Anda di halaman 1dari 7

TRITUNGGAL 2: APAKAH KE-TRITUNGGALAN ALLAH ADALAH DUSTA?

TRITUNGGAL 2:
APAKAH KE-TRITUNGGALAN ALLAH ADALAH DUSTA?

TANTANGAN: Orang-orang Kristen percaya bahwa Allah adalah Bapa, Putera


dan Roh Kudus. Atas dasar Al-Quran, orang-orang Muslim dengan keras
menolak keyakinan Allah Tritunggal di dalam Injil. Apakah Ke-Tritunggalan
Bapa, Putera dan Roh Kudus merupakan suatu dusta? Apakah Al-Quran
menolak ke-Tritunggalan Allah dalam pemahaman Kristiani?

JAWABAN: Di dalam Al-Quran ada lebih dari 30 bagian yang nampaknya


menolak keyakinan Kristen akan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Semuanya itu bisa digolongkan dalam 13 pernyataan. Namun, tidak satupun
dari pernyataan itu, yang secara tepat menyentuh keyakinan Kristen
mengenai Allah Tritunggal:

1. Manusia tidak diijinkan untuk menyekutukan makhluk lain dengan


Allah: Tuduhan menyekutukan atau menggabungkan makhluk lain dengan
Allah (syirik) sering nampak di dalam Al-Quran, sebagai contoh: “…maka
Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)!” (Q.S
23:92). Ini menjelaskan tentang manusia yang mengambil suatu makhluk dan
kemudian menyembahnya di samping Allah. Orang-orang Kristen dengan
tegas menolak melakukan hal yang demikian. Putera dan Roh Kudus bukanlah
tuhan-tuhan tambahan di samping Bapa, tetapi adalah satu dengan Dia.

2. Tidak ada manusia yang menjadi tuhan selain Allah: “Dan barangsiapa
di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain
daripada Allah", maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, .... …”
(Surat al-Anbiya' 21:29) Orang-orang Kristen juga percaya demikian. Tidak
ada manusia atau malaikat yang bisa mengatakan, “Aku adalah Allah,”
karena mereka semua hanyalah makhluk Allah.

3. Tidak ada tiga allah, dan hanya ada satu Allah: “. . . Maka berimanlah
kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan :
"(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu.
Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa.” (Surat al-Nisa' 4:171). Orang-
orang Kristen meyakini hal itu juga. Mereka tidak percaya kepada tiga allah,

1
tetapi kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus sebagai satu-satunya Allah.

4. Allah bukan salah satu dari antara tiga: “Sesungguhnya kafirlah orang-
orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga",
...” (Surat al-Ma'ida 5:73) Ini, juga ditegaskan oleh orang-orang Kristen.
Allah bukanlah salah satu dari tiga: Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah Allah
yang satu dan unik.

5. Allah bukanlah al-Masih: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang


berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera … ” (Surat al-Ma’ida
5:17, 72) Tidak ada orang Kristen yang mengatakan, “Tidak ada Allah selain
Kristus, dan kami hanya menyembah Dia.” Namun, mereka, sebagaimana
yang ditulis di dalam Al-Quran, percaya bahwa Kristus adalah Firman Allah
yang menjadi manusia.

6. Allah tidak menambahkan kepada diri-Nya satu ilah lain yang


dilahirkan (walad): Pernyataan ini muncul 13 kali di dalam Al-Quran,
sebagai contoh, “Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai
anak yang dilahirkan-Nya (walad)". Maha Suci Allah! Tidak demikian! …”
(Surat al-Baqara 2:116; lihat juga Q.S 10:68; 17:111; 18:4; 19:35; 19:88-92
(tiga kali); 21:26; 23:91; 25:2; 39:4 dan 72:3) Orang-orang Kristen menolak,
sebagaimana orang-orang Muslim juga, pandangan apapun bahwa Allah
mengambil bagi diri-Nya suatu pribadi Ilahi yang dilahirkan (walad) secara
alamiah, yaitu dilahirkan melalui ayah duniawi dan dilahirkan oleh ayah
duniawi itu. Bapa, Putera dan Roh Kudus tidak menjadi satu pada suatu
waktu di masa lalu, namun, Bapa, Putera dan Roh Kudus sudah dari
kekekalan adalah Allah yang satu dan unik. Bapa tidak menambahkan kepada
diri-Nya sebagai Allah suatu pribadi yang dilahirkan secara manusia, namun,
dengan menjadi manusia, Putera yang kekal yang selalu menjadi satu dengan
Bapa, menjadi Pribadi yang dilahirkan secara manusia (walad), ketika anak
dara Maria melahirkan-Nya.

7. Allah tidak memiliki seksualitas seperti manusia: “…Bagaimana Dia


(yaitu Allah) mempunyai anak (walad) padahal Dia tidak mempunyai isteri.
Dia menciptakan segala sesuatu;” (Surat al-An'am 6:101; lihat juga Surat
5:116). Orang-orang Kristen menolak hal itu juga. Allah tidak menjadi
seorang laki-laki untuk bisa menjalani hubungan seksual dengan seorang
wanita dari dunia ini dan mendapatkan seorang anak darinya, yang kemudian
harus dilahirkannya. Namun, tanpa melalui istri, sang Anak langsung ada dari

2
Bapa, bukan secara seksual tetapi secara rohani, dan di dalam Roh Kudus
sang Putera tetap menjadi satu dengan Bapa. Anak yang kekal menjadi
manusia, dengan dilahirkan oleh anak dara Maria.

8. Allah tidak beranak: “Dia (yaitu Allah) tiada beranak (lam yalid) …”
(Surat al-Ikhlas 112:3) Al-Quran mengartikan pernyataan ini dalam artian
seksualitas. Orang-orang Kristen tidak percaya akan kelahiran sang Putera
dalam arti seksualitas muncul dari Bapa sebagai ibu-Nya. Namun, sang Putera
adalah anak secara langsung secara rohani dari Bapa, yang speenuhnya satu
dengan Dia.

9. Allah tidak diperanakkan: “…dan tidak (Allah) pula diperanakkan (lam


yuwlad).” (Surat al-Ikhlas 112:3) Hal yang sama terjadi di sini. Sang Putera,
sebagai anak, tidak dilahirkan dalam arti seksual dari Allah sebagai ibu-Nya.
Namun, Ia adalah Anak yang unik, rohani dan kekal yang langsung berasal
dari Bapa, dan menjadi manusia ketika anak Maria melahirkan-Nya.

10. Allah tidak memiliki pribadi yang dilahirkan-Nya (walad):


“Katakanlah, jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak
(walad), maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak
itu).” (Surat al-Zukhruf 43:81; lihat juga Surat 4:171d) Di sini, Al-Quran
menjelaskan mengenai kelahiran secara seksual melalui seorang istri. Orang-
orang Kristen juga percaya : Semua manusia yang dilahirkan adalah milik
Allah, tetapi tidak satupun dari mereka yang adalah ilah karena dilahirkan
secara seksual.

11. Kristus bukanlah anak (ibn) Allah: “…orang-orang Nasrani berkata: "Al
Masih itu putera (ibn) Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut
mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu.
Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling!” (Surat at-
Taubah 9:30) Di sini Al-Quran, paling tidak dalam pemahaman linguistiknya,
hampir mendekati keyakinan yang sesungguhnya dipercaya oleh orang-orang
Kristen. Dalam Perjanjian Baru Kristus disebutkan 43 kali disebut secara
langsung, dan 25 kali secara tidak langsung, sebagai Anak Allah. Namun
karena orang-orang Muslim tidak pernah memahami keberadaan Kristus
sebagai Putera yang Ilahi tanpa kaitan dengan hal seksual, maka bahkan ayat
inipun tidak menyentuh iman Kristen, karena Kristus adalah Anak dari Bapa
dalam arti rohani, dan bukan dalam pemahaman seksual.

3
12. Manusia bukanlah anak-anak Allah: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani
mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak (abna’ = bentuk jamak untuk ibn)
Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa
kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-
kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang
diciptakan-Nya ...” (Surat al-Ma'ida 5:18) Yang dikatakan di atas tentang
Kristus Putera Allah juga harus disebutkan di sini. Orang-orang Kristen tidak
menganggap diri mereka, sebagaimana tafsiran orang-orang Muslim dari ayat
ini, sebagai anak-anak yang secara seksual dilahirkan oleh Allah, tetapi
sebagai anak-anak rohani yang diangkat oleh Allah ke dalam persekutuan
Ilahi dengan-Nya.

13. Kristus bukan Tuhan selain Allah: “Mereka menjadikan orang-orang


alimnya (ahbar) dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga
mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. …” (Surat at-Taubah 9:31; lihat juga Q.S 17:111)
Orang-orang Kristen tidak percaya bahwa Kristus menjadi Tuhan, karena Ia
menggantikan posisi Allah, tetapi karena Ia, sebagai Putera, yang sejak
kekekalan adalah satu dengan Bapa dan Roh Kudus.

Sebagai tambahan untuk pernyataan-pernyataan di dalam Al-Quran di atas


yang nampaknya menolak iman Kristen kepada Allah Bapa, Putera dan Roh
Kudus ada beberapa bagian di dalam Al-Quran yang secara praktis
menegaskan iman Kristen kepada Allah Tritunggal:

1. Allah meneguhkan Kristus dengan Roh Kudus: “…Dan sesungguhnya Kami


telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah
menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah
Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu'jizat) kepada Isa putera Maryam
dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus...” (Surat al-Baqara 2:87,
253; lihat juga Surat 5:110, dimana beberapa dari mujizat Kristus
disebutkan) Allah meneguhkan anak Maria dengan Roh Kudus, sehingga Ia
bisa melakukan mujizat. Di sini Allah Bapa, Kristus dan Roh Kudus berkarya
bersama. Ini adalah Allah Tritunggal yang berkarya, yang dipercaya oleh
orang Kristen.

2. Kristus adalah Roh Allah: “... Sesungguhnya Al Masih, 'Isa (Yesus) putera
Maryam itu, adalah utusan Allah dan firman-Nya yang disampaikan-Nya

4
kepada Maryam, dan roh dari-Nya (yaitu Allah) .... …” (Surat an-Nisa' 4:171;
lihat juga Suras 21:91 and 66:12) Di sini Al-Quran tidak hanya
mengungkapkan adanya kerjasama antara Allah Bapa, Kristus dan Roh Kudus,
tetapi juga menegaskan tentang hakekat kesatuan antara Allah Bapa, Roh-
Nya dan Kristus. Ini hanya bisa dipahami dalam kerangka iman Kristen
kepada Allah Tritunggal.

KABAR BURUK: Orang-orang Muslim tidak diwajibkan untuk percaya bahwa


ke-Tritunggalan Allah adalah sebuah dusta. Tidak ada pernyataan di dalam
Al-Quran yang secara tegas menolak wahyu di dalam Inji, bahwa Allah
adalah Bapa, Putera dan Roh Kudus.

KABAR BAIK: Atas dasar Al-Quran, orang-orang Muslim bisa percaya bahwa
Allah hidup dan berkarya di dalam dan dengan Kristus, sebagai Pribadi yang
Tritunggal secara rohani. Karena itu, Kristus melakukan pekerjaan Ilahi
(membangkitkan orang mati dan menciptakan – Q.S 3:49), hidup sekarang
bersama dengan Allah di surga (Q.S 4:158), dan memiliki asma Ilahi (Firman
Allah – Q.S 3:45 – dan Roh Allah – Q.S 4:171).

KESAKSIAN: Nama saya Uthman dan istri saya bernama Modina. Kami berdua
tinggal di India Utara di dekat perbatasan dengan Bangladesh. Dahulu kami
berdua adalah orang-orang Muslim. Saya bekerja sebagai nelayan. Untuk
tambahan, saya dan istri saya mengelola sebidang tanah dan mendapatkan
penghasilan dari sana. Suatu hari saya berlayar di laut untuk menangkap ikan
bersama dengan enam belas teman saya sesama nelayan, ketika tiba-tiba
badai yang sangat berbahaya menyerang. Kami berada sangat jauh dari
pantai yang aman. Ketakutan oleh badai itu, semua berteriak meminta
pertolongan kepada Tuhan dan dewa mereka, karena bukan hanya orang-
orang Muslim, tetapi juga ada orang-orang Hindu di sana. Pada saat itu saya
ingat sebuah kisah dari kitab Injil yang diceritakan oleh Ibu Anwara kepada
saya—tentang bagaimana Kristus pernah menenangkan badai di laut. Saya
mendorong teman-teman saya untuk meminta pertolongan kepada Kristus.
Karena itu kami semua berdoa kepada Kristus, dan badai itu berhenti, laut
menjadi tenang. Saya kembali ke rumah dan menceritakan kepada Ibu
Anwara pengalaman yang sangat luar biasa itu. Saya mengatakan kepadanya
bagaimana Kristus sungguh-sungguh secara langsung menyelamatkan saya
dari air yang dalam. Saya mengakui dosa-dosa saya kepada Tuhan dan pergi
ke gereja, dimana saya menerima baptisan, setelah saya memberikan
kesaksian akan iman saya kepada Yesus. Ketika istri saya, yang sudah secara

5
rahasia mengikut Kristus selama beberapa waktu, melihat iman yang
demikian, lalu ia, juga, mendapatkan keberanian untuk meminta
dibaptiskan. Hari ini kami secara teratur datang ke sebuah gereja Kristen di
tempat saya, dan mengingat bahwa Allah, melalui iman kepada Yesus Kristus,
menyelamatkan saya dari kematian yang sebenarnya sudah pasti dalam badai
di lautan luas.

DOA: Allah yang benar dan setia, kami memuliakan nama-Mu yang agung.
Kami bersyukur bahwa Engkau, dalam kesatuan yang sempurna dengan
Kristus dan Roh Kudus-Mu, sudah melakukan dan terus melakukan mujizat.
Engkau melakukan ini bukan hanya untuk menolong kami manusia, tetapi
juga untuk menyatakan diri-Mu kepada kami. Bukalah telinga dan hati kami
sehingga kami bisa mendengar dan menerima Engkau, sebagaimana adanya
Engkau.

PERTANYAAN: Apakah perbedaan antara ke-Tritunggalan Ilahi, yang ditolak


oleh Al-Quran, dengan kesaksian Injil akan Allah Bapa, Putera dan Roh
Kudus? Bagian-bagian Al-Quran mana saja yang menegaskan tentang ke-
Tritunggalan Kristen?

UNTUK DIHAFALKAN: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-


Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman.” (Matius 28:19-20 – Perkataan Kristus kepada murid-murid-Nya)

Anda mungkin juga menyukai