tentang Kristus
Abd al-Masih
1
All Rights Reserved
Order Number: FPB 8007 ENG
1st Edition 2002
English Title: The Stumbling Block of the Cross
Explained to Muslims
Grace and Truth P.O.Box 1806 70708
Fellbach Germany
Internet: www.grace-and-truth.net
e-mail: info@grace-and-truth.net
2
Penolakan Islam terhadap kematian Kristus bagi penebusan
Siapa pun yang menceritakan tentang Yesus kepada seorang Muslim, serta
keselamatan yang Ia telah selesaikan, dapat mencapai sebuah titik dalam
percakapannya dimana Muslim tidak lagi mau menjawab, melainkan tersenyum
dengan diam-diam. Tanyakan alasan mengapa ia tersenyum, dan ia mungkin akan
menjawab sebagai berikut:
Kamu orang-orang Kristen mengikuti sebuah khayalan belaka! Kamu telah
disesatkan! (Sura al-Fatiha 1:7). Putra Maryam tidak dibunuh dan juga tidak
disalibkan (Sura al-Nisa' 4:157), tetapi sebaliknya, Allah telah mengangkatNya
kepada diriNya (Allah) sendiri (Sura Āl 'Imran 3:55; al-Nisa' 4:158).
PenyalibanNya sesungguhnya tidak pernah terjadi.
Kebencian terhadap salib dari Penebus kita telah berakar dalam sebuah ikatan
kolektif, yang tidak bisa diatasi hanya dengan logika saja. Tidak akan banyak
menolong saat berusaha membuktikan fakta atau arti dari salib Kristus secara
intelektual. Kita harus berdoa untuk mereka, supaya mereka menyadari kebenaran
dan meyakininya. Roh anti-Kristen ini harus dikalahkan dan diusir dalam nama
Yesus Kristus dan melalui kasih Tuhan!
Jika kita memikirkan penolakan dari penyaliban, pemelintiran dan
kebohongan-kebohongan yang kompleks, termasuk kebencian kolektif terhadap
Yesus Sang Juru Selamat, seseorang bisa dengan mudah merasa putus asa ketika
berusaha membawa keselamatan yang telah diselesaikan oleh Kristus, kepada
orang-orang Muslim. Namun siapa pun yang mengakui janji-janji dalam Perjanjian
Lama sebagai sebuah persiapan ilahi untuk keselamatan, dan tidak meninggalkan
realitas dalam Perjanjian Baru, dan jika ia mengambil sumber-sumber sekular
atau ayat-ayat yang bersifat kontradiktif dalam Qur’an ketika merujuk pada
penyaliban Kristus, orang-orang ini bisa bersaksi bersama-sama dengan rasul Paulus
dengan keyakinan dan kepastian:
4
“Sebab itu, setelah dibenarkan oleh iman, kita memiliki damai sejahtera
dengan Elohim melalui Tuhan kita YESUS Kristus.” (Roma 5:1, ILT)
Dengan contoh ini, Yesus merujuk pada ular yang terbuat dari besi yang
dipersiapkan Musa sesuai dengan perintah Tuhan, dan yang harus ia taruh pada
sebuah galah/tongkat. Setiap orang yang sedang ketakutan, dan kemudian
memandang pada “simbol kejahatan” ini, dengan segera disembuhkan meski
mereka telah digigit oleh seekor ular.
Mengapa Yesus membandingkan diriNya dengan ular yang hampir selalu
dianggap sebagai perlambang dari semua yang jahat (Kejadian 3:1-15)? Dalam
kasihNya, Yesus menyerap dosa-dosa dari semua orang berdosa, sehingga Ia terlihat
5
sama seperti Seorang Yang Jahat meski tetap kudus, sebagaimana yang ditulis oleh
Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus: Sebab, Dia yang tidak mengenal
dosa, demi kita Dia telah menjadi dosa, supaya kita dapat menjadi kebenaran
Elohim di dalam Dia. (2 Corinthians 5:21)
Yesus menekankan bahwa tidak ada kemungkinan lain bagi keselamatan
mereka yang telah disesatkan oleh si Jahat, kecuali melalui kematianNya untuk
menggantikan tempat mereka. Dia rela dan harus menderita di atas kayu salib bagi
dosa-dosa semua orang berdosa, untuk menggantikan kita.
Ketiga ayat ini adalah inti dari keseluruhan pasal. Seorang pelajar Muslim di
Casablanca dianjurkan untuk membaca pasal ini di hadapan teman-temannya dan
kemudian ditanya apa yang ia pikirkan mengenai orang yang dibicarakan dalam
pasal ini. Ia menjawab, setelah merenung beberapa saat: “Jika cerita ini benar, maka
pastilah orang ini memiliki kasih yang sangat agung!” Anak muda Muslim ini telah
memahami rahasia Injil!
Mengapa anak Muslim ini tidak menolak deskripsi yang sebenarnya berbicara
mengenai penderitaan dan kematian Yesus? Alasannya adalah bahwa ia tidak
tersandung dengan kata-kata seperti “salib”, “Putera Tuhan”! Kedua kata itu tidak
dicatat dalam teks ini. Itulah sebabnya ia tidak bisa memahami apa yang sebenarnya
terjadi di kayu salib. Yesaya 53 berbicara mengenai hamba Yahweh yang menderita
dan mati dalam penghakiman Tuhan sebagai sebuah pengganti bagi umatNya yang
berdosa. Filipi 2:7 menegaskan kesaksian ini, sebagai refleksi dari pengakuan
Yesus, yang menyebut diriNya hamba dari semua orang (Matius 10:28; 2 Kor 8:9;
Ibrani 2:14,17).
10
Lima Puluh Keping Perak dalam Perjanjian Lama
Dalam kitab nubuatan terakhir, ada sebuah deskripsi yang aneh mengenai lima
puluh keping perak yang diterima oleh Yudas ketika ia mengkhianati Yesus (Matius
26:14-16).
Dalam teks ini, Yahweh, Tuhan dari perjanjian berkata,”Ketiga puluh keping
perak adalah harga yang mereka bayarkan untukKU!”
Apakah Yesus adalah Yahweh? Apakah Tuhan dari Perjanjian menjadi seorang
manusia dalam Yesus Kristus (Yesaya 40:3-5; 60:1-2; Lukas 2:11, dan sebagainya)?
Pengkhianatan yang Ia alami melalui Yudas untuk tiga puluh keping perak telah
diwahyukan kepada Zakhariah lama sebelum peristiwa itu terjadi!
Sebuah kebenaran yang kekal tersembunyi dalam teks-teks di Perjanjian
Lama, dan dalam ayat-ayat yang sesuai di Perjanjian Baru, yang menyaksikan
kematian Yesus di atas kayu salib. Setiap orang yang ingin mempelajarinya akan
bisa memahaminya. Panggilan spesial di kitab terakhir dalam Alkitab juga ditujukan
kepada orang-orang Muslim dan Yahudi: “Siapa yang mempunyai telinga, biarlah
dia mendengarkan apa yang Roh katakan kepada gereja-gereja. (Wahyu 2:7 dan
sebagainya).
Sayangnya banyak Muslim yang ragu untuk menerima laporan dari penderitaan
Kristus dan kematianNya di kayu salib sebagai kebenaran historis. Mereka
tersenyum dan berpikir: Orang-orang Kristen yang malang! Maksud mereka baik,
tetapi mereka terhilang di padang gurun imajinasi-imajinasi dan khayalan-khayalan
mereka. Mereka melihat tiga Tuhan dan bukannya satu dan membayangkan satu
dari Tuhan itu disalibkan! Kebanyakan orang Muslim yakin bahwa Kristus tidak
disalibkan.
Namun demikian, tidak semua Muslim berpikir sangat radikal. Beberapa dari
mereka bersedia mendengarkan laporan-laporan dari penyaliban Yesus atau
menontonnya dalam sebuah film. Dua orang Muslim menonton film Campus
Crusade mengenai hidup Yesus. Setelah itu, seorang daripadanya berkata kepada
11
temannya: “Mengapa sheikh (pemuka agama) kita selalu mengklaim bahwa Yesus
tidak disalibkan?” Dengan mataku sendiri aku melihatNya tergantung di kayu salib
dan mati!” Kapan saja memungkinkan, kita harus membuka satu dari keempat kisah
penyaliban Yesus yang ada dalam Injil, dan meletakkannya di tangan orang Muslim
yang tertarik, supaya mereka bisa membacanya sendiri dengan keras dan bertemu
dengan Yesus melalui ayat-ayat itu.
Yesus di Getsemani
Yesus merasa ragu, meratap dengan pahit dan sangat sedih saat kematianNya
semakin mendekat, ketika Ia tengah berdoa di Bukit Zaitun di bawah tembok
Yerusalem. Murid-muridNya tertidur, dan tidak bisa menolongNya dengan
permohonan mereka. Namun Ia berdoa: “Bapa-Ku, jikalau mungkin, biarlah
cawan ini berlalu dari pada-Ku, tetapi bukan sebagaimana Aku menghendaki,
tetapi sebagaimana Engkau! (Matius 26:39)
Yesus, jiwa dan tubuhNya telah menyusut karena murka Tuhan yang akan
ditimpakan di dalam kematianNya. Namun Putera Tuhan di dalam diriNya
mengalahkan kehendak daging dan menyerah dengan setia kepada kehendak Dia
yang mengasihiNya. Salib Yesus bukanlah sebuah piknik, bukan pula sebuah
manajemen kesenangan bersama, tetapi sebuah pertempuran antara Surga melawan
Neraka. Yesus menerima kehendak tertinggi dari BapaNya dan berdoa untuk kedua
dan ketiga kalinya: “Bapa-Ku, jika tidak mungkin cawan ini berlalu dari pada-
Ku, kecuali Aku meminumnya, biarlah kehendak-Mu terjadi.” (Matius 26:42)
“Islam” sejati atau penyerahan total terlihat jelas dalam pertempuran doa yang
dilakukan oleh Yesus. Tak ada seorang pun yang memaksaNya untuk menyerah
pada kehendak BapaNya; Ia didorong oleh keyakinan kepada kasih yang tak
tergoyahkan di dalam bimbingan spiritual sempurna dari BapaNya.
Kegagalan para murid dan kesabaran Yesus
Para murid telah melalui Sekolah Alkitab terbaik yang ada di dunia dengan
training praktis di hadapan guru terbaik yang pernah ada. Ketika ujian tiba,
sementara Yesus ditangkap, semua mereka gagal dalam ujian akhir itu. Mereka lari
ke dalam kegelapan malam! Petrus memotong telinga dari seorang tentara dengan
pedangnya, dan kemudian menyangkali kalau ia mengenal guru dan Tuhannya,
bahkan dengan bersumpah (Matius 26:56,69-75).
Bagaimana Yesus bereaksi? Bagaimana Dia memberikan ujian ulang atas
kegagalan murid yang Ia kasihi? Ia berdoa bagi mereka ketika Ia tengah digantung
di kayu salib: “Ya Bapa, ampunkanlah kepada mereka, sebab mereka tidak
tahu mereka berbuat apa.” (Lukas 23:34). Ia menyelesaikan keselamatan dunia
sendirian dan berseru di akhir dari penderitaanNya: “Sudah selesai!” (Yohanes
19:30)
Pada momen ini, Ia juga mengadakan pembenaran terhadap murid-muridNya
yang sudah gagal, tanpa mereka mengetahuinya. Ia menyelamatkan seluruh dunia,
termasuk semua orang-orang Yahudi dan Muslim, dengan keselamatanNya. Yesus
tidak perlu sekali lagi mati bagi orang-orang Muslim dan Yahudi. Ia mengasihi
semua orang, termasuk mereka yang membenci Dia. Ia juga menantikan mereka
untuk datang padaNya.
14
Perwira Roma yang bertanggungjawab ingin memastikan bahwa “Raja Orang
Yahudi” benar-benar sudah mati dan menikamkan tombak pada tulang rusuk
sebelah kanan hingga mengenai jantungNya. Tikaman tombak ini sebenarnya sudah
cukup untuk membunuh Yesus. Tetapi siksaan di kayu salib sudah mencapai
sasarannya. Tikaman tombak sendiri menjadi bukti bahwa Yesus benar-benar mati.
Tetapi bagaimana Muhammad bisa mengatakan, ”Mereka tidak membunuhNya!
Mereka tidak menyalib-kanNya! Tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka?” (Sura al-Nisa' 4:157)
Ketika Yesus telah bangkit dari kematian dan terlihat dalam tubuh spiritual
kepada murid-muridNya yang tengah bersembunyi di balik pintu yang terkunci
karena takut, Ia tidak menegur mereka karena melarikan diri, tetapi memberikan
salam pada mereka, ”Damai Sejahtera bagi kamu!” (Yoh 20:19). Saat mereka
belum memahami bahwa itu benar-benar adalah Dia, ia menunjukkan pada mereka
luka-lukaNya yang ada di tangan dan kaki yang dipaku, serta luka yang ada di
lambungNya (Yoh 20:20). Setelah itu baru mereka mengenali bahwa Yesus yang
telah disalibkan dan dikubur benar-benar hidup, dan saat itu tengah berdiri di
tengah-tengah mereka!
Setelah itu, Tuhan yang sudah bangkit sekali lagi mulai mengajar mereka
mengenai rencana keselamatan di Perjanjian Lama. Selama 40 hari, Ia menunjukkan
pada mereka mulai dari Taurat, Mazmur, dan kitab para nabi bahwa Kristus harus
menderita sebelum Ia masuk ke dalam kemuliaanNya (Lukas 24:26-27). Ia
membuka pikiran mereka, sehingga mereka bisa memahami kitab suci dan
meyakinkan mereka, “Inilah yang tertulis: Kristus harus menderita dan bangkit
dari kematian pada hari yang ketiga.” (Lukas 24:46)
Yesus sendiri membimbing kita kepada metode yang benar untuk melayaniNya
di tengah-tengah orang Muslim. Ketika orang-orang Muslim, setelah beberapa
waktu tertarik dengan pesan mengenai Kristus, tetapi kemudian melarikan diri dan
tidak menemukan tempat perhentian dalam iman mereka, sama halnya dengan yang
dilakukan oleh murid-murid Yesus yang pertama: Maka tugas kita adalah untuk
mengumpulkan mereka sekali lagi dan memulai pelajaran Alkitab sekali lagi, sama
seperti yang dilakukan oleh Yesus kepada murid-muridNya!
Terobosan besar
Setelah Yesus mempersiapkan murid-muridNya untuk diurapi dengan Roh
Kudus, sebagai hasil dari kematian korban yang Ia lakukan di kayu salib, maka
murid-murid bertanya kepadaNya, “Tuhan, apakah Engkau sedang memulihkan
kerajaan bagi Israel pada masa ini?”
Mereka masih mengharapkan sebuah kerajaan yang bersifat politis-keagamaan!
Mereka masih belum memahami pesan Yesus mengenai sebuah kerajaan spiritual.
Setelah 40 hari mendapatkan training khusus dari Tuhan yang telah bangkit,
kembali mereka gagal dalam ujian! Mereka masih berpikir dalam terminologi
duniawi, politik dan manusiawi. Namun, pada saat mereka telah menerima kuasa
dari Roh Kudus, visi dan kotbah mereka berubah secara radikal. Mereka
15
memperoleh keberanian untuk mengekspresikan kebenaran di dalam kasih. Mereka
memberitakan kepada para pendengar yang ketakutan bahwa mereka semuanya
akan dibunuh, bahwa dengan pertolongan dari tentara pendudukan Roma, mereka
telah menyalibkan Yesus, Sang Mesias, di atas kayu salib (Kisah Para Rasul 2:23).
Bagaimana kerumunan orang-orang Yahudi men-jawab? Tak ada! Tak satu
pun kata! Tak satu pun dari kerumunan orang itu yang berseru: “Diamlah!
Tenanglah! Kami tidak membunuhnya, kami tidak menyalibkanNya!” Sebaliknya
mereka terdiam. Diamnya orang Yahudi adalah sebuah bukti dari fakta historis
bahwa Yesus memang benar-benar disalibkan. Ingat bahwa reaksi orang Yahudi
masih seperti itu hingga saat ini (red). Jika mereka masih memiliki sedikit saja
kesempatan untuk menyangkali perasaan bersalah mengenai penyaliban ini, maka
mereka akan berseru dan memprotes dengan keras. Tetapi, mereka semuanya tetap
diam. Sebab mereka sendirilah yang berseru, “Salibkan Dia, salibkan Dia!” (Matius
27:22-26; Yohanes 19:15).
Petrus dan para rasul mengulangi panggilan mereka untuk pertobatan di
beberapa kesempatan dan menyaksikan kebenaran yang menempelak dari
penyaliban Mesias di hadapan kerumunan orang yang ada di Bait Suci, yaitu setelah
penyembuhan seorang yang lumpuh, dan di hadapan Sanhedrin. Tak ada seorang
pun dari imam besar dan ahli-ahli Taurat yang bisa membatalkan kesaksian mereka,
sebab mereka semua berpartisipasi dalam penyaliban Yesus sebagai saksi mata aktif
(Kisah Para Rasul 2:36; 3:13-15; 4:10; 5:30; 7:52 dan lain-lain).
Siapa pun yang memahami konsekuensi dari kesaksian para Rasul di ketujuh
ayat yang ada di Kisah Para Rasul, dan memahami bagaimana orang-orang Yahudi
ini menjadi tercengang-cengang, sebab mereka bisa menemukan di sana bukti kuat
akan realitas dari penyaliban Yesus. Orang-orang Muslim memahami bahwa tak
seorang pun akan membiarkan dirinya disebut sebagai seorang pembunuh kecuali ia
benar-benar dipercaya sebagai pembunuh! Ketujuh ayat ini membuktikan fakta
penyaliban Kristus.
Kita juga harus mengakui bahwa para rasul tidak mampu menyaksikan
penyaliban Yesus dan kebangkitanNya sebagai kemenangan agung Tuhan sebelum
Roh Kudus dicurahkan dan memasuki hati mereka. Mereka akan tetap diam, tidak
sanggup memahami apa yang telah terjadi, untuk waktu yang lama.
Ketika menyaksikan kepada Muslim, penjelasan dan pengajaran kita hanya
sedikit manfaatnya hingga Roh Kudus menerangi pikiran mereka, sama seperti apa
yang ditulis oleh Dr. Martin Luther,”Saya percaya bahwa saya tidak bisa
mempercayai Yesus Kristus, Tuhanku, atau datang padaNya dengan logika
atau kehendak bebas saya sendiri, kecuali Roh Kudus telah memanggil saya
melalui Injil, menerangi saya dengan anugerahNya, memurnikan saya, dan
menjaga saya tetap pada iman yang benar, sama seperti Ia yang memanggil
dan mengumpulkan semua orang-orang Kristen yang telah percaya di dunia,
dan menjaga mereka dalam kesatuan iman yang benar.”
16
Berdoa bagi persiapan dan keterbukaan pikiran dari orang-orang Muslim dan
pembaharuan hati mereka melalui Roh Kudus, sama pentingnya dengan sebuah
kesaksian penuh hikmat mengenai Juru Selamat yang sudah bangkit, yang
khususnya dipersiapkan agar sesuai dengan konteks Muslim.
Banyak Muslim yang tidak mau mendengar kesaksian Alkitab, sebab mereka
telah diajar bahwa Alkitab sudah dipalsukan. Bagi teman-teman yang sudah
disesatkan seperti itu, khususnya jika mereka adalah kaum intelektual, kita harus
melakukan yang terbaik untuk menemukan petunjuk-petunjuk mengenai penyaliban
Kristus dalam sumber-sumber sekular, yang tak ada kaitannya atau sedikit
berhubungan dengan pengajaran Kristen.
Ada 2 ahli sejarah kuno terkenal yang melaporkan kematian Yesus, anak Yusuf
dari Nazaret. Salah satu diantaranya adalah Tacitus, dalam bukunya, Annals, dan
yang lain adalah Flavius Josephus dalam bukunya The Jewish War. Josephus
melaporkan secara detil mengenai Yesus dan penyalibanNya di bawah Pilatus di
volume VIII, pasal 3:3. Kedua karya historis mereka diakui secara internasional dan
bisa menolong orang-orang Muslim yang ingin menemukan kebenaran untuk
memikirkan ulang realitas dari kematian Yesus.
Hal yang sama pun berlaku untuk Talmud Belgia. Orang-orang Yahudi selama
beberapa generasi hidup di Belgia diantara orang-orang Kristen dan harus
memberikan jawaban ketika mereka dipersalahkan atas kematian Yesus. Mereka
menulis bahwa Yesus, anak Yusuf, benar-benar wafat. Catatan di Talmud ini
merupakan kontras dari penolakan terhadap Yesus dari orang-orang ortodoks
fanatik yang memutuskan bahwa “NamaNya akan dilupakan dan dihapuskan dari
semua ingatan.” NamaNya tidak akan pernah lagi disebutkan di antara orang-orang
kita!”
Sebuah catatan yang bersifat mengejek terhadap Yesus bisa ditemukan di
ruang bawah tanah Palladium di Roma. Sebuah salib besar dilukiskan pada dinding
dengan gambar seorang pria dengan kepala dari seekor keledai yang tengah
digantung. Di bawah salib itu, seorang tentara Roma bisa dilihat tengah berlutut dan
menyembah orang yang disalibkan itu, sementara tentara-tentara Roma mengolok-
olokkanNya. Gambar Yesus ini dengan jelas menunjukkan bahwa penyaliban Yesus
sudah dikenal diantara orang-orang Roma sekular dan didiskusikan secara publik,
karena ada tentara-tentara Roma yang mulai mempercayai Juru Selamat yang telah
mereka eksekusi.
Ada indikasi berikutnya terhadap fakta historis dari penyaliban Yesus yang
bisa membuat setiap Muslim berpikir. Selama pemerintahan Jamal Abd al-Nasser di
Mesir, Paus Yohanes XXIII mencoba untuk membersihkan tuduhan-tuduhan yang
17
dialamatkan pada orang-orang Yahudi yang hidup pada masa itu, bahwa mereka
sebenarnya tidak membunuh Yesus.
Namun Presiden Mesir, bereaksi dengan marah, dan menjawab Paus melalui
televisi dan media lainnya: “Kami telah memahami rencana Anda! Engkau ingin
membenarkan semua orang-orang Yahudi dan Israel! Kami tidak akan pernah
mengijinkan hal ini! Kami tahu siapa yang membunuh Kristus: Orang-orang Yahudi
yang telah membunuhNya dan tak ada yang lain!” Para pemimpin Muslim, bishop-
bishop Kristen, para imam, pendeta dan orang-orang lain yang mempunyai
kedudukan menjadi tersenyum. Terlihat jelas bahwa, agar bisa mempersalahkan
Israel, Jamal Abd al-Nasser siap untuk mengakui bahwa apa yang dikatakan oleh
Qur’an adalah salah!
Berdasarkan hukum syariah, para hakim teologis di Universitas Al-Azhar di
Kairo atau di pusat-pusat Islamik lainnya, seharusnya memprotes dan mengkoreksi
pernyataan Nasser dalam kurun waktu satu bulan, jika tidak maka apa yang ia
sampaikan akan diterima sah secara umum. Namun demikian, para sarjana takut
dengan sang diktator atau, barangkali, mereka tidak ingin Israel dibenarkan. Poin
penting di sini adalah bahwa para pejabat penting Islamik tetap diam, dan karena
itu, berdasarkan prinsip-prinsip syariah, secara tak langsung mengakui bahwa
mereka sesungguhnya tahu bahwa Yesus benar-benar disalibkan. Tetapi, mereka
tidak bisa mengakui hal ini dengan jujur, sebab hal itu akan berkontradiksi dengan
ayat-ayat yang cukup dikenal di Qur’an. Namun demikian, agar bisa menyalahkan
Israel, mereka menerima kejahatan yang lebih kecil!
Hari ini, orang-orang Yahudi liberal dan moderat, yang tidak mengasosiasikan
diri mereka dengan fanatisme Yahudi ortodoks, dan yang saat ini hidup di negara
Israel; banyak dari mereka yang coba mengeksplorasi fenomena Yesus dengan
tujuan untuk membawa kembali Seorang yang agung, yaitu Saudara mereka yang
telah hilang ini kepada orang-orang Israel.
Mereka mengkonfirmasi kelahiran Yesus di “Nazaret”, namun bertanya-tanya
jika kelahirannya mungkin merupakan sebuah kasus perkosaan dari seorang tentara
pendudukan Roma. Mereka mendiskusikan ajaran-ajaran dan mujizat-mujizatNya.
Tetapi apa yang mereka tuliskan tentang kematianNya? Apakah mereka
menyangkali penyalibanNya seperti yang dilakukan oleh Muhammad? Apa jawaban
mereka terhadap pertanyaan yang aneh ini? Mereka melukiskan eksekusi Yesus
sebagai sebuah kesalahan legal! Mereka tidak mempertanyakan fakta mengenai
penyalibanNya. Semua orang Yahudi dengan satu suara akan menyangkali
penyaliban Yesus untuk membebaskan mereka dari beban sejarah selama 2000
tahun, jika hanya ada sedikit kemungkinan. Tetapi mereka menyadari bahwa fakta-
fakta historis tidak bisa diubah dan akan berbicara untuk dirinya sendiri.
18
Jika anda mempelajari statement-statement yang berbeda dari Muhammad
mengenai kematian “Isa di dalam Qur’an”, maka anda akan menemukan kontradiksi
dan sebuah kekerasan hati yang semakin berkembang mengenai sikap Muhammad
terhadap salib. Dimulai dengan sebuah penerimaan yang bersifat toleran akan
kematian Isa, kepada sebuah pertentangan dimana Muhammad menyangkali
kematian Yesus. Namun demikian, ada kelemahan-kelemahan yang pasti dalam
ayat-ayat ini dan juga petunjuk-petunjuk yang memungkinkan terhadap salib Yesus,
yang kami presentasikan di sini untuk bisa anda pakai ketika bersaksi dengan orang-
orang Muslim.
Eksekusi nabi-nabi oleh anak-anak Israel dipresentasikan dan dipersalahkan
sebanyak 10 kali di dalam Qur’an (Sura al-Baqara 2:61,87,91; Āl 'Imran
3:21,112,181,183; al-Nisa' 4:155,157; al-Ma'ida 5:70). Salah satu referensi ini
mengatakan:
Dan telah kami berikan bukti-bukti kebenaran (mujizat) kepada Isa Putera
Maryam, dan Kami memperkuatNya dengan Rohul Kudus. Apakah setiap
datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak
sesuai dengan keinginanmu, lalu kamu angkuh; maka beberapa dari antara
mereka kamu dustakan, dan beberapa orang yang lain kamu bunuh.” (Sura al-
Baqara 2:87)
وَﻟَﻘَ ْﺪ آﺗَﯿْﻨَﺎ ﻣُﻮﺳَﻰ اﻟْﻜِﺘَﺎبَ وَﻗَﻔَّﯿْﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِهِ ﺑِﺎﻟﺮُّﺳُﻞِ وَآﺗَﯿْﻨَﺎ ﻋِﯿﺴَﻰ اﺑْﻦَ ﻣَﺮْﯾَﻢَ اﻟْﺒَﯿِّﻨَﺎتِ وَأَﯾَّﺪْﻧَﺎهُ ﺑِﺮُوحِ اﻟْﻘُﺪُسِ أَﻓَﻜُﻠَّﻤَﺎ
َﺟَﺎءَﻛُﻢْ رَﺳُﻮلٌ ﺑِﻤَﺎ ﻻ ﺗَﻬْﻮَى أَﻧْﻔُﺴُﻜُﻢُ اﺳْﺘَﻜْﺒَﺮْﺗُﻢْ ﻓَﻔَﺮِﯾﻘًﺎ ﻛَﺬَّﺑْﺘُﻢْ وَﻓَﺮِﯾﻘًﺎ ﺗَﻘْﺘُﻠُﻮن
ٌوَﯾُﺬْﻫِﺐْ ﻏَﯿْﻆَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ وَﯾَﺘُﻮبُ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﯾَﺸَﺎءُ وَاﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠِﯿﻢٌ ﺣَﻜِﯿﻢ
20
Diketahui umum bahwa Yohanes telah dipenggal dan dikuburkan. Fakta ini
digambarkan di beberapa konteks peristiwa yang juga dialami oleh Isa:
KelahiranNya yang pertama, kemudian kematian dan akhirnya kebangkitanNya.
Namun demikian, dalam kasus Isa, para komentator dengan sengaja memelintir
urutan ini dengan tujuan untuk menghapuskan kemungkinan akan sebuah kematian
di atas kayu salib.
Barangkali Muhammad mempresentasikan ‘Isa dan Yahya bersama-sama
secara berurutan untuk menunjukkan bahwa Isa bukanlah sebuah natur yang ilahi.
Namun meskipun demikian, ia membiarkan ‘Isa memperkenalkan diriNya seolah-
olah Ia sedang memberikan sebuah “pewahyuan” surgawi, sedangkan Yahya sendiri
hanya diperkenalkan oleh Jibril. Dalam Qur’an, Isa memiliki kedudukan yang lebih
tinggi dibandingkan Yahya. Putera Maria muncul sebagai sebuah Roh Allah dalam
daging dan sebagai kalimatNya, yang telah berinkarnasi; sementara Yahya hanyalah
seorang anak yang normal yang dilahirkan dari orang tua yang dikenal.
Berdasarkan Qur’an, Isa hidup tanpa dosa (Sura Āl 'Imran 3:45; al-Nisa' 4:171;
Maryam 19:19 dan sebagainya). Karena itu ia tidak harus mati untuk kesalahanNya
sendiri. Hal ini memberikan ruang bagi penafsiran bahwa Ia telah menanggung dosa
semua orang di atas diriNya sendiri, mati untuk menggantikan mereka,
memperdamaikan Pencipta dan dunia melalui kematianNya demi penebusan. Dalam
Qur’an, Isa menegaskan bahwa damai Allah akan tinggal pada Dia bahkan pada hari
kematianNya!
23
semua “wahyu-wahyu sebelumnya” , jika hal ini mengijinkan kemungkinan akan
penyaliban dari Putera Maria. Penolakan terhadap eksekusi Kristus yang
menyakitkan ini diekspresikan dalam sebuah cara yang ambigius (bersifat dwi-arti),
supaya ia bisa meninggalkan ruang bagi keragu-raguan dan intepretasi yang
berlawanan. Dalam Sura al-Nisa kita membaca:
وَﻗَﻮْﻟِﻬِﻢْ إِﻧَّﺎ ﻗَﺘَﻠْﻨَﺎ اﻟْﻤَﺴِﯿﺢَ ﻋِﯿﺴَﻰ اﺑْﻦَ ﻣَﺮْﯾَﻢَ رَﺳُﻮلَ اﻟﻠَّﻪِ وَﻣَﺎ ﻗَﺘَﻠُﻮهُ وَﻣَﺎ ﺻَﻠَﺒُﻮهُ وَﻟَﻜِﻦْ ﺷُﺒِّﻪَ ﻟَﻬُﻢْ وَإِنَّ اﻟَّﺬِﯾﻦَ اﺧْﺘَﻠَﻔُﻮا
ﻓِﯿﻪِ ﻟَﻔِﻲ ﺷَﻚٍّ ﻣِﻨْﻪُ ﻣَﺎ ﻟَﻬُﻢْ ﺑِﻪِ ﻣِﻦْ ﻋِﻠْﻢٍ إِﻻ اﺗِّﺒَﺎعَ اﻟﻈَّﻦِّ وَﻣَﺎ ﻗَﺘَﻠُﻮهُ ﯾَﻘِﯿﻨًﺎ
ﺑَﻞْ رَﻓَﻌَﻪُ اﻟﻠَّﻪُ إِﻟَﯿْﻪِ وَﻛَﺎنَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﺰِﯾﺰًا ﺣَﻜِﯿﻤًﺎ
Teks ini mengandung beberapa jebakan:
● Muhammad tidak pernah berkata bahwa Yesus sama sekali tidak dibunuh dan
tidak disalibkan. Ia hanya menekankan bahwa bukan orang Yahudi yang
mengeksekusi Kristus! Barangkali ia telah mendengar bahwa orang-orang Yahudi
biasanya tidak menyalibkan musuh-musuh mereka, tetapi melemparinya dengan
batu. Di bawah pendudukan kekuasaan Roma, mereka bahkan tidak punya hak
untuk menjatuhkan hukuman mati kepada seseorang atau mengeksekusi dia. Karena
itu, dalam pengertian ini, Muhammad benar! Orang Yahudi tidak membunuh
atau menyalibkan Yesus! Statement dari Qur’an ini, dalam pengertian ini adalah
tepat dan persetujuan kita atasnya bisa menurunkan ketegangan antara Kristen dan
Muslim.
Di seluruh dunia, diketahui bahwa orang-orang Roma menyalibkan ribuan
budak-budak pemberontak dan para penjahat dari negara lain. Karena itu, ayat
dalam Qur’an ini sebenarnya menjelaskan kemungkinan lain yaitu bahwa orang-
orang Roma sendirilah yang sebenarnya menyalibkan Yesus.
27
Ps 51:8 Tuhan, Engkau ingin mendengarkan kebenaran. Aku mengakui semua
dosa-dosaku yang tersembunyi. Engkau telah memperlihatkan kepadaku siapakah
aku ini sesungguhnya.
Ps 51:9 Jika hisop, sebuah tanaman yang biasanya dipakai untuk desinfektan pada
masa lampau bisa membantu, basuhlah aku di bagian dalam dan luar diriku dengan
itu.
Ps 51:10 Kembalikan sukacitaku, sebab keputusasaan bukanlah solusi akhir
bagimu. Engkau telah menghancurkan kebanggaanku, tetapi Engkau pun bisa
menghiburkan aku di bagian diriku yang paling dalam.
Ps 51:11 Janganlah bersembunyi dari aku, berbicaralah hanya satu kata kepadaku,
hilangkan dan hapuskanlah semua pelanggaran-pelanggaranku!
Ps 51:12 Aku adalah seseorang yang tidak berpengharapan! Hanya jika aku menjadi
ciptaan baru, aku bisa selamat:
12 Ya Elohim, ciptakanlah bagiku hati yang bersih, dan baruilah dalam diriku
roh yang diteguhkan.
13 Jangan membuang aku dari hadirat-Mu, dan jangan mengambil Roh-Mu yang
kudus dari padaku.
14 Pulihkanlah padaku sukacita keselamatan-Mu, dan topanglah aku dengan roh
kerelaan.
28
Apakah semua Muslim akan pergi ke neraka?
Ada sebuah ayat yang kejam di dalam Qur’an yang mengklaim bahwa semua
Muslim akan pergi ke neraka! Api adalah tujuan mereka yang pasti. Dalam Sura
Maryam, Muhammad mengejutkan semua Muslim:
Dan tidak ada seorang pun daripadamu melainkan mendatangi neraka itu.
Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
Kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan
membiarkan orang-orang yang lalim di dalam neraka dalam keadaan
berlutut.”(Sura Maryam 19:71-72)
29
mereka mengenai hukum-hukum dosa dan korban bakaran di Perjanjian Lama
(Imamat 4:4,14,24,33 dan lain-lain), atau mengenai korban pada hari rekonsiliasi
yang agung (Imamat 16:6-10). Dengan demikian, mereka akan bisa ditarik lebih
dekat dengan Tuhan yang benar dan kudus dan memahami dengan lebih baik akan
tujuan dari pengorbanan binatang-binatang yang sebelumnya dilakukan di
Perjanjian Lama.
Sebuah meditasi mengenai Anak Domba Paskah, sebagaimana Yesus
memerankannya dengan murid-muridNya ketika memperkenalkan Perjamuan
Kudus Tuhan, akan membawa kepada kesadaran akan rekonsiliasi yang sempurna
dengan Tuhan melalui pengorbanan diri Yesus Kristus.
Pasal yang paling penting untuk mengenali dan mempercayai konsep tentang
anak domba Elohim terdapat dalam Perjanjian lama dalam pewahyuan mengenai
“Hamba Yahweh yang menderita” (Yesaya 53:4-12). Berita Injil yang terdapat
dalam Perjanjian Lama ini telah menjadi sebuah penghiburan kekal dan pertolongan
bagi banyak orang yang coba memahami mengenai pembenaran melalui anugerah,
ketika mereka disiksa oleh hati nurani mereka. Iman yang dengan segera muncul
dalam diri bendahara/sida-sida Ratu Kandake dari Etiopia adalah sebuah tanda yang
jelas mengenai hal ini (Kisah para rasul 8:26-39).
Sebagai tambahan, anda bisa menggunakan gema Qur’anik terhadap perintah
Tuhan kepada Abraham untuk tidak mempersembahkan anak kandungnya sendiri
yaitu Ishak. Di sana Tuhan bersabda kepadanya:
“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar” (Sura al-
Saffat 37:107)
Kalimat yang tegas ini meniadakan semua usaha Muhammad di Qur’an untuk
menjauhkan setiap rekonsiliasi dengan Allah. Yang disebut sebagai “pewahyuan”
ini mengijinkan sebuah kemungkinan akan sebuah rekonsiliasi ilahi melalui korban
sembelihan! Penebusan sempurna dari Ishak tidak dicapai melalui imannya atau
perbuatan baiknya, tetapi hanya melalui anugerah!
Kita perlu membuat Muslim menyadari akan pentingnya ayat ini di dalam
Qur’an, sementara ia berbicara mengenai sebuah pengorbanan yang “sangat
mengagum-kan” yang telah diraih sebelum penyembelihan kambing yang seolah-
olah dilakukan untuk orang lain. Hingga hari ini, Muslim mencoba menemukan
siapa, atau apa sebenarnya hal yang berkaitan dengan korban ilahi dari rekonsiliasi
untuk keselamatan Ishak. Kita tahu rahasianya: Yesus Kristus adalah Anak Domba
Elohim yang sejati, yang menghapus dosa dunia. Ia juga telah menyelamatkan
semua anak-anak Abraham.
Beberapa orang Muslim mungkin akan membantah, bahwa Abraham mencoba
untuk mengorbankan Ismail, dan bukan Ishak, untuk mentransfer berkat-berkat dari
tindakan ini kepada orang-orang Arab dan Muslim (Sura al-Saffat 37:8-14). Tetapi,
30
Qur’an sendiri tidak menyebutkan nama dari Putera Abraham yang akan
disembelih. Hingga masa al-Tabari, para penafsir Islamik menyebutkan nama
Ishak sebagai orang yang disembelih. Baru belakangan mereka merubah
intepretasi mereka menjadi Ismail.
Orang-orang Muslim yang keras kepala, lebih jauh akan membantah dengan
mengatakan bahwa Qur’an mencatat sebanyak empat kali sebuah statement kritis
(Sura al-An'am 6:164; al-Isra' 17:15; Fatir 35:18 al-Zumar 39:7; al-Najm 53:38):
“Dan seorang yang berdosa (dibebani) tidak akan memikul dosa (beban) orang
lain” (Sura al-An'am 6:164)
ْﻗُﻞْ أَﻏَﯿْﺮَ اﻟﻠَّﻪِ أَﺑْﻐِﻲ رَﺑًّﺎ وَﻫُﻮَ رَبُّ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْءٍ وَﻻ ﺗَﻜْﺴِﺐُ ﻛُﻞُّ ﻧَﻔْﺲٍ إِﻻ ﻋَﻠَﯿْﻬَﺎ وَﻻ ﺗَﺰِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُﺧْﺮَى ﺛُﻢَّ إِﻟَﻰ رَﺑِّ ُﻜﻢ
َﻣَﺮْﺟِﻌُﻜُﻢْ ﻓَﯿُﻨَﺒِّﺌُﻜُﻢْ ﺑِﻤَﺎ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻓِﯿﻪِ ﺗَﺨْﺘَﻠِﻔُﻮن
Ayat ini mengklaim secara tidak langsung bahwa tidak ada pengganti yang
dibebankan dengan dosanya sendiri, dapat mengintervensi dan menanggung dosa
orang lain. Untuk menjawab ini, kita harus mencatat bagaimana Qur’an beberapa
kali menyaksikan bahwa Kristus tetap tanpa dosa; dan hal ini akhirnya
dikonfirmasikan ketika Ia naik ke Surga (Sura Āl 'Imran 3:44,45; al-Nisa'
4:158,171; Maryam 19:19; al-Anbiya' 21:91; al-Tahrim 66:12 dan lain-lain).
Berhutang pada kekudusan Kristus, ke-lima ayat-ayat Qur’anik yang berbicara
menentang kemungkinan dari sebuah substitusi, dapat dipakai untuk membuktikan
hal sebaliknya: “Sang Pengganti yang tanpa dosa, bisa menanggung beban dari
perasaan bersalah yang dialami oleh orang lain.”
Yesus dan pengorbanan diriNya yang Ia lakukan karena kasihNya terhadap
semua orang berdosa adalah satu-satunya jawaban yang bisa menolong orang-orang
Islam yang hidup tanpa pengharapan. Nama Yesus mengindikasikan programNya
yaitu: “Ia akan menyelamat-kan umatNya dari dosa-dosa mereka” (Matius
1:21). KematianNya untuk menggantikan kita, memberikan hak istimewa akan
anugerahNya bagi semua kita. Janji Kristus adalah sesuatu yang pasti:
“Teguhkanlah hatimu nak, kepadamu sudah diampunkan dosa-dosamu!”
(Matius 9:2; Lukas 7:50 dan lain-lain)
Muhammad tidak bisa mengucapkan kalimat seperti ini. Ia tidak pernah
berpikir untuk mati demi menggantikan orang-orang Muslim. Kematiannya sendiri
menjadi sia-sia, sebab Allah memerintahkanNya beberapa kali untuk memohonkan
pengampunan akan dosa-dosanya (Sura Ghafir 40:55; Muhammad 47:19; al-Fath
48:2; al-Masad 110:3).
31
Setelah Roh Kudus dicurahkan, sebagai hasil dari korban pendamaian yang
dikerjakan oleh Kristus, para rasul memahami dan membagikan penebusan yang
mereka alami melalui kematian Yesus, dengan kasih yang tulus. Rasul Petrus
mengakui: “Dengan mengetahui, bahwa kamu sudah ditebus dari cara
hidupmu yang sia-sia, yang diwariskan oleh leluhurmu, bukan dengan barang
yang fana, perak ataupun emas, melainkan dengan darah yang mahal,
bagaikan anak domba yang tanpa cacat dan tanpa noda, yaitu Kristus” (1
Petrus 1:18-19)
Rasul Paulus menulis: Sebab firman tentang salib bagi mereka yang memang
binasa adalah kebodohan, tetapi bagi kita yang diselamatkan hal itu adalah
kekuatan Elohim.
tetapi kami memberitakan Kristus yang telah disalibkan: di satu sisi suatu
sandungan bagi orang-orang Yahudi, di sisi lain kebodohan bagi orang-orang
Yunani.
Namun bagi mereka yang terpanggil, baik orang-orang Yahudi maupun orang
orang Yunani, Kristus itu kuasa Elohim dan hikmat Elohim. (1 Korintus 1:18,
23-24)
Rev. Iskandar Jadeed mengakui, “Sebagai seorang anak muda, saya menderita
disebabkan ke-empat isteri yang dimiliki oleh ayah saya, dan perdebatan yang tak
ada ujung pangkalnya di antara ke-empat keluarga kami yang hidup di bawah satu
atap. Dalam sebuah kalimat yang menghibur, sebuah momen yang mengejutkan,
saya tiba-tiba memahami apa yang ditulis oleh Yohanes:
Sebab Elohim demikian mengasihi dunia ini, sehingga Dia mengaruniakan
Putra-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
akan binasa, melainkan dapat memperoleh hidup kekal. (Yohanes 3:16)
Di India, seorang ibu yang tidak bisa menulis atau membaca, dan telah
melahirkan selusin anak-anak – meminta untuk dibaptiskan, setelah suami
Muslimnya menjadi seorang Kristen. Pendeta ragu-ragu untuk membaptiskannya,
karena ia berpikir bahwa wanita ini ingin melakukannya hanya untuk
32
menyenangkan suaminya. Ketika ia bertanya, mengapa ia sebagai seorang Muslim
terus-menerus meminta untuk dibaptiskan, ia pun menjawab dengan mata yang
membelalak, ”Yesus Kristus mengampuni semua dosa-dosaku di atas kayu salib,
dan menaruh hidup yang kekal tepat ke dalam hatiku.”
33
QUIZ
Jika anda telah mempelajari buklet ini dengan seksama, maka anda akan
dengan mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut. Siapa yang bisa menjawab
90% dari semua pertanyaan di kedelapan buklet dari seri ini dengan benar, bisa
mendapatkan sebuah sertifikat dari kantor pusat kami, mengenai
34
11. Ada berapa banyak nubuatan yang bisa anda temukan dalam Mazmur 22 yang
digenapi oleh Yesus berdasarkan Injil?
Menurut pendapat anda, nubutan-nubuatan yang mana yang bisa meyakinkan
Muslim bahwa Kristus benar-benar disalibkan?
12. Mengapa Yesus berdoa, “TuhanKu, TuhanKu, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” Apakah BapaNya benar-benar meninggalkanNya?
Apakah kesatuan Trinitas Kudus menjadi terbagi ketika Yesus disalibkan? Apa
makna dari doa ini?
13. Mengapa kata-kata dari Yesaya 53:4-7 berisi janji yang paling meneguhan di
dalam Perjanjian Lama, yang menjelaskan secara detil bahwa Yesus adalah
substitusi bagi kita? Sudahkah anda mempelajari teks ini dengan hati anda?
14. Apa artinya 30 keping perak dalam wahyu kepada nabi Zakariah dan
bagaimana nubuatan ini digenapi di dalam Perjanjian Baru? Apakah Yesus itu
adalah Tuhan Yahweh sendiri?
15. Mengapa pesan dalam Matius 20:28 secara ekstrim sangat penting dan sanggup
merubah semua budaya dan adat-istiadat di setiap masyarakat?
16. Mengapa Yesus tidak bersembunyi atau melarikan diri atau bermigrasi ke
Libanon atau Siria, ketika Ia tahu secara detil apa yang sedang menantiNya di
Yerusalem?
17. Apakah perbedaan mendasar antara doa Yesus yang pertama dengan yang kedua
ketika Ia berdoa di Taman Getsemani?
18. Mengapa Yesus setelah kebangkitanNya, kembali mengumpulkan murid-
muridNya yang sudah meninggalkanNya untuk kembali mengajar mereka bahwa
kematianNya bagi orang lain adalah sesuatu yang tidak bisa dielakkan
berdasarkan Perjanjian Lama?
19. Setelah mereka menerima kuasa dari Roh Kudus, bagaimana Petrus dan rasul-
rasul lain menantang orang Yahudi? Apa makna dari “diamnya” orang Yahudi
ketika mereka berulang-ulang dituduh oleh para rasul bahwa mereka telah
membunuh Yesus?
20. Mengapa hampir mustahil bagi Muslim untuk bisa, dari dalam diri mereka
sendiri mempercayai fakta historis dari salib Yesus dan dalam keselamatan yang
sudah diselesaikan bagi mereka? Apa yang dengan tulus harus kita mohonkan
kepada Bapa surgawi kita bagi mereka?
21. Mengapa laporan historis dari Tacitus dan Flavius mengenai Yesus dan
kematianNya di atas kayu salib penting bagi orang-orang Muslim?
22. Bukti apa yang bisa diambil dari grafiti, (lukisan yang ada pada sebuah dinding)
seorang pria yang tergantung di kayu salib dengan kepala seekor keledai di ruang
bawah tanah Paladium yang ada di Roma?
23. Mengapa Jamal Abd al-Nasser menegaskan melalui berbagai saluran media
bahwa orang-orang Muslim tahu siapa yang sesungguhnya menyalibkan Yesus?
Apakah konsekuensi legal dari pengakuannya itu?
35
24. Bagaimana buku-buku modern Yahudi mengkaitkan penyaliban Kristus?
25. Seberapa sering Qur’an melaporkan pembunuhan para nabi oleh orang-orang
Yahudi? Mengapa Muhammad, bertentangan dengan logikanya sendiri, menolak
kematian Kristus?
26. Berdasarkan kesaksian palsu dalam Sura Maryam 19:33 apa yang menjadi
statement Kristus mengenai kelahiran dan kematianNya? Arti Alkitab yang mana
yang bisa kita taruh ke dalam ayat Qur’an yang penting ini?
27. Apa kesamaan dan perbedaan yang bisa anda dapatkan antara kesaksian Kristus
(Sura Maryam 19:33) dan laporan Jibril mengenai Yahya (Sura Maryam 19:15)?
28. Mengapa Allah disebut “penipu daya paling ulung” dalam konteks bahwa
Kristus dengan diam-diam berhasil meloloskan diri? Bagaimana Alkitab
mengomentari ekspresi ini?
29. Apakah tipu daya terbesar Allah dalam relasi terhadap orang Yahudi dan
Kristus?
30. Bagaimana Muhamamad bisa menyenangkan orang Kristen dan Muslim
secara simultan dengan menggunakan hanya satu ungkapan yang
menggambarkan kematian Kristus? Apakah tiga kemungkinan arti dari kata ini?
31. Mengapa Qur’an menegaskan kenaikan Kristus kepada Allah tetapi pada saat
yang sama menyangkali eksekusi brutal yang Ia alami?
32. Apakah, berdasarkan Islam, arti dari ungkapan: Kristus hidup tetapi
Muhammad mati?
33. Mengapa statement dari orang Yahudi di Sura al-Nisa' 4:157 patut
dipertanyakan dan sebenarnya merupakan statement yang salah?
34. Mengapa penyangkalan kuat dari Muhammad bahwa “mereka tidak
membunuhnya (dan) menyalibkanNya” memberikan pada kita sebuah
kesempatan unik untuk membuktikan bahwa Putera Maria benar-benar
disalibkan?
35. Bagaimana para komentator Muslim menjelaskan statement dari Qur’an
bahwa Kristus tidak disalibkan tetapi hanya kelihatan sebagai orang yang
disalibkan?
36. Mengapa seringkali sia-sia mencoba membuktikan sejarah dari Salib Kristus
kepada seorang Muslim jika ia sendiri tidak menuntut bukti seperti itu?
37. Bagaimana kita bisa membimbing seorang Muslim untuk memahami bahwa ia
sudah terhilang dan sekarang ada di bawah hukuman?
38. Bagaimana Qur’an menjelaskan bahwa semua Muslim pasti masuk neraka?
39. Dalam deskripsi Qur’anik dari peristiwa ketika Abraham mempersembahkan
anaknya kepada yang Maha Tinggi, Bagaimana panggilan Allah kepada
Abraham bisa memberikan pada kita sebuah kesempatan unik untuk menjelaskan
kepada Muslim natur dari kematian Kristus bagi orang lain?
36
40. Bagaimana kita bisa membuktikan kepada Muslim pertentangan pasti dari
statement Qur’an bahwa “Tak ada orang yang memiliki beban (karena dosa) bisa
menanggung (dosa) beban dari orang lain?
41. Apakah Kristus Sang Domba Tuhan juga menebus dosa-dosa semua orang
Muslim ketika Ia mati di kayu salib, atau haruskah Muslim mati lagi bagi orang
Muslim dengan sebuah cara yang khusus? Jika penebusan mereka bagi Tuhan
sudah diselesaikan, mengapa orang-orang Kristen tidak menginformasikan
kepada Muslim akan hak-hak surgawi mereka?
42. Berdasarkan pengalaman anda, Injil yang mana yang melaporkan penderitaan
dan kematian Kristus sebagai sesuatu yang paling sering diterima oleh Muslim?
Setiap peserta dalam Quiz ini diijinkan menggunakan buku apa pun yang
dibutuhkan dan bertanya kepada setiap orang yang bisa dipercaya yang ia kenal,
ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Kami menunggu jawaban tertulis anda
termasuk alamat lengkap anda di atas kertas atau di email anda. Kami mendoakan
anda pada Yesus, Tuhan yang hidup, supaya Ia memberikan terang, mengutus,
membimbing, menguatkan, melindungi, dan beserta dengan anda dalam setiap hari
yang anda jalani.
37