Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ASKEB KOMUNITAS

(PEMBINAAN KADER POSYANDU LANSIA, KADER KESEHATAN DAN KADER


JUMANTIK)

Dosen Pembimbing:

Elies Meilinawati S.B., S.ST., S.Psi., M.Keb

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Dina Dwi Wulandari (201802007)
2. Silvi Aprilia (201802008)
3. Nur Hidayah Jahro (201802009)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

STIKES BINA SEHAT PPNI Tahun 2020/2021

JL. RAYA JABON KM 6 MOJOKERTO (0321) 390203


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan hidayahNya, kami dapat
meneyelesaikan makalah “Pembinaan Kader Lansia, Kader Kesehatan Dan Kader Jumantik”
sebagai bagian dari mata kuliah Askeb Komunitas tanpa ada halangan suatu apapun.

Dalam kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada Bu Elies Meilinawati S.B.,
S.ST., S.Psi., M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati kami mohon kepada pembaca agar berkenan memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah selanjutnya. Ada kurang
lebihnya kami ucapkan terima kasih.

Mojokerto, 24 Juli 2020

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 4

Latar Belakang.................................................................................................................. 4

Rumusan Masalah............................................................................................................. 5

Tujuan................................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6

Pengertian Kader............................................................................................................... 6

Kader Lansia...................................................................................................................... 6

Kader KB............................................................................................................................ 14

Kader Jumantik................................................................................................................. 15

Kader Upaya Kesehatan Kerja........................................................................................ 17

Kader Upaya Kesehatan Usia Sekolah............................................................................ 19

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 23

Kesimpulan......................................................................................................................... 23

Saran................................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kader posyandu memiliki peran yang sangat besar dalam hal pemantauan tumbuh
kembang balita. Kader posyandu adalah masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat
untuk menjadi penyelenggara posyandu dan mengambil peranan penting dalam semua
kegiatan posyandu (Kemenkes RI, 2011).

merupakan suatu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dalam


penyelenggaraan pembangunan Kesehatan guna memeberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan Kesehatan
dasar/social dasar, dimana dalam melakukan pengelolaan kegiatan dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk masyarakat serta untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi (Kemenkes RI, 2011).

Posyandu diasumsikan sebagai salah satu pendekatan yang tepat untuk menurunkan
angka kematian dan kesakitan balita serta dapat meningkatkan status gizi balita.

Posyandu merupakan salah satu pelayanan Kesehatan di desa untuk memudahkan masyarakat
untuk mengetahui dan memeriksakan Kesehatan terutama untuk ibu hamil dan anak balita.
Keaktifan keluarga pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengharuh pada keadaan
gizi anak balitanya, karena salah satunya tujuan posyandu adalah memantau peningkatan
status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil.

Posyandu memiliki tugas penting di masyarakat dalam aspek pemantauan tumbuh dan
kembang anka balita. Pemantauan tumbuh kembang tersebut sebagai upaya dalam
pencegahan dan peningkatan keadaan gizi anak (Ismawati, Y., 2012). Kegiatan pemantauan
tersebut tertuang pada lima kegiatan yang diutamakan seperti pelayanna Kesehatan ibu dan
anak, imunisasi, penanggulangan diare, pelayanan keluarga berencana (KB), dan peningkatan
gizi yang terimplementasikan dalam kegiatan penyuluhan dan konseling (Kemenkes RI,
2011).

Rumusan masalah

4
1. Bagaimana Pengertian Kader?
2. Bagaimana Kader Lansia?
3. Bagaimana Kader KB?
4. Bagaimana Kader Jumantik?
5. Bagaimana Kader Upaya Kesehatan Kerja?
6. Bagaimana Kader Upaya Kesehatan Usia Sekolah?

Tujuan

1. Mengetahui pengertian kader


2. Mengetahui kader lansia
3. Mengetahui kader KB
4. Mengetahui kader jumantik
5. Mengetahui kader upaya Kesehatan kerja
6. Mengetahui kader upaya Kesehatan usia sekolah

5
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Kader

Menurut Budiardjo (2008), kader adalah orang yang berada dalam suatu organisasi yang
mempunyai tugas untuk mewujudkan visi dan misi suatu organisasi. Dalam pendapat lain
kader suatu organisasi adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai
keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang di atas rata-rata
orang umum.

A. Kader Posyandu Lansia


a. Pengertian
Kader Posyandu Lansia adalah kelompok anggota masyarakat yang
bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk mengabdikan diri menjadi Kader
posyandu lansiasecara sukarela (Permendagri 2011), kader posyandu lansia
adalah dari, oleh dan untuk masyarakat bekerja secara sukarela bertugas untuk
membantu dan memastikan kelancaran pelaksanaan posyandu lansia
(Kolifah,2016).
b. Syarat Menjadi kader
Meskipun semua masyarakat berhak menjadi kader namun ada
beberapa peraturan yang mengatur masyarakat dalam menjadikan dirinya
seorang kader posyandu lansia, menurut (Zulkifli, 2013) syarat menjadi kader
adalah sebagai berikut :
1. Mampu bekerja secara sukarela
2. Kepercayaan masyarakat pada dirinya tinggi
3. Mempunyai kredibilitas yang baik
4. Memiliki jiwa pengabdian
5. Dapatmembaca dan menulis
6. mampu membina lansia maupun masyarakat lain
c. Peran Kader posyandu lansia
Peran Kader posyandu lansia dalam menjalankan posyandu lansia tidak
semata-mata hanya bertindak untuk menjalankan tugas wajib dalam posyandu

6
lansia, namun juga memiliki peranan guna mengembangkan posyandu lansia,
menurut (Setyoadi, Ahsan, & Abidin, 2013) peran kader posyandu lansia
adalah sebagai berikut :
a) Koordinator
Posyandu lansia pada pelaksanaannya indealnya harus memiliki
persiapan dalamguna menunjang pelaksanaan posyandu lansia. Tugas
coordinator pelaksana posyandu sendiri adalah :
1. Kader mengadakan rapat koordinasi guna menyusun langkah-
langkah pasti dari evaluasi pelaksanaan sebelumnya
2. Mengatur pembagian kader dalam tiap meja baik dalam
persiapan maupun dalam hari H pelaksanaan dan memastikan
tiap meja berjalan dengan baik.
3. Menentukan tugas-tugas untuk setiap posisi jabatan, penerapan
tugasnya diantaranya mengkoordinir bendahara untuk merinci
pengeluaran pelaksanaan posyandu lansia, mengkoordinir kader
dalam melakukan pengumuman pelaksanaan posyandu lansia,
mengkomunikasikan materi dan pemberi materi penkes pada
lansia, serta membagi tugas untuk persiaapan peralatan teknis.
4. Memberi penjelasan terkait rencana pencapaian tujuan,
biasanyarencana pencapaian tujuan disampaikan berdasarkan
evaluasi dari penyelenggaraan bulan lalu maupun tambahan
dari puskesmas apabila ada evaluasi.
b) Penggerak Masyarakat.
Kader dalam menjalankan peran sebagai penggerak masyarakat adalah
dengan bentuk anjangsan dan sarasehan dengan aparat desa dan tokoh
masyarakat, guna :
1. Mensosialisasikan peran dan fungsi posyandu lansia pada
masyarakat, utamanya tokoh masyarakat guna mendorong
lansia untuk hadir ke posyandu lansia.
2. Berkomunikasi pada masyarakat dan aparat desa untuk dana
operasional kegiatan posyandu lansia yang diperoleh melalui
alokasi dana desa (ADD) dan swadaya masyarakat.
c) Pemberi Promosi Kesehatan.

7
Kader dalam menjalankan peran sebagai pemberi promosi kesehatan
adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan pada lansia baik di
luar kegiatan posyandu lansia seperti pengobatan gratis yang diadakan
pemerintah maupun dalam kegiatan posyandu lansia, peran kader
sebagai pemberi promosi kesehatan wajib dilaksanakan dan dikuasai
oleh masing-masing kader karena mereka telah mendapat pelatihan.
d) Pemberi Pertolongan dasar
Salah satu peran kader posyandu lansiadalam melaksanakan tugasnya
adalah sebagai pemberi pertolongan dasar, pemberi pertolongan dasar
yang dimaksudkan disini adalah :
1. Kader menguasai skill pemeriksaan untuk kebutuhan
pemeriksaan sederhana yang meliputi pemeeriksaan tekanan
darah, berat badan, tinggi badan, pemeriksaan lab sederhan
(GDS, kolesterol asam urat), pada posyandu lansia.
2. Melakukan pendataan terhadap masalah kesehatan yang angka
kejadiannya tinggi di kampung tersebut dan menganjurkan dan
memberi memotivasi lansia untuk datang ke posyandu lansia.
e) Pendokumentasian
Peran kader dalam pendokumentasian adalah pencatatan setiap
kegiatan tentang apa saja yang terjadi dalam kegiatan maupun masalah
kesehatan lansia, nantinya catatan kesehatan ini akan digunakan
sebagai bahan evaluasi untuk langkah langkah kesehatan maupun
pengelolaan yang harus diterapkan pada pertemuan berikutnya.
d. Tugas Kader posyandu lansia
Tugas kader posyandu lansia dalam menjalankan posyandu lansia
adalah sebagai berikut :
a) Tugas kader posyandu lansia sebelum hari pelaksanaan (H-Posyandu
lansia)
 Menyiapkan alat dan bahan untuk kebutuhan teknik posyandu
lansia, alat dan bahan tersebut antara lanin : timbanganbadan,
sphygmomanometer, stetoskop, KMS, Alat peraga, obat-obatan
yang dibutuhkan, bahan/ materi penyuluhan.

8
 Memberi pemberitahuan keseluruh warga masyarakat serta
memberikan memotivasi pada kelompok lanjut usia untuk
datang ke posyandu lansia.
 Kader berkewajiban untuk menghubungi POKJA posyandu
lansiadan memastikan apakah petugas sector bias hadir ke
posyandu lansia.
 Menentukan pembagian tugaspada setiap posisi jabatandiantara
kader baik dalam persiapan maupun pelaksanaan (Kolifah,
2016).
b) Tugas kader posyandu lansiapada hari buka (H Posyandu lansia)
 Menata peralatandan bahan-bahanuntuk system lima meja
diatnaranya : alat kesehatan dan obat-obatan.
 Menyiapkan sarana olahragasenam maupun olah rag yang
menunjang.
 Mempersiapakan sarana untuk kegiatan keterampilan bagi
lansia
 Mempersiapkan sarana untuk bimbingan pendalaman agama
 Melakukan pengelolaan dana sehat.
 Kader bertugas mengisikartumenuju sehat (KMS) dengan
petugas kesehatan (Kolifah, 2016).
c) Tugas kader pada sesudah hari buka posyandu lansia (H+ Posyandu
lansia).Tugas kader pada setelah pelaksanaan posyandu lansiaadalah
melaporkan hasil kegiatan posyandu lansiapada puskesmas(Kolifah,
2016).
e. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Peran Kader Lansia
Keberhasilan dalam penyelengaraan posyandu lansia tentunya tidak
terlepas dari peran kader dalam mengemban tugas namun dalam
melaksanakan perannya sebagai kader terdapat berbagai faktor penunjang
yang mempengaruhi peran kader, menurut (Rahayu, 2018) faktor yang
mempengaruhi kader dalam menjalankan perannya adalah
a) Tingkat Pengetahuan.
Tingkat pengetahuan dapat membentuk sikap positif terhadap
penerapan program posyandu lansia, penerapan pada tingkat

9
pengetahuan adalah ketika kader bertugas sebagai pemberi
penyuluhan, kader akam merasa percaya diri untuk menularkan ilmu
yang telah didapat saat menyampaikan penyuluhan.
b) Tingkat Pendidikan.
Semakin tinggi tingakat pendidikan kader maka makin tinggi juga
tingkat pemahaman dan cara berfikir kader tentang pentingnya peran
kader dalam pelayanan dan pengelolaan posyandu lansia.
c) Lamanya Menjadi Kader.
Lamanya seorang kader ikut aktif dalam posyandu lansiadapat
berkaitan dengan pengalaman seorang kader dalam menjalankan
perannya, melaluihal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin lama
jam terbang kader maka makin banyak pengalaman yang di dapat, dari
pengalaman dapat menjadikan suatu pembelajaran sehingga dalam
pelaksanaannya kader mampu mengevaluasi tata kelola yang tidak
sesuai.
d) Penghargaan.
Dalam menjalankan tugasnya kader memang tidak mendapat upah
berupa materi, namun apabila kader diberi penghargaan dari aparat
desadan pujian positifdari masyarakat, ataupun penghargaan lain dapat
memacu semangat kader untuk berkontribusi pada pelaksanaan
posyandu lansia.
e) Pekerjaan.
Kader posyandu lansia tentunya memiliki pekerjaan lain diluar
tanggung jawab sebagai kader, dan pekerjaan juga mempengaruhi
peren kader hal ini di karenakan kader yang berpenghasilan rendah
akan lebih memperioritaskan pekerjaan mereka karena merupakan
sumber penghidupan utama.
f) Motivasi
Sebagai pekerja sosial kader posyandu lansia tentu memiliki faktor lain
yang membuat mereka tertarik mengikuti posyandu lansia hal ini di
karenakan mereka merasa bangga dan ada kepuasan tersendiri ketika
bermanfaat bagi orang banyak.

10
f. Tujuan, Sasaran dan Jenis Pelayanan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Lansia
Menurut Notoatmodjo (2007), Posyandu lansia merupakan wahana
pelayanan bagi kaum lansia, yang dilakukam dari, oleh dan untuk kaum usila
yang menitik beratkan pada pelayanan promotif dan preventif, tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative. Sementara menurut Pedoman
Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut, Depkes RI (2003),
pelayanan kesehatan di kelompok usia lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan
fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut sebagai
alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan
mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan
(BPPK) usia lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
Puskesmas.
Sementara menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Komisi
Nasional Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di
masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor
pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain,
dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan
preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga
dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga
dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan
mengembangkan potensi diri.
Sebelum membahas beberapa hal terkait Posyandu lansia ini, ada baiknya kita
memahami definisi dan pengertian lansia. Menurut WHO, yang termasuk
katagori lansia, adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas (AS dan Eropa
Barat). Sedangkan di negara-negara Asia, lansia adalah mereka yang berusia
60 tahun keatas. Pengkatagorian lebih detail dikemukakan oleh Durmin dalam
Arisman (2007), yang membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun)

11
dan older elderly (75 tahun). Sementara di Indonesia, M. Alwi Dahlan dalam
Arisman (2007) menyatakan bahwa orang dikatakan lansia jika telah berumur
di atas 60 tahun.
Sementara Notoatmodjo (2007) mengemukakan, bahwa lansia
merupakan tahap akhir siklus kehidupan. Lansia juga merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai
usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Lansia adalah
kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang
bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Lansia dimulai paling tidak
saat puber dan prosesnya berlangsung sampai kehidupan dewasa. Menurut
Depkes RI (2000), konteks kebutuhan lansia akan dihubungkan secara
biologis, sosial dan ekonomi. Tujuan  Posyandu Lansia.
Menurut Depkes RI (2003), tujuan umum dibentuknya Posyandu lansia
secara garis besar untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sedangkan
tujuan khusus pembentukan posyandu lansia antara lain :
 Meningkatkan kesadaran para usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya;
 Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat
dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut;
 Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut;
 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

Menurut Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan


Kebijaksanaan Program (Depkes RI (2000), sasaran pelaksanaan pembinaan
kelompok usia lanjut dibagi menjadi dua antara lain :

 Sasaran Langsung, meliputi Pra lansia (usia 45 – 59 tahun), Lansia


(usia 60 – 69 tahun) dan Lansia risiko tinggi (usia > 70 tahun)
 Sasaran Tidak Langsung, antara lain
- Keluarga lansia;
- Masyarakat lingkungan lansia;

12
- Organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan
lansia;
- Petugas kesehatan yang melayani kesehatan lansia;
- Petugas lain yang menangani kelompok lansia; dan
- Masyarakat luas

Sedangkan jenis pelayanan kesehatan pada Posyandu Lansia menurut Depkes


RI (2003), dikelompokkan sebagai berikut :

1) Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living)


meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan atau minum,
berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar
atau kecil dan sebagainya;
2) Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan
mental emosional, dengan menggunakan pedoman metode 2 menit.
Pemeriksaan status mental dilakukan karena proses mental lansia
sudah mulai dan sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat
pelupa, kesulitan dalam menerima hal baru, juga merasa tidak tahan
dengan tekanan, perasaan seperti ini membentuk mental mereka seolah
tertidur dengan keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk
mengerjakan hal tertentu sehingga mereka menarik diri dari semua
bentuk kegiatan;
3) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks massa tubuh
(IMT);
4) Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan
stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit;
5) Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli atau
Cuprisulfat;
6) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus);
7) Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit ginjal;

13
8) Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir a sampai g;
9) Penyuluhan bila dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai
dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau
kelompok lansia;
10) Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok
lansia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (Public Health Nursing).

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat
yaitu:

1. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan sebagai contoh


menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lansia
serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut;
2. Kegiatan olahraga antara lain senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran (Depkes RI, 2003).

Sementara mekanisme pelayanan posyandu lansia, disusun mengikuti


mekanisme pelaksanaan kegiatan Posyandu pada umumnya, dengan lima
tahap kegiatan/lima meja. Penyusunan ini antara lain  bertujuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap mereka.

1. Pendaftaran anggota kelompok lansia sebelum pelaksanaan pelayanan


yang dilakukan oleh kader;
2. Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan lansia, serta
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Pada tahap ini
dilaksanakan oleh kader dan dibantu oleh petugas kesehatan;
3. Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan
status mental yang dilakukan oleh petugas kesehatan;
4. Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana);
5. Pemberian penyuluhan dan konseling.
B. Kader KB
a. Pengertian

14
Kader KB adalah kader yang bertugas membantu petugas KB
melakukan pendataan,pelaksanaan pelayanan KB pada pasangan usia subur di
lingkungan tempat tinggalnya . Kader Keluarga Berencana yang selanjutnya
disebut Kader adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari
masyarakat untuk membantu menyelenggarakan program kependudukan dan
Keluarga Berencana di masyarakat. Melalui Keluarga Berencana diupayakan
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melakukan promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Melalui Keluarga
Berencana diupayakan mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melakukan promosi, perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
Kader setempat di bawah pembinaan penyuluh KB dan/atau petugas
lapangan KB melakukan pendataan keluarga. Pendataan dimaksud wajib
dilaksanakan pemerintah daerah kabupaten/kota secara serentak setiap lima
tahun untuk mendapatkan data keluarga yang akurat, valid, relevan, dan dapat
dipertanggungjawabkan melalui proses pengumpulan, pengolahan, penyajian,
penyimpanan, serta pemanfaatan data dan informasi kependudukan dan
keluarga.
b. Tugas Kader KB
Diuraikan tugas kader sebagai berikut:
a) melakukan kunjungan pada setiap keluarga untuk pemutakhiran data
peserta KB;
b) melakukan koordinasi dengan petugas lapangan/penyuluh KB, kepala
lingkungan, dan RT setempat;
c) melakukan rekapitulasi data; dan
d) melakukan kegiatan motivasi, konseling dan pembinaan kepada calon
peserta maupun peserta KB dengan didampingi penyuluh KB.
C. Kader Jumantik
a. Pengertian
Jumantik yaitu singkatan dari Juru Pemantau Jentik adalah petugas
khusus yang berasal dari lingkungan sekitar yang secara sukarela mau

15
bertanggung jawab untuk malakukan pemantauan jentik nyamuk DBD aedes
aegypti di wilayahnya serta melakukan pelaporan ke kelurahan secara rutin
dan berkesinambungan. (Rosidi, dkk., 2009)
Jumantik yaitu singkatan dari Juru Pemantau Jentik adalah petugas
khususyang berasal dari lingkungan sekitar yang secara sukarela mau
bertanggungjawab untuk melakukan pemantauan jentik nyamuk
di wilayahnya sertamelak kan pelaporan ke kelurahan secara rutin dan
berkesinambungan. Adapuntujuan dari jumantik adalah menggerakkan peran
serta masyarakat dalam usaha pemberantasan penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk seperti demam berdarah, terutama dalam pemberantasan jentik
nyamuk penularnya sehingga penularan penyakit demam berdarah dengue di
tingkat desa, dapat dicegah atau dibatasi. (Sukowinarsih, dkk., 2010)
b. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan pelatihan dan perekrutan Jumantik ini adalah
untuk menurunkan kepadatan atau populasi nyamuk penular penyakit Demam
Berdarah Dangue (DBD) dan jentiknya dengan PJB dan PSN, melalui
penyuluhan dan kegiatan langsung di masyarakat secara terus menerus.Tujuan
khusus dari pelatihan kader Jumantik ini adalah agar para kader selalu terus-
menerus memberi motivasi diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar
memperhatikan dan menjaga lingkungannya dalam upaya mencegah
perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypty sehingga masyarakat berperan
secara sadar dapat melaksanakan pemberantasan secara rutin dan berkala baik
dirumah dan di luar rumah(Riyanto, 2012)
c. Peran dan fungsi kader jumantik
Tugas dan fungsi kader jumantik DBD antara lain:
1. mengoordinasi kegiatan-kegiatan jumantik
2. memimpin dan menyeleng - garakan pertemuan
3. menetapkan jadwal waktu pertemuan berkala
4. menetapkan langkah-langkah pemecahan masalahmelaporkan hasil
kegiatan
5. menyiapkan penyelenggaraan pertemuan (undangan dan tempat perte-
muan)
6. menyiapkan laporan berkala kegiatan Pokjakepada ketua LKMD

16
7. menyiapkan bahan pertemuan,misalnya data-data hasil PJB
8. memberikan bimbingan teknis pelaksanaan pemeriksaan jentik
9. memberikan penyuluhan dan bimbingan teknis penyuluhan kepada
para penyuluh
10. mencatat kegiatan-kegiatan penyu- luhan dan lain-lain; melaksanakan
pemeriksaan jentik di 30 rumah secara acak di tiap RW; sekurang-ku-
rangnya tiap 3 bulan menyampaikan hasilnya kepada ketua LKMD.

Peran Jumantik dalam Sistem Kewaspadaan Dini DBD di Indonesia pada


musim hujan populasi nyamuk meningkat meskipun saat musim kering
populasinya tetap banyak oleh karena masyarakat memiliki kebiasaan
menampung air di dalam bak air/drum terutama di daerah sulit air sehingga
nyamuk dan jentik selalu ada sepanjang tahun. Kegiatan pemeriksaan jentik
berjalan namun tidak menyeluruh karena keterbatasan tenaga.

d. Syarat-syarat Kader Jumantik


Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk perekrutan kader
jumantik, yakni sebagai berikut : (Riyanto; 2012)
1. Dapat baca, tulis dengan Bahasa Indonesia
2. Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader
3. Mempunyai penghasilan sendiri
4. Tinggal tetap di daerah yang bersangkutan dan tidak sering
meninggalkan tempat untuk waktu yang lama
5. Aktif dalam kegiatan social maupun pembangunan desanya
6. Dikenal masyarakat, diterima masyarakat, dan dapat bekerja sama
dengan masyarakat
7. Berwibawa
8. Sanggup membina paling sedikit 10 kepala keluarga
D. Kader Upaya Kesehatan Kerja
a. Pengertian Kader Kesehatan
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih
oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang

17
amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan. (Heru,
1993)
Kader kesehatan merupakan warga yang terpilih dan diberi bekal
keterampilan kesehatan melalui pelatihan oleh sarana pelayanan
kesehatan/Puskesmas setempat. Menjadi kader kesehatan merupakan salah
satu bentuk partisipasi masyarakat dalam Primary Health Care (PHC). Kader
kesehatan ini selanjutnya akan menjadi motor penggerak atau pengelola dari
upaya kesehatan primer. (Notoatmodjo, 2010)
Setiap program dengan sasaran masyarakat khususnya program
posyandu tidak akan berhasil jika masyarakat tidak mengerti tentang
pentingnya posyandu. Oleh sebab itu, sangat diperlukan adanya peran serta
dari petugas kesehatan dalam menunjang keberhasilan program tersebut.
Partisipasi atau peran serta masyarakat yang diharapkan terutama partisipasi
kader atau tokoh masyarakat dan dengaan peran serta kader kesehatan ini, bila
dilaksanankan dengan baik akan membantu dalam meningkatkan hasil
cakupan posyandu. (Runjati, 2010)
b. Syarat-Syarat Kader Kesehatan
Syarat menjadi kader kesehatan  itu sendiri adalah anggota masyarakat
yang memenuhi kriteria berikut : (Runjati, 2010)
1) Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang disetujui dan dibina
oleh LKMD.
2) Dalam melaksanakan kegiatan bertanggung jawab pada masyarakat
melalui LKMD.
3) Mau dan mampu bekerja secara sukarela.
4) Sebaiknya dapat membaca dan menulis huruf latin.
5) Masih mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat di
samping usahanya mencari nafkah.

Pembangunan di bidang kesehatan dipengaruhi oleh keaktifan


masyarakat dan pemuka-pemukanya termasuk kader, maka pemilihan calon
kader yang akan dilatih perlu mendapat perhatian. Proses pemilihan kader
hendaknya melalui musyawarah dengan masyarakat. Berikut ini merupakan
persyaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk pemilihan calon kader.
(Efendi, 2009)
18
1) Dapat membaca dan menulis dalam Bahasa Indonesia dengan baik
2) Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader
3) Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang
bersangkutan
4) Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya
5) Berwibawa, dikenal masyarakat, dan dapat bekerja sama dengan
masyarakat calon kader lainnya
6) Sanggup membina paling sedikit 10 kepala keluarga untuk
meningkatkan keadaan kesehatan lingkungan
c. Fungsi Kader Kesehatan
Tujuan pembentukan kader ialah untuk membantu masyarakat
mengembangkan kemampuan mengenal dan memecahkan masalah kesehatan
yang dihadapi sesuai kemampuan. Adapun fungsi dari kader kesehatan adalah
sebagai berikut. (Syafrudin, 2009)
1) Sebagai pelopor dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan.
2) Pelaksanan dan pemelihara kegiatan program pengembangan masalah.
3) Menjaga kelangsungan kegiatan kesehatan.
4) Membantu dan menghubungkan antara masyarakat dengan lembaga-
lembaga yang bekerja dalam pembangunan masyarakat.
5) Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan.
6) Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
rujukannya.
7) Pengenalan diri Tetanus Neonatorum dan BBLR serta rujukannya.
8) Penyuluhan Gizi dan KB.
9) Pencatatan kelahiran dan kematian ibu dan bayi.
10) Promosi tabungan ibu bersalin, donor darah berjalan dan ambulan
desa.
E. Kader Upaya Kesehatan Sekolah
a. Pengertian Kader Kesehatan
Pengertian kader yang terdapat pada Permenkes No. 25 Tahun 2014
tentang Upaya Kesehatan Anak adalah setiap orang yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah Kesehatan
perorangan atau masyarakat serta bekerja di tempat-tempat yang berkaitan

19
dengan pemberian pelayanan Kesehatan dalam hubungan yang amat dekat
dengan tempat-tempat pemberian pelayanan Kesehatan.
b. Kader Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Kader Kesehatan remaja adalah remaja yang dipilih/secara sukarela
mengajukan diri untuk ikut melaksanakan upaya pelayanan Kesehatan
terhadap diri sendiri, teman, keluarga, serta masyarakat. Yang termasuk dalam
kader Kesehatan remaja umumnya disingkjat KKR. Antara lain : konselor
sebaya, dokter kecil, pendidik sebaya (Peer Education), anggota saka bhakti
husada, anggota PMR, anggota karang taruna, kader posyandu remaja, remaja
masjid, pemuda gereja, dan kader jumantik cilik.
 Dokter kecil adalah peserta didik yang memenuhi kriteria dan telah
terlatih untuk ikut melaksanakan Sebagian usaha pemeliharaan dan
peningkatan Kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan
lingkungannya.
 Konselor sebaya dalah pendidik sebaya yang secara fungsional
mempunyai komitmen dan motivasi yang tinggi untuk memberikan
konseling bagi kelompok remaja sebayanya.
 Pendidik sebaya (Peer Education) adalah remaja yang terlatih secara
fungsional mempunyai komitmen dan motivasi yang tinggi, sebagai
naras umber bagi kelompok remaja sebayanya.
 Anggota pramuka / Saka Bakti Husada
1) Anggota pramuka (Praja Muda Karana) adalah anggota dari
organisasi Pendidikan non formal yang menyelenggarakan
Pendidikan kepanduan muda yang suka memiliki karya atau
sedang berkarya, memiliki kemajuan dalam berfikir, disiplin
dan mampu mengatasi masalah.
2) Saka Bakti Husada : satuan jenis karya pramuka yang
merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan praktis dalam bidang Kesehatan yang dapat
diterapkan pada diri, keluarga, lingkungan dan
mengembangkan lapangan pekerjaan di bidang kwirausahaan.

20
 Anggota Palang Merah Remaja adalah anggota wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja PMI dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan kemanusiaan di bidang Kesehatan dan siaga bencana.
 Anggota Karang Taruna merupakan anggota dari wadah
pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar
kesadaran dan rasa tanggung jawab social dari, oleh dan untuk
masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan
atau komunitas social sederajat, yang terutama bergerak dibidang
kesejahteraan social.
 Pemuda Masjid, Gereja atau kelomppok pemuda keagamaan lainnya
merupakan perkumpulan pemuda masjid, gereja atau kelompok
pemuda keagamaan lainnya yang melakukan aktivitas social dan
ibadah di lingkungan tempat ibadah keagamaan.
 Kader Jumantik Anak Sekolah / Jumantik Cilik adalah anak sekolah
dari berbagai jenjang Pendidikan dasar dan menengah yang telah
dibina dan dilatih sebagai juru pemantau jentik (jumantik)
disekolahnya.

Manfaat Kader Kesehatan Usia Sekoalh dan Remaja membantu agar anak
usia sekolah dan remaja dapat :

1) Menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup sehat


2) Menjadi promotor / penggerak dan motivator dalam upaya
meningkatkan Kesehatan diri sendiri, teman-teman dan lingkungan
sekitar
3) Membantu teman, guru, keluarga dan masyarakat dalam
memecahkan permasalahan Kesehatan termasuk melakukan
rujukan ke pelayanan Kesehatan
c. Peran dan Fungsi Kader Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Kader Kesehatan usia sekolah dan remaja bertugas membantu dalam
upaya0upaya peningkatan Kesehatan terutama upaya pencegahan dan promosi
Kesehatan, yang meliputi antara lain :
1) Memprmosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).

21
2) Menyebarluaskan informasi Kesehatan kepada teman sebaya di
lingkungannya
3) Peduli terhadap masalah Kesehatan di lingkungan sekolah dan di
lingkungan tempat tinggalnya
4) Mengawasi kebersihan lingkungannya
5) Mengingatkan teman sebaya di lingkungannya agar melaksanakan
PHBS
6) Membantu petugas Kesehatan dalam melakukan penjaringan
Kesehatan dan pemeriksaan berkala
7) Membantu menyelesaikan permasalahan Kesehatan teman sebayanya
8) Membanti memfasilitasi teman sebayanya dalam rujukan Kesehatan
dasar bila diperlukan

22
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kader adalah orang yang berada dalam suatu organisasi yang mempunyai tugas untuk
mewujudkan visi dan misi suatu organisasi. Dalam pendapat lain kader suatu organisasi
adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin
ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang di atas rata-rata orang umum.

Kader Posyandu Lansia adalah kelompok anggota masyarakat yang bersedia, mampu
dan memiliki waktu untuk mengabdikan diri menjadi Kader posyandu lansiasecara sukarela
(Permendagri 2011), kader posyandu lansia adalah dari, oleh dan untuk masyarakat bekerja
secara sukarela bertugas untuk membantu dan memastikan kelancaran pelaksanaan posyandu
lansia.

Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat
dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat
serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian
pelayanan kesehatan.

Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan  informasi
kepada pembaca tentang Pembinaan kader posyandu lansia, kader kesehatan dan kadr
jumantik. Kelompok menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan ,
diharapkan kepada dosen pembimbing dan pembaca dapat memberikan kritik serta saran
pada makala kami ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Heru, Adi. 1993. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan :


Panduan bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI Pusat
Promosi Kesehatan.

Kurniati, Anna dan Ferry Efendi. 2012. Kajian SDM Kesehatan di Indonesia. Jakarta :
Penerbit Salemba Medika.

Runjati. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Syafrudin, Dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta : CV. Trans Info Medika.

24

Anda mungkin juga menyukai