KOMUNIKASI DATA
4 BIT/ 5 BIT
ENCODING
Oleh:
ANSON LUMAN 26402004
ROBBY JAYAPUTRA 26402006
ADELINA HALIM 26402039
BOBBY SUTANTO 26402067
FELIX PINASTIKA 26402070
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan berkat dan rahmatNya sehingga kami sebagai penulis dapat
menyelesaikan laporan makalah ini dengan baik. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada Pak Arie sebagai dosen pengajar, serta rekan-rekan telah yang
membantu kami di dalam menyelesaikan laporan makalah ini.
Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang dapat
digunakan sebagai masukan untuk melengkapi dan memperbaiki segala
kekurangan yang ada pada laporan ini. Penulis mengucapkan Terimakasih,
selamat membaca, selamat mengoreksi, semoga Tuhan memberkati pembaca
sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
ISI
4B/5B encoding juga disebut block encoding. Untuk dapat memahami ini,
encoding tingkat menengah menempati posisi sebelum MLT-3 encoding. Tiap 4-
bit dari data yang diterima memiliki extra bit kelima. Bila input data adalah 4-bit
maka ada 24 =16 bit yang berbeda. Tetapi karena adanya tambahan bit yang
kelima maka ada 25 =32 bit yang berbeda. Dan hasilnya, bit yang kelima selalu
memiliki 2 angka 1 walaupun data nya semuanya 0 ….Hal ini memerlukan clock
synchronizations untuk data transfer yang reliable.
iv
4 bit/5 bit menggunakan DC dalam mentransmisikan data. Keseimbangan
DC berarti mentransmisikan angka yang sama dari 1 seperti 0. Umumnya 4 bit/ 5
bit code digunakan oleh HIPPI untuk mengendalikan keseimbangan DC.
Dengan sinyal 4 bit/ 5 bit, setiap 4 bit dari user data akan dikonversikan
menjadi 5 bit code prioritas untuk ditransmisikan melalui media. Penggabungan
eksploitasi dengan bit ekstra membutuhkan sinyal transmisi rata-rata 125 mbit
yang ditransferkan setiap net 100 mbps dari user data. Bagaimanapun juga, bit
ekstra membolehkan 5 bit “symbol” untuk di definisikan bahwa informasi control
tranmisi ditambahkan untuk user data. 5 bit symbol juga didefinisikan dalam cara
memastikan periodic transisi dalam sinyal untuk mengijinkan receiver untuk
mengatur syncronosasi dengan gelombang data yang masuk.
v
1. Masalah sinkronisasi dalam penggunaan NRZI saja karena NRZI
masih sederhana.
2. Penggunaan encoding scheme yang lain seperti Manchester tidak
efisien sejak adanya kemungkinan terjadinya lebih dari 2 transisi per bit time.
4B/5B berdasarkan pada 4 bits encoding data dalam 5 bit digital signaling.
Maksudnya, pola ini berdasar pada 5 bit digunakan untuk menggambarkan data 4
bit. Scheme ini menghasilkan efisiensi sebesar 80% untuk data encoding. Sebab
itu kita sekarang dapat menghasilkan 100MB/s transmisi data dengan
menggunakan rate sebesar 125MHz.
Setiap pola bit dipilih sehingga setiap data entity dari hex 0 sampai
hex 16(f), ada transisi paling sedikit dua kali dan tidak lebih dari tiga bit 0 dalam
satu baris. Ini mungkin sejak 5 bit dari encoding dapat memberikan 32 data entity
unique atau simbol, yang semuanya hampir dua kali digunakan dari yang
diperlukan. Sisa pola 5 bit digunakan untuk awal dan akhir pembatasan,
syncronisasi, dan error detection.
vi
BAB II
KEUNTUNGAN
4B/5B encoding memberikan kualitas sinyal yang baik dan rata-rata error
yang kecil. Dengan metode 4B/5B encoding kita dapat memperoleh 50% efisiensi,
artinya kita perlu 200MHz untuk mengirim sinyal untuk mencapai transmisi data
sebanyak 100MB/s.
vii