Anda di halaman 1dari 14

Senin, 30 Maret 2009

Pengertian Bahasa
Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat kornunikasi
yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap
manusisa.
Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masi
ng-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang d
engan objek atau konsep yang diwakili Kumpulan kata atau kosa kata itu oleh ahli
bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai penjelasan
artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon.
Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tu
lis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengu
ngkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-kata yang tepat
dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkat aturan yang
mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa in
ilah yang disebut Tata bahasa.
Pada bab berikutnya, sebubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara te
rinci fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan etimologi. Fonologi ialah bag
ian tata bahasa yang membahas atau mempelajari bunyi bahasa. Morfologi mempelaja
ri proses pembentukan kata secara gramatikal beserta unsur-unsur dan bentuk - be
ntuk kata. Sintaksis membicarakan komponen - komponen kalimat dan proses pembent
ukannya. Bidang ilmu bahasa yang secara khusus menganalisis arti atau makna kata
ialah semantik, sedang yang membahas asal-usul bentuk kata adalah etimologi,
Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi,
atau sarana untuk menyampaikan informasi (=fungsi informatif l)
Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informas
i, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfung
si :
a. untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
b. untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah
-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
c. sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan k
ebahasaan.
d. untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah m
anusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendi
ri (tujuan filologis).
Dikatakan oleh para ahli budaya, bahwa bahasalah yang memungkinkan kita membentu
k diri sebagai makhluk bernalar, berbudaya, dlan berperadaban. Dengan bahasa, ki
ta membina hubungan dan kerja sama, mengadakan transasi, dan melaksanakan kegiat
an sosial dengan bidang dan peran kita rnasing-masing. Dengan bahasa kita mewari
si kekayaan masa larnpau, rnenghadapi hari ini, dan merencanakan masa depan.
jika dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi itu benar. Kita ambil co
ntoh, misalnya, mahasiswa. la membutuhkan informasi yang berkaitan dengan bidang
studinya agar lulus dalarn setiap ujian dan sukses meraih gelar atau tujuan yan
g diinginkan. Seorang dokter juga sama. la memerlukan informasi tentang kondisi
fisik dan psikis pasiennya agar dapat menyembuhkannya dengan segera. Contoh lain
, seorang manager yang mengoperasikan, mengontrol atau mengawasi perusahaan tanp
a informasi is tidak mungkin dapat mengambil keputusan amu menemuukan kebijaksan
aan Karena setiap orang membutuhkan informasi, komunikasi sebagai proses tukar-m
enukar informasi, dengan sendirinya juga mutlak menjadi kebutuhan setiap orang.
Perkembangan Bahasa Indonesia
Kata Indonesia berasal dari gabungan kata Yunani Indus 'India' dan nesos 'pulau
alau kepulauan'. Jadi secara etimologis berarti kepulauan yang telah dipengaruhi
oleh kebudayaan India, atau hanya kepulauan India. Pencipta kata tersebut ialah
George Samuel Windsor Earl, sarjana Inggris yang menulis dan memakai kata itu d
alam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia, Vol. iv- him 17, bulan
Februari 1850. Ia menggunakan kata Indonesians dalam majalah itu Sedangkan, oran
g yang mempopulerkan kola lndnnesin adalah ahli etnologi Jerman, Adolf Bastian,
yang memakainya dalam buku-buku yang ditulisnya sejak tahun 1884. Buku-buku ini
diberi judul Indwonesien order die Inseln des Malayischen Archipel.
Bahasa Indonesia yang sekarang itu ialah bahasa Melayu Kuno, yang dahulu digunak
an orang Melayu di Riau, Johor. dan Lingga, yang telah mengalami perkembanggan b
erabad-abad lamanya Dalam keputusan Seksi A No. 8. hasil Kongres Bahasa Indonesi
a 11 di Medan, 1954, dikatakan bahwa dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melayu
yang disesuaikan dengan pertumbuhan dalam masyarakat den kebadayaan Indonesia se
karang.
Sehubungan dengan perkembangan bahasa Indonesia, ada beberapa masa dan tahun ber
sejarah yang penting, yakni :
1. Masa Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7. Pada waktu itu Bahasa Indonesia ya
ng masih bernama bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca atau bahasa
penghubung, bahasa pengantar. Bukti, hostoris dari masa ini antara lain prasast
i atau batu bertulis yang ditemikan di Kedukan Bukit, Kota Kapur, Talang Tuwo. K
arang Brahi yang berkerangka tahun 680 Masehi. Selain ini dapat disebutkan bahwa
data bahasa Melayu paling tua justru dalam prasasti yang ditemukan di Sojomerta
dekat Pekalongan, Jawa Tengah.
2. Masa Kerajan Malaka, sekitar abad ke-15. Pada masa ini peran bahasa Melavu se
bagai alat komunikasi semakin penting. Sejarah Melayu karya Tun Muhammad Sri Lan
ang adalah peninggalan karya sastra tertue yang ditulis pada masa ini. Sekitar t
ahun 1521, Antonio Pigafetta menyusun daftar kata Italy-Melayu yang pertama. Daf
lar itu dibuat di Tidore dan berisi kata-kata yang dijurnpai di sana.
3. Masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, sekitar abad ke-19. Fungsi bahasa Melayu
sebagai sarana pengungkap nilai-nilai estetik kian jelas. Ini dapat dilihat dar
i karya-karya Abdullah seperti Hikayat Abdullah, Kisah Pelayaran Abdullah ke Neg
eri Jedah, Syair tentang Singapura Dimakan Api, dan Pancatanderan Tokoh lain yan
g Perlu dicatat di sini ialah Raja Ali Haji yang terkenal sebagai pengarang Guri
ndam Dua Belas, Silsilah Melayu Bugis, dan Bustanul Katibin.
4. Pada tahun 1901 diadakan pembakuan ejaan yang pertama kali oleh Prof. Ch. van
Ophuysen dibantu Engku Nawawi dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan mer
eka yang dikenal dengan Ejaan Van Ophuysen ditulis dalam buku yang berjudul Kita
b Logat Melajoe.
5. Tahun 1908 pemerintah Belanda mendirikan Commissie de lndlandsche School en V
olkslectuur ( Komisi Bacaan Sekolah Bumi Putra dan Rakyat) Lembaga ini mempunyai
andil besar dalam menyebarkan Serta mengembangkan bahasa Melayu melalui bahan-b
ahan bacaan yang diterbitkan untuk umum.
6. Tahun 1928 tepatnya tanggal 28 Oktober, dalarn Sumpah Pemuda, bahasa Melayu d
iwisuda menjadi bahasa Nasional bangsa Indonesia sekaligus namanya diganti menja
di bahasa Indonesia. Alasan dipilihnya bahasa Melayu menjadi bahasa nasional ini
didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa tersebut (1) telah dimengerti dan diperg
unakan selama berabad-abad sebagai Lingua franca hampir di seluruh daerah kawasa
n Nusantara, (2) strukturnya sederhana sehingga mudah dipelajari dan mudah mener
ima pengaruh luar untuk memperkaya serta menyempurnakan fungsinya. (3) bersifat
demokratis sehingga menghindarkan kemungkinan timbulnya perasaan sentimen dan pe
rpecahan, dan (4) adanya semangat kebangsaan yang lebih besar dari penutur bahas
a Jawa dan Sunda.
"Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa jang sama, bahasa Indone
sia" demikian rumusan Sumpah Pemuda yang terakhir dan yang benar.
7. Tahun 1933 terbit majalah Poedjangga Baroe yang pertama kali. Pelopor pendiri
majalah ini ialah Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane, yang
ketiganya ingin dan berusaha memajukan bahasa Indonesia dalam segala bidang.
8. Tahun 1938, dalam rangka peringatan 10 tahun Sumpah Pemuda diadakan Kongres B
ahasa Indonesia I di Solo, yang dihadiri ahli-ahli bahasa dan para budayawan sep
erti Ki Hadjar Dewantara, Prof Dr Purbatjaraka dan Prof Dr. Husain Djajadiningra
t. Dalam kongres ditetapkan keputusan untuk menditikan Institut Bahasa
Indonesia, mengganti ejaan van Ophuysen, serta menjadikan bahasa Indonesia menja
di bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.
9. Masa pendudukan Jepang (1942-1945) Pada masa ini peran bahasa Indonesia semak
in penting karena pemerintah Jepang melarang penggunnan bahasa Belanda yang dian
ggapnya sebagai bahasa musuh Penguasa Jepang terpaksa mengangkat bahasa Indonesi
a sebagai bahasa resmi dalam administrasi pemerintahan dan bahasa pengantar di l
embaga pendidikan, karena bahasa Jepang sendin belum banyak dimengerti oleh bang
sa Indonesia. Untuk mengatasi berbagai kesulitan, akhirnya Kantor Pengajaran Bal
atentara Jepang mendirikan Komisi Bahasa Indonesia.
10. Tahun 1945, tepamya 18 Agustus bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nega
ra, sesuai dengan bunyi UUD 45, Bab XV, Pasal 36: Bahasa Negara ialah Bahasa Ind
onesia.
11. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan pemakaian Ejaan Repoeblik sebagai penyempum
mn ejaan sebelumnya Ejaan ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan Ejaan Soewan
di.
12. Balai Bahasa yang dibentuk Wont 1948, yang kemudian namanya diubah menjadi L
embaga Bahasa Nasional (LBN) tahun 1968, dan dirubah lagi menjadi Pusat Pembinaa
n dan Pengembangan Bahasa Pada tahun 1972 adalah lembaga yang didirikan dalam ra
ngka usaha pemantapan perencanaan bahasa.
13. Atas prakarsa Mentri PP dam K, Mr. Moh. Yamin, Kongres Bahasa Indonesia Kedu
a diadakan di Medan tanggal 28 Oktober s.d. 1 November 1954. Dalam kongres ini d
isepakati suatu rumusan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, tetap
i bahasa Indonesia berbeda dari bahasa Melayu karena bahasa Indonesia adalah bah
asa Melayu yang sudah disesuaikan pertumbuhannya dengan masyraakat Indonesia sek
arang .
14. Tahun 1959 ditetapkan rumusan Ejaan Malindo, sebagai hasil usaha menyamakan
ejaan bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu yang digunakan Persekutuan Tanah Mel
ayu. Akan tetapi, karena pertentangan politik antara Indonesia dan Malaysia, eja
an tersebut menjadi tidak pernah diresmikan pemakaiannya.
15. Tahun 1972, pada tanggal 17 Agustus, diresmikan pemakaian Ejaan Yang Disempu
rnakan yang disingkat EYD. Ejaan yang pada dasarnya adalah hasil penyempurnaan d
ari Ejaan Bahasa Indonesia yang dirancang oleh panitia yang diketuai oleh A. M.
Moeliono juga digunakan di Malaysia dan berlaku hingga sekarang.
16. Tahun 1978, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-50. bulan N
ovember di Jakarta diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III. Kongres ini ber
hasil mengambil keputusan tentang pokok-pokok pikiran mengenai masalah pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia. Di antaranya ialah penetapan bulan September
sebagai bulan bahasa.
17. Tanggal 21 - 26 November 1983, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, berlangsan
g Kongres Bahasa Indonesia IV. Kongres yang dibuka olch Mentri Pendidikan dan Ke
budayaan, Prof Dr. Nugroho Notosusanto, berhasil merumuskan usaha-usaha atau tin
dak lanjut untuk memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahas
a nasional dan negara.
18. Dengan tujuan yang sama, di Jakarta 1988, diselenggarakan Kongres Bahasa Ind
onesia V.
19. Tahun 1993, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Kongres
Bahasa Indonesia berikutnya akan diselenggarakan setiap lima tahun sekali.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Sebagairmana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oklober 1928 bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional
, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, Bab XV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan seb
agai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan b
aik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem
lambang nilai budaya, yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi
bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebut di dalam kedudukan yang diberikan.

Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memilik
i empat fungsi.
Keempat fungsi tersebut ialah sebagai :
1. lambang identitas nasional,
2. lambang kebanggan nasionnai,
3. alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial buday
a dan bahasa yang berbeda-beda, dan
4. alat perhubtmgan antarbudaya clan daerah.
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi seb
agai :
1. bahasa resmi negara,
2. bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
3. bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nanional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
4. bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahua
n serta teknologi
Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang orang ter
didik dan yang dipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang dianggap b
enar. Ragam bahasa Indonesia yang baku ini biasanya ditandai oleh adanya sifat k
emantapan dinamis dan ciri kecendekiaan. Yang dimaksud dengan kemantapan dinamis
ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu mengikuti kaidah atau aturan yang tetap
dan mantap namun terbuka untuk menerima perubahan yang bersistem. Ciri kecendeki
aan bahasa baku dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengungkapkan proses pemik
iran yang rumit di berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengemhuan.
Bahasa Indonesia baku dipakai dalam :
1. komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan pengumuman in
stansi resmi atau undang-undang;
2. Tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan b
uku-buku ilmu pengetahuan.
3. pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah pidato, dan
4. pembicaraan dengan orang yang dihomnati atau yang belum dikenal.
Diposkan oleh Widi Blog di 09:24
Label: Linguistik
« MENGUAK RAHASIA LA RUNDUMA
BELAJAR, PEMBELAJARAN, DAN MENGAJAR (berbagai pendapat dari para ahli) »
APA BAHASA ITU? Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli
Mei 25, 2009 oleh syarif hidayatullah
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pe
ngertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyar
akat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa a
dalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) ya
ng bersifat arbitrer.
Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yai
tu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols an
d rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebaga
i kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan k
onsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbo
l yang diatur oleh ketentuan).
Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau
memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistem
atis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat
lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh ala
t ucap manusia secara sadar.
Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may
be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau ju
ga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatana
n atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh M
ackey (1986:12).
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan ber
artikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional,
yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran.
Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi ba
hasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pe
san, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.
Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), b
eliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai un
tuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang
dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jel
as dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga
dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
Sementara Pengabean (1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang
mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
Pendapat terakhir dari makalah singkat tentang bahasa ini diutarakan oleh Soejon
o (1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dal
am hidup bersama.
Daftar Pustaka
Ambary, Abdullah. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: Djatnika. 1986.
Guntur, Henry. Pengajaran Kompetensi Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. 1989.
Mackey, W.F. Analisis Bahasa. Surabaya: Usaha Nasional. 1986.
Santoso, Kusno Budi. Problematika Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. 1990.
Smaradhipa, Galih. Bertutur dengan Tulisan diposting dari situs www.rayakultura.
com. 12/05/2005 .
Soejono, Ag. Metode Khusus Bahasa Indonesia. Bandung: C.V. Ilmu1983.
Stiawan, Yasin. Perkembangan Bahasa diposting dari situs www.siaksoft.com. 16/01
/2006. Tarigan,
Syamsuddin, A.R. Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta.
1986.
Pangabean, Maruli. Bahasa Pengaruh dan Peranannya. Jakarta: Gramedia. 1981.
Walija. 1996. Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP Muhammadiyah Ja
karta Press.
Wibowo, Wahyu. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia. 2001.
pengertian bahasa indonesia
March 10th, 2010 Related Filed Under
Filed Under: Umum
Tags: bahasa indonesia 2
skip to main | skip to sidebar
Rabu, 10 Maret 2010
tulisan ilmiah
Prosedur Pembelajaran Kontekstual
SETIAP siswa memiliki gaya belajar sendiri. Bobbi Deporter (1992) menyebutkan ha
l itu sebagai unsur modalitas belajar. Menurutnya ada tiga belajar pada tiap dir
i siswa dimana tiap orang memiliki kecenderungan terhadap salah satunya. Ketiga
hal itu adalah visual, auditorial, dan kinestetis. Siswa yang memiliki kece-nder
ungan visual akan cenderung belajar dengan cara melihat. Siswa dengan kecenderun
gan auditorial akan lebih tertarik untuk belajar dengan mendengarkan suara-suara
. Sementara siswa dengan karakter kinestetis akan lebih tertarik untuk praktek d
engan me-lakukan suatu kegiatan atau menyentuh secara langsung.
Dalam pembelajaran kontekstual, guru dituntut untuk dapat memahami karakteristik
belajar siswa sehingga siswa dapat belajar dengan gayanya masing-masing. Dalam
pembelajaran konvensional, guru sering lupa memperhatikan hal ini. Sehingga yang
terjadi adalah apa yang dikatakan Oleh Paulo Freire sebagai pemaksaan kehendak.
Sehubungan dengan itu, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru k
etika akan menerapkan model belajar pembelajaran kontekstual, yakni :
Pertama, siswa harus dipandang sebagai manusia yag sedang berkembang dan bukan s
ebagai orang dewasa dalam ukuran kecil. Kemampuan belajar siswa sangat dipengaru
hi oleh level perkembangan siswa sehingga kita tidak boleh memberikan pelajaran
yang tidak sesuai dengan level perkembangan siswa tersebut. Dengan demikian guru
tidak bertindak sebagai penguasa dalam sebuah pembelajaran, namun ia berperan s
ebagai pembimbing siswa dalam membimbing mereka sesuai dengan level perkembangan
nya.
Kedua, setiap anak memiliki kecenderungan untuk mencoba hal yang baru. Mereka ak
an senang jika mendapat tantangan-tantangan yang baru. Oleh karena itu, guru ber
peran sebagai pemilih objek baru dan menantang yang akan dipelajari oleh siswa.
Ketiga, belajar bagi siswa adalah mengaitkan hal-hal yang telah dikuasi dengan i
nformasi baru yang mereka dapatkan. Dengan demikian tugs guru adalah untuk menga
itkan informasi yang telah ada pada siswa dengan hal baru yang ia pelajari. Keem
pat, belajar merupakan proses penyempurnaan skema yang sudah ada pada diri siswa
(asimilasi) dan membuat skema yang baru (akomodasi). Dengan demikian guru bertu
gas untuk membantu melakukan proses asimilasi dan akomodasi.
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana keg
iatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang a
pa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipela
jarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujua
n tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic ass
essmennya.Dalam konteks itu, prosedur atau program yang dirancang guru benar-ben
ar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara
umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensiona
l dengan program pembelajaran kontekstual. Sekali lagi, yang membedakannya hanya
pada penekanannya. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada desk
ripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk
pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya. Atas da
sar itu, saran pokok dalam prosedur atau penyusunan rencana pelaksanaan pembelaj
aran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut:
(a) Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan
siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Mater
i Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar,
(b) Nyatakan tujuan umum pembelajarannya,
(c) Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu,
(d) Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa,
(e) Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati
partisipasinya dalam pembelajaran.Dengan mengetahui dan memahami prosedur pelaks
anaan atau implementasi model pembelajaran kontekstual oleh guru, maka akan memu
dahkan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran kontekstual dalam pembelaja
ran yang dilakukannya. Prsedur yang dikemuakan di atas, bukanlah harga mati dan
kaku, guru boleh mencari dan menambah tahapan atau konsep lainnya, sehingga lebi
h memperkaya dan memperluas prosedur pelaksanaan model pembelajaran kontektual i
ni. Semoga.
Diposkan oleh lienz-lienz di 03:30 0 komentar
tulisan ilmiah
Dalam kedudukan resminya sebagai bahasa negara dan bahasa kebangsaan NKRI (Negar
a Kesatuan Republik Indonesia), Bahasa Indonesia secara bertahap dan sistematis
mengalami penyempurnaan ejaannya.
Pada tahapan terakhir, tanggal 16 Agustus 1972 Ejaan Bahasa Indonesia dibakukan
sesuai dengan EYD dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia saat itu. Pere
smian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972.
Konsep Ilmiah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997) menjelaskan bahwa Ilmiah ada
lah sesuatu yang didasarkan atas ilmu pengetahuan.
Kata ilmu sendiri merupakan kata serapan dari bahasa Arab ilm yang berarti memaham
i, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan
dapat berarti memahami suatu pengetahuan. Agar sesuatu dapat disebut sebagai Ilm
u, Ada 4 Persyaratan Ilmiah, yakni:
1. Obyektif, Ilmu harus memiliki obyek kajian yang terdiri dari satu golongan ma
salah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Obyeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaa
nnya. Dalam mengkaji obyek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian anta
ra tahu dengan obyek, dan karenanya disebut kebenaran obyektif; bukan subyektif
berdasarkan subyek peneliti atau subyek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan te
rjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah
harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasa
l dari kata Yunani Metodos yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti
metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis, Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu obye
k, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehin
gga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Pengetahuan yang tersus
un secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ket
iga.
4. Universal, Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bers
ifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenan
ya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial men
yadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu a
lam mengingat obyeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingka
t universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula
.
Peranan Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah
Dalam Penyajian sebuah Konsep Ilmiah, Bahasa Indonesia mempunyai peranan penting
dengan dibakukannya Ejaan sesuai EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Dengan Ejaan s
esuai EYD ini, Bahasa Indonesia memiliki susunan struktur bahasa yang Obyektif,
Metodis, Sistematis dan Universal.
Peranan tersebut, mencakup penggunaan Bahasa Indonesia dalam publikasi artikel m
aupun tulisan tulisan ilmiah, baik berupa karya tulis, penulisan ilmiah, maupun
skripsi dimana penerapannya harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Beberapa hal sederhana misalnya tentang kaidah penggunaan huruf kapital: bahwa p
ada setiap awal kalimat harus diawali dengan huruf kapital, dan huruf kapital ju
ga dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa s
ejarah.
Selain kaidah penggunaan huruf kapital tersebut, masih banyak aturan penggunaan
Bahasa Indonesia yang lainnya. Terkadang, dalam publikasi tulisan ilmiah juga, k
ita menggunakan kata serapan dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun da
ri bahasa asing seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.
Untuk penulisan kata-kata serapan tersebut juga ada aturan dalam penulisannya, d
imana berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat
dibagi atas dua golongan besar.
Pertama, unsur serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti: reshuffle, shuttle cock, I exploitation de l homme par I homme. Unsur-unsur
ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti
cara asing.
Kedua, unsur serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya
sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah-kaidah tersebut tertuang dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang d
isempurnakan. Dengan adanya kaidah / aturan ini, maka tulisan ilmiah yang dibuat
menjadi lebih Obyektif, Metodis, Sistematik, Terstruktur dan Universal khususny
a dalam penggunaan bahasa sesuai dengan makna konsep Ilmiah itu sendiri.
Diposkan oleh lienz-lienz di 03:21 0 komentar
penalaran
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamat
an yang sejenis juga akan terbentuk proposisi proposisi yang sejenis, berdasarka
n sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebu
ah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut me
nalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premi
s (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuen
Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bert
olak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis
yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umu
m terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusu
s.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti
sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hibura
n yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda stat
us sosial.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya dip
erlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bah
asa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa
kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat be
rita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat men
entukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah akt
ivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian da
n tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama sama dengan terbentuknya pen
gertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digun
akan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibu
tuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan keben
aran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan ses
uatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi s
emua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara
formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, dit
urunkan dari aturan aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi at
au bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Diposkan oleh lienz-lienz di 03:21 0 komentar
Mengapa kita harus belajar Bahasa Indonesia??
Mengapa harus belajar bahasa Indonesia
Karena bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa, dimana setiap orang akan
mengerti jika diantara mereka menggunakan bahasa Indonesia, di lihat dari sudut
pandang linguistika, Bahasa Indonesia adalah suatu varian bahasa Melayu. Dasar
yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19, namun mengalami perkemba
ngan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan di awal abad
ke-20. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari ba
hasa daerah dan bahasa asing.
Mengapa bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia ? Ada empat faktor , yaitu ;
1.Bahasa Melayu sudah merupakan lingua fanca di Indonesia,bahasa perhubungan, da
n bahasa perdagangan.
2.Sistem bahasa Melayu sederhana,mudah di pelajari.
3.Diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia oleh suku-suku di Indonesia
.
4.Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dal
am arti yang luas.
Dan karena bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting,seperti yang
tercantum dalam ikrar ketiga sumpah pemuda 1982.Ini berarti bahasa Indonesia mem
iliki kedudukan sebagai bahasa Nasional,kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa
daerah.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional ,bahasa Indonesia berfungsi sebagai
;
1).Lambang kebanggaan kebangsaan.
2).Lambang identitas nasional.
3).Alat penghubung antara warga,antara daerah, dan antara budaya.
4).Alay yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar bela
kang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indo
nesia.
Jadi menurut saya, belajar bahasa Indonesia itu sangat penting karena,tidak semu
a warga Indonesia tiap hari menggunakan bahasa Indonesia, coba perhatikan sekeli
lingmu.Orang Jawa ya berbahasa jawa,
orang Cina memang pake bahasa Indonesia tapi kadang logat dan aksennya dibuat la
in, dan tidak sesuai standar yang benar dan orang Ambon dialeknya juga khusus.It
u karena masyarakat kita kan Bhinneka Tunggal Ika, kalau tidak ada pelajaran bah
asa Indonesia, nanti pemakaian bahasa dalam jurnalisme (terutama) jadi kacau dan
tidak seragam.Selain itu, banyak aspek dalam pelajaran bahasa Indonesia yang ha
rus kita ketahui,tidak cuma percakapan sehari-hari.
Diposkan oleh lienz-lienz di 03:18
fungsi bahasa
Definisi/Pengertian Bahasa, Ragam dan Fungsi Bahasa - Pelajaran Bahasa Indonesia
Fri, 25/04/2008 - 1:54am godam64
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar ti
dak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-p
ola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komuni
kasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa ha
rus harus menguasai bahasanya.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikas
i diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah ba
hasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan
bendanya.
Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains,
bahasa jurnalistik, dsb.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden
Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seper
ti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa
bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti r
agam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan inform
al (tidak baku).
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat be
rcampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pi
sau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembara
ngan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikas
i melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen ol
eh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri. Bahasa isya
rat akan dibahas pada artikel lain di situs organisasi.org ini. Selamat membaca.
« Bahasa Jurnalistik: Sebuah Pengantar
Sejarah Jurnalistik dan Munculnya Bahasa Jurnalistik »
Pengertian dan Fungsi Bahasa
July 31, 2009 by novelis
Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sist
em lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untu
k bekerjasama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri.
Gorys Keraf (1994:1) memberikan pengertian bahasa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau makna. Bahasa s
ebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa
bunyi yang merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan bahasa s
ebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang meny
ebabkan reaksi atau tanggapan orang lain.
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian bahasa mencak
up hal-hal sebagai berikut:
1. Sistem lambing bunyi yang arbitrer
2. Alat komunikasi
3. Simbol bunyi yang memiliki arti serta makna
4. Digunakan oleh masyarakat untuk beriteraksi
Sementara fungsi bahasa menurut Mahmudah dan Ramlan (2007:2-3) adalah alat komun
ikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Bahsa juga menunjukkan perbedaan antara
satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelomp
ok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan adat-istiad
at dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran
atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat mel
ambangkan tingkah laku seseorang.
Gorys Keraf (2001:3-8) menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa, yaitu:
1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita
, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.
2. Alat komunikasi
Bahasa merupakan saluran perumusan maksud yang melahirkan perasaan dan memungkin
kan adanya kerjasama antarindividu.
3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa merupakan salah satu unsure kebudayaan yang memungkinkan manusia memanfaa
tkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengal
aman tersebut, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.
4. Alat mengadakan kontrol sosial
Bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku da
n tindak tanduk orang lain. Bahasa juga mempunyai relasi dengan proses-proses so
sialisasi suatu masyarakat.
FUNGSI BAHASA DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Sejarah bahasa Indonesia;
Bahasa indonesia adalah dialek kaku dari bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu
Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru diang
gap lahir atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928 atas usulan Moh
ammad Yamin. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secar
a resmi diakui keberadaannya.tepatnya pada saat hari Kemerdekaan
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu kami
dan kita . Kami adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bi
cara, sedangkan kita adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang d
isebut termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar adalah Subjek Predikat Objek-Keterangan (SPOK), walaupun susu
nan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada ora
ng atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala/waktu
(tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, kem
arin atau besok ), atau indikator lain seperti sudah atau belum .Dan Bahasa Indonesia
atur dalam UUD 1945 pada pasal 36 yaitu Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia .
Berdasarkan fungsinya bahasa Indonesia dibagi menjadi 5 fungsi;
1. Ekspresif
Contohnya;mampu menggungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan.
2. Komunikasi
Contohnya; sebagai alat berinteraksi atau hubungan antara dua manusia dan sehing
ga pesan yang dikmaksudkan dapat dimengerti.
3. Kontrol sosial
contohnya; tulisan dilarang merokok bahasa tersebut berfungsi sebagai pengatur ata
u pengontrol
4. Adaptasi
Contohnya;bila kita berada di wilayah atau daerah yang asing atau diluar ibu kot
a, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia tersebut sebagai alat untuk adaptasi
dengan lingkungan baru tersebut.
5. Integrasi/pemersatu
Contohnya;bahasa-bahasa yang berbeda atau beraneka ragam dan dipersatukan oleh b
ahasa Nasional yang dapat dipakai di seluruh Indonesia yang menjadi satu kesatua
n yang utuh dan bulat.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional di ikrarkan pada 28 oktober 1
928 yaitu hari Sumpah Pemuda yang memilki fungsi-fungsi sebagai;
1. Lambang identitas Nasional.
2. Lambang kebanggaan kebangsaan.
3. Bahasa indonesia sebagai alat komunikasi.
4. Alat pemersatu bangsa yang berbeda Suku,Agama,ras,adat istiadat dan Budaya.
Hasil perumusan seminar polotik bahasa Nasional yang diselenggarakan di jakarta
pada tangal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan berdasarkan Kedudukan bahasa In
donesia sebagai bahasa Negara adalah;
1. Sebagai bahasa resmi kenegaraan.
2. Sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
3. Sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pe
laksanaan pembangunan serta pemerintah, dan
4. Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.
Fungsi Bahasa
. Pengertian Bahasa
n Menurut Gorys Keraf
Bahasa adaalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yan
g dihasilkan oleh alat ucap manusia.
n Menurut KBBI
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota su
atu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Aspek Bahasa
n Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol voka
l (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapaat diperkuat dengan gerak-geri
k badaniah nyata.
n Bahasa mencakup 2 bidang:
n Vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
n Arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau
haal yang diwaakilinya.
Benarkah Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia?
n Bahasa dan Realita
Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda.
Sistem simbol: hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional.
Sistem tanda: hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh
ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.
Bolinger (1981):
Makna adalah hubungan antara realita dan bahasa. Sementara realita mencakup sega
la sesuatu yang berada di luar bahasa. Realita itu mungkin terwujud dalam bentuk
abstraksi bahasa, karena tidak ada bahasa tanpa makna. Sementara makna adalah h
asil hubungan bahasa dan realita.
n Bahasa dan Perilaku
Komunikasi bisa terjadi jika proses decoding dan encoding berjalan dengan baik.
Kedua proses ini dapat berjalan baik jika baik encoder maupun decoder sama-sama
memiliki pengetahuan dunia dan pengetahuan bahasa yang sama (Omaggio, 1986).
Pengetahuan dunia identik dengan pengetahuan realita
Pemerolehan pengetahuan dunia (realita) atau proses penghubung bahasa dan realit
a pada prinsipnya sama, yakni manusia memperoleh representasi mental realita mel
alui pengalaman yang langsung atau melalui pemberitahuan orang lain.
n Bahasa Indonesia yang benar
Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa. 4 hal y
ang harus diperhatikan, yaitu:
1. tata bahasa
2. pilihan kata (diksi)
3. tanda baca
4. ejaan
n Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaid
ah bahasa. Kaidah ini meliputi aspek:
n Tata bunyi (fonologi)
n Tata bahasa (kata dan kalimat)
n Kosa kata (termasuk istilah)
n Ejaan
n Makna
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
n Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Fungsinya:
1. lambang kebanggaan kebangsaan
2. lambang identitas nasional
3. alat yang memungkinkan terjadinya penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan
latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan bang
sa
4. alat penghubung antardaerah dan antarbudaya
n Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Fungsinya:
1.
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
3. Alat penghubung pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi

Anda mungkin juga menyukai