Anda di halaman 1dari 7

Perencanaan Pajak – Revaluasi

Aktiva Tetap
Berdasarkan KMK 284//KMK 04/1998,
aktiva tetap yang dapat direvaluasi
adalah :
• Aktiva tetap berwujud dalam bentuk tanah, kelompok bangunan, dan bukan
bangunan yang tidak dimaksudkan untuk dialihkan atau dijual.
• Revaluasi dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap atau sebagian aktiva
tetap.
• Revaluasi aktiva tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva
tetap
• Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau
penilai yang diakui oleh pemerintah ternyata kemudian tidak mencerminkan
keadaan yang sebenarnya, maka Direktur Jenderal Pajak akan menetapkan
kembali nilai pasar atau nilai wajar aktiva yang bersangkutan.
• Selisih antara nilai pasar atau nilai wajar dengan nilai buku fiskal aktiva tetap yang
dinilai kembali wajib dikompensasikan terlebih dahulu dengan kerugian fiskal
tahun berjalan dan sisa kerugian fiskal tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat
dikompensasikan.
• Selisih lebih karena penilaian kembali setelah dilakukan kompensasi kerugian
dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final, sebesar 10%
Lanjutan,,,
• Bagi Wajib Pajak yang melakukan penggabungan usaha, PPH final yang
terutang sebesar 10% dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5
(lima) tahun
• Pajak Penghasilan yang harus dilunasi untuk setiap tahun paling sedikit
sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah pajak yang terutang, kecuali
pelunasan untuk tahun terakhir.
• Nilai pasar atau nilai wajar merupakan dasar penyusutan aktiva mulai
tahun pajak dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap tersebut.
• Aktiva tetap yang telah dilakukan penilaian kembali dan telah dikenakan
Pajak Penghasilan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain sebelum lewat
jangka waktu 5 thn setelah dilakukannya penilaian kembali kecuali aktiva
tetap tersebut dialihkan kepada pemerintah atau dialihkan dalam rangka
penggabungan, peleburan atau pemekaran usaha.
• Apabila Wajib Pajak mengalihkan aktiva tetap dimaksud sebelum lewat
jangka waktu 5 tahun, dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang
bersifat final sebesar 15%
Revaluasi Parsial Vs Menyeluruh

• Bagi perusaahaan tertentu, misalnya perusahaan


perkebunan, revaluasi atas tanah tidak menarik. Hal ini
disebabkan karena adanya pembayaran PPH sebesar
10% atas selisih lebih revaluasi padahal tanah tidak
disusutkan sehingga tambahan biaya penyusutan
tahun-tahun mendatang hanya dari selisih lebih
revaluasi atas aktiva tetap selain tanah.

• Dengan demikian, perusahaan dapat melakukan


revaluasi parsial sepanjang yang tidak direvaluasi
adalah tanah.
Contoh kasus
• Pt. X membeli mesin pada tahun 2007 dengan harga perolehan
sebesar Rp 400.000.000,00. Mesin masuk aktiva kelompok 2 dan
disusutkan dengan metode garis lurus. Pada 2010 aktiva tersebut
memiliki nilai wajar Rp 600.000.000,00
• Tahun 2005 perusahaan mengalami rugi fiskal 1.000.000.000 dan
sampai 2009 baru 500.000.000 yang telah dikompensasikan. Laba
tahun berjalan diprediksi 200.000.000
• Besarnya selisih lebih
Hpp mesin : 400.000.000
Akumulasi penyusutan
400jt:8x3 : 150.000.000
Nilai buku mesin : 250.000.000
Nilai revaluasi : 600.000.000
Selisih lebih revaluasi : 350.000.000
Apabila ada rugi fiskal
• jika tidak dilakukan revaluasi Thn 2010 rugi fiskal 500.000.000 dan
dikompensasi sebesar 200.000.000 masih sisa 300.000.000 juta
yang hangus karena tidak dapat dikompensasikan kembali
• Oleh sebab itu lebih baik dilakukan revaluasi aktiva tetap,
sehingga:

• Rugi fiskal 500.000.000


• Revaluasi 350.000.000
• Sisa 150.000.000
• Laba usaha 200.000.000
• Sisa laba usaha 50.000.000
• Sehingga yang dikenakan pajak PPH badan hanya 50.000.000 x 25%
= 12.500.000
Apabila tidak terdapat rugi fiskal
• Pph final 10% x 350.000.000 = 35jt
• Penyusutan aktiva yang bisa didapat = 600jt:
8thn = 75jt
• Berarti masih tetap menguntungkan untuk
dilakukan revaluasi aktiva tetap

Anda mungkin juga menyukai