Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batik merupakan identitas bangsa indonesia, banyak yang menganggap

batik berasal dari india, namun hal ini dibantah oleh Prof. Dr. R.M. Sutjipto

Wirjosuparta, beliau menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India

bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 :

2).

Batik tersebar hampir di seluruh pulau jawa, bahkan hampir setiap kota

memiliki cirikhas dan motif batiknya sendiri. Begitu pula Sidoarjo memiliki

Kampoeng batik dengan nama Batik Jetis, Kampoeng ini memproduksi batik

tulis dengan motif yang khas dari Sidoarjo.

Batik sekarang ini telah menjadi trend di semua kalangan masyarakat, baik

dalam acara-acara formal maupun non formal. Dalam era modernisasi dan

globalisasi ternyata batik tulis tradisional masih dicintai dan dilestarikan oleh

masyarakat yang sudah berwawasan global dan modern. Salah satunya adalah

batik tradisional jetis yang berada di Kabupaten Sidoarjo. Lokasinya di pusat

kota Sidoarjo, tepatnya dijalan Diponegoro.

Jetis merupakan sentral batik yang berada di Sidoarjo. Seperti halnya batik

pesisiran batik jetis memiliki warna yang cukup mencolok. Hal tersebut

membuat penulis tertarik untuk mencari tahu lebih jauh mengenai batik jetis

dan asal mula batik jetis.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diajukan oleh penulis yaitu:

a. Bagaimana bentuk motif yang ada di Kampung Batik Jetis, Sidoarjo ?

b. Bagimana motif batik Jetis dimata penulis?

c. Bagaimana sejarah berdirinya Kampung Batik Jetis Sidoarjo?

1.3 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah

Bidang keilmuan yang digunakan dalam makalah ini adalah

a. Estetika, penulis menggunakan kajian Estetika untuk mengetahui dan

dapat menganalisis motif batik Jetis.

b. Sejarah, Penulis menggunakan kajian Sejarah untuk mengetahui sejarah

berdirinya Kampung Jetis Sidoarjo.

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah motif dan sejarah

Batik Jetis Sidoarjo.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah untuk dapat mengetahui dan

mengkaji motif batik jetis dan Kampung Batik Jetis, secara ilmiah.

1.5 Metode Pengumpulan data

1. Studi pustaka.

Pada tahap pengumpulan data, penulis mengawali dengan studi

kepustakaan untuk mencari data-data tertulis berupa buku, artikel,

makalah-makalah ensiklopedia dan lain sebagainya, yang sesuai dengan

judul yang diangkat dalam penulisan ini.

2
BAB II

ANALISIS

2.1 Sejarah Batik Jetis

Batik Jetis telah ada sejak tahun 1675. Batik tersebut dibawa oleh Mbah

Mulyadi, keturunan Raja Kediri. Kemudian bangsawan tersebutlah yang

mengajarkan pada masyarakat setempat untuk membatik. 

Namun perkembangan usaha batik tulis Jetis baru nampak pada tahun

1950-an. “Tahun 1956 perusahaan batik Ny. Wida sudah resmi berdiri dan

banyak orang Jetis masih ngikut kerja di tempat kami,” tutur Dwitjahjo,

generasi ke tiga penerus usaha batik tulis Ny.Wida, usaha batik tertua di

kampung Jetis ini. Nama Widiarsih atau yang akrab dipanggil Ny. Wida

cukup terkenal di kalangan masyarakat Jetis kala itu. Wanita tersebut pemilik

perusahaan batik tulis terbesar.1

Saat itu pembeli batik tulis Jetis kebanyakan pedagang dari Madura yang

senang dengan warna batik mencolok. Pedagang-pedagang tersebut kemudian

menjualnya ke pulau Madura.

Usaha batik mulai berkembang sekitar tahun 1970-an. Berbekal keahlian

yang mereka dapatkan sebelumnya, orang-orang Jetis pekerja Ny. Wida mulai

membuka usaha batik mereka sendiri. Dari sinilah usaha batik mulai menjadi

usaha rumahan masyarakat Jetis. Usaha tersebut kemudian juga menjadi mata

pencaharian utama mereka selama bertahun-tahun hingga sekarang.

1
www.eastjavatraveler.com di download pada 12 januari 2011

3
2.2 Sejarah Berdirinya Kampung Batik Jetis

Usaha batik Jetis dari tahun ke tahun terus bertahan hingga sekarang.

Sayangnya hingga awal tahun 2008, para pengerajin dan pengusaha

mengembangkan usaha batik secara sendiri-sendiri. Belum ada organisasi

terstruktur yang dibentuk guna menyatukan dan membantu mereka khususnya

dalam hal pemasaran. Karena itulah mereka selalu kesulitan memasarkan

batiknya, apalagi dengan jumlah pengerajin batik asal Jetis cukup banyak.

Akhirnya kaum muda Jetis berinisiatif membentuk sebuah Paguyuban

Batik Sidoarjo (PBS) pada tanggal 16 April 2008, Selanjutnya tak lama

setelah pembentukan paguyuban tersebut, tanggapan positif muncul dari

pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Pada tanggal 3 Mei 2008 Win Hendrarso,

Bupati Sidoarjo, meresmikan “Kampoeng Batik Jetis” di Jetis Sidoarjo2.

Peresmian tersebut ditandai

dengan adanya gapura “Kampoeng

Batik Jetis” dilengkapi dengan

kombinasi beberapa gambar batik

tulis Jetis. Gapura ini terlihat jelas di

jalan masuk Jetis dari arah Jalan

Diponegoro. Bahkan pada malam

hari gapura ini menyala terang dan

menarik mata pengunjung sebelum memasuki kawasan Jetis.

Peresmian Kampoeng Batik Jetis ternyata tidak dibarengi dengan

keberlanjutan paguyuban yang telah terbentuk sebelumnya. Upaya kaum muda


2
Radar Sidoarjo terbit 31 januari 2010 hal 24

4
tak berhenti begitu saja. Mereka terus mengupayakan organisasi pengganti

paguyuban hingga akhirnya mendirikan sebuah koperasi. Koperasi Batik Tulis

Sidoarjo diresmikan pada 31 Desember 2008. Koperasi ini masih bertahan

hingga sekarang dan memiliki sebuah outlet sebagai showroom sekaligus

menampung batik hasil pengerajin anggotanya.

2.3 Motif Batik Jetis

Motif batik jetis yang dibuat pada tahun 1940an memiliki filsafat

tersendiri disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar masyarakat setempat.

Antara lain motif kembang bayem (bayam), tebu (banyak pabrik gula/kebun

tebu), beras utah (beras tumpah Saat itu pada 1800-an terdapat penggilangan

padi besar. Menunjukkan kemakmuran dan surplus beras di daerah tersebut),

iris-iris tempe, isuk-sore (merupakan motif klasik) dan lainnya.

Pada masa itu Sidoarjo adalah daerah pertanian, perkebunan yang sangat

makmur. Penghasil beras (ada penggilingan beras yang besar) dan tebu (ada

pabrik gula). Maka munculah motif-motif seperti kembang bayem, beras utah,

tebu dan semacamnya. Namun perkembangan usaha batik tulis Jetis baru

nampak pada tahun 1950-an.

Motif Batik Jetis saat ini berragam bentuk dan jenisnya. Permintaan pasar

merupakan salahsatu faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Bentuk motif

pada saat ini lebih sederhana berbeda halnya dengan bentuk motif dulu motif

5
dan isen-isennya lebih rumit. Motif batik Jetis dapat dibagi menjadi dua yaitu

motif flora dan fauna. Berikut beberapa motif flora Batik Jetis Sidoarjo;

Gambar 2.2, Motif Batik Beras Utah

Motif Batik Beras Utah bagi penulis adalah motif batik yang memiliki

nilai estetik, keindahan yang dimiliki oleh batik ini bukan hanya pada isen-

isen yaitu butiran-butiran beras yang tersebar di seluruh kain batik namun

objek yang digambarkan pada kain batik ini tidak kalah indahnya.

Motif Batik Beras Utah disajikan dengan serasi antara objek flora yang

telah distilasi dengan isen-isen beras utah, tidak ada yang saling mendominasi.

Cirikhas batik Jetis ditunjukkan pada penggunaan warna yang mencolok pada

gambar 2.2.

Motif Batik Beras Utah biasanya memiliki banyak warna, lebih dari 3

warna yang digunakan. Biasanya pembatik menggunakan teknik colet untuk

dapat membuat warna batik lebih bervariasi.

6
Gambar 2.3 Motif Flora Batik Jetis Sidoarjo.
epochtimes.co.id

Motif Batik Jetis pada gambar 2.3 merupakan motif baru, penulis tidak

mengetahui secara pasti nama motif pada gambar 2.3 hal ini dikarenakan

keterbatasan waktu dalam pembuatan makalah ini. Namun bagi penulis motif

yang terdapat pada gambar 2.3 adalah motif Flora hasil dari stilasi daun

kangkung, hal tersebut dapat kita lihat dari bentuk daun yang menyerupai

kangkung penggunaan warna merah bata yang dominan dipengaruhi oleh

permintaan pasar dari madura yang lebih menyukai warna-warna yang

mencolok. Seperti halnya dengan motif batik jetis lainnya pada motif ini

menggunakan lebih dari 3 warna. Pada motif ini pembuat menggunakan warna

hijau, biru, merah bata, kuning, dan coklat.

Bentuk Motif yang terdapat pada gambar 2.3 cukup sederhana dan tidak

rumit hanya dihiasi oleh isen-isen yang cukup sederhana.

7
Gambar 2.4 Motif Sekar Jagad
epochtimes.co.id

Motif Sekar jagad merupakan salah satu Motif Batik yang cukup di

dikenal oleh masyarakat karena kerumitannya, ragam warna yang digunakan

pada Motif Sekar Jagat sangat bermacam-macam lebih dari 5 warna yang

digunakan dalam satu kain batik, sungguh pantas jika harga kain batik ini

cukup mahal, warna yang digunakan cukup banyak dan bentuk Ragam hias

yang sangat berragam dan juga di dukung oleh isen-isen yang yang mengisi

ruang-ruang kosong pada setiap bidang membuat kain batik ini menjadi lebih

indah.

8
Berikut beberapa motif batik jetis yang ada di Kampung Batik Jetis,

Sidoarjo :

Batik Jetis saat ini lebih banyak yang mengikuti permintaan pasar. Hal ini

mengakibatkan motif yang ada di Kampung Batik Jetis sangat banyak dan

berragam Motif batik asal Jetis didominasi flora dan fauna khas Sidoarjo yang

memiliki warna-warna cerah seperti merah, hijau, kuning dan hitam. Namun

justru disinilah letak keunggulan batik Jetisan, yaitu pada warna-warna mencolok.

Anda mungkin juga menyukai