Anda di halaman 1dari 20

TRANSISI DEMOGRAFI PENDUDUK JAWA TIMUR

OLEH : SUDARTI

PENDAHULUAN
Propinsi Jawa Timur termasuk salah satu propinsi di
Indonesia yang berhasil mengendalikan jumlah penduduknya.
Dimana bagian terpenting dari suksesnya tersebut terletak pada
keberhasilan propinsi ini dalam menjalankan program KB.
Penduduk Jawa Jimur pada tahun 1990 berjumlah 32.487.568 jiwa.
Suatu jumlah yang menempatkan propinsi Jawa Timur sebagai
propinsi terbesar di Indonesia. Walau demikian pertumbuhan
penduduk per tahun relatif rendah dan cenderung terus menurun.
Dalam tahun 1970 angka pertumbuhan penduduk 1,71% angka ini
terus turun secara drastis mencapai 1,08% alam dekade tahun
1980. Sedangkan untuk dekade tahun 1990 laju pertumbuhan
penduduk menurun lagi menjadi 0,84% dan angka ini jauh dibawah
rata-rata pertumbuhan nasional yaitu 2,23% untuk dekade tahun 70-
an, 2,10% untuk tahun 80-an dan 1,9% untuk tahun 90-an.
Penurunan laju pertumbuhan penduduk di Jawa Timur
tersebut karena tingkat kelahiran penduduk dalam skala nasional
termasuk lebih rendah dan terus menurun, dan juga tingkat
kematian penduduk Jawa Timur cenderung turun walau tingkat
penurunannya tidak secepat rata-rata nasional. Dibanding angka
nasional angka kematian bayi di propinsi ini lebih rendah dalam
tahun 1980 tetapi untuk tahun 1985, 1990, dan 1995 angka
kematian lebih tinggi. Tingkat kelahiran dapat diukur tepat
dengan menggunakan angka fertilitas total (TFR) dengan
menggunakan angka fertilitas menurut umur (ASFR). Di Jawa
Timur pada tahun 1985-1990 angka kelahiran tercata 2,47, untuk
angka kematian pada tahun 1985-1990 tercatat 9,0 dan turun
menjadi 8,6 pada tahun 1990-1995. Angka harapan hidup waktu
lahir meningkat dari 60,7 untuk laki-laki dan 64,5 untuk
perempuan pada tahun 1985-1990 menjadi 63,2 untuk laki-laki
dan 67,0 untuk perempuan pada tahun 1990-1995. Ini berarti
bahwa dalam dua periode ini angka harapan hidup untuk
perempuan lebih besar dari angka harapan hidup untuk laki-laki.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan
yang timbul adalah bagaimana transisi demografi penduduk Jawa
Timur yang disebabkan oleh perubahan tingkat fertilitas,
mortalitas dan migrasi.

1
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana transisi
demografi penduduk Propinsi Jawa Timur yang disebabkan oleh
perubahan tingkat fertilitas, mortalitas dan migrasi.
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat bagi pemerintah / intansi terkait
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi
bagi pemerintah dan intansi terkait dalam menentukan
kebijaksanaan sebagai langkah untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk.
b. Manfaat bagi peneliti lanjut
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan
bagi peneliti lebih lanjut atau sebagai bahan replikasi.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. LANDASAN PENELITIAN TERDAHULU
Untuk lebih mempertajam penelitian ini, maka disini
akan diambil hasil penelitian Goran Ohlin (1967) sebagai
bahan acuan. Dalam hasil penelitiannya diterangkan bahwa
tingkat kelahiran di negara-negara sedang berkembang
mendekati keadaan maksimum biologi, meskipun di beberapa
masyarakat di mana perkawinan terjadi pada usia muda dan
kelahiran tidak terkontrol, tingkat kelahiran dapat mendekati
suatu tingkat yang natural dengan gross reproduction rates
antara 3,5% - 4% yang berasal dari rata-rata 7 – 8 kelahiran
untuk setiap wanita yang hidup sampai umur 45 tahun. Jelas
bahwa tingkat kelahiran di negara-negara sedang berkembang
lebih tinggi daripada di negara-negara maju, dan ini
memperlebar kesenjangan antara jumlah penduduk di negara
sedang berkembang dengan penduduk di negara maju.
2. LANDASAN TEORI
a. Pengertian Transisi Demografi
Transisi demografi merupakan salah satu proses
perubahan dari tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi
hingga menjadi tingkat kelahiran dan kematian yang rendah
diikuti dengan kondisi perkembangan penduduk. (Aris
Ananta ; 20). Perubahan penduduk secara implisif menyatakan
pertambahan atau penurunan jumlah penduduk secara parsial
maupun keseluruhan sebagai akibat perubahan komponen
utama perubahan penduduk, Yaitu kelahiran, kematian dan
migrasi.

2
Dalam Transisi Demografi menurut Bogue (1965) tahap
transisi sebagai berikut :
1. Pratransisi (Pre- Transitional)
Ditunjukkan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas yang
tinggi.
2. Tahap Transisi (Transitional)
Ditunjukkan dengan tingkat fertilitas tinggi dan tingkat
mortalitas rendah.

3. Tahap Pasca Transisi (Past Transitional)


Dinyatakan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas sudah
rendah. (Michael P. Todaro – Burhanuddin Abdullah ; 207 ).
b. Teori Transisi Demografi
Teori transisi demografi melukiskan peralihan tingkat
pertumbuhan penduduk dari tingkat yang tinggi menuju
tingkat yang rendah yang dimekanisasikan melalui tiga
tahapan.
Pada tahap pertama, baik tingkat fertilitas maupun
tingkat mortalitas sama-sama tinggi, sehingga pertumbuhan
berada pada tingkat yang tinggi dan berlangsung lama. Tingkat
kematian yang tinggi dianggap sebagai ssuatu yang tidak dapat
dihindarkan karena pada saat itu belum ada sanitasi,
transportasi dan pengobatan moderen. Dengan tingkat
kematian yang tinggi dianggap sebagai sesuatu yang tidak
memaksa masyarakat untuk menganut nilai-nilai sosial budaya
yang mendukung adanya tingkat kelahiran yang tinggi sebagai
imbangan supaya dapat mempertahankan keturunan.
Pada tahap kedua, tingkat kematian sudah mulai
menurun sebagai akibat dari proses pembangunan ekonomi dan
mulai meningkatnya taraf hidup. Tetapi pada tahap ini tingkat
kelahiran masih tinggi (meskipun sudah ada kecenderungan
untuk turun, tetapi tingkat penurunannya masih lebih rendah
dibanding dengan penurunan tingkat kematian). Hal ini
disebabkan nilai budaya pada waktu itu yang mendukung
tingkat kelahiran yang tinggi sudah terlanjur membudaya dan
melembaga sebagai suatu kepercayaan, sikap dan nilai tersebut
lamban dan tergolong sulit untuk berubah. Pada tahap kedua
inipun masih diwarnai oleh tingkat pertumbuhan penduduk
yang masih tinggi sebagai interaksi antara tingkat kelahiran
yang tinggi dengan tingkat kematian yang cukup rendah.

3
Pada tahap ketiga, individu-individu secara sadar sudah
mulai mengendalikan tingkat kelahiran. Pengendalian secara
sadar inilah yang menjadi ciri pokok dari tahap transisi akhir
transisi demografi tersebut. Selama tahap ini berlangsung
tingkat kelahiran terus turun secara perlahan-lahan menuju
tingkat keseimbangan dan tingkat kematian yang sudah
rendah. Pada tahap pasca transisi dicirikan oleh tingkat
kelahiran dan tingkat kematian yang sama-sama rendah,
hampir semua mesyarakat mengetahui cara-cara pemakaian
alat kontrasepsi. Tingkat kelahiran dan kematian mendekati
keseimbangan, pertumbuhan penduduk amat brendah dalam
jangka waktu yang panjang. Menurut Ida Bagus Mantra
(26;1993) “ Bahwa suatu tingkat ekonomi tertentu harus
dicapai terlebih dahulu sebelum terjadinya penurunan tingkat
elahiran dan disusul dengan tingkat kematian “.
Ada lima tahap dari Transisi Demografi :
1. Masyarakat Tradisional, dimana tingkat fertilitas dan
tingkat mortalitas sama-sama tinggi, sehingga pertumbuhan
penduduk rendah.
2. Permulaan Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas
tetap bahkan cenderung naik dan tingkat mortalitas sudah mulai
menurun. Hal ini mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk
meningkat.
3. Akhir Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas dan
mortalitas menurun sehingga tingkat pertumbuhan penduduk
menurun.
4. Masyarakat Modern, dimana tingkat fertilitas dan
mortalitas sama-sama rendah sehingga tingkat pertumbuhan
penduduk rendah.
5. Masyarakat Super Modern dimasa mendatang, dimana
tingkat kelahiran sudah benar-benar dapat dikontrol, dan tingkat
kematian rendah dan stabil.
(Teori dan Metodologi Studi Kependudukan Pusat antar
Universitas Gajah Mada Yogyakarta ; Desember 1992 ).
Proses pertahapan transisi demografi digambarkan
dalam bentuk sebagai berikut :

AL
Keterangan :
AM
AL : Angka Kelahiran
AM : Angka Kematian
4
I II III
Sumber : Chester Bland and D.E Lee (1976. 8)

F. HASIL PENELITIAN
1. FERTILITAS PENDUDUK JAWA TIMUR
Berdasarkan hasil penelitian telah didapatkan data
tentang jumlah fertilitas penduduk Jawa Timur yang diukur
dengan menggunakan angka fertilitas total (TFR) yang diukur
oleh BPS berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1971, 1980,
1990, 2000 maupun dari survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia 1991 dan 1994 maka dapat diperoleh hasilnya sebagai
berikut:
Tabel 1
PERKIRAAN FERTILITAS PENDUDUK JAWA TIMUR
Tahun Jumlah Perubahan (%)
1996-2001 1,766
-15,17
2001-2006 1,498
-15,22
2006-2011 1,270
-15,19
2011-2016 1,077
-5,29
2016-2021 1,020
Sumber : BPS, BKKN, dengan Pusat Penelitian
Kependudukan UGM
Dari data di atas mewujudkan bahwa perubahan fertilitas
penduduk Jawa Timur mengalami penurunan yang relatif rendah
yaitu mencapai hasil negatif. Terbukti dari tahun 1996-2006
(tahun 1 ke tahun 2) perubahan sebesar –15,17, tahun 2001-
2011 (tahun 2 ke tahun 3) adalah –15,22, tahun 2006-2016
(tahun 3 ke tahun 4) adalah –15,19, tahun 2011-2021 (tahun 4 ke
tahun 5) sebesar –5,29. Semua itu menunjukkan bahwa program
pemerintah untuk menurunkan jumlah kelahiran melalui program
KB telah tercapai serta adanya penaruh dari faktor-faktor sosial
ekonomi dan budaya yang langsung berkaitan terhadap
perubahan fertilitas. Dan juga adanya pengaruh dari

5
pembangunan yang terus digalakkan. Tingkat pendidikan juga
berdampak pada jumlah kelahiran dan juga tingkat pendapatan
masyarakat. Dari data di atas jelas sekali bahwa faktor sosial,
ekonomi dan psikologi sangat berpengaruh pada jumlah
kelahiran.

Tabel 2
Angka kelahiran menurut umur ibu (ASFR)
Tahun 15 – 20 – 25 – 30 – 35 – 40 – 45 –
19 24 29 34 39 44 49
1996 69 148 122 84 45 18 6
2001 50 108 89 61 32 13 4
Perubaha -27,5 -27,02 -27,04 -27,38 -27,88 -27,77 -33,33
n (%)
Sumber : BPS
Dari tabel di atas dapat ketahui jumlah kelahiran menurut
umur ibu mulai dari umur ibu 15 – 19 untuk tahun 1996-2001
Jumlahnya menurun semakin rendah yaitu –27,5 sedangkan
untuk umur 20-24 sebesar –27,02, umur 25-29 perubahannya –
27,04, umur 30-34 sebesar –27,38 umur 35-39 sebesar –28,88,
umur 40-44 adalah 27,77 dan umur 45-49 sebesar –33,33.
Penurunan jumlah kelahiran terbesar terletak pada umur ibu 15 –
19 tahun, itu berarti bhwa sekarang banyak masyarakat yang
menikah dan punya anak di atas umur 19 tahun ke atas. Semua
itu terjadi akibat dari semakin meningkatnya pendidikan
masyarakat, pengaruh modernisasi dan juga pengaruh dari
kecanggihan ilmu teknologi. Sehingga untuk jumlah kelahiran
terus menurun sangat rendah yaitu mencapai nilai negatif (-).
2. MORTALITAS PENDUDUK JAWA TIMUR
Untuk mengetahui berapa besar perubahan kematian
penduduk maka dapat dan diterangkan dari tabel di bawah ini:

TABEL 3
Angka kematian bayi hasil sensus penduduk
Penurunan (% per
tahun)
Tahun 1980 1990 2000
1980- 1990-2000
1990
Jumlah 218 188 145 1,6 2,6
Sumber: BPS
Data di atas menunjukkan bahwa kematian bayi terus
menurun hingga tahun 2000, penurunannya sebesar 2,6. Semua

6
itu sebagai akibat dari kemajuan teknologi sehingga dapat
berpengaruh pada tingkat harapan hidup. Dan juga sebagai
akibat dari kecanggihan di bidang kedokteran serta adanya
perbaikan gizi.
Untuk mengetahui perubahan mortalitas selain dilihat dari
jumlah kematian bayi juga dapat diperkirakan melalui parameter
angka harapan hidup yang diperoleh selama proyeksi
ditransformasikan ke dalam model tabel kematian.

TABEL 4
Perkiraan angka harapan hidup menurut jenis kelamin
Perem
Laki- Perub Peru
puan
laki Tahun Co ahan Tahun Co baha
(femal
(male) (%) n (%)
e)
1996- 60,91 1996- 64,2
2001 60,65 1,31 2001 1 0,9
2001- 60,30 1,21 2001- 64,7 5
2006 60,03 1,05 2006 8 0,8
2006- 63,76 1,17 2006- 65,3 8
2011 2011 2 0,8
2011- 2011- 65,8 3
2016 2016 3 0,7
2016- 2016- 66,3 7
2021 2021 5
Sumber: BKKN dengan Pusat Penelitian Kependudukan
UGM
Harapan hidup untuk laki-laki mulai dari tahun 1996-2026
mengalami perubahan yang meningkat. Semua itu perubahannya
dapat dilihat dari tabel, dimana rata-rata perubahannya hampir
sama tetapi yang paling besar itu perubahan peningkatan pada
tahun 1996-2010 sebesar 1,31 sedangkan perubahan terkecil
pada tahun 2006-2016 sebesar 1,05.
Sedangkan untuk harapan hidup perempuan juga
mengalami perubahan peningkatan tetapi tidak sebesar pada
penduduk laki-laki. Untuk perempuan perubahan yang meningkat
terlalu besar yaitu pada tahun 1996-2006 sebesar 0,95.

7
Sedangkan terendah pada tahun 2005-2015 sebesar 0,77. Semua
itu menunjukkan bahwa peningkatan perubahan yang paling
besar baik untuk laki-laki maupun perempuan adalah antara
tahun 1996-2006. Semua ini terjadi sebagai akibat dari adanya
perbaikan di bidang ekonomi sebagai hasil industrialisasi dan
modernisasi yang sangat berpengaruh pada masayrakat.
Peningkatan harapan hidup ini juga disebabkan oleh pelaksanaan
pembangunan yang sangat cepat. Dengan harapan hidup yang
terus meningkat maka dapat menurunkan jumlah kematian.
Dimana semua itu didasarkan pada pemikiran bahwa tingkat
kematian adalah hasil interaksi pembangunan kesehatan dengan
pembangunan di sektor yang lain.
3. MIGRASI PENDUDUK JAWA TIMUR
Dari tabel di bawah ini mengenai proyeksi migrasi dengan
input data jumlah penduduk laki-laki dan perempuan berdasarkan
sensus penduduk tahun 2000 maka akan jelas berapa besar
jumlah migrasi netto. Data migrasi yang digunakan untuk
perhitungan proyeksi adalah Age Spesific Net Migration Rate
(ASNMR) yang dapat diperoleh dari pengurangan data penduduk
hasil sensus penduduk tahun 2000 Dengan hasil perhitungan
penduduk tanpa migrasi tahun 2000. Nilai perbedaan untuk
setiap kelompok umur merupakan Age Spesific Migration (ASNM).
Berdasarkan data maka diketahui bahwa migrasi netto
untuk penduduk perempuan pada tahun 2000 sebesar –597.946.
Sedangkan untuk laki-laki sebesar –549.073. Ini berarti bahwa
jumlah migrasi minus (-) menunjukkan bahwa banyak penduduk
Jawa Timur baik laki-laki maupun perempuan melakukan migrasi
ke luar Jawa Timur. Yang cenderung melakukan migrasi keluar
adalah penduduk laki-laki. Dimana di Jawa Timur penduduknya
sudah semakin padat sehingga lapangan pekerjaan yang sempit
serta tanah juga sempit. Maka sebaai langkah yang baik
penduduk laki-laki mlakukan migrasi ke luar Jawa. Dimana
disana masih banyak lahan kosong bisa diolah untuk usaha.
Mereka banyak yang migrasi ke Kalimantan, Sumatera dan lain-
lain. Kesempatan berkarier di luar Jawa itu masih banyak karena
banyak sumber-sumber kekayaan alam yang belum diolah seperti
hasil tambang, kayu atau bahan-bahan dari pertanian.
Sedangkan di Jawa Timur sumber-sumber alam sudah menurun,
menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang
bahan bakunya makin sulit diperoleh seperti hasil tambang, kayu
atau bahan dari pertanian. Serta adanya rasa superior di tempat
yang baru atau kesempatan untuk memasuki pekerjaan yang

8
cocok. Kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih
baik dan juga tarikan dari orang yang diharapkan menjadi
pelindungnya. Dari semua ini maka banyak penduduk laki-laki
yang melakukan migrasi keluar.
Meskipun secara keseluruhan penduduk Jawa Timur
cenderung melakukan migrasi keluar, akan tetapi masih ada
migrasi masuk baik pada penduduk laki-laki maupun perempuan
terutama pada kelompok usia produktif. Pada penduduk
perempuan migrasi masuk terjadi pada penduduk usia 25-29
tahun sebanyak 89.423 orang, kelompok usia 65-69 tahun
sebanyak 16.919 orang dan usia diatas 75 tahun sebanyak
25.280 orang. Sedangkan pada penduduk laki-laki migrasi masuk
terjadi pada kelompok umur 30-34 tahun sebanyak 147.813
orang, kelompok 35-39 tahun sebanyak 30.627 orang kelompok
umur 40-44 tahun sebanyak 4.207 orang dan usia diatas 75
tahun sebanyak 23.557 orang.
Terjadinya migrasi masuk pada penduduk Jawa Timur
terutama pada kelompok usia produktif kemungkinan banyak
disebabkan karena penduduk Jawa Timur banyak yang bekerja
diluar Jawa Timur maupun diluar negeri sebagai TKI dan TKW
pulang kembali ke Jawa Timur karena masa kontrak kerjanya
sudah habis ataupun sebab-sebab lain. Sedangkan untuk usia
diatas 75 tahun kemungkinan disebabkan karena mereka pulang
kembali ke Jawa Timur karena sudah memasuki masa pensiun.
Tabel 5
Jumlah migrasi Netto Penduduk Perempuan Propinsi Jawa
Timur

Estimasi Sensus
Pnduduk Penduduk Selisih
Umur ASNMR
Perempuan Perempuan ASNM
2000 2000
(1) (2) (3) (4) = (3)- (5) = (4)/(3)
(2)
0–4 1.496.017 1.405.80 -90.215 -0.064173333
5–9 1.458.666 2 -16.305 -0.011304382
10 – 14 1.471.624 1.442.36 -3.202 -0.002180572
15 – 19 1.911.417 1 - -0.135984272
20 – 24 1.600.884 1.468.42 228.675 -0.006605976
25 – 29 1.554.476 2 -10.506 0.054396894
30 – 34 1.566.440 1.682.74 89.423 -0.032223429
35 – 39 1.548.737 2 -48.290 -0.060720645
40 – 41 1.219.007 1.590.37 -88.657 -0.012066688

9
45 – 49 1.008.481 8 -14.534 -0.069827021
50 – 54 821.190 1.643.89 -65.823 -0.066467954
55 – 59 706.290 9 -50.620 -0.11412752
60 – 64 652.844 1.518.15 -72.350 -0.01100916
65 – 69 450.463 0 -7.109 0,036199511
70 – 74 397.528 1.460.08 16.919 -0,090629749
75+ 313.963 0 -33.034 0,074518855
Takterja 2178 1.204.47 25.280 -0,559055118
wab 3 -781
942.658
761.570
633.940
645.735
467.382
364.494
339.243
1.397

Total 18.170.67 17.572.7 - 0.036008636


2 26 597.946 5
Sumber: BPS, 2000

Tabel 6
Jumlah migrasi Netto Penduduk Laki-laki Propinsi Jawa Timur

Estimasi Sensus
Selisih
Umur Penduduk penduduk Laki- ASNMR
ASNM
Laki-laki 2000 laki 2000
(1) (2) (3) (4) = (3)- (5) = (4)/
(2) (3)
0 – 4 1.517.61 1.467.500 -50.133 -
5 – 9 3 1.527.839 -44.234 0.034148551
10 – 14 1.483.60 1.557.837 -56.567 -
15 – 19 5 1.718.606 - 0.028952003
20 – 24 1.501.27 1.478.571 267.909 -

10
25 – 0 1.535.936 - 0.036311244
29 1.986.51 1.441.365 313.411 -
30 – 34 5 1.393.547 -25.082 0.155887387
35 – 1.791.98 1.235.562 147.813 -
39 2 1.017.994 30.627 0.211968853
40 – 41 1.561.01 762.954 4.207 -
45 – 49 8 615.935 -56.340 0,016330107
50 – 54 1.293.55 540.314 -22.725 0,10255070
55 – 59 2 361.045 -75.572 7
60 – 64 1.362.92 296.012 -20.566 0,02197773
65 – 69 0 241.102 -7.137 0,00340492
70 – 74 1.231.35 1.153 -17.215 8
75+ 5 23.557 -
Takterj 1.074.33 -566 0.055344137
awab 4 -
785.679 0.029785544
691.507 -
560.880 0.122694764
368.182 -
313.227 0.038063052
258.317 -
1.719 0,019767618
-
0,058156426
0,09770553
5
-
0.490893321

Total 17.742.345 17.193.27 - 0.03600863


2 597.946 65
Sumber: BPS

4. TRANSISI DEMOGRAFI PENDUDUK JAWA TIMUR


Asumsi dasar yang digunakan untuk mengestimasi transisi
demografi adalah didasarkan pada perubahan jumlah, struktur
dan komposisi penduduk yang dipengaruhi oleh perubahan
fertilitas, mortalitas dan diasumsikan menurun dan konstan pada
angka tertentu. Akan tetapi tidak tertutup kemungknan bahwa
penurunan masih tetap terjadi meskipun telah mencapai angka
yang rendah. Sebaiknya dalam kasus-kasus tertentu angka
fertilitas maupun mortalitas akan naik kembali, untuk propinsi
Jawa Timur TFR nya terus mengalami penurunan, sedangkan
tingkat kematian bayi (IMR) juga menurun, angka harapan hidup

11
terus meningkat baik bayi laki-laki maupun perempuan dan
migrasinya minus.
Berdasarkan data sensus penduduk tahun 1990, Jumlah
penduduk Jawa Timur sebesar 32.486.611, sedangkan
berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk
meningkat menjadi 34.765.998. Hal ini menunjukkan dalam
kurun waktu antara tahun 1990-2000, pertumbuhan penduduk
Jawa Timur mencapai 0,7% pertahun.
Untuk mengetahui tentang berapa besar perubahan
jumlah penduduk pada masa yang akan datang maka harus
dihitung berapa besar perubahan fertilitas, mortalitas, dan
migrasi. Dengan menggunakan data ASFR, TFR, harapan Hidup
Migrasi dan Jumlah penduduk berdasarkan Sensus, 2000.
Dengan data sensus penduduk 2000, maka setelah diolah
menggunakan program fiv-fiv dapat diketahui seberapa besar
perubahan jumlah penduduk akibat dari perubahan kelahiran,
kmatian dan migrasi. Hasil proyeksi tersebut mengguakan TFR
hasil proyeksi dari BPS melalui perhitungan regresi. Dari
perhitungan menunjukkan TFR melalui proses fiv-fiv
menghasilkan nilai NRR (net reproduction rate): tingkat
reproduksi netto adalah sejumlah anak perempuan yang
dilahirkan hidup per seribu penduduk perempuan dengan
mempertimbangkan kemungkinan bayi meninggal dalam usaha
reproduksi adalah sebesar 0,765 (1). Artinya setiap wanita yang
telah mengakhiri usia reproduksi akan digantikan oleh satu anak
wanita.
Dari data maka dapat diproyeksikan bahwa jumlah
penduduk mulai dari tahun 1996-2006 penduduknya terus
meningkat yaitu untuk tahun 1996 Jumlah penduduknya
34.763.740 jiwa. Tahun 2001 = 35.774.620, tahun 2006 =
36.233.860 jiwa. Sedangkan untuk tahun 2011-2031 jumlah
penduduk terus menurun, dari tahun 2011 = 36.180.280 jiwa,
turun menjadi 35.6484.845 jiwa untuk tahun 2016, tahun 2021
turun menjadi 34.824.430 jiwa sedangkan untuk tahun 2026 =
33.674.630 jiwa, turun menjadi 32.162.270 jiwa pada tahun
2031.
Untuk mengetahui bahwa Jawa Timur berada dalam tahap
transisi demografi, maka dapat dihitung berapa besar jumlah
penduduk pertengahan tahun, jumlah kelahiran, kematian dan
migrasi.

12
G. KESIMPULAN
a. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah
kelahiran terus mengalami penurunan yang ditunjukkan
dengan penurunan TFR sebagai akibat dari pengaruh sosial
ekonomi, industrialisasi dan moderenisasi. Dan juga
merupakan keberhasilan dari program KB.
b. Untuk jumlah kematiannya pada tahun 1996-2001 sudah
rendah dengan ditandai angka harapan hidup yang terus
menigkat. Akan tetapi untuk masa yang akan datang jumlah
kematiannya terus meningkat dan diperkirakan semua itu
diakibatkan karena penyakit yang sulit disembuhkan dan juga
akibat kecelakaan.
c. Sedangkan untuk Migrasi, penduduk penduduk Jawa Timur
cenderung melakukan Migrasi keluar daerah Jawa Timur
sehingga migrasi nettonya minus. Semua itu bisa jadi
disebabkan karena semakin sulitnya mencari lapangan
pekerjaan, pendapan yang rendah dan juga semakin
menipisnya sumber daya alam dan semakin sempitnya lahan.
Dari tiga hal diatas maka dapat disimpulkan untuk tahun 1996-
2001 perubahan penduduknya masih tinggi karena jumlah
kelahirannya tinggi dan kematiannya rendah. Sedang untuk
masa yang akan datang jumlah kelahirannya terus mengalami
penurunan sedangkan kematiannya meningkat. Akan tetapi
perubahan penduduk mengalami penurunan yang lebih rendah
hingga mencapai negatif (-). Dengan migrasi netto minus ,
berarti pertumbuhan penduduk Jawa Timur lebih banyak
dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk alami (natural
increase).
Berdasarkan hasil proyeksi tentang penduduk Jawa Timur
tahun 1996-2031 maka telah terbukti bahwa untuk tahun
1996-2011 jumlah penduduknya meningkat. Sedangkan untuk
tahun 2011-2031 jumlah penduduk terus menurun, denmikian
juga dengan jumlah kelahirannya yang juga menurun.
Sedangkan jumlah kematiannya meningkat, jumlah migrasinya
minus dan perubahan penduduknya juga minus.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hadi Prayitno, 1985, Pengantar Ekonomi Pembangunan, Balai


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.

Ida Bagus Mantra, 1985, Pengantar Studi Demografi, Penerbit Nur


Cahaya.

Ida Bagus Mantra, Kasto, R. Riyanto, Desember 1992, Teori dan


Metodologi Studi Kependudukan, Penerbit Pusat Antar
Universitas UGM Yogyakarta.

Kartono Wirosuharjo, dkk, 1985, Kebijaksanaan Kependudukan


dan Ketenagakerjaan di Indonesia, Lembaga Penerbit FEUI.

Lincolin Arsyad, 1988, Ekonomi Pembangunan, Penerbit Yayasan


Koperasi Pegawai Negeri Yogyakarta.

Lucas, David, 1984, Pengantar Kependudukan, UGM Press,


Yogyakarta.

Michael P Todaro – Baharuddin Abdullah, 1987, Pembangunan


Ekonomi di Dunia Ketiga.

14
M. Iskandar, 1977, Demografi Teknik, Lembaga Demografi FEUI
Salemba I Jakarta.

Ohlin, Goran, Population Control and Economic Development,


Development Center of the Organization for Economic
Cooperation and Development, Paris, 1967.

Prijono Tjiptiherijanto, dkk, 1987, Materi Pokok Demografi, Penerbit


Karunika Jakarta Universitas Terbuka.

Rozy Munir, Drs. Budiharto, 1981, Teori Kependudukan, Penerbit


Bina Aksara.

Sadono Sukirno, 1985, Ekonomi Pembangunan, Lembaga penerbit


FEUI Jakarta.

Said, Rusli, 1982, Pengantar Kependudukan, LP3ES, Jakarta

Saladien, 1988, Konsep Dasar Demografi , Penerbit PT. Bina Ilmu.

15
PENELITIAN
BIDANG ILMU

TRANSISI DEMOGRAFI
PENDUDUK JAWA TIMUR

NASKAH
PUBLIKASIHASIL

Oleh :

Dra. Sudarti, M.Si


NIP. 132 048 774

16
Dibiayai oleh Anggaran Dana Pengembangan
Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang Berdasarkan
SK. Pembantu Rektor Ino. E.6.t/171/BAA/UMM/V/2003

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
JANUARI
2004
HALAMAN PENGESAHAN
NASKAH PUBLIKASI PENELITIAN BIDANG ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

1.A. JUDUL PENELITIAN : TRANSISI DEMOGRAFI PENDUDUK


JAWA
TIMUR
b. Bidang Ilmu : Ekonomi
c. Kategori Penelitian : Menunjang Pembangunan
2. Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap : Dra. Sudarti, MSi
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Golongan Pangkat / NIP : III c/Penata/132048774
d. Jabatan Fungsional : Lektor
e. Jabatan Struktural : Ketua Jurusan
f. Fakultas/Program Studi : Ekonomi/Ilmu Ekonomi & Studi
Pemb.
g. Pusat Penelitian : Universitas Muhammadiyah Malang
3. Jumlah Anggota Peneliti :
a. Nama Anggota :-
4. Lokasi Penelitian :Propinsi Jawa Timur
5. Lama Penelitian :6 (enam) bulan
6. Biaya Yang Diperlukan :
a. Sumber dari Depdiknas : Rp. 1.800.000,- (Satu Juta Delapan
Ratus Ribu Rupiah)
b. Sumber Lain, sebutkan : -

17
Malang, 22 Januari
2003
Dekan Fakultas Ekonomi Peneliti,
Univ. Muhammadiyah Malang

Drs. Wahyu Hidayat R, MM Dra. Sudarti, MSi

Mengetahui,
Kepala Lembaga Penelitian
Univ. Muhammadiyah Malang

DR. Ir. Wahyu Widodo, MS

RIWAYAT HIDUP PENELITI

1. a. Nama Lengkap : Dra. Sudarti, MSi


b. Golongan Pangkat dan NIP : IIIC/Penata/132048774
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Jabatan Struktural : Ketua Jurusan
e. Fakultas/Program Studi : Ekonomi/Ilmu Ekonomi & Studi
Pemb.
f. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
g. Bidang Keahlian : Ekonomi
2. Pengalaman Penelitian :
1. Analisa Transformasi Tenaga Kerja Sektor Pertanian Ke Sektor
Industri Di Kabupaten daerah Tingkat II Pasuruan, Tahun
1993.

18
2. Perkembangan Dan Permasalahan Ekspor Komoditi Non
Migas jawa Timur Tahun 1983- 1994.
3. Mobilitas Penduduk Dan Perubahan Sosial Ekonomi Rumah
Tangga Di Kecamatan Kromengan Kabupaten Daerah Tingkat
II Malang, Tahun 1998.
4. Pengajuan Masrisingarimbun Award bekerjasama Ford
Foundation, Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kehamilan dan
Persalinan Pada Masyarakat Tengger, Tahun 1999.
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto
Tahun 1989 - Th 1998, Tahun 1999.
6. Peranan Kredit Usaha Tani (KUT) terhadap Pendapatan Petani
Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Brama Kecamatan
Winongan Kabupaten Daerah Tingkat II Pasuruan, 2000.
7. Ciri Demografis Kualitas Penduduk Kecamatan Sine
Kabupaten Daerah Tingkat II Ngawi, 2000.
8. Model Pengembangan Industri Kecil Di Pedesaan (Studi Pada
Home Industri Pelepah Pisang Di Desa Temuguruh Kecamatan
Sempu Kabupaten Banyuwangi), 2001
9. Peran Gender Dalam Kesehatan Reproduksi Wanita pedesaan
Di Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang, 2002

19
20

Anda mungkin juga menyukai