Anda di halaman 1dari 38

Percakapan dengan orang-orang Muslim

tentang Kristus

Batu Sandungan mengenai Salib


Dijelaskan kepada Muslim

Bagaimana kita bisa membawa penebusan


Yesus Kristus kepada orang-orang Muslim?

Abd al-Masih

GRACE AND TRUTH,


FELLBACH – GERMANY

1
All Rights Reserved
Order Number: FPB 8007 ENG
1st Edition 2002
English Title: The Stumbling Block of the Cross
Explained to Muslims
Grace and Truth P.O.Box 1806 70708
Fellbach Germany
Internet: www.grace-and-truth.net
e-mail: info@grace-and-truth.net
2
Penolakan Islam terhadap kematian Kristus bagi penebusan

Siapa pun yang menceritakan tentang Yesus kepada seorang Muslim, serta
keselamatan yang Ia telah selesaikan, dapat mencapai sebuah titik dalam
percakapannya dimana Muslim tidak lagi mau menjawab, melainkan tersenyum
dengan diam-diam. Tanyakan alasan mengapa ia tersenyum, dan ia mungkin akan
menjawab sebagai berikut:
 Kamu orang-orang Kristen mengikuti sebuah khayalan belaka! Kamu telah
disesatkan! (Sura al-Fatiha 1:7). Putra Maryam tidak dibunuh dan juga tidak
disalibkan (Sura al-Nisa' 4:157), tetapi sebaliknya, Allah telah mengangkatNya
kepada diriNya (Allah) sendiri (Sura Āl 'Imran 3:55; al-Nisa' 4:158).
PenyalibanNya sesungguhnya tidak pernah terjadi.

 Muslim lainnya mengklaim bahwa Allah adalah adil. Maka Ia menyelamatkan


Kristus yang tidak bersalah dari penganiayaan di atas salib. Sebaliknya, Ia
membiarkan Yudas, si pengkhianat, untuk disalibkan (Sura al-Nisa' 4:157).
Bahkan hingga hari ini orang-orang Muslim masih meyakini bahwa pendapat
inilah yang benar.

 Siapa pun yang memperdalam pengetahuannya mengenai alasan-alasan terhadap


penolakan atas penyaliban Kristus di dalam Qur’an, akan menemukan sepertiga
argumen yang keluar dari kantung penipuan sesungguhnya berasal dari Bapa
Pendusta: Tak seorang pun manusia, berdasarkan Qur’an, dapat dianggap
sebagai orang yang mengangkat dosa-dosa orang lain di hadapan penghakiman
Allah (Sura al-An'am 6:154; al-Isra' 17:15; al-Fatir 35:18; al-Zumar 39:3; al-
Najm 53:38), sebab setiap orang harus memohonkan pengampunan atas dosa-
dosanya sendiri kepada Yang Maha Kudus. Berdasarkan Islam, semua korban
sebagai pengganti adalah hal yang mustahil.

 Keempat argumen melawan kemungkinan penyaliban Kristus, berdasarkan


Qur’an adalah: Allah tidak membutuhkan seorang mediator, tidak membutuhkan
korban darah/nyawa, domba dan penggantian untuk pengampunan dosa. Ia
adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Ia mengampuni siapa pun yang Ia inginkan,
dan menyesatkan siapa pun yang Ia inginkan (Sura al-An'am 6:39; al-Ra'd 13:27;
Ibrahim 14:4; al-Nahl 16:93; al-Fatir 35:8; al-Muddathir 74:31). Jika Allah
menggodai seseorang, tak ada seorang pun yang bisa menolongnya (Sura al-
Nisa' 4:88,143; al-A'raf 7:178,186; al-Ra'd 13:33; al-Isra' 17:97; al-Kahf 18:7; al-
Zumar 39:23,36; Ghafir 40:33; al-Shura 42:44,46).

 Argumen kelima, muncul melalui penemuan-penemuan dari dunia bawah,


melawan pentingnya kematian Yesus bagi penebusan, merupakan hal yang
paling persisten. Banyak Muslim yang menganggap diri mereka cukup baik
3
untuk mencapai pembenaran melalui usaha-usaha mereka sendiri (Sura Hud
11:114). Mereka percaya bahwa perbuatan baik mereka akan menghilangkan
perbuatan jahat. Mereka berharap untuk diselamatkan, jika mereka memenuhi
semua kewajiban-kewajiban yang diperintahkan dalam syariah (hukum Islam).
Karena itu, mereka berpikir bahwa mereka tidak membutuhkan seorang
penebus dan juga sebuah salib. Keyakinan Islamik adalah sebuah warisan tak
langsung dari orang-orang Yahudi dari kelompok Farisi.

 Para hakim agama di antara orang-orang Muslim mengklaim bahwa Allah


sebelumnya telah menetapkan nasib setiap manusia, yaitu ketika setiap individu
masih ada dalam kandungan ibu mereka, dan adalah hal yang mustahil untuk
merubah apa yang telah Allah tetapkan. Mereka meyakini bahwa tak ada yang
terjadi dalam hidup seseorang, kecuali apa yang telah dituliskan mengenai dia
dalam sebuah buku yang ada di surga. Mereka melihat tidak ada perlunya bagi
seseorang untuk disalibkan dan mengalami kematian sebagai korban bagi orang
lain.

 Kebanyakan Muslim tidak sadar dengan argumen-argumen yang berbeda.


Namun demikian, sebagai rangkuman dari poin-poin ini, ada sebuah konsensus
kultural dalam masyarakat Islamik, bahwa salib Kristus adalah sesuatu yang
tabu bagi semua Muslim. Mereka berpikir bahwa salib adalah sebuah cover
untuk semua jenis politik dan religius para crusader (tentara perang salib), yang
ingin menghancurkan kekuatan dan budaya dari negara-negara Islamik.

Kebencian terhadap salib dari Penebus kita telah berakar dalam sebuah ikatan
kolektif, yang tidak bisa diatasi hanya dengan logika saja. Tidak akan banyak
menolong saat berusaha membuktikan fakta atau arti dari salib Kristus secara
intelektual. Kita harus berdoa untuk mereka, supaya mereka menyadari kebenaran
dan meyakininya. Roh anti-Kristen ini harus dikalahkan dan diusir dalam nama
Yesus Kristus dan melalui kasih Tuhan!
Jika kita memikirkan penolakan dari penyaliban, pemelintiran dan
kebohongan-kebohongan yang kompleks, termasuk kebencian kolektif terhadap
Yesus Sang Juru Selamat, seseorang bisa dengan mudah merasa putus asa ketika
berusaha membawa keselamatan yang telah diselesaikan oleh Kristus, kepada
orang-orang Muslim. Namun siapa pun yang mengakui janji-janji dalam Perjanjian
Lama sebagai sebuah persiapan ilahi untuk keselamatan, dan tidak meninggalkan
realitas dalam Perjanjian Baru, dan jika ia mengambil sumber-sumber sekular
atau ayat-ayat yang bersifat kontradiktif dalam Qur’an ketika merujuk pada
penyaliban Kristus, orang-orang ini bisa bersaksi bersama-sama dengan rasul Paulus
dengan keyakinan dan kepastian:

4
“Sebab itu, setelah dibenarkan oleh iman, kita memiliki damai sejahtera
dengan Elohim melalui Tuhan kita YESUS Kristus.” (Roma 5:1, ILT)

Kelima sumber kebenaran ini lebih kuat dibandingkan tujuh penyangkalan


dari orang-orang Muslim. Marilah kita, sambil berdoa, memproklamirkan
kemenangan Kristus di atas salib kepada dunia Islam.

I. Janji mengenai kematian bagi penebusan dari


Mesias di Perjanjian Lama

Banyak orang Muslim yang percaya mengenai predeterminasi (Tuhan sudah


menentukan terlebih dahulu) dari segala sesuatu. Siapa pun yang bisa menunjukkan
kepada mereka fakta bahwa berdasarkan Taurat, kitab Mazmur (Zabur) dan Kitab
Para Nabi; telah dinubuatkan bahwa Penebus yang dijanjikan harus mati di atas
kayu salib untuk menggantikan kita yang sebenarnya harus mati di sana oleh karena
dosa-dosa kita. Dengan mengakui penggenapan yang sangat akurat dari nubuatan-
nubuatan ini melalui hidup Kristus, kita bisa menolong orang-orang Muslim untuk
percaya bahwa Yesus mati di kayu salib. Kita harus mempelajari ke-333 janji dalam
Perjanjian Lama dan penggenapannya di Perjanjian Baru, agar kita bisa
menyesuaikan diri dengan keyakinan Muslim tentang predeterminasi. Yesus sendiri
sudah mengalahkan Setan dan beberapa kali keragu-raguan yang dirasakan oleh
murid-muridNya dengan berkata: “Ada tertulis!” (Matius 4:4,6-7; Lukas 18:31;
21:22;24:46; Yohanes 5:46 dan ayat-ayat lainnya)

Musa meninggikan/mengangkat ular


Yesus menjelaskan manfaat dan tujuan yang tidak bisa dihindarkan dari
kematianNya di kayu salib kepada Nikodemus, seorang yang takut Tuhan dan
merupakan anggota dari Mahkamah Agama Yahudi (Sanhedrin), dengan
menunjukkan kepada sebuah laporan di dalam Taurat:
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian pulalah
seharusnya Anak Manusia ditinggikan. (John 3:15)

Dengan contoh ini, Yesus merujuk pada ular yang terbuat dari besi yang
dipersiapkan Musa sesuai dengan perintah Tuhan, dan yang harus ia taruh pada
sebuah galah/tongkat. Setiap orang yang sedang ketakutan, dan kemudian
memandang pada “simbol kejahatan” ini, dengan segera disembuhkan meski
mereka telah digigit oleh seekor ular.
Mengapa Yesus membandingkan diriNya dengan ular yang hampir selalu
dianggap sebagai perlambang dari semua yang jahat (Kejadian 3:1-15)? Dalam
kasihNya, Yesus menyerap dosa-dosa dari semua orang berdosa, sehingga Ia terlihat
5
sama seperti Seorang Yang Jahat meski tetap kudus, sebagaimana yang ditulis oleh
Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus: Sebab, Dia yang tidak mengenal
dosa, demi kita Dia telah menjadi dosa, supaya kita dapat menjadi kebenaran
Elohim di dalam Dia. (2 Corinthians 5:21)
Yesus menekankan bahwa tidak ada kemungkinan lain bagi keselamatan
mereka yang telah disesatkan oleh si Jahat, kecuali melalui kematianNya untuk
menggantikan tempat mereka. Dia rela dan harus menderita di atas kayu salib bagi
dosa-dosa semua orang berdosa, untuk menggantikan kita.

Yesus – Anak Domba Paskah


 Tuhan kita melaksanakan perayaan Paskah tradisional dengan murid-muridNya
untuk menyatakan bahwa Ia sendirilah Anak domba Paskah yang diberikan oleh
Tuhan. Ia memperluas cakupan liturgi perjamuan dan menjelaskan kepada
murid-muridNya bahwa janji-janji Paskah akan digenapi melalui kematianNya
yang semakin dekat (Matius 26:26)
 Tepat setelah penyembelihannya, darah dari anak domba sulung disapukan di
atas ambang pintu rumah setiap orang Israel yang saat itu tengah diperbudak di
Mesir. Tujuannya adalah supaya murka dan penghukuman Tuhan melewati
mereka. Dengan cara yang sama, setiap orang yang meletakkan dirinya dan
keluarganya di bawah perlindungan darah Kristus, akan diselamatkan dari murka
dan penghukuman Tuhan. Muslim memiliki sebuah pengertian yang tidak jelas
mengenai rahasia ini, sebab mereka meyakini bahwa darah dari binatang-
binatang yang disembelih bisa melindungi mereka (Keluaran 12:7,13,22-23;
Kisah Para Rasul 16:31).
 Sama halnya seperti anak-anak Yakub harus makan daging domba Paskah yang
telah dipanggang di rumah-rumah mereka, agar mereka mendapatkan kekuatan
untuk keluar dari perbudakan; dengan cara yang sama Yesus Kristus, anak
domba Paskah sejati, ingin diam di dalam mereka yang mengikutiNya, dan
menguatkan mereka untuk lari dari perbudakan dosa dan Setan (Keluaran 12:3-6,
8-11, 43-48; Matius 26:26; Yohanes 6:35, 48-59).
 Sebagaimana halnya tidak ada pengampunan tanpa pencurahan darah (Imamat
17:11, Ibrani 9:22), salah satu tujuan dari anak domba Paskah yang kekal yaitu
Yesus adalah, penebusan dosa secara total bagi mereka yang membuka diri
mereka bagi pembersihan melalui darahNya, yaitu jika mereka mempercayai
pengorbananNya dan bersyukur atas kuasa darahNya (Ibrani 10:`14).
 Yesus menyebut darah yang ia tumpahkan sebagai darah perjanjian (Kejadian
24:4-8; Matius 26:27-28), yang olehnya Ia mengikatkan diriNya untuk selama-
lamanya kepada gerejaNya. Siapa pun yang masuk ke dalam perjanjian yang
dimeteraikan dengan darah ini melalui iman, akan menjadi kudus, sebagaimana
Tuhan sendiri adalah kudus (Imamat 11:44). Ia harus mengasihi sebagaimana
Yesus mengasihi (Yohanes 13:34), dan mengampuni setiap orang sebagaimana
Tuhan telah mengampuninya (Matius 6:12, 14-15).
6
Kita harus menolong orang-orang Muslim untuk memahami bahwa Perjamuan
Tuhan adalah penggenapan dari perjamuan Paskah dalam Perjanjian Lama. Siapa
pun yang percaya pada anak Domba Elohim akan dimurnikan dari semua dosa-
dosanya dan dapat mengalami Yesus yang hidup di dalam dia.

Mazmur (Zabur) Penderitaan


Mazmur 22 adalah sebuah detil nubuatan yang menggambarkan penderitaan
Kristus di atas kayu salib. Ayat-ayat ini diinspirasikan kepada Daud sekitar tahun
1000 BC. Prediksi dan penggenapannya yang sangat akurat menunjukkan bahwa
ada sebuah tujuan ilahi dan sebuah manfaat yang tidak bisa dielakkan di balik
penyaliban Yesus.
Ada lebih dari sepuluh nubuatan mengenai penderitaan Kristus di atas kayu
salib dalam mazmur ini. Setiap orang yang mau, bisa mendapatkan bimbingan
untuk memahami dan meyakininya dengan memperbandingkan ayat-ayat ini dan
penggenapannya dalam kematian Yesus di atas kayu salib:
Mazmur 22 Mat 27 Mark Luk 23 Yoh
15 19 Siapa pun yang menganggap
7: Aku adalah suatu celaan 34 29 36-37 -
bahwa nubuatan-nubuatan
bagi manusia dan 41-44
direndahkan oleh bangsa.
Perjanjian Lama ini adalah
8a: Semua yang melihatku 33 29 36-37 - mengenai kematian Tuhan
mentertawakanku dengan 41-44 kita Yesus Kristus di atas
ejekan. kayu salib, akan memahami:
8b: Mereka membuka bibir, 39 29 - -
mereka menggeleng-geleng
kan kepala ● Bagaimana jiwa Yesus
9: sambil berkata: Berse- 43 - - -
yang penuh kasih dan sensitif
rahlah kepada YAHWEH,
biarlah Dia menyelamat- atas kebutuhan orang lain
kannya, karena Dia berke- telah menderita ketika
nan kepadanya. umatNya tidak
12: karena tak ada seorang 42 30-31 37 - mengenaliNya, melainkan
pun yang menolong
menghina dan mengolok-olok
16: lidahku melekat pada - - - 28
langit-langit mulutku Dia! Di Timur Tengah,
17a: segerombolan orang 41-43 31-32 - - menjadi bahan hinaan
jahat telah mengepung aku seringkali dianggap lebih
17b: Mereka menusuk - 24 33 19:18 buruk dibandingkan
kedua tangan dan kakiku. 20:20
kematian!
18: mereka memandang, - - 35 -
mereka menatap aku ● Bagaimana tubuhNya
(dengan tamak) hampir-hampir hancur
19a: mereka membagi-bagi 35 24 34 23 berkeping-keping dengan
jubahku di antara mereka,
19b: dan membuang undi 35 24 - 24 kesakitan yang luar biasa,
untuk pakaianku. tetapi Ia tidak berkeluh-
2: Elohimku, Elohimku, 46 31 - - kesah.
mengapa Engkau
meninggalkan aku?
7
● Bagaimana RohNya harus menderita ketika Yahweh BapaNya meninggalkanNya
demi dosa-dosa kita! Kita tidak mungkin bisa mengukur kedalaman jeritanNya,
“ElohimKu, ElohimKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mazmur 22:2)
Tampaknya tidak bisa terpikirkan bagi sejumlah komentator, bahwa Tuhan
benar-benar meninggalkan Anak satu-satunya! Tetapi Yesus tidak berdusta. Ia
berkata: “Engkau telah meninggalkan Aku!”
Logika manusiawi memprotes: Jika Tuhan meninggalkanNya, ini pastilah
merupakan tanda bahwa Yesus telah berdosa!
Alkitab menjawabnya: Ia yang tanpa dosa telah mengangkat semua dosa-dosa
kita. Dosa seluruh dunia telah ditanggungkan atasNya. Karena dosa kitalah, Tuhan
telah meninggalkanNya.
Beberapa orang mencoba untuk berkompromi dan berkata, Bapa hanya
menyembunyikan wajahNya dari Anak dan terlihat sebagai seorang Hakim
kepadaNya karena dosa-dosa kita.
Tetapi Alkitab berkata: Tuhan benar-benar meninggalkanNya! Persatuan di
antara Trinitas Kudus telah terbagi dan dirusak. Ini artinya neraka! Ini adalah
permulaan dari awal untuk memasuki kegelapan. Matius dan Markus melaporkan
hanya satu dari ketujuh perkataan-perkataan Yesus di atas salib. Jeritan ini masih
merupakan sebuah batu sandungan bagi gereja. Namun demikian, perkataan ini
mengekspresikan lebih dari perkataan-perkataan Yesus lainnya, bahwa keselamatan
kita telah menjadi sempurna!
Yesus pertama-tama mengakui: “ElohimKu! ElohimKu!” Yakub bergulat
dengan Tuhan di tepi sungai Yabok, dan Tuhan ingin meninggalkannya. Tetapi
Yakub tidak membiarkan Tuhan pergi, meski pada kenyataannya ia benar-benar
merasa bersalah atas dosa-dosanya. Ia berseru, “Aku tidak akan membiarkan
Engkau pergi, kecuali Engkau memberkati aku!”
Melalui imannya, Yakub berhasil mengalahkan penghakiman Tuhan dan
menerima berkatNya (Kejadian 32:23-32). Pada level yang lebih tinggi, Yesus tidak
membiarkan Tuhan yang menghakimi untuk pergi. Ia melekat kepada BapaNya,
kendati BapaNya telah meninggalkanNya. Tetapi dengan iman, Ia tidak
membiarkan BapaNya pergi. Ia berseru dan berdoa,”Tuhanku! Engkau tetap
menjadi TuhanKu – kecuali Engkau menyelamatkan para pengikutKu!” Iman dari
Anak kepada kasih dan kesetiaan BapaNya mengalahkan penghakiman Tuhan.
ImanNya adalah kemenangan yang telah mengalahkan dunia (1 Yohanes 5:4).
Melalui imanNya, kita telah diselamatkan (Yohanes 16:33)!
Setelah pergulatannya dengan Tuhan yang Maha Kuasa, Yakub menerima
sebuah nama baru: Israel! Nama ini mengandung arti: Ia telah bergulat dengan
Tuhan dan ia menang. Yesus adalah Israel yang benar dan sejati! Ia bergulat dengan
Tuhan bagi keselamatan manusia dan menang melalui imanNya! Ia berpegang kuat
pada BapaNya, bahkan dalam keputus-asaan ketika Ia berada jauh dari BapaNya. Ia
berdoa beberapa saat sebelum kematianNya: “Bapa, ke dalam tanganMu
kuserahkan rohKu!” (Lukas 23:46), meskipun Ia tak bisa lagi melihat Bapa.
8
Jika anda merenungkan janji-janji dalam Perjanjian Lama dan melihat
penggenapannya di dalam Perjanjian Baru, anda bisa menyadari bahwa Perjanjian
Lama telah memasukkan ke dalamnya esensi dari Perjanjian Baru.

Hamba Tuhan Yang Menderita


Kemungkinan, janji yang paling penting mengenai kematian Yesus sebagai
pengganti/substitusi di dalam Perjanjian Lama telah dinyatakan kepada Yesaya,
nabi penebusan. Kami menyarankan kepada semua pembaca dari buklet ini untuk
menghapalkan teks unik dari pewahyuan ini. Dari situ anda bisa memperoleh
kekuatan yang besar bagi jiwa anda, sebuah penghiburan yang kekal dan
menemukan sebuah jawaban sempurna atas penolakan Islamik terhadap salib.
Sesungguhnya, dia telah menanggung penyakit dan penderitaan kita,
dia telah memikulnya, tetapi kita menganggap dia kena kutuk,
dihajar dan didera Elohim.
Namun, dia ditikam karena pemberontakan kita, diremukkan
karena kejahatan kita. Ganjaran demi keselamatan kita menimpa
atasnya, dan melalui bilurnya dia telah menjadi kesembuhan bagi
kita.
Seperti domba, kita semua telah tersesat, kita masing-masing telah
berbalik menurut jalannya sendiri, tetapi YAHWEH telah
menimpakan kepadanya kejahatan kita semua.
(Yesaya 53:4-6)

Ketiga ayat ini adalah inti dari keseluruhan pasal. Seorang pelajar Muslim di
Casablanca dianjurkan untuk membaca pasal ini di hadapan teman-temannya dan
kemudian ditanya apa yang ia pikirkan mengenai orang yang dibicarakan dalam
pasal ini. Ia menjawab, setelah merenung beberapa saat: “Jika cerita ini benar, maka
pastilah orang ini memiliki kasih yang sangat agung!” Anak muda Muslim ini telah
memahami rahasia Injil!
Mengapa anak Muslim ini tidak menolak deskripsi yang sebenarnya berbicara
mengenai penderitaan dan kematian Yesus? Alasannya adalah bahwa ia tidak
tersandung dengan kata-kata seperti “salib”, “Putera Tuhan”! Kedua kata itu tidak
dicatat dalam teks ini. Itulah sebabnya ia tidak bisa memahami apa yang sebenarnya
terjadi di kayu salib. Yesaya 53 berbicara mengenai hamba Yahweh yang menderita
dan mati dalam penghakiman Tuhan sebagai sebuah pengganti bagi umatNya yang
berdosa. Filipi 2:7 menegaskan kesaksian ini, sebagai refleksi dari pengakuan
Yesus, yang menyebut diriNya hamba dari semua orang (Matius 10:28; 2 Kor 8:9;
Ibrani 2:14,17).

Apa yang bisa disampaikan oleh Yesaya 53 kepada semua Muslim?


Yesus sangat merendahkan diriNya sendiri dan menanggung semua sakit,
perbuatan salah, dosa, kejahatan, egoisme kita, dan menanggung hukuman kita di
9
hadapan penghakiman Tuhan. Tuhan sendiri melemparkan semua dosa-dosa kita
pada Kristus. Karena dosa-dosa kita, Ia dipukul, disiksa, dilukai, dan akhirnya
dihancurkan dan dibunuh.
Sebagai hasilnya, kita diperdamaikan dengan Tuhan dan semua luka-luka kita
menjadi sembuh sebab Ia sudah menanggung semuanya. Pengorbanan diri yang Ia
lakukan sebagai pengganti telah diselesaikan dengan sempurna, dijamin, aman serta
sah untuk selama-lamanya.
Anak Domba Tuhan yang disiksa akan memiliki banyak keturunan dan akan
menyelesaikan rencana keselamatan Tuhan – juga diantara orang Muslim dan
Yahudi. Ia akan menyelamatkan banyak dari mereka dari dosa-dosa mereka dan
akan menaklukkan bahkan yang paling kuat.
Jika anda menghapal keseluruhan pasal 53 kitab Yesaya, dari ayat 1-12, anda
akan memperoleh sebuah perlengkapan yang kuat untuk memproklamirkan
kemenangan Yesus terhadap Islam! Teks ini harus didistribusikan, dipresentasikan
secara rapi dan diprint sebagai sebuah poster (tanpa sebuah salib dan tanpa
ungkapan “Putera Tuhan”). Dengan cara ini, ia bisa menyingkirkan dari dalam,
penyangkalan akan penyaliban Kristus.

Ayat-ayat lainnya mengenai penyaliban Mesias dalam perjanjian Lama


Mencari janji-janji dan nubuatan-nubuatan mengenai kematian Yesus dalam
Taurat, Mazmur dan kitab-kitab nubuatan, maka anda bisa menemukan beberapa
ayat serta penggenapannya dalam Perjanjian Baru:
 Tuhan menyembelih binatang dan menumpahkan darahnya di Firdaus untuk
menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa (Kejadian 3:21)
 Anak Hawa akan menghancurkan kepala ular dengan tumitnya dan akan
digigit dengan bisa si ular (Kejadian 3:21, Wahyu 12:4,5,15-17).
 Orang yang tergantung di kayu salib ada di bawah kutuk Tuhan (Ulangan
21:22, 23; Kisah Para Rasul 5:30)!
 Mereka memberikanNya anggur asam untuk diminum (Mazmur 69:22;
Matius 27:33; Yohanes 19:29).
 Ke dalam tanganmu kuserahkan RohKu (Mazmur 31:6; Lukas 23:46).
 Tirai Bait Suci terbelah dua (Keluaran 26:31-33; Matius 27:51).
 Tak ada tulang-tulangnya yang akan dipatahkan (Keluaran 12:46; Yohanes
19:33-34).
 Mereka memandang kepadaku, orang yang telah mereka tikam (Zakariah
12:10; Yoh 19:37; Wahyu 1:7).

10
Lima Puluh Keping Perak dalam Perjanjian Lama
Dalam kitab nubuatan terakhir, ada sebuah deskripsi yang aneh mengenai lima
puluh keping perak yang diterima oleh Yudas ketika ia mengkhianati Yesus (Matius
26:14-16).

Dan aku berkata kepada mereka, “Sekiranya baik menurut pandanganmu,


berikanlah upahku, tetapi jika tidak, tahanlah!” Maka mereka membayar
upahku, tiga puluh keping perak.
Namun, YAHWEH berfirman kepadaku, “Serahkanlah itu kepada tukang
periuk!” Oleh karena aku telah dihargai oleh mereka dengan harga tinggi,
maka aku mengambil ketiga puluh keping perak itu dan menyerahkannya
kepada tukang periuk di bait YAHWEH (Zakharia 11:12-13)

Dalam teks ini, Yahweh, Tuhan dari perjanjian berkata,”Ketiga puluh keping
perak adalah harga yang mereka bayarkan untukKU!”
Apakah Yesus adalah Yahweh? Apakah Tuhan dari Perjanjian menjadi seorang
manusia dalam Yesus Kristus (Yesaya 40:3-5; 60:1-2; Lukas 2:11, dan sebagainya)?
Pengkhianatan yang Ia alami melalui Yudas untuk tiga puluh keping perak telah
diwahyukan kepada Zakhariah lama sebelum peristiwa itu terjadi!
Sebuah kebenaran yang kekal tersembunyi dalam teks-teks di Perjanjian
Lama, dan dalam ayat-ayat yang sesuai di Perjanjian Baru, yang menyaksikan
kematian Yesus di atas kayu salib. Setiap orang yang ingin mempelajarinya akan
bisa memahaminya. Panggilan spesial di kitab terakhir dalam Alkitab juga ditujukan
kepada orang-orang Muslim dan Yahudi: “Siapa yang mempunyai telinga, biarlah
dia mendengarkan apa yang Roh katakan kepada gereja-gereja. (Wahyu 2:7 dan
sebagainya).

II. Penyaliban Yesus Kristus di Perjanjian Baru

Sayangnya banyak Muslim yang ragu untuk menerima laporan dari penderitaan
Kristus dan kematianNya di kayu salib sebagai kebenaran historis. Mereka
tersenyum dan berpikir: Orang-orang Kristen yang malang! Maksud mereka baik,
tetapi mereka terhilang di padang gurun imajinasi-imajinasi dan khayalan-khayalan
mereka. Mereka melihat tiga Tuhan dan bukannya satu dan membayangkan satu
dari Tuhan itu disalibkan! Kebanyakan orang Muslim yakin bahwa Kristus tidak
disalibkan.
Namun demikian, tidak semua Muslim berpikir sangat radikal. Beberapa dari
mereka bersedia mendengarkan laporan-laporan dari penyaliban Yesus atau
menontonnya dalam sebuah film. Dua orang Muslim menonton film Campus
Crusade mengenai hidup Yesus. Setelah itu, seorang daripadanya berkata kepada
11
temannya: “Mengapa sheikh (pemuka agama) kita selalu mengklaim bahwa Yesus
tidak disalibkan?” Dengan mataku sendiri aku melihatNya tergantung di kayu salib
dan mati!” Kapan saja memungkinkan, kita harus membuka satu dari keempat kisah
penyaliban Yesus yang ada dalam Injil, dan meletakkannya di tangan orang Muslim
yang tertarik, supaya mereka bisa membacanya sendiri dengan keras dan bertemu
dengan Yesus melalui ayat-ayat itu.

Yesus memperkenalkan diriNya:


Bahkan sebagaimana Anak Manusia datang tidak untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan jiwa-Nya sebagai harga tebusan ganti
banyak orang (Matius 18:11; 20:28; 26:63-64)

Sekitar 80 kali di keempat Injil, Yesus menyebut diriNya “Anak Manusia”.


Meskipun Ia, melalui ekspresi ini, terlihat sebagai Tuhan dan hakim dunia
berdasarkan Daniel 7:13-14, Ia pada saat yang sama menekankan kemanusiaan dan
inkarnasiNya sebagai seorang hamba yang rendah hati. Dengan melakukan hal ini,
Ia menjungkirbalikkan standard semua budaya: Yang pertama harus menganggap
dirinya sebagai yang terakhir, dan yang terakhir dijanjikan akan menjadi yang
pertama. Yang paling agung harus membungkuk dan menjadi yang paling rendah,
dan yang menderita akan diangkat oleh Tuhan dengan kasihNya (Matius 20:26-27;
23:11-12; Markus 9:35; 10:44; Lukas 22:26-27).
Setiap orang yang mengikuti Yesus akan menjadi seorang pelayan, bukan
seorang tuan! Ini adalah sebuah pemikiran baru, sepenuhnya berlawanan dengan
pemikiran Islamik. Tuhan kita adalah Tuhan yang rendah hati, tetapi Allah dalam
Qur’an adalah Tuhan yang bangga dengan diriNya (Sura al-Hashr 59:23). Garis
Islamik secara terus-menerus meninggikan dirinya, garis Kristus dan para
pengikutNya secara terus-menerus merendahkan dirinya. Salib Kristus menuntut
sebuah perubahan pada perilaku kita, sebab jika tidak maka perilaku kita akan
menyebabkan kita tersandung.
Dalam Islam, seorang teroris yang siap untuk mengorbankan dirinya untuk
membebaskan negaranya seringkali disebut sebagai seorang “penebus” (fida’i).
Kristus adalah Sang Penebus sejati (faadi) yang telah mengorbankan hidupNya
untuk membebaskan semua orang yang mengikutiNya, dari penghakiman Tuhan,
dari kuasa dosa, dari tipu daya Setan yang licik, dan dari kematian kekal. Yesus
membeli kemerdekaan kita dari semua kuasa-kuasa negatif yang telah membutakan
kita. Ia adalah hamba dari orang-orang yang dicemoohkan dan yang telah menebus
hamba-hamba Setan. Kasih dan kerendahan hati Kristus adalah kunci untuk
memahami kematianNya di kayu salib.

Manfaat absolut bagi penderitaan Kristus


Beberapa ayat dalam Injil yang merefleksikan sebuah kritik mengenai salib
bisa menolong para Muslim yang kritis!
12
Setelah kesaksian Petrus (Matius 16:16), Yesus menghargai sang juru bicara
dari murid-muridNya. Tetapi Ia ingin memperdalam pandangannya mengenai
seorang Mesias yang memerintah, kepada realitas dari hamba Tuhan yang
menderita. Ia menyatakan kepadanya bahwa Ia akan pergi ke Yerusalem, untuk
menderita, dan untuk mati di sana agar Ia bisa dibangkitkan pada hari yang ketiga
(Matius 16:21).
Namun Petrus menjadi takut. Ia berpikir bahwa Yesus tengah menderita
depresi, dan coba membesarkan hatiNya: “Kiranya Tuhan melindungi Engkau dari
hal yang jahat seperti itu! Hal itu sekali-kali tidak akan menimpa Engkau!” (Matius
16:22). Yesus memandang kepadanya dengan tatapan yang tajam dan menyebutnya
Satan(!), dan berkata: “Enyahlah ke belakang-Ku, hai Satan! Engkau adalah
sandungan bagi-Ku, karena engkau tidak memikirkan perkara-perkara Elohim,
melainkan perkara-perkara manusia.” (Matius 16:23)
Bagaimana bisa terjadi perubahan mendadak dalam percakapan antara Yesus
dengan juru bicara dari murid-muridNya ini? Petrus mencoba untuk menghalangi
penyaliban Yesus, yang sebenarnya merupakan goal dan tujuanNya sehingga Ia
menjadi seorang manusia. Yesus sanggup membedakan antara suara Setan dengan
kata-kata dari seorang rasul yang jelas dimengerti, karena tak ada yang paling
dibenci oleh Setan kecuali salib dari Putera Tuhan, tempat dimana ia sepenuhnya
dikalahkan.
Kata-kata teguran yang sama juga bisa diarahkan kepada Muhammad, yang
membiarkan Allah melakukan apa pun untuk menyelamatkan Putera Maria dari
penyalibanNya.
Yesus tiga kali menjelaskan kepada murid-muridNya bahwa alasan kedatanganNya
adalah untuk menjalani penderitaan dan kematianNya yang tidak bisa dihindari
(Matius 16:21; 17:22-23; 20:17-18):
“Lihatlah, kita sedang naik ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan
kepada imam-imam kepala dan para ahli kitab, dan mereka akan menghukum
Dia dengan kematian.
Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa lain, untuk
memperolok-olok dan mencambuki dan menyalibkan, dan pada hari yang
ketiga Dia akan bangkit kembali.”

Semakin jauh Yesus mendekati Yerusalem, semakin sadar Ia akan detil-detil


dari penderitaan dan kematianNya, termasuk kebangkitanNya. Ia sesungguhnya
lebih dari sekedar seorang nabi, Ia adalah Firman Tuhan dalam wujud manusia. Ia
selalu berbicara dengan BapaNya di Surga, yang dengan akurat menyatakan
kepadaNya peristiwa-peristiwa yang akan datang.
Pikiran seorang manusia normal mungkin akan menolak: “Jika Yesus
mengetahui semuanya ini, mengapa Ia tidak lari saja keluar negeri atau bermigrasi;
seperti Muhammad yang pergi meninggalkan Mekah menuju Medinah? Mengapa
Yesus tidak bersembunyi atau menyembunyikan diriNya?” Sebuah manfaat ilahi
mengendalikanNya! Ia tahu bahwa tak ada keselamatan bagi manusia tanpa
13
kematian yang Ia lakukan demi orang lain. Ia mentaati kehendak dari BapaNya di
surga hingga kematianNya! Manfaat ini kelihatannya sesuatu yang aneh dan
menjijikkan bagi Muslim!

Yesus di Getsemani
Yesus merasa ragu, meratap dengan pahit dan sangat sedih saat kematianNya
semakin mendekat, ketika Ia tengah berdoa di Bukit Zaitun di bawah tembok
Yerusalem. Murid-muridNya tertidur, dan tidak bisa menolongNya dengan
permohonan mereka. Namun Ia berdoa: “Bapa-Ku, jikalau mungkin, biarlah
cawan ini berlalu dari pada-Ku, tetapi bukan sebagaimana Aku menghendaki,
tetapi sebagaimana Engkau! (Matius 26:39)
Yesus, jiwa dan tubuhNya telah menyusut karena murka Tuhan yang akan
ditimpakan di dalam kematianNya. Namun Putera Tuhan di dalam diriNya
mengalahkan kehendak daging dan menyerah dengan setia kepada kehendak Dia
yang mengasihiNya. Salib Yesus bukanlah sebuah piknik, bukan pula sebuah
manajemen kesenangan bersama, tetapi sebuah pertempuran antara Surga melawan
Neraka. Yesus menerima kehendak tertinggi dari BapaNya dan berdoa untuk kedua
dan ketiga kalinya: “Bapa-Ku, jika tidak mungkin cawan ini berlalu dari pada-
Ku, kecuali Aku meminumnya, biarlah kehendak-Mu terjadi.” (Matius 26:42)
“Islam” sejati atau penyerahan total terlihat jelas dalam pertempuran doa yang
dilakukan oleh Yesus. Tak ada seorang pun yang memaksaNya untuk menyerah
pada kehendak BapaNya; Ia didorong oleh keyakinan kepada kasih yang tak
tergoyahkan di dalam bimbingan spiritual sempurna dari BapaNya.
Kegagalan para murid dan kesabaran Yesus
Para murid telah melalui Sekolah Alkitab terbaik yang ada di dunia dengan
training praktis di hadapan guru terbaik yang pernah ada. Ketika ujian tiba,
sementara Yesus ditangkap, semua mereka gagal dalam ujian akhir itu. Mereka lari
ke dalam kegelapan malam! Petrus memotong telinga dari seorang tentara dengan
pedangnya, dan kemudian menyangkali kalau ia mengenal guru dan Tuhannya,
bahkan dengan bersumpah (Matius 26:56,69-75).
Bagaimana Yesus bereaksi? Bagaimana Dia memberikan ujian ulang atas
kegagalan murid yang Ia kasihi? Ia berdoa bagi mereka ketika Ia tengah digantung
di kayu salib: “Ya Bapa, ampunkanlah kepada mereka, sebab mereka tidak
tahu mereka berbuat apa.” (Lukas 23:34). Ia menyelesaikan keselamatan dunia
sendirian dan berseru di akhir dari penderitaanNya: “Sudah selesai!” (Yohanes
19:30)
Pada momen ini, Ia juga mengadakan pembenaran terhadap murid-muridNya
yang sudah gagal, tanpa mereka mengetahuinya. Ia menyelamatkan seluruh dunia,
termasuk semua orang-orang Yahudi dan Muslim, dengan keselamatanNya. Yesus
tidak perlu sekali lagi mati bagi orang-orang Muslim dan Yahudi. Ia mengasihi
semua orang, termasuk mereka yang membenci Dia. Ia juga menantikan mereka
untuk datang padaNya.
14
Perwira Roma yang bertanggungjawab ingin memastikan bahwa “Raja Orang
Yahudi” benar-benar sudah mati dan menikamkan tombak pada tulang rusuk
sebelah kanan hingga mengenai jantungNya. Tikaman tombak ini sebenarnya sudah
cukup untuk membunuh Yesus. Tetapi siksaan di kayu salib sudah mencapai
sasarannya. Tikaman tombak sendiri menjadi bukti bahwa Yesus benar-benar mati.
Tetapi bagaimana Muhammad bisa mengatakan, ”Mereka tidak membunuhNya!
Mereka tidak menyalib-kanNya! Tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka?” (Sura al-Nisa' 4:157)
Ketika Yesus telah bangkit dari kematian dan terlihat dalam tubuh spiritual
kepada murid-muridNya yang tengah bersembunyi di balik pintu yang terkunci
karena takut, Ia tidak menegur mereka karena melarikan diri, tetapi memberikan
salam pada mereka, ”Damai Sejahtera bagi kamu!” (Yoh 20:19). Saat mereka
belum memahami bahwa itu benar-benar adalah Dia, ia menunjukkan pada mereka
luka-lukaNya yang ada di tangan dan kaki yang dipaku, serta luka yang ada di
lambungNya (Yoh 20:20). Setelah itu baru mereka mengenali bahwa Yesus yang
telah disalibkan dan dikubur benar-benar hidup, dan saat itu tengah berdiri di
tengah-tengah mereka!
Setelah itu, Tuhan yang sudah bangkit sekali lagi mulai mengajar mereka
mengenai rencana keselamatan di Perjanjian Lama. Selama 40 hari, Ia menunjukkan
pada mereka mulai dari Taurat, Mazmur, dan kitab para nabi bahwa Kristus harus
menderita sebelum Ia masuk ke dalam kemuliaanNya (Lukas 24:26-27). Ia
membuka pikiran mereka, sehingga mereka bisa memahami kitab suci dan
meyakinkan mereka, “Inilah yang tertulis: Kristus harus menderita dan bangkit
dari kematian pada hari yang ketiga.” (Lukas 24:46)
Yesus sendiri membimbing kita kepada metode yang benar untuk melayaniNya
di tengah-tengah orang Muslim. Ketika orang-orang Muslim, setelah beberapa
waktu tertarik dengan pesan mengenai Kristus, tetapi kemudian melarikan diri dan
tidak menemukan tempat perhentian dalam iman mereka, sama halnya dengan yang
dilakukan oleh murid-murid Yesus yang pertama: Maka tugas kita adalah untuk
mengumpulkan mereka sekali lagi dan memulai pelajaran Alkitab sekali lagi, sama
seperti yang dilakukan oleh Yesus kepada murid-muridNya!

Terobosan besar
Setelah Yesus mempersiapkan murid-muridNya untuk diurapi dengan Roh
Kudus, sebagai hasil dari kematian korban yang Ia lakukan di kayu salib, maka
murid-murid bertanya kepadaNya, “Tuhan, apakah Engkau sedang memulihkan
kerajaan bagi Israel pada masa ini?”
Mereka masih mengharapkan sebuah kerajaan yang bersifat politis-keagamaan!
Mereka masih belum memahami pesan Yesus mengenai sebuah kerajaan spiritual.
Setelah 40 hari mendapatkan training khusus dari Tuhan yang telah bangkit,
kembali mereka gagal dalam ujian! Mereka masih berpikir dalam terminologi
duniawi, politik dan manusiawi. Namun, pada saat mereka telah menerima kuasa
dari Roh Kudus, visi dan kotbah mereka berubah secara radikal. Mereka
15
memperoleh keberanian untuk mengekspresikan kebenaran di dalam kasih. Mereka
memberitakan kepada para pendengar yang ketakutan bahwa mereka semuanya
akan dibunuh, bahwa dengan pertolongan dari tentara pendudukan Roma, mereka
telah menyalibkan Yesus, Sang Mesias, di atas kayu salib (Kisah Para Rasul 2:23).
Bagaimana kerumunan orang-orang Yahudi men-jawab? Tak ada! Tak satu
pun kata! Tak satu pun dari kerumunan orang itu yang berseru: “Diamlah!
Tenanglah! Kami tidak membunuhnya, kami tidak menyalibkanNya!” Sebaliknya
mereka terdiam. Diamnya orang Yahudi adalah sebuah bukti dari fakta historis
bahwa Yesus memang benar-benar disalibkan. Ingat bahwa reaksi orang Yahudi
masih seperti itu hingga saat ini (red). Jika mereka masih memiliki sedikit saja
kesempatan untuk menyangkali perasaan bersalah mengenai penyaliban ini, maka
mereka akan berseru dan memprotes dengan keras. Tetapi, mereka semuanya tetap
diam. Sebab mereka sendirilah yang berseru, “Salibkan Dia, salibkan Dia!” (Matius
27:22-26; Yohanes 19:15).
Petrus dan para rasul mengulangi panggilan mereka untuk pertobatan di
beberapa kesempatan dan menyaksikan kebenaran yang menempelak dari
penyaliban Mesias di hadapan kerumunan orang yang ada di Bait Suci, yaitu setelah
penyembuhan seorang yang lumpuh, dan di hadapan Sanhedrin. Tak ada seorang
pun dari imam besar dan ahli-ahli Taurat yang bisa membatalkan kesaksian mereka,
sebab mereka semua berpartisipasi dalam penyaliban Yesus sebagai saksi mata aktif
(Kisah Para Rasul 2:36; 3:13-15; 4:10; 5:30; 7:52 dan lain-lain).
Siapa pun yang memahami konsekuensi dari kesaksian para Rasul di ketujuh
ayat yang ada di Kisah Para Rasul, dan memahami bagaimana orang-orang Yahudi
ini menjadi tercengang-cengang, sebab mereka bisa menemukan di sana bukti kuat
akan realitas dari penyaliban Yesus. Orang-orang Muslim memahami bahwa tak
seorang pun akan membiarkan dirinya disebut sebagai seorang pembunuh kecuali ia
benar-benar dipercaya sebagai pembunuh! Ketujuh ayat ini membuktikan fakta
penyaliban Kristus.
Kita juga harus mengakui bahwa para rasul tidak mampu menyaksikan
penyaliban Yesus dan kebangkitanNya sebagai kemenangan agung Tuhan sebelum
Roh Kudus dicurahkan dan memasuki hati mereka. Mereka akan tetap diam, tidak
sanggup memahami apa yang telah terjadi, untuk waktu yang lama.
Ketika menyaksikan kepada Muslim, penjelasan dan pengajaran kita hanya
sedikit manfaatnya hingga Roh Kudus menerangi pikiran mereka, sama seperti apa
yang ditulis oleh Dr. Martin Luther,”Saya percaya bahwa saya tidak bisa
mempercayai Yesus Kristus, Tuhanku, atau datang padaNya dengan logika
atau kehendak bebas saya sendiri, kecuali Roh Kudus telah memanggil saya
melalui Injil, menerangi saya dengan anugerahNya, memurnikan saya, dan
menjaga saya tetap pada iman yang benar, sama seperti Ia yang memanggil
dan mengumpulkan semua orang-orang Kristen yang telah percaya di dunia,
dan menjaga mereka dalam kesatuan iman yang benar.”

16
Berdoa bagi persiapan dan keterbukaan pikiran dari orang-orang Muslim dan
pembaharuan hati mereka melalui Roh Kudus, sama pentingnya dengan sebuah
kesaksian penuh hikmat mengenai Juru Selamat yang sudah bangkit, yang
khususnya dipersiapkan agar sesuai dengan konteks Muslim.

III. Sumber-sumber sekular mengenai Penyaliban Yesus

Banyak Muslim yang tidak mau mendengar kesaksian Alkitab, sebab mereka
telah diajar bahwa Alkitab sudah dipalsukan. Bagi teman-teman yang sudah
disesatkan seperti itu, khususnya jika mereka adalah kaum intelektual, kita harus
melakukan yang terbaik untuk menemukan petunjuk-petunjuk mengenai penyaliban
Kristus dalam sumber-sumber sekular, yang tak ada kaitannya atau sedikit
berhubungan dengan pengajaran Kristen.
Ada 2 ahli sejarah kuno terkenal yang melaporkan kematian Yesus, anak Yusuf
dari Nazaret. Salah satu diantaranya adalah Tacitus, dalam bukunya, Annals, dan
yang lain adalah Flavius Josephus dalam bukunya The Jewish War. Josephus
melaporkan secara detil mengenai Yesus dan penyalibanNya di bawah Pilatus di
volume VIII, pasal 3:3. Kedua karya historis mereka diakui secara internasional dan
bisa menolong orang-orang Muslim yang ingin menemukan kebenaran untuk
memikirkan ulang realitas dari kematian Yesus.
Hal yang sama pun berlaku untuk Talmud Belgia. Orang-orang Yahudi selama
beberapa generasi hidup di Belgia diantara orang-orang Kristen dan harus
memberikan jawaban ketika mereka dipersalahkan atas kematian Yesus. Mereka
menulis bahwa Yesus, anak Yusuf, benar-benar wafat. Catatan di Talmud ini
merupakan kontras dari penolakan terhadap Yesus dari orang-orang ortodoks
fanatik yang memutuskan bahwa “NamaNya akan dilupakan dan dihapuskan dari
semua ingatan.” NamaNya tidak akan pernah lagi disebutkan di antara orang-orang
kita!”
Sebuah catatan yang bersifat mengejek terhadap Yesus bisa ditemukan di
ruang bawah tanah Palladium di Roma. Sebuah salib besar dilukiskan pada dinding
dengan gambar seorang pria dengan kepala dari seekor keledai yang tengah
digantung. Di bawah salib itu, seorang tentara Roma bisa dilihat tengah berlutut dan
menyembah orang yang disalibkan itu, sementara tentara-tentara Roma mengolok-
olokkanNya. Gambar Yesus ini dengan jelas menunjukkan bahwa penyaliban Yesus
sudah dikenal diantara orang-orang Roma sekular dan didiskusikan secara publik,
karena ada tentara-tentara Roma yang mulai mempercayai Juru Selamat yang telah
mereka eksekusi.
Ada indikasi berikutnya terhadap fakta historis dari penyaliban Yesus yang
bisa membuat setiap Muslim berpikir. Selama pemerintahan Jamal Abd al-Nasser di
Mesir, Paus Yohanes XXIII mencoba untuk membersihkan tuduhan-tuduhan yang

17
dialamatkan pada orang-orang Yahudi yang hidup pada masa itu, bahwa mereka
sebenarnya tidak membunuh Yesus.
Namun Presiden Mesir, bereaksi dengan marah, dan menjawab Paus melalui
televisi dan media lainnya: “Kami telah memahami rencana Anda! Engkau ingin
membenarkan semua orang-orang Yahudi dan Israel! Kami tidak akan pernah
mengijinkan hal ini! Kami tahu siapa yang membunuh Kristus: Orang-orang Yahudi
yang telah membunuhNya dan tak ada yang lain!” Para pemimpin Muslim, bishop-
bishop Kristen, para imam, pendeta dan orang-orang lain yang mempunyai
kedudukan menjadi tersenyum. Terlihat jelas bahwa, agar bisa mempersalahkan
Israel, Jamal Abd al-Nasser siap untuk mengakui bahwa apa yang dikatakan oleh
Qur’an adalah salah!
Berdasarkan hukum syariah, para hakim teologis di Universitas Al-Azhar di
Kairo atau di pusat-pusat Islamik lainnya, seharusnya memprotes dan mengkoreksi
pernyataan Nasser dalam kurun waktu satu bulan, jika tidak maka apa yang ia
sampaikan akan diterima sah secara umum. Namun demikian, para sarjana takut
dengan sang diktator atau, barangkali, mereka tidak ingin Israel dibenarkan. Poin
penting di sini adalah bahwa para pejabat penting Islamik tetap diam, dan karena
itu, berdasarkan prinsip-prinsip syariah, secara tak langsung mengakui bahwa
mereka sesungguhnya tahu bahwa Yesus benar-benar disalibkan. Tetapi, mereka
tidak bisa mengakui hal ini dengan jujur, sebab hal itu akan berkontradiksi dengan
ayat-ayat yang cukup dikenal di Qur’an. Namun demikian, agar bisa menyalahkan
Israel, mereka menerima kejahatan yang lebih kecil!
Hari ini, orang-orang Yahudi liberal dan moderat, yang tidak mengasosiasikan
diri mereka dengan fanatisme Yahudi ortodoks, dan yang saat ini hidup di negara
Israel; banyak dari mereka yang coba mengeksplorasi fenomena Yesus dengan
tujuan untuk membawa kembali Seorang yang agung, yaitu Saudara mereka yang
telah hilang ini kepada orang-orang Israel.
Mereka mengkonfirmasi kelahiran Yesus di “Nazaret”, namun bertanya-tanya
jika kelahirannya mungkin merupakan sebuah kasus perkosaan dari seorang tentara
pendudukan Roma. Mereka mendiskusikan ajaran-ajaran dan mujizat-mujizatNya.
Tetapi apa yang mereka tuliskan tentang kematianNya? Apakah mereka
menyangkali penyalibanNya seperti yang dilakukan oleh Muhammad? Apa jawaban
mereka terhadap pertanyaan yang aneh ini? Mereka melukiskan eksekusi Yesus
sebagai sebuah kesalahan legal! Mereka tidak mempertanyakan fakta mengenai
penyalibanNya. Semua orang Yahudi dengan satu suara akan menyangkali
penyaliban Yesus untuk membebaskan mereka dari beban sejarah selama 2000
tahun, jika hanya ada sedikit kemungkinan. Tetapi mereka menyadari bahwa fakta-
fakta historis tidak bisa diubah dan akan berbicara untuk dirinya sendiri.

IV. Ayat-ayat yang cukup menolong dalam Qur’an yang membuat


kematian Yesus sebagai sesuatu yang bisa dibayangkan.

18
Jika anda mempelajari statement-statement yang berbeda dari Muhammad
mengenai kematian “Isa di dalam Qur’an”, maka anda akan menemukan kontradiksi
dan sebuah kekerasan hati yang semakin berkembang mengenai sikap Muhammad
terhadap salib. Dimulai dengan sebuah penerimaan yang bersifat toleran akan
kematian Isa, kepada sebuah pertentangan dimana Muhammad menyangkali
kematian Yesus. Namun demikian, ada kelemahan-kelemahan yang pasti dalam
ayat-ayat ini dan juga petunjuk-petunjuk yang memungkinkan terhadap salib Yesus,
yang kami presentasikan di sini untuk bisa anda pakai ketika bersaksi dengan orang-
orang Muslim.
Eksekusi nabi-nabi oleh anak-anak Israel dipresentasikan dan dipersalahkan
sebanyak 10 kali di dalam Qur’an (Sura al-Baqara 2:61,87,91; Āl 'Imran
3:21,112,181,183; al-Nisa' 4:155,157; al-Ma'ida 5:70). Salah satu referensi ini
mengatakan:
Dan telah kami berikan bukti-bukti kebenaran (mujizat) kepada Isa Putera
Maryam, dan Kami memperkuatNya dengan Rohul Kudus. Apakah setiap
datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak
sesuai dengan keinginanmu, lalu kamu angkuh; maka beberapa dari antara
mereka kamu dustakan, dan beberapa orang yang lain kamu bunuh.” (Sura al-
Baqara 2:87)
‫وَﻟَﻘَ ْﺪ آﺗَﯿْﻨَﺎ ﻣُﻮﺳَﻰ اﻟْﻜِﺘَﺎبَ وَﻗَﻔَّﯿْﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِهِ ﺑِﺎﻟﺮُّﺳُﻞِ وَآﺗَﯿْﻨَﺎ ﻋِﯿﺴَﻰ اﺑْﻦَ ﻣَﺮْﯾَﻢَ اﻟْﺒَﯿِّﻨَﺎتِ وَأَﯾَّﺪْﻧَﺎهُ ﺑِﺮُوحِ اﻟْﻘُﺪُسِ أَﻓَﻜُﻠَّﻤَﺎ‬
َ‫ﺟَﺎءَﻛُﻢْ رَﺳُﻮلٌ ﺑِﻤَﺎ ﻻ ﺗَﻬْﻮَى أَﻧْﻔُﺴُﻜُﻢُ اﺳْﺘَﻜْﺒَﺮْﺗُﻢْ ﻓَﻔَﺮِﯾﻘًﺎ ﻛَﺬَّﺑْﺘُﻢْ وَﻓَﺮِﯾﻘًﺎ ﺗَﻘْﺘُﻠُﻮن‬

Ayat-ayat seperti ini ditulis selama masa hidup Muhammad di Medinah. Ia


tidak menyangkali eksekusi yang berulang-ulang dilakukan terhadap para nabi di
Perjanjian Lama, tetapi mempresentasikannya sebagai tuduhan terhadap orang-
orang Yahudi. Tetapi, ia juga tidak bisa membayangkan bahwa Putera Maria juga
dilempari dengan batu, kendati ia mengkaitkanNya dengan nabi-nabi yang
dieksekusi secara langsung (Sura al-Baqara 2:87; al-Nisa' 4:157). Logika Qur’an
dengan demikian juga mensyaratkan kematian Yesus.

Kematian Yesus dalam Qur’an


Ada sebuah ayat yang ganjil dalam Sura Maryam, yang hampir-hampir bisa
dipahami sebagai kesaksian dari seorang Kristen di dalam Qur’an. Dalam ayat ini,
“Isa memperkenalkan diriNya di dalam Quran dan memberi rangkuman mengenai
hidupNya dalam satu kalimat:
“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaKu, pada hari Aku
dilahirkan, pada hari Aku meninggal, dan pada hari Aku dibangkitkan hidup
kembali.” (Sura Maryam 19:33)

‫وَاﻟﺴَّﻼمُ ﻋَﻠَﻲَّ ﯾَﻮْمَ وُﻟِﺪْتُ وَﯾَﻮْمَ أَﻣُﻮتُ وَﯾَﻮْمَ أُﺑْﻌَﺚُ ﺣَﯿًّﺎ‬


19
Muhammad mewahyukan pengakuan mengenai Isa ini untuk bisa
membenarkan ibunya Maria, dan untuk memperlihatkan bahwa Puteranya itu
bukanlah sebuah anak haram. KelahiranNya ada di bawah kehendak dan damai
Allah. Di sini, inkarnasi dari Firman Tuhan dan RohNya, di dalam Kristus bersinar
melalui Qur’an (Sura Āl 'Imran 3:45; al-Nisa' 4:171; Maryam 19:20; al-Anbiya'
21:91; al-Tahrim 66:12 and others). Ini juga merupakan sebuah gema dari nyanyian
malaikat di padang gurun Bethlehem (Lukas 2:14).
Kristus muncul di dalam Qur’an sebagai seorang manusia yang membawa
damai. Ia tidak berdosa (Sura Maryam 19:19), Ia bukan seorang yang melakukan
kekerasan dan hal-hal jahat lainnya (Sura Maryam 19:32). Ia tidak mengambil
bagian dalam peperangan, pembunuhan atau ucapan-ucapan yang bermusuhan.
Kristus adalah seorang pembawa damai, yang merupakan arti literal dari kata
‘Muslim’. Ia satu-satunya Muslim sejati, Sang Raja damai.
Ayat ini (Sura Maryam 19:33) juga menyatakan sebuah statement yang jelas
dan pasti mengenai kematian Kristus. Ayat-ayat ini senantiasa terbukti menjadi
sebuah batu sandungan bagi para komentator Muslim.
Mereka memelintir artinya dengan menuliskan bahwa, tanpa ada keraguan,”Isa
pun akan mati, tetapi bukan di kehidupanNya yang pertama di dunia, tetapi hanya
setelah kedatanganNya yang kedua. Ia akan datang pertama-tama untuk
menghancurkan anti-Kristus, kemudian membunuh semua babi dan menghapuskan
semua salib.”
Setelah itu, Ia akan menikah, memiliki anak-anak dan akan mentobatkan semua
orang (termasuk semua orang-orang Kristen) kepada Islam. Hanya setelah itu baru
Ia mati! KematianNya akan menjadi “pengetahuan mengenai saat terakhir” (Sura
al-Hujurat 49:61).
Sebuah pengertian gramatikal bisa membantu anda untuk mengatasi
pemelintiran yang licik ini. Ayat 23 tidak mengandung kata "saufa" yang sendirinya
akan mentransfer “kematian Isa ke dalam masa depan yang jauh, tetapi sebaliknya
ia berbicara mengenai kematianNya yang mendekat dan bersifat natural, dalam
sebuah rangkaian kelahiran, kematian dan kebangkitan natural. Semua penafsiran-
penafsiran lainnya hanyalah mimpi atau kebohongan-kebohongan, yaitu untuk
menyelubungi realitas dari kematian Yesus.
Ada sebuah ayat yang mirip di Sura Maryam mengenai Yohanes Pembaptis
(Yahya), yang akan merendahkan ‘Isa pada level Yahya’. Di sini, Jibril, pembawa
pesan Allah berkata,
“Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia
meninggal, dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (Sura Maryam
19:15)

ٌ‫وَﯾُﺬْﻫِﺐْ ﻏَﯿْﻆَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ وَﯾَﺘُﻮبُ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﯾَﺸَﺎءُ وَاﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠِﯿﻢٌ ﺣَﻜِﯿﻢ‬

20
Diketahui umum bahwa Yohanes telah dipenggal dan dikuburkan. Fakta ini
digambarkan di beberapa konteks peristiwa yang juga dialami oleh Isa:
KelahiranNya yang pertama, kemudian kematian dan akhirnya kebangkitanNya.
Namun demikian, dalam kasus Isa, para komentator dengan sengaja memelintir
urutan ini dengan tujuan untuk menghapuskan kemungkinan akan sebuah kematian
di atas kayu salib.
Barangkali Muhammad mempresentasikan ‘Isa dan Yahya bersama-sama
secara berurutan untuk menunjukkan bahwa Isa bukanlah sebuah natur yang ilahi.
Namun meskipun demikian, ia membiarkan ‘Isa memperkenalkan diriNya seolah-
olah Ia sedang memberikan sebuah “pewahyuan” surgawi, sedangkan Yahya sendiri
hanya diperkenalkan oleh Jibril. Dalam Qur’an, Isa memiliki kedudukan yang lebih
tinggi dibandingkan Yahya. Putera Maria muncul sebagai sebuah Roh Allah dalam
daging dan sebagai kalimatNya, yang telah berinkarnasi; sementara Yahya hanyalah
seorang anak yang normal yang dilahirkan dari orang tua yang dikenal.

Berdasarkan Qur’an, Isa hidup tanpa dosa (Sura Āl 'Imran 3:45; al-Nisa' 4:171;
Maryam 19:19 dan sebagainya). Karena itu ia tidak harus mati untuk kesalahanNya
sendiri. Hal ini memberikan ruang bagi penafsiran bahwa Ia telah menanggung dosa
semua orang di atas diriNya sendiri, mati untuk menggantikan mereka,
memperdamaikan Pencipta dan dunia melalui kematianNya demi penebusan. Dalam
Qur’an, Isa menegaskan bahwa damai Allah akan tinggal pada Dia bahkan pada hari
kematianNya!

Hal yang paling menyesatkan


Ayat lainnya yang menunjukkan perkembangan sikap Muhammad terhadap
kematian Kristus dapat ditemukan dalam Sura Āl 'Imran:
“Dan mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu,
dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya, sebab mereka berkata: O Isa, Aku
akan menyampaikan Kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat Kamu
kepadaKu.” (Sura Āl 'Imran 3:54-55)

َ ‫وَﻣَﻜَﺮُوا وَﻣَﻜَﺮَ اﻟﻠَّﻪُ وَاﻟﻠَّﻪُ ﺧَﯿْﺮُ اﻟْﻤَﺎﻛِﺮِﯾ‬


‫ﻦ‬
َ‫إِذْ ﻗَﺎلَ اﻟﻠَّﻪُ ﯾَﺎ ﻋِﯿﺴَﻰ إِﻧِّﻲ ﻣُﺘَﻮَﻓِّﯿﻚَ وَرَاﻓِﻌُﻚَ إِﻟَﻲَّ وَﻣُﻄَﻬِّﺮُكَ ﻣِﻦَ اﻟَّﺬِﯾﻦَ ﻛَﻔَﺮُوا وَﺟَﺎﻋِﻞُ اﻟَّﺬِﯾﻦَ اﺗَّﺒَﻌُﻮكَ ﻓَﻮْقَ اﻟَّﺬِﯾﻦ‬
َ‫ﻛَﻔَﺮُوا إِﻟَﻰ ﯾَﻮْمِ اﻟْﻘِﯿَﺎﻣَﺔِ ﺛُﻢَّ إِﻟَﻲَّ ﻣَﺮْﺟِﻌُﻜُﻢْ ﻓَﺄَﺣْﻜُﻢُ ﺑَﯿْﻨَﻜُﻢْ ﻓِﯿﻤَﺎ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻓِﯿ ِﻪ ﺗَﺨْﺘَﻠِﻔُﻮن‬

Berdasarkan Qur’an, bangsa yang paling licik adalah orang-orang Yahudi.


Mereka mencoba secara rahasia untuk membunuh Isa, tetapi Allah terlebih dahulu
telah mengetahui rencana pembunuhan yang akan mereka lakukan. Namun Allah
lebih licik dari mereka semua, Ia membuat Isa berhasil kabur dengan diam-diam
dan kemudian mengangkatNya ke Surga ke hadiratNya.
21
Siapakah “Penipu Daya paling licik” yang disini oleh Qur’an sendiri dipakai
sebagai gelar Allah? Ia menyelamatkan Kristus dari sebuah kematian yang
mengerikan seperti melalui dilempari dengan batu atau penyaliban! Dengan cara ini,
Muhammad secara sembunyi-sembunyi mencoba untuk menghilangkan salib
Kristus dengan cara yang sederhana yaitu dengan tidak menyebutkannya. Ada 3
ekspresi berkaitan dengan “trik philantropik” ini, yang bisa ditemukan di seluruh
kata-kata dalam ayat ini.
Untuk menghilangkan salib Kristus, Muhammad menyebut Allah sebagai
“penipu yang paling ulung”! Alkitab menggunakan ungkapan yang sangat
mengerikan ini hanya ketika kata ini ditujukan kepada “si ular” yang ada di Firdaus
(Kejadian 3:1)! Diperhadapkan dengan salib, roh Islam harus mengakui siapakah
dia sesungguhnya! Allah harus menyatakan diriNya di hadapan salib sebagai
“penipu yang paling licik dari semuanya” (khair-ul-maakirin)!
Kita harus memahami konsekuensi lebih jauh dari statement Qur’anik ini bagi
diri kita dan teman-teman kita. Dalam Efesus 6:11-20, Paulus memerintahkan
semua pelayan Kristus agar tidak coba-coba mengalahkan ikatan demonik kolektif
dengan kekuatan dan hikmat mereka, tetapi dengan doa, percaya dan melayani
dengan tulus dalam nama Yesus Kristus dan dalam kuasa Roh Kudus. Dimana salib
Kristus dengan liciknya disangkali, kita harus meninggalkan area logika dan masuk
ke dalam area roh-roh dan demon. Darah Kristus tetap menjadi satu-satunya
perlindungan kita (1 Yoh 1:5-2:2), dan Roh KudusNya adalah satu-satunya
kekuatan kita (Kisah Para Rasul 1:8).
Kata lain dalam teks ini adalah "mutawaffika". Allah bersabda, ”Aku akan
membiarkan Engkau pergi (meloloskan diri). Kata ini memiliki beberapa arti. Ia
juga mengekspresikan pengertian “jatuh tertidur dengan lembut” atau
“menyelesaikan hidup seseorang dengan sukses”. Muhammad menggunakan
perkataan yang kompleks ini untuk memuaskan orang-orang Kristen dan juga
Muslim. Untuk yang pertama, Ia telah mati, kepada yang lain Ia tidak mati. Dalam
pendapat mereka “Isa telah diangkat ke surga tanpa merasakan sakit.” Muhammad
adalah seorang yang cerdik. Ia berbicara tidak hanya dalam 2 pengertian, tetapi jika
diperlukan dalam 3 pengertian, dengan hanya menggunakan satu kata!
Terjemahan orang-orang Turki dan Indonesia yang dipakai untuk kata dari
Qur’an ini ekuivalen dengan “Saya akan membiarkan Engkau mati dalam damai”,
sebab inilah arti terdekat dengan akar katanya. Namun demikian, beberapa
penterjemah lainnya, bergumul dengan ekspresi ini, untuk menyenangkan para
komentator Islamik.
Muhammad biasa berkata,”Perang adalah tipu daya!” Perang Suci, termasuk di
dalamnya berdebat dengan orang-orang Kristen dan Yahudi, adalah sesuatu yang
dipenuhi dengan tipu daya dan muslihat. Kita harus merubah pendekatan kita dan
menjadi orang-orang yang berhikmat! Tak semua yang mereka katakan, dalam
Islam artinya sama seperti yang mereka katakan!
Setelah Muhammad menyatakan bahwa salib Kristus telah dihindari dan
dihapuskan melalui “tipuan paling licik” dari Allah, Muhammad kemudian bernafas
22
lega dan coba memuaskan delegasi Kristen dari Yaman Utara, yang (berdasarkan
biografi Muhammad Ibn Hisham), mereka telah datang untuk mendiskusikan hal-
hal iman dengannya di Medina.
Ia membuat Allah mengangkat “Isa kepada diriNya sendiri”. Ini adalah sebuah
statement sensasional dalam Qur’an. Kristus hidup! Tetapi Muhammad mati!
Berdasarkan Qur’an, “Isa pada hari ini berada di sisi Allah dan bercakap-
cakap denganNya (Sura Āl 'Imran 3:55; al-Nisa' 4:158; al-Ma'ida 5:110-111,116-
118; al-Anbiya' 21:28 dan sebagainya). Tetapi Muhammad, sedang menunggu di
sebuah tahapan tingkat menengah (alam barzakh), menantikan kebangkitan orang
mati dan hari penghakiman. Itulah sebabnya mengapa semua orang Muslim harus
mendoakannya, supaya ia bisa mendapatkan damai, setiap kali mereka
menyebutkan nama Muhammad (Sura al-Ahzab 33:56).
Roh dibelakang Islam bisa bertoleransi dengan Kristus yang hidup dan yang
akan datang kembali, dan mengintegrasikannya ke dalam sistem iman Muslim,
tetapi ia tidak akan pernah bisa menerima salib dan keilahianNya! Karena itu,
peringatan Paulus dan Yohanes bisa diaplikasikan kepada Islam juga (Galatia 1:8-9;
1 Yohanes 2:21-27; 4:1-5). Setiap dialog penginjilan dengan Muslim karena itu
harus, bukan saja menjadikan mereka sebagai sahabat, tetapi juga mendoakan
mereka supaya mereka bisa dibebaskan dari ikatan kolektif mereka. Muhammad
tahu alasannya mengapa ia memperingatkan para pengikutnya untuk tidak bergaul
dengan orang-orang dari latar belakang agama lain, khususnya Kristen (Sura Āl
'Imran 3:28; al-Nisa' 4:89; al-Anfal 8:73; al-Mumtahana 60:1,9). Kita tidak boleh
takut berhubungan dengan orang Muslim, karena berkat Kristus lebih kuat daripada
kutuk Muhammad (Matius 5:44-45; Sura Āl 'Imran 3:61; al-Tawba 9:29 dan lain-
lain)!
Kata spesifik dimana termasuk di dalamnya pengertian “jatuh tertidur dengan
lembut” dipakai untuk menggambarkan kematian Kristus untuk kali kedua di dalam
Qur’an (Sura al-Ma'ida 5:117).
Di sana, Putera Maryam berbicara kepada Allah secara personal dalam sebuah
percakapan langsung, setelah kenaikanNya dan mengkonfirmasikan bahwa Yang
Maha Kuasa telah membiarkannya lolos dan telah mengambil alih tanggungjawab
atas murid-muridNya di tempat Ia sebelumnya berada. Kematian Kristus yang
lembut dipresentasikan dalam Qur’an dengan dua cara, satu sebagai sesuatu yang
sedang mendekat, dalam keterangan waktu akan datang yang sudah dekat, dan
satunya lagi sebagai sesuatu yang sudah selesai dikerjakan, dalam keterangan
waktu past perfek, sehingga para pembaca Qur’an harus yakin bahwa Kristus tidak
pernah disalibkan, tetapi tanpa rasa sakit dipindahkan kepada Allah sendiri!

Penyangkalan akhir dari penyaliban Kristus


Satu-satunya ayat dalam Qur’an yang menyangkali penyaliban “Isa secara
langsung (Sura al-Nisa' 4:157) merepresentasikan akhir dari perkembangan sikap
Muhammad terhadap kematian Kristus. Ayat ini menggantikan dan membatalkan

23
semua “wahyu-wahyu sebelumnya” , jika hal ini mengijinkan kemungkinan akan
penyaliban dari Putera Maria. Penolakan terhadap eksekusi Kristus yang
menyakitkan ini diekspresikan dalam sebuah cara yang ambigius (bersifat dwi-arti),
supaya ia bisa meninggalkan ruang bagi keragu-raguan dan intepretasi yang
berlawanan. Dalam Sura al-Nisa kita membaca:

“Orang-orang Yahudi berkata, ”Kita telah membunuh Mesias, ‘Isa Putera


Maria, Utusan Allah!’ – padahal mereka tidak membunuhNya dan tidak
menyalibNya, tetapi orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka!
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa,
benar-benar dalam keragu- raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka. Mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.
Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Sura al-Nisa' 4:157-
158)

‫وَﻗَﻮْﻟِﻬِﻢْ إِﻧَّﺎ ﻗَﺘَﻠْﻨَﺎ اﻟْﻤَﺴِﯿﺢَ ﻋِﯿﺴَﻰ اﺑْﻦَ ﻣَﺮْﯾَﻢَ رَﺳُﻮلَ اﻟﻠَّﻪِ وَﻣَﺎ ﻗَﺘَﻠُﻮهُ وَﻣَﺎ ﺻَﻠَﺒُﻮهُ وَﻟَﻜِﻦْ ﺷُﺒِّﻪَ ﻟَﻬُﻢْ وَإِنَّ اﻟَّﺬِﯾﻦَ اﺧْﺘَﻠَﻔُﻮا‬
‫ﻓِﯿﻪِ ﻟَﻔِﻲ ﺷَﻚٍّ ﻣِﻨْﻪُ ﻣَﺎ ﻟَﻬُﻢْ ﺑِﻪِ ﻣِﻦْ ﻋِﻠْﻢٍ إِﻻ اﺗِّﺒَﺎعَ اﻟﻈَّﻦِّ وَﻣَﺎ ﻗَﺘَﻠُﻮهُ ﯾَﻘِﯿﻨًﺎ‬
‫ﺑَﻞْ رَﻓَﻌَﻪُ اﻟﻠَّﻪُ إِﻟَﯿْﻪِ وَﻛَﺎنَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﺰِﯾﺰًا ﺣَﻜِﯿﻤًﺎ‬
Teks ini mengandung beberapa jebakan:

● Mustahil bahwa orang-orang Yahudi di Medinah mengakui secara publik


bahwa Putera Maria adalah Mesias sejati dan utusan Allah! Mereka juga tidak
percaya pada kelahiran Yesus dari seorang perawan dan juga inkarnasiNya. Mereka
sepenuhnya menolak Dia sebagai Mesias dan menyebutNya sekutu Beelzebul, roh
jahat tertinggi di Israel pada waktu itu (Matius 12:22; Markus 3:22-27; Lukas
11:14-23). Statement ini dalam Qur’an mustahil berasal dari orang-orang Yahudi,
sebab mereka tidak mengenali Yesus sebagai utusan Tuhan, tetapi sepenuhnya
menyembunyikan atau membuang namaNya.
Namun diperkirakan orang-orang Yahudi ingin memperingatkan Muhammad
bahwa ia seharusnya tidak perlu lagi mengganggu dan mengancam mereka, sebab
jika tidak maka mereka akan membunuhnya, sama halnya seperti mereka telah
membunuh Isa, Mesias yang ia sebutkan dalam Qur’annya. Adalah hal yang
mungkin bahwa mereka menggunakan gelar Mesias sebagai sebuah ancaman yang
bersifat mengejek.

● Muhammad beberapa kali merasa terancam oleh orang-orang Yahudi di


Medinah, dan juga oleh para pedagang Mekah. Tetapi ia menenangkan dirinya
dengan berkata, ”Allah adalah setia. Tidak mungkin Ia membiarkan Isa yang setia
jatuh ke tangan orang-orang Yahudi. Jika tidak maka aku sendiri pun bisa jatuh ke
tangan mereka.” Demi kesetiaan Allah dan keselamatan dirinya sendiri, ia menolak
24
ancaman mereka dan dengan geram menjawab, ”Mereka tidak membunuhNya!
Mereka tidak menyalib-kanNya!”

● Muhammad tidak pernah berkata bahwa Yesus sama sekali tidak dibunuh dan
tidak disalibkan. Ia hanya menekankan bahwa bukan orang Yahudi yang
mengeksekusi Kristus! Barangkali ia telah mendengar bahwa orang-orang Yahudi
biasanya tidak menyalibkan musuh-musuh mereka, tetapi melemparinya dengan
batu. Di bawah pendudukan kekuasaan Roma, mereka bahkan tidak punya hak
untuk menjatuhkan hukuman mati kepada seseorang atau mengeksekusi dia. Karena
itu, dalam pengertian ini, Muhammad benar! Orang Yahudi tidak membunuh
atau menyalibkan Yesus! Statement dari Qur’an ini, dalam pengertian ini adalah
tepat dan persetujuan kita atasnya bisa menurunkan ketegangan antara Kristen dan
Muslim.
Di seluruh dunia, diketahui bahwa orang-orang Roma menyalibkan ribuan
budak-budak pemberontak dan para penjahat dari negara lain. Karena itu, ayat
dalam Qur’an ini sebenarnya menjelaskan kemungkinan lain yaitu bahwa orang-
orang Roma sendirilah yang sebenarnya menyalibkan Yesus.

● Muhammad menggunakan sebuah bentuk pasif yang jarang dipakai untuk


menjelaskan bahwa Kristus dibuat “mirip” dengan seorang yang disalibkan di mata
orang-orang Yahudi (shubbiha lahum). Ia menyangkali penyaliban Kristus sebagai
sebuah fakta historis, tetapi sebaliknya mengklaim bahwa Ia hanya dibuat seolah-
olah sebagai seorang yang “disalibkan”, sama seperti sebuah hantu.
Muhammad mungkin telah mendengar dari sebuah sekte Kristen di lembah Nil
yang mengajarkan bahwa merupakan hal yang tidak bisa terpikirkan bahwa Tuhan
yang agung telah menjadi manusia dan harus memenuhi semua kebutuhan-
kebutuhan manusia. Mereka percaya bahwa Tuhan hanya terlihat sebagai seorang
manusia, tetapi sebenarnya tidak pernah benar-benar berinkarnasi. Mereka juga
mengajarkan bahwa Kristus, sebagai Tuhan sejati, tak mungkin bisa mati atau
disalibkan, tetapi hanya terlihat seolah-olah Ia disalibkan! Ketika Muhammad
mendengar penyesatan ini, ia langsung menemukan kesempatannya dan
berkata,”Orang-orang Kristen yang malang! Mereka berpikir dan meyakini bahwa
Kristus mati bagi mereka di atas kayu salib, tetapi Ia hanya terlihat seperti orang
yang sedang disalib. Ia sesungguhnya tidak pernah disalibkan!” Beberapa kali
Muhammad dipengaruhi dan disesatkan oleh sejumlah bidat-bidat Kristen.
Para komentator Muslim telah meletakkan sebuah fantasi yang besar ke dalam
intepretasi dari bentuk pasif ini “Ia dibuat terlihat seperti itu kepada mereka”.
Kisah-kisah tidak realistik berikut masih tersirkulasi di negara-negara tertentu di
antara orang-orang Muslim hari ini:
- Beberapa orang berkata: Simon dari Kirene dipaksa oleh para tentara Roma
untuk memanggul salib untuk Yesus yang sudah didera dan sekarang menjadi
lemah. Ketika mereka mencapai tempat penyaliban, mereka malah menyalibkan
Simon bukannya Kristus. Putera Maria meninggalkan tempat itu dengan bebas.
25
- Yang lainnya berkata: Allah itu adil! Ia membuat wajah Yudas terlihat seperti
wajah Yesus, sehingga Yudas sendirilah yang disalibkan. Tetapi Isa, yang
terlihat seperti Yudas, berhasil meloloskan diri tanpa terluka. Ketika seorang
Kristen ortodoks mendengarkan cerita ini, ia menolak orang-orang Muslim itu
dengan berkata: “Apakah anda pikir Maria, ibu Yesus, yang berdiri di bawah
salib Yesus, tidak sanggup membedakan antara puteranya, dengan Yudas yang
digantung di atasnya? Atau, apakah engkau berpikir bahwa Allah akan
membodohi wanita yang paling baik dari semua wanita di dunia ini dan di dunia
yang akan datang (Sura Al 'Imran 3:42) dengan memperdayainya sehingga ia
berkabung selama berjam-jam untuk pengkhianat yang tengah sekarat, sementara
anaknya sendiri sudah meloloskan diri? Kedua teori ini sesuatu yang sulit untuk
dibayangkan.”

- Yang lainnya lagi mengklaim: Kristus benar-benar disalibkan. Tetapi kemudian


sebuah gerhana menyebabkan negeri itu menjadi gelap, dan kebanyakan orang
kemudian bersembunyi karena takut kepada roh-roh jahat. Kemudian gempa
bumi yang kuat mengikuti dan mengguncangkan mereka semua, bahkan para
tentara Roma sendiri pun mencari perlindungan. Ketika setiap orang telah pergi,
Kristus tergantung di kayu salib sendirian, karena itu Ia turun dari salibNya dan
– sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Muslim dari kelompok
Ahmadiyah – Yesus berjalan ke Kashmir, dan di sana Ia meninggal secara
natural. Tetapi di kuburan yang besar untuk Isa di Srinagar, kita melihat dengan
mata kita sendiri , bahwa tidak ada Kristus Putera Maria yang dikuburkan,
melainkan kakek dari keluarga seorang bangsawan Kashmir, seorang sheikh
Muslim bernama Isa, dan yang kuburannya secara salah ditulisi dengan kalimat
“Isa Sang Kristus dari sekte Ahmadiyah.

V. Anugerah khusus bagi dosa yang diakui

Mencoba untuk meyakinkan orang Muslim akan penyaliban Yesus sebagai


sebuah fakta historis tidak banyak faedahnya selama mereka sendiri tidak meminta
penjelasan. Masalah terbesar dalam pelayanan di antara orang-orang Muslim
adalah keyakinan mereka bahwa mereka tidak membutuhkan seorang penebus,
mediator atau satu korban bagi pendamaian. Mereka tidak menyadari betapa
dalamnya keberdosaan mereka. Mereka berpikir bahwa mereka bisa
menyeimbangkan perbuatan buruk mereka dengan berbuat baik (Sura Hud 11:114;
al-'Ankabut 29:7; al-Fatir 35:29-30). Tak banyak gunanya menjelaskan soal
penyaliban Yesus kepada mereka, selama mereka berpikir bahwa mereka tidak
membutuhkan seorang pengganti atau juru selamat. Mereka yakin bahwa mereka
cukup baik di dalam diri mereka sendiri.
26
Membuat mereka menyadari betapa mereka sudah terhilang dan berada di
bawah penghukuman, sama halnya seperti semua manusia, terkadang bahkan lebih
penting daripada pemahaman mereka akan pembenaran yang bisa mereka peroleh
melalui kematian Kristus di atas kayu salib. Pertama-tama mereka harus belajar
bahwa tanpa intervensi Tuhan, mereka semua akan pergi ke neraka!
Mazmur pertobatan menawarkan bantuan dalam menggarisbawahi realitas ini
(Mazmur 6:2-10, 32:1-11, 38:2-32, 51:3-19 dan lain-lain). Kami rekomendasikan
untuk membiarkan Muslim menghapal Mazmur 51, supaya seluruh alam bawah
sadar mereka dipenuhi dengan roh pertobatan. Iman seorang Muslim seringkali
tidak menembus dari kepala hingga ke hati, tetapi dengan cara yang berbeda, dari
hati menuju ke kepala. Ini adalah sebuah realitas yang tersembunyi.
Ketika seorang mantan Sheikh Islam diminta untuk membacakan Mazmur 51
untuk sebuah program radio, dengan cara yang sama seperti ia melantunkan ayat-
ayat Qur’an, maka air mata tiba-tiba meleleh di pipinya. Ia tidak hanya membaca
ayat-ayat itu dengan hati-hati, tetapi telah mendoakannya dan mengakui bahwa ia
adalah seorang berdosa. Mazmur 51 adalah sebuah kelas pertobatan bagi kita
semua. Ia menunjukkan pada kita siapakah sesungguhnya kita. Ayat-ayat ini berisi
bimbingan yang sangat mendalam bagi semua orang yang merasa puas dengan
dirinya:

Mazmur 51:3 Orang berdosa dalam Mazmur 51 memohonkan belas-kasihan dan


anugerah. Daud menyadari bahwa ia tidak memiliki hak untuk mengharapkan
pengampunan. Ia memohon Tuhan akan menghapuskan semua dosa-dosanya, bukan
hanya sebagian dari dosa-dosanya, dan semuanya itu boleh ia alami sesuai dengan
belas-kasihan Tuhan yang tidak terbatas.
Mazmur 51:4 Ia merasa kotor di dalam tubuh, jiwa dan rohnya, dan memohonkan
sebuah pembersihan menyeluruh dari dosa-dosanya yang menjijikkan.
Mazmur 51:5 Ia merasa sakit ketika menyadari dosa-dosanya yang besar. Dosa-
dosanya itu membuatnya merasa compang-camping. Roh Kudus tidak membuatnya
merasa tenang. Ia tidak bisa berpikir dengan normal atau tidur di dalam damai.
Mazmur 51:6 Ia memahami: dosa berarti pemberontakan terhadap Tuhan, sang
Pencipta dan Hakim. Ia mengakui bahwa sebuah dosa bukan hanya sebuah
kesalahan atau sebuah tindakan yang salah, tetapi sebuah serangan terhadap
martabat dan kekudusan Tuhan. Ia mengakui: “Engkau benar, tidak perduli
bagaimana Engkau menghakimi aku. Aku telah menjadi sangat bersalah dan
kehilangan hak-hakku.”
Mazmur 51:7 Saya menjadi sepenuhnya tercemar. Bahkan ketika aku ada di dalam
kandungan ibuku, aku telah mewarisi daging dan roh yang berdosa dari leluhurku.
Aku telah menjadi rusak sejak masa mudaku. Dagingku, rohku, hatiku,
keinginanku, semuanya merupakan sesuatu yang sangat jahat.

27
Ps 51:8 Tuhan, Engkau ingin mendengarkan kebenaran. Aku mengakui semua
dosa-dosaku yang tersembunyi. Engkau telah memperlihatkan kepadaku siapakah
aku ini sesungguhnya.
Ps 51:9 Jika hisop, sebuah tanaman yang biasanya dipakai untuk desinfektan pada
masa lampau bisa membantu, basuhlah aku di bagian dalam dan luar diriku dengan
itu.
Ps 51:10 Kembalikan sukacitaku, sebab keputusasaan bukanlah solusi akhir
bagimu. Engkau telah menghancurkan kebanggaanku, tetapi Engkau pun bisa
menghiburkan aku di bagian diriku yang paling dalam.
Ps 51:11 Janganlah bersembunyi dari aku, berbicaralah hanya satu kata kepadaku,
hilangkan dan hapuskanlah semua pelanggaran-pelanggaranku!
Ps 51:12 Aku adalah seseorang yang tidak berpengharapan! Hanya jika aku menjadi
ciptaan baru, aku bisa selamat:

12 Ya Elohim, ciptakanlah bagiku hati yang bersih, dan baruilah dalam diriku
roh yang diteguhkan.
13 Jangan membuang aku dari hadirat-Mu, dan jangan mengambil Roh-Mu yang
kudus dari padaku.
14 Pulihkanlah padaku sukacita keselamatan-Mu, dan topanglah aku dengan roh
kerelaan.

Kita harus memohonkan anugerah Tuhan untuk menolong orang-orang Muslim


menyadari keberdosaan mereka dengan cara ini atau cara lainnya, sama seperti kita
dari diri kita sendiri pun perlu bertobat bersama dengan mereka. Mazmur ini bisa
memimpin setiap orang yang berdoa untuk bertobat, hingga ia akhirnya menyadari
bahwa hanya sebuah hati yang hancur dan sebuah hati yang menyesal dengan sangat
dalam bisa menyenangkan Tuhan.
Hamba-hamba Kristus lainnya menggunakan Sepuluh perintah Tuhan,
Kejatuhan Adam (Kejadian 3:1-4,16), dan khususnya visi dari Yesaya 6:1-8 untuk
menghancurkan kebanggaan Muslim yang merasa puas dengan dirinya. Ketika
Yesaya menyadari kekudusan Tuhan, imam dan nabi bangsawan ini merasa sangat
ketakutan:
“Kemudian aku berkata, “Celaka bagiku, karena aku binasa! Sebab, aku
seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah umat yang najis
bibir, oleh karena mataku telah melihat Raja, YAHWEH Tsebaot. (Yesaya 6:5)
Kita harus memohonkan Yesus untuk menyatakan diriNya kepada Muslim
yang berpusat pada diri mereka sendiri, agar mereka bisa memahami kasih dan
kekudusan Tuhan yang agung serta memohonkan anugerahNya. Tanpa mengakui
dosa, sulit bagi mereka untuk bertobat dan diampuni. Itulah sebabnya mengapa kita
harus menjelaskan arti dari keberdosaan kepada seorang Muslim, sebelum kita
berbicara mengenai salib. Namun demikian, kesadaran ini tetap merupakan sebuah
anugerah dari Juru Selamat kita (Roma 2:4). Kita harus mendoakan hal itu.

28
Apakah semua Muslim akan pergi ke neraka?
Ada sebuah ayat yang kejam di dalam Qur’an yang mengklaim bahwa semua
Muslim akan pergi ke neraka! Api adalah tujuan mereka yang pasti. Dalam Sura
Maryam, Muhammad mengejutkan semua Muslim:

Dan tidak ada seorang pun daripadamu melainkan mendatangi neraka itu.
Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
Kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan
membiarkan orang-orang yang lalim di dalam neraka dalam keadaan
berlutut.”(Sura Maryam 19:71-72)

‫وَإِنْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ إِﻻ وَارِدُﻫَﺎ ﻛَﺎنَ ﻋَﻠَﻰ رَﺑِّﻚَ ﺣَﺘْﻤًﺎ ﻣَﻘْﻀِﯿًّﺎ‬


‫ﺛُﻢَّ ﻧُﻨَﺠِّﻲ اﻟَّﺬِﯾﻦَ اﺗَّﻘَﻮْا وَﻧَﺬَرُ اﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﯿﻦَ ﻓِﯿﻬَﺎ ﺟِﺜِﯿًّﺎ‬

Beberapa hamba Tuhan menemukan bahwa ayat-ayat ini membawa sejumlah


Muslim kepada kesadaran mereka sebagai sebuah syok terapi. Pengharapan Islam
bagi penebusan dari api yang sudah pasti, karena itu didasarkan pada menggenapi
syariah, hukum Islam. Hanya Yesus yang sudah berjalan melalui neraka murka
Tuhan untuk menggantikan kita yang seharusnya ada di situ, sehingga kita tidak
perlu lagi dihakimi dan dihukum (Yohanes 3:18-23; 5:24 dan sebagainya).
Kasihnya menyatakan sikap egoisme, kesombongan dan dosa kita, supaya kita bisa
dengan penuh ucapan syukur menerima keselamatanNya yang penuh dan memasuki
hidup yang kekal.

VI. Anak Domba Tuhan

Segera setelah Yesus memberikan kesadaran kepada Muslim akan dosa-dosa


dan penghukumannya, maka kita harus membawa mereka kepada anak domba
Elohim sebagai satu-satunya penyembuh, sebab Ia sendirilah yang menghapuskan
dosa dunia, termasuk perasaan bersalah dari semua Muslim (Yohanes 1:29-34; 1
Yohanes 2:1-2 dan lain-lain).
Pada perayaan Idul Adha, di akhir dari ziarah ke Mekah, dan secara simultan di
semua negara-negara Islam, orang-orang Muslim menyembelih domba, kambing
atau unta, satu ekor untuk setiap keluarga, untuk memastikan bahwa berkat Allah
akan tetap tinggal di antara mereka. Namun demikian, mereka tidak tahu makna
korban darah di Perjanjian Lama, juga kemungkinan dari upacara ini sebagai
substitusi untuk dosa-dosa kita, dan rekonsiliasi melalui darah yang dicurahkan.
Karena itu, sangat bermanfaat bagi beberapa Muslim untuk mengajarkan pada

29
mereka mengenai hukum-hukum dosa dan korban bakaran di Perjanjian Lama
(Imamat 4:4,14,24,33 dan lain-lain), atau mengenai korban pada hari rekonsiliasi
yang agung (Imamat 16:6-10). Dengan demikian, mereka akan bisa ditarik lebih
dekat dengan Tuhan yang benar dan kudus dan memahami dengan lebih baik akan
tujuan dari pengorbanan binatang-binatang yang sebelumnya dilakukan di
Perjanjian Lama.
Sebuah meditasi mengenai Anak Domba Paskah, sebagaimana Yesus
memerankannya dengan murid-muridNya ketika memperkenalkan Perjamuan
Kudus Tuhan, akan membawa kepada kesadaran akan rekonsiliasi yang sempurna
dengan Tuhan melalui pengorbanan diri Yesus Kristus.
Pasal yang paling penting untuk mengenali dan mempercayai konsep tentang
anak domba Elohim terdapat dalam Perjanjian lama dalam pewahyuan mengenai
“Hamba Yahweh yang menderita” (Yesaya 53:4-12). Berita Injil yang terdapat
dalam Perjanjian Lama ini telah menjadi sebuah penghiburan kekal dan pertolongan
bagi banyak orang yang coba memahami mengenai pembenaran melalui anugerah,
ketika mereka disiksa oleh hati nurani mereka. Iman yang dengan segera muncul
dalam diri bendahara/sida-sida Ratu Kandake dari Etiopia adalah sebuah tanda yang
jelas mengenai hal ini (Kisah para rasul 8:26-39).
Sebagai tambahan, anda bisa menggunakan gema Qur’anik terhadap perintah
Tuhan kepada Abraham untuk tidak mempersembahkan anak kandungnya sendiri
yaitu Ishak. Di sana Tuhan bersabda kepadanya:
“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar” (Sura al-
Saffat 37:107)

ٍ‫وَﻓَﺪَﯾْﻨَﺎهُ ﺑِﺬِﺑْﺢٍ ﻋَﻈِﯿﻢ‬

Kalimat yang tegas ini meniadakan semua usaha Muhammad di Qur’an untuk
menjauhkan setiap rekonsiliasi dengan Allah. Yang disebut sebagai “pewahyuan”
ini mengijinkan sebuah kemungkinan akan sebuah rekonsiliasi ilahi melalui korban
sembelihan! Penebusan sempurna dari Ishak tidak dicapai melalui imannya atau
perbuatan baiknya, tetapi hanya melalui anugerah!
Kita perlu membuat Muslim menyadari akan pentingnya ayat ini di dalam
Qur’an, sementara ia berbicara mengenai sebuah pengorbanan yang “sangat
mengagum-kan” yang telah diraih sebelum penyembelihan kambing yang seolah-
olah dilakukan untuk orang lain. Hingga hari ini, Muslim mencoba menemukan
siapa, atau apa sebenarnya hal yang berkaitan dengan korban ilahi dari rekonsiliasi
untuk keselamatan Ishak. Kita tahu rahasianya: Yesus Kristus adalah Anak Domba
Elohim yang sejati, yang menghapus dosa dunia. Ia juga telah menyelamatkan
semua anak-anak Abraham.
Beberapa orang Muslim mungkin akan membantah, bahwa Abraham mencoba
untuk mengorbankan Ismail, dan bukan Ishak, untuk mentransfer berkat-berkat dari
tindakan ini kepada orang-orang Arab dan Muslim (Sura al-Saffat 37:8-14). Tetapi,
30
Qur’an sendiri tidak menyebutkan nama dari Putera Abraham yang akan
disembelih. Hingga masa al-Tabari, para penafsir Islamik menyebutkan nama
Ishak sebagai orang yang disembelih. Baru belakangan mereka merubah
intepretasi mereka menjadi Ismail.
Orang-orang Muslim yang keras kepala, lebih jauh akan membantah dengan
mengatakan bahwa Qur’an mencatat sebanyak empat kali sebuah statement kritis
(Sura al-An'am 6:164; al-Isra' 17:15; Fatir 35:18 al-Zumar 39:7; al-Najm 53:38):

“Dan seorang yang berdosa (dibebani) tidak akan memikul dosa (beban) orang
lain” (Sura al-An'am 6:164)

ْ‫ﻗُﻞْ أَﻏَﯿْﺮَ اﻟﻠَّﻪِ أَﺑْﻐِﻲ رَﺑًّﺎ وَﻫُﻮَ رَبُّ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْءٍ وَﻻ ﺗَﻜْﺴِﺐُ ﻛُﻞُّ ﻧَﻔْﺲٍ إِﻻ ﻋَﻠَﯿْﻬَﺎ وَﻻ ﺗَﺰِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُﺧْﺮَى ﺛُﻢَّ إِﻟَﻰ رَﺑِّ ُﻜﻢ‬
َ‫ﻣَﺮْﺟِﻌُﻜُﻢْ ﻓَﯿُﻨَﺒِّﺌُﻜُﻢْ ﺑِﻤَﺎ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻓِﯿﻪِ ﺗَﺨْﺘَﻠِﻔُﻮن‬

Ayat ini mengklaim secara tidak langsung bahwa tidak ada pengganti yang
dibebankan dengan dosanya sendiri, dapat mengintervensi dan menanggung dosa
orang lain. Untuk menjawab ini, kita harus mencatat bagaimana Qur’an beberapa
kali menyaksikan bahwa Kristus tetap tanpa dosa; dan hal ini akhirnya
dikonfirmasikan ketika Ia naik ke Surga (Sura Āl 'Imran 3:44,45; al-Nisa'
4:158,171; Maryam 19:19; al-Anbiya' 21:91; al-Tahrim 66:12 dan lain-lain).
Berhutang pada kekudusan Kristus, ke-lima ayat-ayat Qur’anik yang berbicara
menentang kemungkinan dari sebuah substitusi, dapat dipakai untuk membuktikan
hal sebaliknya: “Sang Pengganti yang tanpa dosa, bisa menanggung beban dari
perasaan bersalah yang dialami oleh orang lain.”
Yesus dan pengorbanan diriNya yang Ia lakukan karena kasihNya terhadap
semua orang berdosa adalah satu-satunya jawaban yang bisa menolong orang-orang
Islam yang hidup tanpa pengharapan. Nama Yesus mengindikasikan programNya
yaitu: “Ia akan menyelamat-kan umatNya dari dosa-dosa mereka” (Matius
1:21). KematianNya untuk menggantikan kita, memberikan hak istimewa akan
anugerahNya bagi semua kita. Janji Kristus adalah sesuatu yang pasti:
“Teguhkanlah hatimu nak, kepadamu sudah diampunkan dosa-dosamu!”
(Matius 9:2; Lukas 7:50 dan lain-lain)
Muhammad tidak bisa mengucapkan kalimat seperti ini. Ia tidak pernah
berpikir untuk mati demi menggantikan orang-orang Muslim. Kematiannya sendiri
menjadi sia-sia, sebab Allah memerintahkanNya beberapa kali untuk memohonkan
pengampunan akan dosa-dosanya (Sura Ghafir 40:55; Muhammad 47:19; al-Fath
48:2; al-Masad 110:3).

VII. Kesaksian melalui pengalaman

31
Setelah Roh Kudus dicurahkan, sebagai hasil dari korban pendamaian yang
dikerjakan oleh Kristus, para rasul memahami dan membagikan penebusan yang
mereka alami melalui kematian Yesus, dengan kasih yang tulus. Rasul Petrus
mengakui: “Dengan mengetahui, bahwa kamu sudah ditebus dari cara
hidupmu yang sia-sia, yang diwariskan oleh leluhurmu, bukan dengan barang
yang fana, perak ataupun emas, melainkan dengan darah yang mahal,
bagaikan anak domba yang tanpa cacat dan tanpa noda, yaitu Kristus” (1
Petrus 1:18-19)

Rasul Yohanes memberikan penegasan terhadap pesan ini:


“Namun, jika kita berjalan dalam terang sebagaimana Dia ada di dalam terang, kita
sedang memiliki persekutuan seorang terhadap yang lain, dan darah YESUS
Kristus, Putra-Nya, sedang membersihkan kita dari segala dosa.
Jika kita berkata bahwa kita tidak mempunyai dosa, kita sedang menyesatkan diri
kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengakui dosa-dosa kita, Dia adalah setia dan adil, sehingga Dia akan
mengampunkan kepada kita dosa-dosa itu dan membersihkan kita dari segala
ketidakadilan (1 Yohanes 1:7-9).

Rasul Paulus menulis: Sebab firman tentang salib bagi mereka yang memang
binasa adalah kebodohan, tetapi bagi kita yang diselamatkan hal itu adalah
kekuatan Elohim.
tetapi kami memberitakan Kristus yang telah disalibkan: di satu sisi suatu
sandungan bagi orang-orang Yahudi, di sisi lain kebodohan bagi orang-orang
Yunani.
Namun bagi mereka yang terpanggil, baik orang-orang Yahudi maupun orang
orang Yunani, Kristus itu kuasa Elohim dan hikmat Elohim. (1 Korintus 1:18,
23-24)

Rev. Iskandar Jadeed mengakui, “Sebagai seorang anak muda, saya menderita
disebabkan ke-empat isteri yang dimiliki oleh ayah saya, dan perdebatan yang tak
ada ujung pangkalnya di antara ke-empat keluarga kami yang hidup di bawah satu
atap. Dalam sebuah kalimat yang menghibur, sebuah momen yang mengejutkan,
saya tiba-tiba memahami apa yang ditulis oleh Yohanes:
Sebab Elohim demikian mengasihi dunia ini, sehingga Dia mengaruniakan
Putra-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
akan binasa, melainkan dapat memperoleh hidup kekal. (Yohanes 3:16)

Di India, seorang ibu yang tidak bisa menulis atau membaca, dan telah
melahirkan selusin anak-anak – meminta untuk dibaptiskan, setelah suami
Muslimnya menjadi seorang Kristen. Pendeta ragu-ragu untuk membaptiskannya,
karena ia berpikir bahwa wanita ini ingin melakukannya hanya untuk

32
menyenangkan suaminya. Ketika ia bertanya, mengapa ia sebagai seorang Muslim
terus-menerus meminta untuk dibaptiskan, ia pun menjawab dengan mata yang
membelalak, ”Yesus Kristus mengampuni semua dosa-dosaku di atas kayu salib,
dan menaruh hidup yang kekal tepat ke dalam hatiku.”

Apa yang menjadi kesaksian pribadi anda?


Ayat Alkitab yang mana yang mengekspresikan iman anda paling jelas? Apa
yang bisa anda bagikan mengenai Seseorang yang telah mati di atas kayu salib bagi
anda? Anda harus mengambil waktu untuk berpikir dan berdoa mengenai kesaksian
anda kepada orang-orang Muslim di negara anda sendiri. Jumlah mereka secara
konstan terus bertambah. Tak adakah getaran dalam hati anda untuk menyampaikan
pesan keselamatan yang sebenarnya sudah diselesaikan oleh Kristus bagi mereka,
supaya mereka bisa mengerti?

33
QUIZ

Para pembaca yang terkasih!

Jika anda telah mempelajari buklet ini dengan seksama, maka anda akan
dengan mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut. Siapa yang bisa menjawab
90% dari semua pertanyaan di kedelapan buklet dari seri ini dengan benar, bisa
mendapatkan sebuah sertifikat dari kantor pusat kami, mengenai

Studi Tingkat Lanjut


dalam menemukan cara-cara yang bermanfaat untuk melakukan percakapan
dengan orang-orang Muslim mengenai Yesus Kristus.

Sebagai sebuah dorongan untuk pelayanan anda ke depan bagi Kristus.

1. Mengapa mayoritas Muslim berpikir bahwa penyaliban Yesus adalah sebuah


ilusi?
2. Mengapa sejumlah Muslim membayangkan bahwa Yudaslah yang disalibkan,
dan bukannya Kristus?
3. Seberapa sering Qur’an mengulangi kalimat bahwa “Tak seorang pun yang bisa
menanggung dosa orang lain?”
4. Mengapa Muslim mengklaim bahwa Allah bisa mengampuni siapa pun yang Ia
kehendaki, kapan pun Ia inginkan dan bahwa Ia tidak membutuhkan korban atau
sebuah substitusi?
5. Mengapa Muslim berharap (dalam kesia-siaan) bahwa perbuatan baik mereka
akan menyingkirkan perbuatan jahat mereka?
6. Sejauh mana keyakinan Islamik dalam predestinasi berlawanan dengan iman di
dalam keselamatan melalui Kristus?
7. Mengapa salib tetap menjadi sebuah “tabu” bagi semua Muslim, bahkan kendati
mereka tidak mengerti mengenai Qur’an dan Syariah?
8. Apa implikasi spiritual dari fakta bahwa Muslim secara kolektif diikat oleh
sebuah roh yang menentang salib?
9. Mengapa Yesus merujuk kepada ular tembaga yang diangkat/ditinggikan oleh
Musa di padang gurun untuk menjelaskan bahwa tidak ada keselamatan kecuali
ia diangkat kepada salib? Apakah penyaliban Yesus melambangkan semua
kejahatan seperti ular?
10. Apa yang dibawa oleh domba Paskah kepada orang-orang Ibrani yang menjadi
budak di Mesir, dan mengapa Yesus menjadi domba Paskah bagi kita? Dari
bahaya besar yang seperti apa Ia akan melindungi kita dan mengapa kita harus
memakan dagingNya?

34
11. Ada berapa banyak nubuatan yang bisa anda temukan dalam Mazmur 22 yang
digenapi oleh Yesus berdasarkan Injil?
Menurut pendapat anda, nubutan-nubuatan yang mana yang bisa meyakinkan
Muslim bahwa Kristus benar-benar disalibkan?
12. Mengapa Yesus berdoa, “TuhanKu, TuhanKu, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” Apakah BapaNya benar-benar meninggalkanNya?
Apakah kesatuan Trinitas Kudus menjadi terbagi ketika Yesus disalibkan? Apa
makna dari doa ini?
13. Mengapa kata-kata dari Yesaya 53:4-7 berisi janji yang paling meneguhan di
dalam Perjanjian Lama, yang menjelaskan secara detil bahwa Yesus adalah
substitusi bagi kita? Sudahkah anda mempelajari teks ini dengan hati anda?
14. Apa artinya 30 keping perak dalam wahyu kepada nabi Zakariah dan
bagaimana nubuatan ini digenapi di dalam Perjanjian Baru? Apakah Yesus itu
adalah Tuhan Yahweh sendiri?
15. Mengapa pesan dalam Matius 20:28 secara ekstrim sangat penting dan sanggup
merubah semua budaya dan adat-istiadat di setiap masyarakat?
16. Mengapa Yesus tidak bersembunyi atau melarikan diri atau bermigrasi ke
Libanon atau Siria, ketika Ia tahu secara detil apa yang sedang menantiNya di
Yerusalem?
17. Apakah perbedaan mendasar antara doa Yesus yang pertama dengan yang kedua
ketika Ia berdoa di Taman Getsemani?
18. Mengapa Yesus setelah kebangkitanNya, kembali mengumpulkan murid-
muridNya yang sudah meninggalkanNya untuk kembali mengajar mereka bahwa
kematianNya bagi orang lain adalah sesuatu yang tidak bisa dielakkan
berdasarkan Perjanjian Lama?
19. Setelah mereka menerima kuasa dari Roh Kudus, bagaimana Petrus dan rasul-
rasul lain menantang orang Yahudi? Apa makna dari “diamnya” orang Yahudi
ketika mereka berulang-ulang dituduh oleh para rasul bahwa mereka telah
membunuh Yesus?
20. Mengapa hampir mustahil bagi Muslim untuk bisa, dari dalam diri mereka
sendiri mempercayai fakta historis dari salib Yesus dan dalam keselamatan yang
sudah diselesaikan bagi mereka? Apa yang dengan tulus harus kita mohonkan
kepada Bapa surgawi kita bagi mereka?
21. Mengapa laporan historis dari Tacitus dan Flavius mengenai Yesus dan
kematianNya di atas kayu salib penting bagi orang-orang Muslim?
22. Bukti apa yang bisa diambil dari grafiti, (lukisan yang ada pada sebuah dinding)
seorang pria yang tergantung di kayu salib dengan kepala seekor keledai di ruang
bawah tanah Paladium yang ada di Roma?
23. Mengapa Jamal Abd al-Nasser menegaskan melalui berbagai saluran media
bahwa orang-orang Muslim tahu siapa yang sesungguhnya menyalibkan Yesus?
Apakah konsekuensi legal dari pengakuannya itu?
35
24. Bagaimana buku-buku modern Yahudi mengkaitkan penyaliban Kristus?
25. Seberapa sering Qur’an melaporkan pembunuhan para nabi oleh orang-orang
Yahudi? Mengapa Muhammad, bertentangan dengan logikanya sendiri, menolak
kematian Kristus?
26. Berdasarkan kesaksian palsu dalam Sura Maryam 19:33 apa yang menjadi
statement Kristus mengenai kelahiran dan kematianNya? Arti Alkitab yang mana
yang bisa kita taruh ke dalam ayat Qur’an yang penting ini?
27. Apa kesamaan dan perbedaan yang bisa anda dapatkan antara kesaksian Kristus
(Sura Maryam 19:33) dan laporan Jibril mengenai Yahya (Sura Maryam 19:15)?
28. Mengapa Allah disebut “penipu daya paling ulung” dalam konteks bahwa
Kristus dengan diam-diam berhasil meloloskan diri? Bagaimana Alkitab
mengomentari ekspresi ini?
29. Apakah tipu daya terbesar Allah dalam relasi terhadap orang Yahudi dan
Kristus?
30. Bagaimana Muhamamad bisa menyenangkan orang Kristen dan Muslim
secara simultan dengan menggunakan hanya satu ungkapan yang
menggambarkan kematian Kristus? Apakah tiga kemungkinan arti dari kata ini?
31. Mengapa Qur’an menegaskan kenaikan Kristus kepada Allah tetapi pada saat
yang sama menyangkali eksekusi brutal yang Ia alami?
32. Apakah, berdasarkan Islam, arti dari ungkapan: Kristus hidup tetapi
Muhammad mati?
33. Mengapa statement dari orang Yahudi di Sura al-Nisa' 4:157 patut
dipertanyakan dan sebenarnya merupakan statement yang salah?
34. Mengapa penyangkalan kuat dari Muhammad bahwa “mereka tidak
membunuhnya (dan) menyalibkanNya” memberikan pada kita sebuah
kesempatan unik untuk membuktikan bahwa Putera Maria benar-benar
disalibkan?
35. Bagaimana para komentator Muslim menjelaskan statement dari Qur’an
bahwa Kristus tidak disalibkan tetapi hanya kelihatan sebagai orang yang
disalibkan?
36. Mengapa seringkali sia-sia mencoba membuktikan sejarah dari Salib Kristus
kepada seorang Muslim jika ia sendiri tidak menuntut bukti seperti itu?
37. Bagaimana kita bisa membimbing seorang Muslim untuk memahami bahwa ia
sudah terhilang dan sekarang ada di bawah hukuman?
38. Bagaimana Qur’an menjelaskan bahwa semua Muslim pasti masuk neraka?
39. Dalam deskripsi Qur’anik dari peristiwa ketika Abraham mempersembahkan
anaknya kepada yang Maha Tinggi, Bagaimana panggilan Allah kepada
Abraham bisa memberikan pada kita sebuah kesempatan unik untuk menjelaskan
kepada Muslim natur dari kematian Kristus bagi orang lain?

36
40. Bagaimana kita bisa membuktikan kepada Muslim pertentangan pasti dari
statement Qur’an bahwa “Tak ada orang yang memiliki beban (karena dosa) bisa
menanggung (dosa) beban dari orang lain?
41. Apakah Kristus Sang Domba Tuhan juga menebus dosa-dosa semua orang
Muslim ketika Ia mati di kayu salib, atau haruskah Muslim mati lagi bagi orang
Muslim dengan sebuah cara yang khusus? Jika penebusan mereka bagi Tuhan
sudah diselesaikan, mengapa orang-orang Kristen tidak menginformasikan
kepada Muslim akan hak-hak surgawi mereka?
42. Berdasarkan pengalaman anda, Injil yang mana yang melaporkan penderitaan
dan kematian Kristus sebagai sesuatu yang paling sering diterima oleh Muslim?

Setiap peserta dalam Quiz ini diijinkan menggunakan buku apa pun yang
dibutuhkan dan bertanya kepada setiap orang yang bisa dipercaya yang ia kenal,
ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Kami menunggu jawaban tertulis anda
termasuk alamat lengkap anda di atas kertas atau di email anda. Kami mendoakan
anda pada Yesus, Tuhan yang hidup, supaya Ia memberikan terang, mengutus,
membimbing, menguatkan, melindungi, dan beserta dengan anda dalam setiap hari
yang anda jalani.

Saudaramu dalam pelayananNya

Abd al-Masih dan saudara-saudaranya dalam Tuhan

Kirimkan jawaban anda ke:

GRACE AND TRUTH


P.O.Box 1806
70708 Fellbach
GERMANY

or by e-mail to: info@grace-and-truth.net

37

Anda mungkin juga menyukai