan raya, diusahakan agar volume galian dan timbunan
memungkinkan kita untuk menghitung banyaknya volume galian dan timbunan pada
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
sebagai berikut :
1. Penentuan station ( jarak patok ), sehingga diperoleh panjang orizontal jalan dari
alinyemen horizontal.
tanah asli dengan tinggi tanah asli dengan tinggi muka perkerasan yang akan
direncanakan.
3. Menggambarkan profil melintang pada setiap titik station sehingga dapat dihitung
Dari hasil perkalian tersebut untuk mendapatkan luasnya dikalikan ½ hasil totalnya
2. 5. 1 Uraian Umum
lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan
pengikat, lapisan- lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu
2. 5. 2 Umur Rencana
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
pertimbangan klasifikasi fungsional jalan, pola lalu lintas serta nilai ekonomi jalan yang
bersangkutan, yang tidak terlepas, yang tidak terlepas dari pola pengembangan wilayah.
2. 5. 3 Lalu Lintas
setempat
2. 5. 4 Konstruksi Jalan
Konstruksi jalan terdiri dari tanah dan perkerasan jalan. Penempatan besaran
rencana tanah dasar dan material- material yang akan menjadi bagian dari konstruksi
perkerasan, harus didasarkan atas penilaian hasil survey dan penyelidikan laboratorium
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
LAPIS PERMUKAAN
2. 5. 4. 1 Tanah Dasar
sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar. Dari bermacam- macam cara pemeriksaan
untuk menentukan kekuatan tanah dasar, yang umum sigunakan adalah cara CBR.
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Dalam hal ini digunakan nomogram penetapan tebal perkerasan, maka harga CBR
laboratorium tidak dapat mencakup secara detail sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar
sepanjang suatu bagian jalan. Koreksi- koreksi perlu dilakukan baik dalam tahap
Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap
roda- roda alat- alat besar atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Bahan – bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan awet
sehingga dapat menahan beban- beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk
Bahan alam yang dapat digunakan sebagai bahan pondasi antara lain batu
2. Sebagai lapisan rapat air untuk melidungi badan jalan dari kerusakan
akibat cuaca
Bahan untuk lapisan permukaan umumnya sama dengan bahan untuk lapis
pondasi dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar
lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan bantuan
tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan beban roda lalu lintas.
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Jalur rencana merupakan salah satu jalur lalu lintas dari suatu ruas jalan raya,
yang menampung lalu lintas terbesar. Jika jalan tidak memiliki tanda batas jalur
5, 50 m ≤ L < 8, 25 m 2 jalur
Koefisien distribusi (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada jalur rencana
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2 jalur 0, 60 0, 50 0, 70 0, 50
3 jalur 0, 40 0, 40 0, 50 0, 475
4 jalur 0, 30 0, 45
5 jalur 0, 25 0, 425
6 jalur 0, 20 0, 40
Keterangan :
** berat total ≥ 5 ton misalnya bus, truck, traktor, semi trailer, trailer
2. 5. 5. 2 Angka Ekivalen
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2. 5. 5. 3 Lalu Lintas
1. Lalu lintas Harian Rata- rata ( LHR ) setiap jenis kendaraan ditentukan
pada awal umur rencana yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa
LEP = C x LHRawal x E
LEA = LHRakhir x C x E
∑ LEP + ∑ LEA
LET =
2
UR
LER = LET x FP FP =
Jurusan Teknik Sipil PNUP 10
44
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Sementara ini dianjurkan untuk mendasarkan daya dukung tanah hanya kepada
Untuk mendapatkan CBR rata- rata yang tidak terlalu merugikan, maka
disarankan agar dapat merencanakan perlerasan suatu ruas jalan perlu dibuat segmen-
segmen dimana beda atau variasi CBR dari suatu segmen tidak besar.
2. 5. 5. 5 Faktor Regional
perkerasan ini diambil dari hasil percobaan AASHTO dengan kondisi percobaab
tertentu. Karena kanyataan di lapangan yang dihadapi mungkin tidak sama kondisinya
dengan kondisi AASHTO maka perlu diperhitungkan apa yang disebut factor regional
sebagai factor koreksi sehubungan dengan perbedaab kondisi tersebut. Kondisi yang
dimaksud antara lain keadaan lapangan dan iklim yang dapat memepengaruhi keadaan
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini factor regional hanya
2. 5. 5. 6 Indeks Permukaan
permukaan (IP) sebagai ukuran dasar dalam menentukan nilai perkerasan ditinjau dari
kepentingan lalu lintas, indeks permukaan ini menyatakan nilai dari kerataan/ kehalusan
serta kekokohan permukaan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi lalu
Dalam menentukan Indeks Permukaan (IP) pada akhir umur rencana, perlu
dipertimbangkan factor- factor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Klasifikasi Jalan
Lokal Kolektor Arteri Tol
LER ( Lintas Ekivalen Rencana )
< 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 -
Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur rencana (Ipo), perlu
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Angka-angka 1,2,3 masing- masing berarti lapis permukaan, lapis pondasi atas,
sebagai lapis permukaan, pondasi atas dan pondasi bawah ditentukan secara
lapisan .
Koefisien
Jurusan Teknik Sipil PNUP
48
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Catatan : Kuat Tekan stabilisasi tanah dengan semen diperiksa pada hari ke-7
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Kuat Tekan stabilisasi tanah dengan kapur diperiksa pada hari ke- 21
Tabel 2.9
1. Lapis Permukaan
Tebal
(cm)
<,3,00 Lapis pelindung/BURAS,BURTU,BURDA
>10,00 10 LASTON
Tabel 2.10
2. Lapis Pondasi
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
10 LASTON ATAS
7,50 - 9,99 20*) Batu Pecah, Stabilitas tanah dengan semen,
Stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam
15 LASTON ATAS
10,0 - 12,24 20 Batu Pecah, Stabilitas tanah dengan semen,
Stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam
LAPEN, LASTON ATAS
>12,25 25 Batu Pecah, Stabilitas tanah dengan semen,
Stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam
LAPEN, LASTON ATAS
Perencanaan
Geometrik Penentuan Kelas Jalan raya P
Penentuan Faktor yang E
Mempengaruhi Perenc, Geometrik M
Kendaraan Rencana A
Kecepatan Rencana N
Kelandaian T
A
Penentuan
Klasifikasi Jalan
Jurusan Teknik Sipil PNUP
Alternatif
Alternatif
PerancanganTerbaik
Penilaian HasilPerenc.
Perenc.Geometrik
Rencana Analisa
Gambar
Perenc. Geometrik
Jalan Jalan
Geometrik
51
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
U
A
N
d
a
n
E
V
A
Perencanaan Alinement Horizontal L
Perenc. Kontur dan Trase Jalan U
Penentuan Type Tikungan
A
Kemiringan Tikung Superelevasi S
Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan I
Perencanaan Alinement Vertikal
♣ Penggambaran Profil Memanjang
♣ Penentuan Lengkung Vertikal
♣ Perhitungan Jarak Pandang
♣ Penggambaran Profil Melintang
♣ Perhitingan Galian Timbunan
P
E
L
A
K
S
A
N
A
A
N
GAMBAR
BAB III
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Direncanakan suatu konstruksi jalan raya dengan kelas jalan III dengan tinggi
kota A = 880 m dan tinggi kota B = 865 m yang dilihat dan dihitung berdasarkan garis
kontur yang tersediah dengan memakai skala 1:1000. Dalam menentukan tinggi dari
setiap petak pada trase jalan didasarkan pada letak patok pada gambar kontur yang kita
buat. Sedangkan untuk membuat kemiringan didasarkan pada beda tinggi antara 2 patok.
2+2,5+0,5+1,3+2,2+2,9+1+1,4+3,9+0,8+1+2,4+2,2+1+0,6+0,9+0,4+1,8+1
+0,9 +1,2+1+1+0,9+1,3+0,5+0,8
=
18
= 1,385
= 138,5 m
Interval Kontur
Klasifikasi medan = x 100 %
Jarak rata − rata
10
= x100 _ % = _ 7,22 _ %
138,5
Berdasarkan klasifikasi medan maka daerah ini ternasuk daerah Datar dengan
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Dan berdasarkan standar geometrik jalan kelas II C pada medan datar didapatkan data-
• Tikungan II
R = 19,28
R (29,1;6,7) = 4,391 cm
(2,6;2,6) x = 34,74
• Tikungan I
Jurusan Teknik Sipil PNUP
54
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
= 5,49
R = 2,343 cm
• Tikungan I (6,4;3,4)
(3;6,5)
θ1 θ2 Δ1
(1,6;5) (3,4;3,5)
(6,5 − 3,5)
θ1 = Arc Tg = 82,4050
(3,4 − 3)
(3,5 − 3,4)
θ2 = Arc Tg = 1,9090
(6,4 − 3,4)
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
• Tikungan II
(29,1;6,7)
(21,6;2,6)
θ1 θ2
(22,8;0,4)
(26,6;2,3)
(2,6 − 2,3)
θ1 = Arc Tg = 3,4340
(26,6 − 21,6)
(6,7 − 2,3)
θ2 = Arc Tg = 60,3960
(29,1 − 26,6)
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Dicoba dengan F – C
Tidak memenuhi
Rc < R min.
Dicoba dengan S – C - S
• Δc < 0o
• Lc < 20 m
Dicoba dengan S -S
Selesai
Jurusan Teknik Sipil PNUP
57
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
• Tikungan I
R = 361 m
V = 60 km/jam
e = 5,17 %
V3 V xe
Ls = 0,022 x - 2,727 x
Rxc c
(60)3 60x0,0517
Ls = 0,022 x - 2,727 x
361x0,4 0,4
28,648 x Ls 28,648 x 40
θs = = = 3,1740
R 361
Δc = Δ – 2θs
Lc = 0,017453 x ∆c x R
Jurusan Teknik Sipil PNUP
58
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
• Tikungan II
R = 589,4 m
V = 60 km/jam
Ls min. = 40
e = 3,35 %
V3 V xe
Ls = 0,022 x - 2,727 x
Rxc c
(60)3 60 x 0,0335
Ls = 0,022 x - 2,727 x
589,4 x 0,4 0,4
Jadi digunakan Ls = 40 m
28,648 x Ls 28,648 x 40
θs = = = 1,9440
R 589, 4
Δc = Δ – 2θs
Lc = 0,017453 x ∆c x R
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
• Tikungan I
Ls x 90 6,45 90
θs = = = 0,3140
τR 3,14 x 589,4
θc = Δ - 2θs
= 84,314 – 2(0,314)
= 83,686 0
∆ − 2θs
Lc = τR
180
84,314 − 2(0,314)
= x 3,14 x 589,4
180
L = Lc + 2Ls
Ls 2
p= − R (1 − Cos θs )
6R
27,752
= − 74,5 x(1 − Cos 10,67 0 )
6 x74,5
= 0,432 m
Jurusan Teknik Sipil PNUP
60
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Ls 3
k = Ls – − R x Sin θs
40 R 2
(27,75)3
= 27,75 – − 74,5 Sin 10,67 0
40(74,5) 2
= 13,8597 ≈ 13,86 m
Es = (R+p) Sec ½ Δ – R
= 14,023 m
Ts = (R+p) Tan ½ Δ +k
= 60,992 ≈ 61 m
• Tikungan II
Ls x 90 25 x 90
θs = = = 7,480
τR 3,14 x 95,8
θc = Δ - 2θs
= 60,7 – 2(7,48)
= 45,740
∆ − 2θs
Lc = τR
180
60,7 − 2(7,48)
= x 3,14 x 95,8
180
Jurusan Teknik Sipil PNUP
61
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
L = Lc + 2Ls
= 76,44 + 2 x 25 = 126,44 m
Ls 2
p= − R (1 − Cos θs)
6R
252
= − 25 x(1 − Cos 7,480 )
6 x95,8
= 0,8746 m
Ls 3
k = Ls – − R x Sin θs
40 R 2
(25)3
= 25 – 2
− 95,8 Sin 7,480
40(95,8)
= 12,4861 ≈ 12,50 m
Es = (R+p) Sec ½ Δ – R
= 16,23 m
Ts = (R+p) Tan ½ Δ +k
= 69,091 ≈ 69,1 m
Tikung A Ls e Os Oc Lc L P k Ts
R (m) Es (m)
an (0) (m) (%) (0) ( 0) (m) (m) (0) (m) (m)
64,3 27,7 5,98 10,6 43,0 55,8 0,43 13,8 14,03
I 74,5 4 5 5 7 0 8 111,38 2 6 2 61,0
II 95,8 60,7 25,0 4,79 7,48 45,7 76,4 126,4 0,87 12,4 16,22 69,1
Jurusan Teknik Sipil PNUP
62
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
0 0 0 4 4 4 5 9 7
Rumus :
B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + Z
(
b’ = 2,4 + R − R 2 − P 2 )
Td =
R 2 + A(2 P + A) − R
0,105. Vr
Z=
Vr
Dimana :
B = Lebar perkerasan pada tikungan (m)
b’ = Lebar lintasan pada tikungan
n = Jumlah jalur lau lintas
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
C = Kebebasan samping (0,8 m)
P = Jarak ban muka dan ban belakang (jarak antara Gandar) = 6,1 m
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Rumus :
W = B -
Dimana :
B = Lebar Total
L = Lebar badan jalan (kelas II C = 2 x 3,00 m)
a. Tikungan I
R1 = 361 m
Vr = 60 km/jam
(
b’ = 2,4 + R − R 2 − P 2 )
(
= 2,4 + 361 − (361) 2 − (6,1) 2 )
= 2,348 m
Td = R 2 + A(2 P + A) − R
= 0,022 m
0,105. Vr
Z=
361
0,105 x60
=
361
= 0,332 m
Jurusan Teknik Sipil PNUP
64
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + Z
= 2(2,348 + 0,8) + (2 − 1)0,022 + 0,332
= 6,296 + 0,022 + 0,332
= 6,65 m > 6,00 m
W = B - L
= 6,65 - 6
= 0,65 m (Penambahan lebar tikungan)
b. Tikungan II
R2 = 589,4 m
Vr = 60 km/jam
(
b’ = 2,4 + R − R 2 − P 2 )
(
= 2,4 + 589,4 − (589,4) 2 − (6,1) 2 )
= 2,432 m
Td = R 2 + A(2 P + A) − R
= 0,014 m
0,105. Vr
Z=
VR
0,105 x60
=
589,4
= 0,259 m
B = n (b’ + c) + (n – 1) Td + Z
= 2(2,432 + 0,8) + (2 − 1)0,014 + 0,259
= 6,737 m > 6 m
W = B - L
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
= 6,737 - 6
= 0,737 m (Penambahan lebar tikungan)
dh = dp + dr
Dimana :
Dp = Jarak yang ditempuh kendaraan dari waktu melihat benda dimana
harus berhenti sampai menginjak rem
dp = 0,287 . V. tr
V = Kecepatan (km/jam)
Tr = Waktu (3,7 – 4,3) detik
Untuk Jalan mendaki (+) dan menurun (-)
Vr
dr =
254(tm+ L)
Dimana :
Tm = Koefisien rencana (km/jam)
= 0,00065 . Vr + 0,19
= 0,00065 60 + 0,19
= 0,153 m
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
L = Kelandaian 6 %
Untuk jalan datar
Vr = 60 km/jam
dp = 0,287 . V. tr
= 0,287 . 60 .2,5
= 41,7 m
602
dr =
254(0,153 + 0,06)
= 66,541 m
dh = dp + dr
= 41,7 + 66,541
= 108,241 m
Untuk Jalan mendaki
dp = 41,7 m
602
dr =
254(0,153 + 0,06)
= 66,541 m
dh = dp + dr
= 41,7 + 66,541
= 108,241 m
Untuk jalan menurun
dp = 41,7 m
602
dr =
254(0,153 − 0,06)
= 152,400 m
dh = dp + dr
= 41,7 + 152,400
= 194,10 m
Jurusan Teknik Sipil PNUP
67
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
dm = d1 + d2 + d3 + d4
Dimana :
d1 = Jarak yang ditempuh selama kendaraan menyiap
0,278 t1 (Vm – m – ½ a . t1)
d2 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan menyiap selama di jalur
kanan
= 0,278 . Vm . t2
d3 = Jarak bebas antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan
yang datang.
= 30 - 100 m
d4 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang berlawanan arah
= 2/3 d2
V = Kecepatan rencana (km/jam)
tr = Waktu (3,7 – 4,3) detik
t2 = Waktu (9,3 – 10,4) detik
m = Perbedaan kecepatan (15 km/jam)
a = Percepatan rata-rata (2,26 – 2,36)
Vm = Kecepatan menyiap
Diketahui
Vr = 60 km/jam
m = 15 km/jam
a = 2,268 detik
t1 = 3,68 detik
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
t2 = 9,44 detik
Vm = Vr + m
= 60 + 15
= 75 km/jam
d1 = 0,278 t1 (Vm – m – ½ a . t1)
= 0,287. 3,68 (75 – 15 - ½ . 2,268 . 3,68)
= 1,148 (60 – 4,173)
= 64,089 m
d2 = 0,278 . Vm . t2
= 0,287 . 75 . 9,422
= 202,809 m
d3 = 30 m
d4 = 3/4 . d2
= 2/3 . 202,809
= 135,206 m
dm = d1 + d2 + d3 + d4
= 64,089 + 202,809 + 30 + 135,206
= 432,104 m
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
A.LV
EV =
800
− 4,17 x 20
EV = = −0,104 m
800
A. X 2
Y =
200.LV
2
1
− 4,17 x 20
Untuk X = ¼ LV Y= 4 = −0,026
200(20)
2
1
− 4,17 x 20
Untuk X = ½ LV Y= 2 = −0,104
200(20)
2
3
− 4,17 x 20
Untuk X = ¾ LV Y= 4 = −0,234
200(20)
− 4,17[ 20]
2
Untuk X = LV Y= = −0,417
200(20)
X ¼ LV ½ LV ¾ LV LV
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
= 853,8 m
STA ¼ LV = Stasiun PVI – ¼ LV
= (0+250) – ¼ 20
= 0+245
Elevasi ¼ LV = Elevasi PVI + (G1 % . ¼ LV) – Y
= 874,6 + (2,08 . ¼ 20) – ( - 0,026)
= 864,226 m
STA PVI = 0+250
Elevasi PVI = Elevasi PVI + EV
= 874,6 + (-0,104)
= 874,704 m
STA ¾ LV = Stasiun PVI – ¼ LV
= (0+250) – ¼ 20
= 0+260
Elevasi ¾ LV = Elevasi PVI + (G2 % . ¼ LV) –Y
= 874,6 + (6,25 . ¼ 20) – ( - 0,026)
= 905,876
STA PTV = Stasiun PVI + ½ LV
= (0+250) + ½ 20
= 0+260
Elevasi PTV = Elevasi PVI + (G2 % . ¼ LV)
= 874,6 + (6,25 . ¼ 20)
= 937,1
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2
1
− 4,17 x15
Untuk X = ½ LV Y= 2 = −0,078
200(15)
2
3
− 4,17 x15
Untuk X = ¾ LV Y= 4 = −0,176
200(15)
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
− 4,17[15]
2
Untuk X = LV Y= = −0,313
200(15)
X ¼ LV ½ LV ¾ LV LV
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
2
1
6,67 x 25
Untuk X = ½ LV Y= 2 = 0,208
200(25)
2
3
6,67 x 25
Untuk X = ¾ LV Y= 4 = 0,469
200(25)
6,67[ 25]
2
Untuk X = LV Y= = 0,834
200(25)
X ¼ LV ½ LV ¾ LV LV
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik
Tugas Besar
Perencanaan Geometrik