METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok, untuk
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
17
2
2
X1
X2
Y
X3
X4
X5
Keterangan :
: pengaruh secara parsial
: pengaruh secara simultan
X : Variabel Bebas (Bauran Pemasaran Ritel)
Y : Variabel Terikat (Loyalitas Konsumen)
X1 : Keragaman produk
X2 : Harga
X3 : Promosi
X4 : Layanan
X5 : Atmosfer toko
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115) mendefinisikan bahwa “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Asnawi dan Masyhuri (2009:117) mendefinisikan “populasi
yang berarti serumpun atau sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran
penelitian”.
2. Sampel
Sugiyono (2008:116) mendefinisikan “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan Arikunto (2006:131)
menyebutkan “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dari kedua
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan wakil dari populasi.
Sampel dalam penelitian ini diambil dari finit populasi. Yakni menggunakan data
4
4
pengunjung tahun lalu. Arikunto (2006:134) menyebutkan bahwa bila jumlah subyek
besar maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.
n = 10%x1.500
= 150
Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 150 responden yang
berbelanja pada Butik Mayang Collection. Hal ini dilakukan dengan harapan sampel
dapat mewakili populasi yang diteliti.
C. Instrumen Penelitian
angka. Selanjutnya, dalam proses skala likert ini adalah menentukan skor dari tiap
pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan. Jawaban dari responden dibagi dalam
lima kategori dimana masing-masing pertanyaan diberi skor antara satu sampai lima.
1. Uji Validitas
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen pengukuran yang
berupa item-item yang berbentuk pertanyaan dalam kuesioner. Validitas instrumen
merupakan ketepatan interpretasi yang dibuat dari data yang dihasilkan oleh suatu
instrumen dalam hubungannya dengan penelitian. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari
variabel yang akan diteliti secara tepat. Apabila terdapat faktor yang tidak valid, maka
peneliti akan merevisi atau merubah kuesioner.
N ( Σ XY )−( Σ X . Σ Y )
r=
√¿ ¿ ¿
7
7
2. Uji Reliabilitas
Arikunto (2006:178) mengatakan, “Reliabilitas adalah sesuatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrument tersebut sudah baik”. Untuk mengetahui suatu alat ukur itu reliabel dapat
diuji dengan rumus Alpha, sebagai berikut (Sudarmanto,2005:90) :
1−S21 −S 22
∝=2( 2
)
Sx
Dimana : ∝=Tingkat reliabilitas yang dicari
S21 = varians dari skor belahan pertama
S22=¿ varians dari skor belahan kedua
S2x = varians dari skor keseluruhan
. Jenis Data
Dalam penelitian diperlukan sebuah objek untuk diuji dan dianalisis. Data
inilah yang mencerminkan objek penelitian. Ditinjau dari sifatnya, data dapat
dibedakan berdasarkan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan
data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Sedangkan data kualitatif adalah data yang
disajikan dalam bentuk kalimat. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah
data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari jawaban konsumen
melalui wawancara dengan konsumen, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil
pengolahan data kuesioner yang diangkakan.
8
8
Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik
(angka), yang dapat dibedakan menjadi:
Data interval, yaitu data yang diukur dengan jarak di antara dua
titik pada skala yang sudah diketahui.
Data rasio, yaitu data yang diukur suatu proporsi.
Data kualitatif, di lain pihak, adalah data yang tidak dapat diukur
dalam kala numerik. Namun, karena dalam statistik semua data harus
dalam bentuk angka, maka data kualitatif umumnya dikuantitatifkan
agar dapat diproses lebih lanjut. Caranya dengan mengklasifikaksikan
dalam bentuk kategori. Pada dasarnya jenis data kualitatif
digolongkan menjadi:
Data nominal, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori.
Data ordinal, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori,
namun posisi data tidak sama derajatnya karena dinyatakan dalam
skala peringkat.
Meskipun data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jenis data ordinal, tetapi
karena menggunakan skala Likert yang mendekati ciri-ciri interval, maka data dalam
penelitian ini juga dapat disebut sebagai data interval. Cooper & Emory (1995:157)
mengemukakan bahwa “uji-uji parametrik (seperti uji t atau analisis varian) demikian
kompeten, mudah diterima, dan mudah dimengerti, maka uji-uji ini akan tetap dipakai
pada data ordinal bilamana datanya mendekati ciri-ciri skala interval”.
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala sikap
dengan menggunakan skala likert. Riduwan (2010:38) menyebutkan ”Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
tentang kejadian atau gejala sosial”. Riduwan (2010:39) membagi jawaban tersebut
ke dalam skala: ”Sangat Tidak Setuju”, ”Tidak Setuju”, ”Netral”, ”Setuju”, ”Sangat
Setuju”. Kuncoro (2009:178) yang menyatakan ”bagaimana cara mengatasi jawaban
’Netral’, ’Tidak Tahu’,’Tidak Ada Jawaban’?” Untuk menghindari maka item
jawaban Netral diganti dengan jawaban ”Cukup Setuju”.
2. Sumber Data
Data dapat dilihat dari sumber datanya yaitu sumber data primer dan sumber
data sekunder (Asnawi dan Masyhuri, 2009:153). Sumber data primer adalah sumber
data yang langsung didapat dari lapangan dengan cara membagikan kuesioner kepada
responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Sedangkan sumber data sekunder
adalah sumber data yang didapatkan tidak langsung dari responden atau sumber data
yang biasanya didapat dengan cara membaca literatur kepustakaan dan browsing
internet yang ada hubungannya dengan masalah penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan data sekunder.
Dimana sumber data primer berasal dari sampel yang diambil dari konsumen yang
berbelanja pada Mayang Collection. Data diambil melalui kuesioner yang dibagikan
kepada responden. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari membaca literatur
kepustakaan dan browsing internet yang ada hubungannya dengan masalah penelitian
yang dilakukan sebagai pelengkap data penelitian.
a. Kuesioner
10
10
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
cara menyebarkan kuesioner secara langsung kepada konsumen Mayang Collection
yang loyal. Tujuan diberikannya kuesioner ini adalah untuk mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah disusun sehingga peneliti dapat menentukan seberapa besar
Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel terhadap Loyalitas pada Konsumen Mayang
Collection Kota Malang.
b. Wawancara
c. Dokumentasi
E. Analisis Data
SkorTertinggi−SkorTerendah
PanjangKelasInterval=
BanyaknyaKelasInterval
F
P= ×100 %
N
Dimana:
P = Prosentase distribusi frekuensi
F = Frekuensi (jumlah responden yang menjawab)
N = Jumlah total responden
X2 = Prediktor Harga
X3 = Prediktor Promosi
X4 = Prediktor Layanan
X5 = Prediktor Fasilitas Fisik
b1,b2,b3,b4,b5 = Koefisien regresi prediktor 1,2,3,4,5
a. Uji normalitas
Santoso (2010:358) menyatakan ”penggunaan model regresi untuk prediksi
akan menghasilkan kesalahan (disebut residu), yakni selisih antara data aktual dengan
data hasil peramalan”. Residu yang ada seharusnya berdistribusi normal. Pada SPSS
akan digunakan fasilitas Histogram dan Normal Probability Plot untuk mengetahui
kenormalan dari model regresi.
b. Uji heteroskedastisitas
Santoso (2010:359) menyatakan ”residu yang ada seharusnya mempunyai
varians yang konstan (homoskedastisitas)”. Jika varians dari residu tersebut semakin
meningkat atau menurun dengan pola tertentu, hal ini disebut dengan
heteroskedastisitas. Pada SPSS, adanya heteroskedastisitas dapat diprediksi dengan
plot khusus.
c. Uji multikolinearitas
Santoso (2010:359) menyatakan ”pada model regresi yang bagus, variabel-
variabel independen seharusnya tidak berkorelasi dengan yang lain”. Suliyanto
(2005:63) menyatakan ”untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas
13
13
antarvariabel, salah satu caranya adalah dengan melihat dari nilai VIF (Variance
Inflation Factor)”.
Santoso (2010,361) menyebutkan suatu modek regersi dikatakan bebas dari
multikolinearitas jika :
Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1
Mempunyai angka Tolerance mendekati 1
Dimana : Tolerance = 1/VIF atau bisa juga VIF= 1/Tolerance
Pedoman suatu model yang bebas multikolinearitas yaitu mempunyai nilai
VIF < 4 atau 5. Soekarwati dalam Asnawi & Masyhuri (2009:176) mengatakan
meskipun pada umumnya telah diusahakan agar besaran korelasi antara variabel
independen diusahakan tidak terlalu tinggi (misalnya dengan memperbaiki spesifikasi
dari variabel yang digunakan). Namun dalam praktik, masalah ini sulit dihindarkan.
Multikolinearitas adalah masalah (i) fenomena sampel dan (ii) persoalan korelasi
yang kuat antar variabel bebas.
Gunawan dalam Asnawi & Masyhuri (2009:177), menjelaskan bahwa untuk
mengurangi terjadinya efek multikolinearitas dilakukan dengan jalan; (i)
memperbesar jumlah sampel, karena kovarian antar-antar paramater dapat dikurangi
tetapi kolinearitasnya hanya pada sampel bukan pada populasi; (ii) memasukkan
persamaan tambahan ke dalam model sehingga bukan persamaan tunggal tetapi
persamaan simultan; (iii) penggunaan informasi ekstra yaitu memperoleh sumber lain
di luar sampel.
4. Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari tiap-tiap variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan rumus sebagai berikut (Asnawi &
Masyhuri,2009:183):
14
14
1/2
n−2
t=r
{ }
1−12
Dimana:
r = korelasi produk momen
n = jumlah responden
b. Uji F
Uji pengaruh secara simultan digunakan uji F, untuk mengetahui tingkat
pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan rumus sebagai berikut (Asnawi &
Masyhuri,2009:182) :
2
R /k
F= 2
(1−R (N −k −1)
Dimana:
R2 = Koefisien determinasi
N = banyaknya sampel
k = Jumlah variabel independen
Dalam penelitian ini juga dihitung sumbangan efektif yang digunakan untuk
menguji variabel bebas mana yang dominan berpengaruh terhadap variabel terikat
dengan memperhatikan nilai r pada coefficient correlation partial. Selanjutnya, sesuai
dengan pendapat Gujarati (1978:47) nilai r2 juga menyatakan suatu ukuran
keseluruhan mengenai sejauh mana variasi dalam satu variabel menentukan variasi
dalam variabel lainDengan rumus sebagai berikut :
SE=r 2 . 100 %
Besarnya sumbangan efektif juga dapat dilihat melalui nilai koefisien beta.
Koefisien beta dalam regresi linier berganda menyatakan prosentase pengaruh parsial
variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin besar koefisien beta, maka
pengaruh variabel tersebut semakin besar (dominan), dan sebaliknya.