Rasul ‘alaihis sholatu wa salam pernah bersabda ketika ada salah seorang sahabat Mu’adz
bin Jabal radhiyallahu’anhu bertanya tentang amalan yang memasukkan ke dalam surga
dan menjauhkan dari neraka .Beliau jawab “ Beribadahlah hanya pada Allah dan jangan
menyekutukanNya, tegakkan shalat, tunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke
Baitullah.” Selanjutnya beliau menunjukkan pintu-pintu kebaikan ,sabda beliau “Puasa
adalah perisai, sedekah menghapus kesalahan seperti aair memadamkan api, dan
shalatnya seseorang di akhir malam”. Lanjut beliau “Pokok urusan ialah Islam, tiangnya
adalah shalat, dan mahkotanya adalah jihad.” Kemudian beliau bertanya pada Muadz,
“Maukah kutunjukkan kunci dari semua itu?” Jawab Muadz “Ya.” Maka beliau
shallallahu’alaihi wa sallam memegang lidahnya seraya bersabda “Jagalah ini!” Muadz
pun bertanya “Apakah kami akan diadzab gara-gara ucapan kami?” Maka beliau bersabda
“Celaka kau! Bukankah tidak ada yang menelungkupkan wajah manusia kedalam neraka
--atau hidung-hidung mereka—melainkan karena buah ucapan mereka!!!” (Hadits
riwayat At-Tirmidzi, hasan shahih).
Berapa tetes ludah yang engkau habiskan untuk berdzikir mengingatNya? Berapa banyak
pula yang telah tertumpah untuk kata-kata jorok, porno, atau bahkan menghina Allah
yang Maha Keras siksa-Nya!!!…. Apa maksudnya menghina Allah? Maksudnya engkau
mengatakan sesuatu yang tidak pantas dikatakan, bahkan ini adalah perkataan kufur yang
bisa mengeluarkan seseorang dari Islam! Ingatlah saat engkau mengatakan “Aku tak bisa
hidup tanpa dirimu…” atau perkataan “Kaulah satu-satunya yang kuinginkan di dalam
hidupku“, atau “Hanya ada engkau yang ada di hatiku?” atau “Aku ingin selamanya
bersama denganmu..”? Bukankah Allah yang telah menghidupkan kita? Bukankah kita
pasti menemuinya dan akan mempertanggungjawabkan perbuatan kita? Bukankah bagi
seorang muslim hanya Allah yang paling dia cintai lebih dari apapun? Atau menghubung-
hubungkan makhluk dengan kejadian seperti “Tuh, lihat gara-gara kamu sih jadi hujan!”
atau ketika mendengar petir bukannya memohon perlindungan pada Allah tetapi malah
mengatakan “Tuh, petirnya kencang banget, si Fulan pasti lagi marah nih!!!”. Bukankah
Allah-lah yang berkuasa atas semua hal yang terjadi di alam ini??? Perkataan mana yang
lebih besar dosanya dari perkataan keji seperti ini?!! Ini perkataan syirik yang dosa syirik
itu tidak akan diampuni Allah kecuali dengan menyesali dan berjanji tidak akan
mengulanginya lagi (Taubat Nasuha).
Perpustakaan-Islam.com
Ketahuilah wahai hamba Allah…
Allah berfirman “Dan jika kau tanya mereka tentang ejekan itu maka mereka akan
menjawab ‘Sesungguhnya kami hanya senda guaru dan bermain-main’. Katakanlah
“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak
usahlah kamu minta maaf karena kamu kafir sesudah beriman!” (At-Taubah 65-66).
Sebab turunnya ayat yang mulia ini ialah karena ada seorang yang pada saat perang
Tabuk, maka suatu waktu ia membuat majelis / kumpul-kumpul dan ia bercerita dan
berkata “ Aku tidak pernah melihat orang yang lebih buncit perutnya, lebih takut kepada
musuh selain ahli baca Al Quran ini (maksudnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
dan para sahabatnya--ridwanullah’alaihim ajma’in-semoga Alah meridhoi mereka
semua--yang kita diperintah untuk mengikuti mereka). Maka ketika diadukan pada
beliau, maka turunlah ayat ini dan orang tadi terlihat tersandung-sandung karena
mengikuti Nabi yang menaiki kendaraannya untuk minta maaf. Lihatlah, wahai hamba
Allah!!. Allah-lah yang mengkafirkan mereka dari atas langit ketujuh melalui ayatnya
yang mulia. Adakah alasan lain bagi kita untuk mengelak dengan ‘hanya main-main
saja’??
Kesimpulan
1. Marilah kita sama-semua menjaga lidah ini yang merupakan kunci dari semua perkara
yang disebutkan dalam hadits di atas.
2. Menjauhi perkataan keji seperti diatas dan yang sejenisnya.
3. Haram kita menghina Rasulullah dan para sahabatnya, dan wajib kita mengikuti cara
beragama mereka itu (lihat At-Taubah 100, An-Nisaa 115).
4. Tidak boleh menghina ajaran Islam walau kita belum mampu melaksanakannya.
5. Marilah bersegera untuk mendapatkan ampunan dari Allah dan mendalami Islam ini
secara benar, yakni mengikuti sahabat Nabi rodhiyallahu ‘anhum ajma’in. Wallahu a’lam.
Maraji’:
1. Al Quran Al Karim
2. Al-Arba’in Imam An-Nawawi
3. Syarh Ushul Tsalatsah Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin.
4. Aqidah Islamiyah Syaikh Al-Jibrin
Perpustakaan-Islam.com