Profil IJI Sidoarjo
Profil IJI Sidoarjo
I. PENDAHULUAN
Perguruan bela diri “ INSTITUT JU-JITSU INDONESIA ” berusaha untuk
membangun dan meningkatkan serta membina mental dan dedikasi generasi penerus
bangsa yang kuat, tangguh dan tanggap serta secara langsung turut berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara. Dalam usaha mendidik mental serta peningkatan
kemampuan dan kekuatan jasmani tersebut kami menyelenggarakan pendidikan dan latihan
ilmu bela diri “ Ju-Jitsu ” bagi para generasi penerus bangsa Indonesia agar terciptanya
sifat yang tanggap, tanggon dan trengginas.
Untuk itu maka perguruan bela diri “ Institut Ju-Jitsu Indonesia ” berusaha
mengembangkan sayapnya secara langsung dari masyarakat tingkat bawah sampai
masyarakat kelas atas, dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dan juga
untuk instansi swasta maupun instansi Negara serta untuk kesatuan TNI dan POLRI.
Institut Ju-Jitsu Indonesia Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu sayap yang
diharapkan dapat membantu perkembangan perguruan demi tercapainya tujuan luhur
tersebut, khususnya di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
2
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan yang akan dicapai dalam usaha menggalakkan pendidikan olah
raga ilmu beladiri Ju-Jitsu dibawah naungan organisasi Institut Ju-Jitsu Indonesia ( IJI )
adalah sebagai berikut:
b. Membina kesehatan mental dan kesejahteraan rohani antara lain membina rasa
percaya diri, keuletan, keteguhan dan ketetapan hati dan tak mudah putus asa,
mengembangkan kesadaran diri, keramahan, rasa adil, tanggung jawab dan peri
kemanusiaan, memperkuat harga diri serta memberi kepuasan dan kegembiraan
serta membentuk pribadi yang:
V. SUSUNAN PENGURUS
Susunan Pengurus Kabupaten Institut Ju-Jitsu Indonesia Sidoarjo ( Pengkab IJI
Sidoarjo ) sebagaimana terlampir.
3
VI. LAIN - LAIN
Hal – hal penting lainnya seperti sejarah, tingkatan/sabuk dalam Ju-Jitsu, kejuaraan
dan lain sebagainya dapat dilihat pada lampiran.
VII. PENUTUP
Demikian profil organisasi ini kami sampaikan, besar harapan kami agar kami dapat
dibantu dan diarahkan dalam rangka membina sumber daya manusia melalui pelatihan olah
raga beladiri Ju-jitsu khususnya di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
PENGURUS KABUPATEN
INSTITUT JU-JITSU INDONESIA
SIDOARJO
4
Lampiran 1
STRUKTUR ORGANISASI
INSTITUT JU-JITSU INDONESIA
DEWAN
PENGURUS PUSAT GURU BESAR
INSTITUT JU-JITSU INDONESIA +
PENASEHAT
PENGURUS PROVINSI
( PENGPROV )
DOJO KHUSUS
PENGURUS RANTING
Lembaga Negara
( TINGKAT KECAMATAN )
BUMN
Perusahaan Swasta
Instansi Pemerintah
Instansi Swasta
D O J O PTN / PTS
Tingkat Desa / Kelurahan
SD / SLTP / SLTA
5
Lampiran 2
STRUKTUR ORGANISASI
PENGURUS KABUPATEN
INSTITUT JU-JITSU INDONESIA
SIDOARJO
PENGDA JATIM
PEMBINA
( PENASEHAT )
KETUA UMUM +
DEWAN PELATIH
SEKRETARIS
WAKIL SEKRETARIS BENDAHARA
WAKIL BENDAHARA
6
Lampiran 3
SUSUNAN
PENGURUS KABUPATEN
INSTITUT JU-JITSU INDONESIA
SIDOARJO
*) Koordinator Bidang
7
Lampiran 4
DAFTAR PERSONIL
PELATIH ( SABUK HITAM )
INSTITUT JU-JITSU INDONESIA
KABUPATEN SIDOARJO
8
Lampiran 5
DAFTAR DOJO
INSTITUT JU-JITSU INDONESIA
KABUPATEN SIDOARJO
9
Lampiran 6
10
Dari tahun ke tahun semakin banyak lagi aliran-aliran yang muncul, dan banyak
pula pemuda Jepang maupun dari negara lain yang belajar pada beberapa aliran
sekaligus sehingga membentuk lagi aliran-aliran baru bahkan melahirkan bela diri baru.
Jigoro Kano setelah berlatih Jiu-Jitsu aliran Tenjin-Shinyo Ryu dan Kito Ryu dia
mencipatakan bentuk bela diri baru dengan menghilangkan teknik-teknik yang
mematikan dan mengutamakan sport yang diberi nama JUDO. Bela diri Judo
menitikberatkan pada inti gerakan membanting dan mengunci.
Pada sekitar tahun 1901 muncul lagi pemuda Jepang berbakat bernama Morehei
Uyehiba (Kito Ryu, Daito-Ryu Aiki-Jujutsu dan Shinkage Ryu) yang menciptakan bela
diri AIKIDO pada tahun 1925 yang menitikberatkan pada teknik Aiki-jutsu.
Pada waktu yang hampir bersamaan seorang pemuda Korea bernama Yang Shui
Choi datang untuk berlatih Jiu-Jitsu di Jepang (aliran Daito-Ryu Aiki-Jujutsu).
Kemudian ia pulang ke Korea dan menggabungkan teknik Jiu-Jitsu dengan bela diri asli
Korea (Tang So Do) menjadi suatu bela diri baru yaitu HAPKIDO pada tahun 1945.
Selain ketiga bela diri di atas masih banyak lagi bela diri yang lainnya yang juga
berasal dari Jiu-Jitsu.
11
Sidoarjo, POLRES Sumenep, POLRES Ponorogo, POLRES Ngawi,
POLWIL Besuki dll.
3. GRUP I, II, III, IV, serta DENMAKO Komando Pasukan Khusus
(KOPASSUS) TNI-AD
4. KOSTRAD 328 TNI-AD Cilodong Jawa Barat.
5. PASPAMPRES RI (Pasukan Pengaman Presiden)
6. Pelatihan penggunaan Tonfa (Tongkat T POLRI) antara lain untuk Peragaan
Beladiri Tongkat T pada Upacara HUT POLRI ke-57 di Lapangan Terbang
Pondok Cabe, PUSDIK GASUM Porong, PUSDIK BRIMOB Watukosek,
SECAPA POLRI, POLDA JATIM, POLDA JATENG dan POLRES
Sidoarjo.
7. Perusahaan-perusahaan antara lain : PT Petrokimia Gresik, PT Pakuwon
Indah, PT Tjiwi Kimia, Hotel Santika, BCA Diponegoro, Bank Danamon
Pemuda, PT UBS (Untung Bersama Sejahtera), PT Karya Dua Raksa, PT
Karya Murni Indocipta dan lain-lain.
8. Di sekolah-sekolah mulai SD, SLTP dan SMU/SMK baik Negeri maupun
Swasta.
9. Di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia antara lain :
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), UNAIR Surabaya, ITS
Surabaya, UNESA Surabaya, UNIBRAW Malang, UNTAG DKI dan
Surabaya, UPN Veteran DKI dan Surabaya, UNTAR DKI, Univ. 45
Surabaya, STIESIA Surabaya, UBAYA Surabaya, UNUD Bali, UNCEN
Papua dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
12
Kejuaraan – kejuaraan yang dapat diikuti oleh anggota Ju-Jitsu antara lain :
1. Kejuaraan Ju-jitsu Junior (untuk anak – anak / < 13 tahun)
2. Kejuaraan Komite Ju-Jitsu (untuk sabuk kuning/Kyu V s/d sabuk
cokelat/Kyu I)
3. Kejuaraan Special Fight (untuk Asisten pelatih dan pelatih)
4. Kejuaraan Mixed Martial Art/Perkelahian bebas (untuk
Profesional)
5. Lomba Kata (untuk sabuk Kuning sampai dengan sabuk Cokelat)
6. Lomba Kata Tonfa/Tongkat “ T “ (sampai saat ini masih dalam
lingkup POLRI)
7. Lomba Demo (peragaan teknik-teknik dalam Ju-jitsu)
Kejuaraan-kejuaraan tersebut di pertandingkan mulai tingkat Ranting, Kabupaten,
Provinsi, Nasional bahkan sampai tingkat Internasional.
13
5. Dalam latihan tidak ada tawa dan tangis
Ha r y o Wi d o d o , S H 7 5 0 5 0 4 4 6 - DP . 2 0 0 4
14