Abstrak.
Analisis dalam penelitian ini berhasil membuat fungsi diskriminan yang dapat
digunakan untuk mengelompokkan wajib pajak menurut risiko ketidakpatuhannya,
yaitu risiko bahwa ada pajak yang tidak dibayar karena wajib pajak tidak patuh,
sehingga dapat digunakan untuk memprediksi kecenderungan wajib pajak sesuai
dengan risiko ketidakpatuhan (rendah, menengah dan tinggi). Selanjutnya, fungsi
diskriminan dapat dikembangkan menjadi alat efektif untuk pemilihan wajib pajak yang
akan diperiksa. Pemilihan wajib pajak yang akan diperiksa berdasarkan tingkat risiko
ketidakpatuhan wajib pajak akan dapat memperbaiki efektivitas pemeriksaan pajak
dalam rangka meningkatkan kapatuhan wajib pajak. Selain itu, penelitian ini juga
berhasil mengidentifikasi variabel-variabel yang berpengaruh kepada ketidakpatuhan
wajib pajak badan. Variabel-variabel tersebut adalah tarif pajak, penalti, status
pemeriksaan, struktur permodalan (debt to equity ratio), pemegang saham, jenis
usaha, skala usaha, pajak relatif terhadap penjualan, dan kompensasi kerugian.
Variabel dominan untuk masing-masing kelompok risiko ketidakpatuhan menurut
penelitian ini adalah: (1) untuk sampel keseluruhan, tiga variabel paling dominan
adalah sanksi, profitabilitas, dan rasio pajak terhadap penjualan; (2) untuk data sampel
kelompok risiko ketidakpatuhan rendah tiga variabel paling dominan adalah tarif
efektif, profitabilitas, dan rasio pajak terhadap penjualan; (3) untuk sampel kelompok
risiko ketidakpatuhan menengah, tiga variabel paling dominan adalah profitabilitas,
rasio pajak terhadap penjualan dan status pemeriksaan; dan (4) untuk sampel
kelompok risiko ketidakpatuhan tinggi, tiga variabel yang paling dominan adalah debt
to equity ratio, sanksi dan peredaran usaha.
1
Disertasi pada Program Doktor Manajemen Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung tahun 2006.
2
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Serang.
85
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
86
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
87
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
88
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
89
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
90
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
91
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
92
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
93
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
yang akan mereka tanggung secara (treatment) yang akan diberikan kepada
sukarela dibandingkan dengan penjua- masing-masing kelompok wajib pajak
lannya. Dengan demikian, adanya akan lebih obyektif (OECD, 2001).
batasan beban pajak yang secara Dengan demikian, diharapkan perlakuan
sukarela akan dibayar oleh wajib pajak terhadap wajib pajak yang berbeda-beda
dibandingkan dengan penjualannya berdasarkan tingkat risikonya akan
akan mempengaruhi tingkat risiko mampu mendorong kepatuhan sukarela
ketidakpatuhan wajib pajak. wajib pajak dan meningkatkan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Status kompensasi adalah variabel
pemeriksaan pajak.
yang menunjukkan dalam satu tahun
pajak wajib pajak mempunyai kerugian Untuk itu, diperlukan adanya satu
dari tahun-tahun pajak sebelumnya yang metode yang dapat mengelompokkan
bisa diperhitungkan dengan penghasilan wajib pajak berdasarkan risiko
neto tahun berjalan untuk menentukan ketidakpatuhannya. OECD (2005)
besarnya penghasilan kena pajak pada membagi perilaku dan motivasi wajib
tahun berjalan. Variabel ini dipilih pajak dalam kepatuhan menjadi empat,
karena adanya kompensasi kerugian yaitu (1) wajib pajak yang secara sengaja
dapat menyebabkan wajib pajak tidak beritikad untuk tidak patuh; (2) wajib
harus membayar pajak meskipun dalam pajak yang tidak patuh tetapi akan patuh
tahun berjalan wajib pajak memperoleh apabila ada pengawasan; (3) wajib pajak
keuntungan. Hal ini berpengaruh pada berusaha untuk patuh tetapi belum
tingkat risiko ketidakpatuhan wajib pajak. berhasil; dan (4) wajib pajak yang secara
sukarela patuh. Apabila dikaitkan
Pengelompokkan Wajib Pajak
dengan kelompok wajib pajak berdasar-
Berdasarkan Risiko Ketidakpatuhannya
kan risiko ketidakpatuhannya, risiko
Pengelompokan wajib pajak ke rendah, menengah, dan tinggi, maka
dalam kelompok-kelompok berdasarkan wajib pajak kelompok pertama dan
atribut yang sama yang ada pada wajib kedua termasuk ke dalam kelompok
pajak tersebut biasa disebut dengan wajib pajak berisiko tinggi. Wajib pajak
segmentasi. OECD (2001) menegaskan pada kelompok ketiga masuk dalam
pentingnya administrasi pajak mela- kelompok berisiko menengah, sedang-
kukan segmentasi berdasarkan ketidak- kan wajib pajak dalam kelompok
patuhan wajib pajak agar tercapai keempat merupakan wajib pajak
efisiensi dan efektivitas penggunaan kelompok risiko rendah.
sumber daya administrasi pajak dalam
Berdasarkan pengelompokan ter-
setiap upaya peningkatan kepatuhan. Ini
sebut, selanjutnya dapat ditentukan
disebabkan setiap upaya tersebut
prioritas perlakuan wajib pajak
dilaksanakan secara fokus kepada wajib
berdasarkan risikonya, misalnya
pajak yang tidak patuh.
penrapan risk-based audit case selection.
Dengan adanya model yang bisa OECD (2005) menegaskan perlunya
mengelompokkan wajib pajak pendekatan administrasi pajak yang
berdasarkan risiko ketidakpatuhannya, disesuaikan dengan perilaku dan
maka dasar pertimbangan perlakuan motivasi wajib pajak. Dengan perlakuan
94
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 1
Tingkat Risiko, Perilaku Kepatuhan dan Strategi Kepatuhan
Tingkat Risiko Perilaku terhadap Kepatuhan Strategi kepatuhan
Tinggi 1. wajib pajak yang secara sengaja beritikad untuk Penegakan hukum secara
tidak patuh penuh (pemeriksaan)
2. wajib pajak yang tidak patuh tetapi akan patuh
apabila ada pengawasan
Menengah wajib pajak berusaha untuk patuh tetapi belum Bantuan untuk menjadi patuh
berhasil (penyuluhan)
Rendah wajib pajak yang secara sukarela patuh Pemberian kemudahan dalam
pelaksanaan kewajiban
perpajakan (pelayanan)
96
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
97
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
T
T
εˆ t = ( X ′X ) − 1 ( ∑ U t2 x t . x t′ )( X ′X ) − 1
T − K t =1
98
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Keterangan :
RKp : Tingkat risiko ketidakpatuhan
TE : Tarif efektif
SANG : Penalti
St_PS : Status pemegang saham (1=ada modal asing; 0=tdk ada modal asing)
DER : Debt to Equity Ratio
St_Ind : Klasifikasi Lapangan Usaha (1=manufaktur; 0=non manufaktur)
PU : Peredaran usaha
Pro : Profitabilitas (penghasilan neto per penjualan)
PPS : Pajak per penjualan
St_Kom : Status kompensasi (1=ada; 0=tidak ada)
St_Riksa : Status pemeriksaaan (1=pernah diperikas; 0=belum pernah)
Hipotesis 2 Hipotesis 3
Terdapat perbedaan antara Terdapat perbedaan variabel
kelompok wajib pajak yang dikelom- untuk membedakan wajib pajak dalam
pokkan ke dalam kelompok wajib pajak kelompok risiko ketidakpatuhan rendah,
berisiko ketidakpatuhan rendah, mene- menengah dan tinggi.
ngah dan tinggi.
99
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
Di = nilai skor diskriminan dari risiko Setelah variabel pertama masuk, maka
ketidakpatuhan wajib pajak ke-i, nilai kriteria dievaluasi kembali, untuk
dengan i = 1,2,3; di mana 1 = semua variabel yang tidak berada dalam
risiko ketidakpatuhan rendah, 2 = model. Selanjutnya, variabel dengan
risiko ketidakpatuhan menengah nilai kriteria penerimaan tersebut
dan 3 = risiko ketidakpatuhan dimasukan ke dalam model dan variabel
tinggi. yang sudah ada dalam model dievaluasi
kembali untuk menentukan
kesesuaiannya dengan kriteria dikeluar-
b= Koefisien yang diestimasi/koefisien
kan dalam model.
diskriminan dari variabel bebas/
atribut. Pemilihan variabel diskriminan
linier mengunakan kriteria minimalisasi
nilai Wilks’ Lambda. Signifikansi
Nilai b dipilih sedemikian rupa sehingga perubahan Wilks’ Lambda jika suatu
fungsi diskriminan antar kelompok variabel dimasukan atau dikeluarkan
berbeda sebesar mungkin atau dengan dari model dapat didasarkan terhadap
kata lain memaksimumkan rasio : statistik F. Nilai F untuk perubahan
λ =
JK dk Wilks’ Lambda jika suatu variabel
JK ak ditambahkan atau dikurangkan dari
JKdk = Jumlah kuadrat dalam suatu model yang telah mengandung p
kelompok variabel adalah :
JKak = Jumlah kuadrat antar n − g − p 1 − λ p+1 / λ p
Fperubahan =
kelompok g − 1 λ p+1 / λ p
Di mana :
Pemilihan variabel yang akan n = jumlah total sampel
masuk ke dalam model digunakan g = jumlah kelompok
algoritma stepwise selection. Variabel λp = Wilks’ Lambda
yang pertama diikutkan dalam analisis λp+1 = Wilks’ Lambda setelah
adalah yang mempunyai nilai terbesar penambahan Wilks’ Lambda
menurut kriteria penerimaan seleksi.
100
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Karena jumlah kelompok ada tiga pok wajib pajak. Untuk melihat
kelompok maka akan terdapat dua apakah ada perbedaan yang
fungsi diskriminan (g-1) yang akan signifikan tersebut dilakukan dengan
dianalisis, yaitu (1) Fungsi 1: fungsi uji t test atau Wilks’ Lambda test
diskriminan antara kelompok risiko statistik. Semakin kecil nilai Wilks’
rendah dan menengah; dan (2) Fungsi 2: Lambda, semakin besar kemungkinan
fungsi diskriminan antara kelompok tidak adanya perbedaan yang
risiko menengah dan tinggi. signifikan antar dua kelompok.
Sebelum membangun fungsi Untuk menguji signifikansi nilai
diskriminan, perlu dilakukan pengujian Wilks’ Lambda, nilai tersebut dapat
perbedaan vektor nilai rata-rata dari dikonversikan ke dalam rasio F.
ketiga populasi (risiko ketidakpatuhan 2) Selanjutnya, untuk menguji signi-
rendah, menengah, dan tinggi) untuk fikansi statistik dari fungsi diskrimi-
mengetahui apakah ada nilai rata-rata nan digunakan multivariate test of
dari sifat (variabel) yang dipelajari. significance. Pada pengujian ini
Untuk menguji perbedaan vektor nilai digunakan nilai Wilks’ Lambda atau
rata-rata diantara tiga kelompok populasi dapat juga diaproksimasi dengan
digunakan statistik Wilks’ Lambda. statistik Chi-Square. Selain melihat
Formula hipotesis dapat dinyatakan nilai Wilks’ Lambda dan Chi Square
sebagai berikut : perlu juga dilihat signifikansi nilai
Wilks’ Lambda tersebut yang diban-
H0 : artinya vektor nilai rata- dingkan dengan tingkat kesalahan
µ1=µ2=µ3, rata dari ketiga populasi itu yang ditetapkan, bila lebih kecil dari
sama besarnya; tingkat kesalahan yang dapat
H1 : artinya vektor nilai rata- diterima maka dapat dinyatakan
µ1≠µ2≠µ3, rata dari populasi yang ada terdapat perbedaan yang signifikan.
berbeda, di mana paling 3) Analisis canonical correlation yang
sedikit ada dua vektor nilai dikuadratkan untuk menentukan se-
rata-rata yang berbeda. berapa besar kemampuan variabel-
Pengujian terhadap hipotesis di muka variabel independen dapat menje-
dilakukan dengan mengunakan statistik laskan perbedaaan yang terjadi
Wilks’ Lambda, yang dikonversikan ke antara kedua kelompok wajib pajak.
rasio F. Penelitian ini menggunakan 4) Koefisien yang akan dipakai dalam
tingkat signifikan sebesar 5% dan 10% persamaan diskriminan diambil dari
untuk nilai kritis F. tabel Standardized Canonical Discri-
Sehubungan pengolahan data minant Function Coefficient.
mengunakan bantuan software SPSS, 5) Sedangkan untuk menentukan cut
maka berdasarkan analisis diskriminan off point, perlu dilihat nilai variabel
terdapat beberapa hal yang perlu yang terdapat pada table structure
diperhatikan dari keluaran analisis matrix.
diskriminan yaitu: b. Territorial Map
1) Melihat apakah terdapat perbedaan Karena dalam penelitian ini
yang signifikan antara kedua kelom- variabel dependen dikelompokkan ke
101
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
dalam tiga kategori yaitu tingkat risiko Multikolinieritas dan (2) Uji Heteros-
ketidakpatuhan rendah, menengah dan kedastisitas.
tinggi, maka untuk menentukan penem-
Uji Multikolinieritas
patan sebuah data pada kelompok
tertentu akan mengunakan territorial Uji multikolinieritas bertujuan
map. Territorial map pada dasarnya menguji apakah dalam hasil regresi
memetakan batas-batas setiap kelompok ditemukan adanya korelasi diantara
berdasarkan fungsi diskriminan 1 (sumbu variabel bebas. Tolerance adalah nilai 1-
X), dan fungsi diskriminan 2 (sumbu Y), R2 dari regresi antara suatu variabel
dengan memasukan nilai-nilai variabel bebas tersebut dengan sisa variabel
independen pada kedua fungsi bebas lainnya. Nilai tolerance yang
diskriminan (Zscore) akan diperoleh nilai mendekati 0 menyatakan adanya koli-
koordinat, sehingga dengan melihat nieritas antara variabel bebas tersebut
koordinat sebuah kasus, dalam hal ini dengan sisa variabel bebas lainnya.
wajib pajak, akan terlihat wajib pajak Indikator kolinieritas lainnya adalah VIF
tersebut ada di teritori mana. (variance inflation factor) yang merupa-
kan kebalikan (resiprokal) dari nilai
tolerance. Batasan yang biasa digunakan
HASIL PENELITIAN DAN adalah 0,1 untuk tolerance yang berarti
PEMBAHASAN batas angka 10 untuk VIF. Dengan
Uji Asumsi Regresi Linier Klasik melihat hasil perhitungan kolinieritas
seperti yang tampak pada Tabel 2, dapat
Sebelum hasil regresi yang dikatakan tidak terdapat kolinier yang
diperoleh diinterpretasikan maka terle- berarti dalam hasil regresi untuk model
bih dahulu diuji apakah terdapat pelang- sampel secara keseluruhan (full sample).
garan asumsi regresi linier klasik dari
hasil tersebut. Dalam penelitian ini akan
dilakukan dua pengujian yaitu, (1) Uji
Tabel 2
Hasil Uji Kolinieritas Untuk Data Full Sample
Toler
TE SANG PS DER SI PU Pro PPS SK SP VIF
ance
TE 1 0.70 1.42
SANG 0.30 1 0.82 1.22
PS 0.08 0.09 1 0.97 1.03
DER -0.05 0.08 -0.02 1 0.98 1.02
SI 0.17 0.10 0.01 -0.06 1 0.96 1.04
PU 0.45 0.33 0.04 -0.05 0.04 1 0.72 1.39
-
Pro 0.10 0.04 0.04 0.01 -0.03 0.07 1 0.22 4.63
-
PPS 0.15 0.12 0.07 0.00 -0.02 0.04 0.09 1 0.21 4.75
-
SK -0.15 -0.04 0.10 -0.03 -0.05 0.02 -0.03 -0.02 1 0.96 1.04
SP 0.22 0.13 0.06 -0.07 0.03 0.25 -0.05 -0.01 -0.03 1 0.91 1.09
Sumber: Analisis Data
102
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Untuk Data Full Sample
Model Variabel Unstandardized Coefficients T Sig.
Bebas B Std. Error
1 (Constant) 11.5 2.91 3.96 0
ltarif 3.69 3.2 1.15 0.25
lpenalti -0.16 0.09 -1.75 0.22
lder -0.09 0.06 -1.62 0.23
lperus 0.15 0.14 1.08 0.31
lpro 2.42 3.11 0.78 0.44
lpajak -2.99 3.11 -0.96 0.34
a Variabel Terikat : lne2
103
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
Tabel 4
Hasil Regresi Untuk Full Sample
Standardiz
ed
Taraf Nyata
Coefficient Sig.
Variabel Unstandardized Coefficients s Tstat
B Std. Error Beta
(Constant) 105.599 39.066 2.703 .007 ***
Tarif efektif (TE) -1665.047 324.626 -.097 -5.129 .000 ***
Penalti (SANG) .000 .000 -.565 -30.758 .000 ***
Pemegang saham (PS) 308.877 229.282 .038 1.389 .170 NS
DER -1.685 .675 -.040 -2.496 .013 **
Status industri (SI) -71.105 44.052 -.026 -1.614 .107 NS
Skala usaha (SU) .000 .000 .036 1.806 .071 *
Profitabilitas (Pro) -3935.023 243.888 -.524 -16.135 .000 ***
Pajak per penjualan (PPS) 22108.940 1548.889 .471 14.274 .000 ***
Status kompensasi (SK) 1499.889 100.145 .243 14.977 .000 ***
Status pemeriksaan (SP) -18.405 6.832 -.007 -2.694 .007 ***
Obs= 2324 R2= 0,652 RSS= 1263767768.477
Keterangan: *** : signifikan pada =1%, ** : signifikan pada =5%, * : signifikan pada
=10%, NS=Tidak Signifikan
Sumber: Hasil Olah Data
104
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
105
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
106
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
107
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
108
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
109
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
sama juga terjadi pada populasi. Hal ini elemen SPT yang dilaporkan wajib pajak
sejalan dengan premis bahwa elemen dapat memberikan informasi bagaimana
isian SPT merupakan hal yang perlu kepatuhan wajib pajak yang bersang-
diperhatikan dalam menentukan kepatu- kutan (Hunter, et al, 1996).
han wajib pajak (Hunter et al, 1996 dan
Hasil penelitian ini menunjukkan
Alm, 1998).
bahwa wajib pajak cenderung tidak
Hasil penelitian pada variabel patuh apabila jumlah nominal pajak
ini sejalan dengan hasil penelitian pada yang dibayar relatif besar apabila
variabel tarif pajak. Tarif pajak pengha- dibandingkan dengan tingkat penjualan
silan di Indonesia menggunakan tarif wajib pajak. Di sisi lain, berdasarkan
progresif, semakin tinggi penghasilan penelitian terhadap variabel tarif efektif,
wajib pajak, semakin tinggi tarif pajak semakin tinggi tarif efektif, wajib pajak
yang dikenakan. Dengan demikian, akan cenderung patuh. Hasil penelitian
semakin tinggi tingkat keuntungan, wajib terhadap variabel tarif efektif dan pajak
pajak akan menghadapi tarif pajak yang per penjualan tampak bertolak belakang.
lebih tinggi dan wajib pajak akan Semakin tinggi tarif efektif berarti
cenderung lebih patuh. Penjelasan nominal pajak yang dibayar juga
tentang konsep utility seperti dijelaskan semakin tinggi, akan tetapi dampak
dalam kaitannya dengan variabel tarif semakin tingginya tarif dan nominal
berlaku juga untuk variabel profitabilitas. pajak terhadap penjualan pada tingkat
ketidakpatuhan adalah bertolak
Pajak Per Penjualan
belakang. Semakin tinggi pajak yang
Variabel kedelapan yang menjadi dibayar wajib pajak relatif terhadap
variabel penjelas adalah pajak per penjualan membuat wajib pajak
penjualan. Variabel pajak per penjualan cenderung tidak patuh, di pihak lain
adalah salah satu elemen SPT seperti semakin tinggi tarif pajak, yang berarti
halnya profitablitas yang diduga jumlah pajak yang dibayar juga akan
mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib lebih tinggi, membuat wajib pajak
pajak. Hasil estimasi model regresi untuk cenderung untuk patuh.
variabel ini adalah positif dan signifikan.
Dari penelitian terhadap kedua
Dengan demikian berarti semakin tinggi
variabel ini, penulis menyimpulkan
rasio pajak terhadap penjualan yang
bahwa wajib pajak lebih mempertim-
dibayarkan, ceteris paribus, semakin
bangkan jumlah pajak yang dibayar
tinggi tingkat koreksi penghasilan neto.
relatif terhadap penjualannya dalam
Dengan kata lain, semakin tinggi rasio
perilaku kepatuhannya. Dengan demi-
pajak yang dibayarkan terhadap penju-
kian, wajib pajak mempunyai batas
alan, semakin rendah tingkat kepatuhan
optimal (rasio pajak dibayar dengan
wajib pajak.
penjualan) berapa rupiah pajak yang
Rendahnya p-value yang dihasilkan mereka bersedia bayar. Apabila jumlah
menandakan karakteristik yang ditemu- pajak yang dibayar masih di bawah
kan dalam sampel mencerminkan batas otpimal, wajib pajak akan
kondisi yang sama untuk populasi. Hasil cenderung patuh, akan tetapi apabila
penelitian ini mendukung teori bahwa jumlah pajak yang dibayar sudah
110
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
melebihi batas optimal tersebut, wajib neto tahun berjalan. Apabila pengha-
pajak akan menjadi tidak patuh. silan neto tahun berjalan lebih kecil
daripada kerugian tahun pajak sebelum-
Status Kompensasi
nya maka pada tahun berjalan tidak ada
Variabel kesembilan yang menjadi pajak yang terutang oleh wajib pajak.
variabel bebas adalah status kompensasi, Hal ini membuat wajib pajak akan
yaitu apakah wajib pajak mempunyai cenderung patuh dalam melaporkan
kerugian dalam tahun pajak sebelumnya penghasilan tahun berjalan karena tidak
yang dapat diperhitungkan dalam ada pajak yang akan dibayar. Berbeda
menentukan penghasilan kena pajak dengan wajib pajak yang tidak
tahun berjalan. Variabel ini dimasukkan mempunyai kerugian dari tahun pajak
sebagai salah satu variabel yang sebelumnya, setiap penghasilan yang
menjelaskan tingkat kepatuhan wajib dilaporkan akan ada pajak yang harus
pajak karena ada tidaknya kompensasi dibayar.
kerugian dari tahun pajak sebelumnya
Status Pemeriksaan
menentukan jumlah pajak yang harus
dibayar dalam satu tahun pajak. Selain Variabel terakhir yang menjadi
itu, dengan adanya kompensasi kerugian variabel yang menerangkan tingkat
dapat menyebabkan koreksi penghasilan kepatuhan wajib pajak adalah status
neto tahun berjalan tidak diikuti dengan pemeriksaan. Variabel ini diwakili nilai
tambahan pajak dibayar. Untuk menang- 1 untuk wajib pajak yang diperiksa pada
kap gejala ini digunakan variabel kate- tahun sebelumnya, dan nilai 0 untuk
gori yang bernilai 1 dan 0. Nilai 1 mewakili wajib pajak yang tidak diperiksa pada
kondisi di mana perusahaan memiliki tahun sebelumnya. Wajib pajak yang
kompensasi, sedangkan nilai 0 berarti telah diperiksa pada tahun tertentu
sebaliknya. cenderung akan memiliki kepatuhan
yang lebih tinggi daripada sebelum
Hasil estimasi terhadap variabel
diperiksa.
ini menyatakan bahwa perusahaan yang
memiliki kompensasi, ceteris paribus, Dugaan tersebut di atas mendapat
semakin tinggi tingkat koreksi pengha- konfirmasi dari studi empirik yang
silan neto. Dengan kata lain, tingkat dilakukan karena koefisien dari variabel
kepatuhan rata-rata dari wajib pajak ini bertanda negatif dan signifikan.
yang memiliki kompensasi lebih rendah Artinya perusahaan yang pernah
daripada mereka yang tidak memiliki diperiksa, ceteris paribus, akan memiliki
kompensasi. Tingginya tingkat signifi- tingkat koreksi penghasilan neto yang
kansi memberikan indikasi bahwa hal lebih rendah. Atau dengan kata lain para
yang sama juga terjadi pada populasi. wajib pajak yang pernah diperiksa akan
memiliki tingkat kepatuhan rata-rata
Adanya kompensasi kerugian dari
yang lebih tinggi daripada mereka yang
tahun pajak sebelumnya menyebabkan
belum pernah diperiksa. Hal ini sejalan
wajib pajak memperoleh manfaat pada
dengan premis ketujuh yaitu tingkat
tahun berjalan. Manfaat tersebut adalah
probabilitas diperiksanya wajib pajak
adanya pengurangan kerugian dari tahun
berpengaruh pada tingkat kepatuhannya,
pajak sebelumnya pada penghasilan
Allingham et al (1972), Forest (2004).
111
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
112
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 5
Pengelompokan Wajib Pajak Berdasarkan Tingkat Risiko Ketidakpatuhan
Jumlah
Tingkat Koreksi Klasifikasi Persentase
Perusahaan
TK< 10% Rendah 1.126 48,41%
10% ≤ TK < 20% Menengah 719 31,02%
≥ 20% Tinggi 479 20,57%
Jumlah 2.324 100%
Sumber: Hasil Olah Data
Tabel 6
Hasil Regresi Untuk Klaster Risiko Rendah
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Taraf Nyata
Variabel Tstat Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 3.379 .160 21.138 .000 ***
Tarif efektif -10.274 1.165 -.315 -8.822 .000 ***
Penalti .000 .000 -.147 -4.648 .000 ***
Pemegang saham .695 .411 .052 1.691 .091 *
DER -.056 .018 -.089 -3.116 .002 ***
Status Industri -.230 .145 -.046 -1.587 .113 NS
Skala usaha .000 .000 -.003 -.105 .916 NS
Profitabilitas -3.455 .970 -.297 -3.561 .000 ***
Pajak per penjualan 16.193 5.665 .242 2.858 .004 ***
Status kompensasi .214 .657 .010 .326 .745 NS
Status Pemeriksaan -.298 .143 -.061 -2.086 .037 **
Obs= 1126 R2= 0,606 RSS= 3808000.21
Keterangan : *** : signifikan pada =1%, ** : signifikan pada =5%, * : signifikan
pada =10%, NS=Tidak Signifikan
Sumber: Hasil Olah Data
113
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
Tabel 7
Hasil Uji Multikolinieritas Untuk Data Risiko Rendah
Tolera
TE SANG PS DER SI PU Pro PPS SK SP VIF
nce
TE 1 0.63 1.59
SANG 0.35 1 0.80 1.25
PS 0.09 0.14 1 0.86 1.16
DER 0.07 -0.01 -0.03 1 0.98 1.02
SI 0.18 0.09 0.02 0.02 1 0.96 1.05
PU 0.47 0.30 0.02 0.05 0.04 1 0.72 1.38
- -
Pro 0.02 0.07 0.04 0.03 -0.06 0.11 1 0.12 8.66
-
PPS 0.11 0.17 0.07 0.01 -0.04 0.06 0.93 1 0.11 8.94
- - - -
SK 0.01 0.01 0.33 -0.02 0.01 0.01 0.02 0.01 1 0.89 1.13
- -
SP 0.22 0.13 0.08 -0.02 0.07 0.21 0.05 0.04 0.05 1 0.92 1.08
Sumber: Hasil Olah Data
114
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 8
Hasil Uji Heteroskedastisitas Data Risiko Rendah
Model Variabel Unstandardized Coefficients t Sig.
Bebas B Std. Error
1 (Constant) -7.91 2.96 -2.67 0.01
Ltarif -3.68 2.27 -1.62 0.11
Lpenalti 0.18 0.17 1.06 0.14
Lder 0.03 0.07 0.50 0.62
Lperus -0.26 0.19 -1.40 0.16
Lpro -0.43 2.16 -0.20 0.84
Lpajak 0.14 2.16 0.06 0.95
A Variabel Terikat : lne2
Sumber: Hasil Olah Data
Bila hasil regresi tersebut pada ruh yang tidak signifikan sedangkan
Tabel 6 dibandingkan dengan hasil pada kelompok wajib pajak berisiko
regresi untuk data keseluruhan (full rendah memiliki taraf nyata 90%.
sample data) maka terdapat beberapa Variabel skala usaha yang pada data
hasil yang sama namun ada pula yang keseluruhan memiliki taraf nyata yang
berbeda. Bila dilihat dari tanda koefisien tinggi (90%), pada kelompok ini
regresi yang menyatakan arah pengaruh pengaruhnya tidak signifikan. Perbedaan
antara variabel penjelas terhadap tingkat juga terjadi pada variabel status kom-
kepatuhan wajib pajak maka dapat pensasi yang pada data keseluruhan
dibandingkan bahwa keseluruhan variabel memiliki pengaruh yang nyata tetapi
penjelas memiliki arah pengaruh yang pada kelompok wajib pajak ini penga-
sama. Perbedaan terjadi pada tingkat ruhnya tidak signifikan.
signifikansi di mana pada regresi atas
Tabel 6 juga memperlihatkan
data keseluruhan, variabel tertentu memiliki
hasil perhitungan koefisien beta untuk
pengaruh yang signifikan sedangkan
kelompok wajib pajak berisiko rendah.
pada pengelompokan risiko rendah
Tiga variabel dominan yang mempenga-
variabel tersebut tidak signifikan, demikian
ruhi tingkat kepatuhan wajib pajak untuk
pula sebaliknya.
kelompok ini adalah tarif efektif,
Variabel tarif efektif, penalti, DER, profitabilitas dan pajak per penjualan.
status industri, profitabilitas, pajak per Perbedaan dengan hasil pengolahan
penjualan dan status pemeriksaan ada- data untuk data full sample terjadi pada
lah variabel-variabel yang memiliki arah variabel tarif efektif. Dengan demikian
pengaruh yang sama antara hasil esti- bagi mereka yang berisiko rendah
masi data keseluruhan dengan penge- variabel yang lebih dominan mempe-
lompokan wajib pajak berisiko rendah. ngaruhi tingkat kepatuhannya adalah
Perbedaan terjadi pada variabel peme- tarif, di mana semakin tinggi tarif yang
gang saham, skala usaha serta status dikenakan semakin tinggi tingkat
kompensasi. Variabel pemegang saham kepatuhan wajib pajak.
pada data keseluruhan memiliki penga-
115
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
Tabel 9
Uji Chow Untuk Klaster Risiko Rendah
ALL RSS1= 1263767768
N= 2324
Low-Risk RSS2= 3808000.21 RSS4= 4089051.89
N 1= 1126 RSS5= 1259678716.59
RSS3= 281051.68 F stat= 78932.16
N 2= 1198
Sumber: Hasil Olah Data
116
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 10
Hasil Regresi Untuk Klaster Risiko Menengah
Unstandardized Standardized Taraf
Variabel Coefficients Coefficients Tstat Sig. Nyata
B Std. Error Beta
(Constant) 21.273 .714 29.790 .000 ***
Tarif efektif -41.789 7.479 -.466 -5.588 .000 ***
Penalti .000 .000 -.257 -6.003 .000 ***
Pemegang saham 2.542 1.125 .056 2.258 .024 **
DER -.035 .002 -.473 -15.506 .000 ***
Status Industri -1.910 .220 -.218 -8.677 .000 ***
Skala usaha .000 .000 -.720 -15.065 .000 ***
Profitabilitas -168.753 14.294 -1.350 -11.806 .000 ***
Pajak per penjualan 780.456 112.111 .952 6.961 .000 ***
Status kompensasi -.801 .502 -.040 -1.597 .101 NS
Status Pemeriksaan -7.883 .455 -.756 -17.320 .000 ***
Obs= 719 R2= 0,578 RSS= 2631.79
Keterangan: *** : signifikan pada =1%, ** : signifikan pada =5%, * : signifikan pada
=10%, NS=Tidak Signifikan
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan hasil uji kolinieritas memiliki nilai kurang dari 10. Dengan
diketahui bahwa seluruh variabel bebas demikian, dapat dikatakan tidak terdapat
memiliki korelasi kurang dari 0,9 (kore- kolinier yang berarti dalam hasil regresi
lasi rendah). Selain itu perhitungan untuk model wajib pajak berisiko me-
tolerance menghasilkan nilai kurang dari nengah.
1 dan demikian halnya dengan nilai VIF
Tabel 11
Hasil Uji Heteroskedastisitas Data Risiko Menengah
Model Variabel Unstandardized Coefficients T Sig.
Bebas B Std. Error
1 (Constant) -362.31 5.61 -64.56 0.00
ltarif -84.67 70.66 -1.20 0.22
lpenalti 27.31 14.80 1.84 0.21
lder 1.01 0.87 1.16 0.23
lperus -27.79 14.93 -1.86 0.21
lpro -1.65 1.34 -1.23 0.23
lpajak -46.01 23.07 -1.99 0.21
A Variabel Terikat: lne2
Sumber: Hasil Olah Data
117
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
variabel bebas, atau dengan kata lain signifikan, tetapi pada kelompok wajib
varian regresi adalah tunggal (homo- pajak berisiko menengah pengaruhnya
skedastis). Dengan demikian tidak dite- mencapai taraf nyata 99%. Artinya
mukan bukti kuat adanya heteroske- tingkat kepatuhan wajib pajak (berisiko
dastisitas dari hasil regresi untuk data menengah) yang berada disektor manu-
wajib pajak berisiko menengah. faktur lebih tinggi daripada mereka yang
berada di luar sektor manufaktur.
Hasil regresi untuk wajib pajak
yang dikelompokkan ke dalam kategori Kemudian, variabel penjelas yang
wajib pajak berisiko menengah yang hasil estimasinya berbeda adalah status
tampak pada Tabel 10 dapat diban- kompensasi. Pada hasil regresi untuk
dingkan dengan hasil untuk data keselu- data keseluruhan, pengaruh variabel ini
ruhan yang tampak pada Tabel 4. Dilihat signifikan dan negatif terhadap tingkat
dari koefisien determinasi yang diperoleh kepatuhan wajib pajak. Pada hasil regresi
kedua hasil regresi menghasilkan angka untuk wajib pajak kelompok risiko mene-
yang hampir sama sekitar 60%. Bila ngah ini, pengaruh variabel kompensasi
dilihat dari koefisien regresi yang diper- walaupun positif terhadap tingkat kepa-
oleh tampak bahwa pada hasil regresi tuhan, tetapi pengaruhnya tidak nyata
kelompok wajib pajak menengah ini secara statistik.
lebih banyak variabel penjelas yang
Tabel 10 juga menunjukkan hasil
nyata secara statistik. Perbedaan terjadi
perhitungan koefisien beta, di mana tiga
pada tiga variabel penjelas yaitu
variabel dominan yang mempengaruhi
pemegang saham, status industri dan
tingkat kepatuhan wajib pajak masing-
status kompensasi.
masing adalah profitabilitas, rasio pajak
Status pemegang saham yang per penjualan dan status pemeriksaan.
secara operasional berbentuk variabel Dengan demikian perbedaan dengan
kategori (0 dan 1) memiliki pengaruh hasil pengolahan data full sample
yang tidak nyata terhadap tingkat terletak pada variabel status pemerik-
kepatuhan WP untuk data seluruh sam- saan. Untuk mereka yang termasuk ke
pel, sedangkan pada kategori ini penga- dalam wajib pajak berisiko menengah,
ruhnya signifikan. Dengan demikian ternyata mereka yang telah diperiksa
untuk wajib pajak dengan tingkat risiko pada tahun sebelumnya akan memiliki
menengah adanya pemegang saham tingkat kepatuhan yang lebih tinggi yang
asing akan memiliki pengaruh yang cukup dominan menentukan tingkat
negatif. Artinya tingkat kepatuhan wajib kepatuhan mereka.
pajak (berisiko menengah) yang saham-
Setelah diketahui terdapat bebe-
nya dimiliki pemegang saham asing
rapa perbedaan antara hasil estimasi
lebih rendah daripada kepatuhan wajib
model untuk kelompok wajib pajak
pajak yang sahamnya tidak dimiliki
berisiko menengah, dengan data keselu-
pemegang saham asing.
ruhan, langkah selanjutnya adalah menguji
Variabel penjelas kedua yang apakah perbedaan ini nyata secara
hasil estimasinya berbeda adalah status statistik melalui Uji Chow. Hasil perhitu-
industri. Pada regresi atas seluruh ngan Uji Chow untuk kelompok wajib
sampel pengaruh variabel ini tidak pajak ini dapat dilihat pada tabel berikut.
118
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 12
Uji Chow Untuk Klaster Risiko Menengah
ALL RSS1= 1263767768
N= 2324
Med-Risk RSS2 = 2631.79 RSS4 = 500779.00
N1 = 719 RSS5 = 1263266989.47
RSS3 = 498147.21 F stat = 646347.14
N2 = 1605
Sumber: Hasil Olah Data
Angka Fstat dari Uji Chow berbeda dengan wajib pajak dalam
sebesar 646.347,14 adalah sangat tinggi sampel secara keseluruhan.
apabila dibandingkan dengan nilai kritis
Regresi terakhir yang dilakukan
pada tabel F. Berdasarkan hal tersebut,
untuk menguji perbedaan karakateristik
dapat dikatakan bahwa H0 ditolak
antara wajib pajak yang berisiko rendah,
sehingga dapat dikatakan bahwa
menengah dan tinggi adalah dengan
terdapat perbedaan hasil regresi yang
melakukan regresi atas kelompok wajib
nyata antara sampel keseluruhan dengan
pajak yang termasuk dalam kelompok
sampel yang tergabung dalam wajib
berisiko tinggi. Rangkuman hasil esti-
pajak berisiko menengah. Dengan kata
masi untuk kelompok ini tampak pada
lain dapat pula dinyatakan bahwa
Tabel 13.
sekelompok wajib pajak yang masuk
dalam kategori wajib pajak berisiko
menengah memiliki karakteristik yang
Tabel 13
Hasil Regresi Untuk Klaster Risiko Tinggi
Unstandardized Standardized Taraf
Variabel Coefficients Coefficients Tstat Sig. Nyata
B Std. Error Beta
(Constant) -148.266 64.351 -2.304 .022 **
Tarif efektif -1116.875 383.161 -.032 -2.935 .003 ***
Penalti .000 .000 -.425 -8.318 .000 ***
pemegang saham 46.067 262.212 .003 .176 .861 NS
DER -
-215.235 5.669 -.697 37.96 .000 ***
7
Status Industri -837.867 118.057 -.109 -7.097 .000 ***
Skala usaha .000 .000 .151 2.972 .003 ***
Profitabilitas -528.153 231.094 -.029 -2.286 .066 *
Pajak per penjualan 5098.117 7163.376 .016 .712 .477 NS
Status kompensasi 897.078 726.379 .110 1.235 .216 NS
Status Pemeriksaan -370.017 93.008 -.064 -3.978 .000 ***
Obs= RSS 21916999
479 R2= 0,896
= 2.83
119
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
Tabel 14
Hasil Uji Heteroskedastisitas Data Risiko Tinggi
Model Variabel Unstandardized Coefficients t Sig.
Bebas B Std. Error
1 (Constant) 74.18 3.94 18.81 0.00
ltarif 22.10 17.03 1.30 0.24
lpenalti 0.03 0.12 0.23 0.82
lder -0.27 0.14 -1.91 0.20
lperus -1.50 0.96 -1.57 0.25
lpro -1.21 0.79 -1.54 0.26
lpajak -1.22 0.72 -1.69 0.24
a Variabel Terikat: lne2
Sumber: Hasil Olah Data
120
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 15
Perbandingan Hasil Regresi
Full Rendah Menengah Tinggi
Tiga Tiga Tiga Tiga
Varia- Varia- Varia- Varia-
Tan- Taraf Tan- Taraf Tan- Taraf
bel bel bel Taraf Nyata Tanda bel
da Nyata da Nyata da Nyata
Variabel Domi- Domi- Domi- Domi-
nan nan nan nan
(Constant) + *** + *** + *** - **
Tarif efektif - *** - 1 *** - *** - ***
Penalti - 1 *** - *** - *** - 2 ***
Pemegang + + + +
NS * ** NS
saham
DER - ** - *** - *** - 1 ***
Status Industri - NS - NS - *** - ***
Skala usaha + * - NS - *** + 3 ***
Profitabilitas - 2 *** - 2 *** - 1 *** - *
Pajak per + 3 + 3 + 2 +
*** *** *** NS
penjualan
Status + + - +
*** NS NS NS
kompensasi
Status - - - 3 -
*** ** *** ***
Pemeriksaan
N=2324 R2=0,652 N=1126 R2=0,606 N=719 R2=0,578 N=479 R2=0,896
Keterangan: *** : signifikan pada =1%, ** : signifikan pada =5%, * : signifikan pada
=10%, NS=Tidak Signifikan
Sumber: Hasil Olah Data
121
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
Tabel 16
Uji Chow Untuk Klaster Risiko Tinggi
ALL RSS1= 1263767768
N= 2324
High-Risk RSS2 = 219169992.8 RSS4 = 219668217.91
N1 = 479 RSS5 = 1044099550.56
RSS3 = 498225.08 F stat = 1217.84
N2 = 1845
Sumber: Hasil Olah Data
Hasil Uji Chow ini juga mengha- menjadi wajib pajak berisiko rendah,
silkan angka Fstat yang sangat tinggi menengah, dan tinggi. Oleh karena itu,
yang berarti kelompok ini juga memiliki hipotesis pertama dari penelitian ini
perbedaan karakteristik dengan data yang menyatakan tingkat koreksi peng-
secara keseluruhan. Dengan kata lain hasilan neto menurut SPT dapat menge-
dapat pula dinyatakan bahwa sekelom- lompokkan wajib pajak ke dalam tingkat
pok wajib pajak yang masuk dalam risiko ketidakpatuhan rendah, menengah
kategori wajib pajak berisiko tinggi dan tinggi, diterima.
memiliki karakteristik yang berbeda
Perbedaan Antara Kelompok Wajib
dengan wajib pajak dalam sampel
Pajak
secara keseluruhan.
Langkah selanjutnya adalah
Bila ketiga hasil Uji Chow yang
melakukan uji diskriminan untuk
telah dilakukan digabungkan, maka
menjawab hipotesis kedua “terdapat
dapat disimpulkan apakah memang
perbedaan antara kelompok wajib pajak
terdapat perbedaan antar masing-masing
yang dikelompokkan ke dalam
kelompok wajib pajak berdasarkan
kelompok wajib pajak berisiko ketidak-
tingkat risikonya (tingkat kepatuhannya).
patuhan rendah, menengah dan tinggi”.
Karena ketiga hasil perhitungan di atas
menyatakan bahwa masing-masing Tahap pertama dalam uji
kelompok memiliki perbedaan karak- diskriminan ini adalah dengan mem-
teristik dengan data secara keseluruhan, berikan nilai kepada variabel tidak bebas
maka dapat dinyatakan bahwa benar (dalam hal ini tingkat risiko wajib pajak)
berdasarkan perilaku ketidakpatuha- dengan nilai kategorial. Untuk itu dibuat
nnya, wajib pajak dapat dikelompokkan pembagian sebagai berikut:
Tabel 17
Kategori Pembagian Kelompok Untuk Analisis Diskriminan
No Kriteria Pembagian Nilai Kategorial Kelompok Wajib Pajak
1. Koreksi ≤ 10% 1 Risiko ketikdapatuhan rendah
2. 10%<Koreksi ≤ 20% 2 Risiko ketikdapatuhan menengah
3. Koreksi > 20% 3 Risiko ketikdapatuhan tinggi
122
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Karena terdapat tiga ukuran risiko keti- fungsi diskriminan yang masing-masing
dakpatuhan, maka akan terdapat dua dapat digambarkan sebagai berikut:
123
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
Tabel 18
Rata-rata Prediktor Untuk Setiap Pengelompokan
124
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 19
Uji Kesamaan Rata-Rata Grup
Wilks'
Lambda F df1 df2 Sig.
Tarif efektif .852 202.154 2 2321 .000
Penalti .989 12.854 2 2321 .000
Pemegang saham .996 4.484 2 2321 .011
DER .945 66.956 2 2321 .000
Status industri .984 19.324 2 2321 .000
Skala usaha .972 33.654 2 2321 .000
Profitabilitas .970 35.415 2 2321 .000
Pajak per penjualan .982 20.873 2 2321 .000
Status kompensasi .983 19.504 2 2321 .000
Status pemeriksaan .982 21.861 2 2321 .000
Sumber: Hasil Analisis Data
125
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
Tabel 20
Wilks' Lambda
Lang- Jumlah Lamb
kah Variabel da df1 df2 Df3 Exact F
Tabel 21
Uji Perbedaan Antar Grup Wajib Pajak
% of Cumulative Canonical
Fungsi Eigenvalue Variance % Correlation
1 .281(a) 76.9 76.9 .468
2 .084(a) 23.1 100.0 .279
a First 2 canonical discriminant functions were used in the analysis.
126
Seperti telah dijelaskan sebe- Berdasarkan Tabel 21 juga dihasil-
lumnya terdapat dua fungsi diskriminan kan eigenvalue yang merupakan rasio
untuk membedakan tiga kategori risiko sum of square antar kelompok (between
ketidakpatuhan wajib pajak. Tabel 21 di group) dengan dalam kelompok (within
atas memberikan gambaran korelasi group). Semakin tinggi harga eigenvalue,
kanonik antara dua fungsi diskriminan maka semakin baik fungsi tersebut
tersebut dengan grup (pengelompokan). dalam menjelaskan variabel yang
Fungsi Diskriminan Pertama memiliki diamati.
korelasi sebesar 0,468 yang menggam-
Jika faktor pada fungsi 1 yang
barkan korelasi yang cukup tinggi
digunakan, maka 76,9% varian dari
dengan ukuran skala asosiasi 0 hingga 1.
variabel yang memprediksi tingkat risiko
Hal yang sama juga berlaku untuk
ketidakpatuhan wajib pajak dapat
korelasi kanonik dari Fungsi Diskriminan
dijelaskan oleh fungsi diskriminan yang
Kedua dengan grup yang mencapai
terbentuk pada fungsi 1, sisanya dapat
0,279.
dijelaskan oleh fungsi 2 sebesar 23,1%.
Tabel 22
Uji Perbedaan Rata-Rata (Centroid) Fungsi Diskriminan
Wilks'
Test of Function(s) Lambda Chi-square Df Sig.
1 through 2 .720 760.692 20 .000
2 .922 187.649 9 .000
Sumber: Analisis Data
127
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
Tabel 23
Fungsi Diskriminan
Variabel Fungsi
1 2
Tarif efektif 16.373 7.708
Penalti .000 .000
Pemegang saham .608 -1.353
DER -.005 .034
Status industri .536 .124
Skala usaha .000 .000
Profitabilitas 5.376 1.783
Pajak per penjualan -17.698 -19.804
Status kompensasi -1.061 -.640
Status pemeriksaan .136 -1.071
(Constant) -2.012 -.845
Sumber: Analisis Data
Z score = -2,01 + 16,37 TE – (9,04 x 10-9) SANG + 0,61 St_PS – 0,005 DER + 0,57St_Ind -
(5,73 x 10-12) PU + 5,38 Pro – 17,70 PPS – 1,06 St_Kom + 0,14 St_Riska
Z score = -0,85 + 7,71 TE – (5,53 x 10-9) SANG - 1,35 St_PS + 0,34 DER + 0,12 St_Ind - (8,88 x 10-12) PU +
1,78 Pro – 19,80 PPS – 0,64 S_Kom - 1,07 St_Riska
Z score = -2,01 + 16,37 TE – (9,04 x 10-9) SANG + 0,61 PS – Z score = -0,85 + 7,71 TE – (5,53 x 10-9) SANG - 1,35 PS +
0,005 DER + 0,57 SI - (5,73 x 10-12) PU + 5,38 Pro – 0,34 DER + 0,12 SI - (8,88 x 10-12) PU + 1,78 Pro
17,70 PPS – 1,06 SK + 0,14 SP – 19,80 PPS – 0,64 SK - 1,07 SP.
+____________________________________________________+_________________________________________________+
128
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
tampak pada tabel berikut. Nilai rata- yang dihasilkan tampak pada Tabel 24
rata (centroid) dari fungsi diskriminan berikut.
Tabel 24
Rata-Rata (Centroid) dari Tiap Grup
129
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
Territorial Map
Canonical Discriminant
Function 2
-3.0 -2.0 -1.0 .0 1.0 2.0 3.0
ôòòòòòòòòòôòòòòòòòòòôòòòòòòòòòôòòòòòòòòòôòòòòòòòòòôòòòòòòòòòô
3.0 ô 21 ô
ó 21 ó
ó 21 ó
ó 21 ó
ó 21 ó
ó 21 ó
2.0 ô ô ô ô ô 21 ô ô
ó 21 ó
ó2 21 ó
ó322 21 ó
ó 33222 21 ó
ó 333222 21 ó
1.0 ô 33322 ô ô 21 ô ô ô
ó 33222 21 ó
ó 333222 21 ó
ó 33322 21 ó
ó 33222 * 21 ó
ó 333222 21 ó
.0 ô ô ô 33322 ô21 ô ô ô
ó 3322221 * ó
ó * 3331 ó
ó 31 ó
ó 31 ó
ó 31 ó
-1.0 ô ô ô 31 ô ô ô
ó 31 ó
ó 31 ó
ó 31 ó
ó 31 ó
ó 31 ó
-2.0 ô ô ô ô 31 ô ô ô
ó 31 ó
ó 31 ó
ó 31 ó
ó 31 ó
ó 31 ó
-3.0 ô 31 ô
ôòòòòòòòòòôòòòòòòòòòôòòòòòòòòòôòòòòòòòòòôòòòòòòòòòôòòòòòòòòòô
-3.0 -2.0 -1.0 .0 1.0 2.0 3.0
Canonical Discriminant Function 1
Gambar 4.1
Centroid Masing-masing Kelompok Wajib Pajak
Setelah fungsi diskriminan yang dihasil- yang diperoleh dalam memprediksi wajib
kan telah diuji dan ternyata secara nyata pajak yang terdapat dalam sampel.
dapat membedakan wajib pajak ke Perhitungan goodness of fit tersebut
dalam kelompok wajib pajak berisiko tampak pada tabel berikut.
rendah, menengah dan tinggi, langkah
selanjutnya adalah melihat seberapa
baik (goodness of fit) fungsi diskriminan
130
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Tabel 25
Kelayakan Fungsi Diskriminan
Classification Results b,c
<= 10.000001 - 20.000
Total
10.00 20.000000 001+
Koreksi (banded) 0000
Origi-nal Count <= 10.000000 611 380 135 1126
10.000001 - 20.000000 94 514 111 719
20.000001+ 52 218 209 479
% <= 10.000000 54.3 33.7 12.0 100.0
10.000001 - 20.000000 13.1 71.5 15.4 100.0
20.000001+ 10.9 45.5 43.6 100.0
Cross- Counta <= 10.000000 609 381 136 1126
validated 10.000001 - 20.000000 94 514 111 719
20.000001+ 52 218 209 479
% <= 10.000000 54.1 33.8 12.1 100.0
10.000001 - 20.000000 13.1 71.5 15.4 100.0
20.000001+ 10.9 45.5 43.6 100.0
a
Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each
case is classified by the functions derived from all cases other than that case.
b
57.4% of original grouped cases correctly classified
c
57.3% of cross-validated grouped cases correctly classified
131
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
Tabel 26
Penamaan Fungsi Diskriminan
Variabel Fungsi
1 2
Tarif efektif .776(*) .250
Profitabilitas .329(*) -.040
Skala usaha .318(*) -.089
Pajak per penjualan .247(*) -.100
Status industri .240(*) .077
Status kompensasi -.226(*) -.172
DER -.156 .777(*)
Status pemeriksaan .169 -.358(*)
Penalti -.125 .282(*)
Pemegang Saham .078 -.160(*)
Sumber: Analisis Data
132
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
Penelitian juga dapat menjelas- bel yang paling dominan adalah debt to
kan hubungan pengaruh antara variabel- equity ratio, sanksi dan peredaran usaha.
variabel ketidakpatuhan dengan risiko Variabel yang membedakan
ketidakpatuhan wajib pajak. Secara wajib pajak ke dalam kelompok risiko
bersama-sama, seluruh variabel bebas ketidakpatuhan rendah atau menengah
dapat menjelaskan tingkat risiko ketidak- adalah tarif efektif. Sedangkan variabel
patuhan wajib pajak. Adapun pengaruh debt to equity ratio adalah prediktor
parsial, dari sisi wajib pajak, wajib pajak yang mampu membedakan apakah wajib
yang berada pada tarif yang tinggi, pajak masuk ke dalam kelompok risiko
wajib pajak yang memiliki hutang dalam ketidakpatuhan tinggi atau menengah.
permodalannya akan cenderung lebih
Fungsi diskriminan yang terben-
patuh, dan wajib pajak yang bergerak
tuk dalam penelitian ini dapat digunakan
dalam industri manufaktur cenderung
sebagai dasar dalam pengelompokan
lebih patuh patuh. Sedangkan dari sisi
wajib pajak ke dalam risiko ketidak-
kebijakan, tingginya sanksi dan profita-
patuhan rendah, menengah dan tinggi.
bilitas diperiksa akan mendorong wajib
Selanjutnya, fungsi diskriminan tersebut
pajak untuk lebih patuh. Di lain pihak,
dapat digunakan dalam pemilihan SPT
dari penelitian ini juga dapat diketahui
wajib pajak yang akan diperiksa (audit-
bahwa wajib pajak yang di dalamnya
case selection). Dengan demikian,
ada pemegang saham asing memiliki
penentuan wajib pajak mana yang akan
tingkat kepatuhan rata-rata yang lebih
diperiksa didasarkan pada tingkat risiko
rendah daripada wajib pajak yang di
ketidakpatuhan bahwa wajib pajak
dalamnya tidak ada pemegang saham
tersebut tidak patuh (risk-based approach).
asing, wajib pajak dengan skala usaha
Namun demikian, untuk lebih kompre-
tinggi dan wajib pajak dengan status
hensif dalam menentukan tingkat risiko
kompensasi kerugian, dan wajib gi dan
ketidakpatuhan wajib pajak, variabel-
wajib pajak dengan status kompensasi
variabel yang dipakai dapat diperluas
kerugian, dan wajibpajak yang jumlah
antara lain variabel kepatuhan formal
pajak dibayarnya relatif tinggi terhadap
seperti ketepatan waktu pembayaran dan
penjualan cenderung tidak patuh.
pelaporan pajak, besaran tunggakan pajak
Secara keseluruhan, variabel dan aspek pelaporan material yang
sanksi, profitabilitas, dan pajak relatif misalnya kesesuaian laporan wajib pajak
terhadap penjualan (pajak per penju- dengan data wajib pajak yang diperoleh
alan) adalah variabel yang paling domi- dari pihak ketiga.
nan. Untuk kelompok risiko ketidakpatu- Setelah wajib pajak dapat dike-
han rendah, tiga variabel yang paling lompokkan berdasarkan tingkat risiko
dominan adalah tarif efektif, profitabi- ketidakpatuhannya berdasarkan fungsi
litas, dan pajak per penjualan. Untuk diskriminan hasil penelitian ini, bebe-
sampel kelompok risiko ketidakpatuhan rapa temuan dalam penelitian ini juga
menengah, tiga variabel yang paling dapat dijadikan dasar penentuan wajib
dominan adalah profitabilitas, pajak per pajak, dalam setiap kelompok risiko,
penjualan dan status pemeriksaan. yang diprioritaskan akan diperiksa. Hal ini
Sedangkan untuk sampel kelompok dapat dilakukan dengan melihat variabel-
risiko ketidakpatuhan tinggi, tiga varia- variabel yang secara dominan mempe-
133
Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Oktober 2008
ngaruhi risiko ketidakpatuhan wajib pajak Antonides, G. and H.S.J. Robben. True
dalam setiap kelompok risiko, rendah, positives and false alarms in the
menengah dan tinggi. detection of tax evasion. The
Journal of Economic Psychology
16 (4), 617-640, 1995.
Daftar Pustaka
_______ and I. Ajzen. Predicting dishonest
Ali, M.M., H.W. Cecil and J.A. Knolbett. actions using the theory of
The effects of tax rates and planned behavior. Journal of
enforcement policies on tax- Research in Personality 25 (3),
payer compliance: A study of 285-301, 1991.
self-employed taxpayers. Ameri-
can Economics Journal 29 (2), _______ and J.S. Davis and W.O. Jung.
186-202, 2001. Experimental evidence on tax-
payer reporting decision under
Allingham, M.G. and A. Sandmo. Income uncertainty. The Accounting
tax evasion: A theoritical Analysis. Review 66(3), 535-558, 1991.
Journal of Public Economics, 1,
323-338, 1972. Arens, Alvin A., Mark S. Beasly and
Randal J. Elder. Auditing and
Alm, J. A perspective on the experi- Auditing Services: An Integrated
mental analysis of taxpayer Approach. 11th edition. New
reporting. The Accounting Review Jersey, Prentice Hall, 2006.
66(3), 577-593, 1991.
Carnes, G.A. and T.D. Engelbrecht. An
_____., Betty R. Jakcson, and Michael investigation of th effect of
McKee. Estimating the determi- detection risk perceptions,
nants of taxpayer with experi- penalty sanctions and income
mental data. National Tax visibility on tax compliance.
Journal 45, 107-114, 1992. Journal of American Taxation
_____, Jorge Martinez-Vazquez. Association 17 (1), 26-41, 1995.
“Institutions, Paradigms, And Chattopadhyay, S. and Arindam Das-
Tax Evasion In Developing And Gupta. The Personal income tax
Transition Countries”. A paper in India: Compliance costs and
prepared for Public Finance in compliance behaviour of
Developing and Transition taxpayers. National Institute of
Countries: A Conference in Public Finance and Policy, New
Honor of Richard Bird. Interna- Delhi, 2002.
tional Studies Program. Andrew
Young School of Policy Studies. Collins, J.H. and R.D. Plumlee. The
Georgia State University, USA, taxpayer’s labor and reporting
2002. decision: the effect of audit
schemes. The Accounting Review
Andreoni, J., B. Erard and J. Feinstein. 66(3), 559-576, 1991.
Tax compliance. Journal of
Economic Literature 36 (2), 818- Cooper, Donald R., and Pamela
860, 1992. S.Schindler. Business Research
134
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
136
Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak
138