PENDAHULUAN
Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi
geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur
tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah
tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini
dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun
geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.
Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan
proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk,
susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau susunan
intenal yang lain.
Untuk memahami struktur geologi yang ada dan bagaimana proses terjadinya maka
sangatlah perlu diadakan pengamatan secara langsung. Hal ini akan memudahkan
dalam pemahaman serta dapat mengetahui secara langsung struktur geologi yang
ada.
Kelemahan dari metode ini adalah ketelitiannya sangat tergantung pada faktor-
faktor :
• Skala penggambaran, ketelitian alas gambar dan tingkat keterampilan
sipengambar.Namun dibandingkan dengan metode-metode proyeksi yang lain
(proyeksi perspektif dan proyeksi seterografi), metode ini lebih cepat untuk
memecakan masalah struktur bidang dan struktur garis, karena secara langsung
berhubungan dengan kenampakan tiga dimensi, sehingga mullah dipahami.
Didalam metode grafis ini, struktur bidang dan struktur garis digambarkan pada
bidang proyeksi (bidang horisontal dan vertikal) dengan cara menarik garis¬-garis
proyeksi yang tegak lurus terhadap bidang proyeksi dan saling sejajar satu sama
lain.
Definisi istilah-istilah dalam proyeksi orothogmfi
- Image Plane (IP) adalah bidang yang tegak lurus garis pandang, terletak antara
mata si pengamat dengan objek yang akan digambar.
- Line Of Sight (LS) adalah suatu garis yang berasal dari mata si pengamat sampai
kesuatu titik tertentu dalam obyek, dan sifatnya saling sejajar.
- Horizontal Plane (HP) adalah bidang khayal yang kedudukannya horisontal dan
merupakan tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama Garis
proyeksi dari suatu titik sifatnya akan vertikal dan tegak lurus terhadap bidang ini.
- Front Plane (FP) adalah bidang khayal yang kedudukannya vertikal dan tegak lurus
terhadap bidang horisontal. Garis proyeksi yang ditarik dari suatu titik sifatnya
horisontal dan tegak lurus terhadap bidang ini.
- Profile Plane (PP) adalah bidang khayal yang kedudukannya vertikal dan tegak
lurus terhadap "Horizontal Plane" (HP) dan "Front Plane" (FP). Garis vertikal yang
ditarik dari suatu titik, sifatnya horisontal dan tegak lurus terhadap bidang ini.
- Folding Line (FL) adalah garis khayal yang merupakan perpotongan dua bidang
proyeksi. Garis ini berfungsi sebagai sumber putar bidang proyeksi vertikal
sehingga kedudukannya menjadi horisontal. Prinsip ini merupakan salah satu dasar
dari proyeksi orthografi yang merubah gambaran tiga dimensi menjadi dua dimensi.
a. Jurus / Kemiringan
• Sistem Azimuth, hanya mengenal satu tulisan yaitu N X°E/Y°, Besarnya X° antara
0° – 360° dan besarnya Y° antara 0° – 90°.
• Sistem Kwadran , penulisan tergantung kepada posisi kwadran yang diinginkan
sehingga mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya:
- Sistem Azimuth, N 145° E/30°, maka menurut sistem kwadrannya adalah : N 35°
W/30° SW atau S 35° E/30° SW.
- Sistem Azimuth , N 90° E/45°, maka menurut sistem kwadrannya adalah : N 90°
E/45° S atau N 90° W/45° S atau N 90° E/45° S atau S 90° W/45° S.
Keterangan :
A-B : Jurus (Strike) bidang ABCD, diukur terhadap arah utara
: Kemiringan (Dip) bidang ABCD, diukur terhadap arah utaraα
β : Kemiringan Semu (Apparent Dip)
O-A : Arah Kemiringan (Dip Direction)
Gambar 2.2. Proyeksi Kemiringan dan kemiringan semu
2.4.1 Tebal
Tebal merupakan jarak tegak lures antara dua bidang yang sejajar, yang
merupakan batas lapisan batuan.
Dimana :
w : Tebal Semu
o : Dip/Kemiringan Semuα
β : Slope/ Kemiringan Lereng
2.4 Kedalaman
Kedalaman merupakan jarak vertical dari ketinggian tertentu (permukaan air laut)
ke arah bawah terhadap suatu titik, garis atau bidang.
2.4.1 Pengukuran kedalaman pada, arah lintasan tegak lurus jurus lapisan
1. Medan datar/topografi tidak berelief
oα d = 1 tg
keterangan :
d : Kedalaman
I : Panjang lintasan pengukuran
2.4.2 Pengukuran kedalaman pada arah tidak tegak lurus jurus lapisan
a. Dip searah dengan slope
o – sin βo)γ o. cos βo. - sin α d = I (tg
b. Dip berlawanan dengan slope
o + sin βo)γ o. cos βo. - sin α d = I (tg
2.7 Kekar
Suatu rekahan yang relative tanpa mengalami pergesaran pada bidang
rekahannya . penyebab tedadinya kekar dapat disebabkan oleh gejala tektonik
maupun non tektonik. Klasifikasi kekar ada beberapa macam, tergantung dasr
klasifikasi yang digunakan, diantaranya :
a) Berdasarkan bentuknya.
b) Berdasarkan ukurannya.
c) Berdasarkan kerapatannya.
d) Berdasarkan cara terjadinya (genesanya).
2.7.1 Klasifikasi kekar berdasarkan genesanya
a. Shear joint (kekar gerus), tedadinya akibat adanya tegasan tekanan
(compressive stress).
b. Kekar tegangan (Tension joint) atau kekar tarik adalah kekar yang terjadi karena
gaya tarik (tension) diman kekamya tegak lurus dengan gaya pembentuknya.
2.8 Sesar
Suatu, bidang rekahan atau zona rekahan yang telah mengalami pergeseran.
Beardasarkan tipe gerakannya secara umum dibedakan atas :
a. Sesar translasi, yaitu jenis sesar yang pergeseranya sepanjang garis lurus.
b. Sesar rotasi , yaitu jenis sesar yang pergeseranya, mengalami perputaran/
terputar.
Sifat pergeseran sesar dapat separation ( pergeseran semu) dan slip pergeseran
relative) :
a. Separation jarak adalah tegak lurus antara dua bidang yang tergeser dan diukur
pada bidang sesar.
b. Slip adalah pergeseran relative pada sesar , diukur dari blok 1 ke blok lamnya,
merupakan pergesaran titik - titik yang sebelumnya berimpit. Total pergeseran
relatifnya disebut dengan net — slip.
Unsur-unsur / istilah dalam sesar :
a. Bidang sesar , yaitu, suatu, bidang sepanjang rekahan dalam batuan yang
tergeserkan.
b. Dip sesar, yaitu sudut antara, bidang sesar dengan bidang horisontal dan diukur
tegak lurus jurus sesar. Strike dan dip sesar menunjukkan kedudukan dari bidang
sesar.
c. Hade yaltu sudut antara, garis vertikal dengan bidang sesar, dan merupakan
penyiku dari dip sesar.
d. Thrue , yaitu komponen vertikal dari slip / speration diukur pada bidang vertikal
yang tegak lurus jurus sesar.
e. Heave, yaitu komponen horisontal dari slip / separation , diukur pada bidang
vertical yang tegak lurus, jurus sesar.
f. Hanging wall dan foot wall yaitu blok yang terletak diatas bidang sesar dan
dibawah bidang sesar.
2.9 Lipatan
Merupakan basil perubahan bentuk dan suatu bahan yang ditunjukkan sebagai
lengkungan atau kumpulan dan lengkungan pada unsure garis atau bidang di dalam
bahan tersebut.
Mekanisme gaya yang menyebabkannya ada dua macam :
a. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan
permukaan lempeng.
b. Bending (pelengkungan), disebabkan oleh gaya tekan yang aralmya tegak lurus
permukaan lempeng.
Berdasarkan proses lipatan dan jenis batuan yang terlipat dapat di bedakan
menjadi 4 macaw lipatan, yaitu :
a. Flexur /Competent Folding termasuk di dalamnya Parallel Fold.
b. Flow /Incompetent Folding termasuk di dalamnya Similar Fold.
c. Shear folding.
d. Aexure and flow folding.
3.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan praktikum geologi struktur dapat disimplkan bahwa :
1. Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan
permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.
2. Unsur-unsur struktur secara geometris pada dasarnya hanya terdiri dari dua
unsur geometris yaitustruktur bidang dan struktur garis dimana struktur bidang
terdiri dari Bidang perlapisan kekar, sesar, foliasi dan sumbu perlipatan sedangkan
struktur garis terdiri dari gores-garis, perpotongan dua bidang, liniasi dan lain-lain.
3. Struktur geologi perlu di pelajari karena pada daerah ini merupakan tempat
terperangkapnya mineral-mieral berharga.
4. Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang
tergambarkan dalam peta geologi.
5. Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:
• Tebal lapisan.
• Topografi/morfologi.
• Besar kemiringan (Dip) lapisan.
• Bentuk struktur lipatan.
6.
3.2 Saran
Berdasarkan dari keseluruhan pertemuan dan pelaksanaan praktikum, baik indoor
maupun out door, penulis menyarankan agar pelaksanaan praktikum selanjutnya
dapat lebih baik lagi, yaitu persediaan peralatan-peralatan lapangan agar dapat
diperbanyak dan diperbaharui sehingga membuat mahasiswa lebih terampil dan
mahir dalam pengaplikasian di lapangan, serta untuk pelaksanaan praktikum di
lapangan (out door) lebih ditingkatkan lagi, mengingat kegiatan praktikum di
lapangan lebih aplikatif.