Anda di halaman 1dari 7

CARA KERJA SENSOR DAN APLIKASINYA DI BIDANG MEDIS

1. LVDT ( Linear Variable Differential Transformers )


LVDT merupakan sensor posisi ( sensor elektromekanikal ) yang inputannya berupa
perpindahan secara mekanik.
Cara Kerja:
Sensor ini memiliki coil primer dan coil sekunder. Ketika koil primer tereksitasi oleh arus,
tegangan terinduksi ke dalam dua koil sekunder. Penghubung antara dua koil ini berubah
posisi karena adanya pergeseran inti di dalamnya. Ketika inti berada simetris di antara dua
koil sekunder ini, setiap koil sekunder terinduksi oleh tegangan yang sama, dan output
tegangannya yang merupakan perbedaan tegangan antara dua koil sekunder bernilai nol.
Ketika inti bergeser dari titik kesetimbangan, tegangan yang terinduksi ke dalam koil
sekunder berubah. Ketika inti bergerak naik maka tegangan pada koil sekunder lainnya
menurun. Perbedaan tegangan output yang dihasilkan linear dengan posisi inti.

Gambar bagian dari LVDT

Gambar hubungan antara inti dengan tegangan output yang dihasilkan

Aplikasi LVDT:
- Untuk pengukur tekanan darah ( blood pressure )
- Mengukur volume paru-paru berdasarkan pernafasan

2. Capacitive Displacement Tranducer


Cara kerja:
Capacitive Displacement Tranducer terdiri atas dua buah variable kapasitor yang diatur
sehingga kapasitor ini merasakan perubahan yang sama tapi pada arah yang berlawanan.
Kapsitor terbentuk dari dua buah plat logam yang disusun. Pengukuran menggunakan
prinsip perbedaan kapasitansi antara dua plat.

Keterangan
C : kapasitansi, F, μF, pF
A : daerah efektif
d : Jarak
ε : koefisien

εA
C=
d
Differential capacitor dapat juga digunakan sebagai pressure tranducer untuk mengukur
tekanan.
Aplikasi:
- Pengukur panjang tulang dengan tekanan
- Mengukur volume paru-paru berdasarkan pernafasan

3. Thermocouple
Thermocouple tersusun atas dua kawat logam yang berbeda yang menyatu
pada satu ujung. Ketika salah satu ujung kawat terhubung untuk mengukur suatu
instrument, thermocouple menjadi sensitive dan menjadi alat pengukur yang memiliki
keakuratan yang tinggi. Faktor utama yang harus dipertimbangkan ketika memilih
sepasang material adalah perbedaan termoelektrik antara kedua material. Perbedaaan yang
signifikan antara kedua material akan memberikan hasil yang baik. Thermocouple
biasanya digunakan untuk mengukur suhu dengan range yang besar. Keuntungan
menggunakan thermocouple adalah:
- Kecepatan responnya tinggi
- Bentuknya kecil
- Dapat stabil lebih lama
- Mudah dibuat
Di samping keuntungan dari thermocouple juga terdapat kerugiannya antara lain adalah
tegangan keluaran dari output ini kecil, sensitivitasnya rendah, memerlukan suhu referensi
untuk dibandingkan dengan suhu terukurnya.
Cara kerja:
Termokopel akan menimbulkan arus listrik yang mengalir pada rangkaian yang terpasang
ketika terjadi perbedaan suhu. Besar arus yang dihasilkan tergantung dari perbedaan suhu
antara suhu yang terukur dengan suhu referensi pada ujung pertemuan kawat. Pemanasan
pada simpangan terukur (measuring junction) menghasilkan tegangan yang lebih besar
daripada tegangan pada reference junction. Perbedaan tegangan ini sebanding dengan
perbedaan suhu dan dapat treukur pada voltmeter.
Apabila dua metal/logam yang berbeda digabungkan pada salah satu ujung kemudian
dipanaskan, pada kedua ujung yang lain akan timbul tegangan (Efek Seebek, tahun 1821).
Pada kalang/rangkaian thermocouple terdapat hot junction dan cold junction. Hot junction
merupakan suatu pertemuan dua logam, dimana pada titik ini terjadi pemanasan. Hot
junction disebut juga dengan measuring junction. Cold junction disebut juga reference
junction karena pada titik ini tidak terjadi perubahan suhu karena pemanasan, suhu pada
titik ini merupakan suhu lingkungan yang dijadikan sebagai acuan / referensi. Tegangan
yang terjadi, tergantung dari jenis material A dan B, dan beda temperatur antara hot
junction dan cold junction (reference temperature).

Aplikasi:
- Untuk memantau suhu pada peralatan yang bertemperatur tinggi
- Untuk mengukur suhu manusia akan tetapi sensitivitasnya rendah (kurang akurat)

4. Thermoresistor
Daya hambat dari sebagian besar logam pantas untuk dipertimbangkan derajat
ketergantungannya terhadap suhu. Dengan ini akan lebih mudah untuk membentuk suatu
temperature tranducer. Sebuah resistor yang didesain untuk suatu tujuan disebut juga
resistance thermometer.

Variasi resistansi pada sebagian besar logaml dapat dianggap linear terhadap rentang
suhu. Karena sensitivitas dari thermoresistor rendah, maka sebaiknya menggunakan
rangkaian jembatan wheatstone.
Aplikasi:
- Untuk mengukur suhu manusia ( resistance thermometer)

5. Thermistor
Sama halnya dengan RTD, thermistor menggunakan resistansi untuk mengukur suhu.
Resistansi bertambah besar seiring dengan meningkatnya temperature. Thermistor
merupakan semikonduktor yang terbuat dari keramik yang berupa resistor termal dengan
koefisien suhu negative yang tinggi (NTD). Thermistor memiliki koefisien hambatan
negatif. Nilai hambatan pada thermistor tinggi yaitu antara 1 kΩ - 100kΩ Resistansi dari
termistor turun saat suhu naik dan resistansi naik ketika suhu turun. Thermistor digunakan
untuk mengukur suhu antara -50 sampai 300˚C. Resistivitas dari thermistor
semikonduktor yang digunakan untuk aplikasi biomedical antara 0,1 sampai 100Ωm.
Ukuran sensor ini kecil yaitu diameternya kurang dari 0,5mm. Sensitivitas terhadap
perubahan suhunya tinggi antara -3 sampai -5%/˚C. Akan tetapi thermistor tidak sensitiv
terhadap vibrasi. Koefisien suhu merupakan parameter yang penting pada spesifikasi
semua thermistor. Nilai koefisien suhu naik seiring dengan temperature. Koefisien
termistor bernilai antara 2800 sampai 5000K. Biasanya bernilai sekitar 4000K.
Karakteristik tegangan vs arus pada termistor linear sampai pada suatu titik dimana
terdapat kesalahan pada pemanasan mandiri. Hukum ohm berlaku pada prinsip termistor.
Saat arus yang tinggi tercapai karena aliran arus listrik terjadi dimana terjadi
pembangkitan panas pada thermistor naik, suhu pada thermistor diatas suhu lingkungan.

Macam-macam tipe thermistor

Aplikasi:
- Resistance thermometer
- Digital thermostat

6. Photoemissive Tube
Terdiri dari bohlam yang berisi gas dengan dua elektroda. Katoda melapisi material
khusus yang melepaskan elektron ketika beriluminasi. Elektroda lainnya, anoda, selalu
terdiri atas tangkai yang tipis atau loop yang terbuat dari kawat. Tegangan tinggi
diperlukan dan di berikan di antara dua elektroda. Tegangan tinggi yang harus diberikan
sebesar 10-200 Volt. Aliran elektron membentuk arus yang sebanding dengan intensitas
cahaya yang datang. Ketika arus yang terjadi tinggi, gas mixture menjadi satu dengan
photoemissive detector. Baik vacuum dan gas filled photoemissive photodetector
memiliki respon yang cepat untuk berubah menjadi intensitas cahaya. Waktu respon yang
dibutuhkan untuk pembentukan, sekitar 10-9 detik.
Aplikasi:
- Untuk analisis di bidang medis seperti analisis terhadap darah.

7. Photomultiplier Tubes
Photomultiplier tubes merupakan bagian dari
phototubes. Sensor ini sensitiv terhadap cahaya pada
daerah ultraviolet, cahaya tampak, dan near-infrared yang
memiliki rentang pada spektrum elektromagnetik.
Detektor ini meningkatkan produksi sinyal dengan
memanfaatkan tumbukan cahaya sebanyak 100 juta kali.
Photomultiplier merupakan multianoda photoemissive
tube yang memiliki sensitivitas tinggi dimana elektron
utamanya teremisi dari permukaaan photoemissive yang
disebabkan oleh tabrakan beruntun dynode, sehingga
dapat membangkitkan lebih banyak elektron lagi. Karena
sensitivitasnya yang tinggi dan respon yang sangat
singkat, photomultiplier merupakan detektor yang cocok
untuk menangkat kilatan cahaya yang intensitasnya
rendah.

Aplikasi:
- Medical diagnostics, seperti tes darah, medical imaging,
- Untuk mendeteksi adanya radiasi pada bahan radioaktif.
- Motion picture film scanning (telecine), and high-end image scanners yang
dikenal dengan drum scanners.
- quantum information dan quantum cryptography.
- scintillators untuk mendeteksi nuklir dan radiasi partikel dalam eksperimen
fisik.

8. Photovoltaic
Photovoltaic cell membangkitkan tegangan yang dapat mengendalikan arus pada
galvanometer atau pada rangkaianyang memiliki impedansi rendah. Salah satu
Photovoltaic cell yang terkenal, terdiri atas susunan lapisan tipis solenium pada besi atau
baja. Diatas solenium terdapat film tipis transparan metal. Film dan solenium terinsulasi
satu sama lain, dan daerah insulasinya membentuk lapisan penghalang (barrier layer).
Ketika lapisan barrier teriluminasi, kuantum cahaya terabsorbsi, elektron dilepaskan dan
perbedaan potensial timbul melewati barrier. Metal transparant menjadi negatif dan
solenium menjadi positif.
Aplikasi:
- Medical imaging

9. Phototransistor
Phototransistor tediri atas photodiode. Phototransistor pada dasarnya tidak lebih dari
sebuah transistor bipolar yang terbungkus oleh sebuah wadah transparant sehingga cahaya
dapat mencapai base-colector junction. Elektron yang dihasilkan oleh foton pada base-
colector junction diinjeksikan ke basis, dan arus dari photodiode dikuatkan oleh gain arus
transistor β (hfe). Saat phototransistor memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap cahaya,
phototransistor tidak dapat mendeteksi cahaya dengan level rendah lebih baik jika
dibandingkan dengan photodiode. Phototrnasistor memiliki waktu respon yang lebih
lambat.

Gambar (a). Prinsip operasi pada phototransistor. (b) Rangkaian yang memakai prinsip
operasi pada phototransistor.

Aplikasi:
- Computed tomography (yang dipasangkan dengan scintillators), sebuah alat
untuk menganalisis sebuah sampel (immunoassay).
- Blood gas monitors
- Untuk menangkap sinar-x pada rontgen dan CT scan.

10. Photoconducting cell


Photoresistor merupakan sebuah resisitor yang resistansinya berkurang ketika tumbukan
intensitas cahaya meningkat. Photoresistor disebut juga dengan photoconducting.
Photoconductive atau photoresistive cell terdiri atas film tipis yang terbuat dari material
seperti selenium,germanium, silicon atau metal halide. Ketika cahaya jatuh pada material
memiliki frekuensi yang cukup tinggi, maka fotot akan terserap oleh semikonduktor dan
memberikan elektron energi yang cukup untuk dilepaskan ke pita konduksi dan jika
tegangan diberikan ke film, arus akan mengalir. Hasilnya, elektron yang bebas
mengkonduksi listrik, dengan demikian resistansi menjadi rendah.
Aplikasi:
- Untuk mendeteksi far infrared ( misalkan pada infrared spectrocopy)

11. Strain Gauge


Strain gauge merupakan alat yang mengukur perubahan panjang dari suatu objek.
Perubahan panjang menyebabkan perubagan resistansi pada gauge.
Salah satu aplikasi strain gauge di bidang medis
Aplikasi:
- Untuk mengukur tekanan darah
- Untuk mengukur perubahan diameter lengan yang nantinya bisa untuk mengukur
volume darah

12. Piezoelectric
Bahan piezoelectric membangkitkan potensial listrik ketika tertarik secara mekanik dan
sebaliknya potensial listrik dapat menyebabkan deformosi fisik pada material. Total beban
yang terinduksi sebanding dengan perpindahan x.
q=k.x dengan k adalah konstanta piezoeleztric

Aplikasi:
- Untuk mengukur physiological displacement
- Merekam detak jantung
- Photocardiograf
- Mendeteksi suara Korotkoff pada pengukuran tekanan darah
- Mengukur kecepatan gerakan manusia dan menampilkan estimasi energi yang
dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai