Anda di halaman 1dari 7

Salib 2: APAKAH KRISTUS DISALIBKAN?

SALIB 2
APAKAH KRISTUS DISALIBKAN?

TANTANGAN: Orang-orang Muslim radikal menolak penyaliban Kristus.

Orang-orang Kristen, sesuai dengan ajaran Injil, bersaksi bahwa Kristus


mengalami penolakan yang sangat kuat dari seteru-seteru Yahudi-Nya, dan
bahkan karena dengki, mereka menyerahkan Yesus kepada penguasa Romawi
di Yerusalem, serta meminta agar Ia dihukum mati. Tentara Romawi
kemudian menyiksa Dia, dan selanjutnya menyalibkan Dia di kayu salib. Di
sana Ia mati dalam kesengsaraan yang sangat dahsyat, bersama-sama dengan
dua orang hukuman. Orang-orang Romawi membunuh Dia.

Di dalam Injil Kristus kita bisa menemukan penjelasan yang lebih terperinci
mengenai peristiwa itu, yang memuncak dalam sebuah pernyataan,
“Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan.
Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke
tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan
di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga
dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. . . . Sesudah
itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia --
supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci --: "Aku haus!" Di situ
ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga
karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu
mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan
menyerahkan nyawa-Nya.” (Yohanes 19:16-18 dan 28-30). Dari kesaksian
Rasul Yohanes ini sangat jelas terbukti bahwa memang Yesus disalibkan, dan
bahwa Ia mati dalam kesengsaraan di kayu salib. Ia memang sungguh-
sungguh dibunuh. Peristiwa itu juga disaksikan oleh empat saksi Kristus yang
berbeda.

Namun, orang-orang Muslim mengatakan: Tidak! Kristus tidak dibunuh dan


tidak disalibkan. Hanya nampaknya saja bahwa Kristus sudah disalibkan.

1
Tetapi sebenarnya, ada kesalahan yang terjadi di dalam pengadilan.
Seseorang yang mirip dengan Kristus yang telah salah disalibkan. Kristus yang
sebenarnya diselamatkan oleh Allah dari tangan musuh-musuh-Nya, diangkat
hidup-hidup ke surga, dimana Ia masih hidup sampai hari kedatangan-Nya
kembali ke dunia ini.

Orang-orang Muslim mempertahankan keyakinan ini atas dasar sebuah ayat di


dalam Al-Quran, yang mengatakan demikian tentang orang-orang Yahudi,
“dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih,
'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan
tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-
raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti perdangkaan belaka,
mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa. Tetapi
(yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya379. Dan adalah
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surat an-Nisa' 4:157-158) Injil
Kristus, yang menyaksikan dengan jelas empat kali bahwa Kristus dibunuh
dan disalibkan, ditolak oleh orang-orang Muslim sebagai kepalsuan dari orang
Kristen atas teks asli di dalam Injil.

Apakah tuduhan dari Al-Quran ini cukup untuk membantah empat kesaksian
yang ada di dalam Injil? Apakah semua orang Muslim harus percaya kepada
Al-Quran bahwa Kristus tidaklah dibunuh atau disalibkan?

JAWABAN : Bertolak belakang dengan bagian di dalam Al-Quran (Surat


4:157), yang menyangkali pembunuhan dan penyaliban Kristus, ada tiga
bagian lain di dalam Al-Quran yang secara terbuka memberikan kesaksian
tentang kematian Kristus:

1. Segera setelah kelahiran-Nya Kristus menurut Al-Quran mengatakan, “Dan


kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan,
pada hari aku meninggal (yauma amuta) dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali!” (Surat Maryam 19:33). Ayat ini berbicara dengan sangat
jelas mengenai kelahiran, kematian, dan kebangkitan Kristus dalam sebuah
kesatuan yang tidak terpisahkan.

2
2. Berbicara mengenai rencana orang-orang Yahudi untuk membunuh Kristus,
Al-Quran mengatakan, “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah
membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan
menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu (inniy mutawaffika) dan
mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang
yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-
orang yang kafir hingga hari kiamat. ... (Surat Al 'Imran 3:54-55). Ayat-ayat
ini dengan jelas menunjukkan bahwa Allah membiarkan Kristus menemui
ajal, yaitu, Ia membiarkan Yesus mati. Tipu daya yang dibuat oleh Allah
terhadap orang-orang Yahudi adalah dengan tidak memasukkan Kristus ke
dalam neraka, seperti yang mereka yakini sekarang, tetapi bahwa Ia akan
membangkitkan Yesus sendiri ke dalam surga.

3. Setelah Kristus dibangkitkan dan diangkat ke surga oleh Allah, Al-Quran


menjelaskan adanya percakapan antara Kristus dengan Allah. Di dalam
percakapan itu Kristus berkata kepada Allah di surga, “Aku tidak pernah
mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku
(mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan
adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara
mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku (falamma tawaffaytaniy),
Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan
atas segala sesuatu.” (Sura al-Ma'ida 5:117). Ayat ini dengan jelas
mengatakan bahwa Kristus wafat sebelum Ia naik ke surga. Kalau tidak
begitu, di surga, Kristus tidak akan bisa berbicara mengenai wafat-Nya
sebagai sesuatu yang telah terjadi.

Sangat jelas sekali bahwa ketiga bagian di dalam Al-Quran itu sangat
bertentangan dengan apa yang tertulis di dalam Surat ke-4 (Surat An-nisa’).
Tiga bagian di atas menegaskan tentang kematian Kristus, sementara bagian
di dalam Surat ke-4 itu menyangkal kematian Kristus. Banyak penafsir Muslim
yang berusaha mengatasi pertentangan itu dengan memunculkan tiga upaya
penafsiran. Namun, semua tafsiran itu, tetaplah gelap dan sulit dipahami.

Ketidakmasuk-akalan yang pertama : Perkembangan Kronologisnya. Untuk


bisa menyambungkan antara Surat 4:157 dengan Surat 19:33, para penafsir
memasukkan, tanpa ada dasarnya di dalam Al-Quran, suatu rentang waktu

3
yang sangat panjang antara kelahiran Kristus dengan kebangkitan-Nya.
Mereka mengatakan bahwa Kristus dilahirkan dan diangkat ke surga. Dari
sana Ia akan datang kembali di akhir jaman, dan hanya setelah itu Ia akan
mati dan dibangkitkan kembali bersama semua manusia. Tafsiran ini,
sayangnya, justru bertentangan dengan Surat 5:117, diman Kristus
mengatakan kepada Allah bahwa Ia wafat sebelum diangkat ke surga.

Ketidakmasuk-akalan yang kedua: Korban Pengganti. Dalam usaha untuk


menjelaskan, sesuai dengan isi Surat 4:157, bahwa Kristus tidak dibunuh,
para penafsir Muslim mengatakan bahwa orang yang disalibkan itu bukanlah
Kristus, tetapi seseorang yang diserupakan dengan Dia yang disalibkan.
Kristus sendiri sebenarnya diangkat ke surga tanpa mengalami kematian.
Para penafsir, kemudian berselisih paham di antara mereka sendiri, tentang
siapa yang sebenarnya disalibkan menggantikan Kristus: Apakah ia seorang
Yahudi bernama Titus, atau seseorang yang memang adalah pengawal
Kristus, atau salah satu murid Kristus yang secara sukarela mengorbankan
dirinya, atau bahkan apakah ia adalah murid yang mengkhianati Kristus?
Dalam penjelasannya, para penafsir Muslim itu yakin bahwa Allah secara
ajaib meletakkan seseorang yang diserupakan dengan Kristus untuk menjadi
korban pengganti, sehingga orang-orang Yahudi salah mengira kalau dia
adalah Kristus. Para penafsir yang lebih serius (misalnya Zamakhshari dan
Razi) menolak penjelasan ini.

Ketidakmasuk-akalan yang ketiga: Menjelaskan ulang kata “mati.” Untuk


membuat penafsiran ini lebih bisa diterima, makna salah satu kata di dalam
Al-Quran diubah. Kata “wafat” (mati), yang dituliskan di dalam Surat 3:55
memakai bentuk kata “inniy mutawaffika” (aku membiarkanmu mati) dan di
dalam Surat 5:117 “falamma tawaffaytaniy” (tetapi ketika Engkau
membiarkan Aku mati). Beberapa penafsir mengatakan bahwa kata “wafat”
(mati) berarti tidur (hanya dituliskan dua kali di dalam Al-Quran: Surat 6:60
dan 39:42b) dan bukan kematian yang sebenarnya (sebagaimana yang dengan
jelas dituliskan dalam 25 bagian lain di dalam Al-Quran, sebagai contoh,
Surat 32:11; 4:15; 39:42a or 8:50). Penjelasan ini dipersoalkan di antara
banyak penafsir yang ada, yang kemudian menjadi alasan mengapa tradisi
Islam yang menafsirkan kata “wafat” di dalam ayat mengenai Kristus sesuai
dengan keterangan sebagian besar ayat lain di dalam Al-Quran kemudian
diterjemahkan sebagai mati, dan bukan sebagai tidur.

4
KABAR BURUK : Usaha-usaha Islam itu tidak bisa memecahkan masalah
pertentangan antara Surat 4:157 dengan bagian-bagian lain di dalam Al-
Quran, dimana kematian dan penyaliban Kristus secara eksplisit dijelaskan.

KABAR BAIK: Dengan memulai dari Al-Quran, sangat mungkin bagi semua
orang Muslim untuk percaya bahwa Kristus memang disalibkan, dan bahwa
tidak ada orang yang secara salah mati dibunuh menggantikan-Nya. Lalu
jelas juga bahwa Surat 4:157 tidak mengatakan bahwa Kristus tidak
disalibkan, namun, seperti Surat 8:17 (Maka (yang sebenarnya) bukan kamu
yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan
bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang
melempar) maka, “bukan orang-orang Yahudi yang menyalibkan Dia, ketika
mereka menyalibkan-Nya, Allah-lah yang mnyalibkan-Nya.”

KESAKSIAN: Nama saya Hakim dan saya berasal dari Yordania. Saya dulunya
adalah seorang Muslim yang taat dan belajar di sekolah-sekolah Islam yang
terbaik. Kemudian, saya belajar agama Islam di Universitas al-Azhar di Kairo.
Sebagai desertasi terakhir saya, saya meneliti pokok mengenai bagaimana
anak Abraham, setelah ia dibunuh oleh ayahnya, kemudian ditebus oleh Allah
melalui korban yang besar (Surat as-Saffat 37:99-111). Saya mempelajari
semua penafsiran Islam mengenai bagian Al-Quran ini. Saya tidak
menemukan satupun penjelsan yang memuaskan mengenai pertanyaan
tentang penebusan (fida’). Hanya setelah saya membandingkannya dengan
Torah dan tafsirannya oleh orang-orang Yahudi dan Kristen, saya bisa mulai
memahami tentang penebusan melalui kematian korban penebus dosa di
dalam Taurat dan kematian Kristus di kayu salib di dalam Injil. Saya
memahami bahwa tanpa pencurahan darah tidak mungkin ada penebusan
dosa, dan dengan itu tidak akan ada pengampunan. Saya mencantumkan
penemuan yang sangat menarik itu di dalam desertasi saya. Ketika saya
mempertahankannya di depan para mahasiswa Muslim dan para profesor
dalam sebuah ujian akhir, mereka yang mendengarkan menjadi begitu marah
sampai menyerang saya dan memukuli saya sampai hampir mati. Tetapi saya
tidak mati. Orang-orang Kristen menemukan saya dalam keadaan luka parah
dan mengobati saya sampai sembuh. Hari ini saya percaya bahwa kematian
Kristus bagi dosa-dosa saya, itulah yang membawa pengampunan bagi saya.
Penjelasan di atas sudah menolong saya memahami apa yang sebenarnya

5
dikatakan di dalam Al-Quran. Saya mau mengatakan kepada anda, sahabat,
bahwa kalau anda tidak percaya kepada penebusan melalui Kristus, anda
tersesat!

DOA: Ya Allah yang penuh rahmat, saya bersyukur bahwa tidak ada
sesuatupun yang terjadi tanpa pengetahuan dan arahan-Mu. Engkau
mengijinkan Kristus untuk disalibkan oleh tentara Romawi dan mati.
Tolonglah saya memahami rahasia mengapa Engkau melakukan hal itu.
Siapkanlah saya untuk menerima keselamatan yang dari-Mu.

PERTANYAAN : Menurut Al-Quran, apakah Kristus mati? Bagaimana para


penafsir Muslim berusaha meluruskan pertentangan di dalam Al-Quran
mengenai kematian Kristus? Apakah kesaksian Injil mengenai kematian
Kristus?

UNTUK DIHAFALKAN: “Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan


tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,
aku senantiasa bergumul dengan dosaku.” (Mazmur 51:4-5 – Perkataan Nabi
Daud)

Anda mungkin juga menyukai