I. Latar belakang
Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi
dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan
secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang.
Para Pemuda Pejuang di Rengasdengklok, beberapa orang pemuda yang terlibat dalam
peristiwa Rengasdengklok ini antara lain:
1. Soekarni
2. Jusuf Kunto
3. Chaerul Saleh
4. Shodancho Singgih, perwira PETA dari Daidan I Jakarta sebagai pimpinan
rombongan penculikan.
5. Shodancho Sulaiman
6. Chudancho Dr. Soetjipto
7. Chudancho Subeno sebagai pemimpin Cudan Rengasdengklok (setingkat kompi).
Chudan Rengasdengklok memiliki 3 buah Shodan (setingkat pleton) yaitu Shodan 1
dipimpin Shodancho Suharjana, Shodan 2 dimpimpin Shodancho Oemar Bahsan dan
Shodan 3 dipimpin Shodancho Affan. Honbu (staf) yang dipimpin oleh Budancho
Martono.
8. Honbu (staf) yang dipimpin oleh Budancho Martono.
9. Kiki Abdul Gani
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian.
Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut
kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua
anggota PETA mendukung rencana tersebut.
Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.
Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang
telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan
golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo
menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta.
Keesokan harinya, tepatnya pada hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 Tahun Masehi,
atau 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh
Drs. Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Teks proklamasi
Kemerdekaan Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam"
(tepatnya sebetulnya "diambil") dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor
Laut Dr. Kandeler.