Æ
u
è u
cPa ge
kabupaten Gunungkidul DIY. Lokasi Stasiun pengamatan 2 di situs Jokotuo, desa
Gununggajah dan lokasi tasiun pengamatan 3 berada di gunung ñampak, desa
Modjopereng.
1. Peta topografi, digunakan untuk menentukan lokasi dan untuk mengetahui
keadaan topografi lapangan.
2. ñompas geologi, digunakan untuk menentukan arah mata angin, mengetahui
posisi pada peta, menentukan arah jurus lapisan batuan (strike), dan derajat
kemiringan (dip).
3. Palu geologi, terdiri dari dua mata palu, yaitu :
a. Bagian runcing yang berfungsi untuk pengambilan sampel dengan cara
mencongkel.
b. Bagian tumpul yang berfungsi untuk pengambilan sampel dengan cara
memecahnya
4. Lup, digunakan untuk melihat objek yang secara makroskopis sukar dilihat
atau dideskripsi, terutama yang menyangkut mineral penyusun batuan.
5. Larutan HCl, digunakan untuk mengetahui kandungan mineral karbonat
(CaCO3) pada batuan yang diamati dengan cara meneteskannya pada batuan
tersebut.
6. ñantong plastik sampel, digunakan untuk menyimpan sampel batuan.
7. ñamera digital, digunakan untuk mendokumentasikan batuan dan keadaan
geologi di lapangan.
8. ñertas HVS dan 0
untuk mencatat (mengambil data) hasil
pengamatan di lapangan.
9. Ýlat tulis lengkap (pensil, bollpoint, busur derajat, karet penghapus,
penggaris segitiga, dan pensil warna) merupakan kelengkapan alat untuk
memperoleh data.
10. Pakaian, tas, sepatu, dan topi lapangan.
11. Mantel.
£Pa ge
Æ Æ
u
Perbukitan Jiwo dibagi menjadi dua wilayah yaitu Jiwo Barat dan Jiwo
Timur yang keduanya dipisahkan oleh Sungai Dengkeng secara
0.
Sungai Dengkeng sendiri mengalir mengitari komplek Jiwo Barat, semula
mengalir ke arah
, berbelok ke arah
kemudian ke
memotong perbukitan dan selanjutnya mengalir ke arah
. Sungai
Dengkeng ini merupakan pengering utama dari dataran rendah di sekitar
Perbukitan Jiwo.Gambar 4.2. Pembagian fisiografi daerah Bayat di mana
Perbukitan Jiwo Barat dan Timur dipisahkan oleh Sungai Dengkeng
Dataran rendah ini semula merupakan rawa-rawa yang luas akibat air yang
mengalir dari lembah G. Merapi tertahan oleh Pegunungan Selatan. Genangan air
ini, di utara Perbukitan Jiwo mengendapkan pasir yang berasal dari lahar.
Sedangkan di selatan atau pada bagian lekukan antarbukit di Perbukitan Jiwo
merupakan endapan air tenang yang berupa lempung hitam, suatu sedimen Merapi
yang subur ini dikeringkan (direklamasi) oleh pemerintah ñolonial Belanda untuk
dijadikan daerah perkebunan. Reklamasi ini dilakukan degan cara membuat
saluran-saluran yang ditanggul cukup tinggi sehingga air yang datang dari arah G.
Merapi akan tertampung di sungai sedangkan daerah dataran rendahnya yang
semula berupa rawa-rawa berubah menjadi tanah kering yang digunakan untuk
perkebunan. Sebagian dari rawayang semula luas itu disisakan di daerah yang
dikelilingi Puncak Sari, Tugu, dan ñampak di Jiwo Barat, dikenal sebagai Rawa
ÑPa ge
Jombor. Rawa yang disisakan itu berfungsi sebagai tendon untuk keperluan irigasi
darah perkebunan di dataran sebelah utara Perbukitan Jiwo Timur.
Untuk mengalirakan air dari rawa-rawa tersebut, dibuat saluran buatan dari
sudut rawa-rawa menembus perbukitan batuan metamorfik di G. Pegat
mengalir ke timur melewati Desa Sedan dan memotong Sungai Dengkeng lewat
aqueduct di sebelah seatan Jotangan menerus ke arah timur.
Æ
-Pa ge
Daerah Jiwo Barat memiliki puncak-puncak bukit berarah utara-selatan
yang diwakili oleh puncak Jabalkat, ñebo, Merak, Cakaran, Budo, Sari, dan Tugu
dengan di bagian paling utara membelok ke arah barat yaitu G. ñampak.
Batuan metamorfik yang dijumpai juga berupa filit sekis klorit, sekis talk,
terdapat mieral garnet, kuarsit serta marmer di sekitar G. Cakaran, dan G.
Jabalkat. Sedangkan pada bagian puncak dari kedua bukit itumasih ditemukan
bongkah-bongkah konglomerat kuarsa. Sedangkan di sebelah barat G. Cakaran
pada area pedesaan di tepian Rawa Jombor masih dapat ditemukan sisa-sisa
konglomerat kuarsa serta batupasir. Sampai saat ini batuan metamorfik tersebut
ditafsirkan sebagai batuan berumur
, sedagkan batupasir dan
konglomerat dimasukkan ke dalam ºormasi Wungkal.
!
Pa ge
Gunung Pendul tersingkap batu lempung abu-abu berlapis, keras, mengalami
deformasi lokal secara kuat hingga terhancurkan.
Di bagian utara dan tenggara Perbukitan Jiwo timur terdapat bukit terisolir
yang menonjol dan dataran aluvial yang ada di sekitamya. Inlier (isolited hill) ini
adalah bukit Jeto di utara dan bukit Lanang di tenggara. Bukit Jeto secara umum
tersusun oleh batu gamping Neogen yang bertumpu secara tidak selaras di atas
batuan metamorf, sedangkan bukit Lanang secara keseluruhan tersusun oleh batu
gamping Neogen.
ÎPa ge
"#
. Tatanan Stratigrafi Pegunungan Selatan dari beberapa
penulis.
åPa ge
1. ºormasi Wungkal-Gamping
üPa ge
selaras ºormasi Wungkal-Gamping serta tertindih selaras oleh ºormasi
Semilir. ñetebalan dari formasi ini lebih dari 650 meter.
*Pa ge
pada breksi gunungapi, ditemukan batugamping terumbu yang
membentuk lensa atau berupa kepingan. Secara setempat, formasi ini
disisipi oleh batupasir gunungapi epiklastika dan tuf yang berlapis
baik.
Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan raya
Yogyakarta-Patuk-Wonosari kilometer 27,8. Secara lateral, penyebaran
formasi ini sejajar di sebelah selatan ºormasi Nglanggran, di kaki
selatan Subzona Baturagung, namun menyempit dan kemudian
menghilang di sebelah timur. ñetebalan ºormasi Sambipitu ini
mencapai 230 meter.
c P a g e
6. ºormasi Oyo
cc P a g e
8. ºormasi ñepek
c£ P a g e
Gambar £cr et eolo t. . eou.com/.../GUIDEBOOK_FT_-
KARSAM_IAGEOU.
cÑ e
oleh arus turbid, pada akhir pembantukan formasi ini dipengaruhi oleh adanya
aktivitas gunungapi.
Pada ñala Miosen Ýwal (N6 ± N7) terjadi peningkatan aktivitas gunungapi
yang ditandai dengan adanya piroklastik yang cukup luas. Endapan piroklastik
menyusun satuan tuf Semilir. Satuan ini terendapakan dengan mekanisme endapan
jatuhan piroklastik. Endapan hasil erupsi gunungapi tersebut terendapkan pada
lingkungan laut dangkal. Ýktivitas gunungapi memuncak pada ñala Miosen Ýwal
(N7). Pada kala ini terjadi letusan besar yang bersifat destruktif, membentuk
sistem kaldera. Letusan tersebut bersifat eksplosif dan menghasilkan material
gunungapi berupa pumis yang membentuk satuan breksi pumis Semilir. Satuan
breksi pumis Semilir ini terendapkan dengan mekanisme jatuhan piroklastik. Pada
fase ini pula terbentuk kaldera pada bagian puncak gunungapi dan merusak
sebagian besar dari tubuh gunungapi. ñemudian diikuti oleh fase konstruktif
dengan adanya aliran lava yang menyusun bagian bawah dari satuan breksi
andesit Nglanggran.
c- P a g e
satuan batugamping klastik. Dijumpainya batugamping yang korelasi hasil
analisis foraminifera kecil, batugamping ini masuk dalam satuan batugamping
Oyo. Hal ini menandai bahwa cekungan sedimen pada waktu itu semakin tenang
yang menendakan aktifitas vulkanisme menurun. Dalam hal ini tentunya akan
berkembang dengan baik secara normal yang berkarakteristik klastik
Endapan permukaan ini sebagai hasil dari rombakan batuan yang lebih tua
yang terbentuk pada ñala Plistosen hingga masa kini. Terdiri dari bahan lepas
sampai padu lemah, berbutir lempung hingga kerakal.
c P a g e
Struktur sesar pada umumnya berupa sesar turun dengan pola anthithetic
fault blocks (van Bemmelen,1949). Sesar utama berarah baratlaut-tenggara dan
setempat berarah timurlaut-baratdaya. Di kaki selatan dan kaki timur Pegunungan
Baturagung dijumpai sesar geser mengkiri. Sesar ini berarah hampir utara-selatan
dan memotong lipatan yang berarah timurlaut-baratdaya. Bronto dkk. (1998,
dalam Bronto dan Hartono, 2001) menginterpretasikan tanda-tanda sesar di
sebelah selatan (ñ. Ngalang dan ñ. Putat) serta di sebelah timur (Dusun Jentir,
tanjakan Sambeng) sebagai bagian dari longsoran besar (megaslumping) batuan
gunungapi tipe Mt. St. Helens.Di sebelah barat ñ. Opak diduga dikontrol oleh
sesar bawah permukaan yang berarah timurlaut-baratdaya dengan blok barat
relatif turun terhadap blok barat.
cÎ P a g e
Gajahmungkur di sebelah timurlautnya diantarai oleh sinklin yang berarah
tenggara-baratlaut. Struktur sinklin juga dijumpai di sebelah selatan, yaitu pada
ºormasi ñepek, dengan arah timurlaut-baratdaya
cå P a g e
Æ Æ
~ asi c
Gambar ccr ctr telt St u r m t
cü e
Æ $
$
·
$
Gambar cÑr tul u tu eolt
c* e
Batu ini merupakan bagian dari formasi ñebobutak yang terbentuk pada
masa akhir Oligose hingga awal Miosen dengan mekanisme letusan gunungapi
bawah laut yang sangat eksplosif dan merusak. Jika dilihat dari ukuran butirnya,
batu ini terbentuk dari material muntahan gunungapi dengan mekanisme
piroklastik jatuhan ( 0
0J
) yang terdeposisi dan terlitifikasi. Pada proses
transportasi dan deposisi ini sangat dipengaruhi oleh arus turbulen dasar laut
sehingga material ini mudah sekali bercampur dengan material lain bawah laut
seperti mineral zeolit.
u
ñekar yang dijumpai disini adalah kekar gerus, kekar ekstensi, dan kekar
rilis. ñekar gerus adalah kekar yang selalu berpasangan dan membentuk sudut
lancip arah gaya terbentuk oleh gaya kompresi. ñekar ekstensi adalah kekar yang
sejajar arah gaya, sedangkan kekar rilis tegaklurus arah gaya. Di STÝ ini dijumpai
kekar gerus dan kekar rilis yang sistematis, sedangkan kekar ekstensi jarang
ditemukan.
£ P a g e
"#
: data kekar gerus dari hasil pengukuran di lapangan.
"
"
" x "
" x " " x "
" x " " x "
" x " " x "
" x " "
x "
" x "
" x " " x "
" x "
" x "
"
x " " x "
"
x "
"
x "
" x "
" x "
" x "
" x "
" x "
" x "
"
x "
"
x "
" x "
" x "
" x "
"
x "
" x "
"
x "
" x " " x "
"
x "
" x "
" x " " x "
" x " " x "
"
x "
"
x "
" x "
" x " " x "
"
x " " x "
"
x " "
x "
" x "
" x " "
x "
" x " "
x "
" x " "
x "
" x " "
x "
" x "
"
x "
" x "
" x "
"
x "
" x "
£c P a g e
%& è !!' ( ) %& !!' ( )
&*+ 2 1,6 &*+ 3 2,3
+*& 3 2,3 +*& 2 1,6
&*+ 4 3,1 &*+ 3 2,3
+*& 9 7 +*& 4 3,1
&*+ 9 7 &*+ 2 1,6
+*& 12 9,4 +*& 2 1,6
&*+ 5 3,9 &*+ 1 0,8
+*& 2 1,6 +*& 1 0,8
&*+ 1 0,8 &*+ 1 0,8
+*+& 4 3,1 +*+& 4 3,1
+&*++ - - +&*++ - -
++*,& - - ++*,& - -
,&*,+ - - ,&*,+ 1 0,8
,+*-& - - ,+*-& 2 1,6
-&*-+ - - -&*-+ 2 1,6
-+*.& 3 2,3 -+*.& 5 3,9
.&*.+ 5 3,9 .&*.+ 13 10,6
.+*/& 10 7,8 .+*/& 13 10,6
££ P a g e
£Ñ P a g e
Gambar ccr e m e r eru l
"i
t
t tt
t
i lii
i ti i
t
ii *i
tit+%+,
+-
#
:
tili
iil
il
0 1 23
4 1 23
0 0 0 0
.,&/& 0&&
.,&0& (/&
.,&(& 0)&
£- e
Gambar c£r e m e r rl l
#
:
ti
litil
il
0 1 23
4 1 23
4 # 4 2 4 # 4 2
.11& %%&
.(2& %&&
.()& %%&
.1,& ,%&
.)1& %%&
£ e
$
~ asi £
U
Gambar Ñcr ctr telt St u e m t
£Î e
Æ $
$
ñ miringan bing
Gambar ѣr te t u e m t
e m t
·
$
£å e
Se-Flt
M rmer
Gambar ÑÑr M rmer Se-Flt
B tu Flt
º iasi riha as
B tu Se
º iasi a as
Gambar Ñ-r er Se Flt
Gambar Ñ r mel tu M rmer
£ü e
Batu Sekis-ºilit yang dijumpai berwarna abu-abu kecoklatan, batuan asal
shale, memiliki struktur foliasi, bertekstur Lepidoblastik. Sedangkan batu Marmer
yang dijumpai berwarna putih, struktur masif, bertekstur granoblastik, asal
batugamping dengan komposisi material karbonat.
"#
: identifikasi batuan
Dari data hasil penelitian, diduga batu Marmer berada didalam batu Sekis-
ºilit sebagai lensa dengan bukti batuan yang mendominasi adalah batu Sekis-ºilit
dan batu Marmer ditemukan sebagai bongkah besar didalamnya. Batuan Sekis-
ºilit ini memiliki foliasi horisontal, hal ini menunjukkan bahwa gaya tekan yang
bekerja pada proses metamorfisme adalah gaya tekan kebawah atau pembebanan
(
0).
Jika dilihat bahwa batu Marmer adalah lensa didalam batu Sekis-ºilit
maka secara logika batu Marmer lebih tua yang berarti batu Marmer telah
terbentuk lebih dahulu. Namun dari hasil penelitian dan literatur, kedua batu ini
memiliki umur yang sama dalam arti mengalami proses metamorfisme dalam
waktu yang sama walaupun tidak diketahui umur batuan asalnya. Dari pernyataan
tersebut, berarti terdapat mekanisme perlapisan batugamping yang diapit oleh
batulempung (
) yang kemudian terkena tekanan.
£* P a g e
i
i!Bti
tt
ltt
tt
t
$
tt j
iji
i li t ii
tt
ii
it
i l
i
tlit jl i
iit i
3 3
i
i
3
3 i
i
ii
iJ it l
i
i
nsi n gash
G
Gambar £cr e m e r teo l
Ñ e
terhadap strike. Di bidang sesar terdapat tension gash dengan bidang vertical
menghadap ketimur, membentuk sudut tumpul tehadap bidang sesar kearah
baratlaut, sehingga dari analisis tersebut disimpulkan footwall sesar bergerak
kearah baratlaut dan hangingwall sesar bergerak kearah tenggara, berarti sesar
tersebut berjenis sesar geser sinistral. Pada bidang footwall sesar juga terdapat
gores-garis yang mengarah ke tenggara terbentuk akibat goresan dari pergerakan
hangingwall, gores-garis tersebut memiliki pitch 100 terhadap strike yang diukur
mengarah baratlaut. Itu berarti pergerakan hangingwall sesar yang bergerak
kearah tenggara juga bergerak 100 terhadap horizontal.
Ñc P a g e
Ñ£ P a g e
$
~ asi Ñ
Gambar Ñc ctr telt St u e m t
Æ $
$
ÑÑ e
ñ
t
l
i %&&
t
i
.liiit
titiljl
l i t il ti l
tt
Gambar Ñcr e m morolo St u e m t
·
$
# ·:i tiiit
Ñ- e
l il
i
¦tii
¦ttt
Gambar Ñcr e m tu m erl ec r outcro
Gambar ѣr e m ur t lt Krt l lt
Ñ e
Bti
iittittilt
tlitiii
i it t
i lt
l "ilit
i
tili ti
ttiltilli!iitt
il
ltl
iitt til ii
tli
ii j
i
t
iti l lt
j
i titi i Bti i ii t
ii
i lt
l tli
i t t
ti it
til lt
$
PAGIGWALL
FOOTWALL
G
Gambar Ñcr e m lo e r
ÑÎ e
G
cÑ -
Gambar ѣr e m e r
Ñå e
Ñü P a g e
Dari data pengukuran dilapangan didapat data sesar sebagai berikut :
Dari data strike'dip bidang sesar dan trend dari striasi, dapat dianalisa
dengan proyeksi stereogrfis menggunakan wulff net. Setelah di plot data bidang
sesar dan trend dari striasi didapat data pitch 700 dan plunge 42 0. Dat pitch dan
plunge hasil proyeksi stereografis dengan data pengukuran dilapangan terdapat
selisih sedikit, hal tersebut dikarenakan keterbatasan saat pengukuran dilapangan.
ñemudian dengan membuat bidang yang tegak lurus striasi, didapat zona kuadran
gaya pembentuk sesar yaitu zona gaya ı1, ı3 dan garis ı2 yang sejajar dengan
perpotongan bidang sesar dengan bidang yang tegak lurus striasi.
Ñ* P a g e
Æ Æ5
u
- P a g e
Pada Stasiun pengamatan 3 gunung ñampak desa Modjopereng, terdapat
lithologi batugamping berlapis pembentuk formasi Wonosari. Batugamping
tersebut secara outcrop bersturktur berlapis dengan ukuran butir pasir sehingga
disebut batugamping kalarenit. Disini juga terdapat struktur geologi yang berupa
struktur kekar yang keberadaanya tidak hanya 1 bidang sesar, namun bidang sesar
yang terlihat jelas dan dapat diamati oleh penulis hanyalah 1 sesar. ñenampakan
bidang sesar tersebut sangat jelas dilihat oleh mata dengan disertai kenampakan
cermin sesar dan striasi. Dari data pengamatan tersebut ditentukan sesar tersebut
adalah sesar turun sinistral dengan pitch 660 hasil pengukuran dilapangan. Dengan
metode proyeksi stereografis, dapat ditentukan zona gaya pembentu sesar yaitu
gaya utama ı1 merupaka gaya ekstensi pada sesar turun, gaya ı2 yang sejajar
dengan perpotongan bidang, dan gaya lemah ı3.
Dari data gaya utama pembentuk kekar di STÝ 1 dan gaya utama
pembentu sesar di STÝ 2 dan STÝ 3, dapt diamati bahwa arah gaya-gaya ini
adalan relatif ke arah tenggara sampai baratdaya atau secara satu arah dianggap
selatan. Ýrah gaya tersebut diakibatkan oleh adanya zona pergerakan lempeng
aktif yaitu subduksi antara lempeng Indo-Ýustralia dengan lempeng Eurasia di
sebelah selatan pulau Jawa.
-c P a g e
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Solo : UPT Penerbitan dan
Percetakan UNS
http:''caryos.blogspot.com'2008'02'geologi-daerah-perbukitan-jiwo.html
http:''ibnudwibandono.wordpress.com'2010'07'12'geologi -regional-bayat-klaten'
http:''budhygeologist.blogspot.com'2010'08'geologi -dan-stratigrafi-daerah-
bayat.html
http:''ariskriswanto.blogspot.com'2009_12_01_archive.html
age
pn c
B
_F _ - S _
P" pdf
-£ P a g e