Anda di halaman 1dari 144

Catur Priyo Nugroho

AGRIBISNIS
TERNAK
RUMINANSIA
JILID 1

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional

i
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

AGRIBISNIS
TERNAK
RUMINANSIA
JILID 1
Untuk SMK
Penulis : Catur Priyo Nugroho
Perancang Kulit : Tim

Ukuran buku : 17,6 cm x 25 cm

NUG NUGROHO, Catur Priyo.


b Budidaya Ikan Jilid 3 untuk SMK /oleh Gusrina ---- Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
x, 126 hlm
Daftar Pustaka : Lampiran. A
Glosarium : Lampiran.B
ISBN : 978-602-8320-00-9
ISBN : 978-602-8320-02-3

Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008

ii
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai
bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa
SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus
2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh
penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta
didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmedia-
kan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat
komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan
bagi masyarakat khususnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses
dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para
peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku
ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya.
Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008


Direktur Pembinaan SMK

iii
iv
KATA PENGANTAR

Buku ini disusun sebagai salah satu buku teks pelajaran siswa SMK Pertanian,
program keahlian Budidaya Ternak Ruminansia. Isi buku membahas aspek teknis
budidaya ternak ruminansia besar , dan aspek manajemen. Aspek teknis budidaya
meliputi potensi dan peran peternakan, dasar-dasar budidaya, kaidah dan aturan K3,
memilih bibit, memberi makan, membuat kandang, merawat kesehatan, tatalaksana
pemeliharaan, bangunan, dan alat mesin. Aspek manajemen meliputi analsis
kelayakan usaha dan pemasaran. Diharapkan buku ini dapat membekali siswa dalam
menguasai kompetensi yang ditetapkan pada kurikulum.

Tingkat konsumsi susu dan daging di Indonesia masih rendah, sedangkan


kebutuhan tinggi sehingga terdapat peluang untuk usaha peternakan ruminansia.
Ternak ruminansia besar yang utama adalah sapi perah, potong dan kerbau. Produk
ternak ruminansia umumnya terdiri atas daging, susu, kulit, dan bulu. Kontribusi
peternakan sebagai sumber protein hewani, sumber tenaga, pemanfaatan hasil
limbah pertanian, hasil ikutan pertanian, dan menyerap tenaga kerja.

Untuk dapat mengelola usaha peternakan perlu menguasai dasar budidaya.


Pengetahuan tentang identifikasi ternak, pemberian pakan, fasilitas, pemcegahan
penyakit dan pengelolaan dengan peinsip good management practices .

Usaha peternakan perlu dilaksanakan dengan prosedur kesehatan, keselamatan


kerja (K3). K3 perlukan untuk keselamatan peternak, ternak dan produknya.

Keberhasilan agribisnis peternakan banyak ditentukan oleh kualitas bibit ternak.


Bibit ternak yang tidak baik tidak memberikan hasil produksi yang maksimal. Untuk
dapat memilih bibit yang baik sangat diperlukan pengetahuan tentang jenis-jenis
ternak, asal-usul ternak dan performansi masing-masing ternak.

Sistem pemeliharaan ternak di Indonesia dilakukan secara intensif, yang ditunjukkan


dengan semua kebutuhan ternak disediakan oleh peternak. Pemenuhan kebutuhan
nutrisi ternak harus dihitung secara cermat agar ternak menghasilkan daging dan susu
secara optimal. Pakan yang diberikan berupa hijauan pakan ternak dan konsentrat.
Pakan yang diberikan ternak harus semurah mungkin dengan tetap memperhatikan
nutrisinya agar menguntungkan. Penyusunan pakan konsentrat menggunakan
pendekatan least cost formula, yaitu formulasi dengan harga termurah.

v
Kandang berfungsi sebagai tempat hidup ternak, pelindung ternak dari iklim, dan
keamanan. Pembuatan kandang disesuaikan dengan iklim di Indonesia. Peralatan
merupakan alat bantu bagi peternak agar dapat mengelola ternak. Ketersediaan
peralatan yang memadai akan meningkatkan produktifitas peternak.

Ternak yang sehat akan memberikan produksi yang baik. Peternak perlu menjaga
kesehatan ternak, melakukan pengobatan jika ternak sakit. Biaya pengobatan ternak
lebih mahal daripada biaya mencegah penyakit, sehingga moto mencegah lebih baik
daripada mengobati diterapkan dibidang peternakan. Peternak perlu memahami faktor
penyebab penyakit, menjaga kebersihan dan melakukan upaya - upaya pencegahan
penyakit. Diagnosa penyakit dianalisa berdasarkan gejala- gejala penyakit. Hasil
diagnosa dijadikan dasar dalam pengobatan penyakit.

Kegiatan pemeliharaan ternak meliputi pemberian pakan, minum, membersihkan


kandang, pemeliharaan kesehatan ternak, menangani ternak, mengawinkan ternak,
membatu proses kelahiran, mengoperasikan perlatan budidaya, memerah, dll. Pada
setiap jenis ternak memerlukan cara pemeliharaan yang khusus. Pemeliharaan
pejantan, ternak muda, ternak induk, sapi kering, memerlukan penanganan yang
berbeda.

Sebelum memasarkan suatu produk kita perlu menyusun suatu rencana pemasaran
yang berisi strategi, taktik, analisa keuangan dan pengendalian pemasaran. Hari Raya
Kurban merupakan saat dimana kebutuhan ternak kurban meningkat dengan harga
yang tinggi. Saat tersebut membuka peluang yang baik untuk memasarkan ternak
kurban.

Sistem pemeliharaan sapi perah dan potong mempunyai potensi ekonomi yang
baik. Analisis usaha dilakukan untuk sapi perah. Investasi terdiri dari biaya tetap dan
biaya tidak tetap. Analisa usaha dilakukan dengan perhitungan analisis laba/rugi,
neraca, dan aliran dana (cashflow)

Pemerintah berupaya memberikan dukungan dalam pengembangan agribisnis


peternakan melalui perbaikan regulasi, subsidi pembiayaan, inovasi teknologi dan
pengembangan SDM.

Penggunaan buku ini sebaiknya dikombinasikan dengan modul yang berisi


intrusksi kerja yang jelas. Selamat belajar, semoga sukses.

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar i
Daftar Isi iii

BAB 1. POTENSI D AN PERAN SEKTOR PETERNAKAN 1

1. Pengantar 1
2. Produk Peternakan 4
3. Kontribusi Peternakan 8
4. Pengolahan Hasil Ternak 9
5. Pemeliharaan Ternak di Indonesia 15
6. Pengelolaan Usaha Peternakan 16
7. Tatalaksana Pemeliharaan 20
8. Manajemen 20
9. Kewirausahaan 21
10. Aspek Ekonomi Ternak 21
11. Aplikasi Konsep 22
12. Pemecahan Masalah 22
13. Pengayaan 22

BAB 2. DASAR BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA BESAR 25

1. Identifikasi Ternak 25
2. Menentukan Umur Ternak 47
3. Identifikasi Tingkah Laku Ternak 50
4. Prinsip Pemberian Pakan 53
5. Prinsip Kandang dan Peralatan 78
6. Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit 80
7. Prinsip Good Management Practices (GMP) 95
8. Aplikasi Konsep 103

vii
9. Pemecahan Masalah 103
10. Pengayaan 104

BAB 3. MENERAPKAN KAIDAH DAN ATURAN K3 107

1. Persyaratan K3 107
2. Kaidah dan Peraturan K3 108
3. Dasar Hukum Pelaksanaan K3 108
4. Penerapan Sistem Manajemen K3 109
5. Memelihara Infrastruktur K3 109
6. Pedoman Penerapan dan Sistem Manajemen K3 111
7. Menyimpan Alat Produksi, Bahan Kimia dan Biologis 113
8. Aplikasi Konsep 113
9. Pemecahan Masalah 113
10. Pengayaan 114

Daftar Pustaka Lampiran A


Glosarium Lampiran B

viii
ix
x
BAB 1

POTENSI DAN PERAN SEKTOR PETERNAKAN

1. Pengantar memelihara, penyedia sarana, peneliti,


pengolahan hasil ternak dll.
Setiap hari kita butuh makanan
untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Pemeliharaan ternak atau peternakan
Sumber makanan berasal dari tanaman, mulai dilakukan sejak manusia ada di
ternak dan ikan. Tanaman kita makan bumi. Pada jaman dulu manusia berburu
sebagai sumber energi, dan vitamin. binatang untuk di makan sebagai sumber
Produk ternak dan ikan kita konsumsi protein. Sejalan dengan perkembangan
sebagai sumber protein, mineral dan waktu maka hewan liar mulai berkurang
energi. Jumlah populasi manusia dari populasinya, bahkan beberapa jenis ternak
kehari semakin bertambah, demikian mulai punah. Sejak itulah timbul usaha-
juga kebutuhan akan makanannya. Lalu usaha domestikasi binatang liar menjadi
pertanyaannya, darimana makanan itu ternak piaraan yang jinak dan mudah di-
didapat?. Sebagian orang membeli dan kendalikan.
sebagian memperoleh sendiri baik dari
usaha budidaya maupun mencari bahan Bangsa Mesir memelihara ayam 3.000
makanan dari hutan. Dengan demikian tahun sebelum masehi dan bangsa China
perlu ada orang yang menyediakan bahan memelihara 300 tahun sebelum masehi.
makanan tersebut. Penyediaan bahan Dalam proses domestikasi tersebut telah
makanan dari produk ternak memerlukan dikembangkan mutu genetisnya sesuai
kegiatan budidaya, penyediaan sarana dengan tujuan pemeliharaannya, sehingga
produksi, peraturan dan tataniaga hasil performansnya telah berbeda dengan le-
ternak. Kegiatan tersebut disebut dengan luhurnya. Bahkan leluhur bangsa ternak
agribisnis ternak. Agribisnis ternak mem- banyak yang sudah punah.
berikan peluang kerja bagi orang yang

1
1.1. Domestikasi Ternak di Indonesia waktu yang lama kemudian di kenal dengan
Sapi Bali. Selain Sapi Bali kita juga me-
Kambing Kacang adalah salah satu ngenal Sapi Madura yang merupakan hasil
kambing asli Indonesia. Kambing Kacang persilangan Sapi Zebu (India) dengan
berbadan kecil dan mudah beradaptasi Banteng. Jenis Sapi lain yang banyak
dengan lingkungan. Disamping itu, juga dibudidayakan masyarakat adalah Sapi
didatangkan Kambing Etawah dari India. Peranakan Ongole (PO) yang berasal
Kambing Etawah, dipelihara untuk meng- dari India.
hasilkan susu dan daging. Namun karena
susu kambing kurang populer, perkem- Kerbau asli Indonesia adalah Kerbau
bangan populasi Kambing Etawah kurang Rawa (Bubalis bubalus) dan kerbau murah.
menggembirakan. Kerbau Rawa sering dimanfaatkan untuk
mengolah tanah dan penghasil daging.
Nenek moyang sapi di Indonesia Kerbau murah berasal dari India merupa-
adalah Banteng (Bos sundaicus) yang kan kerbau penghasil susu. Namun karena
pada saat ini hanya ada di Taman Marga- susu kerbau kurang populer maka popu-
satwa Pangandaran, Jawa Barat, Meru lasi kerbau murah kurang berkembang.
Betiri, Jawa Timur dan Ujung Kulon, Banten. Populasi Ternak di Indonesia tertera pada
Setelah mengalami domestikasi pada Tabel 1.

Tabel 1. Populasi Ternak Indonesia Tahun 2006

No Populasi Populasi (Ekor)


1 Sapi perah 362.313
2 Sapi potong 2,201,111
3 Kambing 14,201,111
4 Domba 8,543,206
5 Babi 7,086,709
6 Kuda 398,655
7 Ayam buras 298,431,917
8 Ayam ras petelur 95,477,601
9 Ayam broiler 972,221,463
10 Itik 34,812,057
Sumber: Deptan, Statistik Pertanian 2006

2
1.2. Konsumsi Protein Protein merupakan salah satu zat gizi
yang sangat diperlukan oleh manusia
Tantangan utama dalam pembangun- dalam pertumbuhan dan perkembangan-
an bangsa adalah menciptakan Sumber nya. Protein berperan penting dalam pem-
Daya Manusia (SDM) yang cerdas, sehat, bentukan sel-sel dan jaringan baru tubuh
berkualitas dan produktif. Kecerdasan dan serta memelihara pertumbuhan dan per-
kualitas suatu bangsa sangat berkolerasi baikan jaringan yang rusak. Protein juga
dengan seberapa besar konsumsi protein bisa menjadi bahan untuk energi bila ke-
hewani di suatu negara. perluan tubuh akan hidrat arang dan lemak
tidak terpenuhi. Protein sendiri dibagi men-
Hal ini mengingat peran protein he- jadi dua kelompok, yaitu protein hewani
wani dalam membentuk masyarakat yang dan nabati.
sehat, cerdas, produktif dan berkualitas
hampir tidak dapat digantikan oleh pro- Sumber protein hewani yaitu daging,
tein nabati. Di negara-negara maju dapat telur dan susu. Sementara sumber pro-
dipastikan konsumsi protein hewaninya tein nabati dapat diperoleh dari padi-padi-
sudah cukup tinggi. Bahkan di Amerika, an, biji-bijian dan kacang-kacangan. Pro-
konsumsi protein hewani mencapai 70% tein nabati dapat disebut sebagai protein
dari total konsumsi protein, atau dua kali tidak lengkap karena senantiasa mem-
lipat dari konsumsi protein nabati. Mereka punyai kekurangan satu atau lebih asam
sangat sadar esensi mengkonsumsi pro- amino esensial. Sementara protein hewani
tein hewani bagi kesehatan, produktifitas memiliki semua asam amino esensial,
dan kecerdasan. Sementara yang terjadi hingga disebut protein lengkap. Peman-
di negara kita justru sebuah ironi. Bangsa faatan protein oleh tubuh sangat ditentu-
yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) kan oleh kelengkapan kandungan asam
dan potensi peternakan cukup bagus ter- amino esensial yang terkandung dalam
nyata konsumsi protein masih di domi- protein yang dikonsumsi. Semakin lengkap
nasi asupan protein nabati, dan konsumsi asam amino esensial dan kandungannya
protein hewani secara nasional baru men- dapat memenuhi kebutuhan tubuh, se-
capai 5,1 gram per kapita per hari. Dengan makin tinggi nilai utilisasi protein terse-
kondisi seperti ini maka secara terus me but bagi tubuh. Selain kandungan asam
nerus diupayakan untuk meningkatkan kon- amino, faktor nilai cerna dari protein juga
sumsi protein hewani bagi rakyat Indone- menjadi faktor penting dari manfaat pro-
sia. tein yang dikonsumsi. Dari hasil peneliti-
an yang dilakukan para ahli disimpulkan

3
bahwa nilai daya cerna protein hewani potong. Secara rinci populasi di Indonesia
selalu lebih tinggi dari protein nabati. tertera pada Tabel 1. Jumlah ternak sapi
Sementara dari segi pemanfaatannya dari tahun ke tahun terus menurun karena
(utilisasi) protein hewani juga jauh lebih disebabkan oleh konsumsi yang lebih tinggi
baik dari protein nabati. Selain itu, kaitan- dari tingkat produksi. Jumlah sapi yang
nya dengan membangun kecerdasan bang- di potong lebih tinggi dari jumlah sapi
sa, peran protein hewani sangat mutlak yang lahir. Untuk memenuhi kebutuhan
diperlukan. daging dalam negeri maka dilakukan impor
daging sapi dan ternak sapi hidup.
Tingkat konsumsi susu di Indonesia
masih rendah, pada tahun 2006 konsumsi 2. Produk Peternakan
susu per kapita per tahun sekitar 7,7 kg.
Artinya Indonesia masih kalah dari negeri Ternak dipelihara untuk menghasilkan
tetangga seperti Malaysia yang konsumsi daging, telur, susu, kulit, bulu, tenaga kerja
susunya telah mencapai lebih dari 23 dan lainnya. Masing-masing produk dijelas-
liter per kapita per tahun. Konsumsi susu kan sebagai berikut:
Philipina 25 liter dan India 44,9 liter per
kapita per tahun. 2.1. Daging

Dalam membiasakan konsumsi susu Daging adalah sekumpulan otot yang


di kalangan anak-anak, ada beberapa stra- melekat pada kerangka. Istilah daging
tegi yang dapat diterapkan. Salah satunya dibedakan dengan karkas. Daging adalah
dengan menumbuhkan kebiasaan minum bagian yang sudah tidak mengandung
susu di rumah. Orang tua pun mesti ter- tulang, sedangkan karkas berupa daging
libat dalam hal ini. Kemudian, untuk anak yang belum dipisahkan dari tulang atau
yang sudah duduk di bangku TK atau kerangkanya.
SD, sebaiknya dibekali minuman susu.
Kampanye minum susu bisa dilakukan Daging terdiri dari tiga komponen
dengan beberapa cara antara lain melalui utama, yaitu jaringan otot (Muscle tissue),
iklan layanan masyarakat, penyuluhan di jaringan lemak (Adipose tissue), dan ja-
Posyandu, testimony (kesaksian) dll. ringan ikat (Connective tissue). Banyaknya
jaringan ikat yang terkandung di dalam
Populasi ternak di Indonesia didomi- daging akan menentukan tingkat kealot-
nasi oleh ternak ayam buras, ayam pe- an/kekerasan daging.
telur, ayam broiler, kambing dan sapi

4
Kualitas daging dipengaruhi oleh faktor Berdasarkan umur, jenis kelamin, dan
sebelum dan setelah pemotongan. Faktor kondisi seksual, daging sapi (beef) ber-
sebelum pemotongan yang dapat mem- asal dari: Steer sapi jantan yang dikas-
pengaruhi kualitas daging adalah genetik, trasi sebelum mencapai dewasa kelamin,
spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, Heifer sapi betina yang belum pernah me-
umur, pakan dan bahan aditif (hormon, anti- lahirkan, Cow sapi betina dewasa/pernah
biotik, dan mineral), serta keadaan stres. melahirkan, Bull sapi jantan dewasa dan
Stag sapi jantan yang dikastrasi setelah
Faktor setelah pemotongan yang mem- dewasa.
pengaruhi kualitas daging adalah metode
pelayuan, metode pemasakan, tingkat ke- Keunggulan daging adalah mempu-
asaman (pH) daging, bahan tambahan (ter- nyai nilai gizi yang tinggi, sumber protein
masuk enzim pengemuk daging), lemak hewani yang dibutuhkan oleh tubuh dan
intramuskular (marbling), metode penyim- sangat baik untuk pertumbuhan, dan salah
panan dan pengawetan, macam otot daging, satu komoditas perdagangan yang mem-
serta lokasi otot. Jenis daging juga dapat punyai nilai ekonomi yang sangat tinggi.
di bedakan berdasarkan umur sapi yang Kandungan nutrisi daging dijelaskan pada
disembelih. Daging sapi yang dipotong pada Tabel 2. Daging segar dapat diolah men-
umur sangat muda (3-14 minggu) disebut jadi produk lainnya seperti sosis, nugget,
veal, yang berwarna sangat terang. abon, dendeng, dll. Tingkat konsumsi da-
Daging yang berasal dari sapi muda ging di Indonesia pada tahun 2006 men-
umur 14-52 minggu disebut calf (pedet), capai 6,5 kg per kapita
sedangkan yang berumur lebih dari satu
tahun disebut beef.

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Daging

No Komponen Sapi Ayam Domba Itik Babi Kuda


(%) (%) kambing (%) (%) (%)
(%)
1 Protein 17,5 20,2 15,7 16,2 11,9 20,0
2 Lemak 22,0 12,6 27,7 30,0 45,0 4,0
3 Mineral 0,9 1,0 0,8 1,0 0,6 1,0
4 Air 60,0 66,0 56,0 52,8 42,0 74,0
Sumber : Potter, 1996

5
2.2. Susu Kebutuhan gizi anak ternak mamalia
berbeda satu dengan lainnya, sehingga
Susu merupakan sekresi dari kelenjar komposisi susu dari ternak yang satu
ambing mamalia dari ternak ruminansia. berbeda dengan ternak lainnya. Susu
Tujuan produksi susu adalah memberi memiliki nilai gizi yang tinggi, tersusun
makan kepada anak ternak mamalia. dari sejumlah zat gizi yang lengkap, mem-
Pada ruminansia kelompok perah, misal- punyai perbandingan zat gizi yang ideal
nya jenis sapi Frisien Holstein (FH), pro- dibanding jenis makanan lain dan mudah
duksi susunya melebihi jumlah susu yang diserap dalam saluran pencernaan (ko-
dibutuhkan oleh anak sapi, kelebihan pro- efisien-cerna 100%). Komposisi kandung-
duksi susu tersebut dapat dimanfaatkan an nutrisi susu tertera pada Tabel 3.
untuk kebutuhan manusia.

Tabel 3. Komposisi Nutrisi Susu beberapa Ternak dan Manusia

Ternak Total Lemak Protein Kasein Laktose Abu


Solid Kasar
Sapi Eropa 12.60 3.80 3.35 2.78 4.75 0.70
Kambing 13.18 4.24 3.70 2.80 4.51 0.78
Domba 17.00 5.30 6.30 4.60 4.60 0.80
Kerbau 16.77 7.45 3.78 3.00 4.88 0.78
Sapi Asia 13.45 4.97 3.18 2.38 4.59 0.74
Manusia 12.57 3.75 1.63 - 6.98 0.21
Sumber : Potter, 1996

Fenomena yang berkembang di Indo- protein. Meski kandungan protein dalam


nesia adalah hanya bayi dan anak-anak susu terbilang kecil, tapi berkualitas baik
yang perlu minum susu. Pada hakekat- karena berasal dari produk hewani. Se-
nya kaum remaja, wanita dewasa, ibu lain itu, susu juga mengandung sejumlah
hamil, bahkan para lansia pun perlu vitamin, di antaranya vitamin A dan D.
minum susu. Susu memang minuman
yang menyehatkan. Kandungan gizinya Mengingat gizinya yang lengkap ini,
terhitung lengkap. Susu mengandung ibu hamil disarankan untuk minum susu.
kalsium yang sangat tinggi, fosfor hingga Dengan mengonsumsi makanan bergizi

6
seimbang ditambah susu, maka ibu hamil bisa menghambat penyerapan kalsium
akan terhindar dari anemia (kurang darah). adalah konsumsi gula, kopi, dan garam
Dengan demikian, pertumbuhan otak dari yang tinggi, juga merokok.
janin yang dikandungpun akan maksimal.
Para lansia yang memiliki risiko osteo- Mengingat pentingnya manfaat susu,
porosis (pengeroposan tulang) juga perlu para orang tua disarankan untuk mem-
sekali minum susu, karena susu memiliki biasakan anaknya minum susu sampai
kandungan kalsium yang tinggi. Kalsium, besar. Dan terus berlanjut sampai lanjut
adalah zat gizi yang sangat baik bagi ke- usia. Hanya saja, kadang-kadang para
sehatan tulang. Para ahli meyakini, kalsium remaja putri juga para ibu muda, enggan
yang terbaik untuk kesehatan tulang adalah minum susu karena takut gemuk. Pada-
kalsium alami yang berasal dari susu. hal, gizi yang terkandung dalam susu
Kalsium susu lebih mudah diserap oleh sangat dibutuhkan oleh mereka. Namun
tubuh dibanding kalsium dari sumber lain. pada saat ini produsen susu mulai mem-
buat produk susu yang rendah (tanpa)
lemak sehingga tidak menyebabkan gemuk.
Asupan kalsium susu ini tidak akan
banyak bermanfaat jika konsumsi protein
Kandungan kolesterol di dalam susu di-
juga tinggi. Contoh apa yang terjadi di
takutkan banyak orang. Namun tidak perlu
Amerika. Tingkat konsumsi susu di kalang-
terlalu khawatir mengenai hal ini karena
an penduduk AS sangat tinggi yakni men-
kandungan kolesterol dalam susu tidak
capai 100 liter per kapita per tahun. Banding-
banyak. Dalam satu gelas susu, terkandung
kan dengan Indonesia yang hanya 7 liter
sekitar 32 mg kolesterol. Kandungan ko-
per kapita per tahun.
lesterol ini terhitung lebih kecil dibanding
kandungan kolesterol dalam sepotong da-
Namun, konsumsi protein masyara-
ging yang mencapai 54 mg. Bahkan, kalau
kat AS juga tinggi. Mereka banyak meng-
kita memang takut dengan kolesterol, telur
konsumsi bahan pangan berupa daging
yang mesti kita waspadai. Sebab, kan-
yang kaya protein. Padahal asupan pro-
dungan kolesterol dalam satu butir telur
tein yang berlebih bisa menghambat pe-
saja mencapai 252 mg. Jauh lebih banyak
nyerapan kalsium oleh tulang. Akibatnya,
ketimbang kolesterol dalam satu gelas susu.
kasus osteoporosis di Amerika juga tinggi.
Contoh salah satu produk susu, tertera pada
Selain asupan protein tinggi, hal lain yang
Gambar 1.

7
2.3. Kulit krupuk krecek/rambak, dan kerupuk kulit.
Di bidang industri kulit disamak untuk
Kulit dapat dimasak menjadi produk bahan baku garmen antara lain jaket,
makanan dan produk bahan baku industri. sarung tangan, celana, rok, ikat pinggang,
Di bidang makanan, kulit diolah menjadi tas, dompet, sepatu, dll. Contoh Produk
Kulit tertera pada Gambar 2.

Gambar 1. Susu Bubuk Gambar 2. Produk Kulit

2.4. Produksi Peternakan Indonesia ayam broiler. Sedangkan untuk produksi


telur yang utama adalah telur ayam
Produksi peternakan di Indonesia buras, ayam ras dan itik. Secara rinci
pada tahun 2006 untuk daging yang disajikan pada Tabel 4, Produksi Hasil
utama dari sapi, babi, ayam buras dan Ternak Indonesia

Tabel 4. Produksi Hasil Ternak Indonesia

No Produk Ternak Produksi No Produk Produksi


(kg) Ternak (kg)
1 Daging Sapi 389,290 8 Daging Ayam Ras 54,310
Petelur
2 Daging Kerbau 39,500 9 Daging Ayam Broiler 955,760
3 Daging Kambing 53,280 10 Daging Itik 22,300
4 Daging Domba 51,890 11 Telur Ayam Buras 181,100
5 Daging Babi 179,440 12 Telur Ayam Ras 751,040
6 Daging Kuda 1,680 13 Telur Itik 201,700
7 Daging Ayam Buras 322,780
Sumber: Deptan, Statistik Pertanian 2006

8
3. Kontribusi Peternakan 3.3. Pemanfaat Hasil Ikutan Pertanian

Disamping menghasilkan produk utama Hasil ikutan usaha pertanian seperti


daging, telur, susu, kulit dan bulu sektor pe- dedak padi, dedak jagung, tetes tebu,
ternakan juga memberikan kontribusi lain- bungkil kelapa sawit, dll dapat dimanfaat-
nya terhadap kehidupan manusia. Kontribusi kan untuk pakan ternak. Dengan demikian
tersebut antara lain: petani dapat nilai ekonomi yang lebih
banyak dari pemanfaatan tersebut.
3.1. Sumber Tenaga
3.4. Mendorong Industri Biji-bijian
Pada beberapa tempat di Indonesia
ternak kerbau dan sapi masih dimanfaat Pakan ternak banyak menggunakan
kan untuk membantu petani untuk meng biji-bijian seperti jagung, kedelai, sorgum,
olah sawah atau ladangnya. Untuk sawah kacang tanah, kapas dll, kebutuhan ter-
yang lumpurnya dalam biasanya peng- sebut mendorong industri biji-bijian berkem-
olahan tanahnya dengan kerbau, sedang bang. Sampai saat ini Indonesia masih
untuk tanah yang dangkal dan berpasir mengimpor jagung, dan bungkil kedelai
menggunakan sapi. Namun dengan moderni- yang dibutuhkan untuk pakan ternak.
sasi mekanisasi pertanian peran tersebut
banyak digantikan dengan hand traktor. 3.5. Menyerap Tenaga Kerja

3.2. Pengguna Limbah Pertanian Usaha peternakan dapat menyerap


tenaga kerja, baik sebagai peternak atau
Limbah hasil budidaya pertanian dapat menyerap tenaga buruh. Daya serap sektor
dimanfaatkan untuk ternak ruminansia. peternakan pada tahun 2005 sebanyak
Limbah tersebut sudah tidak bisa dikon- 2,576,940 orang.
sumsi oleh manusia. Limbah yang berasal
dari tanaman misalnya batang jagung, 4. Pengolahan Hasil Ternak
jerami padi, dll. Limbah yang berasal dari
pengolahan hasil pertanian, misalnya: bulu Hasil ternak dapat diolah menjadi pro-
ayam, tepung darah, bungkil kedelai, ong- duk makanan lainnya. Tujuan pengolahan
gok singkong, ampas tahu dll. Dengan ialah untuk mengawetkan produk agar
dimanfaatkannya limbah tersebut maka tahan lama, memudahkan penyimpanan,
efesiensi usaha tani menjadi meningkat. meningkatkan nilai nutrisi, meningkatkan

9
nilai jual dll. Makanan olahan tersebut Sosis merupakan salah satu produk
dapat dijelaskan sebagai berikut : olahan daging yang sangat digemari ma-
syarakat Indonesia sejak tahun 1980-an.
4.1. Daging Istilah sosis berasal dari bahasa Latin, yaitu
salsus, yang artinya garam. Hal ini me-
Daging diolah menjadi produk sosis, rujuk pada artian potongan atau hancur-
corned, nugget, dendeng, abon, burger dll. an daging yang diawetkan dengan peng-
Pada pengolahan tersebut ditambahkan garaman.
bahan pengawet sehingga produknya men-
jadi tahan lama, tidak cepat rusak. Bebera- Sosis merupakan produk olahan da-
pa contoh gambar hasil olehan daging ter- ging yang mempunyai nilai gizi tinggi.
tera pada Gambar 3. Komposisi gizi sosis berbeda-beda, ter-
gantung pada jenis daging yang diguna-
4.1.1. Sosis kan dan proses pengolahannya. Produk
olahan sosis kaya energi, dan dapat di-
Sosis merupakan makanan asing yang gunakan sebagai sumber karbohidrat.
sudah akrab dalam kehidupan masyarakat Selain itu, sosis juga memiliki kandungan
Indonesia karena rasanya enak. Namun, di kolesterol dan sodium yang cukup tinggi,
balik kenikmatan makanan yang kaya akan sehingga berpotensi menimbulkan penya-
zat gizi ini, terkandung lemak dan kolesterol kit jantung, stroke, dan hipertensi jika di-
tinggi yang bisa mengganggu kesehatan. konsumsi berlebihan.
Untuk itu, hati-hati mengkonsumsi sosis.
Ketentuan mutu sosis berdasarkan
Makanan ini dibuat dari daging atau Standar Nasional Indonesia (SNI 01-
ikan yang telah dicincang kemudian di- 3820-1995) adalah: kadar air maksimal
haluskan, diberi bumbu, dimasukkan ke 67 persen, abu maksimal 3 persen, pro-
dalam selonsong berbentuk bulat pan- tein minimal 13 persen, lemak maksimal
jang simetris, baik yang terbuat dari usus 25 persen, serta karbohidrat maksimal 8
hewan maupun pembungkus buatan (ca- persen. Kenyataannya, banyak sosis di
sing). Sosis juga dikenal berdasarkan nama pasaran yang memiliki komposisi gizi jauh
kota atau daerah yang memproduksi, di bawah standar yang telah ditetapkan.
seperti berliner (Berlin), braunscheiger Hal tersebut menunjukkan pemakaian
(Braunshweig), genoa salami (Genoa), dan jumlah daging kurang atau penggunaan
lain-lain. bahan tidak sesuai komposisi standar
sosis

10
4.1.2. Kornet mudah di olah. Meski nilai gizinya cukup
baik, perlu kecermatan dalam memilih,
Corned beef atau daging kornet se- supaya jangan mengkonsumsi makanan
makin menjadi pilihan bagi banyak orang. yang sudah rusak.
Produk olahan daging ini juga cepat dan

Gambar. 3. Berbagai Produk Olahan Daging

Sosis Nugget Cornet

Salah satu kelemahan daging segar berwarna merah, meningkatkan daya awet
adalah daya simpannya yang rendah dan daya terima produk, serta menambah
pada suhu kamar, sehingga harus di sim- keragaman produk olahan daging. Kornet
pan pada suhu dingin atau suhu beku. kalengan dapat disimpan pada suhu kamar
Kelemahan lainnya adalah tidak praktis dengan masa simpan sekitar dua tahun.
dalam penggunaannya, terutama bagi Daging kornet dapat dihidangkan sebagai
mereka yang selalu sibuk dengan kegiat- campuran perkedel, telur dadar, mi rebus,
an di luar rumah. Untuk itu diperlukan ke- pengisi roti, serta makanan lainnya.
hadiran produk olahan daging yang bisa
diolah menjadi berbagai hidangan hanya 4.2. Susu
dalam waktu singkat.
Susu dapat diolah menjadi susu kental
Kata corned berasal dari bahasa manis, susu bubuk, keju, cream, ice cream,
Inggris yang berarti di awetkan dengan yoghurt, dll. Masing-masing produk dijelas-
garam. Dari kata tersebut lahirlah istilah kan sebagai berikut:
corned beef yaitu daging sapi yang di-
awetkan dengan penambahan garam dan 4.2.1. Susu Kental Manis (Sweetened
di kemas dengan kaleng. Dalam bahasa Condensed Milk)
Indonesia, kata corned beef diadopsi men-
jadi daging kornet. Susu kental manis merupakan susu
Tujuan pembuatan daging kornet adalah yang sudah di pasteurisasi kemudian di
untuk memperoleh produk daging yang tambahkan gula. Susu tersebut tidak steril

11
tetapi pertumbuhan bakteri dihambat oleh mamalia lainnya. Keju dibentuk dari susu
gula. Gula yang ditambahkan jumlahnya dengan menghilangkan kandungan airnya
63% dari produk akhir. dengan menggunakan kombinasi rennet
dan pengasaman. Bakteri juga digunakan
4.2.2. Susu Bubuk pada pengasaman susu untuk menam-
bahkan tekstur dan rasa pada keju. Pem-
Susu bubuk berasal susu segar baik buatan keju tertentu juga menggunakan
dengan atau tanpa rekombinasi dengan jamur.
zat lain seperti lemak atau protein yang ke-
mudian dikeringkan. Umumnya pengering- Ada ratusan jenis keju yang di-
an dilakukan dengan menggunakan spray produksi di seluruh dunia. Keju memi-
dryer atau roller drayer. Umur simpan susu liki gaya dan rasa yang berbeda-beda,
bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan tergantung susu yang digunakan, jenis
penanganan yang baik dan benar. Susu bakteri atau jamur yang dipakai, serta
bubuk dapat di kelompokkan menjadi tiga lama fermentasi atau penuaan. Faktor
jenis yaitu susu bubuk berlemak (full cream lain misalnya jenis makanan yang dikon-
milk prowder), susu bubuk rendah lemak sumsi oleh mamalia penghasil susu dan
(partly skim milk powder) dan susu bubuk proses pemanasan susu.
tanpa lemak (skim milk prowder) (SNI 01-
2970-1999) Keju berharga karena umurnya yang
tahan lama, serta kandungan lemak,
Susu bubuk paling populer di Indo- protein, kalsium, and fosforusnya yang
nesia karena praktis dan penyimpanan tinggi. Keju lebih mudah kecil dan lebih
tidak memerlukan peralatan khusus, cu- tahan lama dari susu.
kup disimpan pada suhu ruangan. Untuk
mengganti vitamin selama proses pem- 4.2.4. Butter/Mentega
buatan susu bubuk. Biasanya pabrikan
menambahkan vitamin dan mineral pada Menurut Standar Nasional Indonesia
susu bubuk. (SNI 01-3744-1995), mentega adalah
produk makanan berbentuk padat lunak
4.2.3. Keju yang dibuat dari lemak atau krim susu
atau campurannya, dengan atau tanpa
Keju diambil dari bahasa Portugis penambahan garam (NaCl) atau bahan
queijo adalah makanan padat yang di- lain yang diizinkan, serta minimal mengan-
buat dari susu sapi, kambing, domba, dan dung 80% lemak susu.

12
Selain garam dapur, ke dalam Lemak mentega berasal dari lemak
mentega juga ditambahkan vitamin, zat susu hewan, dikenal sebagai butter fat.
pewarna, dan bahan pengawet (misalnya Mentega mengandung sejumlah asam
sodium benzoat). Emulsi pada mentega butirat, asam laurat, dan asam linoleat.
merupakan campuran 18% air yang Asam butirat dapat digunakan oleh usus
terdispersi pada 80% lemak, dengan besar sebagai sumber energi, juga dapat
sejumlah kecil protein yang bertindak berperan sebagai senyawa antikarsino-
sebagai zat pengemulsi. genik (antikanker).
Mentega dapat dibuat dari lemak susu Asam laurat merupakan asam lemak
(terutama lemak susu sapi) yang manis berantai sedang yang memiliki potensi
(sweet cream) atau asam. Mentega dari sebagai antimikroba dan antifungi. Asam
lemak susu yang asam mempunyai cita linoleat pada mentega dapat memberikan
rasa lebih kuat. perlindungan terhadap serangan kanker.
Meski sedikit, mentega juga mengandung
Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam lemak omega 3 dan omega 6. Se-
asam secara spontan atau melalui penam- lain itu, mentega mengandung glycos-
bahan inokulum murni bakteri asam pingolipid, yaitu suatu asam lemak yang
laktat (proses fermentasi). Mula-mula dapat mencegah infeksi saluran pencer-
lemak susu dinetralkan dengan garam naan, terutama pada anak-anak dan
karbonat, kemudian di pasteurisasi dan orangtua. Karena terbuat dari krim susu,
di inokulasi dengan bakteri yang dapat mentega mengandung kolesterol. Kadar
menghasilkan asam laktat selama proses kolesterol tinggi tidak selalu berdampak
fermentasi. buruk bagi kesehatan. Bahkan sebalik-
nya,kolesterol memegang peran penting
Bila perlu, ditambahkan zat pewarna dalam fungsi organ tubuh.
ke dalam lemak susu, umumnya berupa Kolesterol berguna untuk menyusun
karoten, yaitu zat pewarna alamiah yang empedu darah, jaringan otak, serat saraf,
merupakan sumber vitamin A. hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin.
Lemak memiliki komposisi terbesar Kolesterol juga merupakan bahan dasar
dalam mentega jika di bandingkan de- pembentukan hormon steroid, yaitu
ngan protein dan karbohidrat. Kandun- progestron, estrogen, testosteron, dan
gan protein dan karbohidrat pada men- kortisol. Mentega juga mengandung
tega dan margarin sangat rendah, yaitu semua vitamin larut lemak lainnya, yaitu
sekitar 0,4-0,8 gram per 100 gram. vitamin D, E, dan K. Vitamin A bersumber
dari betakarotenoid atau pigmen karoten

13
lainnya yang sengaja ditambahkan seba- tenaga kerja. Berdasarkan satistik per-
gai pewarna kuning. tanian jumlah tenaga kerja yang bekerja
pada sektor pengolahan pada tahun
Kadar vitamin A yang diharuskan 2006 sebesar 152.815 orang. Contoh
pada mentega adalah 1.400-3.500 IU per produk olahan susu tertera pada Gambar
100 gram, sedangkan kadar vitamin D 4. Susus Kental Manis, Keju, dan Gam-
250-350 IU per 100 gram. Usaha-usaha bar 5. Butter.
pengolahan tersebut banyak menyerap

Keju
Susu Kental Manis
Gambar 4. Produk Olahan Susu

4.2.5. Yoghurt Lactococcus, Leuconostoc dan Strepto-


coccus
Yoghurt adalah produk yang diper-
oleh dari susu yang telah di pasteurisasi
kemudian di fermentasi dengan bakteri
tertentu sampai diperoleh keasaman,
bau dan rasa yang khas, dengan atau
tanpa penambahan bahan lain yang di
izinkan. Bakteri yang di gunakan untuk
kultur starter tidak lebih dari 5 jenis saja.
Yang termasuk dalam jenis bakteri asam
laktat dan digunakan sebagai kultur start-
er adalah Enterococcus, Lactobacillus,
Gambar 5. Butter

14
4.2.6. Susu Pasteurisasi mendapatkan warna, aroma dan rasa
yang relatif tidak berubah seperti susu
Susu segar merupakan cairan yang segarnya.
berasal dari ambing sapi sehat dan bersih
yang diperoleh dengan cara pemerahan 4.3. Sumber Pupuk Organik
yang benar yang kandungan alaminya
tidak dikurangi atau ditambah sesuatu Kotoran sapi (feces dan urin) serta
apapun dan belum mendapat perlakuan sisa hijauan pakan ternak dapat di man-
apapun (SNI 01-3141-1998). Dalam prak- faatkan untuk sumber pupuk organik.
teknya sangat kecil peluang kita untuk Pupuk organik di perlukan untuk mem-
mengonsumsi susu segar definisi SNI perbaiki struktur tanah dan penyedia
tersebut di atas. Umumnya susu yang di unsur hara bagi tanaman. Harga pupuk
konsumsi masyarakat adalah susu olahan curah merah berkisar antara Rp 1000-
baik dalam bentuk cair (susu pasteurisasi, 3000 per kg, namun demikian dengan
susu UHT) maupun susu bubuk. dikemas baik dapat dijual mahal , untuk
digunakan sebagai pupuk tanaman hias.
Susu pasteurisasi merupakan susu Harga kemasan 2 kg dapat mencapai
yang di beri perlakuan panas sekitar 63º- harga Rp10,000 s.d Rp15.000. dengan
72º Celcius selama 15 detik yang bertu- demikian kotoran sapi dan limbah pakan
juan untuk membunuh bakteri patogen. dapat memberikan kontribusi pendapa-
Susu pasteurisasi harus di simpan pada tan bagi peternak.
suhu rendah (5º-6º Celcius) dan memiliki
umur simpan hanya sekitar 14 hari. 5. Pemeliharaan Ternak di Indonesia

Susu UHT (ultra high temperature) 5.1. Sapi Potong


merupakan susu yang diolah menggu-
nakan pemanasan dengan suhu tinggi Pemeliharaan sapi potong terdiri dari
dan dalam waktu yang singkat (135-145º pemeliharaan semi intensif dan intensif.
Celcius) selama 2-5 detik (Amanatidis, Peternak di desa-desa memelihara ter-
2002). Pemanasan dengan suhu tinggi nak secara semi intensif. Pada sistem
bertujuan untuk membunuh seluruh mi- pemeliharaan semi intensif tenaga kerja,
kroorganisme (baik pembusuk maupun dan modal tidak di perhitungkan secara
patogen) dan spora. Waktu pemanasan bisnis. Tenaga kerja di lakukan sendiri
yang singkat dimaksudkan untuk mence- oleh peternak, kandang di buat sendiri
gah kerusakan nilai gizi susu serta untuk dan hijauan di cari dari sekeliling tempat

15
tinggal peternak. Mereka memelihara bisnis. Tenaga kerja dilakukan sendiri
beberapa ekor sapi untuk dibudidayakan oleh peternak, kandang di buat sendiri
dan digemukkan. Pemberian pakan den- dan hijauan dicari dari sekeliling tempat
gan hijauan dan jerami dan ditambah tinggal peternak. Mereka memelihara
konsentrat sedikit. beberapa ekor sapi untuk dibudidaya-
kan dan sapi pejantannya digemukkan.
Pada tahun 2000 mulai tumbuh pe- Pemberian pakan dengan hijauan dan
rusahaan sapi potong komersial. Keban- jerami dan ditambah konsentrat sedikit.
yakan mereka mengimpor sapi dari luar Pemerahan dilakukan secara manual
negeri. Jenis sapi yang di pelihara keban- dengan tangan. Susu yang dihasilkan
yakan jenis BX (Brahman Cross). Sapi kebanyakan dijual ke Koperasi Unit Desa
BX merupakan persilangan antara sapi (KUD) dan kemudian di jual ke pabrik
Brahman dengan sapi daerah sub tropis pengolahan susu. Beberapa peternak
seperti short horn, drought master, dll. menjual sendiri susu yang sudah di pas-
teurisasi ke konsumen secara langsung.
Perusahaan sapi potong memiliki Bebarapa perusahan besar memelihara
sapi di atas 1000 ekor. Sistem pemeli- sapi perah secara komersial. Contoh
haraan intensif dengan pakan konsentrat perusahaan sapi perah: Taurus Dairy
yang lebih banyak dari pakan hijauan- Farm. Sistem pemeliharaan intensif den-
nya. Pada pemelihraaan sistem intensif gan pemberian pakan konsentrat yang
semua biaya dan modal di perhitungkan lebih banyak. Pada pemeliharaan sistem
secara bisnis murni. Populasi sapi potong intensif semua biaya dan modal di perhi-
di Indonesia pada tahun 2006 sebanyak tungkan secara bisnis murni.
10.835.686 ekor, dengan penyebaran po-
pulasi ternak pada setiap propinsi tertera Pemerahan dilakukan dengan mesin
pada Tabel 5. perah yang dilengkapi dengan pendingin
susu untuk menghambat pertumbuhan
5.2. Sapi Perah bakteri. Susu yang dihasilkan dipasarkan
sendiri langsung ke konsumen dan dijual
Pemeliharaan sapi perah terdiri dari ke pabrik pengolahan susu. Populasi sapi
pemeliharaan semi intensif dan intensif. perah di Indonesia pada tahun 2006 se-
Peternak di desa-desa memelihara ter- banyak 382.313 ekor, dengan penyeba-
nak secara semi intensif. Pada sistem ran di setiap propinsi seperti tertera pada
pemeliharaan semi intensif; tenaga kerja, Tabel 5. Jenis sapi perah yang dipelihara
dan modal tidak di perhitungkan secara kebanyak FH (Friesien Holstein) namun

16
pada tahun 1990 Indonesia mengimpor 2 ekor, sedangkan kualitas kerbau yang
sapi Sahiwal Cross dari Selandia Baru. ada di Pulau Jawa saat ini mengalami
Sahiwal cross merupakan sapi perah kemunduran.
hasil persilangan sapi Sahiwal dari India
dengan sapi FH Selandia Baru. Tujuan Kemunduran tersebut disebabkan an-
persilangan tersebut agar sapi perah lebih tara lain: kurangnya pakan hijauan yang
tahan panas dan menyesuaikan dengan berkualitas baik, akibat kurangnya lahan
lingkungan Indonesia. untuk tanaman hijauan pakan ternak, ada-
nya perkawinan silang dalam (inbreeding),
5.3. Kerbau tingkat kemunduran ternak, akibat pemo-
tongan setiap tahunnya. Dengan melihat
Tujuan pemeliharan ternak kerbau permasalahan tersebut di atas, maka pe-
pada umumnya adalah sebagai pengha- nanganan ternak kerbau melalui tatalak-
sil tenaga kerja untuk menarik beban baik sana pemeliharaan atau manajemen peme-
di darat maupun untuk mengolah sawah. liharaan perlu ditingkatkan. Kira-kira 95%
Sedangkan tujuan yang kedua adalah ternak kerbau di Indonesia merupakan
penghasil daging dan susu. Pemakaian kerbau kerja. Kerbau kerja di Indonesia
ternak kerbau sebagai penghasil daging, merupakan kerbau jenis lumpur (Swamp
hanya diberlakukan pada ternak kerbau type), sedangkan 5% lagi termasuk kerbau
yang tidak produktif lagi (ternak yang sungai (river type).
sudah tua, majir atau ternak dengan nilai
ekonomis yang rendah). Jumlah ternak 6. Pengelolaan Usaha Peternakan
kerbau didunia kurang lebih berkisar 126
juta ekor, dan 122 juta ekor diantaranya Untuk dapat melakukan usaha pe-
berada di negara yang sedang berkem- ternakan maka diperlukan pengetahuan
bang di Asia. Kebanyakan petani peter- tentang teknis budidaya, manajemen dan
nak di Indonesia, hanya memiliki sekitar kewirausahaan.
Tabel 5. Penyebaran Populasi Ternak di Indonesia (Ekor)

No Propinsi Sapi Sapi Potong Kerbau Kambing Domba


Perah
1 NAD 31 626.447 340.031 572.905 125.346
2 Sumut 6.780 289.278 261.308 644.663 292.965
3 Sumbar 792 428.224 211.008 250.142 7.119

17
4 Riau 0 109.115 52.197 266.564 3.679
5 Jambi 0 124.635 83.930 140.700 50.966
6 Sumsel 353 556.814 103.577 558.893 67.166
7 Bengkulu 194 84.943 49.024 110.611 6.655
8 Lampung 131 418.172 49.342 930.055 75.745
9 Dki 3.180 0 228 5.475 1.510
10 Jabar 109.601 267.402 156.570 1.335.222 3.860.896
11 Jateng 116.481 1.391.372 123.826 3.245.910 1.946.242
12 DIY 8.623 249.480 5.306 267.328 107.198
13 Jatim 135.056 2.524.573 54.685 2.418.714 1.415.083
14 Bali 69 596.090 7.097 68.836 29
15 NTT 0 460.188 156.468 355.272 19.659
16 NTB 0 544.134 141.236 498.348 57.805
17 Kalbar 36 164.110 5.760 114.400 0
18 Kaltim 0 63.300 16.560 41.046 4.314
19 Kalsel 122 191.771 40.613 102.825 3.478
20 Kaltim 0 70.404 13.831 60.931 0
21 Sulut 0 120.715 28 42.306 2.247
22 Sulteng 0 188.549 4.760 178.922 2.046
23 Sulsel 797 612.000 128.502 419.463 246
24 Sultengg 0 216.000 8.010 88.720 13.478
25 Maluku 0 67.976 22.943 149.146 1.050
26 Papua 68 49.957 1.304 36.853 289
27 Babel - 5.927 921 6.997 477.089
28 Banten - 25.310 145.439 685.170 0
29 Gorontalo - 213.960 0 92.944 0
30 Maluku - 42.564 89 104.981 0
utara
31 Kepulauan - 10.220 341 22.550 0
Riau

18
32 Irja barat - 31.385 19 14.085 0
33 Sulbar - 90.526 16.157 220.179 0
Total 382.313 10.835.686 2.201.111 14.051.156 8.543.206
Sumber. Statistik Pertanian 2006, Deptan

6.1. Teknis Budidaya 6.1.2. Feed and Feeding (Pakan dan


Pemberian Pakan)
Materi teknis budidaya ternak di
kelompokan kedalam materi pembibitan, Ternak memerlukan nutrisi untuk me-
perkandangan, pakan, dan kesehatan lakukan aktifitas hidup pokok, pertumbuh-
ternak. an, berkembang dan produksi. Pada sistem
pemeliharaan dimana ternak di kurung (di-
6.1.1. Breeding (Pembibitan) tempatkan) dalam suatu kandang maka
kebutuhan pakan tergantung dari apa
Peternakan di Indonesia di klasifikasi- yang diberikan peternak kepada ternak
kan menjadi ternak unggas, ruminan dan tersebut. Pemenuhan kebutuhan tersebut
ternak monogasrtik. Hewan yang masuk harus di hitung secara teliti agar ternak
kelompok unggas antara lain ayam, itik, dapat menunjukan performasi yang baik.
entok, puyuh, dan beberapa burung hias.
Hewan kelompok ruminan terdiri dari sapi, Kekurangan nutrisi pada ternak akan
kerbau, domba dan kambing. Sedangkan mengakibatkan menurunnya performansi
kelompok monogastrik terdiri dari babi ternak artinya ternak tidak dapat ber-
dan kelinci. Pada setiap kelompok ternak produksi secara maksimal dan dalam
memiliki bangsa, jenis dan strain yang beberapa kasus ternak menderita de-
berbeda. Setiap ternak memiliki potensi fisiensi nutrisi yang menyebabkan ternak
produksi yang berbeda pula, untuk itu terganggu kesehatannya. Dari faktor
pemilihan bibit ternak harus dilakukan ekonomi pemberian pakan menggunakan
secara teliti berdasarkan tujuan peme- prinsip “Least cost formula”, yang artinya
liharaan ternak tersebut. Disamping itu pakan yang kita berikan yang termurah
peningkatan performasi ternak dilakukan agar dapat memberikan keuntungan
secara terus menerus melalui perbaikan yang optimal bagi peternak pemelihara-
mutu genetik agar dapat memberikan nilai anya. Hal ini perlu di hitung secara eko-
ekonomis yang lebih baik bagi peternak nomi karena pakan merupakan kompo-
pemeliharaannya. nen terbesar dari biaya produksi.

19
kematian pada manusia. Cara pencega-
Pada ternak unggas pakan yang di- han penyakit dilakukan dengan vaksina-
berikan berupa konsentrat yang disusun si, menghindari faktor penyebab stress,
dari biji bijian, hasil ikutan produk pertani- hindari penyebab penyakit non infeksi,
an (dedak, onggok dll), tepung ikan/da- pemberian antibiotik, sanitasi, dll
ging, vitamin dan mineral. Pakan ternak
ternak ruminansia merupakan kombinasi Pengobatan ternak sakit tergantung
hijauan dan konsentrat. dari penyebab penyakitnya. Bagi ternak
yang stress dapat diberikan obat anti
6.1.3. Pengendalian Penyakit (Disease stres, penyakit infeksi biasanya diobati
Control) dengan antibiotika, penyakit yang dise-
babkan oleh virus sampai saat ini belum
Penyakit pada ternak disebabkan ada obat yang efektif untuk mengobati.
oleh faktor langsung dan tidak langsung.
Faktor langsung terdiri dari stress, kedin- 6.1.4. Perkandangan dan Peralatan
ginan, ventilasi buruk, populasi tinggi,
tidak cukup tempat pakan-minum. Fak- Kandang berfungsi sebagai tempat
tor langsung di klasifikasikan menjadi tinggal ternak untuk melindungi dari pe-
penyakit infeksi dan noninfeksi. Penyakit ngaruh buruk iklim (hujan, panas, an-
infeksi disebabkan oleh virus, bakteri, gin, temperatur) dan gangguan lainnya
protozoa, dan fungi (cendawan), sedang- seperti hewan liar dan pencurian ternak.
kan penyakit noninfeksi disebabkan oleh Agar ternak dapat berproduksi secara
aspergilus, tanaman beracun, perubahan optimal maka kandang harus mampu
pakan yang drastis, hijauan muda dll . memberikan tempat yang nyaman bagi
ternak. Dalam pembuatan kandang ada
Pencegahan penyakit ternak lebih tiga faktor yang harus dipertimbangkan
diutamakan dari pada pengobatan pe- yaitu faktor biologis, faktor teknis dan
nyakit. Hal ini disebabkan biaya peng- ekonomis. Masing-masing faktor dijelas-
obatan lebih mahal dari biaya pencega- kan sebagai berikut:
han, dan ternak yang sudah sembuh dari
sakit biasanya tidak dapat berproduksi 6.1.4.1. Faktor Biologis
secara optimal. Ternak yang sakit juga
bisa menulari manusia seperti yang ter- Faktor biologis ternak yang perlu di
jadi akhhir-akhir ini, penyakit flu burung pertimbangkan adalah sensitifitas respon
(Avian Influenza) dapat menyebabkan ternak terhadap unsur iklim. Misal ternak

20
yang sensitif terhada panas maka perlu ternak dll. Peralatan peningkat produkti-
merancang kandang agar tidak menye- fitas terdiri dari mesin pembuatan pakan,
babkan iklim didalam kandang panas. alat transportasi, mesin pemanen hasil
Hal ini bertujuan agar ternak dapat ber- ternak dll.
produksi secara optimal.
7. Tatalaksana Pemeliharaan
6.1.4.2. Faktor Teknis
Jika peternak sudah melakukan pe-
Kandang ternak perlu dibuat kuat agar milihan bibit,dan pakan yang baik maka
dapan memberikan fungsi dengan baik. hal yang tidak kalah penting adalah tata-
Konstruksi, bahan dan tata letak bangunan laksana pemeliharaan yang baik. Tatal-
harus di hitung berdasarkan perhitungan aksana pemeliharaan dimulai dari persia-
arisitektur yang sesuai. pan kandang, pengadaan ternak, peng-
adaan pakan, pemberian pakan dan mi-
6.1.4.3. Faktor Ekonomis num, menangani ternak, menjaga kese-
hatan ternak, pemanenan, seleksi ternak,
Tujuan pemeliharaan ternak adalah mengafkir ternak dan pemasaran hasil.
memberikan nilai ekonomi bagi peter-
nak pemeliharanya. Semua faktor dalam 8. Manajemen
proses pengelolaan ternak juga harus
dipertimbangkan secara ekonomi. Kan- Usaha peternakan seperti halnya bidang
dang yang merupakan investasi tetap usaha yang lain membutuhkan pengelolaan
dan jangka panjang harus dibuat yang aspek-aspek usaha didalamnya. Pada peru-
kuat tetapi menggunakan bahan bangun- sahaan yang kecil dan menengah terdapat
an yang tidak terlalu mahal. Efisiensi faktor karyawan yang mengerjakan keg-
penggunaan bangunan dilakukan den- iatan usaha tersebut, memerlukan modal,
gan mengatur tata letak, dan merancang aktifitas jual beli, keuangan, dan sumber
kapasitas bangunan dengan baik. daya lainnya. Faktor-faktor tersebut perlu
Peralatan diperlukan peternak seba- dikelola agar usaha peternakan menda-
gai wahana kegiatan budidaya ternak dan tangkan keuntungan bagi pemilik usaha
alat bantu untuk meningkatkan produktifi- peternakan tersebut. Secara garis besar
tas peternak yang berfungsi menurunkan faktor-faktor tersebut dapat di kelompok-
biaya tenaga kerja. Sebagai wahana ke- kan menjadi pengelolaan sumber daya ma-
giatan budidaya peralatan terdiri dari tem- nusia, keuangan dan pemasaran dan sum-
pat pakan, minum, peralatan kesehatan berdaya lainnya

21
9. Kewirausahaan yang handal. Ciri-ciri wirausahawan yang
handal antara lain: percaya diri, mandiri,
Sebelum istilah kewirausahaan po- mencari dan menangkap peluang usaha,
puler seperti sekarang ini, dulu sudah bekerja keras dan tekun, mampu berko-
di kenal istilah wiraswasta. Kata wira- munikasi dan negosiasi, jujur, hemat, di-
swasta berasal dari Wira yang artinya siplin, mencintai kegiatan usahanya, mau
utama, gagah, berani, luhur, teladan atau mengembangkan kapasitas dirinya, me-
pejuang. Sedang kata swa berarti sendiri motivasi orang lain, mengenal lingkungan
dan sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta dan bekerjasama dengan pihak lainnya.
berarti pejuang yang utama, gagah, luhur,
berani dan layak menjadi teladan dalam 10. Aspek Ekonomi Ternak
bidang usaha dengan landasan berdiri di
atas kaki sendiri. Usaha peternakan merupakan salah
satu profesi yang terus ada sejak dulu
Kewirausahaan adalah kesatuan ter- hingga sekarang. Kontribusinya terha-
padu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip dap perekonomian nasional cukup besar
serta sikap yang kuat, seni dan tindakan karena dapat menyerap tenaga kerja
nyata yang sangat perlu, tepat dan ung- sebanyak 2,6 juta orang. Pada program
gul dalam menangani dan mengembang- penggemukan sapi potong bisa diperoleh
kan suatu perusahaan atau kegiatan lain keuntungan bersih per ekor sebesar 1-
yang mengarah pada pelayanan terbaik 1,5 juta rupiah pertahun. Pada usaha
kepada pelanggan termasuk masyarakat, sapi perah keuntungan yang dapat di-
bangsa dan negara. Sedangkan orang peroleh perekor Rp10,000,000 selama
yang melakukan usaha disebut dengan 1 siklus usaha 6 tahun. Dengan melihat
wirausahawan. aspek ekonomi tersebut, menunjukkan
bahwa usaha perternakan cukup menjaji-
Pengertian wirausahawan sebagai se- kan sebagai salah satu profesi pekerjaan.
seorang yang mengorganisir, mengatur, Keuntungan tersebut akan lebih besar
dan menanggung resiko suatu bisnis atau lagi kalau peternak dapat menurunkan
perusahaan. Orang yang mau mengelola biaya produksinya. Biaya produksi yang
usaha peternakan agar berhasil haruslah paling besar adalah komponen pakan
memiliki jiwa kewirausahaan. Usaha pe- yang terdiri dari hijauan pakan ternak
ternakan seperti halnya jenis usaha yang dan konsentrat. Pada usaha pembibitan
lain juga membutuhkan wirausahawan sapi potong harus dicari upaya-upaya

22
menekan biaya produksi, karena harga c. Di Indonesia sektor peternakan me-
produknya (pedet) relatif murah yaitu nyerap tenaga kerja sebanyak 2,6
sekitar 1,5-2 juta perekor. Biaya produksi juta orang. Diskusikan apakah sektor
pertahun harus diupayakan dibawah peternakan dapat memberikan kese-
harga pedet tersebut, agar usaha pem- jahteraan sebagai suatu profesi?
bibitan untung.
13.Pengayaan
11.Aplikasi Konsep
1. Manusia mengkonsumsi hasil ternak
Amatilah suatu usaha peternakan (susu dan daging) sebagai sumber
disekitar siswa. Buatlah suatu wawan- a. Protein
cara dengan peternak tersebut, untuk b. Lemak
mencari informasi berapa banyak ter- c. Mineral
naknya, apa tujuan pemeliharaan dan d. Energi
berapa kuntungan yang diperloleh dari
usaha peternakan tersebut. 2. Tingkat konsumsi susu rata-rata per
orang per tahun adalah
12.Pemecahan Masalah a. 10 kg
b. 7,7 kg
Diskusikan dengan teman-teman c. 23 kg
secara berkelompok beberapa persoalan d. 15 kg
faktual dibawah ini. 3. Daging sapi mengandung protein se-
a. Jika dalam sehari kita makan susu banyak
sapi 0,4 liter, makan daging sapi 300 a. 17,5%
gram, dan makan daging domba 200 b. 20,2%
gram, berapa gram protein yang loya c. 15,7%
konsumsi dalam sehari. d. 20%
b. Di beberapa daerah di Indonesia
terjadi anak balita yang lapar gizi. 4. Susu dengan kadar protein tertinggi
Walaupun mereka cukup karbohidrat adalah
tetapi lurang protein, coba diskusikan a. Sapi
bagaimana fungsi protein bagi tubuh b. Kambing
manusia. c. Domba
d. Kerbau

23
5. Produksi daging terbanyak di Indonesia 10. Kulit sapi dapat diolah menjadi
adalah dari ternak a. Jaket
a. Sapi b. Sepatu
b. Kerbau c. Dompet
c. Domba d. Semua jawaban benar
d. Kambing

6. Yoghurt adalah produk susu diolah


dengan proses Kunci jawaban
a. Ditambah gula
b. Fermentasi bakteri 1. a
c. Lemak susu yang dipisahkan 2. b
d. Penambahan renet 3. a
4. c
7. Tujuan peternak memelihara sapi 5. a
potong adalah: 6. b
a. Sebagai tabungan 7. d
b. Pemanfaatan limbah pertanian 8. b
c. Untuk mencari keuntungan 9. d
d. Semua jawaban benar 10. d

8. Sektor peternakan menyerap tenaga


kerja Indonesia sebanyak
a. 3 juta orang
b. 2,6 juta orang
c. 5 juta orang
d. 4 juta orang

9. Susu dengan kandunga lemak


tertinggi adalah
a. Sapi
b. Kambing
c. Domba
d. Kerbau

24
BAB 2

DASAR BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA BESAR

1. Identifikasi Ternak
Kemudian dilihat berdasarkan uku-
Ternak merupakan hewan yang ran bobot badan atau besar tubuhnya
umum telah dibudidayakan oleh ma- maka ternak ruminansia dapat dibedakan
syarakat. Ditinjau dari struktur pencer- menjadi dua kelompok besar yaitu rumi-
nakannya maka dapat dibedakan men- nansia besar dan ruminansia kecil. Pada
jadi dua golongan besar yaitu ternak buku ini hanya akan dinahas ternak ru-
ruminansia dan ternak non ruminansia. minansia besar. Ruminansia besar terdiri
atas beberapa jenis atau bangsa ternak,
Ternak ruminansia adalah sebutan diantaranya:
untuk semua ternak yang mempunyai
struktur pencernakan ganda yaitu terdiri 1.1. Ternak Sapi.
atas rumen, retikulum, omasum dan abo-
masum. Atau lebih tepat dikatakan bah- Sapi adalah salah satu jenis ternak
wa ternak ruminansia adalah ternak yang yang cukup dikenal oleh masyarakat
mempunyai sistim pencernakan pakan luas. Beternak sapi mempunyai beberapa
yang khas sehingga menyebabkan ternak manfaat dan merupakan suatu usaha
tersebut mampu mengkonversi pakan- yang mempunyai prospek yang cukup
pakan berkualitas relatif rendah menjadi menjanjikan. Sapi juga merupakan ternak
produk bergizi tinggi, seperti daging dan yang paling berperan dalam memenuhi
susu. Ciri khas dari ternak ruminansia kebutuhan sumber protein hewani.
adalah adanya rumen yang merupakan
ekosistem mikroba yang berperan dalam Salah satu manfaat yang secara
penguraian bahan pakan dan mikroba langsung dapat dirasakan pada kita
juga berfungsi sebagai bahan protein semua adalah ternak sapi sangat ber-
ternak. manfaat bagi manusia sebagai sumber
protein hewani yang paling besar yaitu

25
sebagai penghasil daging dan sebagai • Badannya berbentuk segi empat
penghasil air susu. Dengan kata lain di- dengan semua bagian badan penuh
katakan bahwa kebutuhan daging sapi berisi daging.
meningkat sejajar dengan meningkatnya Sapi-sapi yang termasuk dalam tipe
taraf hidup bangsa. sapi potong diantaranya:
• Sapi Brahman
Sapi yang ada di dunia pada saat ini • Sapi Ongole
dapat dibedakan menjadi dua kelompok • Sapi Sumba Ongole (SO)
besar yaitu kelompok sapi-sapi tropis dan • Sapi Hereford
kelompok sapi-sapi sub topis. Kelompok • Sapi Shorthorn
sapi tropis contohnya sapi Zebu, Bos • Sapi Brangus
sondaicus, sapi Bali dan sapi Madura. • Sapi Aberden Angus
Sedangkan yang termasuk kelompok • Sapi Santa Gartudis
sapi sub tropis adalah sapi Aberdeen • Sapi Droughtmaster
angus, sapi Hereford, sapi Shorthorn, • Sapi Australian Commercial Cross
sapi Charolais, sapi Simmental, sapi • Sapi Sahiwal Cross
Frisien Holland, dan masih banyak lagi • Sapi Limosin
jenisnya. • Sapi Simmental
• Sapi Peranakan Ongole
Sedangkan berdasarkan tujuan dari
pemeliharaan maka bangsa sapi dapat 1.1.1.1. Sapi Brahman
dibedakan beberapa tipe yaitu:
Brahman merupakan sapi yang
1.1.1. Sapi Tipe Potong berasal dari India, termasuk dalam
Bos indicus, yang kemudian diekspor
Sapi tipe potong adalah sapi-sapi ke seluruh dunia. Jenis yang utama
yang mempunyai kemampuan untuk adalah Kankrej (Guzerat), Nelore, Gir,
memproduksi daging dengan cepat, dan Ongole. Sapi Brahman digunakan
pembentukan karkas baik dengan sebagai penghasil daging. Ciri-ciri sapi
komposisi perbandingan protein dan Brahman mempunyai punuk besar,
lemak seimbang hingga umur tertentu. tanduk, telinga besar dan gelambir yang
Sapi potong pada umumnya mempunyai memanjang berlipat-lipat dari kepala
ciri-ciri: ke dada. Gambar pejantan Brahman
• Bentuk tubuh yang lurus dan padat tertera pada Gambar 6. Sapi Brahman
• Dalam dan lebar,

26
selama berabad-abad menerima kondisi parasit, penyakit dan iklim yang ekstrim.
kekurangan pakan, serangan serangga,

Sumber: farm3.static.flickr.com
Gambar 6. Sapi Brahman Jantan

Di India menjadikan sapi Brahman nyai sifat pemalu dan cerdas serta dapat
mampu beradaptasi dengan berbagai beradaptasi dengan lingkungannya yang
lingkungan. Daya tahan terhadap panas bervariasi. Sapi ini suka menerima per-
juga lebih baik dari sapi eropa karena lakuan halus dan dapat menjadi liar jika
memiliki lebih banyak kelenjar keringat, menerima perlakuan kasar. Konsekuen-
kulit berminyak di seluruh tubuh yang sinya penaganan sapi ini harus hati-hati.
membantu resistensi terhadap parasit. Tetapi secara keseluruhan sapi Brahman
mudah dikendalikan.
Kharakteristik Sapi Brahman berukur-
an sedang dengan berat jantan dewasa Sapi Brahman warnanya bervariasi,
antara 800 sd 1100 kg, sedang betina dari abu-abu muda, merah sampai hitam.
500-700 kg. berat pedet yang baru lahir Kebanyakan berwarna abu muda dan
antara 30-35 kg, dan dapat tumbuh cepat abu tua. Sapi jantan warnanya lebih tua
dengan berat sapih kompettif dengan je- dari betina dan memeliki warna gelap
nis sapi lainnya. Persentase karkas 48,6 didaerah leher, bahu dan paha bawah.
s.d 54,2%, dan pertambahan berat hari- Sapi Brahman dapat beradaptasi
an 0,83-1,5 kg. Sapi Brahman mempu- dengan baik terhadap panas, mereka

27
dapat bertahan dari suhu 8-105 F, tanpa sapi 600 kg pada sapi jantan dan 300-400
ganguan selera makan dan produksi kg untuk sapi betina. Berat lahir 20-25
susu. Sapi Brahman banyak dikawin kg. persentase karkas 45-58% dengan
silangkan dengan sapi eropa dan dikenal perbandingan daging tulang 3,23 : 1.
dengan Brahman Cross (BX)
1.1.1.3. Sumba Ongole (SO)
1.1.1.2. Sapi Ongole
Sapi ongole (Bos indicus) meme-
Sapi Ongole berasal dari India, tepat- rankan peran yang penting dalam sejarah
nya di kabupaten Guntur, propinsi Andra sapi di Indonesia. Sapi jantan Ongole
Pradesh. Sapi ini menyebar keseluruh dibawa dari daerah Madras, India ke pu-
dunia termasuk Indonesia. lau Jawa, Madura dan Sumba. Di Sumba
dikenal dengan sapi Sumba Ongole.
Karakteristik Sapi ongole merupakan Sapi Sumba Ongole (SO) dibawa
jenis ternak berukuran sedang, dengan ke Jawa dan dikawinkan dengan sapi
gelambir yang lebar yang longgar dan asal jawa dan kemudian dikenal dengan
menggantung. Badannya panjang se- peranakan ongole (PO).
dangkan lehernya pendek. Kepala ba- Sapi ongole dan PO baik untuk
gian depan lebar diantara kedua mata. mengolah lahan karena badan besar,
Bentuk mata elip dengan bola mata dan kuat, jinak dan bertemperamen tenang,
sekitar mata berwarna hitam. Telingan tahan terhadap panas, dan mampu
agak kuat, ukuran 20-25 cm, dan agak beradaptasi dengan kondisi yang minim.
menjatuh. Tanduknya pendek dan tum- Sapi-sapi ongole asal India dimasukkan
pul, tumbuh kedepan dan kebelakang. kali pertama oleh Pemerintah Hindia
Pada pangkal tanduk tebal dan tidak Belanda ke Pulau Sumba, pada awal
ada retakan. Gambar sapi jantan tertera abad ke 20, sekitar tahun 1906-1907.
pada Gambar 7. Warna yang populer Dari empat jenis sapi, yang dimasuk-
adalah putih. Sapi jantan pada kepalanya kan ke Sumba saat itu, yaitu sapi Bali,
berwarna abu tua, pada leher dan kaki sapi Madura, sapi Jawa, dan sapi On-
kadang-kadang berwarna hitam. Warna gole, ternyata hanya sapi Ongole yang
ekor putih, kelopak mata putih dan otot mampu beradaptasi dengan baik dan
berwarna segar, kuku berwarna cerah berkembang dengan cepat, di pulau yang
dan badan berwarna abu tua. panjang musim kemaraunya ini. Sekitar
Sapi ini lambat dewasa, pada umur tujuh atau delapan tahun kemudian, pada
4 tahun mencapai dewasa penuh. Bobot tahun 1914, Pemerintah Hindia Belanda

28
menetapkan Pulau Sumba sebagai pusat sudah mengekspor enam ekor bibit sapi
pembibitan sapi Ongole murni. Upaya ini ongole pejantan. Empat tahun kemudian,
disertai dengan memasukkan 42 ekor pada 1919, ekspor sapi ongole dari Pulau
sapi ongole pejantan, berikut 496 ekor Sumba tercatat sebanyak 254 ekor, dan
sapi ongole betina serta 70 ekor anakan pada tahun 1929, meningkat mencapai
ongole. 828 ekor. Sapi-sapi asal Sumba ini pun
Dalam laporan tahunan Dinas Peter- memiliki merek dagang, sapi Sumba On-
nakan Kabupaten Sumba Timur (1989) gole (SO).
tercatat, pada tahun 1915, Pulau Sumba

Sumber: www.ansi.okstate.com
Gambar 7. Sapi Ongole Jantan

Perkembangan selanjutnya, Sumba Timur adalah padang rerumputan (sa-


kembali ditetapkan sebagai pusat pem- bana). Bentangan sabana kering tampak
bibitan sapi ongole murni di masa pemer- bagaikan lautan menguning. Kemarau
intahan Presiden Soeharto, melalui panjang mencapai puncaknya di bulan
Undang-Undang Pokok Peternakan dan Oktober. Kondisi alam yang menantang
Kesehatan Hewan Nomor 6 Tahun 1967. ini menjadi rutinitas bagi sebagian pen-
Sapi ongole memang menjadi ciri duduk di Pulau Sumba, yang mengan-
khas Pulau Sumba, terutama Sumba dalkan penghidupan mereka sebagai
Timur. Selain sapi, kekhasan lain Sumba penggembala.

29
Memasuki wilayah kecamatan Pan- tahun 2003, di Kecamatan Pandawai ter-
dawai, Sumba Timur, misalnya terlihat catat terdapat lebih dari 6.000 ekor sapi,
kawanan sapi berkeliaran di hamparan re- sedangkan di kecamatan Panguda Lodu
rumputan kering. Sumba Timur memang menjadi kecamatan yang memiliki ternak
berpotensi mengembangkan peternakan kuda dan kerbau terbanyak, masing-
secara ekstensif. Tidak hanya sapi, tetapi masing 6.095 ekor kuda dan 5.126 ekor
juga kuda dan kerbau, atau ternak-ternak kerbau.
kecil lainnya. Statistik Pertanian Sumba
Timur (2003) menunjukkan, jumlah ter- 1.1.1.4. Sapi Hereford
nak sapi potong, kerbau, dan kuda di
kabupaten ini mencapai 100.600 ekor. Sapi ini turunan dari sapi Eropa yang
Jumlah ternak di satu kabupaten ini jauh dikembangkan di Inggris, berat jantan
lebih banyak dibanding jumlah ternak di rata-rata 900 kg dan berat betina 725
Provinsi Kalimantan Timur (73.200 ekor) kg. Bulunya berwarna merah, kecuali ba-
atau Papua (74.000 ekor). gian muka, dada, perut bawah dan ekor
Kabupaten seluas 7.000,50 kilometer berwarna putih. Bentuk badan membulat
persegi ini terbagi menjadi 15 kecamatan, panjang dengan ukuran lambung besar.
dan rata-rata di setiap kecamatan ter- Sebagaian sapi bertanduk dan lainnya ti-
dapat lebih dari 2.000 ekor ternak besar, dak. Contoh gambar sapi Hereford jantan
baik sapi, kerbau, ataupun kuda. Hingga tertera pada Gambar 8.

Sumber: www.highridgeherefords.com
Gambar 8. Sapi Hereford Jantan

30
1.1.1.5. Shorthorn tubuh bagus dengan punggung lurus. Per-
Sapi ini sama dengan Hereford yaitu tumbuhan ototnya kompak. Sebagian sapi
dikembangkan di negara Inggris. Bobot sapi bertanduk pendek, tetapi kebanyakan tidak
jantan 1100 kg dan sapi betina 850 kg. bertanduk. Contoh gambar sapi Shorthorn
bulunya berbintik merah dan putih. Bentuk jantan tertera pada Gambar 9.

Sumber : www.shorthorn.co.nz
Gambar 9. Sapi Shorthorn Jantan

1.1.1.6. Brangus rangga dan mudah menyesuaikan diri


Sapi Brangus merupakan persilan- dengan pakan yang mutunya kurang
gan sapi betina Brahman dan pejantan baik. Sedangkan sapi Angus yang di-
Angus. Ciri khasnya adalah warna hitam turunkan produktifitas dagingnya tinggi
dengan tanduk kecil. Sifat Brahman yang dan persentase karkasnya tinggi. Contoh
diwarisi brangus adalah adanya punuk, gambar sapi Brangus jantan tertera pada
tahan udara panas, tahan gigitan se- Gambar 10.

31
Sumber : www.mpescador.com
Gambar 10. Sapi Brangus Jantan

1.1.1.7. Aberden Angus toh gambar sapi Angus jantan tertera


Sapi angus (Aberden Angus) ber- pada gambar 11. Di Indonesia sapi angus
asal dari Inggris dan Skotlandia. Sapi di perkenalkan pada tahun 1973 dari
ini tidak memiliki tanduk umur dewasa Selandia Baru di di beberapa tempat di
sapi Angus adalah 2 tahun, hasil karkas Jawa Tengah. Ciri sapi ini berbulu hitam
tinggi, sebagai penghasil daging dan ti- legam, berukuran agak panjang, keriting
dak digunakan untuk menghasilkan susu. dan halus. Tubuhnya kekar padat, rata,
Anak sapi ukurannya kecil sehingga in- panjang dan ototnya kompak. Sapi tidak
duk tidak banyak mengalami banyak bertanduk dan kakinya pendek. Berat
stres pada saat melahirkan pedet. Untuk sapi jantan 900 kg, sedangkan betina
memperbaiki genetik sapi angus sering 700 kg. persentase karkas 60%, dengan
di kawin silangkan dengan sapi lain, mi- mutu daging sangat baik dan lemak me-
salnya sapi Brahman. Hasil persilangan nyebar dengan baik di dalam daging.
disebut Brangus (Brahman Angus). Con-

32
Sumber :Ensiklopedi Wikipedia,2007
Gambar 11. Sapi Angus Jantan

1.1.1.8. Santa Gertrudis berlekuk dan mukanya lurus. Gelambir


Sapi ini persilangan dari sapi jantan lebar berada di bawah leher dan perut.
Brahman dengan sapi betina Short- Sapi jantan berpunuk kecil dan kepalan-
horn, dikembangkan pertama kali di ya bertanduk. Berat sapi jantan mencapai
King Ranch Texas AS tahun 1943 dan 900 kg sedang betina 725 kg. Dibanding
pada tahun 1973 masuk ke Indonesia. sapi Eropa sapi Santa Gertrudis mem-
Bobot.jantan.rata-rata.900.kg dan bobot punyai toleransi terhadap panas yang
betina.725.kg. Badan sapi besar dan pa- lebih baik dan pakan yang sederhana
dat. Seluruh tubuh dipenuhi bulu pendek dan tahan gigitan caplak. Contoh gambar
dan halus serta berwarna merah ke- sapi Santa Gertudis jantan tertera pada
coklatan. Punggungnya lebar dan dada Gambar 12.
berdaging tebal. Kepala lebar, dahi agak

33
Sumber : King Ranch, 2007
Gambar 12. Santa Gertrudis Jantan

1.1.1.9. Droughmaster nya besar dan otot padat. Warna bulu


Merupakan persilangan antara beti- merah coklat muda hingga merah atau
na Brahman dengan jantan Shorthorn, cokelat tua. Pada ambing sapi betina
dikembangkan di Australia. Banyak di- terdapat bercak putih. Contoh gambar
jumpai di peternakan besar di Indonesia. sapi Droughmaster jantan tertera pada
Sifat Brahman lebih dominan, badan- Gambar 13.

Sumber : www.adimagephotos
Gambar 13. Sapi Droughmaster Jantan

34
1.1.1.10. Sapi ACC sub optimal seperti Brahman dan mem-
Sapi Australian Commercial Cross punyai pertumbuhan yang cepat seperti
(ACC) yang digunakan sebagai sapi sapi British. Hafid dan Hasnudi (1998)
bakalan pada usaha penggemukan sapi telah membuktikan bahwa sapi bakalan
di Indonesia merupakan hasil persi- ACC yang kurus jika digemukkan singkat
lang-an sapi-sapi di Australia yang tidak (60 hari) akan sangat menguntungkan
diketahui dengan jelas asal usul mau- sebab sapi ini menghasilkan pertambah-
pun proporsi darahnya. Dari beberapa an bobot badan harian ±1.61 kg/hari de-
informasi yang telah ditelusuri, diketahui ngan konversi pakan 8.22 dibandingkan
bahwa sapi ACC berasal dari peternakan jika digemukkan lebih lama (90 atau 120
sapi di Australia Utara (Northern Territo- hari).
ry). Sapi ACC tersebut dapat berupa sapi Beattie (1990), menyatakan bahwa
Shorthorn Cross (SX), Brahman Cross Northern Territory, Kimberley dan Quens-
maupun sapi hasil persilangan sapi-sapi land merupakan tempat pengembang an
Australia yang cenderung masih mempu- sapi ACC di Australia yang memiliki sapi-
nyai darah Brahman (Ngadiyono, 1995). sapi Eropa antara lain Shorthorn dan
Meskipun demikian pengamatan ter- Hereford serta sapi India (Zebu) yaitu
hadap sapi-sapi bakalan ACC yang diim- sapi Brahman. Program ini telah meng-
por ke Indonesia menunjukkan bahwa se- hasilkan beberapa bangsa hasil persi-
cara fenotipik, karakteristik fisik sapi ACC langan seperti Santa Gertrudis, Braford,
lebih mirip sapi Hereford dan Shorthorn Droughmaster dan sapi-sapi persilangan
yakni tubuh lebih pendek dan padat, ke- lain yang masih mempunyai darah Brah-
pala besar, telinga kecil dan tidak meng- man.
gantung, tidak mempunyai punuk dan Sapi Shorthorn berasal dari Inggris
gelambir, kulit berbulu disekitar kepala, dan merupakan tipe daging dengan bo-
pola warna bervariasi antara warna sapi bot jantan dan betina dewasa masing-
Hereford dan Shorthorn (Hafid, 1998). masing mencapai sekitar 1.000 kg dan
Menurut Australian Meat and Livestock 750 kg (Pane, 1986). Sifat yang menonjol
Corporation (1991), sapi ACC meru- yaitu temperamen yang baik dan pertum-
pakan campuran dari Bos Indicus (sapi buhan yang cepat pada pemeliharaan
Brahman) dan Bos Taurus (Sapi British, secara feedlot (Blakely dan Bade, 1992).
Shorthorn dan Hereford), sehingga sapi Sapi Shorthorn dimasukkan ke Australia
ini mempunyai karakteristik menguntung- pada abad ke 19. Kemudian di CSIRO’S
kan dari kedua bangsa tersebut, yaitu Tropical Cattle Research Centre di
mudah beradaptasi terhadap lingkungan Rockhampton disilangkan dengan sapi

35
Hereford dan menghasilkan sapi Here- sifat-sifat seperti: persentase kelahiran
ford Shorthorn (HS) dengan proporsi 81.2%, (2) rataan bobot lahir 28.4 kg,
darah 50% Hereford dan 50% Shorthorn bobot umur 13 bulan mencapai 212 kg
(Turner, 1977; Vercoe dan Frisch, 1980). dan umur 18 bulan bisa mencapai 295
kg, (3) angka mortalitas postnatal sampai
1.1.1.11. Sapi Brahman Cross umur 7 hari sebesar 5.2%, mortalitas se-
Minish dan Fox (1979) menyatakan belum disapih 4.4%, mortalitas lepas sa-
bahwa sapi Brahman di Australia secara pih sampai umur 15 bulan sebesar 1.2%
komersial jarang dikembangkan secara dan mortalitas dewasa sebesar 0.6%, (4)
murni dan banyak disilangkan dengan daya tahan terhadap panas cukup tinggi
sapi Hereford Shorthorn (HS). Hasil per- karena produksi panas basal rendah
silangan dengan Hereford dikenal de- dengan pengeluaran panas yang efek-
ngan nama Brahman Cross (BX). Sapi ini tif, (5) ketahanan terhadap parasit dan
mempunyai keistimewaan karena tahan penyakit sangat baik, serta (6) efisiensi
terhadap suhu panas dan gigitan caplak, penggunaan pakan terletak antara sapi
mampu beradaptasi terhadap makanan Brahman dan persilangan Hereford
jelek serta mempunyai kecepatan per- Shorthorn (Turner, 1977).
tumbuhan yang tinggi. Menurut Winks et al. (1979), jantan
Menurut Turner (1977) sapi Brahman kebiri sapi BX di daerah tropik Quensland
Cross (BX) pada awalnya dikembangkan secara normal performansnya di bawah
di stasiun CSIRO’S Tropical Cattle Re- bangsa sapi eropa. Pada lingkungan
search Centre di Rockhampton Australia. beriklim sedang, steer sapi Hereford leb-
Materi dasarnya adalah sapi American ih cepat pertumbuhannya dibandingkan
Brahman, Hereford dan Shorthorn. Sapi sapi BX. Lebih lanjut dijelaskan, pada
BX mempunyai proporsi 50% darah bobot hidup finishing yang sama produksi
Brahman, 25% darah Hereford dan 25% karkas sapi BX lebih berat dibandingkan
darah Shorthorn. Secara fisik bentuk sapi Frisian karena memiliki persentase
fenotif sapi BX lebih cenderung mirip karkas (dressing percentage) yang lebih
sapi American Brahman karena proporsi tinggi. Bobot karkas sapi Shorthorn ter-
darahnya yang lebih dominan, seperti letak antara sapi Brahman dan Hereford.
punuk dan gelambir masih jelas, bentuk Persentase karkas sapi
kepala dan telinga besar menggantung. Hereford lebih rendah dibandingkan
Sedangkan pola warna kulit sangat ber- sapi BX dan lebih tinggi dibandingkan
variasi mewarisi tetuanya. sapi Frisian. Karkas sapi Frisian memiliki
Sapi Brahman Cross (BX) memiliki persentase tulang lebih tinggi dibanding-

36
kan sapi Shorthorn dan BX. kadar lemak Sebagian besar sapi di Australia
bervariasi mulai dari 4.2% sampai 11.2%, merupakan sapi American Brahman dan
terendah pada sapi Frisian dan tertinggi Santa Gertrudis yang di impor dari Ameri-
pada Shorthorn. ka. Persilangan antara kedua bangsa
Di Indonesia, sapi BX diimpor dari sapi ini dengan sapi Zebu menghasilkan
Australia sekitar tahun 1973 namun bangsa sapi yang sama dengan sapi
penampilan yang dihasilkan tidak sebaik American Brahman dan Santa Gertrudis
dengan di Australia. Hasil pengamatan di yakni Brangus dan Braford. Persilangan
ladang ternak Sulawesi Selatan memper- lebih lanjut menghasilkan sapi Drought-
lihatkan: master yang merupakan hasil persilan-
• persentase beranak 40.91%, gan dengan komposisi darah 3/8-5/8
• calf crop 42.54%, darah Zebu utamanya American Brah-
• mortalitas pedet 5.93%, man yang di impor dari Texas (Payne,
• mortalitas induk 2.92%, 1970). Sementara sapi Brangus mempu-
• bobot sapih umur 8-9 bulan 141.5 kg nyai komposisi darah 5/8 Angus dan 3/8
(jantan) dan 138.3 kg (betina), Brahman (Minish dan Fox, 1979). Contoh
• pertambahan bobot badan se-belum gambar sapi BX tertera pada Gambar 14
disapih sebesar 0.38 kg/hari (Har-
djosubroto, 1984; Ditjen Peternakan
dan Fapet UGM, 1986).

Sumber: dealers.nutrenaworld
Gambar 14. Sapi BX

37
1.1.1.12. Sapi Limousin ta dadanya besar dan berdaging tebal.
Sapi Limousine merupakan ketu- Bulunya berwarna merah mulus. Sorot
runan sapi eropa yang berkembang di matanya tajam, kaki tegap dengan warna
Perancis. Tingkat pertambahan badan pada bagian lutut kebawah berwarna
yang cepat perharinya 1,1.kg. Contoh terang. Tanduk pada sapi jantan tumbuh
sapi Limousine tertera pada gambar 15. keluar dan agak melengkung. Bobot sapi
Ukuran tubuhnya besar dan panjang ser- jantan 850 kg dan betina 650 kg.

Sumber: Vedca, 2007


Gambar 15. Sapi Limousin

1.1.1.13. Sapi Simmental negeri. Kemudian sapi disebar pada 6


Sapi simental berasal dari Swiss, benua. Jumlah sapi Simental diperkira-
dipublikasikan pertama kali pada tahun kan sekitar 60 juta ekor.
1806. Pemanfaatan sapi Simental untuk Pada tahun 1990 bulu sapi Simental
produksi susu, mentega (butter), keju berwarna kuning, merah dan putih. Pada
dan daging serta dimanfaatkan untuk dewasa ini kebanyakan berwarna hitam.
hewan penarik beban. Pada awal 1785 Peternak berkeyakinan sapi hitam mem-
parlemen Swiss membatasi ekpor sapi punyai harga yang lebih baik.
Simental karena mereka kekurangan Sapi Simental adalah jenis sapi jinak
sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam dan mudah untuk dikelola, dan dikenal

38
dengan pola daging yang ekstrim. Sapi umur 2,5 tahun mencapai 1.100 kg. Di
yang asli badannya besar dengan tulang Jawa sapi Simental dikawinkan dengan
iga dangkal, tetapi akhir-akhir ini ukuran sapi Friesian Holstein, untuk mendapat-
sedang lebih disenangi. Sapi jantan be- kan sapi yang performasinya lebih baik.
ratnya 1000 sd 1400 kg, sedang betina Perkawinannya dilakukan dengan
600-850 kg. masa produktif sapi betina cara IB, dimana semen yang di pilih
antara 10-12 tahun. sudah diketahui jenis kelaminnya. Anak
Sapi Simental dikembangkan Indone- simental yang dikehendaki adalah yang
sia tahun 1985 melalui semen beku yang jantan, karena jika betina produksi susu-
dikawinkan dengan sapi PO. Anak sapi nya dan dagingnya kurang baik contoh
yang berumur 2 bulan pertumbuhannya gambar sapi Simental betina dan jantan
pesat sekali. Sapi berumur 23 bulan tertera pada Gambar 16 dan 17.
dapat mencapai bobot 800 kg dan pada

Sumber : Fleckviehupload.wikimedia.org
Gambar 16. Sapi Simental Betina

39
Sumber : Ensiklopedi Wikipedia, 2007
Gambar 17. Simental Jantan

1.1.1.14. Sapi PO sekali. Warna bulu sangat bervariasi,


Sapi Peranakan Ongole (PO) meru- tetapi pada umumnya berwarna putih
pakan persilangan antara sapi Ongole atau putih keabu-abuan. Banyak terdapat
dengan sapi-sapi lokal yg ada di Jawa di pulau Jawa terutama Jawa Tengah
dan Sumatera. Ponok dan gelambir dan Jawa Timur. Contoh gambar sapi PO
kelihatannya kecil atau tidak ada sama tertera pada Gambar 18

Sumber: Vedca, 2007


Gambar 18. Sapi Peranakan Ongole

40
1.1.2. Sapi Tipe Pekerja dari spesies banteng (Bibos Banteng).
Sapi-sapi yang di masukkan dalam Contoh gambar Banteng liar tertera pada
kelompok sapi tipe pekerja pada umum- Gambar 19. Tujuan utama pemeliharaan
nya mempunyai tubuh yang besar, per- digunakan sebagai penghasil daging,
ototannya kuat, tulangnya kuat dan besar kerja penarik bajak, dan kultur sosial lain-
serta tidak ada pelekatan lemak dibawah nya. Sampai saat ini telah di distribusikan
kulit. Mempunyai kulit kuat dan tahan pada 22 propinsi. Warna sapi jantan
terhadap berbagai cuaca. Sapi-sapi asli adalah merah kecoklatan, dengan warna
dari Indonesia pada umumnya termasuk putih pada sekitas pantat. Sedangkan
dalam kelompok sapi tipe pekerja, se- sapi betina kuning kemerah-merahan
bagai contoh sapi bali, sapi madura dan sampai coklat dengan warna putih pada
sapi grati. sekitas pantan dan paha. Bentuk tanduk
pada sapi jantan berbentuk U. Di Sulawe-
1.1.2.1. Sapi Bali si selatan sapi bali dikawinkan dengan
Ditinjau dari sistematika ternak, sapi sapi ongole, tetapi darah sapi bali masih
Bali masuk familia Bovidae, Genus bos dominan.
dan Sub-Genus Bovine. yang termasuk Menurut Hardjosubroto (1994) bah-
dalam sub-genus tersebut adalah; Bibos wa ada tanda-tanda khusus yang harus
gaurus, Bibos frontalis dan Bibos son- dipenuhi sebagai sapi Bali murni, yaitu
daicus, sedang Williamson dan Payne warna putih pada bagian belakang paha,
menyatakan bahwa sapi Bali (Bos-Bibos pinggiran bibir atas, dan pada paha kaki
Banteng) yang spesies liarnya adalah bawah mulai tarsus dan carpus sampai
banteng termasuk Famili bovidae, Genus batas pinggir atas kuku, bulu pada ujung
bos dan sub-genus bibos. Sapi Bali mem- ekor hitam, bulu pada bagian dalam
punyai ciri-ciri khusus antara lain; warna telinga putih, terdapat garis belut (garis
bulu merah bata, tetapi yang jantan hitam) yang jelas pada bagian atas pung-
dewasa berubah menjadi hitam. Satu gung, bentuk tanduk pada jantan yang
karakter lain yakni perubahan warna sapi paling edial disebut bentuk tanduk silak
jantan kebirian dari warna hitam kembali congklok yaitu jalannya pertumbuhan
pada warna semula yakni coklat muda tanduk mula-mula dari dasar sedikit ke-
keemasan yang diduga karena makin luar lalu membengkok keatas, kemudian
tersedianya hormon testosteron sebagai pada ujungnya membengkok sedikit ke-
hasil produk testis. Sapi Bali merupakan luar.
sapi asli Indonesia, yang didomestikasi

41
Sumber :Ensiklopedi Wikipedia, 2007
Gambar 19. Banteng Liar

Pada yang betina bentuk tanduk Produktivitas adalah hasil yang di-
yang ideal yang disebut manggul gangsa peroleh dari seekor ternak pada ukuran
yaitu jalannya pertumbuhan tanduk satu waktu tertentu (Hardjosubroto, 1994),
garis dengan dahi arah kebelakang se- dan Seiffert (1978) menyatakan bahwa
dikit melengkung kebawah dan pada produktivitas sapi potong biasanya din-
ujungnya sedikit mengarah kebawah yatakan sebagai fungsi dari tingkat re-
dan ke dalam, tanduk ini berwarna hitam. produksi dan pertumbuhan.
Contoh gambar sapi Bali tertera pada Wodzicka Tomas zewska et al.
Gambar 20 dan 21. Saat ini penyebaran (1988) menyatakan bahwa aspek pro-
sapi Bali telah meluas hampir keseluruh duksi seekor ternak tidak dapat dipisah-
wilayah Indonesia, konsentrasi sapi Bali kan dari reproduksi ternak yang bersang-
terbesar adalah di Sulawesi Selatan, Pu- kutan, dapat dikatakan bahwa tanpa
lau Timor, Bali dan Lombok. Pane (1989) berlangsungnya reproduksi tidak akan
menyatakan bahwa jumlah sapi Bali di terjadi produksi. Dijelaskan pula bahwa
Sulawesi Selatan dan Pulau Timor telah tingkat dan efesiensi produksi ternak
jauh melampaui populasi sapi Bali di- dibatasi oleh tingkat dan efesiensi re-
tempat asalnya (Pulau Bali). Pada tahun produksinya. Dalton (1987) menyatakan
1991 ditaksir jumlah sapi Bali di Indonesia bahwa produktivitas ternak merupakan
sekitar 3,2 juta, dengan jumlah terbanyak hasil pengaruh genetik dan lingkungan
di Sulawesi Selatan (1,8 juta ekor), Nusa terhadap komponen produktivitas.
Tenggara Timur (625 ekor) dan Pulau
Bali (456 ekor) (Hardjosubroto, 1994.)

42
Sumber : bp0.blogger.com
Gambar 20. Sapi Bali Jantan

Sumber : www.formatnews.com
Gambar 21. Sapi Bali Betina

43
Selanjutnya Warwick dan Lagetes apabila tidak didukung oleh lingkungan
(1979) menyatakan bahwa performansi yang baik dimana ternak hidup atau
seekor ternak merupakan hasil dari pe- dipelihara, sebaliknya lingkungan yang
ngaruh faktor keturunan dan pengaruh baik tidak menjamin panampilan apabila
komulatif dari faktor lingkungan yang di- ternak tidak memiliki mutu genetik yang
alami oleh ternak bersangkutan sejak ter- baik. Trikesowo et al. (1993) menyatakan
jadinya pembuahan hingga saat ternak bahwa yang termasuk dalam komponen
diukur dan diobservasi. Hardjosubroto produktivitas sapi potong adalah jumlah
(1994) dan Astuti (1999) menyatakan kebuntingan, kelahiran, kematian, panen
bahwa faktor genetik ternak menentukan pedet (calf crop), perbandingan anak
kemampuan yang dimiliki oleh seekor jantan dan betina, jarak beranak, bobot
ternak sedang faktor lingkungan mem- sapih, bobot setahun (yearling), bobot
beri kesempatan kepada ternak untuk potong dan pertambahan bobot badan.
menampilkan kemampuannya. Ditegas- Tabel 6 menunjukkan rataan persentase
kan pula bahwa seekor ternak tidak akan kelahiran, kematian dan calf crop bebe-
menunjukkan penampilan yang baik rapa sapi potong di Indonesia.

Tabel 6. Rataan Persentase Kelahiran, Kematian dan Calf Crop beberapa


Sapi Potong di Indonesia

Bangsa Kelahiran Kematian Calf crop

Brahman 50,71 10,35 48,80


Brahman cross 47,76 5,58 45,87
Ongole 51,04 4,13 48,53
Lokal cross 62,47 1,62 62,02
Bali 52,15a 2,64b 51,40c
Sumber: Januar(1985)

Astuti et al. (1983) dan Keman (1986) (1980); Djanuar (1985); Keman (1986)
menyatakan bahwa produktivitas ternak menyatakan bahwa produktivitas sapi
potong di Indonesia masih tergolong daging dapat ditingkatkan baik melalui
rendah dibanding dengan produktivitas modifikasi lingkungan atau mengubah
dari ternak sapi di negara-negara yang mutu genetiknya dan dalam praktek
telah maju dalam bidang peternakan- adalah kombinasi antara kedua alternatif
nya, namun demikian Vercoe dan Frisch diatas.

44
1.1.2.2. Sapi Madura ragaman jenis sapi telah dikembangkan
Sapi Madura merupakan hasil per- oleh orang madura. Secara umum tubuh
silangan sapi Bali (Bibos banteng), sapi kecil dan berkaki pendek. Sapi jantan
Ongole (Bos indicus) dan sapi Jawa (bos mempunyai punuk yang berkembang
javanicus). Warna sapi merah kecoklat- baik dan jelas, sedangkan sapi betina
an tanpa warna putih di pantat. Kese- tidak berpunuk.

Sumber : Ensiklopedi Wikipedia, 2007


Gambar 22. Sapi Madura Untuk Karapan

Pada kepala terdapat tanduk kecil, 1.1.3. Sapi Tipe Perah


melengkung ke depan dan melingkar Sapi perah adalah sapi-sapi yang
seperti bulan sabit. Bobot sapi jantan 300 mempunyai kemampuan memproduksi
kg dan sapi betina 250 kg. berat pedet air susu dalam jumlah yang cukup ban-
pada waktu lahir 12-18 kg. umur dewasa yak. Sapi perah pada umumnya mempu-
kelamin 20-24 bulan. Pertambahan berat nyai bentuk tubuh bagian belakang me-
badan 0,25-0,6 kg per hari. Persentase lebar kesegala arah sehingga terdapat
karkas 48-63% dan perbandingan daging kebebasan untuk pertumbuhan ambing
tulang adalah 5,84 :1. Sapi Madura ban- atau mempunyai bentuk trapesium. Jenis
yak digunakan untuk lomba pacuan sapi sapi perah antara lain:
yang dikenal dengan karapan sapi. Con- • Sapi Friesian holstein (FH)
toh gambar Sapi Madura untuk karapan • Sapi Grati
sapi tertera pada Gambar 22. • Sapi Jersey

45
• Sapi Sahiwal Australia serta Selandia baru, Amerika,
• Sapi Brown swiss Kanada, dan Jepang. Warnanya putih
• Sapi Guernsey dan hitam dan sangat disukai peternak.
• Sapi Ayrshire Sapi FH memiliki performansi yang baik
• Australian Illawara Shorthorn sebagai penghasil daging dan susu.
• Sapi Autralian Milking Zebu Distribusinya sebagian di dataran tinggi
(700 m di atas permukaan laut) dengan
1.1.3.1. Sapi FH temperatur antara 16-23º C, lembab dan
Sapi FH sangat populer sebagai sapi basah di pulau Jawa. Contoh gambar
perah. Pertama dibawa dari pulau Fries sapi FH betina tertera pada Gambar 23.
Land barat Belanda dan sebagian dari

Gambar 23. Sapi FH Betina

Sapi Holsteins dapat dikenali de- mencapai 400 kg, diharapkan umur pada
ngan cepat dari warnanya yaitu putih waktu pertama kali melahirkan antara
dan hitam/merah serta produksi susunya 24-27 bulan. Lama kebuntingan sekitar
yang tinggi. Berat pedet yang baru lahir 9 bulan. Dengan lama produksi sekitar
dapat mencapai 45 kg, berat dewasa 6 tahun. Produksi susunya di Amerika
dapat mencapai 750 kg dengan tinggi 58 8.000 liter dengan lemak 330 kg dan
inchi. protein 275 kg per ekor per tahun. Di
Sapi dara dapat dikawinkan pada Indonesia produksi susu masih rendah,
umur 15 bulan, jika berat badan sudah pertahun berkisar 3.000 liter.

46
1.1.3.2. Sapi Grati hasil susu. Ukuran sapi kecil berkisar 360
Sapi grati merupakan hasil persilan- sampai 540 kg untuk sapi betina dan 540
gan sapi FH dengan sapi Jawa-ongole. sd 820 kg untuk sapi pejantan. Kandung-
Sapi Grati dikembangkan di dataran ren- an lemak susu pada susu sapi jersey
dah di daerah Grati, Jawa Timur. Popu- tinggi. Jenis sapi ini belum ada di Indone-
lasi sapi Grati sekitar 10.000 ekor. sia. Warna sapi bervariasi dari abu-abu
terang sampai hitam. Paha, kepala dan
1.1.3.3. Sapi Jersey bahu sapi warnanya lebih gelap daripada
Sapi Jersey berasal dari pulau Jer- warna tubuhnya. Gambar sapi Jersey
sey di Inggris, digunakan sebagai peng- betina tertera pada Gambar 24.

Sumber: Wikipedia, 2007


Gambar 24 Sapi Jersey Betina

1.1.3.4. Sapi Sahiwal Cross bisa bertahan hidup, karena Holstein me-
Habitat asli sapi Holstein di Holland mang punya daya adapatasi yang cukup
memang beda dengan kondisi Indonesia. baik.
Kondisi disini mencakup: iklim, fauna dan Untuk di Indonesia, sapi perah bi-
vegetasi sebagai pensuplai nutrisi (pa- asanya dipelihara dengan penyediaan
kan). Holstein murni memang kurang pakan yang tidak maksimal. Penyediaan
nyaman bila dipaksa tinggal dan bermu- rumput berkualitas rendah tidak cukup
kim di negeri kita. Kalau dipaksa, tentu

47
untuk mensuplai kebutuhan energi untuk mempertahankan diri terhadap sengatan
hidup pokok. Setelah kebetuhan hidup panas dan kelembaban yg tinggi, tahan
pokok terpenuhi maka ternak baru akan terhadap serangan serangga dan parasit.
menggunakan suplai energinya untuk Mikroba rumen yang hidup di dalamnya
memproduksi susu. Jadi ada korelasi juga mampu mencerna vegetasi yang
yang sangat signifikan antara pakan dan khas untuk daerah tropis, yang notabene
poduksi susu disamping dukungan fak- mengandung serat kasar dan lignin yang
tor genetik. Max Dowell, ahli genetik tinggi. Ukuran tubuhnya yang lebih ram-
sapi perah dari Cornell menyarankan, ping, juga lebih pas untuk daerah tropis.
sapi perah yang cocok dengan iklim Berat sapi dewasa sekitar 300-400 kg,
Indonesia dengan mengawinsilangkan berat lahir 18-23 kg. Produksi susu per-
sapi FH dengan sapi perah daerah tro- tahun 1.800 kg, dengan lama laktasi 220
pis, misalnya sapi sahiwal dari India. hari, dewasa kelamin pada umur 16 bu-
Kapasitas produksi Holstein silangan lan. Contoh gambar sapi Sahiwal betina
ini tentu tidak sebagus Holstein aslinya, dan jantan tertera pada Gambar 25 dan
tapi sapi hybreed ini kampiun dalam 26.

Sumber : image50.webshots
Gambar 25. Sahiwal Betina

48
Sumber : www.pakistanpaedia.com
Gambar 26. Sahiwal Jantan

1.2. Ternak Kerbau adaptasinya yang luas ke berbagai dae-


rah di dunia. Menurut Rukmana R (2003)
Ternak kerbau merupakan ternak ada beberapa jenis kerbau yang ada di
ruminansia. Berdasarkan taksonominya India, diantaranya kerbau Murrah, kerbau
maka kerbau termasuk dalam : Surti, kerbau Nilli, kerbau Mehsana dan
Filum : Chordata kerbau Nagfuri. Sedangkan di negara
Subfilum : Vertebrata Indonesia ada empat jenis kerbau yang
Kelas : mammalia telah dikembangkan yaitu kerbau lumpur,
Sub famili : Bovinae kerbau rawa, kerbau murrah dan kerbau
Genus : Buballus lokal.
Species : Dari hasil penelitian Mason (1969)
• Buballus arnee Kerbau Indonesia merupakan modifikasi
• Buballus depressicornis antara bentuk antelope dan sapi, dan di-
• Buballus mindorensis golongkan menjadi 4 kelompok yaitu:
• Buballus caffer • Anoa (Buballus depresi cornis) ada-
• Buballus merah lah sekelompok anoa yang terdapat
Kerbau mempunyai beberapa bang- di Sulawesi
sa atau jenis, akibat dari penyebaran dan

49
• Borneo buffalo (Buballus arneehosei) 1.2.3. Kerbau Murrah
adalah jenis kerbau lumpur yang ada
di Kalimantan Kerbau Murrah adalah salah satu jen-
• Kerbau-banteng Delhi: yaitu Kerbau is kerbau perah yang banyak diternakkan
sungai, terdapat di Sumatera di Indonesia. Kerbau ini banyak terdapat
• Bos arni: adalah Kerbau yang ter- di daerah sekitar Medan Sumatera Utara.
dapat di Asia Tenggara Kerbau Murah merupakan kerbau perah
yang paling penting.
1.2.1. Kerbau Lumpur Ciri-ciri kerbau Murrah adalah:
• memiliki bentuk tubuh padat
Kerbau lumpur banyak ditemu di Asia • tubuhnya kuat, punggungnya pendek
Tenggara seperti Vietnam, Laos, Kam- dan luas
boja, Thailand, Malaysia maupun di In- • leher ringan dan kepala seimbang
donesia. Kerbau lumpur mempunyai sifat dengan bagian tubuhnya yang pa-
senang berkubang dalam lumpur. Pada dat,
umumnya kerbau Lumpur merupakan • ekornya mempunyai bulu kipas ber-
tipe pekerja yang ulet, baik sebagai pe- warna putih yang meluas sampai
ngolah (membajak) sawah maupun se- separuh bagian hock,
bagai penarik gerobak. Namun demikian • tanduknya melingkar dalam bentuk
kerbau lumpur juga cocok pula sebagai spiral. Kerbau Murrah mempunyai
penghasil daging. ambing susu yang berukuran besar.

1.2.2. Kerbau Rawa 1.2.4. Kerbau Lokal

Kerbau rawa terdapat Di Sumatera Kerbau lokal terdapat di seluruh In-


Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Se- donesia. Warna tubuhnya pada umum-
latan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa nya hitam tetapi ada juga yang berwarna
Timur, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, putih. Kerbau Lokal yang berwarna hitam
Timor, Selawesi utara sulawesi tenggara pada umumnya digunakan untuk upaca-
dan Sulawesi tengah. Di Kalimantan Se- ra keagamaan sedangkanyang berwarna
latan kerbau rawa disebut dengan kerbau putih umumnya digunakan sebagai ter-
kalang. Kerbau Rawa mempunyai sifat nak kerja karena disamping lebih kuat
yang mirip dengan kerbau Lumpur yaitu juga lebih tahan terhadap terik matahari.
suka mandi di air.

50
2. Menentukan Umur Ternak nama induk, tipe kelahiran, berat lahir,
berat sapih, jenis penyakit yang per-
Penentuan umur ternak biasa di- nah menyerang, tanggal vaksinasi dll.
lakukan oleh peternak dengan maksud- Metode ini adalah yang paling tepat dan
maksud tertentu. Adapun tujuan daripada akurat dibanding dengan cara-cara yang
penentuan umur ternak pada umumnya lain, namun biasanya peternak belum
adalah sebagai berikut banyak yang melakukan rekording dalam
• Untuk penentuan bibit yaitu apabila manajemen pemeliharaannya, sehingga
diinginkan memilih ternak yang se- menemukan kesulitan untuk menentukan
tepat-tepatnya untuk tujuan bibit umur ternak
• Untuk tujuan pemeliharaan, yaitu un-
tuk mengetahui sampai umur berapa 2.2. Wawancara
ternak tersebut masih produktif untuk
dipelihara dan apabila dipandang Penentuan umur dengan cara men-
sudah tidak produktif maka harus gadakan wawancara adalah dengan
berani memutuskan merubah bentuk menanyakan secara langsung pada
usahanya. pemilik ternak tersebut baik mengenahi
• Untuk tujuan preventif, terutama tanggal kawin, tanggal lahir, nama induk,
pada ternak yang tidak sehat/sakit tipe kelahiran, berat lahir, berat sapih dll.
agar dapat dengan tepat diketahui Ketepatan dan keakuratan hasil sangat
dosis pengobatannya tergantung dari kejujuran dari peternak
• Untuk menghindari pemalsuan pada yang diwawacarai nya.
proses jual beli ternak terutama di-
pasaran 2.3. Habitusnya (tingkahlaku)
Ada beberapa cara yang dapat di-
lakukan untuk menentukan atau menaksir Kebiasaan ternak pada umumnya
umur ternak, beberapa diantaranya: secara alami bahwa pada ternak yang
sehat atau yang muda mempunyai tem-
2.1. Catatan (recording) peramen yang lebih lincah dari ternak
yang tidak sehat atau yang sudah tua.
Menentukan umur ternak dengan
cara melihat catatat dilakukan dengan 2.4. Gelang atau Cincin pada Tanduk
melihat catatan dari pemilik ternak.
Biasanya catatan (recording) ternak Yang dimaksud dengan melihat
mengenahi tanggal kawin, tanggal lahir, gelang atau cincin pada tanduk adalah

51
melihat adanya tanda-tanda cincin tan- 2.6. Pertumbuhan Gigi
duk. Proses terjadinya cincin tanduk
adalah sebagai berikut. Selama ternak Yang dimaksud untuk melihat gigi
tersebut bunting, dimana setiap ternak adalah meliputi :
mempunyai variasi lama bunting yang • Mulai timbulnya gigi
berbeda-beda, dimana didalam rahim • Pergeseran bidang asah gigi
foetus untuk dapat melakukan pertum- • Pergantian gigi
buhan nya dibutuhkan sari-sari makanan • Tanggal/lepasnya gigi
(zat gizi) yang tidak sedikit, sehingga • Mulai terbentuknya bintang gigi
untuk memenuhinya maka sari-sari ma- Dalam menentukan umur ternak
kanan yang seharusnya dipergunakan dengan melihat pertumbuhan gigi, perlu
untuk kebutuhan pertumbuhan tanduk diperhatikan bentuk gigi dari jenis ternak
sementara diperhentikan. Akibat terhenti- apakah herbivora, carnivora dan omniv-
nya suplay makanan untuk pertumbuhan ora. Ada perbedaan bentuk dan kondisi
tanduk maka pertumbuhan tanduk akan gigi antara hewan herbivora, comnivora
terhenti dan ini menyebabkan terjadi dan omnivora. Pada ternak herbivora
bentuk cincin pada diameter tanduk. Hal (contoh:sapi, kerbau dll) mempunyai ben-
ini dapat dilihat terutama pada sapi dan tuk gigi yang lebih besar daripada gigi
kerbau yang suplay makanan kurang. ternak carnivora, karena tugasnya lebih
Penentuan umur ternak dengan me- berat daripada gigi cornivoranya.
lihat cincin tanduk dapat dihitung dengan Menurut klasifikasinya gigi dapat
menggunakan rumus: Umur ternak = x + dibedakan atas:
2. Namun cara ini mempunyai kelemah- • Gigi seri (dentis incesivi)
an dipasaran, karena cincin tanduk dapat • Gigi taring (dentis canimis)
dihapus dengan cara mengikir tanduk • Gigi geraham muka (Praemolaris)
ternak. yaitu molar yang masih bisa berganti
• Gigi geraham belakang (Molaris)
2.5. Pertumbuhan Bulu yaitu molar yang tidak berganti

Pada umumnya bahwa ternak yang Formula gigi ternak ruminansia adalah :
masih muda pertumbuhan bulunya kasar
I0 C0 P3 M3 = 32
tidak teratur dan lebih panjang daripada
yang tua yaitu pendek, teratur dan halus.
Formula gigi : I4 C0 P3 M3

52
Keterangan : • Gigi seri tengah dalam terasah penuh
I : gigi seri (Incesivus) umur 14 bulan
C : gigi taring (Caninus)
P : geraham depan (Pre molar) 2.6.2. Periode bulan I- 1,5 th.
M : geraham belakang (Molar)
Dalam menentukan umur dengan Pada periode ini harus sudah mem-
melihat pertumbuhan gigi, perlu diper- perhatikan adanya bidang asahan, di-
hatikan perbedaan antara gigi temporer mana :
dan gigi permanen. Perbedaan gigi seri • Gigi seri dalam (dent incesivus
temporer dengan gigi permanent adalah: daciduil I) mulai terasah paling sedikit
• Bentuk gigi temporer lebih kecil dari- umur 45 hari.
pada permanen • Gigi seri tengah dalam (dent in-
• Gigi temporer dapat berganti gigi per- cesivus decidual I) mulai terasa
manen tetap sesudah berumur 50 hari)
• Warna gigi temporer putih, gigi per- • Gigi seri tengah luar ( dent incisivus
manen kekuning-kuningan decidual III) mulai terasah sesudah
• Bagian mahkota relatif lebih kecil umur 70 hari.
bentuknya daripada permanen. • Gigi seri luar (dent incesivus decudual
Ada pembagian periode dalam pe- IV) sudah terasah umur 3 bulan.
nentuan umur, yaitu :
2.6.3. Periode I,5 - 4 tahun
2.6.1. Periode I (bulan I)
Pada periode ini perlu memperhati-
Pertumbuhan gigi pada bulan per- kan pergantian gigi temporer ke perma-
tama ini dapat diketahui sebagai berikut: nent, dan hasilnya sebagai berikut :
• Sebagian besar sejak lahir semua Id • Gigi seri I berganti pada akhir tanun
sudah tumbuh ke II
• Pedet yang belum tumbuh Id 4 nya • Gigi seri tengah dalam pada awal
umurnya kurang dari 15 hari tahun ke III
• Apabila Id semua sudah tumbuh dan • Gigi seri tengah luar berganti pada
letaknya tersusun rapi (bentuk yang awal tahun ke IV
mirip) umurnya sudah satu bulan. • Gigi seri luar berganti pada awal
• Gigi seri dalam terasah penuh umur tahun ke V.
10-12 bulan

53
2.6.4. Periode 4 th ke atas/ lebih Sapi tidak dapat melihat, mencium
bau atau mendengar lingkungannya sep-
Pada ternak yang umurnya lebih dari erti yang dilakukan manusia. Mata sapi
4 tahun maka terlihat bentuk giginya: terdapat pada kedua sisi kepalanya. Sapi
• Semua gigi seri permanen sudah melihat dan memperkirakan jarak benda
tumbuh sempurna, perkiraan sapi disampingnya dengan satu mata (mon-
berumur 4 tahun ocular vision) dan pandangan dimuka
• Luas bidang asahan pada I1 bagian kepalanya dengan dua mata (binocular
yang terasah setengah bagian dari vision).
luas seluruhnya, perkiraan sapi
berumur 5 tahun Sapi cukup sensitif dengan gerakan
• Luas bidang asahan I2 setengah atau suara yang mengejutkan. Seekor
bagian dari luas seluuhnya perkiraan pejantan akan sangat agresif pada saat
sapi berumur 6 tahun musim kawin, demikian pula sapi yang
• Luas bidang asahan I3 setengah ba- baru melahirkan akan selalu melindungi
gian dari luas seluruhnya, perkiraan anaknya dengan segala kekuatannya,
umur 7 tahun sehingga peternak harus mengetahui
• Bentuk semua bidang asahan sudah apa karakteristik dari sapi. Peternak ha-
berlekuk perkiraan umur 8-9 tahun rus tanggap atau respek pada kemam-
• Bentuk bidang asahan bagian yang puan ternak sapi seperti kekuatan dan
terasah merupakan segi empat, per- kecepatan dari sapi, sehingga tidak ada
kiraan umur 10 tahun keragu-raguan atau rasa takut dalam
• Bentuk bidang asahan membulat melakukan penangananan ternak sapi.
perkiraan umur 12-13 tahun Keragu-raguan dan rasa takut merupa-
• Bentuk bidang asahan lonjong kan rintangan yang akan memberhen-
terbalik (kerucut terbalik) perkiraan tikan peternak untuk bereaksi dengan
umur 14-15 tahun tenang dan penuh perhatian.
3. Identifikasi Tingkah Laku Ternak
Pengetahuan tentang tingkah laku
Seorang peternak perlu memahami sapi sangat mendukung dalam pen-
bagaimana behaviour atau tingkah laku dugaan ternak memberikan respon.
dari ternak yang akan ditanganinya. Bila Pendugaan reaksi sapi adalah salah satu
memahami tingkah laku sapi, dapat didu- kunci penangananan sapi.
ga bagaimana sapi tersebut memberikan
respon bila diberi stimulus.

54
Ternak akan memberikan respon bila tergantung pada bangsa dan kemudian
diberi stimulus. Sehingga amatlah pent- menjadi lebih agresif dan bahkan men-
ing untuk mengetahui respon dari sapi guasai areal tertentu serta menyerang
dalam berbagai macam situasi. Stimulus pengganggu-pengganggu di wilayahnya.
yang diberikan harus dapat dikontrol se- Seorang peternak mungkin dapat terluka
hingga tidak menciptakan respon yang karena ulah dari perkelahian sapi ketika
tidak terkendali. sapi-sapi jantan tersebut dalam keadaan
yang tidak terkendali. Untuk menghindari
Arausal adalah kunci lain dari ke- keadaan kacau akibat tingkah laku sapi
berhasilan penangananan ternak sapi. jantan tersebut, maka harus diusahakan
Arausal dapat digambarkan sebagai jalan keluar yang tepat.
tingkah aktivitas dari seekor ternak. Ini
dapat diamati dari mulai tidur sampai kon- Sapi potong betina mungkin juga pada
disi yang paling ekstrim seperti menan- suatu saat seperti setelah melahirkan,
duk atau menendang bahkan menyerang akan menyerang sapi lainnya atau seorang
dengan membabi buta. peternak untuk melindungi anaknya.

Secara umum pemahaman arausal Sapi potong dapat melukai peternak


dimaksudkan menjaga ternak setenang dan merusak fasilitas yang ada, sebagai
mungkin, sehingga mereka bergerak de- akibat benturan-benturan dan kecepatan
ngan tenang. Stimulus pada ternak dalam bergerak serta agresifitasnya, jangan
beberapa cara dapat meningkatkan atau salah menduga atau memperkirakan ke-
menurunkan tingkat dari arausal. cepatan, arah dan ketepatan bila seekor
sapi menendang. Sapi yang berdiri
Tingkah laku sosial sapi bervariasi biasanya menendang keluar dengan
menurut umur dan bangsa, dibandingkan membentuk sudut 45 derajat kearah be-
dengan domba. Sapi muda tidak meng- lakang. Tetapi sapi yang sedang berger-
ikuti induknya saat setelah dilahirkan se- ak cenderung untuk menendang kearah
perti halnya domba. Sapi muda berbaring belakang secara lurus.
secara tenang diantara makanan pada
suatu tempat dimana induknya sedang Banyak hal-hal yang berkaitan de-
merumput. ngan sapi potong juga diterapkan pada
sapi perah. Pada sapi perah banyak
Penjantan muda cenderung untuk ber- tingkah laku yang harus dipelajari dari
main, tetapi hanya sampai umur tertentu, pengalaman. Sapi perah sering meng-

55
alami stres, karena suatu perubahan oleh bagaimana manajemen pemeli-
yang rutin. Hal ini meningkatkan tingkat haraan yang diterapkan. Apabila manaje-
arausal dan dapat membuatnya sukar men budidaya atau pemeliharaan yang
untuk dikendalikan serta mengakibatkan diterapkan bagus, maka kemungkinan
produksi sapi menurun. Sebagai contoh berhasilnya suatu usaha juga sangat
perubahan rutin pada pergantian peme- besar. Manajemen pemeliharaan ternak
rah, isolasi sapi perah dari kelompoknya menyangkut bebera hal, salah satunya
untuk inseminasi buatan dan lain-lain. adalah bagaimana cara/teknik menan-
gani atau handling ternak dengan benar.
Sapi adalah hewan sosial dan sapi Sehingga tidak menyebabkan cidera
sangat mudah terpisah dari kelom- bagi ternak dan sipelakui handling. Hal
poknya, jika diganggu oleh sapi lainnya. ini sangat penting karena penanganan
Sapi-sapi yang baru melahirkan tidak se- ternak ruminansia akan jauh berbeda
lalu seagresif sapi potong betina dalam dengan ternak unggas.
mempertahankan anaknya. Bagaimana
seekor induk sapi perah dapat berubah Ternak ruminansia seperti sapi, dan
menjadi agresif, karena teriakan atau kerbau memiliki tenaga yang lebih besar/
gonggongan seekor anjing. kuat dibandingkan dengan ternak ung-
gas. Disamping mempunyai tenaga yang
Pejantan sapi perah sering pula besar/kuat, ternak tersebut mempunyai
menguasai tempat tertentu dan dapat tanduk untuk menyeruduk yang berba-
menjadi agresif, serta berbahaya bagi haya bagi keselamatan orang yang akan
peternak atau sapi lainnya. menangani serta bisa menendang.

Sapi perah suka menggosok-gosok- 4. Prinsip Pemberian Pakan


kan badannya pada dinding pagar dan
membuatnya menjadi tenang. Jika ingin Ternak memerlukan pakan untuk
menyentuhnya, maka usahakan agar kebutuhan pokok hidup, pertumbuhan
sapi tersebut melihat terlebih dahulu. dan produksi. Kebutuhan pokok hidup
Tindakan yang mengejutkan dapat mem- meliputi menjaga temperatur tubuh, ber-
buatnya menendang. nafas, aktifitas, fungsi metabolisme tubuh
dan lain-lain. Untuk ternak yang masih
Keberhasilan didalam budidaya atau muda yang dalam masa pertumbuhan,
pemeliharan ternak sangat ditentukan maka ternak akan memerlukan pakan

56
lebih banyak untuk pertumbuhan badan- • faktor genetic
nya. Sedangkan untuk produksi tergan- • tipe bangsa ternak
tung dari tujuan pemeliharaan ternak,
bisa berupa produksi susu, atau daging. 4.1.2. Lingkungan
Pada ternak yang bunting memerlukan
pakan untuk pertumbuhan janin yang di- Faktor lingkungan berpengaruh lang-
kandungnya, disamping untuk kebutuhan sung dan tidak langsung terhadap ternak.
pokok hidup induknya. Faktor yang berpengaruh langsung me-
liputi temperatur, kelembaban dan sinar
4.1. Kebutuhan Pakan matahari.

Kebutuhan pakan bervariasi tergan- Temperatur


tung dari jenis ternak, lingkungan, kecer-
Ternak perlu menjaga temperatur
naan pakan, selera dll
tubuh idealnya. Perbedaan temperatur
tubuh ternak dan lingkungannya akan
4.1.1. Jenis Ternak
mempengaruhi kebutuhan pakan ternak
tersebut. Semakin tinggi perbedaan tem-
Permintaan fisiologis ternak untuk
peratur ternak dengan lingkungannya
hidup pokok, pertumbuhan dan produksi
makin banyak energi yang di perlukan
berbeda antara ternak yang satu dengan
untuk menjaga temperatur tubuhnya
yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh
dengan demikian semakin banyak pakan
kapasitas dari saluran pencernaan dari
yang di konsumsi ternak tersebut.
ternak yang bersangkutan. Faktor-faktor
yang berpengaruh dari ternak meliputi, Sebaliknya temperatur lingkungan
bobot badan, jenis kelamin, umur, faktor yang tinggi akan menurunkan tingkat
genetik dan tipe bangsa ternak : konsumsi ternak. Ternak di daerah dingin
• ternak yang bobot badannya lebih (dataran tinggi) memerlukan pakan lebih
besar akan memerlukan pakan yang banyak di banding ternak daerah panas
lebih banyak. Hal ini dikarenakan (dataran rendah). Perubahan tingkat kon-
kebutuhan nutrisi untuk kebutuhan sumsi setiap ternak berbeda-beda. Mis-
hidup pokok, pertumbuhan dan alnya sapi Holstein, Jersey dan Brahman
produksi makin banyak. akan berubah tingkat konsumsinya pada
• jenis kelamin temperatur lingkungan 21,1º C, 23,9º C
• umur dan 35 º C.

57
Kelembaban trat di susun dari beberapa bahan pakan
semacam biji-bijian, bungkil kedelai, te-
Kelembaban dapat pula mempenga- pung limbah ternak, lemak dan campuran
ruhi mekanisme pengaturan temperatur vitamin-mineral. Bahan pakan tersebut
tubuh. Pengeluaran panas dengan jalan dengan bantuan mikroba didalam perut
berkeringat ataupun melalui respirasi akan menghasilkan energi dan nutrisi
akan lebih cepat di daerah yang ker- yang penting untuk pertumbuhan, re-
ing. Kelembaban ini terutama penting di produksi dan kesehatan ternak.
perhatikan di daerah tropis. Contoh sapi
Brahman akan menurun konsumsinya 4.2.1. Energi
pada suhu 23º C dan kelembaban udara
meningkat. Energi bukan merupakan nutrisi,
tetapi merupakan hasil dari proses oksi-
Sinar Matahari. dasi bahan pakan yang akan menghasil-
kan energi dan nutrisi selama proses me-
Tubuh ternak dapat pula memperoleh tabolisme. Nilai energi dari bahan pakan
panas secara langsung dari sinar ma- dapat diekspresikan dengan beberapa
tahari. Tingkat penyerapan panas tergan- cara. Deskripsi tersebut berhubungan
tung pada tipe kulit hewan bersangkutan. dengan nilai energi, termasuk pengu-
Warna kulit tidak gelap, licin mengkilap, kuran (digestible energy, metabolisme
akan memantulkan cahaya lebih banyak energy dll).
dari pada ternak dengan kulit kasar, dan
gelap. Demikian pula bulu yang melekat 4.2.1.1. Pengukuran Unit Energi
pada kulit dapat berfungsi sebagai pena- Unit pengukuran energi dapat meng-
han panas. gunakan kalori, erg atau Joule. Satuan
tersebut dapat dikonversi antara satu
4.2. Kebutuhan Nutrisi satuan dengan satuan lainnya dan
semua unit satuan benar. Di Amerika
Kebutuhan nutrisi untuk hidup dan menggunakan satuan Joules sedangkan
produksi ternak ruminansia dipenuhi di Indonesia menggunakan satuan kalori.
dengan memberikan pakan yang berupa Masing-masing unit satuan dijelaskan
hijauan dan konsentrat. Hijuan terdiri dari sebagai berikut:
rumput dan leguminosa. Pakan konsen-

58
Kalori (Cal) dan air (H2O). Pengukuran GE menggu-
nakan bom kalorimeter dengan tekanan
Satu kalori adalah panas yang di- oksigen 25 sampai 30 atmosphere.
perlukan untuk menaikkan temperatur
1 gram air dari 16,50C menjadi 17,50C. 4.2.1.2. Terminologi Energi
Karena panas spesifik air berubah de-
ngan temperatur maka secara lebih aku- Beberapa singkatan telah digunakan
rat 1 kalori sama dengan 4,184 joules. untuk mendeskripsikan fraksi energi pada
sistem ternak. Masing-masing singkatan
Kilo Kalori (kcal) dijelaskan sebagai berikut:

1 kilo kalori sama dengan 1.000 IE (Intake Energy)


kalori dan merupakan unit yang sering
digunakan pada pakan ternak. IE merupakan energi bruto yang ter-
kandung dalam pakan yang dikonsumsi
Mega kalori ternak. Nilai IE sama dengan berat pakan
yang dikonsumsi dikalikan dengan GE
Satu megakalori sama dengan (Gross Energy).
1.000.000 kalori dan banyak digunakan
untuk mengekspresikan kebutuhan nu- DE (Digestible Energy)
trisi yang lain yang berhubungan dengan
energi pakan DE merupakan gross energi pakan
yang dikonsumsi (IE) dikurangi gross
Joules energi pada kotoran sapi (feces).

Satu joules sama dengan 107 erg (1 FE (Fecal Energy)


erg adalah jumlah energi yang diperlukan
untuk mempercepat perpindahan masa 1 FE adalah energi bruto yang terkan-
gram dengan kecepatan 1 cm/detik) dung dalan feces. Nilai FE dihitung de-
ngan berat feces dikalikan dengan energi
Gross Energy (GE) bruto yang terkandung didalamnya. FE
bersumber dari energi dalam bahan pa-
GE merupakan energi yang dilepas- kan yang tidak tercerna (FiE) dan energi
kan sebagai panas jika suatu substansi campuran bahan metabolik tubuh (FmE).
dioksidasi menjadi karbon dioksida (CO2)

59
TDE (True Digested Energy) faatkan untuk menjaga temperatur tubuh
tetapi di daerah panas akan dibuang me-
TDE dihitung dari IE dikurangi de- lalui konveksi ke udara sekeliling ternak.
ngan energi, kehilangan panas fermen- NE bisa terdiri dari energi yang diguna-
tasi dan gas pencernaan. kan untuk menjaga (maintain) tubuh atau
kebutuhan hidup pokok dan produksi se-
GE (Gaseous Energy) hingga tidak ada NE absolut pada bahan
pakan. NE bisa merupakan energi yang
GE berasal dari gas yang dihasilkan diperlukan untuk menjaga tubuh (NEm)
oleh fermentasi pakan. Gas yang utama dan energi untuk produksi (NEp).
adalah gas metan. Gas-gas lainnya
adalah hidrogen, karbon monoksida, TDN (Total Digestible Nutrient)
aseton, etana, dan hidrogen sulfida.
Sistem ini berdasarkan analisis proxi-
UE (Urine Energy) mat yang memberi nilai DE pada lemak
dapat dicerna dan protein dapat dicerna.
UE merupakan energi bruto dari urin. Sistem TDN merupakan bentuk pen-
Sumber EU adalah nutrisi yang tidak di- gukuran kompromi antara DE dan ME.
gunakan dan produk metabolisme. (0,45 kg TDN setara dengan 2.000 kkal
ME (Metabolisme Energy) DE atau 1,600 kkal ME. Menurut NRC
(National Researh Council) nilai TDN
ME merupakan gross energi pakan hampir semua merupakan hasil konversi
yang dikonsumsi dikurangi dengan gross dari ME, dengan persamaan: 1 kg TDN =
energi pada feces, urine dan gas hasil 3.615 Kkal ME = 4.400 Kkal DE. Skema
metabolisme. Energi tertera pada Gambar 28.

Net Energy (NE) 4.3. Nutrisi Pakan

NE merupakan enegi metabolisme Zat makanan (nutrisi) merupakan


dikurangi energi yang hilang sebagai substansi yang diperoleh dari bahan
tambahan panas atau panas yang timbul pakan yang dapat digunakan ternak bila
dalam tubuh oleh reaksi biokimia dalam tersedia dalam bentuk yang telah siap di-
saluran pencernaan atau dalam sel. Di gunakan oleh sel, organ dan jaringan. Zat
daerah dingin panas tersebut diman-

60
makan tersebut dapat di klasifikasikan laktosa dan selobiosa. Lakstosa adalah
menjadi 6 kelompok yaitu karbohidrat, gula yang dijumpai pada air susu, sedang
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. sukrosa terdapat pada sebagian besar
Masing-masing kelompok diuraikan tanaman.
sebagai berikut: Polisakarida seperti pati, selulosa,
merupakan komponen penting dalam
4. 3.1. Karbohidrat ransum ternak ruminansia. Selulosa me-
rupakan persenyawaan organik dengan
Karbohidrat merupakan sumber en- hemiselulosa dan lignin yang banyak
ergi yang utama bagi ruminansia. Sumber terdapat di alam. Hampir 50% bahan or-
karbohidrat berasal dari hijauan pakan ganik pada tanaman terdiri dari selulosa.
ternak dan konsentrat yang di susun dari Pada ternak unggas tidak bisa mencerna
biji-bijian dan limbah pertanian. Biji-bijian selulosa karena tidak memiliki enzim se-
semacam jagung, sorgum, gandum dan lulase, pada ternak ruminansia enzim se-
barley merupakan bahan pakan sumber lulase di produksi oleh mikroba di dalam
karbohidrat. Di Indonesia juga terdapat rumen sehingga mampu mencerna
sumber karbohidrat seperti gaplek, ong- selulosa. Pencernaan karbohidrat akan
gok, dedak dll. menghasilkan Volatil Fatty Acyd (asam
Karbohidrat dapat di klasifikasikan lemak terbang) yang disingkat dengan
menjadi 5 jenis yaitu monosakarida, VFA. VFA terdiri dari sebagian besar
disakarida, trisakarida, poliskarida dan asam asetat, propionat dan butirat dan
mixed polisakarida. Unit dasar karbohi- sebagian kecil asam format, isobutirat,
drat adalah gula sederhana, yaitu hek- valerat, isovalerat dan kaproat. Percer-
sosa karena setiap molekul mengandung naan karbohidrat menghasilkan limbah
enam atom karbon. Sedikit heksosa berupa gas methan yang di keluarkan
bebas dapat di temukan pada tanaman. ternak melalui proses sendawa.
Hexosa terdiri dari glukosa, fruktosa, ga-
laktosa dan manosa. VFA sebagian besar diserap dalam
Sebagian besar karbohidrat adalah dinding rumen dan sebagian kecil lolos
bentuk disakarida, yang merupakan yang kemudian diserap pada usus halus.
kombinasi dua gula heksosa atau poli- Senyawa VFA yang masuk sirkulasi darah
sakarida-polimer beberapa molekul akan mengalami proses katabolisme yang
heksosa. Disakarida yang paling penting menghasilkan energi dan biosintesis mem-
dijumpai di alam adalah sukrosa maltosa, bentuk jaringan tubuh dan lemak susu.

61
KONSUMSI ENERGI BRUTO (GE)

ENERGI FECES (20-60%)


1. Dari makanan
2. Dari metabolisme

ENERGI TERCERNA (DE)

1. gas CH4 (Methana) (5-12%)


2. energi urin 3-5%

ENERGI METABOLISME (ME)

PRODUK PANAS (10-40%)


1. panas fermentasi
2. panas metabolisme zat makanan

ENERGI NETTO (NE)

Untuk hidup pokok Untuk produksi


- metabolisme basal - pertumbuhan
- aktivitas - penggemukan
- memanaskan tubuh - air susu
- wol
- kerja
Sumber: Kromann, 1973
Gambar 27. Skema Pemanfaatan Energi

4.3.2. Protein dan Asam Amino tersusun atas ikatan panjang beberapa
asam amino yang disebut ikatan peptida.
Protein adalah persenyawaan organ- Oleh karena suatu protein rata-rata men-
ic komplek yang mengandung unsur kar- gandung 16% nitrogen maka kandungan
bon, hydrogen, oksigen, nitrogen, forfor, protein dari bahan pakan atau karkas
dan sulfur. Protein tersusun oleh lebih dapat diduga dengan mengalikan kan-
dari 20 persenyawaan organik yang dise- dungan nitrogen dengan 6,2, dan akan
but asam amino. Satu molekul protein menghasilkan kandungan protein kasar.

62
Kebutuhan protein sebenarnya lebih larut (FVA) untuk membentuk asam
di tekankan pada kebutuhan asam amino amino yang dibutuhkan dalam rangka
yang terdapat dalam pakan. Terdapat 20 memenuhi kebutuhan proteinnya sendiri.
asam amino dalam protein dan semua- Sebanyak 50-80% N mikroba berasal
nya penting bagi ternak. Asam amino dari amonia rumen, sedangkan 30% pro-
terdiri dari Arginine, Cystine, Histidine, tein berasal dari sumber selain amonia
Isoleucine, Leucine, Methionine, Lysine, seperti peptida dan asam-asam amino.
Phenilalanin Threonine, Tryptophan, Ty-
rosine, Valine, Cystein, Alanine, Asam Pemberian urea sebagai suplai Non
Aspastat, Asam Glutamat, Glysine, Hy- Protein Nitrogen (NPN) bertujuan untuk
droxyl Proline, Proline, dan Serine. menyediakan N bagi perkembangan
mikro organisme rumen. Untuk memacu
Keberadaan mikroba di dalam ru- pertumbuhan mikro organisme memer-
men, mengakibatkan metabolisme pro- lukan N dan tetes tebu sebagai sumber
tein pada ruminansia berbeda dengan energi.
monogastrik dan unggas. Mikroba mem-
punyai kemampuan mensintesa semua Produk degradasi yang terbentuk
asam amino termasuk asam-asam amino dalam rumen, terutama amonia, di gu-
yang di butuhkan oleh induk semang. Hal nakan oleh mikroba bersama-sumber
ini menunjukkan bahwa kualitas protein energi untuk mensintesis protein dan ba-
tidak menjadi unsur mutlak dalam ran- han-bahan sel mikroba seperti bahan sel
sum ruminansia. yang mengandung N dan asam nukleat.

Penggunaan protein pakan yang Bagian amonia bebas akan diserap


dicerna oleh ruminansia adalah Protein masuk ke pembuluh darah ternak dan di
pakan didegradasi menjadi peptida oleh transformasikan menjadi urea di dalam
protease di dalam rumen. Peptida dika- liver. Sebagian besar urea tidak dapat
tabolisasi menjadi asam amino bebas digunakan oleh ternak dan diekresikan
lalu menjadi amonia, asam lemak dan ke dalam urin.
CO2.
Sel-sel mikroba (bakteri dan proto-
Amonia hasil perombakan asam zoa) mengandung protein sebagai kom-
amino adalah sumber nutrien bagi bak- ponen utama, bersama protein pakan
teri. Bakteri ini akan menggunakan amo- melalui omasum dan abomasum dan
nia bersama dengan karbohidrat mudah usus halus. Sel-sel pakan yang dicerna

63
mengandung protein 70-80%, 30-40% tumbuh memiliki banyak bagian yang
adalah protein kurang larut. Protein hi- sedang tumbuh, bagian-bagian ter-
jauan di cerna dalam rumen sebesar sebut memerlukan protein.
30-80%. Jumlah ini tergantung kepada • Membangun dan membentuk jaring-
waktu tinggal di dalam rumen dan tingkat an tubuh
pemberian makan. • Pembentukan cairan tubuh dan
sistem enzim. Cairan tubuh dan
Pencernaan dan penyerapan mi- enzim merupakan faktor terpenting
kroba dan protein pakan terjadi di usus bagi kehidupan ternak. Untuk pem-
halus ternak (ruminan dan monogastrik) bentukan kedua faktor tersebut
oleh protease. Asam amino esensial bagi memerlukan protein.
semua jenis ternak. Komposisi asam- • Produksi daging, susu dan bulu
asam amino yang mencapai usus akan membutuhkan protein
sangat tergantung kepada jenis protein, • Cadangan energi, protein juga
kuantitas dan kualitas sumber protein berguna untuk cadangan energi.
pensuplai. Ternak ruminansia tergantung Walaupun prosesnya tidak efisien,
pada protein mikroba dan protein pakan dalam keadaan tidak ada energi
yang lolos dari pencernaan dalam rumen protein tubuh akan diubah menjadi
untuk mensuplai asam amino esensial. energi. Ini sebagai tanda betapa
pentingnya energi, energi digunakan
Fungsi protein antara lain untuk untuk segala efektifitas tubuh.
membentuk jaringan, cairan tubuh, en-
sim, produksi, cadangan energi, dll. 4. 3.3. Lemak

Membangun dan Membentuk Jaringan Lemak murni merupakan ester glyc-


Tubuh erol yang memiliki asam lemak rantai
• Protein berfungi membentuk dan panjang dan merupakan persenyawaan
membangunan jaringan tubuh, mi- karbon, hydrogen dan oksigen. Perse-
salnya daging, pembentukan dan nyawaan oksigennya lebih rendah
perkembangan organ-organ tubuh dibanding karbohidrat sehingga energi
dan pertumbuhan bulu. Kebutuhan lebih tinggi (2,25 kali lipat) dari karbo-
terhadap protein untuk ternak yang hidrat dan protein. Perbedaan lemak
lebih muda lebih tinggi dari pada dan minyak pada bentuknya, pada suhu
untuk ternak yang lebih tua. Ini normal lemak berbentuk padat sedang
disebabkan anak ternak yang sedang minyak berbentuk cair.

64
Molekul lemak terdiri dari glycerol Pada ternak ruminansia lemak di
dan kombinasi dengan 3 asam lemak. dapat dari hijauan makanan ternak (3%
Asam lemak terdiri dari caprilat, caprat, kandungan lemak). Akan tetapi karena
laurat, miristat, palmitat, palmitoleat, konsumsi hijauan cukup banyak maka
stearat, oleat, linoleat, linolenat, arachi- konsumsi absolut lemak relatif banyak
donat, gadoleat, behenat, eurat, lignoc- pula. Bentuk lipida dalam daun adalah
erat. Komposisi kandungan lemak beber- galaktoserida dan digalakto glicerida.
apa bahan seperti tertera pada Tabel 7. Pemberian pakan konsentrat pada ter-
Sumber minyak yang baik adalah minyak nak ruminansia juga akan memberikan
sawit, dan minyak kelapa. suplai lemak. Lemak pada konsentrat
kebanyakan dalam bentuk trigliserida.

Table 7. Komposisi Lemak Nabati

No Asam lemak Jagung Biji Minyak Kernel Kedelai Minyak


Kapas Sawit sawit kelapa
1 Caprilyc - - - 3 - 6
2 Capric - - - 4 - 6
3 Laurat - - - 51 - 44
4 Miristat - 1 1 17 - 18
5 Palmitat 13 24 48 8 12 11
6 Palmi-toeic - 1 - - - -
7 Stearat 4 3 4 2 2 6
8 Oleat 29 18 38 13 24 7
9 Linoleat 54 53 9 2 54 2
10 Linolenat - - - - 8 -
11 Arachidic - - - - - -
12 Gadoleic - - - - - -
13 Behenic - - - - - -
14 Eurat - - - - - -
15 Lignocerat - - - - - -
Sumber: Potter, 1996.

65
Asam lemak dibedakan menjadi halus). Sumber asam lemak adalah dari
asam lemak jenuh dan asam lemak tak bahan pakan dan bakteri rumen. Bentuk
jenuh. Asam lemak jenuh hanya memi- asam lemak adalan asam lemak bebas.
liki ikatan tunggal di antara atom-atom Penyerapan asam lemak bebas akan ter-
karbon penyusunnya, sementara asam jadi pada jujenum.
lemak tak jenuh memiliki paling sedikit
satu ikatan ganda di antara atom-atom Ketengikan bahan pakan (rancidity)
karbon penyusunnya. terjadi karena asam lemak pada suhu
ruang dirombak akibat hidrolisis atau ok-
Pakan hijauan dan biji-bijian umum- sidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau
nya berbentuk lemak tidak jenuh. Pada keton, serta sedikit epoksi dan alkohol
rumen terjadi proses hidrolisa ikatan es- (alkanol). Bau yang kurang sedap mun-
ter dan biohidogenasi asam lemak jenuh. cul akibat campuran dari berbagai produk
Hidrolisis lemak trigliserida, phospholipin ini. Penambahan lemak pada konsentrat
dan glycolipid oleh lipase asal mikroba mempunyai nilai posistif dan negatif.
akan membebaskan asam-asam lemak
bebas, sehingga galaktosa (gula) dan 4.3.3.1. Nilai Positif Menurunkan Kon-
gliserol akan difermentasi menghasilkan sumsi Pakan
VFA (asam lemak bebas). Asam lemak
tak jenuh (linoleat dan linolenat) akan Kadar energi dalam lemak tinggi,
dipisahkan dari kombinasi ester melalui dengan penambahan sedikit pada ran-
proses biohidrogenasi oleh bakteria sum akan meningkatkan energi sangat
menghasilkan asam stearat. jelas. Energi ransum yang tinggi akan
menurunkan tingkat konsumsi pakan.
Mikroba rumen juga mampu men- Dari hasil percobaan pada sapi peda-
sintesis beberapa asam lemak rantai ging dengan pemberian konsentrat 50%,
panjang dari propionat dan asam lemak kadar lemak 5%, akan menurunkan kon-
rantai cabang dari kerangka karbon sumsi sebesar 2% pertambahan bobot
asam-asam amino valin, leusin dan isole- badan meningkat 28%.
usin. Asam-asam lemak tersebut akan di
inkorporasikan ke dalam lemak susu dan Mengurangi Sifat Berdebu
lemak tubuh ruminansia.
Penambahan lemak dapat mengikat
Asam lemak yang dihasilkan dalam partikel debu. Lemak/minyak dapat me-
rumen akan memasuki jujenum (usus ngurangi sifat berdebu dari ransum. Pe-

66
ngaruhnya akan menurunkan kehilang- gas metan dan meningkatkan efisiensi
an pakan ke udara dan meningkatkan penggunaan energi.
kesenangan pekerja dalam menangani
ransum ternak. Memperbaiki Rasio Asetat : Propionat

Sumber Asam Lemak Esensial Pemberian minyak biji rami (linseed)


atau linolenat akan menurunkan rasio
Ternak tidak dapat mensitesakan asetat : propionate sehingga meningkat-
asam linoleat (asam lemak esensial) kan efisiensi penggunaan ransum. Pem-
sehingga harus disediakan melalui rans- berian minyak ikan menurunkan produksi
umnya. Untuk pertumbuhan berat badan propionate sedangkan penambahan le-
yang tinggi diperlukan ransum dengan mak hewani menurunkan asetat.
energi tinggi, penambahan lemak akan
membantu meningkatkan kandungan 4.3.3.2. Nilai Negatif Menurunnya Kon-
energi dalam pakan. Untuk pertumbuhan sumsi
sedang dan normal tidak diperlukan lemak
tambahan, karena energi cukup dari kon- Penambahan lemak kedalam ransum
sentrat biasa dan hijauan pakan ternak. akan meningkatkan tingkat konsumsi
ransum. Pada batas tertentu penamba-
Meningkatkan Palatabilas han energi yang terlalu banyak akan me-
nyebabkan tingkat konsumsi menurun.
Penambahan lemak akan menin-
gkatkan daya cerna ransum, sehingga Menurunkan Kecernaan Serat Kasar
konsumsi ransum meningkat. Jika ternak
mampu konsumsi ransum tersebut maka Pada ternak yang diberi hijauan pak-
pertumbuhannya juga akan membaik. an dalam jumlah tinggi maka pencernaan
serat kasar yang terkandung dalam hi-
Menurunkan Produksi Gas Metan jauan akan menurun. Sebaliknya karbo-
hidrat yang mudah dicerna dan lemak itu
Didalam rumen ternak ruminansia sendiri akan meningkat daya cernanya.
yang mengkonsunsi hijauan pakan ter- Disarankan untuk menambahkan lemak/
nak dalam jumlah besar, akan meningkat minyak pada ternak yang pemberian kon-
produksi gas metan. Penambahan lemak sentratnya banyak.
pada ransum akan menurunkan produksi

67
4.3.4. Mineral
Fungsi masing-masing mineral ma-
Mineral merupakan bahan anorganik kro dijelaskan sebagai berikut:
dalam bahan pakan atau jaringan tu-
buh. Fungsi mineral membantu proses Kalsium dan Pospor
metabolisme. Mineral esensial terdapat
15 macam dan sering di bagi menjadi 2 Kalsium dan pospor diperlukan untuk
kategori berdasarkan pada jumlah yang pembentukan dan merawat tulang. Rasio
diperlukan dalam pakan. Mineral yang Ca-P pada ternak ruminansia dianjurkan
diperlukan dalam jumlah banyak disebut 1:1 sampai 1:2, rasio yang terlalu lebar
mineral makro dan dinyatakan dalam misalnya 8:1 akan menurunkan produksi
persen dari pakan. Mineral yang dibutuh- ternak. Komposisi kalsium dan pospor
kan dalam jumlah sedikit disebut mineral dari bagian mineral tubuh sebersar 70%.
mikro (trace) dan dinyatakan dalam ppm Fungsi kalsium untuk membentuk tulang,
(part per million) atau milligram per kilo- proses pembekuan darah, kontraksi otot-
gram. syaraf, keseimbangan asam-basa dan
aktifitas sejumlah ensim.
Dengan berkembangnya ilmu ma-
kanan ternak beberapa mineral diduga Kebutuhan Ca-P pada ternak sapi
esensial bagi ternak, misalnya : flour (F), dihitung berdasarkan kebutuhan untuk
silikon (Si), titanium (Ti), vanadium (V), hidup pokok dan produksi, Untuk kebu-
chromium (Cr), nickel (Ni), arsenic (As), tuhan hidup pokok 1,54 gram Ca dan
bromine (Br), strontium (Sr), Cadmium 2,80 gram P untuk setiap 100 kg berat
(Cd) dan Tin (Sn). Masing-masing kelom- badan ternak. Untuk pertumbuhan di hi-
pok mineral dijelaskan sebagai berikut: tung Ca sebanyak 7,1 gram dan P seba-
nyak 3,9 gram untuk setiap pertambahan
4.3.4.1. Mineral Makro protein 100 gram. Untuk produksi susu
diperlukan Ca sebanyak 1,23 gram dan
Mineral berfungsi membentuk tulang, P sebanyak 0,95 gram untuk setiap Kg
merupakan komponen dari organ tubuh, produksi air susu.
kofaktor enzim, dan menjaga tekanan
osmotic. Kelompok mineral makro terdiri Pospor berfungsi untuk pembentuk-
dari 7 jenis yaitu: calsium (Ca), phospor an tulang, penggunaan energi, sistem
(P), potasium (K), Magnesium (Mg), sul- ensim, kesimbangan asam basa, trans-
fur (S), natrium (Na) dan Chlorida (Cl). lokasi lemak dan struktur sel. Sumber

68
P adalah tepung ikan, tepung kerang, kan garam untuk memaksimumkan
tepung tulang dan kapur. tingkat pertumbuhan dan produksi. Jika
kandungan garam tinggi maka konsumsi
Pastura tropis rendah kandungan air juga akan meningkat.
pospornya. Hijuan yang tua dan limbah
pertanian kandungan P nya juga rendah Potasium (K)
sehingga banyak ternak sapi yang men-
derita defisiensi P. Gejala defisiensi pada Kalium (K) merupakan mineral
ruminansia P antara lain : intraseluler yang berperan dalam me-
• Tingkat pertumbuhan menurun (ber- tabolisme karbohidrat dan protein, ke-
henti) seimbangan asam-basa, pengaturan
• Pica atau Nafsu makan yang aneh tekanan osmose, dan keseimbangan
(makan apa saja yang tidak lazim air. Kekurangan mineral ini akan meng-
kayu, tanah, tulang) ganggu aktifitas ternak dan peran mineral
• Tidak ada estrus (birahi), makro lainnya.
• Tingkat konsepsi (perkawinan) yang
rendah pada ternak jantan Pada ternak ruminansia kebanyakan
• Tulang lemah, rapuh dan kelemahan K menyebabkan defisiensi Na (NaCl)
pada sendi-sendi demikian juga sebaliknya. Pada ternak
yang banyak makan hijauan, kadar
Untuk suplemen P dapat digunakan K dalam hijauan lebih tinggi dari Na.
preparat dikalsium fosfat atau natriun Sapi akan lebih banyak mengkonsumsi
fosfat atau amonium polifisfat. Sumber NaCl jika ransum banyak mengandung
P dalam pakan adalah bungkil-bungkilan, hijauan. Pakan konsentrat lebih sedikit
produk hewani (tepung tulang-daging), mengandung K dari pada hijauan.
dan tepung ikan.
Hijauan yang berkualitas rendah kand-
Garam ungan K nya juga rendah. Pada pemberian
konsentrat yang tinggi, misal pada proses
Sodium (Na), potassium magnesium penggemukan maka unsur K harus diper-
dan klorida (Cl) berfungsi bersama-sama hatikan, karena K dalam konsentrat kan-
dengan fosfat dan bikarbonat menjaga dungannya rendah. Bahan yang banyak
homeostatis proses osmosis dan pH mengandukng K adalah tetes. Kebutuhan
badan. Sodium dan clorine penting untuk K pada ruminasia berkisar 0,5-0,8%.
semua ternak. Dalam pakan ditambah-

69
Magnesium (Mg) fisik), terjadi tremor urat daging,
konvulsi kemudian mati.
Magnesium merupakan bagian dari • Gras tetany, sapi mengalami gejala
jaringan tubuh dan cairan tubuh lainnya. seperti penyakit tetanus yaitu kejang-
Bahan pakan yang mengandung Mg kejang karena aktivitas daging yang
antara lain dedak gandum (Pollard), kon- meningkat (tremor).
sentrat nabati sumber protein (Bungkil
kedelai) dll. Cara mengatasi kekurangan Mg
Pada ternak ruminansia Mg ter- • Memupuk pastura dengan preparat
dapat pada tulung dengan kandungan Mg (Calsined magnesite), dosis
0,5-0,7%. Dalam jaringan daging kand- pemupukan 17 kg/ha.
ungannya 190 mg/kg, sedangkan pada • Penambahan preparat Mg pada
syaraf 100 mg/kg. Fungsi Mg sebagai konsentrat dengan dosis MgO2 se-
katalisator enzim dalam metabolisme banyak 5 gr/400 gram pakan per hari
karbohidrat dan protein, oksidasi sel dan • Penambahan MgO2 pada molase blok
mempengaruhi aktivitas neuromuskular. dengan dosis 50 gr/hari untuk sapi
Kebutuhan Mg pada anak sapi diperki- dewasa dan 7-15 mg untuk anak sapi.
rakan sebesar 12-30 mg/kg berat badan. • Penambahan preparat Mg Pada air
Untuk induk sapi bunting dibutuhkan 9 minum
mg/kg berat badan, sedang untuk induk • Pemberian dosis tunggal 400 ml
laktasi diperlukan sebsesar 21 gr/kg be- latruan yang mengandung 25% Mg
rat badan per hari. Dalam pakan ternak sulfat atau Mg laktat pada intravenus.
Mg terdapat pada hijauan pakan ternak • Pemberian kapsul Mg alloy sebesar
dan konsentrat. 226 gram pada sapi yang menderita
tetani.
Gejala-gejala defisiensi Mg pada
sapi sebagai berikut: Belerang (S)
• Sapi menegangkan leher
(opistotonus) dengan mengangkat Sulfur merupakan bagian dari protein
kepala setinggi tingginya. yang terdapat pada asam amino cys-
• Anak sapi sering menggerakkan tine, cystein dan methionine. Disamping
telinga ke belakang dengan posisi itu S juga terdapat pada vitamin biotin,
agak kebawah dan sensitif terhadap thiamin dan polisakarida yang banyak
rangsangan dari luar (suara atau mengandung sulfat. dan sebagian kecil

70
dalam darah. Disamping sebagai ma- pembekuan darah dan mengaktifkan
teri pembangun S juga berfungsi pada menstabilkan enzim (misalnya: amilase
metabolisme protein, lemak dan karbo- pankreas). Defisiensi Ca menyebabkan
hidrat, pembentukan darah, endokrin, riketsia, pertumbuhan terhambat, tidak
keseimbangan asam basa. Kebutuhan ada koordinasi otot.
ternak ruminansia akan S belum jelas,
diperkirakan 0,10-0,32%. Rickets, Gejala rickets di jumpai pada
Pakan alami biasanya sudah mencu- sapi muda yaitu tulang hewan muda ter-
kupi kebutuhan ternak akan sulfur. Sum- ganggu. Tanda-tanda klinis yang nampak
ber S pada pakan ternak adalah hijauan adalah: tulang menjadi lemah, lembek
dan jagung atau silase jagung. Namun (kurang padat), sensi-sendi membeng-
dalam kasus defisiensi S ternak menun- kak, pembesaran ujung tulang, kaki kaku,
jukan gejala klinis penurunan nafsu tulang punggung melengkung, bungkul
makan, dan pertambahan berat badan, pada tulang rusuk. Jika rickets dibiarkan
kelemahan umum, lakrimasi, sampai maka akan terjadi kelainan pada kaki
dapat terjadi kematian. Sesuai dengan yang melengkung hal ini disebabkan oleh
fungsinya maka defisiensi S menyebab- tensi urat daging dan bobot badan yang
kan gangguan sintesis protein mikroba, di pikul oleh tulang kaki yang lemah.
gejala kekurangan protein, penurunan
kecernaan selulosa, dan penimbunan Osteomalasia, Kekurangan Ca pada
asam laktat yang terlihat dalam darah ternak dewasa akan menyebabkan os-
dan urin. Kadar S yang aman adalah 0,1- teomalasia. Yaitu akibat demineralisasi
0,2%, tergantung jenis makanan. dari tulang hewan yang sudah dewasa.
Kandungan Ca (dan P) dalam tulang si-
Calsium (Ca) fatnya dinamis, artinya pada saat produk-
si ternak tinggi akan mengambil Ca dari
Ca merupakan mineral yang paling tulang. Gejala klinis antara lain kelemah-
banyak dalam tubuh. Mineral ini dibutuh- an tulang dan gampang rusak kalau kena
kan untuk pembentukan tulang, perkem- tekanan. Kadar Ca bahan pakan sangat
bangan gigi, produksi air susu, telur, bervariasi yang disebabkan oleh jenis
transmisi impuls syaraf, pemeliharaan tanaman, bagian dari tanaman dan umur
eksitabilitas urat daging yang normal tanaman. Hijuan pakan ternak yang lebih
(bersama-sama dengan K dan Na), regu- tua kadar Ca nya akan menurun. Legu-
lasi denyut jantung, gerakan urat daging, minosa atau kacang-kacangan lebih ba-

71
nyak mengandung Ca dari pada rumput. Mangan (Mn)
Biji-bijian untuk konsentrat kadar Ca-nya
rendah. Sumber Ca adalah kalsium kar- Mn diperlukan untuk aktivator enzim,
bonat, batu kapur giling, tepung tulang, dan trasfer pophat dan decarboxilase,
dikalsium forpat, kalsium sulfat, tepung mencegah perosis, dan pertumbuhan tu-
ikan, tepung kerang, tepung tulang. lang. Sumber Mn adalah hijauan dan bah-
an konsentrat seperti jagung. Didalam tu-
4. 3.4.2. Mineral Mikro (Trace Mineral) buh ternak Mn dijumpai pada hati, ginjal,
pankreas, dan pituatary, dan sedikit pada
Trace mineral (mineral mikro) terdiri jantung, urat daging dan tulang. Pada
dari 8 jenis yaitu : cobalt (Co) , cooper ruminansia Mn berfungsi sebagai sintesa
(Cu), Iodine (I), besi (Fe), mangan (Mg), karbohidrat, mucoplyssacharide, sistem
selenium (Se), cobalt (Co) dan zink (Zn). ensim, misalnya pyruvate carboxylase,
Cobalt juga diperlukan tetapi sudah ter- arginine synthetase dll. Kebutuhan Mn
dapat pada vitamin B12. tembaga dan pada ruminansia belum banyak diketahui
besi sering sudah cukup pada bahan tetapi kekurangan Mn menyebabkan ge-
pakan sehingga tidak perlu penambah- jala klinis bentuk tulang dan postur yang
an. Trace mineral merupakan bagian dari abnormal. Kelainan bentuk tulang antara
molekul organik. Besi merupakan bagian lain kaki bagian bawah, pembengkakan
dari hemoglobin dan citocrom. Yodium sendi, humerus yang relatif pendek, dan
adalah bagian dari thyroxine. Tembaga, tulang yang relatif rapuh. Defisiensi Mn
mangan, selenium, dan zink membantu juga dapat menggagu proses reproduksi
proses enzim. Khusus untu zink meru- ternak jantan dan betina. Pada ternak
pakan bagian dari struktur DNA. jantan menyebabkan, gangguan sper-
matogenesis, degenerasi testis, dan
Kebutuhan trace mineral dipenuhi epididimus, dan berkurangnya hormon
dari bahan pakan yang di konsumsi kelamin yang menyebabkan sterilitas.
ternak. Pada kasus khusus tanah yang Pada ternak betina dapat terlihat ertrus
ditumbuhi bahan pakan defisiensi trace yang tidak menentu (tidak ada), dan ti-
mineral yang menyebabkan kandung- dak terjadi konsepsi (pembuahan) dan
an trace mineral dalam bahan pakan kalaupun terjadi pembuahan dapat me-
rendah. Masing-masing mineral mikro nyebabkan keguguran. Di daerah tropis
dijelaskan sebagai berikut: yang banyak terdapat gunung berapi
bisanya jarang terjadi kasus kekurangan
Mn. Hal ini disebabkan Mn dalam hijauan

72
dan pakan konsentrat sudah cukup untuk Dalam tubuh ternak Cu dapat ditemui
kebutuhan ternak. Sumber Mn adalah pada hati, otak, jantung, urat daging,
hijauan, konsentrat dan premix mineral dan lemak. Pakan dengan kandungan
buatan pabrik. Cu 10 ppm dianggap cukup untuk sapi
pedaging. Gejala defisiensi Cu antara
Copper (Cu) lain: terganggunya pigmentasi, men-
derita fibrosis miokardium, tulang pipih
Copper berperan dalam enzim dan dengan tulang rawan melebar, mudah
ultilisasi besi dalam pigmentasi kulit dan mengalami fraktur atau aoetoporosis.
pembentukan hemoglobin. Beberapa Hampir semua hijauan dapat mensuplai
enzim yang membutuhkan copper antara kebutuhan Cu ternak sebanyak 3-4 kali
lain ceruloplasmin, cytochrome, oxidase, yang dibutuhkan. Namun tanaman yang
lusine oksidase, tryrosinase, plasto- banyak mengandung pitat dan lignin
cyanin, dan baemocyanin. Penyerapan dapat menurunkan penyerapan Cu. Pre-
copper dipengaruhi oleh beberapa faktor parat Cu yang dapat digunakan adalah
yaitu: keasaman lambung, penggunaan CuCO3, CuSO4 dll.
calsium carbonat dan ferros sulfid akan
menurunkan penyerapan Copper. Copper Iodium (I)
yang tidak terserap akan dikeluarkan lagi
melalui tinja (feces). Pada kenyataannya Mineral iodium terdapat dalam tubuh
dari copper yang dikonsumsi lebih dari ternak kelenjar tiroid, darah, daging dan
90% disekresikan kembali oleh ternak. susu. Jaringan lain yang mengandung I
Sumber copper adalah pakan alami. adalah lambung, kelenjar saliva, ovar-
ium, kelenjar pituatary, kulit, plasenta,
Fungsi esensial dalam tubuh antara dan rambut. I diperlukan untuk sintesis
lain: hormon oleh kelenjar thyroid yang men-
• Pembentukan hemoglobin, penyerap- gatur metabolisme energi. Hormon tiroid
an Fe dan mobilisasi Fe dari tempat memegang peran dalam termoregulasi,
penyimpannya. proses metabolisme antara, reproduksi,
• Membantu metabolisme tenunan pertumbuhan dan perkembangan, sirku-
pengikat lasi dan fungsi urat daging. Penyerapan
• Kofaktor ensim memerlukan Cu yodium pada susu kecil dan dikonsentra-
utnuk aktifitas biologisnya. Enzim sikan pada kelenjar thyroid. Kebutuhan I
tersebut antara lain: cytochrome belum jelas, diperkirakan sekitar 0,05-0,8
oxidase, ascorbic acid axidase dll.

73
ppm. Defisiensi I menyebabkan kelenjar ppm, biji-bijian mengandung 10-30 ppm
gondok membengkak, kehilangan bulu, Zn, sumber protein nabati mengandung
kekurangan hormon tiroksin yang ditan- 50-70 ppm Zn, sumber protein hewani
dai dengan kelemahan umum, basal me- mengandung 100 ppm. Kebutuhan Zn
tabolisme menurun, pertumbuhan lam- ternak ruminansia sulit diperkirakan na-
bat, pedet lahir mati. Pada hewan betina mun secara umum kebutuhan tersebut
menyebabkan gangguan estrus sedang 20-40 mg/kg berat kering pakan.
pada jantan menyebabkan menurunnya
libido. Sumber yodium adalah pakan Selenium
alami seperti tepung ikan dan hijauan
makanan ternak. Se berperan pada proses metabo-
lisme yang normal dan ada kaitannya
Zinz (Zn) dengan vitamin E. Vitamin E dapat meng-
gantikan kebutuhan mineral Se. Kelebi-
Zn (seng) berperan dalam pengaktif han Se akan menyebabkan keracunan
dan komponen beberapa enzim seperti ternak. Sumber pakan yang mengan-
carbonic anhydrase, carboxys peptidase, dung Se antara lain jagung (20 ppm), dan
alkohol dehidogenase yang berperan dedak gandum (55 ppm).
dalam metabolisme asam nukleat, sinte-
sis protein dan metabolisme karbohidrat. Dalam tubuh ternak berupa seleno-
Dalam kulit dan jaringan tubuh lainnya protein yang terdistribusi secara luas
serta tulang juga terdapat Zn. Gejala kli- dalam tubuh. Se juga berperan dalam pe-
nis pada ruminansia adalah tidak peduli nyerapan lipid dalam saluran pecernaan,
terhadap lingkungannya, pembengkakan atau pengangkutan melalui dinding usus.
kaki dan dermatitis pada leher, kepala Dalam tanaman Se terdapat dalam ben-
dan kaki, gangguan penglihatan, banyak tuk selenium amino acid bersama-sama
bersalivasi (ludah), penurunan fungsi ru- dengan protein. Kandungan Se tanaman
men, luka sulit sembuh, dan gangguan sangat tergantung dari kandungan Se
reproduksi ternak jantan. Sumber Zn dalam tanah. Pada tanaman selenium
adalah dedak padi dan dedak gandung. terdapat pada leguminosa dan rumput.
Namun demikian defisiensi Zn jarang
terjadi karena dalam pakan ternak sudah Kebutuhan Se pada sapi yang se-
tersedia cukup kandungan Zn. Didalam dang tumbuh adalah 0,10 mg/kg ransum
luguminosa terdapat kandungan Zn 60 kering, untuk sapi jantan dan induk yang

74
sedang bunting 0,05-0,10 mg/kg ransum pedu. Didalam rumen sapi Co digunakan
kering. Kekurangan Se menyebabkan mikroba untuk pembentukan B12. pada
daging sapi berwarna putih, gangguan makanan ternak kandungan Co pada
jantung, dan paralisis. Kelebihan Se rumput lebih rendah dari pada leguminoi-
menyebabkan keracunan dengan gejala sa. Kebutuhan Co pada pakan sebesar
bulu ekor rontok, hilangnya nafsu makan, 0.1 ppm dari bahan kering pakan.
kuku coplok, dan bisa mati karena
kelaparan, haus dan gangguan perna- Pada tanah yang berpasir kandung-
fasan. an Co rendah sehingga tanaman yang
tumbuh di tanah tersebut juga rendah
Molibdenum (Mo) kandungan Co. Jika ternak makan tana-
man yang tumbuh ditanah tersebut akan
Mo didapati pada seluruh urat dag- mengalami defisiensi Co. Pada tanah
ing-tulang dan sedikit pada hati, ginjal yang banyak diberi kapur juga kadar
dan bulu ternak. Fungsi dari Mo adalam Co rendah. Gejala defisiensi Co adalah
komponen esensial dari beberapa enzim nafsu makan menurun, pertumbuhan
misalnya: xanthine oksidase, aldehyda terganggu, pertambahan berat badan
oksidase dll. Kebutuhan Mo bagi ter- berkurang, diikuti nafsu makan yang
nak ruminansia belum diketahui secara semakin berkurang, cepat kurus, anemia
jelas. Kekurangan Mo jarang ditemukan, parah, dan hewan dapat mati. Dari segi
tetapi kelebihan Mo justru menyebabkan reproduksi terdapat 3 gejala klinis akibat
defisiensi Cu dan menjadi racun yang defsiensi Co yaitu: penundaan ovulasi-
menyebabkan diare, anoreksia, anemia, estrus, estrus tidak teratur, dan gejala
ataksia, dan kelainan bentuk tulang, de- estrus tidak jelas. Untuk mencegah de-
pegmintasi kulit atau bulu. Sumber pakan fisiensi Co dapat dilakukan upaya-upaya
yang mengandung Mo adalah hijauan sebagai berikut:
segar, sedang pada hijauan kering kan- • Pemupukan pastura dengan preparat
dungan Mo menurun. Co
• Penyuntikan viatmin B12
Cobalt (Co) • Penambahan Co pada pakan dengan
dosis 2 gram/ton pakan.
Dalam tubuh ternak Co ditemukan • Mencekok sapi dengan mineral yang
pada hati, mata, ginjal, kelenjar adrenal, mengandung Co
limpa dan pankreas dan sedikit pada • Pemberian Co dalam bentuk Cobaltik
sumsum tulang darah, susu dan em- Oksida dan tanah lempung

75
Fe dan ikan dengan kadar Fe 400-600 ppm,
biji-bijian 30-80 ppm dan bungkil 100-400
Dalam tubuh Fe didapati pada hati, ppm. Jika diperlukan suplemen Fe dapat
limpa, ginjal, jantung, sumsum tulang, menggunakan Fe sulfat, fero karbodat,
darah dan sel-sel lainnya. Fungsi Fe feri klorida dll
dibutuhkan pada pembentukan hemo-
globin, mioglobin, enzim satilase, dan Mineral yang Mungkin Esensial
peroksidase. Fe berperan dalam tarnspor
oksigen dalam sel dan respirasi sel. Fluor (F) sangat baik digunakan oleh
tulang dan gigi. Pada jaringan lunak F
Kebutuhan anak sapi berkisar 100 paling banyak terdapat pada ginjal. Kasus
ppm sedangkan sapi dewasa 50 ppm dari keracunan F disebabkan oleh kontami-
bahan kering pakan. Kelebihan Fe akan nasi makanan dan minuman. Air dengan
di simpan dalam hati, limpa dan sumsum kadar F 3-15 ppm akan berakibat racun
tulang. Kadar Fe yang diperlukan dalam dan pakan yang mengandung F sebesar
pakan ternak sebesar 100 μg/g cukup lebih dari 2 ppm. Tanaman pada kondisi
untuk semua jenis ternak. Defisiensi Fe normal mengandung F sebesar 1-2 ppm.
banyak terdapat pada anak sapi karena Sapi yang mengkonsumsi pakan yang
dalam air susu kadarnya rendah, juga mengandung F sebesar 100 ppm akan
bisa disebabkan oleh pendarahan yang menyebabkan keracunan akut, sedang
disebabkan parasit. Gejala klinis dari kandungan 30 ppm dalam jangka lama
defisiensi Fe adalah anemia, (selaput akan menyebabkan flourosis kronis. Ge-
lendir menjadi pucat), kadar hemoglobin jala keracunan adalah eksitasi, tingginya
menurun, tingkat kejenuhan transferin kadar F dalam darah dan urin, kaku, an-
menurun, kurang memperhatikan ling- orexia, salvias berlebihan, muntah, spas-
kungan, nafsu makan dan pertambahan mus urinasi dan defekasi, lemah, depresi
berat badan menurun, serta anthrophy yang berat dan kelainan jantung. Sumber
pada papil-papil lidah. Pada prakteknya F adalah tepung tulang, tepung darah
kebanyakan rumput mengandung Fe (hasil ikutan ternak), dan tepung ikan.
100-250 ppm dan leguminosa me-
ngandung 200-300 ppm, sehingga kasus 4.3.5 Vitamin
kekurangan Fe jarang terjadi karena
kandungan Fe hijauan lebih tinggi dari Vitamin digolongkan menjadi 2 ke-
yang dibutuhkan ternak. Bahan yang me- lompok yaitu vitamin yang larut dalam le-
ngandung Fe tinggi adalah tepung daging

76
mak dan vitamin yang larut dalam air. Vi- Pakan ternak terdiri dari bahan na-
tamin yang larut dalam lemak terdiri dari bati dan hewani. Pada bahan hewani
vitamin A,D, E dan K. Sedangkan vitamin terdapat vitamin A sejati, sedang pada
yang larut dalam air terdiri dari tiamin, pakan nabati terdapat provitamin A yang
riboflavin, asam nikotenat, folasin, biotin, berawal dari caroten. Provitamin A terse-
asam pantotenat, pyridoxine, B 12, dan but akan diubah menjadi vitamin A oleh
koline. Kebutuhan vitamin dinyatakan ternak.
dalam milli gram per kilogram pakan, ke-
cuali vitamin A,D dan E dinyatakan dalam Untuk ternak ruminansia disaran
Internasional Unit (IU). kandungan vitamin A dalam pakan sebe-
sar 1200 IU/Kg ransum kering untuk ter-
Pada ternak ruminansia perhitungan nak yang sedang tumbuh, sedang untuk
kebutuhan vitamin lebih rumit karena ternak betina laktasi dan pejantan disa-
beberapa vitamin dapat disintesa oleh rankan 3900 IU per kg ransum kering.
mikroba di dalam rumen, misalnya B
komplek. Vitamin yang larut dalam le- Pada ternak ruminansia gejala de-
mak tidak disintesa dalam rumen dan fisiensi lebih banyak pada ternak muda
beberapa didegradasi oleh mikroba ru- yang cepat pertumbuhannya diban-
men, sehingga harus ada penentuan ding ternak tua. Gejala defisiensi pada
secara khusus tentang kebutuhan ternak sapi sebagai berikut: anoreksia diikuti
ruminansia untuk dapat berproduksi yang dengan buta malam, diare yang parah,
maksimum. tidak ada koordinasi dalam bergerak,
banyak airmata dan ingus, konvulsi, buta
4.3.5.1.Vitamin Yang Larut Dalam permanen, kornea mata pecah, pertum-
Lemak buhan terganggu, berat badan menurun,
dan bulu kulit kasar. Kelebihan vitamin A
Vitamin A (Retinol) akan menyebabkan ternak keracunan.
Pada sapi keracunan pada dosis 17.000
Vitamin A terlibat dalam sistem peng- IU per kg ransum kering. Keracunan
lihatan dan pengelolaan jaringan epitel pada ruminansia menyebabkan menu-
di seluruh permukaan tubuh bagian luar runnya aktifitas enzim pada metabolisme
maupun bagian dalam serta berbagai energi sehingga mempengaruhi proses
kelenjar endokrin/gonad. Peran vitamin A pertumbuhan.
juga membantu pembentukan protein.

77
Sumber vitamin A adalah hijauan 10 IU /kg BB uantuk sapi bunting/laktasi.
segar, silase, atau hay, jagung kuning,
dan vitamin sintetis (asetat sintetis). Defisiensi vitamin D pada sapi
Minyak hati merupakan sumber vitmin menunjukan gejala gangguan tulang
A yang terbaik tetapi jarang digunakan dan riketsia pada sapi muda, menurun-
pada peternakan. nya Ca dan P darah dengan tanda klinis
sendi-sendi membengkak dan kaku, an-
Vitamin D (Ergocalciferol) orexia, respirasi cepat, iritabilitas, tetany,
kelemahan, konvulsi, dan pertumbuhan
Vitamin D memiliki banyak bentuk, terhambat. Pada sapi dewasa tulang
tetapi yang penting bagi ternak adalah mudah fraktur (retak) bahkan patah, jika
D2 (ergocalciferol) dan D3 (cholecal- terjadi pada tulang punggung akan me-
cifero). Vitamin ini berfungsi dalam pe- nyebabkan sapi lumpuh.
nyerapan vitamin Ca dan P dan proses
kalsifikasi dalam pertumbuhan tulang. Sumber vitamin D dalam pakan be-
Secara umum vitamin D dibutuhkan rasal dari hijauan pakan ternak dengan
untuk membantu pertumbuhan Dengan kandungan provitamin D sebanyak 11 IU
bantuan sinar ultra violet matahari tubuh dan premix mineral buatan pabrik.
ternak dapat mengubah provitamin D
menjadi vitamin D. Prinsip ini dimanfaat- Vitamin E (Alfa tokoferol)
kan peternak dalam membangun arah
kandang yaitu agar dapat memanfaatkan Terdapat 7 vitamin E, tetapi alpha
sinar matahari untuk membantu proses tokoferol adalah yang paling banyak pe-
pembentukan vitamin D. Namun dengan nyebarannya pada bahan pakan ternak.
berkembangnya vitamin sintesis teori Vitamin E berfungsi menjaga kesuburan
tersebut tidak selalu mutlak diterapkan ternak atau antisteril. Peran vitamin E se-
dan ditambah penemuan bahwa lampu bagai zat makanan yang vital dalam me-
listrik (Neon) dapat mengganti peran tabolisme urat daging/syaraf, kontraksi
sinar matahari. urat daging, sirkulasi, respirasi, pencer-
naan, ekskresi, pertumbuhan, konversi
Ternak sapi membutuhkan vitamin D kanan dan reproduksi.
sebanyak 275 IU per Kg berat kering pak-
an secara rinci untuk anak sapi sebanyak Kebutuhan vitamin E pada anak sapi
4 IU/kg berat badan, untuk sapi yang se- 15-60 IU/Kg berat kering pakan, untuk
dang tumbuh 2,5 IU/kg berat badan, dan sapi yang seang tumbuh 6,8-27,3 IU/Kg

78
ransom dan untuk sapi dewasa 13600 bin yang akanmenyebabkan ternak de-
IU/0,45 kg ransum, dan 54.600 IU/ton ran- fisiensi K.
sum untuk sapi dara, laktasi dan bunting.
Sumber vitamin K adalah bahan dari
Sumber vitamin E adalah pakan tanaman (K1), hewani (K2) dan K3 dari
hijuan dan biji-bijian. Hijauan segar men- vitamin sintetis. Vitamin K sintetis dikenal
gandung 100-200 mg/kg vitamin E, jag- dengan menadion. Bahan pakan sebagai
ung kuning 25 mg/kg, juwawut 11 mg/kg, sumber alami Vit K adalah tepung ikan,
dn gandum 2-3 mg/kg. Nampak bahwa bungkil kacang kedelai.
hijuan lebih banyak mengandung vitamin
E dibanding biji-bijian. Karena vitamin E 4.3.5.2. Vitamin Yang Larut Dalam Air
tidak stabil maka disarankan menambah-
kan premix mineral untuk suplai vitamin E. Vitamin yang larut dalam air terdiri
dari B1, B2, B6, niacin, biotin, B12, asam
Vitamin K folat dan C. masing-masing manfaat dan
gejala defisiensi dijelaskan sbb:
Vitamin K dikenal sebagai Anti
haemoragi karena dibutuhkan untuk Vitamin B1 (Thiamin)
membentuk protombin yang penting
dalam proses pembekuan darah jika ter- Dalam tubuh ternak vitamin B1 ber-
jadi luka pada ternak. Fungsi lain adalah fungsi sebagai koensim kokarboxilase
menyediakan energi untuk fungsi sel. dalam bentuk thiamin phyrophospahate.
Fungsinya untuk proses enzimatis de-
Pada ternak ruminansia vitamin K karbosilase asam alpha keto atau dengan
dapat disintesa oleh mikroba dalam ru- kata lain metabolisme asam piruvat men-
men dan saluran pencernaan dalam jadi asetat. Secara sederhana diuraikan
jumlah yang cukup untuk memenuhi bahwa vitamin B1 membatu metabolisme
kebutuhan. Vitamain K merupakan karbohidrat menjadi energi.
satu-satunya vitamin yang larut dalam
lemak yang dapat disintesa oleh ternak Kekurangan thiamin menyebabkan
ruminansia. Pada kasus sapi mengkon- akumalasi asam asam piruvat dan akan
sumsi zat anti koagulan (misal dekumarol menurunkan produksi asam laktat di ja-
dari jamur, tanaman leguminosa/clover), ringan, dan ternak menunjukan defisiensi
yang mencegah pembentukan protrom- vitamin B1. Defisiensi pada ternak rumi-

79
nansia menunjukan gejala buta, urat da- Niacin
ging tremor, gigi gemeretak, opisthotonus
dan konvulsi. Niacin berberan sebagai koensim
yang membantu metabolisme karbohi-
Pada ruminansia sumber vitamin B1 drat, protein dan lemak. Bentuk koensim
dari pakan dan mikroba rumen. Mikroba adalah nicotinamide dinucleoide (NAD)
rumen dapat mensintesis vitamin B1. dan nicotinamide dinucleoide phosphate
Pada anak sapi dimana mikroba rumen (NADP). Sumber niacin adalah bekatul,
belum berkembang maka sumber B1 tepung ikan, dedak padi, dedak gandum
dari air susu yang diminumnya. Jika air dan bungkil.
susu diganti dengan susu pengganti
(milk replecement) maka disarankan Pada ternak ruminansia niacin dapat
menambahkan vitamin B1 menurut NRC dibentuk dari tryptopan. Reaksi ini terjadi
sebanyak 65 μg/kg bobot badan. didalam mikroba dan jaringan rumen. Se-
hingga niacin erat hubungannya dengan
B2 (Riboflavin) thryptophan. Jika kadar tryptopan dalam
pakan rendah (0,2%) maka baru ada ke-
Vitamin B2 berfungsi membantu butuhan minimal niacin. Kandungan tryp-
tranportasi hidrogen, metabolisme pro- topan 60 mg setara dengan 1 mg Niacin.
tein dan energi. B2 merupakan kompo- Anak sapi yang kandungan air susunya
nen flavoprotein yang berfungsi sebagai rendah akan menderita defisiensi Niacin.
konenzim.
Pada ruminansia gejala defisiensi Pyrodoxin (B6)
sebagai berikut anoreksia, lakrimasi,
salivasi berlebihan, diare, sakit disudut Vitamin B6 berfungsi sebagai koen-
mulut, bulu rontok, dan dapat mati. Ke- sim yang membantu proses metabolisme
jadian defisiensi disebabkan kandungan protein. Sehingga perannya esensial
dalam pakan rendah dan mikroba rumen dalam proses pertumbuhan. Sumber B6
terganggu. Sumber vitamin B2 adalah adalah pakan berasal dari hewani, bung-
dari bahan pakan dan sintesis mikroba kil kedelai, dan biji-bijian. Dalam kondisi
rumen. Disarankan untuk menambah vit- normal jarang terjadi defisiensi B6 ke-
main B2 sebanyak 65 μg/kg bobot badan cuali jika pakan rusak atau bahan pakan
pada anak sapi yang diberi minum susu dipalsukan.
pengganti. Sumber B2 adalah jagung
kuning dan bungkil kedelai.

80
Biotin Defisiensi asam folat maka pemben-
tukan nucleo protein dalam proses pende-
Biotin sebagai kelompok prostetik wasaan sel-sel darah tidak terjadi dan akan
berperan pada beberapa enzim yang me- menyebabkan gejala anemia yang spesifik.
mantapkan katalis CO2 kedalam jaringan Oleh karena itu Folat juga dikenal dengan
organik. Enzim yang mengandung Biotin anti anemia. Pada ternak ruminansia kebu-
adalah acetyl koensim A karbosilasi, pro- tuhan folat dipenuhi dari pakan dan sintesis
pionil koensim A karboxilasi dan methyl mirkoba rumen. Sumber asam folat adalah
malonyl transkarbosilasi. Pada ruminan tepung ikan dan jagung.
bitoin dibutuhkan pada siklus urea, sinte-
sis arginin, pirimidin (asam nukleat peny- Cyanocobalalamin (B12)
usun DNA), lintasan ekstra mitokondrial
dan sitesa asam lemak, sehingga penting Fungsi B12 adalah sebagai koenzim
perannya dalam proses pertumbuhan. pada beberapa reaksi metabolik. Vitamin
ini dibutuhkan untuk sintesis grup metil
Sumber Biotin adalah dedak, bekatul, dari karbon tunggal sebagai prekusor,
biji-bijian. Jarang dijumpai defisiensi secara langsung dibutuhkan dalam me-
bitoin, namun jika kasus terjadi gejalanya tabolisme asam amino dan sintesis pro-
adalah perosis, pertumbuhan lambat, tein. Selain itu B12 juga berfungsi pada
kerdil dan dermatitis disekitar dan kaki. metabolisme propionat yang penting seb-
agai pembentuk glukosa. B12 juga diper-
Asam Folat lukan oleh mikroba rumen. Defisiensi B12
pada ruminan menyebabkan terakumula-
Vitamin ini memegang peranan pen- si propionat dan asetat dalam darah yang
ting salam reaksi biokimia dalam memin- akan menyebabkan menurunnya nafsu
dahkan unit C tunggal dalam berbagai makan 40-70%. Anak sapi perlu suplai
reaksi. Fungsinya antara lain dalam in- vitamin B12 pada makanannya, sedang
terkonversi serin dan glysin, dalam sitesa sapi dewasa hanya perlu suplai Co agar
purin, degradasi histidin atau dalam mikroba dalam rumen dapat mensintesis
sintesa group methyl tertentu. Purin pen- B12. Kebutuhan anak sapi diperkirakan
ting dalam pertumbuhan dan reproduksi 0,54 mg per kg berat badan.
semua jaringan tubuh karena purin meru-
pakan bagian dari DNA. Suplai Co pada ternak ruminansia
diperlukan sebagai salah satu bahan
dalam pembentukan vitamin B12. sapi

81
dara yang diberi silase akan memproduk- mg per kg ransum akan meningkatkan to-
si vitamin B12 lebih banyak daripada ter- tal mikroba rumen, produksi gas dan VFA
nak yang diberi hay (rumput kering). (Volatil Fatty Acid). Hasil yang diperoleh
adalah kenaikan berat badat 7% dan
Kolin (Choline) efisiensi pakan 2,5%.

Kolin merupakan substansi esensial Vitamin C


dalam pembentukan dan pemeliharaan
struktur sel dan metabolisme lemak Vitamin C secara kimiawi dikenal
dalam hati. Kolin terdiri dari komponen dengan L asam askorbat. Peran vitamin
asetil kolin yang berperan pada mediator C adalah pada mekanisme oksidasi dan
dalam aktivitas urat syaraf. Pembentukan reduksi di dalam sel-sel hidup. Fungsi
asetil kolin yang penting dalam transmisi lain dari vitamin C adalah mengurangi
impuls syaraf membutuhkan kolin. tekanan pada iklim tropis. Pada ternak
ruminansia vitamin C disintesa dalam ru-
Pada ternak ruminansia kolin dis- men ternak.
intesa oleh mikroba rumen. Hasil suatu Ringkasan Gejala Defisiensi Vitamin
percobaan pada ternak sapi pedaging, tertera pada Tabel 8.
dengan penambahan kolin sebanyak 500

Tabel 8. Ringkasan Gejala Defisiensi Vitamin

No Vitamin Ruminansia
1 A Anoreksia diikuti dengan buta malam, diare yang parah, tidak ada
koordinasi dalam bergerak, banyak airmata dan ingus, konvulsi,
buta permanen, kornea mata pecah, pertumbuhan terganggu,
berat badan menurun, dan bulu kulit kasar
2 D Gangguan tulang dan riketsia pada sapi muda, menurunnya Ca
dan P darah dengan tanda klinis sendi-sendi membengkak dan
kaku, anorexia, respirasi cepat, iritabilitas, tetany, kelemahan,
konvulsi, dan pertumbuhan terhambat
3 E Pertumbuhan menurun, konversi makanan menurun, reproduksi
rendah, langkah tidak terkoordinasi, syaraf tidak terkoordinasi,
4 K Jika terjadi luka darah sukar untuk membeku protombin dalam
darah rendah

82
5 B1 Buta, urat daging tremor, gigi gemeretak, opisthotonus dan kon-
vulsi.
6 B2 anoreksia, lakrimasi, salivasi berlebihan, diare, sakit disudut mu-
lut, bulu rontok, dan dapat mati
7 Niacin Pertumbuhan terganggu
8 B6 Pertumbuhan terganggu
9 Biotin Pertumbuhan terganggu
10 Asam Folat Pertumbuhan terganggu
11 B12 Propionat dab asetat dalam darah yang akan menyebabkan
menurunnya nafsu makan 40-70%.
12 Kolin Sistem syaraf terganggu
13 C Stress
Sumber: Parakkasi, 1999

4.3.6. Air Komponen jaringan

Air merupakan nutrisi yang pent- Air bebas yang terikat dalam jaringan
ing bagi ternak. Kebutuhan air sangat daging merupakan contoh yang baik. Pe-
tergantung dari temperatur lingkungan rubahan keduanya (air bebas dan terikat)
dan kelembaban relatif dan komposisi dapat mengubah aktivitas enzim yang se-
pakan ternak, tingkat pertumbuhan, dan lanjutnya berpengaruh pada tingkat per-
efisiensi ginjal. Jumlah air yang dikon- tumbuhan urat daging. Jumlah air yang di
sumsi diperkirakan 2 kali lebih banyak ikat dipengaruhi oleh fase perkembangan
dari pakan yang dikonsumsi berdasarkan jaringan urat daging. Sapi yang tua kapa-
berat pakan, tetapi konsumsi air pada ke- sitas mengikat air lebih tinggi dibanding
nyataannya sangat bervariasi. Proporsi sapi yang lebih muda.
air sebesar 2/3 bagian dari masa seekor Media Fisik
ternak, dengan berbagai peran dalam ke-
hidupan ternak. Air berfungsi sebagai pengantar
zat makanan dari saluran pencernaan
4.3.6.1. Fungsi Air kedalam jaringan tertentu untuk sintesis
komponen tertentu guna pertumbuhan
Fungsi air terdiri dari 4 komponen yang atau hidup pokok sel tertentu.
terintegrasi dalam system pertumbuhan.

83
Mengatur Fungsi Osmosis Dalam Sel Lingkungan, Pada ruminansia, jika
tempertur berubah maka konsumsi ba-
Air berperan dalam memelihara ke- han kering atau energi akan menurun
seimbangan konsumsi mineral tertentu dan konsumsi air meningkat. Ditinjau dari
dalam urat daging. Konsentrasi kalsium segi pertumbuhan, dalam keadaan pa-
dalam urat daging penting untuk men- nas meningkat maka pertumbuhan akan
gatur metabolisme energi dan kontraksi. menurun, namun sebagian penurunan
Jika kadar mineral tidak seimbang akan dapat diganti dengan peningkatan retensi
menyebabkan kontraksi dan pertumbu- air. Faktor yang berpengaruh terhadap
han urat daging terganggu. konsumsi adalah:

Tabel 9. Kebutuhan Air


Air sebagai Pereaksi (Reagent)
Kebutuhan Air (Lt/
0
No Temp C Kg Konsumsi Bahan
Air berberan dalam fungsi reaksi kim-
Kering)
ia untuk sintesis (pembangunan) jaringan.
1 15-20 3,1
Contoh: reaksi hidrolisis untuk sintesa
2 21-27 4,7
asam amino untuk pembentukan protein.
3 >27 5,5 atau lebih
Air yang digunakan oleh ternak dapat
4 Setial 1 lt 5 liter air
berasal dari air minum, air yang terkan- susu
dung dalam bahan pakan dan air hasil
Sumber: Parakkasi, 1999
proses metabolic. Air dari bahan pakan
sangat bervariasi dari 3% s.d 80% ter-
Protein, Semakin tinggi konsumsi pro-
gantung jenis bahan pakannya, dan air
tein maka semakin tinggi konsumsi air. Air
dari hasil oksidasi. Komponen air dalam
tersebut diperlukan untuk mengeluarkan
tubuh ternak mencapai 2/3 bobot badan
hasil metabolisme protein lewat urin.
(55-75%).
Na Cl, Semakin tinggi konsumsi
4.3.6.2. Kebutuhan Air
NaCl maka semakin tinggi konsumsi air.
Perubahan 1% salinitas tidak mempen-
Kebutuhan air dipengaruhi oleh kan-
garuhi konsumsi air minum pada domba.
dungn bahan kering, dan komponennya,
temperatur lingkungan dll. Kebutuhan Air
4. 3.6.3. Pengeluaran Air
Pada Berbagai Temperatur pada Rumi-
nansia tertera pada Tabel 9. Faktor yang
Pengeluaran air pada ruminansia me-
mempengaruhi konsumsi air sbb:
lalui urin, feces, penguapan via paru-paru
serta permukaan tubuh dan keringat. Air

84
yang keluar melalui urin lebih banyak memberi minum secara adlibitum (tidak
dari yang diperlukan untuk membilas terbatas) kepada ternak.
metabolisme. Pengeluaran melalui feces
cukup tinggi karena 70-80% feces adalah 5. Prinsip Kandang dan Peralatan
air. Pengeluaran melalui penguapan
terutama melalui paru-paru akan tinggi Kandang merupakan salah satu
jika kelembaban rendah. Pada suhu 27º sarana yang penting didalam usaha pe-
C pengeluaran air melalui penguapan ternakan, dengan tersedianya kandang
sebesar 23 ml/m2/jam sedang pada suhu maka dapat mempermudah peternak
41º C penguapan 50 ml/m2/jam. Penge- didalam mengelola usahanya. Penyedi-
luaran air melalui keringat lebih banyak aan kandang yang baik dan memenuhi
(3 kali) dari pengeluaran air lewar paru- persyaratan teknis, kesehatan serta
paru. Pengeluaran air melalui keringat aspek ekonomi merupakan modal awal
pada suhu 41º C sebanyak 2,99-5,06 keberhasilan dalam berusaha.
g/m2/menit.
Apakah pembaca mengerti atau me-
4. 3.6.4. Defisiensi Air mahami apa yang dimaksud dengan kan-
dang ternak, bentuk atau tipe kandang,
Tubuh tidak mempunyai mekanisme persyaratan yang perlu diperhatikan
untuk menyimpan air seperti halnya le- dalam membangun kandang, peralatan
mak depo dan sejenisnya. Kehilangan dan perlengkapan yang diperlukan dalam
air akan terjadi secara terus menerus kandang, cara merancang atau mende-
sehingga harus diimbangi dengan kon- sain kandang dan lain sebagainya.
sumsi air minum. Defisiensi air akan
menyebabkan konsumsi pakan menurun. Agar kita mengerti dan memahami
Pada suhu 40ºC ternak menunjukan ge- tentang kandang, maka mari kita kaji dan
jala stress misalnya minum, penguapan, bahas bersama-sama. Yang di maksud
volume urin, dan tingkat respirasi diper- dengan kandang adalah suatu bangunan
banyak. Jika tidak tersedia jumlah air kandang yang dibangun menurut desain
minum dalam jumlah yang cukup maka dan konstruksi yang benar. Dimana
bobot badan akan menurun drastis dan semua persyaratan bangunan tersebut,
tanda-tanda dehidrasi. Karena banyak memenuhi standar untuk kehidupan ter-
faktor yang mempengaruhi tingkat kon- nak baik itu ternak sapi maupun kerbau.
sumsi air minum maka disarankan untuk Yang tidak kalah penting dalam mem-
bangun kandang ternak adalah kandang

85
tersebut harus sesuai dengan kondisi akan diusahakan. Apakah ternak yang
alam yang ada. Kandang yang dibangun diusahakan adalah ternak untuk pengha-
sebaiknya harus sesuai dengan jenis dan sil daging dan penghasil susu. Dari ma-
karakteristik ternaknya. sing-masing ternak tersebut kebutuhan
kandangnya akan berbeda-beda. Begitu
Kandang dan peralatannya mempu- pula kandang untuk ternak sapi dan ker-
nyai dwi fungsi, yaitu selain merupakan bau, yang digemukan akan berbeda
tempat tinggal bagi ternak, juga meru- dengan kandang ternak sapi dan kerbau
pakan tempat bekerja bagi petani peter- yang dibudidayakan. Ternak sapi dan
nak dalam melayani kebutuhan sehari- kerbau yang diusahakan dengan sistem
hari untuk ternak tersebut. budidaya (keuntungan yang diambil dari
anak yang dihasilkan). Sedangkan ternak
5.1. Kebutuhan Kandang yang diusahakan dengan sistem pengge-
mukan keuntungan yang diambil adalah
Salah satu hambatan yang paling pertambahan berat badannya atau per-
besar dalam usaha peternakan yang ber- tambahan daging selama diusahakan.
skala industri atau berskala besar adalah
penyedian kandang. Dalam penyedian Perusahaan peternakan yang ber-
kandang untuk ternak akan selalu berkai- gerak dalam bidang usaha pembibitan
tan dengan masalah tempat. Dimana ternak atau usaha dengan tujuan akhir
kandang akan dibangun tentunya juga untuk menghasilkan keturunan (anak),
memerlukan areal yang lebih luas. Hal ini pada umumnya kebutuhan kandang yang
tidaklah mengherankan, kalau sering di- diperlukan dalam perusahaan tersebut
jumpai lokasi atau tempat bangunan kan- antara lain : kandang untuk pejantan,
dang terletak jauh dari keramaian kota kandang untuk induk, kandang untuk
dan mencari areal lahan yang luas dan beranak, kandang untuk anak, kandang
harganya relatif murah. Dengan harapan untuk dara dan lain sebagainya.
agar dalam usaha peternakan tersebut
dapat mendatangkan keuntungan yang Sedangkan kebutuhan dan ukuran
maksimal. kandang dari masing-masing ternak juga
berbeda-beda, tergantung dari jenis dan
Sebelum melangkah lebih jauh, besar kecilnya ternak. Sebagai contoh
dalam menentukan kandang perlu ki- untuk ternak sapi potong lokal ukuran
ranya direncanakan terlebih dahulu kandang kurang lebih : 210 x 145 cm per
dengan matang jenis ternak apa yang ekor, sapi import : 210 x 150 cm per ekor

86
atau agar sapi lebih leluasa geraknya tempat berproduksi.
ukuran kandang antara 2,5 x 1,5 m, yang • Memberi kenyamanan bagi ternak
paling penting adalah disesuaikan den- yang berada di dalamnya dan mem-
gan besar kecilnya tubuh sapi. berikan kehangatan diwaktu malam
hari.
Kebutuhan kandang masing-mas- • Memudahkan peternak dalam me-
ing ternak harus di rencanakan dengan lakukan kegiatan pengawasan atau
cermat, berapa skala usahanya, jenis pengontrolan apabila ada ternak
ternaknya apa, program usahanya apa yang sakit.
(penggemukan atau budidaya), perkem- • Dengan adanya kandang, peternak
bangbiakan masing-masing ternak bagai- lebih efisiensi tenaga kerja.
mana, lama usaha berapa bulan atau • Dengan adanya kandang maka ke-
berapa tahun dan target akhir yang akan sehatan dan keberadaan peternak
dicapai seperti apa dan lain sebagainya. tetap terjamin.
• Dengan adanya kandang maka ter-
Dengan memperhatikan hal-hal ter- nak tidak akan merusak tanaman
sebut, maka kebutuhan kandang masing- disekitar lokasi usaha.
masing ternak akan dapat dihitung dan • Kandang merupakan tempat untuk
direncanakan dalam pembangunannya. mengumpulkan kotoran atau limbah
Di dalam pelaksanaan pembangunan dari sisa proses produksi, sehingga
kandang bisa berdasarkan prioritasnya. tidak berceceran dimana-mana
5.2. Manfaat Kandang • Dan lain-lain.

Adapun manfaat kandang bagi ternak 6. Cara Pencegahan dan Pengobatan


dan peternak adalah sebagai berikut: Penyakit
• Memberi rasa aman dan nyaman
bagi ternak yang tinggal didalamnya, Ternak perlu dijaga kesehatannya
terutama untuk menghindarkan dari agar dapat berproduksi dengan baik.
lingkungan yang merugikan. Con- Prinsip mencegah penyakit lebih baik
tohnya; hujan yang deras, teriknya mengobati ternak sapi harus dipegang
sinar matahari, angin yang kencang, kuat oleh peternak. Kesehatan ternak
gangguan binatang buas, pencurian harus terus dijaga. Untuk dapat menjaga
dan lain sebagainya. kesehatan kita perlu memahami penye-
• Tempat untuk istirahat ternak setelah bab penyakit, cara pencegahan dan pen-
melakukan aktifitas sehari-hari dan gobatannya.

87
6.1. Penyebab Penyakit 6.1.2.1. Penyebab hidup

Suatu penyakit dapat terjadi karena Agen hidup misalnya bakteri, virus,
penyakit endogen, eksogen dan malnu- protozoa dan jamur/kapang. Penyakit-
trisi. Masing-masing dijelaskan sbb : penyakit yang disebabkan oleh agen
hidup dimasukkan dalam kelompok pe-
6.1.1. Faktor dari Dalam atau Disebut nyakit-penyakit infeksi. Suatu penyakit,
Inernal Origin (Endogen). pada umumnya disebabkan oleh suatu
infeksi atau gangguan lainnya akibat dari
Penyakit yang disebabkan faktor adanya aktivitas suatu mikro organisme
dari dalam biasanya disebut penyakit tertentu atau dapat juga adanya gang-
intrinsik. Penyakit yang termasuk dalam guan akibat dari racun atau kekurangan
kategori jenis ini misalnya gangguan suatu bahan tertentu. Infeksi adalah
metabolisme, gangguan hormonal, de- suatu proses dimana mikroorganisme
generasi alat tubuh karena usia lanjut masuk kedalam tubuh dan menyebab-
(senilitas) dan neoplasma. kan gangguan dari salah satu fungsi faal
alat tubuh. Suatu infeksi biasanya diikuti
6.1.2. Faktor dari Luar atau Disebut dengan masa inkubasi. Masa inkubasi
External Origin (Eksogen) adalah waktu sejak masuknya jasad renik
ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala
Penyakit yang disebabkan oleh fak- penyakit. Hal-hal yang dapat menyebab-
tor luar ini dapat dibedakan lagi menjadi kan hewan menjadi sakit diantaranya :
dua yaitu : • pemberian jumlah makanan yang ku-
rang
6.1.2.1. Penyebab Tidak Hidup • makanan yang kurang bermutu
(kualitas nilai gizinya rendah)
Penyakit yang disebabkan oleh • kandang yang kurang memenuhi
agen yang tidak hidup , seperti trauma, syarat kesehatan
panas, dingin, keracunan zat kimia dan • kebersihan kandang yang kurang
defisiensi zat pakan. Penyakit yang dise- terjaga
babkan oleh faktor yang tidak hidup pada
umumnya termasuk dalam golongan pe- Faktor pendukung terjangkitnya pe-
nyakit yang non infeksi. nyakit dapat disebabkan karena per-
ubahan kelembapan dan temperatur
lingkungan yang semakin tinggi, peruba-

88
han musim (misalnya dari musim hujan 6.2.1. Penyakit Infeksi Viral
kemusim kemarau atau sebaliknya) se-
hingga memberi kesempatan pada bibit Penyakit infeksi viral adalah suatu
penyakit untuk menyerang ternaknya. penyakit yang disebabkan adanya suatu
kebersihan kandang, penyakit yang di- infeksi dari salah satu jenis virus. Penya-
turunkan dari induknya dan kualitas ran- kit asal virus sering terjadi pada peter-
sum yang diberikan, juga termasuk pada nakan yang tatalaksana nya tidak baik.
faktor pendukung tersebut. Penyakit asal virus pada umumnya tidak
ada obatnya, tetapi kejadiannya dapat
Pada dasarnya penyakit ternak dapat dicegah dengan mempertinggi daya
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tahan ternak. Virus ini sangat kecil dan ti-
Penyakit menular dan Penyakit tidak dak dapat dilihat dengan mata telanjang.
menular Penyakit infeksi viral yang sering terjadi
pada ternak ruminansia diantaranya pe-
6.2. Penyakit Menular nyakit mulut dan kuku, penyakit ingusan,
penyakit jembrana, infeksi bovine dan
Penyakit menular merupakan pe- penyakit lainnya.
nyakit yang cukup berbahaya dan san-
gat merugikan dengan alasan bahwa 6.2.2. Penyakit Infeksi Bakterial
penyakit ini dapat menyerang baik pada
ternak lain, sekelompok ternak dan bah- Penyakit infeksi bakterial adalah jenis
kan dapat menjalar ke daerah lain apa- penyakit yang disebabkan adanya infeksi
bila tidak dengan segera diambil tindakan dari bakteri. Penyakit yang disebabkan
pemberantasannya. oleh bakteri ini sebenarnya mudah dis-
embuhkan dengan antibiotika dan tidak
Termasuk dalam jenis penyakit yang akan berlanjut tetapi kadang-kadang aki-
menular adalah penyakit-penyakit karena bat dari terkontaminasi dengan penyakit
infeksi yaitu : lain atau dengan penyakit virus akan
• penyakit infeksi viral menyebabkan semakin parah. Beberapa
• penyakit infeksi bakterial penyakit yang disebabkan oleh bakteri
• penyakit infeksi oleh protozoa yang umum terjadi pada ternak ruminan-
• penyakit infeksi oleh parasit dalam sia, seperti penyakit radang paha, ngorok
(cacing); dan atau SE, Salmonellosis, Tuberkulosis,
• penyakit infeksi oleh parasit Brucellosis, Antrax atau radang limpa
dan lain-lain.

89
6.2.3. Penyakit Infeksi Protozoa cacing yang umum terjadi pada ruminan-
sia, seperti penyakit penyakit cacing hati,
Penyakit yang termasuk dalam ke- cacing gelang dan cacing lambung.
lompok jenis infeksi protozoa adalah je-
nis penyakit yang disebabkan oleh infeksi 6.2.5. Penyakit yang Disebabkan oleh
dari protozoa. Penyakit asal protozoa ini Parasit Luar (Ektoparasit)
dapat terjadi karena kelemahan dalam
pemeliharaan. Apabila pemeliharaan di- Ektoparasit adalah binatang yang
lakukan dengan baik dan benar maka se- hidupnya pada bagian luar tubuh ternak,
benarnya munculnya penyakit ini dapat baik untuk mencari makanan atau untuk
dicegah. tinggal menetap. Seperti juga halnya
Jenis penyakit protozoa yang sering penyakit yang disebabkan oleh parasit
menyerang pada ternak ruminansia, di- dalam, penyakit oleh parasit luar sebena-
antaranya penyakit sura, piroplasmosis rnya dapat dengan mudah dicegah dan
(babesiosis), anaplasmosis, berak darah seharusnya tidak perlu terjadi. Pemeli-
(Coccidiosis), penyakit kelamin menular haraan yang jorok, akan mudah terserang
(Trichomoniasis) penyakit ini. Pada umumnya cara hidup
parasit luar ini akan menimbulkan keru-
6.2.4. Penyakit Infeksi Parasit Dalam gian pada ternak yang ditumpanginya.
(Cacing)
Kerugian yang ditimbulkan oleh ekto-
Penyakit parasit sebenarnya tidak parasit antara lain:
menyebabkan kematian, baik itu oleh • menimbulkan anemia karena ekto-
parasit dalam maupun parasit luar, tetapi parasit mengisap darah ternak
penyakit yang disebabkan oleh parasit • ektoparasit berperan sebagai vektor
sangat merugikan ternak yang terserang. yang dapat menularkan penyakit
Penyakit ini akan menyita gizi yang di- hewan menular yang disebabkan
peroleh ternak tersebut dan akan menim- oleh kuman dan parasit darah.
bulkan kegelisahan. • menimbulkan kegatalan, sehingga
ternak menjadi tidak tenteram.
Contoh penyakit asal parasit dalam • menimbulkan luka pada kulit dan
adalah cacing. Berbagai macam cacing • menurunkan produksi pada prestasi
dan berbagai macam tempat hidupnya kerja.
ada di dalam tubuh ternak ruminansia. Beberapa penyakit yang disebabkan
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh oleh parasit luar yang umum terjadi pada

90
ternak ruminansia, seperti penyakit sca- pakan, pencernaan yang berlangsung di
bies, kudis, Pediculosis dan surra. mulut dan di lambung dan penyerapan
serta pembuangan sisa-sisa yang tidak
6.3. Penyakit Tidak Menular berguna lagi bagi tubuh.

Berdasarkan penyebabnya, maka Pencernaan didalam mulut dilakukan


penyakit tidak menular dapat dibedakan dengan jalan pengunyahan, pemberian
menjadi : air liur dan penelanan. Sedangkan pada
• penyakit yang tidak menular karena ternak ruminansia, proses pencernaan
infeksi, sebagai contoh penyakit makanan bersifat lebih kompleks karena
Foot Rot (pododermatitis necrotica), hewan-hewan tersebut masih harus
bronkhitis, pneumonia, endometritis, melakukan proses ruminansi.
kalbasilosis.
• penyakit yang tidak menular karena Gangguan patologik pada organ
gangguan metabolisme, contohnya pencernaan yang sering terjadi pada
ketosis (acetonaemia), milk fever ternak adalah penyakit pada rongga mu-
(Partuient paresis), kolik, indegesti, lut seperti gigi aus, radang mulut, difteri
tetani rumput, gondok, icterus, ane- pada pedet, radang lidah maupun radang
mia dan avitaminosis kelenjar ludah. Jenis gangguan pada
• penyakit tidak menular karena keracu- daerah tekak dan kerongkongan sebagai
nan, contohnya keracunan HCN, ke- contoh radang tekak, sumbatan pada
racunan Pb (timah hitam), keracunan tekak, kelumpuhan tekak, sumbatan ker-
pestisida, batulisme dan keracunan arsen ongkongan dan kejang kerongkongan.
• penyakit tidak menular karena lain-lain,
sebagai contoh displasia abomasum, Gangguan pada lambung pada ternak
prolapsus uteri dan sumbatan usus ruminansia adalah indigesti akut, indigesti
vagus, parakeratosis rumen, lambung
6.4. Gangguan Penyakit sarat dan sumbatan pilorus dll. Gang-
guan pada usus adalah penyakit radang
6.4.1. Gangguan Penyakit pada Sistim usus dan sumbatan usus. Gangguan pa-
Pencernaan tologik pada hati seperti ikterus, busung
air, radang hati akut pada kuda dan abses
Proses pencernaan makanan pada hati. Demikian juga bermacam-macam
hewan meliputi proses pengambilan penyakit kolik pada ternak kuda.

91
6.4.2. Gangguan Penyakit pada Sistem Penyakit sistim urinasia, kardio
Pernafasan vaskuler, darah, limfoid dan syaraf adalah
jarang dijumpai. Hal ini disebabkan oleh
Pernafasan adalah proses pertu- beberapa faktor dan salah satu alasan
karan zat, metabolisme dari gas zat adalah ternak dipotong dalam umur yang
asam atau oksigen yang diambil dari masih muda.
udara oleh paru-paru yang setelah men-
galami proses biokimiawi di dalam jarin- 6.4.4. Ganguan Penyakit Pada Kelenjar
gan tubuh dibebaskan lagi ke alam bebas Susu
dalam bentuk gas karbon dioksida.
Kelenjar susu atau ambing meru-
Jenis gangguan pada sistem per- pakan kelenjar di bawah kulit. Pada
nafasan seperti gangguan pada saluran umumnya pada ternak terletak di daerah
pernafasan atas, sebagai contoh mim- selangkangan yaitu di daerah inguinal.
isan, radang mukosa hidung, radang Pada ternak babi terletak di daerah ven-
hidung atrofik pada babi, radang sinus tral dari daerah dada dan perut.
maksilaris dan frontalis dan radang kan-
tong hawa pada ternak kuda. Gangguan Gangguan penyakit pada kelenjar
pada paru-paru seperti radang paru-paru susu diantaranya radang ambing (mas-
kataralkuprosa-aspirasi atau radang titis). Radang ambing khusus yang dise-
paru-paru bernanah. Gangguan yang ter- babkan oleh infeksi kuman-kuman strepto
jadi pada daerah toraks sebagai contoh kokus, staphylococus, kuman koliform,
radang pleura dan pneumotoraks. dan seterusnya. Demikian juga dapat
disebabkan oleh gangguan lain seperti
6.4.3. Gangguan Penyakit pada Sistem adanya puting tambahan, air susu tidak
Urine turun, busung ambing, akne puting, dll.

Penyakit sistim urinaria pada ter- 6.4.5. Gangguan Penyakit pada Kulit
nak belum banyak ditemukan. Penyakit
yang paling banyak dijumpai adalah Kulit terdiri atas dua lapis utama
menyangkut tubuh secara keseluruhan, yaitu epitel sebelah luar (epidermis)
baru kemudian diikuti oleh penyakit-pe- dan lapisan jaringan ikat di bawahnya
nyakit pencernaan, pernafasan, kelamin, (korium atau dermis). Dibawah kulit ter-
muskulo-skeletal dan kulit. dapat tedapat jaringan longgar bawah

92
kulit yang biasa disebut jaringan sub kutis Radang Kulit
atau hipodermis. • dermatitis
• luka bakar
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pemeriksaan kulit yang men- Penyakit Ektoparasit Pada Kulit Kudis.
galami kelainan patologik meliputi pe-
rubahan dalam warna kulit dan rambut, 6.5. Mencegah Penyakit
status pertumbuhan rambut, sifat-sifat
fisik rambut, kualitas dan konsistensi kulit Seperti telah diketahui bahwa pence-
serta adanya perubahan yang berupa gahan lebih baik dari pada mengobati.
lesi primer, sekunder atau perubahan Hal ini berarti bahwa peternak harus sa-
patologik lainnya. Gangguan-gangguan dar betul bahwa kontrol terhadap kondisi
pada kulit diantaranya adalah gangguan ternak adalah suatu keharusan. Peternak
pada epidermis dan dermis, gangguan harus mengetahui perubahan-perubahan
pada sub kutis, dermatomikosis, radang yang terjadi pada ternak, Karena peruba-
kulit dan gangguan dari ektoparasit pada han yang terjadi merupakan indikasi ter-
kulit. jadinya penyimpangan dari normal.

Penyakit Epidermis dan Dermis : 6.5.1. Dasar-dasar Pencegahan Cara


• pityriasis (ketombe) Pemberantasan Penyakit
• parakeratosis
• hiperkeratosis Tujuan akhir dari suatu usaha di-
• impetigo bidang peternakan adalah mendapatkan
keuntungan yang maksimal dari usaha
Gangguan Patologik Sub Kotis tersebut. Keuntungan maksimal akan
• Oedema angioneurotik dicapai apabila semua ternaknya dalam
• Urtikaria (biduren) keadaan sehat. Suatu ternak dikatakan
• Limfangitis sehat apabila dalam kondisi istirahat
• Sela karang maka semua proses fisiologis tubuh
dalam keadaan normal dan sebaliknya
Dermatomikosis apabila proses fisiologisnya tidak normal
• Kadas berarti ternak tersebut sakit.
• Hifomikosis

93
Ada dua faktor gangguan yang 6.5.2. Program Pencegahan Penyakit
menyebabkan ternak sakit, yaitu faktor
gangguan dari dalam tubuhnya sendiri Beberapa tindakan yang dapat di-
dan faktor gangguan dari luar tubuhnya. lakukan dalam usaha pencegahan dan
Untuk dapat melindungi gangguan yang pemberantasan penyakit menular pada
berasal dari luar tubuh, tubuh memiliki ternak diantaranya:
kemampuan untuk menolak penyebab • mengetahui tanda-tanda atau gejala-
gangguan tersebut. Kemampuan individu gejala penyakit yang menular
untuk menolak sebab penyakit, sangat • mengerti tentang cara menularnya
tergantung dari masing-masing jenis penyakit
• kehidupan pada masa embrional • mengetahui dan ikut membantu me-
• kehidupan setalah di lahirkan atau laksanakan tindakan guna mencegah
neonatal menjalarnya penyakit menular.
• adanya zat penolak yang dibekalkan • Membakar atau mengubur bangkai
oleh induknya hewan yang mati karena penyakit
• keadaan lingkungan dimana individu menular
tumbuh
• tersedianya makanan secara kualita- Disamping tindakan-tindakan di atas,
tif dan kuantitatif masih ada beberapa kegiatan dalam
• adanya agen noksius disekitar indi- rangka pencegahan penyakit ternak yang
vidu yang bersangkutan harus diperhatikan, seperti :
• adanya faktor stress
• sifat faktor bawaan yang diturunkan 6.5.3. Pencegahan Melalui Bibit

Mempertahankan agar ternak yang Pencegahan penyakit melalui bibit


kita pelihara sehat dan dapat mengun- ternak dapat dilakukan dengan pemilihan
tungkan, adalah harapan bagi peternak. bibit yang terbebas dari penyakit menu-
Apabila ternak yang kita pelihara sakit lar. Langkah-langkah yang dapat dilaku-
maka harapan diatas akan sulit didapat. kan :
Ini sebabnya maka program pencegahan • hanya membeli bibit ternak dari agen
dan pemberantasan penyakit perlu diper- yang benar-benar dapat dipercaya
hatikan terutama yang menyangkut bibit, kesehatannya.
pakan dan pengelolaannya. • menempatkan bibit ternak yang
masih muda terpisah dari ternak

94
yang sudah tua (besar) karena bibit seorang peternak harus mengenal
ternak yang masih muda sangat peka ciri-ciri dari ternak yang sehat.
terhadap penyakit yang ditularkan • usahakan membeli bibit dari peter-
oleh ternak dewasa. nak atau pembibit yang benar-benar
memprioritaskan kualitas bibit se-
6.5.4. Pencegahan Melalui Makanan hingga diharapkan dapat diperoleh
yang Memadai bibit ternak sesuai dengan keinginan
kita.
Pencegahan penyakit juga dapat • hindarkan ternak dari stress panas,
dilakukan dengan pemberian ransum hujan deras, dingin, angin kencang
atau pakan yang berkualitas tinggi dan dll
cukup jumlahnya. Pemberian pakan • kandang tidak terisi terlalu padat, hal
yang bermutu tinggi harus diberikan ini dapat menimbulkan stress dan
sejak ternak baru lahir sampai dengan akibatnya akan menimbulkan sifat
saat panen. Pemberian pakan yang baik kanibalisme, hysteria dan gangguan
akan mampu memberikan daya tahan tu- lainnya.
buh yang baik pula. Apabila pakan yang • pakan dan air minum harus tersedia
diberikan kurang baik serta kurang jum- dalam jumlah cukup, sesuai dengan
lahnya maka ternak yang dipelihara akan kebutuhan baik kuantitas maupun
mengalami kekurangan gizi dan ternak kualitasnya
tidak akan tumbuh secara maksimal. Hal • sediakan tempat pakan dan air mi-
ini berakibat ternak tersebut tidak dapat num sesuai dengan kebutuhan.
berproduksi (secara optimal).
6.5.6. Pencegahan Melalui Sanitasi
6.5.5. Pencegahan Melalui Tatalaksana Kandang dan Lingkungan
Pengelolaan yang Baik (Bio-Security).
Pencegahan penyakit melalui kontrol
manajemen merupakan upaya pence- Sanitasi adalah tindakan menjaga
gahan ternak dari stress/cekaman yang kebersihan ternak dan lingkungan seki-
dapat mengakibatkan penurunan kes- tarnya, yaitu berbagai kegiatan yang
ehatan ternak. Beberapa pedoman yang meliputi penjagaan dan pemeliharaan
dapat digunakan dalam program pence- kebersihan kandang dan sekitarnya,
gahan penyakit adalah : peralatan dan perlengkapan kandang.
• pilih bibit dengan teliti yang terja-
min kesehatannya. Oleh sebab itu

95
Langkah-langkah pencegahan pe- dengan air. Pengenceran yang dilakukan
nyakit yaitu: tindakan sanitasi dan bio- tergantung tingkat kepekatan yang dike-
security secara teratur dan berkala. Tin- hendaki oleh peternak.
dakan sanitasi dan bio-security mutlak
dilakukan dalam pemeliharaan ternak. Desinfeksi
Dengan adanya sanitasi dan biosecu-
rity maka bibit penyakit yang berasal dari Desinfeksi adalah merupakan proses
lingkungan kandang maupun di dalam pemusnahan hama dengan membebas-
kandang dapat dimatikan. kan segala bentuk jasad renik dengan
Kegiatan sanitasi kandang dan bio- jalan membunuh kuman (bakterisida)
security adalah dan atau menghambat pertumbuhan
• melakukan kegiatan pencucian dan kuman (bakteriostatik) dengan meng-
penyemprotan kandang dan per- gunakan bahan kimia. Bahan kimia yang
alatannya dengan air sabun (deter- digunakan disebut desinfektan, seperti
gen) dan antiseptik secara teratur. kreolin, lisol dsb.
• mengubur atau membakar ternak
terutama pada penyakit yang me- Desinfestan dan desinfektan yang
nular dan berbahaya seperti penyakit baik harus memenuhi persyaratan se-
Anthrax. bagai berikut :
• Tidak berbahaya bagi ternak maupun
Beberapa istilah yang perlu diketahui manusia
dalam bio-sekurity adalah • Mempunyai daya bunuh yang tinggi
terhadap bakteri, protozoa dan mi-
Desinfestasi kroba lain serta telurnya.
• Efek residunya pendek
Desinfestasi adalah merupakan • daya penetrasinya tinggi
proses pemusnahan hama penyakit un- • Stabil bila dilarutkan atau kontak
tuk membunuh parasit, terutama parasit- dengan bahan organic lain
parsit diluar tubuh ternak (ektoparasit). • Tidak merusak alat yang digunakan
Bahan kimia yang digunakan untuk dan mudah digunakan
desinfestasi disebut desinfestan. Bahan • Tidak mengeluarkan bau atau sedikit
yang umum digunakan adalah formalin. berbau dan tidak terserap bahan
Desinfestan disemprotkan pada kandang pakan
dan perlengkapannya setelah diencerkan • Tidak mencemari lingkungan baik
udara maupun air.

96
6.5.7. Pencegahan Penyakit melalui nyakit. Untuk kepentingan keselamatan
Vaksinasi terhadap resiko timbulnya penyakit,
dapat menggunakan virus yang telah
• vaksin inaktif atau vaksin mati dimatikan.
yaitu vaksin yang dibuat dengan
membunuh biakan jasad renik Tindakan vaksinasi merupakan salah
seluruhnya atau toksinnya saja dan satu usaha agar hewan yang divaksinasi
hasil panenan jasad renik kemudian memiliki daya kebal sehingga terlindung
diproses untuk dijadikan vaksin dari serangan penyakit. Kebal atau imun
adjuvan. adalah suatu keadaan dimana tubuh
• vaksin hidup atau vaksin aktif yaitu tahan atau kebal terhadap serangan pe-
vaksin yang dibuat tanpa membunuh. nyakit. Ada dua macam kekebalan dilihat
Bibit penyakit tersebut harus terdiri dari dari cara terbentuknya yaitu :
jasad renik yang tidak jahat (avirulen) • kekebalan aktif yaitu kekebalan yang
atau disebut “ attanuated strain”. diperoleh secara aktif oleh tubuh
yang dihasilkan oleh pabrik antibodi
Vaksinasi adalah suatu tindakan akibat rangsangan vaksin dan masa
dimana hewan dengan sengaja dima- kekebalan berlangsung lama sesuai
suki agen penyakit (antigen) yang telah dengan jenis vaksinnya. Kekebalan
dilemahkan dengan tujuan merangsang aktif di golongkan menjadi kekebalan
pembentukan daya tahan atau daya ke- buatan yang diperoleh akibat dari
bal terhadap penyakit tertentu, dan aman vaksinasi dan kekebalan aktif alamiah
untuk tidak menimbulkan penyakit. yang di peroleh akibat sembuh dari
penyakit menular tertentu.
Tujuan vaksinasi tidak hanya menge- • kekebalan pasif adalah suatu
balkan ternak yang bersangkutan, tetapi kekebalan yang di peroleh secara
juga mengebalkan anak-anaknya yang baru pasif dimana tubuh ternak yang
lahir secara pasif. Vaksinasi selain bertujuan disuntik tidak mem bentuk antibodi
untuk pencegahan, dapat juga digunakan sendiri, tetapi telah terkandung
untuk tujuan pengobatan atau terapi. dalam antisera atau anti toksin dan
kolostrumnya. Kekebalan pasif di
Vaksinasi akan merangsang me- golongkan juga menjadi kekebalan
kanisme pertahanan tubuh untuk meng- pasif buatan yaitu yang diperoleh dari
hasilkan antibodi sampai suatu ketika suntikan antisera atau anti toksin dan
dapat digunakan melawan serangan pe- kekebalan pasif alamiah diperoleh

97
dari susu kolostrum induk yang telah Keadaan Ternak
divaksinasi.
Ternak yang sakit defisiensi dan
Kekebalan individu ternak sangat ternak yang mengidap penyakit parasit
ditentukan oleh faktor-faktor : yang parah bila divaksinasi tidak akan
memperoleh kekebalan yang sempurna
Jenis dan Mutu Vaksin dan bahkan dapat menyebabkan ke-
matian. Vaksinasi yang diberikan pada
Telah diterangkan di atas bahwa ternak yang sedang dalam masa inku-
ada dua macam vaksin yaitu vaksin basi penyakit, maka bukannya kekebalan
hidup dan vaksin mati. Vaksin hidup akan yang akan diperoleh tetapi ternak akan
menimbulkan kekebalan yang lebih sem- menjadi lebih sakit, bahkan dapat men-
purna dari pada vaksin mati. Mutu suatu imbulkan kematian.
jenis vaksin akan dipengaruhi oleh :
• bibit jasad renik yang dipergunakan Tingkat Serangan Penyakit
• jenis media pem biakan
• metode pengem bangbiakan Tingkat serangan penyakit pada
• masa antige kejadian wabah penyakit sangat dipen-
• cara inaktifikasi dan adjuvan garuhi oleh keganasan dari jasad renik
penyebab penyakit dan dosis jasad renik
Penanganan Vaksin yang masuk dalam tubuh.

Setiap vaksin akan mengalami pros- Vaksin dapat diberikan dengan cara
es penurunan kekuatan atau mempunyai melalui air minum, makanan, melalui
waktu kedaluwarsa dan mempunyai per- alat pernafasan yaitu dengan cara peny-
syaratan tertentu seperti : emprotan atau dengan cara diteteskan
• vaksin virus sebaiknya disimpan kedalam rongga hidung. Selain cara-cara
dalam suhu -80 C di atas, vaksinasi dapat juga dilakukan
• vaksin bacteri dan toksoid disimpan dengan melalui penyuntikan baik secara
dalam ruangan yang sejuk (+ 150 intra kutan, intra sub kutan maupun intra
C) atau lebih baik dalam refrigator muskuler ataupun melalui intra peritoneal
(2-100 C), sebaiknya di lindungi (kedalam rongga perut). Cara yang harus
terhadap pengaruh langsung sinar dipilih, tergantung dari petunjuk dari pem-
matahari dan sebaiknya disimpan buatan vaksin yang telah dicantumkan
dalam tempat yang gelap. dalam etiket/label.

98
Ada beberapa kemungkinan yang • suhu udara yang tidak stabil (terlalu
akan terjadi akibat vaksinasi seperti : panas/ terlalu dingin).
• sepsis yaitu kesalahan teknis yang • kepadatan ternak yang terlampau
bisa memungkinkan timbulnya in- tinggi.
feksi dengan mikroba dari luar yang • kelembaban didalam kandang yang
patogen meningkat.
• abses yaitu borok akibat dari • akibat bunyi-bunyian keras yang
kesalahan vaksinasi mengagetkan.
• udema yaitu pembengkakan lokal aki- • pindah kandang.
bat dari pengaruh komponen vaksin
• concurrent disease. Akan terjadi pada Hal-hal tersebut diatas dengan
ternak yang sedang sakit atau jelek demikian sedapat mungkin menghindar-
kondisinya. kan stress. Stres dapat mengganggu
• Reaksi anafilaktik. Akibat sampingan pertumbuhan ternak karena dengan
dari vaksinasi bisa menyebabkan shock. stres hidup ternak jadi tidak nyaman,
nafsu makan terganggu, metabolisme
6.5.8. Lingkungan yang Bersih makanan akan terganggu sehingga hasil
akhir yang diharapkan tidak tercapai.
Jika ternak akan ditempatkan pada
kandang yang pernah digunakan maka 6.5.10. Isolasi Ternak
perlu dilakukan:
• pembersihan dan sterilkan kandang Isolasi terhadap ternak adalah suatu
dan peralatan kandang serta peng- usaha untuk mengisolasi atau memisah-
istirahatkan kandang kan ternak yang sedang sakit atau men-
• pembersihan lingkungan kandang galami kelainan dari ternak yang sehat
termasuk rumput liar harus dipotong, dan normal. Ternak yang sakit dipisahkan
serta air yang menggenang di sekitar dan dikandangkan dalam suatu kandang
kandang harus dihilangkan. khusus yang disebut kandang karantina.

6.5.9. Menghindarkan Stres 6.5.11. Program Kontrol Parasit

Stres adalah tekanan jiwa yang men- Program kontrol parasit merupakan
impa ternak akibat pengaruh lingkungan upaya pencegahan berjangkitnya se-
yang buruk. Pengaruh lingkungan itu rangan penyakit, baik parasit eksternal
berupa:

99
seperti pencegahan berkembangnya 6.6.1. Pencekokan (drenching)
serangga dan kutu di dalam kandang dan
sekitarnya maupun parasit internal yang Pengobatan dengan cara ini di-
bertujuan mencegah masuknya parasit lakukan dengan mempergunakan alat
ke dalam tubuh misalnya cacing. pencekok (drenching gun). Ternak yang
akan diobati sebaiknya dimasukkan
Secara praktis, kontrol parasit dilaku- dalam kandang jepit supaya mudah
kan dengan cara : menanganinya. Kepala agak diangkat
• pembuangan kotoran secara teratur sehingga obat akan mudah masuk ke
untuk mencegah berkembang biak- dalam tenggorokan. Alat pencekok ter-
nya larva. tera pada gambar 28
• pemberian larvicida dalam pakan
untuk mencegah perkembang biakan 6.6.2. Pil atau bolus
larva dalam kotoran
• penyemprotan kotoran dan ruangan kan- Ternak ditempatkan seperti pada
dang dengan pestisida dan insektisida. pencekokan atau dapat dipegang.
Setelah mulut (oral) dibuka, pil/bolus
6.6. Pengobatan Penyakit dimasukan ke dalam mulut (oral) bagian
belakang. Mulut untuk beberapa saat
Pengobatan berasal dari kata obat tetap dipegang agar tidak membuka.
yang berarti suatu sediaan yang diberi-
kan untuk tujuan penyembuhan serangan
suatu penyakit dengan jalan membunuh
jasad renik/kuman penyakit penyebab
penyakit tersebut atau dengan memper-
baiki kerja alat tubuh.

Obat dapat membahayakan ternak


Sumber. Koleksi Vedca, 2008
sehingga penggunaan obat harus sesuai
Gambar 28.
dosis dan sesuai petunjuk. Pemberian
Drenching Gun
obat dapat dilakukan denagn berbagai
cara yaitu ;
6.6.3. Suntikan (injeksi)

Menyuntik adalah kegiatan mema-


sukkan obat yang berbentuk cairan (den-

100
gan tekanan) ke dalam jaringan tubuh,
rongga tubuh, organ tubuh yang berong-
ga dengan menggunakan alat suntik.

Jenis-jenis alat suntik.

Alat untuk menyuntik disebut alat


suntik atau secara umum disebut ”
Sumber.Koleksi Vedca, 2008.
Syringe/Spuit” adalah suatu alat yang
Gambar. 29
biasanya dilengkapi dengan jarum yang
Alat suntik rekord
berfungsi untuk memasukkan obat me-
lalui pembuluh darah untuk diedarkan ke
Alat suntik semi otomatis
seluruh tubuh.

Alat suntik jenis ini bentuknya sama


Ada beberapa jenis alat suntik, dian-
dengan alat suntik record tetapi dileng-
taranya:
kapi dengan komponen untuk mengatur
dosis yang terdapat pada tangkai peng-
Alat suntik rekord (Record syringe).
hisapnya. Pada tangkai penghisap ter-
Jenis alat suntik ini merupakan alat
dapat skala dosis dan sekrup pengatur
suntik yang sederhana, yang tertera pada
dosis. Setiap suntikan cukup dengan me-
gambar 29. Alat suntik rekord, terdiri atas
mutar sekrup pengatur dosis, maka akan
:
diperoleh dosis tertentu. Alat suntik semi
• Tabung suntik
otomatis tertera pada gambar 30.
- terbuat dr gelas, plastik/ nylon atau
metal
- ukuran : 1,2,5,10,20,sampai 50 ml
• Penghisap dan tangkainya
- terbuat dari gelas, plastik/ nylon atau
metal
• jarum suntik

Sumber. Soeraji, 1987


Gambar 30.
Alat suntik semi otomatis.

101
Alat suntik multi-dosis ditetapkan yakni 0,1 ml. Canullanya
(Multidose-Syringe) berukuran pendek sekali dan lubangnya
bukan pada ujungnya melainkan pada
Alat suntik ini baik sekali untuk bagian sisinya. Alat suntik routmann bi-
melakukan suntikan masal. Ukuran be- asa digunakan untuk tuberkulinasi. Alat
sarnya : 30,50 ml. Obat suntik yg disedot suntik Rautmann tertera pada gambar
dapat untuk beberapa dosis, dilengkapi 32.
dengan alat pengatur dosis

Alat suntik otomatis (auto matic syringe)

Alat suntik ini sama dengan alat sun-


tik multi dosis, hanya alat suntik ini dapat
mengisi sendiri (self filling) obat yang
akan disuntikkan. Alat suntik ini hanya ti-
dak cocok digunakan untuk ternak-ternak Sumber. Soeraji, 1987
besar. Alat suntik otomatis tertera pada Gambar 32.
gambar 31. Alat suntik Rautmann

6.6.4. Metode menyuntik

Ada beberapa metode yang bisa


digunakan dalam mencegah dan meng-
obati suatu penyakit melalui pemberian
obat. Obat dapat diberikan kepada pen-
derita dengan melalui berbagai cara
Sumber. Soeraji, 1987 seperti melalui penyuntikan, pemberiobat
Gambar 31. melalui mulut atau enternal dan pembe-
Alat suntik otomatis rian obat melalui parenteral. Penggu-
naan metode tergantung pada cepat atau
Alat suntik “ Rautmann” lambatnya hasil yang dikehendaki, lama
kerja dalam tubuh, bentuk atau macam
Alat suntik ini juga termasuk dalam obat, sifat fisis atau kimiawi obat dan de-
alat suntik multi dosis. dosis sudah rajat absorbsi terhadap obat.

102
Salah satu yang sering dipakai berarti jarum masuk pembuluh darah,
adalah pengobatan dengan mengguna- maka jarum harus dipindah ke lokasi lain
kan suatu obat tertentu dengan metode sampai tidak berdarah.
lewat alat suntik. keberhasilan menyuntik
ditentukan oleh : Suntikan intravena
• cara penyuntikan
• hewan yang disuntik Penyuntikan intravena adalah pe-
• alat dan obat yang digunakan. nyuntikan yang berbahaya sehingga
pelaksanaannya harus hati-hati dan
Ada beberapa macam dalam metode terus-menerus memperhatikan denyut
menyuntik yaitu : jantungnya. Lokasi penyuntikan biasanya
di vena jugularis yang terletak didaerah
Suntikan subcutan pangkal leher.

Penyuntikan subcutan dilakukan un- 6.6.5. Pengobatan Terhadap Suatu


tuk mendeposisikan onbat dibawah kulit. Gangguan
Jarum yang digunakan adalah jarum sun-
tik ukuran kecil. Sebelum penyuntikan, Sakit adalah suatu keadan dimana
lokasi tempat penyuntikan diolesi alcohol tubuh, bagian tubuh atau organ tubuh
70 % agar steril. mengalami gangguan fungsi. Gang-
guan ini bisa bersifat fisiologis ataupun
Suntikan intramuskular mekanis. Gangguan yang bersifat me-
kanis misalnya terjadi karena pukulan
Penyuntikan intramuskuler dilaku- atau perlukaan. Sedangkan gangguan
kan dengan cara mendeposisikan obat yang bersifat fisiologis misalnya karena
didalam jaringan daging. Penyuntikan kelainan hormonal. Pengobatan ter-
metode ini mempunyai tujuan agar obat hadap gangguan-gangguan tersebut
lebih cepat terserap. Lokasi penyuntikan dapat dilakukan dengan tindakan untuk
harus disterilkan dulu dengan alcohol 70 menghilangkan keadaan tidak normal
%. Setelah jarum ditusukan, kemudian tersebut. Ada berbagai pengobatan yang
amati terlebih dahulu apakah jarum ma- dapat dilakukan terhadap baik gangguan
suk ke dalam pembuluh darah atau tidak. fisiologis maupun gangguan mekanis,
Apabila keluar darah dari lubang jarum beberapa diantaranya :

103
6.6.6. Pengobatan Simptomatis Tujuan GMP adalah:
• Menjamin produk yang aman dan
Pengobatan ini merupakan pengo- bermutu baik
batan yang digunakan untuk menghilan- • Meningkatkan penggunaan sumber-
gkan gejala penyakit. Pada pengobatan daya alam, kesehatan tenaga kerja
ini, gejala-gejala penyakit yang ada akan dan kondisi kerja
hilang tetapi penyebab penyakit mungkin • Menciptakan peluang pasar baru
masih ada. Sebagai contoh pada penyakit bagi petani dan exportir dari negara
gatal hanya gejala gatalnya yang dihilang- berkembang
kan, bukan penyebab gatalnya sendiri. • Menangkap keuntungan pasar dengan
memodufikasi mata rantai suplai
6.6.7. Pengobatan Causalis
Pada bidang peternakan terdapat
Pengobatan cusal adalah pen- 5 komponen yang mempengaruhi GMP
gobatan yang dilakukan untuk meng- yaitu: kesehatan ternak, kesehatan
hilangkan penyebab munculnya gejala pemerahan, pakan dan air minum, kes-
penyakit. Pada contoh diatas penyakit ejahteraan ternak dan lingkungan. Mas-
gatal dianalisis terlebih dahulu penyebab ing-masing komponen dijelaskan sbb:
gatalnya, baru diobati. Misalnya karena
jamur, maka diobati dengan anti jamur. 7.1. Kesehatan ternak

7. Prinsip Good Management Practices Kesehatan ternak sangat penting


(GMP) agar ternak dapat berproduksi dengan
optimal dan produk yang dihasilkan
Good Management Practice (GMP) berkualitas baik. Pada kesehatan ternak
adalah prosedur untuk membuat suatu terdapat 4 hal yang disarankan untuk
produk yang baik, aman dan tidak meru- menuju GMP, masing-masing dijelas-
sak lingkungan. Menurut organisasi kan sebagai berikut: Mencegah penyakit
pangan dunia yang dikenal dengan Food masuk ke farm, Memiliki program penge-
Agriculture Organization (FAO) GMP lolaan kesehatan yang efektif, Menggu-
diadaptasi menjadi praktek pengelolaan nakan obat-obatan sesuai dengan saran
pertanian yang baik. Hal ini bertujuan dokter hewan atau sesuai aturan yang
untuk menjaga kelestarian lingkungan, tertera pada label kemasan obat, dan
sosial dan hasil produk pangan – non Melatih orang yang sesuai.
pangan yang aman dan berkualitas baik.

104
7.1.1. Mencegah Penyakit Masuk Ke memasuki farm. Batasi pengunjung
Farm (Usaha Ternak) dan kendaraan sesedikit mungkin.
Perlakukan pengunjung untuk me-
• Membeli Ternak yang Sehat untuk Di- minimalkan penyakit, misalnya jaga
pelihara dan Mengontrol Kesehatan kebersihan kendaraan dari kotoran
Sapi Setelah Masuk Kandang. Sebe- sapi. Pengunjung di persilahkan
lum masuk ke usaha ternak kita, sapi menggunakan pakaian dan sepatu
harus diperiksa kesehatannya ter- pelindung dan catat semua pengun-
utama untuk sapi yang didatangkan jung, karena pengunjung dan hewan
dari daerah yang terjangkit penyakit. liar dapat menyebarkan penyakit.
Bila dimungkinkan kita bisa mencari • Memiliki Program untuk Mengen-
surat keterangan sehat dari dinas dalikan Binatang Pengganggu.
peternakan. Binatang pengganggu antara lain
• Menjamin Agar Alat Angkut yang tikus, burung dan serangga dapat
Membawa Sapi ke Usaha Ternak menyebarkan penyakit ke sapi.
Kita Tidak Membawa Bibit Penya- Pastikan kita mempunyai program
kit. Hal ini bisa dilakukan dengan pengendalian binatang tersebut. Hal
menghindari alat angkut yang habis yang perlu dijaga antara lain tempat
dipakai membawa ternak mati atau pemerahan, tempat penyimpanan
ternak sakit. Bisa juga diakukan pakan, kandang dll.
dengan menyemprot dengan bahan • Gunakan Peralatan yang Bersih.
desinfektan semua kendaraan yang Peralatan yang digunakan pada bu-
masuk farm kita. didaya sapi harus dijaga kebersihan.
• Memiliki Pembatas Keamanan / Untuk alat yang disewa dari luar
Pagar. Pagar membatasi ternak, he- harus dipastikan bahwa peralatan
wan liar memasuki farm kita. Ternak tersebut bersih dan bebas penyakit.
dari luar farm dan hewan liar berpo- Perlakukan dengan hati-hati pera-
tensi membawa bibit penyakit jika latan yang dipinjam dari luar.
memasuki farm kita.
• Membatasi Orang dan Hewan Liar 7.1.2. Memiliki Program Pengelolaan
Memasuki Farm. Orang dan kenda- Kesehatan yang Efektif
raan yang mengunjungi beberapa
farm dapat menyebarkan bibit penya- • Membuat Sistem Identifikasi Ternak.
kit ke ternak. Jika diperlukan semprot Sapi dapat diindentifikasi oleh orang
terhadap orang dan kendaraan yang yang datang untuk melakukan tugas

105
tertentu. Identifikasi harus dibuat kesehatannya jelek setelah mendapat
permanen dan unik sehingga setiap hasil diagnosis. Tindakan diperlukan
ternak dapat diidentifikasi dari lahir untuk mengurangi akibat infeksi dan
sampai mati. Identifikasi yang ban- meminimkan sumber patogen.
yak digunakan adalah memasang • Isolasi Ternak Sakit dan Pisahkan
anting telinga (ear tag), tato, freeze Produksi Susu dari Ternak Sakit atau
branding dan microchips. ternak sedang Diobati. Untuk men-
• Mengembangkan Pengelolaan gurangi penyebaran penyakit, iso-
Kesehatan yang berfokus pada lasi ternak sakit pada tempat khusus.
Pencegahan. Program pencega- Gunakan prosedur yang ada untuk
han meliputi semua aspek yang memisahkan susu dari ternak sakit
berkaitan dengan pengelolaan farm. agar tidak tercampur dengan susu
Pencegahan kesehatan yang paling dari ternak sehat.
lazim adalah melakukan vaksinasi • Buatlah Catatan terhadap semua
ternak. Obat-obatan pencegah pe- Perlakukan dan Ternak yang Per-
nyakit dapat digunakan jika tidak ada nah Diobati . Catatan ternak yang
strategi lain untuk mencegah penya- pernah diobati perlu dibuat agar
kit, misalnya penggunaan antibiotika semua orang yang berkepentingan
dengan dosis tertentu. mengetahui perlakukan apa saja
• Memeriksa Kesehatan Ternak jika yang pernah diberikan. Gunakan
ada Gejala Penyakit. Amati ternak cara untuk menandai ternak yang
secara reguler untuk mendeteksi sakit, misalnya menggunakan cat
adanya gejala penyakit. Gunakan untuk menandai sapi yang terserang
metode yang akurat untuk mende- penyakit mastitis.
teksi dan mendiagnosis penyakit. • Menjaga Penyakit yang dapat Menu-
Beberapa cara dapat menggunakan lar ke manusia (Zoonosis). Peternak
termometer anus, pengamatan harus menjaga penyakit yang dapat
tingkah laku sapi, kondisi tubuh, dan menulari manusia pada level yang
pengujian susu. Jika hasil diagnosis tidak berbahaya. Produk ternak ha-
menunjukkan penyakit harus diper- rus dijaga agar tidak terkontaminasi
lakukan dengan baik. penyakit, misalnya anthrax, bakteri
• Ternak Sakit Harus ditangani dengan pada susu, dll
Baik Secepat Mungkin. Perlakukan
ternak yang sakit, luka dan kondisi

106
7.1.3. Gunakan Bahan Kimia dan Obat- 7.2. Kesehatan Pemerahan
Obatan yang diperbolehkan
Pemerahan merupakan kegiatan yang
Bahan kimia yang banyak digunakan penting dalam budidaya sapi perah. Kon-
seperti deterjen, desinfektan, pembunuh sumen menghendaki susu yang berkualitas
serangga dll. Peternak harus menjaga tinggi, sehingga pengelolaan pemerahan
agar produknya (susu dan daging) tidak ditujukan untuk meminimalkan kontaminasi
tercemari bahan tersebut. Obat-obatan mikroba, bahan kimia dan kotoran lainnya.
digunakan untuk mengobati penyakit. Pemerahan yang baik disamping akan
Peternak harus menjamin dosis dan menghasilkan susu yang berkualitas tinggi
jenis obat yang sesuai, penyalahgu- dan menjaga kesehatan sapi.
naan dapat menyebabkan ternak mati,
penyakit resisten dan produk ternak ter- 7.2.1. Pemerahan tidak Melukai Sapi
cemar. Bahan kimia dan obat harus dis- dan Mengotori Susu
impan dengan baik agar tidak rusak atau
mencemari produk. Limbah obat, bahan Sapi yang diperah harus memiliki
kimia dan peralatan kesehatan harus identifikasi, untuk mengetahui statusnya
dibuang pada tempat khusus agar tidak apakah sapi laktasi, kering, sedang dio-
mencemari ternak dan lingkungan. bati, susunya abnormal karena penyakit,
atau sedang diberi antibiotik. Jadi identi-
7.1.4. Melatih Orang yang Sesuai fikasi diperlukan untuk menentukan lang-
kah selanjutnya.
Memiliki prosedur tertulis untuk men-
deteksi dan menangani ternak sakit dan 7.2.2. Persiapan Ambing sebelum
bahan kesehatan, sehingga peternak Pemerahan
peduli pada pengelolaan kesehatan farm.
Petugas farm harus mendapat pelatihan Bersihkan dan keringkan puting sapi
yang cukup agar dapat melaksanakan yang kotor. Ambing dan puting yang
tugasnya. Pilihlah orang yang mampu un- basah harus dikeringkan. Harus tersedia
tuk mengobati ternak sakit, misalnya dokter air bersih selama kegiatan pemerahan.
hewan atau teknisi kesehatan hewan. Periksalah ambing dan puting sebelum
pemerahan, apakah ada indikasi mastitis
atau penyakit lainnya.

107
7.2.3. Menggunakan Teknik Pemerah- 7.2.5. Pastikan Peralatan Pemerahan
an yang Konsisten dipasang dan dirawat dengan
Benar
Pemerahan harus menggunakan
teknik pemerahan yang baik, kesala- Pabrik pembuat peralaran mesin per-
han teknik dapat menyebabkan sapi ah harus merekomendasikan cara kon-
terserang mastitis dan cedera atau melu- struksi, instalasi, kinerja dan perawatan
kai sapi. Teknik pemerahan yang benar: peralatan yang digunakan untuk pemera-
• Siapkan sapi dengan baik sebelum han. Bahan pembersih harus dipilih yang
pemerahan tidak mempengaruhi kualitas susu.
• Untuk pemerahan dengan mesin,
usahakan udara yang masuk se-se- 7.2.6. Pastikan Tersedia Cukup Air
dikit mungkin, pasang dan lepas cup Bersih
mesin perah dengan halus
• Untuk pemerahan dengan tangan, Persediaan air bersih harus cukup un-
tangan pemerah harus bersih, dan tuk proses pemerahan dan pembersihan
dapat menggunakan sedikit paslin peralatan pemerahan. Jaringan suplai air
atau minyak untuk menghidari puting harus diperiksa secara rutin, hindari kebo-
lecet, coran jaringan air yang dapat menyebab-
• Minimumkan pemerahan berlebihan kan ternak kekurangan suplai air.
• Semprotkan larutan Iodium setelah
pemerahan 7.2.7. Tempat Pemerahan Harus Bersih

7.2.4. Pisahkan Susu dari Sapi Sakit Bangunan pemerahan harus memi-
dan Sapi yang Sedang Diobati liki saluran air (drainase) dan ventilasi
yang baik untuk mengindari sapi cedera.
Sapi yang menghasilkan susu yang Ukuran tempat pemerahan harus sesuai
tidak layak dikonsumsi manusia ha- dengan ukuran sapi. Tempat pemerahan
rus dipisahkan dengan susu yang baik. harus dijaga kebersihannya dari kotoran
Buanglah susu yang abnormal dengan sapi, tanah dll. Lingkungan tempat pem-
cara yang benar agar tidak menulari sapi erahan harus dijaga kebersihannya. Ran-
yang lain. cangan bangunan harus mudah dibersi-
hkan, memiliki suplai air bersih, tersedia
fasilitas penanganan limbah, dan cukup
cahaya.

108
7.2.8. Pemerah Mengikuti Aturan 7.3.1. Menjamin Pakan dan Air
Kesehatan Kualitasnya Baik

Pemerah harus mengenakan pakaian Pakan dan air yang diberikan harus
yang sesuai dan bersih, menjaga keber- sesuai dengan kebutuhan fisiologis ter-
sihan tangan dan lengan selama pem- nak. Suplai air harus disediakan, diperik-
erahan, jika memiliki luka harus dibalut, sa dan dirawat secara reguler. Gunakan
dan tidak menderita penyakit infeksi. peralatan yang berbeda untuk menangani
bahan kimia dan bahan pakan. Bahan
7.2.9. Susu yang Habis di perah Harus kimia yang digunakan pada padang rum-
Ditangani dengan Baik put dan hijauan harus sesuai. Gunakan
bahan kimia untuk pakan pakan sesuai
Segera setelah susu diperah harus dengan yang direkomendasikan.
didinginkan, sesuai dengan aturan yang
berlaku, misal 5?C. Lingkungan penyim- 7.3.2. Mengontrol Kondisi Tempat
panan susu harus dijaga kebersihannya. Penyimpanan Pakan
Peralatan penyimpanan susu harus bisa
menjaga temperatur susu sesuai dengan Usahakan tidak ada binatang yang
yang dikehendaki. Jalan untuk mengam- masuk ke gudang pakan untuk meng-
bil susu harus dirancang untuk memu- hindari kontaminasi pakan. Gudang
dahkan kendaraan tangki pengangkut harus berventilasi baik. Pakan harus
susu. dilindungi dari kontaminasi. Simpan dan
tangani dengan baik bahan pestisda, biji-
7.3. Pakan Dan Air Minum Ternak bijian, pakan yang diberi obat, dan pupuk.
Herbisida harus dipisahkan dari bahan
Produktivitas sapi tergantung dari kimia dan pupuk. Jerami dan pakan ker-
kualitas pakan dan air minum yang terse- ing harus dilindungi dari kondisi lembab.
dia. Hal yang perlu diperhatikan adalah Silase dan pakan fermentasi harus disim-
pakan dan air minum kualitasnya baik, pat dalam kondisi tertutup. Bahan pakan
mengontrol kondisi gudang pakan dan yang berjamur harus dibuang atau tidak
mengontrol bahan pakan yang dibeli dari diberikan ke sapi.
luar farm. Masing-masing dijelaskan seb-
agai berikut:

109
7.3.3. Bahan Baku Pakan Harus Bisa tahap laktasi, tingkat produksi, pertum-
Dilacak Sumbernya buhan, kebuntingan, aktivitas dan iklim.
Mengatur kapasitas padang rumput
Jika kita membeli bahan pakan, pas- dan pakan tambahan untuk menjamin
tikan penjual (supplier), memiliki program ketercukupan pakan hijauan dan pakan
penjaminan mutu. Buatlah pembukuan tambahan. Lindungi ternak dari pakan
(catatan) bahan pakan dan pakan yang beracun dan bahan yang membahay
dibeli. akan.
7.4.2. Ternak Harus Nyaman
7.4. Kesejahteraan Ternak
Konstruksi kandang dan tempat pem-
Peternak harus menjaga kesejahter- erahan harus aman, tidak membahay-
aan ternak agar mereka dapat berproduk- akan ternak dan cukup ventilasi. Hindari
si dengan baik. Konsumen menghargai jalan buntu dan lantai yang licin. Alas
kesejahteraan ternak yang tinggi sebagai kandang harus bersih dan ruang gerak
indikator pangan yang aman, sehat dan sapi cukup. Ternak harus terlindung dari
berkualitas baik. Terdapat lima hal yang pengaruh iklim yang dapat menyebabkan
harus diperhatikan yaitu : kepanasan atu kedinginan.
• Ternak tidak haus, lapar dan salah
makan 7.4.3. Ternak Sehat, Bebas Nyeri dan
• Ternak harus nyaman Cedera
• Ternak sehat, bebas nyeri dan
cedera Ternak harus diperiksa secara reg-
• Ternak harus bebas ketakutan uler untuk mendeteksi adanya cedera
• Tingkah laku ternak relatif normal atau sakit. Kandang dan tempat pem-
Masing-masing aspek tersebut di erahan lantainya tidak boleh licin untuk
atas dijelaskan sebagai berikut: mengurangi peluang cedera sapi. Sapi
yang laktasi harus diperah secara reg-
7.4.1. Ternak tidak Haus, Lapar dan uler. Jangan menggunakan prosedur dan
Salah Makan proses yang menyebabkan ternak nyeri
misal pada dehorning (penghilangan tan-
Peternak harus menyediakan pakan duk), kastrasi dll. Menyediakan fasilitas
dan air dengan jumlah yang cukup setiap beranak yang nyaman, dan memeriksa
hari. Pemberian berdasarkan kondisi secara reguler apakah sapi memerlukan
fisiologi ternak yaitu umur, berat badan, bantuan pada saat melahirkan. Prosedur

110
pemasaran pedet harus baik, penjualan pasi penyebab masalah dan tindakan
dilakukan setelah lepas sapih, dan meng- pencegahan.
gunakan alat transportasi yang memadai.
Jika ternak harus dibunuh difarm karena 7.4.5. Penanganan Ternak
sakit parah, harus dgunakan cara yang
tidak menyakitkan. Hindari cara pemera- • Menyiksa ternak pada kondisi
han yang salah karena bisa menyebab- apapun tidak diperbolehkan
kan sapi cedera. • Lantai kandang harus tidak licin,
tangani sapi dengan hati-hati,
7.4.4. Ternak Harus Bebas Ketakutan jika sapi yang jatuh lebih dari 2%
menunjukkan pengangan yang
Peternak harus terampil mengelola kurang baik
ternaknya dan menerima pelatihan yang • Pada saat memindahlan sapi
sesuai. Menjamin ternak berperilaku sebaiknya dari samping bahu sapi,
relatif normal, salah satunya dengan me- hindari alat bantu yang menyakitkan
nyediakan ruang gerak yang cukup untuk seperti cambuk, alat kejut listrik,
betina, pejantan dan pedet. Peternak ha- batang besi dll
rus mampu:
• Mengenali ternaknya sehat atau sakit 7.4.6. Pemasaran Ternak
• Memahami perubahan tingkah laku
ternak Pada umumnya ternak dijual dalam
• Paham kapan perlu tindakan pengo- kondisi sehat dan phisiknya bagus. Ter-
batan nak yang akan dijual dikumpulkan pada
• Mengimplementasikan program pe- kandang khusus (pen) yang dekat den-
ngelolaan kesehatan gan loading ramp (tangga untuk menaik-
• Mengimplementasikan program pem- kan sapi ke truk). Pada saat menggiring
berian pakan dan pengelolaan dari kandang ke pen tanpa menyebabkan
padang rumput stress. Truk yang digunakan harus diran-
• Mengenali iklim untuk mempro-mosi- cang khusus untuk keselamatan peternak
kan kesehatan dan kesejah-teraan dan sapi. Sapi dinaikkan, dipindahkan
ternak dan diturunkan dengan hati-hati dan sa-
• Mempu mengelola produksi ternak bar agar tidak menimbulkan stres. Daya
• Menangani ternak dengan baik dan angkut sapi ditentukan dengan ukuran
dengan cara yang benar, mengantisi- dan berat sapi, pastikan rung dalam truk
tidak terlalu padat. Jika truk tidak penuh

111
harus diberi sekat pembatas agar sapi tuk mencegah polusi. Kotoran sapi dapat
tenang dan truk stabil. Pintu kendaraan disemprotkan ke padang rumput.
dan pintu gerbang loading ramp harus
cukup besar untuk dilewati sapi tanpa 7.5.2. Menjamin Pengelolaan Ternak
menimbulkan luka. Tidak ada jarak an- tidak Memberikan Dampak
tara bak truk dengan loading ramp, jika Terhadap Lingkungan Lokal
ada jarak dapat menyebabkan sapi ter-
perosok dan sapi menderita cedera. Menjaga agar usaha peternakan
tidak memberi dampak terhadap lingkun-
7. 5. Lingkungan gan lokal. Fasilitas penyimpanan untuk
limbah oli, cairan silase, lumpur, dan
Konsumen makin sadar bahwa bahan polutan lainnya harus diletakkan
produksi makanan harus seimbang den- pada tempat yang aman untuk menjaga
gan lingkungan. untuk itu peternak dalam agar tidak mencemari lingkungan lokal.
memproduksi susu dan daging memilih Hindari membuang limbah pertanian atau
cara yang mengurangi kerusakan lingkun- bahan kimia pada tempat yang dapat ter-
gan . Masalah utama adalah polusi dari kena drainase, air permukaan atau aiur
kotoran sapi, cairan, cairan silase dll. tanah dapat menghanyutkan dan mence-
mari suplai air lokal. Gunakan bahan
Saran untuk GMP adalah memiliki kimia (pupuk, obat, pestyisida dll) dengan
sistem pengelolaan limbah yang baik, benar untuk menghindari pencemaran
dan menjamin pengelolaan ternak tidak lingkungan. Menjamin penampilan usaha
memberikan dampak terhadap lingkun- peternakan agar bersih dan terawat untuk
gan lokal. Masing-masing dijelaskan se- menciptakan kesan tempat memproduksi
bagai berikut: susu dan daging yang berkualitas baik.
7.5.1. Memiliki Sistem Pengelolaan 8. Aplikasi konsep
Limbah yang Baik
Coba amati suatu usaha peternakan
Limbah peternakan harus ditampung dilingkungan sekolah siswa, apakah su-
pada tempat khusus untuk meminimumkan dah melaksanakan GMP dengan baik.
pencemaran. Tempat penampungan harus Hal-hal yang di amati meliputi:
diperiksa apakan sudah penuh, atau ada • Mencegah Penyakit Masuk Ke Farm
kebocoran. Limbah lain seperti plastik ha- (Usaha Ternak)
rus dibuang pada tempat yang sesuai un- • Memiliki Program Pengelolaan Kese-
hatan yang Efektif

112
• Pemerahan tidak Melukai Sapi dan 9.5. Disuatu peternakan sapi potong
Mengotori Susu banyak didapati sapi yang pincang,
• Menjamin Pakan dan Air Kualitasnya sehingga pertumbuhan terganggu.
Baik Diskusikan dengan teman-teman
• Ternak Harus Nyaman apa kemungkinan penyebabnya?
• Memiliki Sistem Pengelolaan Limbah
yang Baik 10. Pengayaan
• Ternak tidak Haus, Lapar dan Salah
Makan Jawablah pertanyaan di bawah ini,
dengan memilih satu jawaban yang
9. Pemecahan masalah paling benar

9.1. Sapi perah yang dipelihara didataran 1. Jenis sapi asli Indonesia adalah
rendah produksinya kebih rendah a. Brahman
dari sapi perah yang dipelihara di- b. Sahiwal
dataran tinggi. Diskusikan dengan c. Bali
teman-teman siswa d. Angus
9.2. Selandia Baru menyilangkan sapi FH 2. Jenis ternak perah yang ada di
dengan dapi sahiwal. Hasil silangan Indonesia adalah
tersebut Sahiwal cross di kespor ke a. Sahiwal Cross
Indonesia. Diskusikan apa tujuan pe- b. FH
nyilangan tersebut? c. Kerbau Murrah
9.3. Australia menyilangkan sapi Short d. Semua benar
horn dengan sapi Brahman. Hasil 3. Cara mengetahu umur sapi yang
silangan BX kemudian diekspor ke paling tepat adalah
Indonesia. Diskusikan dengan te- a. Dari catatan
man-teman, apa tujuan penyilangan b. Dari cincin tanduk
tersebut. c. Wawancara
9.4. Kandang didataran rendah sebai- d. Dari pertumbuhan gigi
knya tidak menggunakan atap dari 4. Pengetahuan tingkah laku ternak
bahan seng atau asbes, tetapi disa- diperlukan untuk
rankan menggunakan genteng. Dis- a. Mempermudah penanganan sapi
kusikan dengan teman-teman apa b. Menyakiti sapi
tujuan tersebut? c. Menendang sapi
d. Mengikat sapi

113
5. Pada pakan sapi, bungkil kedelai Kunci Jawaban
termasuk bahan sumber 1. c
a. Energi 2. d
b. Protein 3. a
c. Lemak 4. a
d. Mineral 5. b
6. Dedak padi merupakan bahan pakan 6. a
sumber 7. d
a. Energi 8. d
b. Protein 9. b
c. Mineral 10. d
d. Vitamin
7. Defisiensi Ca (Calsium) pada sapi
menyebabkan
a. Riketsia,
b. Pertumbuhan terhambat,
c. Tidak ada koordinasi otot.
d. Semua benar
8. Fungsi kandang sapi adalah
a. Mengontrol iklim mikro
b. Memberi kenyamanan sapi
c. Menjaga keamanan ternak
d. Semua benar
9. tujuan vaksinasi sapi adalah
a. Mengobati sapi sakit
b. Menciptakan kekebalan tubuh
c. Menambah vitamin
d. Menyuntikkan antibiotika
10. Upaya mencegah penyakit masuk ke
Farm sapi adalah
a. Mengontrol kendaraan yang
masuk
b. Mengontrol orang yang masuk
c. Membuat pagar pembatas
d. Semua benar

114
BAB 3

MENERAPKAN KAIDAH DAN ATURAN KESEHATAN


DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

1. Persyaratan K3 rada di tempat kerja. Menurut peraturan


menteri Tenaga Kerja No: Per. 05/Men/
Pada prinsipnya tanggung jawab ter- 1996, tentang sistem keselamatan dan
hadap keselamatan dan kesehatan kerja kesehatan kerja.
(K3) berada pada setiap orang. Setiap orang
atau karyawan yang bekerja dalam suatu Sistem manajemen (K3) adalah bagi-
perusahaan peternakan khususnya ter- an dari sistem manajemen secara kese-
nak ruminansia besar, harus berpartisi- luruhan yang meliputi: struktur organisasi,
fasi dalam setiap kegiatan keselamatan perencanaan, tanggung jawab, pelaksa-
dan kesehatan kerja, serta bertanggung naan prosedur, proses, dan sumber daya
jawab atas keselamatan dan kesehatan yang dibutuhkan bagi pengembangan, pe-
dirinya masing-masing dilingkungan ker- nerapan, pencapaian, pengkajian dan pe-
janya. Karena dalam suatu perusahaan meliharaan kebijakan keselamatan dan ke-
peternakan khususnya ternak ruminansia sehatan kerja dalam rangka pengendalian
besar senantiasa terdapat kegiatan-ke- resiko yang berkaitan dengan kegiatan ker-
giatan teknis yang melibatkan juga ber- ja guna terciptannya tempat kerja yang
bagai peralatan teknis dan sumber daya aman, efesien dan efektif.
manusia. Maka secara keseluruhan beban
tanggung jawab atas operasinya suatu Tempat kerja adalah, setiap ruangan
perusahaan peternakan akan berada pada atau lapangan tertutup atau terbuka, ber-
pimpinan perusahaan peternakan terse- gerak atau tetap, dimana tenaga kerja
but. bekerja atau yang sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan suatu usaha dan
Penerapan sistem manajemen (K3) dimana terdapat sumber atau sumber-sum-
dapat menjamin keselamatan dan kesehat- ber bahaya baik didarat, didalam tanah,
an tenaga kerja maupun orang yang be- dipermukaan air, didalam air, diudara, yang

115
berada di dalam wilayah kekuasaan hu- ngurangi kecelakan dan penyakit akibat
kum Republik Indonesia, kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif.
Perusahaan adalah setiap bentuk
usaha yang mempekerjakan pekerja de- 2. Kaidah dan peraturan mengenai
ngan tujuan mencari laba/keuntungan K3
atau tidak, baik milik swasta mapun milik
negara. Dalam sistem manajemen keselamat-
an dan kesehatan kerja, Program K3 me-
Tenaga kerja adalah tiap orang rupakan bagian dari perencanaan. Se-
yang mampu melakukan pekerjaan baik bagaimana alur proses sistem manaje-
didalam maupun diluar hubungan kerja men keselamatan dan kesehatan kerja,
guna menghasilkan jasa atau barang maka untuk dapat menetapkan dan me-
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. melihara program kerja K3 perusahaan
perlu adanya tahapan-tahapan diantara-
Pengusaha adalah : nya: pemahaman terhadap dasar hukum
• Orang atau badan hukum yang pelaksanaan program K3, adanya komit-
menjalankan suatu usaha milik men dan kebijakan dari pengusaha/pe-
sendiri dan untuk keperluan itu milik perusahaan, dan akhirnya peren-
menggunakan tempat kerja. canaan,yang di dalamnya termasuk pro-
• Orang atau badan hukum yang gram kerja.
secara berdiri sendiri menjalankan
sesuatu usaha bukan miliknya dan 3. Dasar Hukum Pelaksanaan Program
untuk keperluan itu mempergunakan K3
temapat kerja.
Bagi suatu perusahaan, tenaga kerja
Adapun tujuan dan sasaran sistem merupakan aset yang sangat berharga.
manajemen K3 perusahaan peternakan Agar dapat melakukan tugasnya secara
khususnya ternak ruminansia besar adalah efektif dan efisien, maka kesejahteraan
menciptkan suatu sistem keselamatan dan tenaga kerja perlu diperhatikan. Salah
kesehatan kerja di tempat kerja dengan satu bentuk kesejahteraan bagi tenaga
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kerja adalah perlindungan terhadap ke-
kondisi dan lingkungan kerja yang terin- selamatan dan kesehatan kerjanya. Un-
tegrasi dalam rangka mencegah dan me- tuk menjamin keselamatan dan kesehat-

116
an tenaga kerja maupun orang lain yang 4. Penerapan Sistem Manajemen K3
berada di tempat kerja, serta menjamin
keamanan terhadap sumber produksi, Setiap perusahaan peternakan rumi-
proses produksi dan dan lingkungan kerja, nansia besar yang mempekerjakan tena-
perlu penerapan sistem manajemen ke- ga kerja sebanyak seratus (100) orang
selamatan dan kesehatan kerja. atau lebih dan atau mengandung potensi
bahaya yang ditimbulkan oleh karakter-
Penerapan sistem manajemen kese- istik dari proses produksi yang dapat
lamatan dan kesehatan kerja ini sesuai mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
dengan peraturan perundangan yang ber- peledakan, kebakaran, pencemaran, dan
laku di Indonesia. Peraturan perundang- penyakit akibat kerja wajib menerapkan
an yang dimaksud adalah: sistem manajemen K3.

3.1. Pasal 27 ayat (2), UUD tahun 1945. Sistem manajemen K3 sebagaimana
”Setiap warga negara berhak atas dimaksut wajib dilakasanakan oleh pe-
pekerjaan dan penghidupan yang ngurus, perusahaan dan seluruh tenaga
layak bagi kemanusiaan”. kerja sebagai satu kesatuaan. Dalam pe-
3.2. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 nerapan sistem manajemen K3 perusa-
tentang ”Ketenaga kerjaan” Pasal 86 haan peternakan ruminansia besar, wajib
melaksanakan ketentuan-ketentuan se-
• Setiap pekerja mempunyai hak un- bagai berikut:
tuk memperoleh perlindungan atas: Menerapakan kebijakan keselamatan
keselamatan dan kesehatan kerja , dan kesehatan kerja dan menjamin
Moral dan kesusilaan dan perlakuan komitmen terhadap penerapan sistem
yang sesuai dengan hak-hak dan manajemen K3.
martabat manusia serta nilai-nilai • Merencanakan pemenuhan kebijak-
agama. an, tujuan dan sasaran penerapan ke-
• Untuk melindungi keselamatan pe- selamatan dan kesehatan kerja
kerja guna mewujudkan produktifitas • Menerapkan kebijakan keselamatan
kerja yang optimal diselenggarakan dan kesehatan kerja secara efektif
upaya K3 dengan mengembangkan kemampu-
• Perlindungan sebagaimana dimaksud an dari mekanisme pendukung yang
pada ayat (2) dilaksanakan sesuai de- diperlukan mencapai kebijakan, tuju-
ngan peraturan perundang-undangan an dan sasaran keselamatan dan ke-
yang berlaku. sehatan kerja.

117
• Mengukur, memantau dan mengeva- 5.2. Keselamatan atau Keamanan Per-
luasi kinerja keselamatan dan kese- sonal (manusia)
hatan kerja serta melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahannya. Setiap orang yang bekerja di peru-
• Meninjau secara teratur dan mening- sahaan peternakan ruminansia besar
katakan pelaksanaan sistem manaje- harus menggunakan peralatan K3 pada
men K3 secara berkesinambungan waktu bekerja sesuai dengan spesifikasi
dengan tujuan meningkatkan kinerja pekerjaannya.
keselamatan dan kesehatan kerja.
5.3. Keamanan Peralatan
5. Memelihara Infrastruktur K3 dalam
Perusahaan Peternakan Ruminan- Semua peralatan yang akan diguna-
sia Besar kan atau yang sudah dipasang, hendak-
nya dilakukan evaluasi ulang atau dicek
5.1.Keselamatan Kerja ulang. Apakah peralatan tersebut sudah
benar-benar layak atau aman digunakan
Keselamatan kerja dalam perusaha- atau belum ?
an peternakan ruminansia besar adalah
keselamatan kerja yang menyangkut de- 5.4.Pemasangan Instalasi Pengaman
ngan unsur manusia, mesin/peralat, bahan
yang dikerjakan dan ternak yang diusa- Setiap kali peralatan akan dipergu-
hakan. Adapun fungsi keselamatan kerja nakan, kita harus selalu memeriksa apa-
adalah mencegah terjadinya kecelakaan kah alat pengamannya sudah terpasang
di tempat kerja. Yang perlu diperhatikan dengan benar sesuai dengan buku ma-
dalam keselamatan dan kesehatan kerja nualnya. Apakah alat pengaman yang di-
adalah terciptanya keamanan dan ling- pasang sudah sesuai dengan standar na-
kungan yang sehat di perusahaan peter- sional untuk katagori alat tertentu.
nakan ruminansia besar untuk semua pe- 5.5. Pemasangan Kabel
kerja tanpa harus membedakan jenis atau
klasifikasi pekerjaan. Kondisi yang sama harus diperhatikan
untuk peralatan yang membutuhkan arus
Adapun faktor-faktor yang harus di- dari sumbernya, jenis kabel yang dipa-
perhatikan dalam keselamatan kerja : sang harus memenuhi standar yang di-
tentukan.

118
5.5.1. Pengaman Listrik pakan tetap bersih dan nyaman perlu
dipasang peralatan seperti ( sistem pe-
Petugas atau pemakai alat yang ber- nyedot atau pengisap debu, kipas angin,
hubungan dengan listrik harus meme- AC dan penanaman pohon pelindung
riksa kondisi pengaman listrik, untuk me- dan lain-lain )
ngetahui kelayakan dari semua peng-
aman listrik yang ada, apakah semua 5.5.5.Kebisingan
pengaman yang ada telah memenuhi
syarat teknis. Untuk mengantisipasi kebisingan dalam
bekerja di pabrik pakan atau pada saat
5.5.2. Pemadam Kebakaran mengoperasikan alat pencacah rumput
(copper) yang ada di perusahaan peter-
Semua gedung baik yang terma- nakan ruminansia besar perlu alat penutup
suk dalam instansi pemerintah maupun telinga atau pelindung telingga. Disamping
swasta sebaiknya dilengkapi dengan alat tersebut masih ada alat–alat pelin-
alat pemadam kebakaran yang sesuai dung badan lainnya seperti: ( alat pelin-
dengan kebutuhan bangunan. Alat pem- dung mata, alat pelindung, kepala alat pe-
adam kebakaran dapat ditempatkan di lindung tangan, alat pelindung kaki, alat pe-
laboratorium, bengkel, pabrik pakan, lindung hidung dan mulut dan lain seba-
gudang pakan, gedung atau kantor pe- gainya).
rusahaan peternakan ruminansia besar.
Alat pemadam kebakaran secara perio- 6. Pedoman Penerapan Dan Sistem
dik harus dicek apakah berfungsi dengan Manajemen K3 Perusahaan Peter-
baik atau tidak. nakan Ruminansia Besar

5.5.3. Kesehatan Kerja 6.1.Komitmen dan Kebijakan Pimpinan

Hal-hal yang perlu diperhatikan yang 6.1.1. Kepemimpinan dan Komitmen


berhubungan kesehatan kerja dalam pe-
rusahaan peternakan ruminansia besar Pengurus atau pemimpin perusaha-
adalah : an peternakan ruminansia besar harus
5.5.4. Sirkulasi Udara yang Baik menunjukan kepemimpinannya dan komit-
mennya terhadap keselamatan dan kese-
Untuk menjaga agar udara dalam hatan kerja dengan menyediakan sum-
ruangan kantor, kandang ternak, pabrik berdaya yang memadai.

119
Setiap tingkat pimpinan di perusa- • Membangun dan memelihara kesa-
haan peternakan ruminansia besar ha- daran, motivasi dan keterlibatan se-
rus menunjukan komitmen terhadap K3, luruh pihak di perusahaan
sehingga penerapan sistem manajemen
K3 di perusahaan peternakan ruminansia 6.1.2.1. Kebijakan K3
besar dapat berhasil dengan baik dan
mudah dikembangkan. Kebijakan K3 suatu perusahaan pe-
ternakan ruminansia besar adalah suatu
Setiap tenaga kerja atau karyawan pernyataan tertulis yang ditanda tangani
perusahaan peternakan ruminansia be- oleh pengusaha dan atau pengurus pe-
sar dan orang lain yang berada ditempat rusahaan peternakan ruminansia besar,
kerja harus berperan serta dalam menja- yang memuat keseluruhan visi dan tu-
ga dan mengendalikan pelaksanaan k3. juan perusahaan, komitmen dan tekad
melaksanakan K3, dan program kerja
6.1.2.Wujud Komitmen yang mencakup kegiatan perusahaan
peternakan ruminansia secara menyelu-
Komitmen pimpinan perusahaan ber- ruh yang bersifat umum dan atau opera-
kaitan dengan keselamatan dan kesehat- sional.
an kerja dilakukan dengan cara menye-
diakan sumberdaya yang memadai, dan Kebijakan K3 suatu perusahaan peter-
diwujudkan dalam bentuk: nakan ruminansia besar, sebaiknya dalam
• Membentuk Organisas dan menem- pembuatannya melalui proses konsultasi
patkan organisasi keselamatan dan antara pengurus/pengelola dan wakil te-
kesehatan kerja pada posisi yang naga kerja atau karyawan suatu peru-
dapat menentukan keputusan peru- sahaan tersebut, yang kemudian harus
sahaan dijelaskan, disebarluaskan kepada selu-
• Menyediakan anggaran, ruh warga atau tenaga kerja/karyawan
• Menyediakan tenaga kerja yang ber- yang ada di perusahaan tersebut.
kualitas
• Menyediakan sarana lain yang diper- Kebijakan K3 yang disusun dan dise-
lukan untuk K3 pakati bersifat dinamik dan selalu ditinjau
• Menetapkan tanggung jawab, wewe- ulang, dalam rangka peningkatan kinerja
nang, dan kewajiban yang jelas dalam K3.
penanganan K3

120
6.2. Perencanaan sahaan tersebut didorong untuk berperan
serta dalam penerapan dan pengembang-
Perusahan peternakan ruminansia an sistem manajemen K3 serta memiliki
besar harus membuat perencanaan yang budaya perusahaan yang mendukung dan
efektif untuk mencapai keberhasilan pe- memberikan kontribusi bagi sistem mana-
nerapan dan kegiatan sistem manajemen jemen K3
K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat
diukur. Pelatihan dan Kompetensi kerja

Perencanaan harus memuat tujuan, Pengembangan dan penerapan sis-


sasaran, dan indikator kinerja yang diterap- tem manajemen K3 perusahaan peter-
kan dengan mempertimbangkan identifika- nakan ruminansia besar yang efektif di-
si sumber bahaya, penilaian dan pengen- tentukan oleh kompetensi kerja dan pela-
dalian reksiko sesuai dengan persyaratan tihan dari setiap tenaga kerja diperusa-
perundang-undangan yang berlaku. haan tersebut.

6.3.Penerapan Kegiatan pendukung

Dalam mencapai tujuan K3 perusa- Kegiatan pendukung dari sistem ma-


haan peternakan ruminansia besar ha- najemen K3 antara lain; komunikasi, pe-
rus menunjuk personal yang mempunyai laporan dan pendukumentasian semua
kualifikasi yang sesuai dengan sistem kegiatan yang berada disuatu perusaha-
yang diterapkan. an peternakan ruminansia besar terse-
but.
SDM, Sarana dan Dana
7. Menyimpan Alat-Alat Produksi Bahan
Perusahaan harus mempunyai per- Kimia dan Biologis
sonal yang memiliki kualifikasi, sarana,
dana yang memadai sesuai dengan sis- Alat-alat produksi seperti cangul,
tem manajemen K3 ember, sapu, sekop, copper, kereta do-
rong, tali tambang, alat-alat kesehatan,
Tanggung Jawab dan peralatan lainnya disimpan di tem-
pat yang aman, baik itu dari pencurian
Dalam peningkatan K3, akan efektif maupun keamanan awetan ataupun ke-
apabila semua pihak dalam suatu peru- berfungsian alat tersebut. Untuk menyim-

121
pan alat-alat produksi perlu sarana pen- 8.3. Carilah solusi atau alternatif peme-
dukung seperti gudang memenuhi per- cahan dari masing-masing dampak
syaratan. Sedangkan untuk peralatan ke- tersebut
sehatan perlu juga disimpan pada ru- 8.4. Buatkan program K3 nya.
angan tertentu dan alat-alat kesehatan
sebaiknya dipisahkan dengan alat-alat 9. Pemecahan Masalah
untuk kegiatan produksi.
Bahan – bahan kimia sebaiknya di- Seorang peternak sapi akan melaku-
simpan pada ruangan khusus, tidak dicam- kan kegiatan penanganan ternak ( meman-
pur dengan bahan-bahan biologis mau- dikan ternak) kebetulan ternaknya sulit
pun alat–alat produksi. Ruangan untuk dikendalikan. Pada hal kegiatan meman-
menyimpan bahan kimia diusahakan se- dikan itu merupakan program penanga-
demikian rupa jauh dari ruang dapur. nan kesehatan. Apa saran anda agar ke-
Pada intinya pada saat menyimpan se- giatan memandikan ternak tersebut ber-
mua alat-alat produksi, bahan kimia dan jalan lancar tanpa menyebabkan cidera
biologis sebaiknya sesuai dengan stan- baik itu ternak maupun peternaknya ?
dard operating Procedure ( SOP).
10. Pengayaan
8. Aplikasi Konsep
1. Kepanjangan dari K3 adalah
Mengidentifikasi K3 pada perusahaan a. Kesehatan dan keselamatan kerja
peternakan sapi potong: b. Keselamatan dan kesehatan kerja
c. Kesehatan keselamatan kerja
8.1. Lakukan identifikasi sumber bahaya d. Keselamatan kesehatan kerja
yang berkaitan dengan kegiatan peng-
gemukan sapi potong yang meliputi : 2. Keselamatan kerja dalam perusahaan
a. Kegiatan persiapan kandang peternakan ruminansia besar adalah
b. Kegiatan pemilihan bibit atau pe- keselamatan kerja yang menyangkut
ngadaan bibit dengan unsur :
c. Kegiatan pemberian pakan a. manusia, mesin/peralat, bahan
d. Kegiatan penanganan kesehatan yang dikerjakan dan ternak yang
e. Kegiatan pemanenan diusahakan.
8.2. Lakukan Identifikasi dampak yang di b. manusia, mesin/peralat, dan ba-
timbulkan akibat dari kegiatan terse- han yang dikerjakan
but

122
c. manusia, mesin/peralat, dan ter- a. Peraturan menteri Tenaga Kerja
nak ternak yang diusahakan. No: Per. 05/Men/1999
d. Tenaga kerja, alat, bahan dan b. Peraturan menteri Tenaga Kerja
lingkungan No: Per. 05/Men/1998
c. Peraturan menteri Tenaga Kerja
3. Kebijakan K3 suatu perusahaan pe- No: Per. 05/Men/1997
ternakan ruminansia besar sebaiknya d. Peraturan menteri Tenaga Kerja
memuat tentang : No: Per. 05/Men/1996,
a. visi dan tujuan perusahaan dan
komitmen dan tekad melaksana- 6. Undang - undang yang mengatur
kan K3 tentang Ketenagakerjaan adalah
b. visi dan tujuan perusahaan dan a. Undang-Undang No. 13 tahun
program kerja K3 2003
c. visi dan tujuan perusahaan dan b. Undang-Undang No. 13 tahun
komitmen dan tekad melaksana- 2004
kan K3 , dan program kerja yang c. Undang-Undang No. 12 tahun
mencakup kegiatan perusahaan 2004
peternakan ruminansia secara me- d. Undang-Undang No. 12 tahun
nyeluruh yang bersifat umum dan 2003
atau operasional.
d. visi dan target perusahaan dan Kunci Jawaban
komitmen dan tekad melaksana- 1.b
kan K3 2.a
3.c
4. Pada prinsipnya tanggung jawab ter- 4.d
hadap keselamatan dan kesehatan 5.d
kerja (K3) berada pada: 6.a
a. Setiap perusahaan peternakan
b. Setiap organisasi
c. Setiap instansi pemerintah
d. Setiap orang

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja yang


mengatur tentang sistem keselamat-
an dan kesehatan kerja ( K3) adalah:

123
124
Lampiran A

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2004. Guide to Good Dairy Farming Practice 2004. A joint publication of
the International Dairy Federation and the Food and Agriculture Organization of
the United Nations Rome, January 2004

Anonimus, 2006. Statistik Pertanian 2006, Pusat Data dan Informasi Deptan, Deptan.
Anonimus, 2007. http://www.depkop.go.id/sipp-kukm/

Anton, A. 2006. Rencana Pembangunan Pertanian 2005-2009, Departemen Pertanian

Annida Online : http://www.ummigroup.co.id/ Selasa, 18 Januari 05

AAK, 1991. Petunjuk Beternak Sapi Potong Dan Kerja. Kanisius Yogyakarta

Blakely, J. 1998,. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gajah Mada University


Pess

Darmono. 1993. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius Yogyakarta

Eitgen W et all, 1987. Dairy Cattle Feeding and Management. John Wiley and Son,
USA.

Frandson. Penerjemah Srigandono dan Praseno K. 1992. Anatomi dan Fisiologi


Ternak. Penerbit Gajah Mada University Press.

Gasperz, V. 1997. Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Jakarta

Hill, D.H. 1988. Cattle and Buffalo Meat Production in the Tropics. Granada
Publishing Ltd. London.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Penerbit PT.


Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Jurgenson. 1980. Approved Practices in Beef Cattle Production. The Interstate


printers and publiher. Inc.

125
Kotler, P.1998. Manajemen Pemasaran 9e. PT Prenhalindo, Jakarta

Kisdarto, A. 2001. Produktifitas Aktualisasi Budaya Perusahaan. PT Gramedia ,


Jakarta

Lyford, S.J. 1988. Growth and Development of Rumen Digestive System in:
Church, D.C. The Ruminant Animal Digestive Physiology and Nutrition.

Leith, P.1989. The Cook’s Hand Book. Papermack Division, Macmillan Publ. Ltd.
London

Potter, N. 1996, Food Science. Published by Van Nostrand Reinhold Co, New York

Lengkey, HAW.1998. Teknologi dan Kesehatan Daging. Fakultas Peternakan


Universitas Padjadjaran. Bandung.

Murtidjo, B.A. 1991.Memelihara Kerbau. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Pane, I. 1986. Pemuliabiakan Ternak Sapi. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.

Parakasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta

Partodihardjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara Sumber Widya.


Jakarta

Porter, M. 1980. Strategi bersaing. PT Erlangga, Jakarta

Peter, P dan Robinson, R. 1997. Consumer Behavior and Marketing Strategy,


fourth edition. Homewood, Boston

Rachman, R.N. 2004. Genetika Ternak, edisi 4. Penerbit Penebar Swadaya.


Jakarta.

Sumoprastowo. RM. 2003. Penggemukan Sapi dan Kerbau. Papas Sinar Sinanti.
Jakarta

Subronto . 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mammalia) I. Penerbit Gajah Mada


University Press. Yogyakarta

Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mammalia) II.Penerbit Gajah Mada University
Press. Yogyakarta

Sarwono, B dan Hario, B. A. 2007. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat,


Panebar swadaya Jakarta,

126
Tillman, A.D. 1990. Planned Beef Production and Marketing. Penerbit Gajahmada
University Press, Yogyakarta

Tridjoko Wisnu Murti. 2002. Ilmu Ternak Kerbau. Kanisius. Yogyakarta

Undang S. 2007. Tata Laksana Pemeliharaan ternak Sapi. Panebar

Swadaya, Jakarta

127
128
Lampiran B

GLOSARIUM

No Istilah Arti

1. Alfatokoferol : Vitamin E

2. Argali : Jenis domba dari Asia kecil

3. Artificial Insemination : Inseminasi buatan (IB)

4. Bagging : Mengemas

5. Balance sheet : Neraca

6. Bos sondaikus : Banteng

7. Breeding : Pembibitan

8. Bubalus : Kerbau

9. Butter : Mentega

10. BX : Brahman cross

11. Ca : Calcium

12. Calving interval : Interval beranak

13. Cash flow : Aliran dana

14. Catching : Menangkap ternak

15. Cesar : Operasi mengeluarkan bayi sapi

16. Cheese : Keju

17. Chopper : Mesin pencacah rumput

18. Co : Cobalt

19. Cross breed : Ternak silang

129
20. Cu : Copper

21. Cyanocobalalanin : Vitamin B12

22. DE : Digestible Energy

23. Deficiency : Kekurangan suatu zat gizi

24. Dehorning : Menghilangkan tanduk

25. Disease control : Pengendalian penyakit

26. Dosing : Menimbang sesuai dosis

27. DP : Digestible Protein

28. Dry period : Masa sapi tidak memproduksi susu (kering)

29. Dry lot fattening : Penggemukan sapi dengan pakan konsentrat

30. EAT : Earning After Tax

31. EBIT : Earning Before Interest and Tax

32. EBT : Earning before tax

33. Ergocalciferol : Vitamin D

34. Estrus : Birahi

35. Fe : Fero

36. Feces : Kotoran ternak

37. Feed : Pakan

38. Feeding : Pemberian pakan

39. Fix Cost : Biaya tetap

40. Freemartin : Anak sapi betina dari kembar dampit yang


mandul

41. Friesian Holstein : Jenis sapi perah

42. GE : Gross Energy

43. Grading up : persilangan dengan ternak yang mutu


genetisnya lebih baik

130
44. Grinding : Menggiling

45. Good Management Practices : Praktek pengelolaan yang baik

46. Handling : Penanganan ternak

47. Hay : Rumput kering

48. I : Iodium

49. Inbreeding : Kawin keluarga

50. K : Kalium

51. Kalori : Satuan energi

52. KKK (K3) : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

53. Kerbau Murah : Kerbau dari India

54. King grass : Rumput raja

55. Colostrums : Susu awal laktasi

56. KUD : Koperasi Unit Desa

57. KW : Kilo Watt

58. Laktasi : Masa produksi susu

59. Least cost formula : Formula pakan dengan biaya termurah

60. Leguminosa : Kacang-kacangan

61. Marking : Memberi tanda ternak

62. Mastering: : Menggiring ternak

63. ME : Metabolism Energy

64. Mg : Magnesium

65. Mixer : Mesin pencampur pakan konsentrat

66. Mixing : Mencampur pakan

67. Mn : Mangan

68. Mo : Molybdenum

69. Molasses : Tetes tebu

131
70. NE : Net Energy

71. NPN : Non Protein Nitrogen

72. NRC : National Research Council

73. Out crossing : Silang luar

74. Ovarium : Sel telur

75. P : Phosphor

76. Pasture : Padang rumput

77. Pelvic : Saluran kelahiran

78. Penis : Alit melamine junta

79. Penisetum Purpureum : Rumput gajah

80. Polls : Sobekan rumput

81. PPH : Pajak penghasilan

82. PPN : Pajak pertambahan nilai

83. Pyridoxine : VitaminB6

84. Rancidity : Ketengikan

85. Retinol : Vitamin A:

86. Riboflavin : Vitamin B2

87. Rpm : Rotary per Minute

88. S : Sulfur (belerang)

89. Se : Selenium

90. Silage : Rumput terfermentas

91. Silo : Tempatpembuatansilase

92. Skrotum : Testis

93. Software : Perangkat lunak

94. Storing : Menyimpan pakan

95. Sweet Condensed Milk : Susu kental manis

132
96. TDN : Total Digestible Nutrient

97. Testimony : Kesaksian

98. Testosterone : Hormon ternak jantan

99. Thiamin : Vitamin B1

100. Uterus : Kandungan

101. Vagina : Alat kelamin betina

102. Variable cost : Biaya variabel

103. VFA : Volatile Fatty Acid

104. Whey : Limbah pembuatan keju

105. Zebu : Jenis sapi dari India

106. Zn : Zink

133
134

Anda mungkin juga menyukai