KEWARGANEGARAA
N Pendidikan kewarganegaraan sebagai
salah satu mata pelajaran diperguruan
Bab I menyesuaikan diri sejalan
tinggi perlu
dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat yang sedang berubah.
Pendidikan kewarganegaraan dengan
paradigma barunya mengembangkan
pendidikan demokrasi mengemban tiga
fungsi pokok :
vMengembangkan kecerdasan warga
negara (civic intelligence)
vMembina tanggung jawab warga negara
(civic responsibility)
vMendorong partisipasi warga negara (civic
participation)
Kecerdasan warga negara yang
dikembangkan untuk membantu warga
negara yang baik bukan hanya dalam
dimensi nasional melainkan juga dalam
dimensi spiritual, emosional dan sosial
sehingga paradigma baru pendidikan
kewarganegaraan bercirikan multi
Suryadi & Somardi (1999)
mengemukakan bahwa untuk
mengkonsepsikan pendidikan
kewarganegaraan dengan paradigmanya
yang baru, konsep negara dapat didekati
dari sudut pandang sistem.
Negara adalah suatu suatu bentuk
khusus dari tata kehidupan sosial yang
dibangun dari sejumlah komponen dasar
didalam suatu sistem yang integral.
Komponen-komponen dasar sistem tata
kehidupan bernegara terdiri atas :
vSistem Personal
vSistem Kelembagaan
vSistem Normatif
vSistem Kewilayahan
vSistem Ideologis sebagai faktor integratif
bagi seluruh komponen.
v
v
Kewarganegaraan dalam demokrasi
konstitusional berarti bahwa setiap
warga negara :
1.Merupakan anggota penuh dan sederajat
dari sebuah masyarakat yang
berpemerintah sendiri.
2.Diberi hak-hak dasar dan dibebani
tanggung jawab.
Warga negara hendaknya mengerti
bahwa keterlibatannya dalam kehidupan
politik dan dalam masyarakat
demokratis, mereka dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup di
lingkungan tetangganya, masyarakatnya,
dan bangsanya.
Komponen penting dalam pendidikan
kewarganegaraan :
1.Komponen kewarganegaraan
bermasyarakat. Agar warga negara
dapat menjalankan hak-hak dan
menunaikan tanggung jawabnya
sebagai anggota masyarakat yang
berpemerintah sendiri, mereka bukan
hanya perlu memiliki pengetahuan
dengan materi pokok diatas, mereka
perlu pula untuk memiliki keterampilan
intelektual dan partisipasi yang
relevan.
2.
2.Keterampilan intelektual dalam mata
pelajaran PKn tidak terpisahkan dari
materinya.agar mampu berfikir kritis
tentang suatu persoalan politik.
3.Keterampilan intelektual yang penting bagi
terbentuknya warga negara yang
berwawasan luas, efektif, dan
bertanggung jawab, antara lain adalah
keterampilan berfikir kritis, yang
meliputi keterampilan
mengidentifikasikan dan
mendeskripsikan, menjelaskan dan
menganalisis, mengevaluasi,
menentukan dan mempertahankan
sikap atau pendapat berkenaan
4. Keterampilan intelektual lainnya yang
dikembangkan melalui pendidikan
kewarganegaraan adalah mendeskripsikan,
yaitu mendeskripsikan funsi-fungsi dan
proses-proses seperti proses pengawasan
dan keseimbangan (pengawasan dari
lembaga legislatif atau hak uji materil dari
Mahkamah Agung) merupakan petunjuk dari
adanya pemahaman.
5. Pendidikan kewarganegaraan dengan
paradigma baru harus mampu
mengembangkan kemampuan dalam
menjelaskan dan menganalisis.
Bab II
KEANEKARAGAMAN SUKU DAN BUDAYA
BHINNEKA Tunggal Ika adalah semboyan
atau motto bangsa Indonesia yang terdapat
dalam lambang negara “Burung Garuda “.
Istilah tersebut diambil dari buku Sutasoma,
karangan Mpu Tantular yang ditulis dalam
bahasa sanskrit. Bhinneka Tunggal Ika
menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang heterogen, yaitu bangsa yang
mempunyai keanekaragaman, baik dalam
aspek agama, budaya, maupun ras dan
bangsa.
A.Kebhinnekaan sebagai Kekuatan
kebhinnekaan adalah sifat nyata bangsa
Indonesia yang sering kita banggakan namun
sekaligus juga sering kita prihatinkan. Hal ini
dikarenakan mengatur masyarakat yang
heterogen jauh lebih sulit dibandingkan
dengan mengatur masyarakat yang homogen.
Oleh karena itu amatlah logis dalam upaya
mengantisipasi terjadinya perpecahan antar
suku bangsa, MPR sebagai lembaga tertinggi
negara dalam sidang tahunnya yang pertama
tahun 2000 mengeluarkan Ketetapan Nomor
V/MPR/2000 tentang “Pemantapan Persatuan
dan Kesatuan Nasional” dimana dalam salah
satu kalimatnya menyatakan, bahwa konflik
sosial budaya telah terjadi karena
kemajemukan suku kebudayaan dan agama
yang tidak dikelola dengan baik dan adil oleh
Hal ini semakin diperkuat oleh pihak
penguasa yang menghidupkan kembali cara-
cara menyelenggarakan pemerintahan yang
feodalistik dan paternalistik, sehingga
menimbulkan konflik horizontal yang
membahayakan persatuan dan kesatuan
bangsa.
Kondisi di Indonesia belum seburuk
kondisi yang terjadi di India atau Philipina,
namun bibit-bibit desintegrasi bangsa mulai
bermunculan, terutama setelah timot timur
berhasil melepaskan diri dan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang kemudian
diikuti oleh tuntutan serupa dari sebagian
masyarakat Aceh dan irian.
B. Prinsip Kebersamaan dan Kesetaraan
Keanekaragaman bangsa Indonesia
dilatarbelakangi terutama disebabkan oleh
jumlah suku-suku bangsa Indonesia yang
mendiami wilayah Indonesia sangat
banyak dan tersebar, dimana setiap suku
bangsa tersebut mempunyai ciri atau
karakter tersendiri, baik dalam aspek
sosial maupun budaya. Menurut para ahli
(Depdikbud, 1984) jumlah suku bangsa di
Indonesia mencapai 300 suku bangsa
atau golongan etnik.
S.J. Esser menyatakan di seluruh wilayah
Nusantara ada sekitar 102 bahasa daerah,
bahkan bila dilihat dari egi dialek, maka
jumlahnya akan lebih banyak lagi, di Irian saja
ada sekitar 185 dialek bahasa lokal.
Keanekaragaman ini nampak pula hasil-hasil
kebudayaan daerah-daerah di wilayah
Indonesia, misalnya dalam bentuk tarian dan
nyanyian. Hampir semua daerah atau suku
bangsa mempunyai jenis tarian dan nyantian
yang berbeda, begitu juga dalam hasil karya
atau kerajinan, setiap daerah mempunyai hasil
karya yang berbeda yang menjadi ciri khas
daerahnya masing-masing.
C. Unsur Pokok Kebudayaan Indonesia
Untuk mempertegas kondisi kebhinnekaan
di Indonesia, Koentjaraningrat (1993)
menguraikan secara garis besar unsur-unsur
pokok yang hidup dalam seleksi dari 15
kebudayaan di Indonesia.
Sementara itu Awan mutaqin (1992)
menyatakan, bahwa konstruksi keragaman
kebudayaan bangsa Indonesia dapat
dirumuskan berdasarkan nilai adaptasi ekologis,
sistem kemasyarakatan dan berbagai pengaruh
unsur-unsur dari luar. Addapun rinciannya sbb :
1.Budaya berkebun sederhana
2.Budaya berladang dan bersawah
3.Budaya bersawah
4.Budaya Masyarakat Kota
5.Budaya Metropolitan
memperoleh kewarganegaraan
sebagaimana yang ditentukan UU No. 62
tahun 1958 tentang kewarganegaraan RI,
Yaitu :
i. Karena kelahiran
ii. Karena pengangkatan
iii.Karena permohonan
iv.Karena pewarganegaraan
v.Karena atau sebagai akibat perkawinan
vi.Turut ayah dan ibunya
vii.Karena pernyataan
Seseorang yang telah menjadi WNI tidaklah
bersifat permanen/tetap, dapat saja sewaktu-
waktu kehilangan kewarganegaraan RI.
Kehilangan kewarganegaraan RI dapat karena
sebagai berikut (pasal 17 UU No. 62 tahun
1958):
1. Memperoleh kewarganegaraan lain.
2. Tidak melepaskan kewarganegaraan lain
3. Diakui oleh orang asing sebagai anaknya.
4. Anak yang diangkat dengan sah oleh orang
asing sebagai anaknya.
5. Dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh
menteri kehakiman.
1.
6. Masuk Dinas Militer aatau Dinas
Kewarganegaraan Asing tanpa izin dari
Menteri kehakiman.
7. Bersumpah atau berjanji kepada negara asing.
8. Turut serta dalam pemilihan yang bersifat
ketatanegaraan.
9. Mempunyai paspor negara asing.
10.Selama 5 tahun berturut-turut tinggal di negara
asing dengan tidak menyatakan keinginan
tetap menjadi WNI. Ia akan memperoleh
kembali kewarganegaraan RI, jika ia
bertempat tinggal di Indonesia dengan KIM
(Kartu Izin Masuk) dengan dinyatakan
kepada Pengadilan Negeri (Pasal 18).
Kemudian ini dirubah dengan UU No. 3
Tahun 1976 yang menyatakan persyaratan
meliputi :
a.KIM
b.Melaporkan diri keada perwakilan RI di
negara tempat tinggal.
c.Menunjukkan keinginan yang sungguh-
sungguh untuk menjadi WNI dan
menunjukkan kesetiaannya kepada
negara RI.
d.Setelah ada keputusan Menteri
Kehakiman melakukan sumpah atau
janji setia.
B.Pentingnya Status Warga Negara
Dapat dilihat dari segi perspektif hukum
perdata internasional dan hukum publik
(sudargo Gautama,1987).
Status warga negara dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu status positif, status
negatif,status pasif,dan status aktif (padma
Wahjono, 1983).
C.Kewajiban Warga Negara
Dimaksudkan setiap warga negara secara
konsisten melaksanakan hak (rights) dan
kewajiban (duty) sebagai warga negara dan
bersedia menanggung akibat atas
pelaksanaan tersebut.
Bab V
NILAI-NILAI PANCASILA
Istilah pancasila telah dikenal sejak zaman
Majapahit pada abad XIV, tetapi makna
pancasila pada zaman Majapahit tentu
saja berbeda dengan makna pancasila
sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia. Pada buku sutasoma, istilah
pancasila mempunyai dua arti yaitu
berbatu sendi yang lima pelaksanaan
kesusilaan yang lima (pancasila krama),
yaitu :
1)Tidak boleh melakukan kekerasan
2)Tidak boleh mencuri
3)Tidak boleh berjiwa dengki
4)Tidak boleh berbohong
5)Tidak mabuk minuman keras.
SILA 5 SILA 2
SILA 4 SILA 3
A.Pancasila sebagai Pandangan Hidup
mengamalkan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari adalah apabila kita
mempunyai sikap mental, pola pikir , dan
pola tindak yang dijiwai sila-sila
Pancasila secara kebulatan, bersumber
kepada pembukaan dan batang tubuh
UUD 1945, tidak bertentangan dengan
norma-norma agama, norma kesusilaan,
norma sopan santun dan adat
kebiasaan, serta tidak bertentangan
dengan norma hukum yang berlaku.
B.Pancasila sebagai Dasar Negara
pengertian Pancasila sebagai dasar
negara seperti diungkapkan diatas,
sesuai dengan bunyi pembukaan UUD
1945 yang menyatakan bahwa maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu UUD Negara
Indonesia yang berbentuk dalam suatu
susunan negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat.
Dalam Ketetapan MPR No.II/MPR/2000
ditegaskan bahwa Pancasila merupakan
Sumber Hukum “Dasar Nasional (pasal 1 ayat
3). Hal ini mengandung arti bahwa segala
bentuk hukum nasional (peraturan perundang-
undangan) secara material harus bersumber
dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara, dalam
B.Sistem Pemerintahan Demokrasi
Demokrasi dapat kita pandang
sebagai suatu mekanisme dan cita-cita
hidup berkelompok yang di dalam UUD
1945 disebut kerakyatan.
Demokrasi Indonesia adalah
b.Lembaga MPR
1)Utusan daerah atau
utusan yang mewakili
daerah, bukan utusan
partai politik atau
kekuatan politik
tertentu.
2)Utusan golongan adalah
utusan golongan
kepentingan (interest
group)
3)MPR hanya dapat
melakukan wewenang
c.Lembaga DPR
1)Seluruh anggota DPR harus dipilih
langsung oleh seluruh rakyat dalam satu
pemilihan umum.
2)DPR mempunyai hak anggaran
mengajukan usul RUU, mengadakan
perubahan RUU yang diajukan
pemerintah, hak angket, mengajukan
pendapat, menyampaikan resolusi, dan
hak meminta keterangan.
3)DPR berhak menyatakan pendapat
mengenai persetujuan internasional
yang dibuat oleh pemerintah.
d. Lembaga DPA
Kalau lembaga ini dipertahankan,
maka DPA harus lebih diberdayakan,
Misalnya:Presiden meminta DPA
mengenai:
1)RUU sebelum disampaikan pada DPR
1.Peraturan Pemerintah sebelum
ditetapkan
2.Perjanjian atau persetujuan
nasional
3.Menyatakan seluruh atau
sebagian wilayah Indonesia
dalam keadaan bahaya.(NB:
perubahan ke_4 UUD 1945
e.Lembaga BPK
Harus ada pemisahan tentang
pengaturan BPK dengan keuangan, dan
BPK harus diberi kewenangan
memeriksa keuangan negara, baik di
pusat maupun di daerah.
f. Kekuasaan Kehakiman
1)Kekuasaan Kehakiman harus benar-benar
merdeka, lepas dari pengaruh
pemerintah atau lembaga negara
lainnya.
2)Mahkamah agung diberi kewenangan
menguji peraturan perundangan
tehadap UUD (disarikan dari Bangir
Manan,2000:21-29)
C.Demokrasi Indonesia
demokrasi Indonesia adalah
pemerintahan rakyat yang berdasarkan
nilai-nilai falsafah Pancasila atau
pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat
berdasarkan sila-sila Pancasila.
Bab VIII
UUD / KONSTITUSI
SEORANG SEJARAWAN Ingris yang bernama
Lord Acton berpendapat bahwa Powertend to
corrupt, but absolut power tend corrupt
absolutelly yang mengadung arti bahwa
kekuasaan itu cenderung untuk
disalahgunakan. Untuk mencegah terjadinya
kekuasaan yang absolut, maka sangat
diperlukan adanya UUD (konstitusi).
A.Proses Perumusan UUD
seperti telah dipaparkan sebelumnya
bahwa BPUPKI yang bertugas untuk
menyelidiki segala sesuatu mengenai
persiapan kemerdekaan Indonesia telah
mengadakan dua kali sidang
yaitu,pertama pada tanggal 29 mei- 1 juni
1945 dan sidang kedua diselenggarakan
tanggal 10-17 juli 1945.
Pada tanggal 18 agustus 1945, PPKI
mengadakan sidangnya yang pertama
dengan menetapkan keputusan yang
yang penting bagi kehidupan negara
yaitu:
a.Menetapkan dan mengesahkan
pembukaan UUd 1945 yang bahan-
bahannya hampir seluruhnya diambil
dari Rancangan pembukaan UUD yang
telah disusun oleh panitia perumusan
tanggal 22 juni 1945
b.Menetapkan dan mensahkan UUD, yang
bahan-bahannya hampir seluruhnya
diambil dari Rancangan UUD yang
disusun panitia perancang UUD tanggal
16 Juli 1945
c.Memilih Ir. Soekarno dan wakil Mohammad
Hatta masing-masing sebagai Presiden
dan wakil Presiden Republik Indonesia.
d.Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu
dibantu oleh sebuah Komite nasional.
Dengan penetapan dan pengesahan
antara lain :
1)Masih belum adanya kesepahaman pada
tataran konsep hak asasi manusia
antara universalisme dan partikularisme
2)Adanya dikotomi antara individualisme dan
kolektivisme
3)Kuran berfungsinya lembaga-lembaga
penegak hukum (polisi, jaksa dan
pengadilan), pemahaman belum merata
baik dikalangan sipil maupun militer
a.Komnas HAM
komnas HAM pada awalnya dibentuk
dengan Kepres (No. 50 Tahun 1993)
sebagai respon terhadap tuntunan
masyarakat maupun tekanan dunia
internasional perlunya penegakkan hak
asasi manusia di Indonesia.
kemudian dengan lahirnya UU No. 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
yang didalamnya mengatur tentang Komnas
HAM (bab VIII, pasal 75 s/d 99)maka
Komnas HAM yang terbentuk dengan
Kepres tersebut harus menyesuaikan
dengan UU No.39 Tahun 1999.
Komnas HAM bertujuan :
1.Membantu pengembangan kondisi yang
kondusif bagi pelaksanaan hak asasi
manusia
2.Meningkatkan perlindungan dan penegakkan
hak asasi manusia guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan
kemampuan berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan.
Untuk melaksanakan tujuan tersebut,
Komnas HAM melaksanakan fungsi sebagai
berikut:
vFungsi pengkajian dan penelitian
untuk melaksanakan fungsi ini, Komnas
HAM berwenang antara lain :
a)Melakukan pengkajian dan penelitian
berbagai instrumen internasional
dengan tujuan memberikan saran-saran
mengenai kemungkinan aksesi dan atau
ratifikasi.
b)Melakukan pengkajian dan penelitian
berbagai peraturan perundang-
undangan untuk memberikan
rekomendasi mengenai pembetukan,
perubahan dan pencabutan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan
dengan hak asasi manusia.
vfungsi penyuluhan
dalam rangka pelaksanaan fungsi ini,
Komnas HAM berwenang :
üMenyebarluaskan wawasan mengenai hak
asasi manusia kepada masyarakat
Indonesia
üMeningkatkan kesadaran masyarakat
tentang hak asasi manusia melalui
lembaga pendidikan formal dan non
formal serta berbagai kalangan lainnya.
üKerjasama dengan organisasi, lembaga
atau pihak lain baik tingkat nasional,
regional, maupun internasional dalam
bidang, hak asasi manusia.
3.Fungsi Pemantauan
fungsi ini menyangkut kewenangan
antara lain :
vPengamatan pelaksanaan hka asasi
manusia dan penyusunan laporan
hasil pengamatan tersebut
vPenyelidikan dan pemeriksaan terhadap
peristiwa yang timbul dalam masyarakat
yang patut diduga terdapat pelanggaran
hak asasi manusia
vPemanggilan kepada pihak pengadu atau
korban maupun pihak yang diadukan
untuk dimintai atau didengar
keterangannya.
vPemanggilan saksi untuk dimintai dan
didengar kesaksiannya. Dan kepada
saksi pengasu diminta menyerahkan
bukti yang diperlukan.
vPeninjauan di tempat kejadian dan tempat
lainnya yang dianggap perlu
vPemanggilan terhadap pihak terkait untuk
memberikan keterangan, secara tertulis
atau menyerahkan dokumen yang
diperlukan sesuai dengan aslinya sengan
persetujuan Ketua Pengadilan.
vPemerikasaan setempat terhadap rumah,
pekarangan, bangunan dan tempat
lainya yang diduduki atau dimiliki pihak
tertentu dengan persetujuan Ketua
Pengadilan.
vPemberian pendapat berdasarkan
persetujuan Ketua Pengadilan terhadap
perkara tertentu yang sedang dalam
proses peradilan, bilamana dalam
perkara tersebut terdapat pelanggaran
hak asasi manusia dalam masalah publik
dan acara pemeriksaan oleh pengadilan
yang kemudian pendapat Komnas HAM
tersebut wajib diberitahukan oleh hakim
kepada pihak.
4.Fungsi Mediasi
Dalam melaksanakan fungsi mediasi
Komnas HAM berwenang untuk
melakukan :
Ø Perdamaian kedua belah pihak
Ø Penyelesaian perkara melalui cara
konsultas,negosiasi, konsiliasi, dan
penilaian ahli.
Ø Pemberian saran kepada para pihak untuk
menyelesaikan sengketa melaui
pengadilan
Ø Penyampaian rekomendasi atas suatu
kasus pelanggaran hak asasi manusia
kepada pemerintah untuk ditindak lanjuti
penyelesainya.
Ø Penyampaian rekomendasi atas suatu
kasus pelanggaran hak asasi manusia
kepada DRR RI untuk ditindak lanjuti.
b.Komisi Nasional Anti kekerasan Terhadap
Perempuan
Komisi Nasional Anti Kekerasan
terhadap Perempuan dibentuk
berdasarkan Kepres No.181 Tahun 1998.
Komisi Nasional ini bersifat independen
dan bertujuan :
1)Menyebarluaskan pemahaman tentang
bentuk kekerasan terhadap perempuan
2)Mengembangkan kondisi yang kondusif
bagi penghapusan bentuk kekerasan
terhadap perempuan
3)Meningkatkan upaya pencegahan dan
penanggulangan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan dan hak
asasi perempuan.
d.Pengadilan HAM
Pengadilan HAM sebagai peradilan
khusus dilingkungan peradilan umum.
d.LSM Prodemokrasi dan HAM
yang termasuk LSM ini antara lain
YLNHI (Yayasan Lembaga Batuan Hukum
Indonesia), Kontras (Komisi Untuk Orang
Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan)