Anda di halaman 1dari 7

Salib 5: MENGAPA AL-QURAN MENYANGKAL SALIB?

SALIB 5
MENGAPA AL-QURAN MENYANGKAL SALIB?

TANTANGAN: Tidak sedikit orang Musllim sudah meninggalkan Islam dan hari
ini mengikut Yesus Kristus. Namun, kadangkala muncul situasi, dimana
mereka tergoda untuk kembali kepada Islam. Apakah mungkin untuk
menyiapkan para petobat baru itu untuk menghadapi situasi yang demikian?
Apakah ada argumen yang bisa menolong seorang mantan Muslim agar tidak
pernah lagi percaya kepada penyangkalan Al-Quran terhadap penyaliban
Kristus?

JAWAB: Ya, ada beberapa argumentasi yang demikian. Sebagaimana


diketahui, Al-Quran mengatakan bahwa Kristus tidak disalibkan, tetapi dibuat
sehingga di depan orang-orang Yahudi seolah-olah mereka memang sudah
menyalibkan Kristus yang sebenarnya.

dan (terkutuklah mereka, orang Yahudi) karena ucapan mereka :


"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham
tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang
dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh
itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa
yang mereka bunuh itu adalah 'Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (Surat al-Nisa' 4:157-158).

Ide ini muncul dari masa sebelum Islam di antara orang-orang Kristen
Gnostik, yang mencampurkan iman Kristen mereka dengan agama Gnostik.
Karena hal itu, mereka dikutuk dan ditolak oleh para Bapa Gereja mula-
mula, dan dinyatakan sebagai sesat. Mereka menulis teks, yang kebanyakan
sudah hilang di saat ini, tetapi yang, juga, dikutip oleh Bapa-Bapa gereja
mula-mula dalam buku-buku mereka mengenai bidat-bidat. Di sini kita bisa
melihat contohnya: seorang Kristen Syria dan penganut Gnostik, Basilides,
yang hidup antara tahun 125 dan 169 M, adalah pemimpin sebuah kelompok

1
di Aleksandria. Seorang Bapa gereja, Irenaeus dari Lyon, menuliskan tentang
dia di dalam karyanya “Melawan Bidat-Bidat” (Buku 1, 24, 4) bahwa Basilides
mengajarkan:

“Bukan Dia (yaitu Kristus) yang menderita, tetapi seseorang yang bernama
Simon dari Kirene, yang menggantikan Dia memikul salib (bandingkan Matius
27:32). Orang ini kemudian diubahkan oleh Dia (yaitu oleh Kristus) sehingga
ia dianggap sebagai Yesus, dan kemudian disalibkab, karena ketidaktahuan
dan kesalahan, sementara Yesus sendiri mengambil rupa Simon, dan berdiri
di sana, mentertawakan mereka. Karena Ia memiliki kuasa yang melampaui
tubuh dan memiliki Nous (pikiran) Bapa yang tidak dilahirkan itu, Ia bisa
mengubah diri-Nya sekehendak-Nya, dan setelah itu naik kepada Dia yang
mengutus-Nya, sambil mencemooh mereka, karena Ia tidak bisa ditangkap,
dan tidak bisa dilihat oleh mereka semua ...” (Diterjemahkan dari bahasa
Jerman dari: Norbert Brox, "Irenäus von Lyon. Epideixis, Adversus Haereses,
volume 1. Fontes Christiani, volume 8/1", 1993 (Herder, Freiburg) halaman
201.)

Teks ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar bukan Muhammad sendiri


yang memunculkan penyangkalan akan penyaliban Kristus, atau menerima
hal itu dari Allah. Namun, ia melanjutkan apa yang didengarnya dari orang-
orang Kristen Gnostik yang demikian. Jadi Al-Quran memiliki jejak bidat
Gnostik sejak jaman sebelum Islam. Contoh yang lebih jauh lagi tentang hal
yang demikian di dalam Al-Quran ditemukan di dalam sepenggal kisah dari
sebuah manuskrip bidat yang sangat menghujat yang saat ini hanya ada
dalam terjemahan Koptik. Kitab itu disebut “Wahyu Petrus,” dan dituliskan
oleh seorang Kristen Gnostik sekitar tahun 200. Di sana tertulis demikian:

“(Kristus berbicara kepada Petrus): Karena itu datanglah, mari kita menuju
ke (penglihatan akan) kesempurnaan persidangan dari Bapa yang tak
bernoda. Karena lihatlah, akan tiba mereka yang akan mendatangkan ke
atas diri mereka (sendiri) penghukuman (yang ditanggungkan kepada-Ku),
dan mereka akan dipermalukan. Tetapi Aku tidak bisa mereka sentuh. Dan
engkau, Petrus, akan berdiri di tengah mereka. Jangan takut! (Aku berkata
kepadamu) karena kegentaranmu (halaman 81). Pikiran mereka akan
ditutup, karena yang tidak nampak itu sudah datang kepada mereka.’

2
Setelah Ia mengatakan semuanya itu, aku melihat Dia seolah-olah Ia
ditangkap oleh mereka. Dan aku berkata, “Apakah yang aku lihat ini, Tuhan?
Engkaukah yang mereka tangkap, dan akukah yang Engkau tangkap? Dan
siapakah itu, siapakah (yang berdiri) di dekat kayu itu dan bergembira
sambil tertawa ? Dan siapakah itu yang kaki dan tangannya mereka paku?’
Juruselamat berkata kepadaku, “Ia yang engkau lihat (berdiri)di samping
kayu dan bergembira serta tertawa, itulah Yesus yang hidup. Tetapi dia yang
tangan dan kakinya tertembus paku adalah yang kedagingannya
(keserupaannya) yang adalah “Tebusan” yang (sendirian) mereka (bisa)
permalukan. Ia diserupakan dengan Dia. Tetapi lihatlah (dengan seksama)
kepadanya dan Aku.’ Tetapi aku, ketika aku memandang (dan sudah
melihat), lalu berkata, ‘Tuhan, tidak ada yang dapat melihat Engkau. Mari
kita pergi dari sini.’ Tetapi Ia berkata, ‘Aku sudah mengatakan bahwa
mereka (itu) buta. Biarkan saja mereka! Tetapi engkau, perhatikan betapa
sedikitnya mereka memahami perkataan merka sendiri. (halaman 82).
Karena anak-anak dari kemuliaan (sia-sia) mereka yang sudah dipermalukan
dan bukan hamba-Ku.’ Tetapi aku melihat sesuatu yang mendekati kami yang
sangat mirip dengan Dia dan yang berdiri di samping kayu sambil tertawa—Ia
dibentuk di dalam Roh Kudus—dan inilah sang Juruselamat. Dan ada cahaya
yang sangat besar, yang tak terkatakan yang melingkupi mereka, dan
sejumlah besar yang tak terkatakan dan tak kelihatan dari bala tentara
malaikat memuji mereka. Tetapi akulah orang, yang sudah melihat Dia,
ketika Ia dinyatakan sebagai Dia yang dimuliakan. Karena yang mereka
pakukan (di kayu salib) adalah yang sulung, dan kediaman setan-setan, dan
kendi batu (Catatan: menurut sebuah legenda palsu Salomo dikatakan sudah
mengurung setan-setan di dalam kendi-kendi batu), dimana mereka
berdiam, Elohim, kayu salib, yang ada di bawah Hukum. Tetapi Dia yang
berdiri di dekatnya adalah Juruselamat yang hidup, yang sebelumnya ada di
dalam dia, yang sudah ditangkap dan kemudian (lagi) dilepaskan, yang
(sekarang) berdiri dalam (keriangan) gembira, karena [Ia] melihat bahwa
mereka, yang melakukan kekejaman kepada-Nya, terpecah-pecah di antara
mereka sendiri. (halaman 83). Karena itu Ia mentertawakan kebutaan
mereka, karena Ia tahu bahwa mereka dilahirkan buta. Karena itu kemudian
(hanya) yang bisa menderita yangg memang akan , yaitu sebagaimana tubuh
itu adalah ‘Tebusan.’ Tetapi dia, yang mereka (harus) lepaskan, adalah
badan tak tak berbadan milikku. Aku (sendiri), adalah Roh, yang hanya bisa
dipahami di dalam pikiran, penuh dengan terang yang benderang. Inilah
yang engkau lihat datang kepadamu. ...” (Diterjemahkan dari bahasa
Jerman di dalam: Wilhelm Schneemelcher (ed.), "Neutestamentliche

3
Apokryphen. Volume II. Apostolisches, Apokalypsen und Verwandtes", 5th
edition, 1989 (Mohr-Siebeck, Tübingen) halaman 642dst)

Teks penghujatan ini berisi pandangan yang salah dan berbahaya dari dunia
Gnostik: Dunia material disebut jahat karena dianggap tidak diciptakan oleh
Allah, tetapi oleh suatu roh jahat (the Demiurge). Hanya dunia Roh yang
diterima sebagai miliki Allah yang baik dan benar. Semua orang, melalui
pengetahuan, disebut perlu membebaskan Roh ilahinya sendiri dari
kungkungan material badaniahnya dan kemudiandianggap memiliki
kemampuan untuk menyatukan diri dengan Allah.

Bisa dilihat dari teks yang demikian bahwa Al-Quran, sampai kepada
formulasi yang khususnya, mengambil gagasan penyangkalan penyaliban
Kristus dari kaum Gnostik. Bagi seorang mantan Muslim, penemuan yang
demikian akan menghancurkan kewibawaan Al-Quran. Ketika ia tergoda
untuk kembali kepada Islam ia bisa menanyakannya sendiri. Apakah aku
percaya kepada sesuatu yang jelas tidak diwahyukan oleh Allah, tetapi
muncul dari percampuran agama-agama dari masa sebelum Islam dan yang
kemudian masuk ke dalam Al-Quran?

KABAR BURUK: Bukan Muhammad yang memunculkan gagasan penyangkalan


akan salib. Ia nampaknya sudah disesatkan oleh para penghasut agama dari
kaum Gnostik. Ia tidak hanya mengambil dari mereka gagasan tentang
penyangkalan Kristus, tetapi juga secara tidak langsung iman mereka yang
berasal dari setan dan yang sesat bahwa suatu roh bisa mengubah tampilan
luar seseorang dengan cara sedemikian sehingga ia nampak seperti orang
lain. Dengan melakukan hal itu, Muhammad sekali lagi menyatakan bahwa ia
tidak bisa dengan jelas membedakan antara wahyu yang Ilahi dengan yang
berasal dari si Jahat.

KABAR BAIK: Kristus sungguh-sungguh disalibkan. Ia mati di kayu salib bagi


dosa-dosa kita. Bahkan inspirasi setan yang membingungkan dari kaum
Gnostik tidak bisa memisahkan kita dari Allah yang benar dan setia, yang
dengan cara sedemikian sudah menyatukan diri-Nya dengan kita—melalui
iman kepada korban penebusa Anak-Nya Yesus Kristus—yang menjadikan kita
sebagai anak-anak-Nya.

4
KESAKSIAN: Nama saya Hasan dan saya seorang Kirgiz dari Asia Tengah. Saya
lahir dan dibesarkan sebagai seorang Muslim, tetapi Islam kami sanga kental
bercanpur denagn praktek sihir Moldo kami. Masih di masa Sovert dulu, saya
berpindah dari desa kami di pegunungan ke ibukota. Di sana saya kuliah,
tetapi tidak sampai lulus ujian akhir. Karena itu akhirnya saya menjadi
operator alat berat di perusahaan konstruksi. Suatu hari saat bekerja saya
mengalami kecelakaan dan salah seorang teman sekerja saya meninggal
karena kesalahan yang saya lakukan. Akibatnya, saya dimasukkan ke dalam
penjara, tetapi saya boleh keluar dari penjara di siang hari. Karena peristiwa
itu, saya banyak berpikir tentang Allah. Pada awalnya saya ingin membaca
Al-Quran. Tetapi melalui salah seorang rekan di penjara, yang adalah seorang
Russia yang beragama Kristen, saya justru mulai belajar Alkitab, dalam kitab
itu, saya seperti melihat cermin akan dosa-dosa saya. Melalui sahabat saya
yang orang Russia itu saya bertemu dengan orang-orang Kirgiz yang beragama
Kristen. Mereka menjelaskan kepada saya bahwa kematian Kristus di kayu
salib sebagai pengganti itu jauh lebih kuat daripada dosa-dosa saya, dan
bahwa Yesus bisa menyelamatkan saya. Saya berusaha untuk percaya kepada
hal itu, tetapi tidak bisa lepas dari ikatan kuasa gelap di dalam diri saya,
yang akarnya adalah dari percampuran antara Islam dengan okultisme sihir
itu. Di suatu hari minggu saya bisa hadir, di siang hari, sebuah seminar
Kristen tentang okultisme. Ketika saya sungguh-sungguh memahami apa arti
sebenarnya dari iman Islam-okultisme kepada roh-roh itu, saya bertobat,
meninggalkan semua praktek sihir saya, dan menyerahkan kehidupan saya
sepenuhnya kepada Kristus. Saya bebas dari ikatan kuasa kegelapan. Hari ini
saya bersaksi kepada orang-orang Kirgiz yang lain tentang bagaimana Yesus
membuat hidup saya dimerdekakan.

DOA: Tuhan Yesus, kami mengucapkan syukur bahwa Engkau lebih kuat
daripada kuasa kegelapan. Tolonglah saya untuk hanya mengikuti Engkau
dan tidak mempedulikan setan-setan itu, sehingga tidak ada pengajaran
palsi yang akan muncul dari kehidupan saya, sebagaimana yang terjadi
kepada orang-orang Kristen Gnostik itu. Terima kasih bahwa Engkau sudah
mati bagi kami di kayu salib.

PERTANYAAN: Pengajaran apa yang muncul sebelum Islam yang kemudian

5
melatar belakangi penolakan Al-Quran akam penyalibak Kristus? Bagaimana
hal ini mempengaruhi pemahaman anda akan Al-Quran?

UNTUK DIHAFALKAN: “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup,
baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada
sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas,
maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus.” (Roma
8:38-39 – Perkataan Rasul Paulus)

Anda mungkin juga menyukai