SALIB 3
BAGAIMANAKAH ANAK ABRAHAM DITEBUS?
Kisah ini ditemukan di dalam Surat as-Saffat 37:99-111: “99 Dan Ibrahim
berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan
memberi petunjuk kepadaku. 100 Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku
1
(seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.' 101 Maka Kami beri
dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar 102 Maka tatkala
anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.' 103 Tatkala keduanya
telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya),
(nyatalah kesabaran keduanya ) 104 Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim
105 sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik
106 Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.' 107 Dan Kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. 108 Kami abadikan
untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang
kemudian,: 109 (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". 110
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik..
111 Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Ayat yang paling penting adalah ayat 107. Kalau diterjemahkan secara
harafiah dari bahasa Arab, maka ayat itu berarti demikian “Dan sudah
menebuslah kami akan dia dengan sebuah korban sembelihan yang agung
(besar).” (Dalam transkripsi Arab: wa-faday-naa-hu bi-dhabhin 'adhim) Untuk
bisa menangkap keseluruhan kekuatan makna dari ayat Al-Quran ini, kita
perlu merenungkan setiap unsur di dalam wahyu Allah ini. Kita akan
melakukannya dengan mengajukan pertanyaan yang muncul baik dari
ayatnya maupun dari konteksnya.
2
tidak mengajukan pertanyaan: Mengapa bukan Abraham sendiri yang
menebus anaknya? Mengapa harus Allah yang melakukannya? Dan karena
korban sembelihan itu disebut sebagai “besar (agung),” pasti berarti bahwa
korban itu bukan berasal dari dunia ini, tetapi dari surga. Di sini muncul
pertanyaan selanjutnya bagi orang Muslim: Mengapa bukan Abraham sendiri
yang menyediakan korban untuk disembelih, atau paling tidak membayar
untuk korban itu? Mengapa korban sembelihan itu harus dari surga, bukan
dari dunia ini?
3. “… dia …” (-hu): Kata ini menunjuk kepada anak Abraham, yang dalam
ketaatan yang besar menuruti ayahnya untuk melalukan semua yang
diperintahkan Allah kepadanya. Di sini seorang Muslim akan bertanya :
Apakah anak Abraham memang bersalah, sehingga ia harus ditebus? Tentu
saja tidak, karena ia merupakan teladan ketaatan yang mutlak. Atau apakah
Abraham melakukan dosa ketika ia mau mengorbankan anaknya, sehingga ia
yang harus ditebus? Sekali lagi jawabannya, “TIDAK!” Karena Allah dengan
jelas yang memerintahkan dia mengorbankan anaknya. Dari situ akan muncul
pemikiran baru : Perbuatan baik yang saya penuhi tidak membebaskan saya
dari dosa yang saya lakukan.
4. “… dengan sebuah kurban sembelihan, …” (bi-dhabhin): Al-Quran
memberikan kesaksian bahwa sebuah korban penebusan dibunuh, karena ia
menjadi korban sembelihan, yang mati ketika disembelih. Di sini seorang
Muslim akan bertanya: Mengapa perlu menyembelih sesuatu dan
mencurahkan darah, untuk bisa menebus anak itu?
5. “… yang agung (besar).” ('adhim): Ini adalah kata yang paling menarik di
dalam ayat ini. Kata ini mendorong adanya pertanyaan ini di dalam diri
seorang Muslim: Mengapa korban yang disembelih adalah agung (besar)?
Apakah korban itu agung (besar) karena ia berasal dari Allah, atau ia agung
(besar) dari dirinya sendiri? Karena salah satu dari 99 nama Allah adalah al-
'adhim (kebesaran yang agung), apakah bisa dikatakan bahwa korban yang
disembelih adalah sesuatu yang ilahi, karena ia memiliki nama ilahi?
Kalau anda mau mendapatkan jawaban yang memuaskan untuk semua
pertanyaan yang diajukan sendiri oleh Al-Quran, maka hanya ada satu jalan
keluar: Anda harus menerima Injil dan percaya kepada pengorbanan Kristus
yang menebuskan di kayu salib bagi segala dosa dunia. Korban yang besar
dari Allah ini sudah menebus anak Abraham, dan anda juga!
3
anak Abraham ditebuskan.
KABAR BAIK: Untuk alasan ini seorang Mislim bisa, bahkan sesuai dengan
perkataan Al-Quran sendiri, menangkap iman yang besar kepada kematian
Kristus sebagai pengganti bagi kita di kayu salib. Umat Allah, dan dengan itu
ia akan bisa memahami bagian di dalam Al-Quran, yang tidak akan bisa
dimengerti tanpa keyakinan itu.
KESAKSIAN: Nama saya Barakatullah dan saya berasal dari Mesir. Saya dahulu
seorang perwira tentara dan seorang pemimpin agama Islam. Suatu hari saya
melihat secarik kertas yang menarik perhatian saya. Tertulis di dalam kertas
itu “Tetapi Aku berkata kepadamu!” Saya lalu mengambilnya dan membaca
kelanjutannya. Kristus berbicara disana dan Ia berkata, “Kamu telah
mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi
mereka yang menganiaya kamu.” Ayat dari Injil ini (Matius 5:43-44) sangat
mengejutkan saya. Sebagai seorang Muslim saya tahu tentang Kristus. Apakah
Ia memiliki hak untuk mengubah perintah dari Allah? Apakah Ia punya
otoritas untuk melakukannya? Untuk bisa menjawab pertanyaan ini, saya
mengikuti kursus sore hari yang diadakan oleh Universitas al-Azhar di Kairo.
Selama empat tahun saya belajar ilmu perbandingan agama dari sudut
pandang Islam, dan bisa mendapatkan gelar akademis. Saya harus
mempelajari agama Hindu, Budha, Konghucu, Yudaisme, dan Kristen,
termasuk Kitab Suci mereka. Dengan tekun saya mempelajari Al-Quran, dan
membandingkannya dengan kitab-kitab itu. Melalui penyelidikan itu saya
menjadi Kristen. Saya menemukan bahwa Kristus memiliki hak untuk
mengubah Hukum Allah, karena Dia, seperti Allah, memiliki hak untuk
memerintah manusia agar taat kepada-Nya, sebagaimana yang ditegaskan di
dalam Al-Quran (Surat Al 'Imran 3:50 dan as-Zukhruf 43:63) Hari ini saya
menceritakan kepada orang-orang Muslim apa yang saya pelajari pada waktu
itu. Penyelidikan mengenai bagaimana anak Abraham ditebus, seperti yang
anda baca dalam artikel ini, adalah penemuan yang saya dapatkan pada
waktu itu. Penemuan itu menolong saya untuk percaya kepada Yesus Kristus
sebagai Anak Allah yang disalibkan. Saya dan keluarga saya mengalami
banyak penganiayaan sejak saat itu. Tetapi sampai hari ini, saya tetap setia
kepada Kristus.
DOA: Saya bersyukur dari lubuk hati saya, ya Allah yang penuh rahmat,
bahwa Engkau sudah menebus anak Abraham. Engkau benar kalau membuang
4
saya ke neraka karena dosa saya. Tetapi Engkau menetapkan jalan yang
baru, tentang cara saya bisa diselamatkan. Saya percaya kepada penebusan
yang Engkau berikan, agar saya tidak harus masuk neraka.
UNTUK DIHAFALKAN: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
(Yohanes 3:16 – Perkataan Kristus di dalam Injil)