Anda di halaman 1dari 3

Menjaga hati dan anggota tubuh

Ketahuilah, bahwa tugas penting bagi setiap mukmin adalah menjaga hati dan anggota tubuhnya, mencurahkan
tenaga dalam memeliharanya serta mencegahnya dari hal-hal yang dimurkai Allah dan dibenci-Nya. Disamping itu harus
menggunakannya dan hal-hal yang dicintai dan diridoi Allah.
Allah SWT telah mengataka: “ pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggung
jawaban”(QS. Al-isra’: 36)
Hati dan anggota tubuh adalah nikmat Allah yang terbesar atas hamba-hambanya. Maka siapa yang
menggunakannya untuk mentaatinnya dan menghiasinya dengan hal-hal yang menghiasinya dengan hal-hal yang
mencintainya serta memanfaatkannya setiap anggota sesuai dengan fungsinya, ia pun telah mensyukuri nikmat dan
berbuat baik.
Allah SWT berfirman: “pada hari ini kami tutup mulut mereka dan berkata kepada kami tangan mereka dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”(QS. Yasin: 65)
Hati adalah pemimpin anggota-anggota tubuh dan di atasnya berputar kebaikan dan kerusakannya.
Nabi SAW bersabda: “ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging. Apabila ia baik, maka seluruh
tubuh menjadi baik. Apabila rusak, maka seluruh tubuh menjadi rusak. Ketahuilah, daging itu adalah hati.”
Adapun anggota tubuh, maka yang dimaksud adalah tujuh anggota, yaitu mata, telinga, lidah, perut, kemaluan,
tangan dan kaki.
Nikmat Mata
Mata adalah nikmat besar dari Allah atas hamba-Nya. Allah telah menciptakannya bagi manusia supaya bisa
digunakannya untuk melihat berbagai kejadian dari ciptaan-Nya di bumi dan langit-Nya.
Dengan itu semakin bertambah pengetahuan dan keyakinannya terhadap tuhannya, dan ketaatan serta pengabdian
terhadap-Nya supaya bisa menunjukan jalan kepadanya dalam kegelapan dan dipergunakannya untuk memenuhi
kebutuhannya.
Jika ia mempergunakannya sesuai dengan fungsinya, maka ia termasuk orang yang taat dan bersyukur. Hendaklah
orang mukmin tidak memandang kepada seorang muslim dengan pandangan meremahkan dan menghina maupun
menyelidiki kejelekan orang muslim.
Menjaga pandangan dari semua itu adalah penting dan sangat dituntut, terutama dari orang-orang yang menuju
kepada Allah dan negri akhirat.
Allah swt berfirman: “ Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya” (QS. An-Nuur: 30).
Diriwayatkan dari nabi saw bahwa beliau bersabda: “Pandangan adalah panah beracun diantara panah-panah
iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah memberinya ibadat yang ia rasakan
kenikmatannya dalam hatinya.”
Isa as berkata: Pandangan itu menanamkan syahwat didalam hati dan cukuplah itu sebagai fitnah bagi
pelakunya.
Nikmat Telinga
Telinga merupakan nikmat terbesar. Telinga diciptakan bagi hamba supaya bisa digunakan untuk mendengarkan
kalam tuhannya dan sunnah nabi serta perkataan ulama hukama yang soleh.
Dengan itu ia mendapatkan faedah untuk menempuh jalan keridhoan Allah dan menggunakannya dalam
penghidupannya sebagai alat untuk menuju akhirat.
Imam Al-Ghazali berkata: janganlah kamu mengira bahwa yang berdosa itu hanya orang yang mengucapakannya
saja tanpa pendengarannya. Sesungguhnya pendengar ikut pla berdosa bersama orang yang mengucapkannya.
Dengan demikian, orang yang mendengar kebaikan ikut mendapat pahalanya dan yang mendengarkan keburukan
ikut menanggung dosanya.
Nikmat Lisan
Lisan (lidah) merupakan nikmat allah terbesar atas hamba-Nya. Di dalamnya terdapat kebaikan yang besar dan
manfaat yang banyak bagi siapa yang memeliharanya dan menanggungkannya sebagaimana mestinya.
Kemudian, ketahuilah bahwa uusan lisan itu penting sekali. Lisan adalah anggota manusia yang paing dominan da
paling kuat sebagai penyebab kebinasaannya, jika ia tidak bisa mengendalikannya dan mencegahnya dari perbuatan yang
diharamkan Allah atasnya.
Nabi saw bersabda: “Bukankah manusia dimasukan kedalam neraka di atas muka mereka atau hidung mereka
sebagai akibat perbuatan lidah mereka?”
Nabi saw bersabda: “Setiap perkataan anak Adam merugikannya, tidak menguntugkannya, kecual menyuruh
berbuat makruf atau mencegah dari yang munkar.”
Bahaya lisan sungguh besar dan urusannya menakutkan. Tiada yang selamat darinya, kecuali bila perlu sekadar
kebutuhannya.
Dalam pembacaan kitabullah dan memperbanyak dzikrullah terdapat kesibukan yang melalaikan dari
pembicaraan yang buruk dan tak berguna.
Termasuk kejelekan lisan terbesar adalah berkata dusta, membenarkan sesuatu yang tidak terjadi atau
menyangkal sesuatu yang benar terjadi.
Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak
beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.”(QS.An-Nahl: 105)
Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya kebohongan itu menyebabkan perbuatan jahat dan perbuatan jahat
menyebabkan masuk neraka. Adalah seseorang berdusta dan terus berdusta hingga ditulis disisi Allah pendusta.”
Termasuk kejelekan lisan terbesar adalah ghibah, yaitu menyabut saudaramu orang muslim dengan sesuatu yang
tidak disukainya bila ia mendengarnya.
Demikianlah perkataan yang dikatakan para ulama seperti imam al-ghazali dan imam an-nawawi serta lainya,
ghibah sangat diharamkan.
Allah swt berfirman: “Dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain. Apakah salah seorang
diantara kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat dari Maha Penyayang .”(QS. Al-Hujurat: 12)
Maka Allah menyamakan penggunjing yang zalim dengan pemakan daging saudaranya yang muslim dalam
keaadan mati. Cukuplah itu sebagai celaan dan pencegah dari perbuatan ghibah.
Aisyah ra berkata kepada Rasulullah saw: Cukuplah bagimu bahwa shafiyah bersifat begini dan begini. Salah
seorang perawai berkata: maksudnya ia seseorang yang pendek. Maka Nabi saw berkata: “Engkau telah mengatakan
suatu perkataan yang andaikata dicampur denga air laut, niscaya perkataan itu telah merusakkannya.”
Seorang perempuan berkata: “Alangkah panjangnya ekor baju si fulanah.” Kemudian Nabi saw berkata:
“Muntahkanlah, muntahkanlah”. Maka perempuan itu memuntahkan dari mulutnya sepotong daging.”
Ternyata hanya sebuah kata yamg remeh, seorang muslim telah memakan daging muslim yang lain. Lihatlah
wahai hamba Allah, betapa keji dan buruknya ghibah. Betapa mudahnya manusia melakukan ghibah, kecuali siapa yang
dikasihi Allah dan mereka itu sedikit.
Ketahuilah, bahwa apabila engkau melihat aib atau kekurangan pada saudaramu yang muslim dan menginginkan
baginya untuk menghilangkannya, maka katakan hal itu kepadanya di saat engkau menyendiri dengan menasehatinya.
Jika engkau tidak mampu melakukannya atau engkau tidak berhasil melakukannya, maka itu adalah kekurangan padamu.
Termasuk kejelekan lisan adalah namimah, yaitu menyampaikan omongan seseorang kepada orang lain dengan
tujuan mengadu domba dan menimbulkan fitnah diantara mereka.
Allah swt berfirman: “janganlah kamu ikut setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak
mencela, yang kian kemari menyebar fitnah.”(QS. Al-Qalam: 10-11)
Nabi saw bersabda: “tidak termasuk surga orang yang suka melakukan namimah.”
Nabi saw bersabda: “sesungguhnya namimah dan dendam ada di neraka. Keduanya tidak bisa berkumpul dalam
hati seorang muslim.”
Memelihara Farji (Kemaluan)
Memelihara kemaluan adalah sesuatu yang penting dan urusannya gawat.
Allah swt berfirman menggambarkan mereka: “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap
istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barangsiapa
mencari yang dibalik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampau batas.”(QS. Al-Mukminuun: 5-7)
Nabi saw ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka. Beliau menjawab:
“Dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan.”
Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang dilindungi Allah dari kejahatan lidah yang diantara kedua rahangnya
dan kemaluan yang diantara kedua kakinya, ia pun masuk surga.”
Dalam hadis disebutkan: “Mata melihat, nafsu menginginkan, sedangkan kemaluan membenarkan hal itu atau
mendustakannya.”
Wahai orang-orang mukmin, jahuilah dan hindarilah sejauh-jaunya perbuatan zina dan sodomi, karena kedua
perbuatan itu termasuk perbuatan keji yang membinasakan dan doas besar. Allah swt telah mengharamkan keduanya dan
melarangnya dengan keras.
Allah swt berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. Suatau jalan yang buruk.” (QS.Al-Israa’: 32)
Nabi saw bersabda: “Tiga macam orang yang Allah tidak berbicara kepada mereka, tidak menyucikan mereka
dan tidak memandang kepada mereka, sedangkan bagi mereka siksa yang pedih: yaitu orang tua yang berzina, raja
pendusta dan orang miskin yang sombong.”
Nabi saw bersabda: “sesungguhnya perbuatan zina itu menyebabkan kemiskinnan.”
Dalam hadis shahih disebutkan bahwa Nabi saw melihat para pelaku zina laki-laki dan perempuan. Nyala api
datang kepada mereka dari bawahnya hingga mereka menjerit dan naik. Itu adalah salah satu macam siksaan Allah atas
mereka di alam barzah.

Anda mungkin juga menyukai