Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TERSTRUKTUR KELOMPOK 8

ISOLASI MAGNESIUM DAN BERILIUM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Unsur yang dibina oleh
Dra.Sri Wardhani, M.Si

Oleh:
Hayatunnufus Zahir (0810923012)
Priska Pardede (0810923020)
Rosaleni T. Geli (0810923024)
Aditya Herman P. (0810923030)
Agus Farid Fadli (0810923032)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 RINGKASAN MATERI


Unsur-unsur pada golongan IIA dikenal dengan unsur alkali tanah. Unsur –
unsur ini disebut alkali tanah dikarenakan sifat unsur – unsur pada golongan ini bersifat
basa dan banyak terdapat ditanah. Pada golongan IIA ini terdiri dari unsur Berilium
(Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra).
Unsur-unsur pada golongan ini merupakan unsur logam sehingga unsur-unsur ini juga
sering disebut sebagai logam golongan IIA. Unsur pada golongan IIA sangatlah reaktif,
hal ini dikarenakan unsur-unsur ini memiliki jari-jari atom yang relatif besar jika
dibandingkan dengan unsur pada golongan IIIB – VIIA. Jari-jari suatu atom/unsur
mempengaruhi harga potensial ionisasinya (energi yang dibutuhkan untuk melepaskan 1
elektron dalam fasa gas). Semakin besar jari-jari atom, semakin kecil harga potensial
ionisasinya. Dengan semakin kecilnya potensial ionisasi yang dimiliki oleh suatu unsur,
maka semakin mudah unsur tersebut melepaskan elektronnya. Kemudahan melepaskan
elektronnya inilah yang menyebabkan logam golongan IIA sangat reaktif. Karena
kereaktifannya inilah logam-logam golongan IIA di alam tidak ada yang ditemui dalam
bentuk murni logam tersebut. Di alam logam-logam ini telah bereaksi dengan unsur-
unsur lain membentuk suatu molekul. Untuk mendapatkan logam-logam golongan IIA
secara murni dapat dilakukan dengan cara mengisolasinya dari molekul-molekul yang
mengandung logam yang diinginkan yang terdapat di alam. Logam-logam pada
golongan IIA merupakan logam-logam dengan kekuatan reduksi yang cukup luas.
Cukup luas dalam hal ini berarti logam-logam golongan IIA dapat mereduksi unsur-
unsur yang lain. Karena kemampuan mereduksi unsur-unsur lain inilah logam-logam
golongan IIA dapat diisolasi melalui 2 cara, yaitu secara elektrolisis atau dengan
menggunakan energi panas. Tapi, pada umumnya yang sering dilakukan adalah dengan
teknik elektrolisis. Hal ini dikarenakan pada proses elektrolisis tidak diperlukan suhu
yang sangat tinggi sehingga jika dilakukan dalam skala besar seperti industri tidak
mudah merusak alat-alat yang digunakan. Sedangkan jika menggunakan energi panas
biasanya dengan semakin tinggi suhu yang digunakan menyebabkan peralatan yang
digunakan mudah rusak, untuk skala industri hal ini sangatlah tidak diinginkan.
1.1.1 Magnesium
Salah satu unsur dalam golongan IIA adalah Magnesium (Mg).
Magnesium pertama kali ditemukan pada sumber air di Epsom pada tahun 1695.
Logam magnesium murni sendiri baru dapat diisolasi pada tahun 1808 oleh
Davy. Isolasi magnesium ini dilakukan secara elektrolisis. Magnesium tidak
ditemukan dalam bentuk murninya di alam, tetapi sangat melimpah dalam
bentuk mineralnya, seperti dolomite (MgCa(CO3)2), carnellite, magnesite, dan
asbestos. Magnesium halida juga ditemukan dalam air laut (Wood, 1967).
Walaupun logam magnesium pertama kali dipisahkan oleh Bussy pada
tahun 1829, namun adanya logam itu pertama kali ditemukan oleh Davy pada
tahun 1808. Sampai tahun 1918, hampir keseluruhan magnesium yang
diproduksi digunakan untuk lampu kilat dalam fotografi dan dalam piroteknik.
Pada tahun 1930, magnesium sudah dapat dibuat untuk produk cor yang rumit,
lembaran, tempaan, dan sudah dapat pula dilas dengan baik. Paduan (alloy)
magnesium yang sangat kuat tetapi ringan dikembangkan untuk industri pesawat
terbang dalam Perang Dunia II dan sesudahnya (Anonim1, 2010).

1.1.2 Berilium
Berilium adalah unsur yang mempunyai simbol Be. Unsur ini memiliki
nomor atom 4 dan memiliki ciri-ciri sebagai berikiut (Anonim2, 2010) :
1. Bervalensi 2
2. Berwarna abu-abu
3. Baja kukuh
4. Ringan tapi mudah pecah
Berilium tidak seperti tetangganya yaitu Li dan B. Berilium relative
kurang melimpah di kulit bumi, hanya sekitar 2 ppm dan mirip dengan
kelimpahan Sn yang hanya sekitar 2,1 ppm, Eu yang hanya sekitar 2,1 ppm dan
As yang hanya 1,8 ppm. Akan tetapi, keberadaannya dipermukaan ada sebagai
beril dalam batuan sehingga mudah diperoleh. Jumlah Be yang terkandung
dibumi sekitar 4 juta ton (Greenwood N.N and  Earnshaw A , 1997).
Berilium ditemukan di dalam 30 jenis mineral, yang paling penting di
antaranya adalah bertandite, beryl, chrysoberyl, dan phenacite. Beryl dan
bertrandite merupakan sumber komersil yang penting untuk unsur berilium dan
senyawa-senyawanya. Kebanyakan metal ini sekarang dipersiapkan dengan cara
mereduksi berilium florida oleh logam magnesium (Mohsin, Yulianto. 2006).
Berelium (Be) merupakan unsur yang cukup reaktif sehingga
memudahkan Be untuk berikatan dengan unsur lain membentuk suatu senyawa.
Oleh karena itu keberadaan unsur berelium murni tidak dapat ditemukan, namun
berelium ditemukan bersenyawa membentuk suatu beril (Be3Al2Si6O18) dan
emerald. Perbedaan antara beril dan emerald hanya terletak pada kandungan krom
(Cr). Beril tidak mengandung Cr sedangkan emerald mengandung Cr sebanyak
2%. Keberadaan berilium dialam hanya sekitar 2ppm, meskipun berelium reaktif
tetapi berelium  memiliki waktu paruh yang relatif panjang yaitu sekitar 1,5 juta
tahun sehingga memungkinkan untuk mengisolasi berelium yang ada di alam
(Saito, Taro, 1996).
Kereaktifan berelium terjadi karena berelium memiliki subkulit yang
relatif banyak akibatnya tarikan inti terhadap elekron valensi akan semakin kecil.
Kecilnya tarikan inti terhadap elektron valensi menyebabkan berelium lebih
mudah untuk melepaskan elektronnya sehingga elektron tersebut akan diterima
oleh unsur lain yang lebih elektronegatif membentuk suatu senyawa.
Logam ini berwarna seperti baja, keabu-abuan. Berilium memiliki sifat
yang sangat menarik. Sebagai salah satu logam yang sangat ringan, unsur ini
memiliki salah satu titik cair yang tinggi di antara logam-logam ringan. Modulus
elastisitasnya sekitar sepertiga lebih besar dibanding baja. Berilium memiliki
konduktivitas kalor yang sangat bagus, non-magnetik, dan tahan serangan
konsentrasi asam nitrat. Unsur ini juga memiliki sifat transparan (permeability)
terhadap sinar X dan jika diberi tembakan oleh partikel-partikel alpha (Mohsin,
Yulianto, 2006).
Tidak seperti halnya logam alkali tanah yang lain, berilium cenderung
untuk membentuk ikatan kovalen dengan unsur yang lain karena
keelektropositifan dari Be yang lebih kecil dari pada unsur alkali tanah lainnya.
Hal itu disebabkan oleh kecilnya jari-jari Be jika dibandingkan dengan alkali
tanah lainnya sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar masih cukup besar
akibatnya elektron yang digunakan untuk berikatan berikatan digunakan secara
bersama-sama sehingga membentuk ikatan kovalen (Cotton F.A. and Wilkinson
G, 1989).

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah :
a. Bagaimana cara mengisolasi logam magnesium?
b. Bagaimana cara mengisolasi logam berilum?
c. Mengapa isolasi berilium menggunakan lelehan BeCl2 bukan larutannya?
d. Apa saja manfaat dari isolasi logam magnesium?
e. Apa saja manfaat dari isolasi logam berilium?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari permasalahan ini adalah :
a. Mengetahui dan memahami cara mengisolasi logam magnesium
b. Mengetahui dan memahami cara mengisolasi logam berilium
c. Mengetahui dan memahami mengapa isolasi berilium menggunakan lelehan
BeCl2 bukan larutannya
d. Mengetahui dan memahami pemanfaatan logam magnesium
e. Mengetahui dan memahami pemanfaatan logam berilium
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 CARA MENGISOLASI MAGNESIUM


Kelimpahan magnesium di alam cukup besar. Magnesium paling mudah ditemui
pada 2 tempat, yaitu air laut dan mineral alam. Kadar magnesium dalam air laut hanya
0,13%, tetapi sudah cukup untuk diolah secara ekonomis. Proses pengolahan
magnesium dari air laut disebut Proses Down (Achmad, H., 2001).

2.1.1 Tahapan dalam proses Down ini adalah ( Achmad, H., 2001 ):
1. Magnesium diendapkan sebagai magnesium hidroksida dengan penambahan
Ca(OH)2 kedalam air laut. Meskipun kalsium hidroksida kurang larut dalam air,
namun kelarutannya lebih besar dari Mg(OH)2
Mg2+ + Ca(OH)2 (S) → Mg(OH)2 (S) + Ca2+

Tabel Ksp hidroksida dan sulfat dari unsur-unsur alkali tanah


Hidroksida Ksp Sulfat Ksp
Be(OH)2 10-19 BeSO4 Sangat besar
Mg(OH)2 8,9 x 10-12 MgSO4 10
Ca(OH)2 1,3 x 10-6 CaSO4 3 x 10-5
Sr(OH)2 3,2 x 10-4 SrSO4 7,6 x 10-7
Ba(OH)2 5,0 x 10-2 BaSO4 1,5 x 10-9

2. Kemudian magnesium hidroksida diubah menjadi larutan magnesium klorida


dengan cara mereaksikan dengan asam klorida.

Mg(OH)2 (S) + 2 HCl → MgCl2 + 2 H2O


Kemudian magnesium klorida dikristalkan sebagai MgCl2.6H2O
3. Untuk memperoleh logam magnesium, harus dielektrolisis leburan MgCl 2.6H2O.
Hal ini tidak dapat dilakukan langsung karena pada pemanasan akan terbentuk
MgO.

MgCl2.6H2O (S) → MgO (S) + 2 HCl (g) + 5 H2O


Kesukaran yang lain adalah MgO sukar dilebur karena titik lelehnya 280 0C. Hal
ini dapat diatasi dengan menambahkan magnesium klorida yang mengalami
dehidrasi sebagian kedalam campuran leburan natrium dan kalsium klorida
(700-750 oC).
Magnesium klorida akan meleleh dan kehilangan air tetapi tidak mengalami
hidrolisis. Campuran leburan ini dapat dihidrolisis dan magnesium akan
terbentuk pada katoda.
Katoda : Mg2+ + 2e → Mg (l)
Anoda : 2 Cl- → Cl2 (g) + 2e
Dalam proses elektrolisis ini, biasanya digunakan anoda karbon dan katoda
besi/baja. Magnesium akan terdekomposisi pada katoda yang semakin lama akan
membentuk lapisan pada permukaan katoda dan kemudian dapat dikumpulkan.
Karena magnesium bereaksi dengan oksigen dan nitrogen, maka digunakan gas
batubara untuk menonaktifkan atmosfer saat proses elektrolisis (Wood, 1967).

2.1.2 Isolasi Magnesium dari Mineral Dolomite


Selain dari air laut, magnesium dapat diisolasi dari mineral dolomite.
[MgCa(CO3)2]. Dolomit dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO. Lalu,MgO.CaO
dipanaskan dengan Fesi untuk menghasilkan Mg.
2[MgO.CaO] + FeSi 2Mg + Ca2SiO4 + Fe
Langkah-langkah proses silikotermik terdiri dari pencampuran dolomit gilingan
yang dijadikan slake dengan ferosilikon sebanyak 70-80% dan fluorspar 1% dan
kemudian dijadikan pelet. Pelet itu diumpankan ke dalam tanur. Tanur kemudian
divakumkan dan dipanaskan sampai 1170 derajat celsius. Kalsium oksida (CaO) yang
terdapat di dalam dolomit bakaran itu membentuk dikalsium silikat yang tak melebur
dan dikeluarkan dari reaktor pada akhir proses. Reaksi pokok proses silikotermik ini
adalah sebagai berikut.
2(MgO.CaO) + 1/6FeSi6 2Mg + (CaO)2SiO2 + 1/6Fe
Pada akhir proses, tanur didinginkan sedikit dan magnesium dikeluarkan dari kondensor
dengan suatu prosedur yang berdasarkan atas perbedaan kontraksi antara magnesium
dan baja.
2.2. CARA MENGISOLASI BERILIUM
Berilium sangat bermanfaat untuk menunjang kehidupan manusia. Namun,
keberadaan berilium dialam tidak dapat ditemukan dalam bentuk murninya. Berilium
tersebut ditemukan dialam dalam bentuk bersenyawa sehingga untuk mendapatkannya
perlu dilakukan isolasi. Isolasi berilium dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu (Indri
M.N. 2009):

a. Metode Reduksi
Pada metode ini diperlukan berilium dalam bentuk BeF2 yang dapat
diperoleh dengan cara memanaskan beryl dengan Na2SiF6 pada suhu 700-750oC.
Setelah itu dilakukan leaching (ekstraksi cair-padat) terhadap flour dengan air
kemudian dilakukan presipitasi (pengendapan) dengan Ba(OH)2 pada PH 12
(Greenwood N.N and  Earnshaw A , 1997).
Reaksi yang terjadi adalah (Indri M.N. 2009):
BeF2 + Mg                    MgF2 + Be

b. Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga  dapat dilakukan dengan cara
elektrolisis dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl2 tidak
dapat mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. BeCl2
tidak dapat menghantarkan listrik karena BeCl2 bukan merupakan larutan
elektrolit. Reaksi yang terjadi adalah (Indri M.N. 2009):
Katoda : Be2+ + 2e- Be
Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-

2.3 ISOLASI BERILIUM MENGGUNAKAN LELEHAN BeCl2


Dalam pengisolasian berilium menggunakan lelehan BeCl2 karena apabila
menggunakan larutannya maka Berilium tidak akan tereduksi. Dan yang tereduksi
adalah senyawa H2O menjadi H+ dan OH-
2.4 MANFAAT LOGAM MAGNESIUM

Adapun manfaat dari magnesium adalah sebagai berikut (Anonim, 2010):


a. Magnesium digunakan untuk memberi warna putih terang pada kembang api dan
lampu blits.
b. Senyawa MgO dapat digunakan untuk melapisi tungku, karena senyawa MgO
memiliki titik leleh yang tinggi.
c. Senyawa Mg(OH)2 digunakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam yang
terdapat di mulut dan mencagah terjadinnya kerusakan gigi, sekaligus sebagai
pencegah maag.
d. Mirip dengan Berilium yang membuat campuran logam semakin kuat dan ringan
sehingga biasa digunakan pada alat alat rumah tangga.

2.4 MANFAAT LOGAM BERILIUM


Adapun manfaat dari berilium adalah sebagai berikut (Anonim, 2009):
a. Berilium digunakan sebagai agen aloy di dalam pembuatan tembaga berilium.
(Be dapat menyerap panas yang banyak). Aloy tembaga-berilium digunakan
dalam berbagai kegunaan karena konduktivitas listrik dan konduktivitas panas,
kekuatan tinggi dan kekerasan, sifat yang nonmagnetik, dan juga tahan karat
serta tahan fatig (logam). Kegunaan-kegunaan ini termasuk pembuatan: mold,
elektroda pengelasan bintik, pegas, peralatan elektronik tanpa bunga api dan
penyambung listrik.

b. Karena ketegaran, ringan, dan kestabilan dimensi pada jangkauan suhu yang
lebar, Alloy tembaga-berilium digunakan dalam industri angkasa-antariksa dan
pertahanan sebagai bahan penstrukturan ringan dalam pesawat berkecepatan
tinggi, peluru berpandu, kapal terbang dan satelit komunikasi.

c. Kepingan tipis berilium digunakan bersama pemindaian sinar-X untuk menepis


cahaya tampak dan memperbolehkan hanya sinaran X yang terdeteksi.

d. Dalam bidang litografi sinar X, berilium digunakan untuk pembuatan litar


bersepadu mikroskopik.
e. Karena penyerapan panas neutron yang rendah, industri tenaga nuklir
menggunakan logam ini dalam reaktor nuklir sebagai pemantul neutron dan
moderator.

f. Berilium digunakan dalam pembuatan giroskop, berbagai alat komputer, pegas


jam tangan dan peralatan yang memerlukan keringanan, ketegaran dan
kestabilan dimensi.

g. Berilium oksida sangat berguna dalam berbagai kegunaan yang memerlukan


konduktor panas yang baik, dan kekuatan serta kekerasan yang tinggi, dan juga
titik lebur yang tinggi, seterusnya bertindak sebagai perintang listrik.
h. Campuran berilium pernah pada satu ketika dahulu digunakan dalam lampu
floresens, tetapi penggunaan tersebut tak dilanjutkan lagi karena pekerja yang
terpapar terancam bahaya beriliosis.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Golongan IIA ini terdiri dari unsur Berilium (Be), Magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Salah satu unsur
dalam golongan IIA adalah Magnesium (Mg). Magnesium pertama kali
ditemukan pada sumber air di Epsom pada tahun 1695. Logam magnesium
murni sendiri baru dapat diisolasi pada tahun 1808 oleh Davy. Isolasi
magnesium ini dilakukan secara elektrolisis.Magnesium tidak dapat ditemukan
dalam bentuk murni di alam. Berelium (Be) merupakan unsur yang cukup
reaktif sehingga memudahkan Be untuk berikatan dengan unsur lain membentuk
suatu senyawa. Oleh karena itu keberadaan unsur berelium murni tidak dapat
ditemukan, namun berelium ditemukan bersenyawa membentuk suatu beril
(Be3Al2Si6O18) dan emerald. Proses pengolahan magnesium dari air laut disebut
Proses Down dan Isolasi berilium dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu:
metode elektrolisis dan metode reduksi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2010, MAGNESIUM, http://www.chem-istry.org, diakses tanggal 25 Februari


2011

Anonim2, 2009, BERILIUM, http://korankimia.wordpress.com/2009/11/13/berilium/


diakses tanggal 26 Februari 2011

Cotton F.A. and Wilkinson G, 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI Press. Jakarta

Greenwood, N.N. and Earnshaw A, 1997. Chemistry of the Elements Second Edition.
School of Chemistry University of Leeds, Inggris

Indri M.N, 2009. Proses Ekstraksi Logam Alkali Tanah.


http://mychemische.blogspot.com/2009/11/proses-ekstraksi-logam-alkali-
tanah.html, diakses tanggal 25 Februari 2011

Muhsin, Yulianto, 2006. Berilium. http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/berilium/,


diakses tanggal 25 Februari 2011

Saito, Taro, 1996. KimiaAnorganik. Iwanami Shoten Publishers. Tokyo

Soetrisno, 2008, Berilium http://www.chem-istry.org, diakses tanggal 25 Februari 2011

Wood, 1967,

Anda mungkin juga menyukai