Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Unsur yang dibina oleh
Dra.Sri Wardhani, M.Si
Oleh:
Hayatunnufus Zahir (0810923012)
Priska Pardede (0810923020)
Rosaleni T. Geli (0810923024)
Aditya Herman P. (0810923030)
Agus Farid Fadli (0810923032)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.2 Berilium
Berilium adalah unsur yang mempunyai simbol Be. Unsur ini memiliki
nomor atom 4 dan memiliki ciri-ciri sebagai berikiut (Anonim2, 2010) :
1. Bervalensi 2
2. Berwarna abu-abu
3. Baja kukuh
4. Ringan tapi mudah pecah
Berilium tidak seperti tetangganya yaitu Li dan B. Berilium relative
kurang melimpah di kulit bumi, hanya sekitar 2 ppm dan mirip dengan
kelimpahan Sn yang hanya sekitar 2,1 ppm, Eu yang hanya sekitar 2,1 ppm dan
As yang hanya 1,8 ppm. Akan tetapi, keberadaannya dipermukaan ada sebagai
beril dalam batuan sehingga mudah diperoleh. Jumlah Be yang terkandung
dibumi sekitar 4 juta ton (Greenwood N.N and Earnshaw A , 1997).
Berilium ditemukan di dalam 30 jenis mineral, yang paling penting di
antaranya adalah bertandite, beryl, chrysoberyl, dan phenacite. Beryl dan
bertrandite merupakan sumber komersil yang penting untuk unsur berilium dan
senyawa-senyawanya. Kebanyakan metal ini sekarang dipersiapkan dengan cara
mereduksi berilium florida oleh logam magnesium (Mohsin, Yulianto. 2006).
Berelium (Be) merupakan unsur yang cukup reaktif sehingga
memudahkan Be untuk berikatan dengan unsur lain membentuk suatu senyawa.
Oleh karena itu keberadaan unsur berelium murni tidak dapat ditemukan, namun
berelium ditemukan bersenyawa membentuk suatu beril (Be3Al2Si6O18) dan
emerald. Perbedaan antara beril dan emerald hanya terletak pada kandungan krom
(Cr). Beril tidak mengandung Cr sedangkan emerald mengandung Cr sebanyak
2%. Keberadaan berilium dialam hanya sekitar 2ppm, meskipun berelium reaktif
tetapi berelium memiliki waktu paruh yang relatif panjang yaitu sekitar 1,5 juta
tahun sehingga memungkinkan untuk mengisolasi berelium yang ada di alam
(Saito, Taro, 1996).
Kereaktifan berelium terjadi karena berelium memiliki subkulit yang
relatif banyak akibatnya tarikan inti terhadap elekron valensi akan semakin kecil.
Kecilnya tarikan inti terhadap elektron valensi menyebabkan berelium lebih
mudah untuk melepaskan elektronnya sehingga elektron tersebut akan diterima
oleh unsur lain yang lebih elektronegatif membentuk suatu senyawa.
Logam ini berwarna seperti baja, keabu-abuan. Berilium memiliki sifat
yang sangat menarik. Sebagai salah satu logam yang sangat ringan, unsur ini
memiliki salah satu titik cair yang tinggi di antara logam-logam ringan. Modulus
elastisitasnya sekitar sepertiga lebih besar dibanding baja. Berilium memiliki
konduktivitas kalor yang sangat bagus, non-magnetik, dan tahan serangan
konsentrasi asam nitrat. Unsur ini juga memiliki sifat transparan (permeability)
terhadap sinar X dan jika diberi tembakan oleh partikel-partikel alpha (Mohsin,
Yulianto, 2006).
Tidak seperti halnya logam alkali tanah yang lain, berilium cenderung
untuk membentuk ikatan kovalen dengan unsur yang lain karena
keelektropositifan dari Be yang lebih kecil dari pada unsur alkali tanah lainnya.
Hal itu disebabkan oleh kecilnya jari-jari Be jika dibandingkan dengan alkali
tanah lainnya sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar masih cukup besar
akibatnya elektron yang digunakan untuk berikatan berikatan digunakan secara
bersama-sama sehingga membentuk ikatan kovalen (Cotton F.A. and Wilkinson
G, 1989).
2.1.1 Tahapan dalam proses Down ini adalah ( Achmad, H., 2001 ):
1. Magnesium diendapkan sebagai magnesium hidroksida dengan penambahan
Ca(OH)2 kedalam air laut. Meskipun kalsium hidroksida kurang larut dalam air,
namun kelarutannya lebih besar dari Mg(OH)2
Mg2+ + Ca(OH)2 (S) → Mg(OH)2 (S) + Ca2+
a. Metode Reduksi
Pada metode ini diperlukan berilium dalam bentuk BeF2 yang dapat
diperoleh dengan cara memanaskan beryl dengan Na2SiF6 pada suhu 700-750oC.
Setelah itu dilakukan leaching (ekstraksi cair-padat) terhadap flour dengan air
kemudian dilakukan presipitasi (pengendapan) dengan Ba(OH)2 pada PH 12
(Greenwood N.N and Earnshaw A , 1997).
Reaksi yang terjadi adalah (Indri M.N. 2009):
BeF2 + Mg MgF2 + Be
b. Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga dapat dilakukan dengan cara
elektrolisis dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl2 tidak
dapat mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. BeCl2
tidak dapat menghantarkan listrik karena BeCl2 bukan merupakan larutan
elektrolit. Reaksi yang terjadi adalah (Indri M.N. 2009):
Katoda : Be2+ + 2e- Be
Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-
b. Karena ketegaran, ringan, dan kestabilan dimensi pada jangkauan suhu yang
lebar, Alloy tembaga-berilium digunakan dalam industri angkasa-antariksa dan
pertahanan sebagai bahan penstrukturan ringan dalam pesawat berkecepatan
tinggi, peluru berpandu, kapal terbang dan satelit komunikasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Golongan IIA ini terdiri dari unsur Berilium (Be), Magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Salah satu unsur
dalam golongan IIA adalah Magnesium (Mg). Magnesium pertama kali
ditemukan pada sumber air di Epsom pada tahun 1695. Logam magnesium
murni sendiri baru dapat diisolasi pada tahun 1808 oleh Davy. Isolasi
magnesium ini dilakukan secara elektrolisis.Magnesium tidak dapat ditemukan
dalam bentuk murni di alam. Berelium (Be) merupakan unsur yang cukup
reaktif sehingga memudahkan Be untuk berikatan dengan unsur lain membentuk
suatu senyawa. Oleh karena itu keberadaan unsur berelium murni tidak dapat
ditemukan, namun berelium ditemukan bersenyawa membentuk suatu beril
(Be3Al2Si6O18) dan emerald. Proses pengolahan magnesium dari air laut disebut
Proses Down dan Isolasi berilium dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu:
metode elektrolisis dan metode reduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton F.A. and Wilkinson G, 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI Press. Jakarta
Greenwood, N.N. and Earnshaw A, 1997. Chemistry of the Elements Second Edition.
School of Chemistry University of Leeds, Inggris
Wood, 1967,