tentang Kristus
BAGAIMANAKAH RAHASIA
KESATUAN TRINITAS
YANG KUDUS DIJELASKAN
KEPADA SEORANG MUSLIM?
Abd al-Masih
1
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Versi 20.10.2003
English Title: How to Explain the Unity of the Holy Trinity to a Muslim?
German Title: Wie erklären wir das Geheimnis der heiligen Dreieinigkeit?
GRACE AND TRUTH
P.O.Box 1806 - 70708
Fellbach - Germany
Internet: www.grace-and-truth.net
e-mail: info@grace-and-truth.net
2
Siapa saja yang berbicara dengan seorang Muslim akan segera menyadari,
bahwa ia menganggap iman kita kepada Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai
dosa yang tidak terampunkan. Pengakuan iman Islam menekankan bahwa tidak ada
Tuhan lain selain Allah! Siapa saja yang menghubungkan antara Anak atau Roh
Kudus dengan sang Pencipta dianggap sebagai seorang musuh Allah dan malaikat-
malaikatnya (Surat al-Baqara 2:97-98; al-Ma'ida 5:73).
3
Di dalam 50 ayat di dalam Al-Qur'an ini, Yesus dilucuti dari semua keila-
hiannya. Peringatan rohani dari Rasul Yohanes juga berlaku bagi orang-orang
Islam (1 Yohanes 2:18-25; 4:1-5).
Di dalam pengantar kepada Alkitab ini kita bisa membaca tentang Tuhan, Roh-
Nya dan Firman-Nya. Penginjil Yohanes mengakui bahwa Tuhan menciptakan
alam semesta ini melalui Yesus, Firman-Nya yang berinkarnasi (Yohanes 1:1-4).
Ayat pertama dalam Alkitab ini juga akan menuntun kita untuk meminta
kepada Tuhan agar Roh-Nya melayang-layang di atas orang-orang, keluarga-
keluarga, desa-desa, kota-kota, dan negara-negara Muslim, supaya pikiran dan hati
mereka dipersiapkan sampai Tuhan berfirman, “Jadilah terang." Lalu terang itu
jadi!
Di dalam Kejadian 1:26 Tuhan berfirman, “Berfirmanlah Allah: "Baiklah
Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita!”
Allah (Elohim) seringkali disebutkan dalam bentuk jamak (kita), yang
mencakup juga kemungkinan akan Trinitas. Orang-orang Yahudi dan orang-orang
Muslim bagaimanapun menyebut bentuk ini sebagai pluralis majestatis. Di dalam
pembicaraan dengan suatu delegasi orang-orang Kristen dari Wadi Najran (sebelah
5
utara Yaman) Muhammad begitu tersentuh dengan ayat ini sehingga sesudah itu ia
membiarkan Allah disebutkan dalam bentuk plural di dalam Al-Qur'an juga.
Elohim, kata Ibrani untuk Allah adalah dalam bentuk jamak. “El” berarti
kuasa, kemampuan dan kekuatan (Matius 26:64), “him” berarti “mereka”, jadi kata
Elohim bisa dibaca sebagai “yang kuasa adalah jamak.” Kata Allah di dalam
Islam bisa dipahami dalam cara yang berkaitan, sehingga “al-el-hu” bisa dibaca
sebagai “kuasa adalah dia” (pribadi tunggal saja)! Allah di dalam Alkitab
sebaliknya harus dipahami sebagai kesatuan di dalam kejamakan. Muhammad
sudah mengambil ungkapan Elohim ke dalam bahasa Arab dan menggunakannya
sebagai Allahumma sebanyak lima kali di dalam teks-teks yang sangat penting di
dalam Al-Qur'an (Surat Al 'Imran 3:26; al-Ma'ida 5:114; al-Anfal 8:32; Yunis
10:10; al-Zumar 39:46). Bagi dia nama Allah di dalam Perjanjian Lama nampaknya
menjadi kunci untuk doa yang secara pasti akan dijawab dan digenapi.
Di dalam Kejadian 18:1-3 kita membaca bahwa Abraham dikunjungi oleh tiga
orang. Tetapi ia menyebut mereka, “Tuanku”, yang adalah dalam bentuk tunggal.
Yesaya 9:5 adalah contoh yang sangat jelas sekali tentang kesatuan dari
Trinitas: Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah
diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan
namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Elohim yang Perkasa, Bapa yang
Kekal, Raja Damai.
Ayat ini menjelaskan bahwa Anak yang dijanjikan itu bukan hanya Penasihat
Ajaib dan Alllah yang Perkasa, tetapi di dalam Dia Bapa yang Kekal sendiri
menjadi manusia. Dimana lagi ada seorang anak bayi yang baru lahir yang pada
saat yang sama adalah Bapanya sendiri? Pewahyuan yang sangat unik ini
6
terjadi 700 tahun sebelum Yesus Kristus hidup di dunia ini. Teks ini adalah suatu
kesaksian yang sangat penting akan kenyataan yang kekal dari Tuhan yang Trinitas.
Yesaya 6,3 dan 8 menolong kita mendengar tiga kali penyebutan “Kudus”
dari para Serafim: Bapa adalah kudus, Anak adalah kudus, dan Roh Kudus adalah
kudus! Ketiganya, bagaimanapun, adalah satu, karena kemuliaan-“Nya”
memenuhi seluruh dunia.
II. Kesaksian dari Perjanjian Baru tentang Kesatuan Trinitas Yang Kudus
7
Keempat Injil, Surat-surat Para Rasul dan Kitab Wahyu sangat diwarnai
dengan penjelasan mengenai kesa-tuan dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Kalau
kita menemukan orang Muslim yang siap untuk membaca Perjanjian Baru, kita
harus menekankan kepada mereka tentang kesa-tuan dari Trinitas itu. Orang
Muslim dan orang Yahudi memahami Allah sebagai “Yang Esa.” Beberapa orang
Kristen justru menekankan mengenai Allah yang tiga pribadi. Mereka harus
berbalik dan kembali menjadi anak-anak Abraham untuk bisa menjelaskan tentang
kesatuan dari Trinitas Yang Kudus dalam pola pemikiran mereka.
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga
langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-
Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:16-17).
Bagi seorang Muslim kisah tentang baptisan Kristus (Matius 3:16-17; Markus
1:9-11; Lukas 3:21-22; 6:37-38) memuat suatu kenyataan yang sangat menarik:
suatu suara terdengar dari sorga! Orang-orang Muslim memahami hal ini sebagai
wahyu langsung. Tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi Yang Mahakuasa
untuk berfirman. Siapa yang akan bisa melarang Dia untuk berkata, “Inilah Anak-
Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan”? Roh Kudus turun dari sorga
ke atas-Nya untuk memperlengkapi Dia bagi pelayanan-Nya meski Dia pada
kenyataannya dilahirkan dari Roh Kudus. Yesus sendiri sudah dibaptiskan di
Sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis. Yesus yang tanpa dosa dan tidak perlu
dibaptiskan. Tetapi dengan tenang Ia menanggung segala dosa kita sejak awal masa
pelayanan-Nya.
* Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis berseru, “Lihatlah Anak domba Allah,
yang menghapus dosa dunia!” (Yohanes Pembaptis 1:29).
* Inilah sebabnya Roh Kudus turun ke atas-Nya sebagai merpati dan tetap di
dalam Dia.
* itulah sebabnya Bapa menyaksikan, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-
Nyalah Aku berkenan!”
8
Baptisan Kristus adalah teks pusat di dalam gereja untuk memahami kesatuan
dari Trinitas Yang Kudus. Bapa, Anak, dan Roh Kudus bekerja bersama bagi
keselamatan manusia dari sejak awal pelayanan Yesus.
Matius 12:18 berbicara mengenai hamba Tuhan yang sudah dipilih-Nya, yang
dikasihi dan kepadanya Ia berkenan. Ia akan memberikan Roh-Nya kepadanya
sehingga ia bisa memberitakan kebenaran kepada segala bangsa. Penggenapan dari
Yesaya 11:1-5 ini menunjukkan, bahwa Tuhan, hamba-Nya dan Roh-Nya ada
dalam kesatuan pribadi Yesus. Keseluruhan kehidupan-Nya bukan hanya
kehidupan satu pribadi saja, tetapi Ia tetap ada di dalam kesatuan di dalam Trinitas.
Lukas 4:18-19a: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi
Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia
telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-
orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.
Dalam Lukas 4:18 Yesus Kristus memperkenalkan diri-Nya di Nazaret
dengan mengatakan, “Roh Tuhan ada pada-Ku…” Rumusan singkat ini sekali
lagi menunjuk kepada Trinitas Yang Kudus karena Allah, Roh-Nya dan Yesus
nyata di dalam kesatuan yang penuh. Kristus menjelaskan kenyataan ini dan ber-
kata, “oleh sebab Ia telah mengurapi Aku.” Kata Kristus berarti: Mesias, yang
diurapi.
Untuk alasan apa Yesus diurapi? “untuk menyampaikan kabar baik kepada
orang-orang miskin!” Siapa saja yang menerima pengurapan di dalam Perjanjian
Baru (2 Korintus 1:21; 1 Yohanes 2:20,27), bisa menyaksikan kesaksian Yesus ini,
karena orang Kristen hanya menjadi Kristen sesungguhnya kalau Roh Tuhan ada
padanya dan mendorongnya untuk menggenapi panggilannya (Yesaya 61:1-2;
Roma 8:10-16).
Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. (Matius 28:18-20).
Di dalam Amanat Agung kita membaca bahwa semua orang yang memutuskan
untuk mengikut Kristus harus dibaptiskan di dalam nama Bapa, Anak dan Roh
Kudus. Mengapa perintah itu tidak mengatakan “di dalam nama-nama”? Karena
Ketiganya adalah Satu! Nama yang sebenarnya dari Allah kita adalah “Bapa, Anak
dan Roh Kudus.”
9
Yohanes 10:30: Di dalam Injil Yohanes kita bisa membaca kesaksian yang
sangat jelas mengenai gembala yang baik: Aku dan Bapa adalah “dua”? Tentu
saja tidak, tetapi “satu”! Mengapa kemudian kita senantiasa mengkhotbahkan
sebagai dua sementara Yesus sendiri mengatakan hanya satu? Pemahaman yang
kurang benar ini menuntut pertobatan dari para penginjil kepada orang Muslim dan
orang Yahudi. Bapa dan Anak adalah satu dan bukan dua! Kita harus mengubah
pikiran kita dan belajar untuk berpikir bukan hanya dengan cara yang teknis dan
pragmatis tetapi juga dengan menggunakan sisi kenyataan rohani, dan
menyesuaikan diri kita dengan para pencari kebenaran dan orang yang percaya di
daerah Timur.
Dalam kesaksian yang sangat jelas dari Yesus tentang diri-Nya sendiri
(Yohanes 14:9-11) kita membaca: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah
melihat Bapa!” Dengan pengakuan ini Yesus menyaksikan akan kesatuan-Nya
dengan Bapa di dalam rupa dan penampilan, sebagai penggenapan dari Kejadian
1:27. Kemudian Yesus juga mengatakan bahwa kata-kata yang diucapkan-Nya
bukan berasal dari diri-Nya sendiri, tetapi dari Bapa, yang ada di dalam Dia, bukan
hanya berfirman melalui Dia tetapi juga menggenapi apa yang dikatakan-Nya.
Yesus tetap ada di dalam Bapa dan Bapa di dalam Dia. Ini menggarisbawahi
kesatuan keduanya yang sempurna di dalam hakekat dan roh.
Di dalam Yohanes 14:23 Yesus mengatakan, “Jika seorang mengasihi Aku,
ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan
datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”
Yesus menyatakan tentang berdiamnya Roh Kudus di dalam diri pengikut-
pengikut-Nya. Di dalam teks ini Roh Kudus bukan hanya ada di dalam kesatuan
yang mutlak dengan Bapa dan Anak, tetapi Ia menyatakan semuanya sebagai Roh-
Nya juga.
Di dalam tiga janji tentang Penghibur yang akan datang (Yohanes 14:26;
15:26; 16:13-15) kita membaca 10 karakteristik dari kesehatian dan kerjasama
antara Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus tidak meempermuliakan
diri-Nya sendiri atau diri pembawa talenta karismatisnya tetapi mempermuliakan
Yesus. Yesus juga tidak memegahkan tentang diri-Nya sendiri tetapi senantiasa
memberikan penghormatan kepada Bapa-Nya. Allah kita adalah Allah yang
rendah hati dan lemah lembut (Matius 11:28-30)! Tidak ada bahaya terjadi
kekacauan di dalam Trinitas Yang Kudus. Tidak ada anggota yang membuat diri-
Nya sendiri menjadi besar tetapi senantiasa mempermuliakan yang lainnya! Karena
alasan inilah Allah menyerahkan kepada Anak-Nya segala kuasa di langit dan di
bumi; dan Yesus demikian juga memberikan wewenang kepada Roh Kudus untuk
membangun Gereja-Nya. Kerendahan hati dari kasih ilahi ini adalah salah satu
rahasia dari kesatuan Trinitas Yang Kudus. Kita bisa memahami Allah kita hanya
ketika kita mengijinkan Dia mengubahkan karakter kita dan menjadikan kita rendah
10
hati, sebagaimana adanya Dia. Ini bertentangan dengan kebanggaan Allah mereka
dan pengikut-pengikutnya (Surat al-Hashr 59:23 yang secara li-teral berarti “Dialah
Allah, selain dia tidak ada Tuhan yang lain. Dialah Raja, Yang Kudus, Yang
Damai, Percaya, Penjaga, Yang Perkasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Yang
Bangga. Puji kepada Allah, [ia berbeda] dari [segala makhluk] yang mereka
hubungkan [dengan dia]”).
12
Matematika juga mendukung kesatuan Trinitas. Satu ditambah satu ditambah
satu menjadi tiga, tetapi me-ngalikan satu kali satu kali satu hanya akan
menghasilkan satu. Sehubungan dengan Bapa, Anak dan Roh Kudus, mereka tidak
akan berada masing-masing sebagai pribadi yang terpisah; tetapi ada di dalam
kesatuan yang lengkap, dimana masing-masing berdiam di dalam yang lainnya.
Dalam kenyataan ini, mereka berada di dalam kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Adonan untuk membuat roti bisa menjelaskan rahasia aritmetis ini. Tepung,
air dan ragi yang diletakkan saling berdampingan belum menjadi roti. Tetapi
mencampurkan ketiga elemen ini, mengadoninya dan memanaskannya akan
menjadikannya sebagai roti. Jadi di dalam Trinitas Yang Kudus tidak ada satu
pribadi yang ada secara sendiri atau lepas dari yang lain, tetapi masing-masing
hidup di dalam lainnya dan pada saat yang sama mereka adalah satu.
Di Afrika, seorang penginjil mengunjungi suatu desa di tengah padang rumput
dengan rumah yang terbuat dari semak-semak. Seorang wanita memasak makanan
untuk seluruh keluarganya dengan sebuah periuk di tungku di luar rumah. Penginjil
itu menyarankan agar wanita itu mengambil salah satu batu yang dipakai untuk
tumpuan bagi periuk itu. “Tidak bisa,” seru si wanita, “kalau saya mengambil salah
satu batunya, periuk itu akan jatuh dan makanannya akan masuk ke dalam api!”
“Betul,” kata penginjil, “Anda tidak bisa memasak tanpa Trinitas itu. Kalau anda
mengambil salah satu saja elemennya, hidup anda akan jatuh dan anda akan masuk
ke dalam api!” Lalu ia menjelaskan me-ngenai kesatuan Trinitas kepada wanita itu
dengan kata-kata yang sederhana dari situasinya sendiri.
Semua petunjuk dari kehidupan sehari-hari ini bukan menjadi bukti atas
kesatuan dari Trinitas! Iman tidak bisa dibuktikan. Kalau kita bisa membuktikan
iman maka itu bukan lagi iman. Contoh-contoh hanya untuk menolong dan tanda-
tanda yang membuka diri mereka sendiri bagi orang-orang yang ingin memahami
tentang kebenaran rohani, dan menuntun mereka kepada rahasia dari iman.
Contoh-contoh yang disebutkan di atas memiliki kesamaan dalam hal adanya
elemen-elemen independen yang disatukan oleh suatu kesatuan yang lebih kuat.
Bahasa atau budaya yang belum sepenuhnya berkembang tidak akan bisa berpikir
secara dialektik. Roh Kudus bagaimanapun mengajarkan kepada kita suatu akal
logis yang baru, yang nampak berlebihan dan tidak masuk akal bagi manusia
biasa. Kita percaya, sebagai contoh, bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Bapa di
sebuah tahta dan pada saat yang sama Ia hidup di dalam hati kita. Ini tidak bisa
dipahami bagi kebanyakan Muslim: Ia harus duduk di surga atau berdiam di dalam
hati kita tetapi tidak bisa kedua-duanya dalam waktu yang sama.
Kita mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang dibenarkan karena
anugerah. Seorang Muslim tidak bisa menjawab: anda adalah orang berdosa atau
orang yang dibenarkan, tetapi anda tidak akan bisa menjadi orang berdosa yang
dibenarkan.
13
Roh Kudus mengajarkan kepada pengikut-pengikut Yesus suatu akal logis
rohani yang tidak bisa dengan mudah dipahami oleh orang Muslim. Pemikiran
duniawi mereka berbeda dengan akal logis rohani. Karena itu kita harus senantiasa
bersabar di dalam pembicaraan kita dengan mereka. Bagaimanapun, kenyataan
rohani nampaknya aneh dan tidak masuk akal juga bagi kita dalam waktu yang
cukup lama. Syafaat untuk wawasan dan inspirasi bagi orang-orang Muslim
tetaplah sesuatu yang sama pentingnya dengan pembicaraan itu sendiri.
Kita juga jangan sampai lupa dalam diskusi dengan orang Muslim bahwa kata
“Trinitas” tidak pernah muncul di dalam Alkitab! Karena itu kita jangan sampai
berjuang demi Trinitas tetapi justru untuk kesatuan Tuhan! Kenyataan tentang
Bapa, Anak dan Roh Kudus begitu nyata di seluruh kitab di dalam Alkitab, karena
Yesus menekankan kesatuan kekal-Nya dengan Bapa-Nya di dalam Roh Kudus.
Ungkapan Trinitas juga merupakan kesalahan linguistik dari bahasa Inggris
dan Arab. Tidak ada kata “Trinitas” di dalam Alkitab! Kristus dan para rasul
menyatakan tentang Tuhan yang tritunggal, mereka tidak pernah berbicara
mengenai tiga Tuhan yang berbeda. Kita harus memikirkan kembali dasar dari
iman kita dan kembali kepada kenyataan Alkitabiah.
َوَاﻟَّﺘِﻲ أَﺣْﺼَﻨَﺖْ ﻓَﺮْﺟَﻬَﺎ ﻓَﻨَﻔَﺨْﻨَﺎ ﻓِﯿﻬَﺎ ﻣِﻦْ رُوﺣِﻨَﺎ وَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎﻫَﺎ وَاﺑْﻨَﻬَﺎ آﯾَﺔً ﻟِﻠْﻌَﺎﻟَﻤِﯿﻦ
Dengan itu, Kristus berarti akan diciptakan di dalam Maryam. Allah berbicara
dalam bentuk jamak yang bisa dianggap sebagai tanda akan kejamakannya. Ia
mengatakan, “Kami tiupkan kepadanya dari ruh Kami.” Allah tentu saja tidak
meniupkan malaikat Jibril kepada Maryam, dan Jibril juga tentu saja tidak akan
meniupkan ruhnya sendiri kepada Maryam, bahkan sebaliknya tertulis bahwa Allah
meniupkan ruhnya sendiri kepada Maryam. Salah satu dari dua ayat itu
mengatakan bahwa Allah meniupkannya secara umum kepada Maryam, sedangkan
yang satunya mengatakan bahwa ia meniupkan ruhnya ke bagiannya yang sangat
pribadi!
Dengan kesaksian ini, dalam Al-Qur'an, penegasan orang Muslim tentang
keadaan ayah biologis oleh Allah sepenuhnya dihilangkan. Ayat-ayat ini
menjelaskan tentang kelahiran Kristus oleh Roh Allah. Ketiganya: Allah, Roh-Nya
dan Kristus muncul juga di dalam Al-Qur'an sebagai suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
Para penafsir Islam memperhatikan kelemahan dalam ayat ini dan berusaha
untuk membelokkan maknanya de-ngan memberikan pemahaman yang baru: “Isa
hanyalah diciptakan di dalam Maryam oleh Roh Allah dan dengan Firman-Nya.”
Tetapi ini bukan isi yang sebenarnya dari ayat-ayat ini. Pembalikan tafsiran ini
dibuat ke dalam ayat itu untuk melenyapkan keilahian Kristus sebagai akarnya.
ﻗَﺎلَ ﻛَﺬَﻟِﻚِ ﻗَﺎلَ رَﺑُّﻚِ ﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻲَّ ﻫَﯿِّﻦٌ وَﻟِﻨَﺠْﻌَﻠَﻪُ آﯾَﺔً ﻟِﻠﻨَّﺎسِ وَرَﺣْﻤَﺔً ﻣِﻨَّﺎ وَﻛَﺎنَ أَﻣْﺮًا ﻣَﻘْﻀِﯿًّﺎ
Kata dalam bahasa Arab untuk tanda adalah ayatun, yang dibaca bersama
dengan Allah menghasilkan kata “Ayatullah”, yang berarti “mujizat yang unik
dari Allah”. Kristus adalah satu-satunya Ayatullah yang Allah sendiri tunjuk
sebagai suatu tanda bagi semua manusia. Di dalam Dia-lah teks yang sangat
menarik di dalam Kejadian 1:27 dan Yohanes 14:9 sudah digenapkan.
Allah selanjutnya menyatakan bahwa Kristus adalah suatu rahmat dari
“kami”, yang berbicara dalam bentuk jamak. Pernyataan ini membimbing
beberapa pengajar Al-Qur'an di Afrika untuk mengadakan perenungan khusus.
Mereka menemukan bahwa setiap Surat, kecuali satu, dimulai dengan kalimat: “Di
dalam nama Allah, yang Maha Pengasih, dan Maha Rahmat!” Para pencari
kebenaran di dalam Islam ini kemudian sampai kepada kesimpulan: Yang Maha
Pengasih (al-Rahman) adalah Allah Bapa, Maha Penyayang (al-Rahim) adalah Roh
Kudus dan Maha Rahmat (al-Rahmat) sendiri adalah Isa, Anak Maryam. Ketiganya
itu membawa hakekat yang sama di dalam diri masing-masing.
Muhammad dengan sesungguhnya menggantikan penafsiran ini dengan
membuat Allah menyatakan kepadanya: “Kami tiada mengutusmu (Muhammad)
melainkan rahmat bagi semesta alam” (Surat al-Anbiya' 21:107).
16
Apakah rahmat Allah di dalam kehidupan Muhammad? Ia membawa suatu
hukum yang baru, Syariat, sebagai dasar untuk negara agama miliknya. Hukum
Allah ini tidak menyelamatkan satu orang Muslim pun, tetapi justru akan
menghakimi semua manusia yang ingin menerima kebenaran dengan perbuatan
baiknya. Namun Yesus memberikan bukti dari rahmat Allah di dalam mujizat-
mujizat-Nya: Ia menyembuhkan semua orang yang datang kepada-Nya,
membangkitkan orang-orang dari kematian dan memperkenalkan Roh Kudus damai
sejahtera ke dalam dunia ini. Di sini menjadi nyata siapa yang sebenarnya
membawa rahmat ke dunia ini dan siapa yang sebenarnya penuh dengan belas
kasihan!
17
Dalam diri orang-orang Muslim, mereka bisa menemukan tanda-tanda
keunikan Kristus. Allah sudah mengangkat Anak Maryam setelah kematiannya
kepada diri-Nya sendiri di dalam kemuliaan-Nya (Surat Al 'Imran 3:55 dan al-Nisa'
4:158). Menurut orang Islam, Kristus hidup dengan Allah saat ini.
Dalam suatu dialog (Surat al-Ma'ida 5:116-117), Allah bertanya kepada
Kristus, apakah Ia sudah mengajarkan kepada manusia untuk menerima diri-Nya
dan ibu-Nya sebagai dua ilah di samping Allah. Jawaban Kristus di dalam Al-
Qur'an atas pertanyaan yang sangat kritis ini jelas sekali tidak! Suatu sekte Kristen
sudah membayangkan Trinitas yang keliru seperti itu di Semenanjung Arab, yang
tentu saja ditolak oleh semua gereja. Mungkin Muhammad pernah mendengar
tentang sekte ini dan berpikir bahwa orang Kristen percaya bahwa Allah tidur
dengan Maryam dan menjadi ayah dari seorang anak dengannya. Mereka sangat
benar ketika menolak penghujatan ini! Trinitas yang demikian sama sekali tidak
ada! Dengan persetujuan ini banyak ketegangan di antara orang-orang Muslim
tentang kekristenan dilenyapkan! Kita harus menjelaskan kepada mereka bahwa
kita percaya kepada Trinitas dalam Kesatuan secara rohani dan bukan secara
biologis, suatu Trinitas di dalam Kesatuan yang terdiri atas Allah, Roh-Nya dan
Firman-Nya (Yohanes 1:1-14).
Dalam dialog Al-Qur'an antara Allah dan Kristus di sana muncul – selain
beberapa penyimpangan anti kekristenan - juga beberapa kata-kata yang sangat
menarik, bahwa sesudah Kenaikan Kristus, Allah sendiri akan menyaksikan dan
memelihara para murid Kristus yang menjadi yatim sebagaimana Kristus sendiri
sudah menyaksikan dan menjadi gembala bagi murid-murid-Nya. Di sini Allah
mendapatkan lagi gelar dan nama yang sama yang menggaris bawahi keilahian
Kristus di dalam Al-Qur'an!
Tidak bisa diragukan bahwa kita tidak bisa menginjili orang-orang Muslim
dengan Al-Qur'an. Di dalam kitab orang-orang Muslim ini keselamatan
sepenuhnya tidak disebutkan sama sekali! Kita tidak bisa percaya kepada
pewahyuan ilahi dari Al-Qur'an. Tetapi kita bisa menemukan bagian-bagian dari
kesaksian Kristen di dalam kitab orang Muslim itu. Karena itu keluarkanlah
semuanya itu, murnikan semuanya dan taruh semuanya seperti batu mosaic di
tempat yang benar di dalam Injil. Kaum Islam fundamentalis tidak akan pernah
mau mendengar bahasa yang lain kecuali kata-kata yang ada di dalam Al-Qur'an.
Untuk alasan ini kita bisa membawa kepada mereka Injil di dalam istilah-istilah
mereka sendiri. Tetapi kita tidak perlu mengutip kata-kata dari Al-Qur'an kalau kita
sendiri tidak memahaminya secara pasti.
18
Petrus mengatakan: Terpujilah Elohim dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus,
yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh
kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, …(1Petrus 1:3; lihat juga
5:10)
Yohanes menuliskan: Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di
dalam Elohim dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat
bagian dalam Roh-Nya. Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa
telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku,
bahwa Yesus adalah Anak Elohim, Elohim tetap berada di dalam dia dan dia
di dalam Elohim. (1 Yohanes 4:13-15; lihat juga 5:12,20)
Paulus menuliskan: yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan
dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Elohim itu esa dan esa
pula Dia yang menjadi pengantara antara Elohim dan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua
manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. (1 Timotius 2:4-6; lihat
juga 1 Korintus 8:6 and 2 Korintus 3:17-18)
Kesaksian para rasul sering kali begitu menakjubkan. Mereka bersaksi tentang
kenyataan rohani dari kesatuan Trinitas Yang Kudus di dalam kehidupan kita.
Seorang penatua gereja di Libanon mengunjungi anak laki-lakinya, seorang
insinyur di Qatar, di Teluk Persia. Ketika ia berdoa di depan makanan di hadapan
semua orang yang hadir, seorang tamu Muslim mendatanginya dan berkata
kepadanya, bahwa ia bisa melihat kalau ia adalah seorang yang saleh; karena itu
orang itu menyarankan agar ia menjadi seorang Muslim dan menerima kepenuhan
rahmat Allah.
Penatua itu menjawab dengan bijaksana, “Saya akan memikirkan tawaran
anda. Kalau anda bisa menawarkan kepada saya lebih dari apa yang sudah saya
terima, saya akan mempertimbangkan tawaran anda!”
Dengan bingung, orang Muslim itu bertanya, “Apa yang anda miliki yang
tidak kami miliki?”
Penatua itu menjawab, “Allah adalah Bapa saya, Ia me-ngenal saya,
memelihara dan mengasihi saya. Kristus adalah Anak Domba Allah, yang
membawa segala dosa saya dan memperdamaikan saya dengan Allah. Saya tidak
akan dihukum dan masuk neraka karena Ia sudah menjadikan saya sebagai orang
benar di hadapan Allah. Roh Kudus Allah berdiam di dalam saya karena Kristus
sudah memurnikan hati saya yang berdosa. Saya bisa berbicara dengan Bapa
surgawi saya dalam doa dan me-ngucap syukur kepada-Nya untuk kehidupan kekal
yang diberikan-Nya kepada saya. Saya tidak akan mati, tetapi akan hidup
selamanya dan bangkit dari kematian seperti Tuhan saya bangkit dari kematian”
(Yohanes 11:25-26).
19
Orang Muslim itu pergi dalam pemikirannya yang mendalam karena penatua
itu sudah bersaksi kepadanya dengan kata-kata yang sederhana mengenai kesatuan
Trinitas Yang Kudus di dalam kehidupannya.
Dengan pemahaman ini kita menyambut semua yang terpanggil melayani
Tuhan Yesus di antara orang Muslim dan berdoa bagi mereka supaya Tuhan
memimpin mereka kepada pembicaraan yang bersifat rohani dengan pengikut-
pengikut Muhammad di tempat mereka berada.
(2 Korintus 13:13)
20
KUIS
Apabila anda sudah mempelajari buklet ini dengan seksama, anda akan bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan mudah. Setiap orang yang
menjawab 90 persen dari semua pertanyaan di dalam kedelapan buklet dari seri ini,
akan mendapatkan sertifikat dari kantor pusat kami di
Studi Lanjutan
9. Apa yang dinyatakan oleh tiga ayat pertama di dalam Alkitab mengenai
Kesatuan dari Trinitas itu? Apa arti dari ketiga ayat itu dalam pelayanan kita
di antara orang-orang Muslim?
10. Mengapa Allah di dalam Perjanjian Lama seringkali menyebut diri-Nya
sebagai “Kami” (yaitu, dalam bentuk jamak)? Apa arti yang sebenarnya dari
kata bahasa Ibrani “Elohim”?
11. Bagaimana kemungkinan menjelaskan tentang berkat Harun (Bilangan 6:24-
27) dan penyembahan ilahi dari para Serafim di dalam Yesaya 6:3 sebagai
pengakuan akan Tuhan yang Tritunggal?
12. Apa yang diajarkan oleh Mazmur 2:1-7 mengenai pandangan tentang Trinitas?
21
13. Mengapa Yesaya 9:6 tetap menjadi referensi yang unik akan kesatuan dari
Trinitas?
14. Bagaimanakah penulis surat kepada orang-orang Ibrani (1:9) menjelaskan
Mazmur 45:6-7? Bagaimana hal ini bisa menjadi penting dalam percakapan
kita dengan orang Muslim?
15. Mengapa Mazmur 110:1 tetap menjadi tantangan bagi setiap orang Yahudi dan
orang Muslim?
16. Apa makna janji-janji di dalam Perjanjian Lama bagi orang Muslim dan orang
Yahudi?
17. Apa arti kata “Immanuel” sebagai suatu nama bagi Yesus? Di dalam kitab
para nabi yang mana janji tentang hal ini dituliskan?
18. Mengapakah pernyataan yang sangat unik dari Trinitas Yang Kudus mengikuti
peristiwa pembaptisan Yesus di Sungai Yordan? Apa makna yang bisa
diambil dari perkataan singkat Tuhan setelah peristiwa pembaptisan Yesus -
bagi orang Muslim? Siapa yang bisa menghalangi Tuhan yang mahakuasa
untuk memiliki anak kalau Ia menghendakinya?
19. Bagaimana Yesus menjelaskan gelar “Kristus” di sinagoga di Nazaret? Apa
artinya hal ini bagi pemahaman tentang Kesatuan dari Trinitas Yang Kudus?
20. Di mana di dalam Amanat Agung Yesus kita bisa menemukan petunjuk
kepada kesatuan Trinitas Yang Kudus?
21. Mengapa Yesus tidak mengatakan, “Aku dan Bapa adalah dua”? Mengapa
kemudian kita selalu berbicara mengenai dua Allah yang berbeda kepada
orang-orang Muslim?
22. Apa yang harus kita terima dari Yohanes 14:9-11 mengenai rahasia yang
dalam dari Trinitas Yang Kudus?
23. Mengapa Roh Kudus mempermuliakan Anak sebagaimana Anak senantiasa
mempermuliakan Bapa-Nya?
24. Apa yang dijanjikan Yesus di dalam Yohanes 14:23 tentang kesatuan dari
Tritunggal?
25. Wawasan penting apakah tentang Allah Tritunggal yang dinyatakan Yesus di
dalam Yohanes 17:21-23?
26. Mengapa kata “Trinitas” merupakan kesalahan linguistik dalam bahasa
Inggris ketika menyebut tentang Allah yang Alkitabiah? Mengapa
pernyataan “Allah tritunggal” lebih cocok untuk menjelaskan kenyataan
tentang Bapa, Anak dan Roh Kudus? Apa yang harus kita tekankan di dalam
percakapan kita dengan orang Muslim dan orang Yahudi mengenai pokok ini?
27. Mengapa matahari, sinar surya dan panas surya bisad dipakai untuk
mengilustrasikan Tuhan tritunggal?
22
28. Bagaiman sebuah generator, arus listrik dan efek dari semuanya: di dalam alat
pemanas, kipas angin, mesin pendingin atau komputer mengilustrasikan
kesatuan dari Trinitas?
29. Apa yang bisa kita pelajari dari air, dari sebuah rua-ngan dan dari suatu pribadi
sebagai suatu kesatuan yang sangat kompleks?
30. Bagaimanakah mata, telur atau sebuah segitiga menunjuk kepada kesatuan dari
Trinitas?
31. Apakah perbedaan antara 1+1+1 dan 1x1x1? Bagaimana adonan yang terbuat
dari tepung, air dan ragi bisa menjadi roti?
32. Mengapa semua petunjuk dari kehidupan sehari-hari ini bukanlah bukti akan
kesatuan dari Trinitas Yang Kudus? Mengapa orang-orang Kristen bisa
berpikir dalam pemikiran dialektis dan apa yang diperlukan oleh orang Muslim
untuk bisa memahami apa yang nampaknya merupakan kenyataan rohani yang
saling berkontradiksi?
23
40. Kesaksian yang mana dari para rasul Kristus yang menurut pemahaman anda
menyatakan tentang kesa-tuan Trinitas Yang Kudus dengan cara yang paling
bagus?
41. Bisakah anda menunjukkan kepada kami dimana kata “Trinitas” muncul di
dalam Alkitab?
Semua peserta dari kuis ini boleh menggunakan setiap buku yang dimilikinya dan
untuk bertanya kepada orang yang bisa dipercayai yang dikenalnya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini. Kami menantikan jawaban tertulis anda termasuk
alamat lengkap anda di selembar kertas atau di e-mail anda. Kami berdoa agar
Yesus, Tuhan yang hidup, memanggil, mengutus, membimbing, menguatkan,
melindungi dan beserta dengan anda di sepanjang kehidupan anda!Amin.
info@grace-and-truth.net
24
Kristus berkata:
Roh TUHAN ada pada-Ku,
oleh sebab Ia telah mengurapi Aku
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin
25