Anda di halaman 1dari 4

RADIOLOGI  AP (anterior posterior)

 Lateral
Perlengkapan untuk membuat radiograf
Bila ke2 proyeksi ini tidak dapat dibuat karena
1. Film roentgen (film x – ray)
keadaan pasien yang tidak mengizinkan, dibuat
2. Intensifying screen
2 proyeksi yg tegak lurus satu sama lain.
3. Kaset
4. Grid (kisi – kisi) Bila hanya 1 proyeksi yg dibuat, kemungkinan
5. Alat – alat fiksasi fraktur tidak dapat dilihat.
6. Alat – alat pelindung (proteksi)
7. Marker (tanda atau kode) Kadang perlu proyeksi khusu seperti aksial
(fraktur femur proksimal / humerus proksimal)
Lanjutin nyatet dari hal 18 -19
Pemeriksaan radiologic selanjutnya adalah
TULANG untuk control :

TRAUMA SKELET (RUDAPAKSA SKELET)  Segera setelah reposisi untuk menilai


kedudukan fragmen. Bila dilakukan
Jenis fraktur :
reposisi terbuka perlu diperhatikan
 o/k trauma berat kedudukan intramedular (kadnag pen
 fraktur spontan/patologik menembus tulang), plate dan screw
 fraktur stress/fatigue (kadang screw lepas)
 Pemeriksaan periodic untuk menilai
sifat trauma : penyembuhan fraktur
o Pembentukan callus
 eksternal : tertabrak, jatuh, dsb
o Konsolidasi
 internal : kontraksi otot yang kuat dan
o Remodeling : terutama pada
mendadak seperti pada serangan
anak2
epilepsy, tetanus, renjatan listrik,
o Adanya komplikasi
keracunan striknin
 trauma ringan tetapi terus menerus Komplikasi pada fraktur yang dapat dilihat pada
foto roentgen :
fraktur patologik : terjadi pada tulang yg
sebelumnya telah mengalami proses patologik  Osteomielitis : fraktur terbuka
(tumor tulang primer/sekunder, myeloma  Nekrosis avaskular
multiple, kista tulang, osteomyelitis, dsb), bila (hilangnya/terputusnya supply darah
trauma ringan saja sudah menimbulkan fraktur. pada satu bagian tulang sehingga
menyebabkan kematian tulang
Fraktur stress : trauma ringan tetapi terus
tersebut) : pd fraktur kolum femoris,
menerus (fraktur march pd metatarsal, fraktur
nevikulare manus, talus
tibia pada penari balet, fraktur fibula pada plari
 Non union : karena imobilisasi tidak
jarak jauh, dsb)
sempurna, bila interposisi jaringan
PEMERIKSAAN RADIOLOGIK diantara fragmen2 tulang. (terlihat
sklerosis pada ujung2 fragmen sekitar
fraktur dan garis patah menetap), kalus 1. Tulang belakang servikal
dapat terjadi sekitar fraktur tapi garis a. Foto lateral dengan pasien
patah menetap berbaring dan sinar horizontal
 Delayed union : b. Proyeksi oblik (menambah info
o Ortu krn aktivitas osteoblas ttg keadaan pedikel, foramina
menurun intervertebrae, sendi apofiseal)
o Detraksi fragmen2 tulang krn c. Bila keadaan pasien lebih baik,
reposisi krg baik, missal traksi sebaiknya dibuat :
terlalu kuat atau fiksasi internal i. Foto AP, termasuk
kurang baik dengan mulut terbuka
o Def. vit c dan d untuk melihat C1 dan
o Fraktur patologik C2
o Infeksi ii. Foto lateral
 Mal union : reposisi fraktur krg baik, jd iii. Foto oblik kiri dan
deform. Tulang kanan
 Atrofi sudeck (disuse osteoporosis berat 2. Trauma hiperfleksi
pd tlg distal dan fraktur disertai 3. Trauma fleksi – rotasi
pembengkakan jar. Lunak dan nyeri) a. Vertebrae yang bersangkutan
dan vertebrae proksimalnya
Fraktur pada anak2 : lengan bawah, siku, dalam posisi oblik
tungkai bawah b. Vertebrae distalnya tetap
dalam posisi lateral
Dislokasi sendi akromio klavikular : sela sendi
4. Trauma hiperekstensi
tampak melebar, lebih baik dibuat foto kedua
5. Trauma ekstensi – rotasi
sendi dengan kedua tangan mengangkat beban
6. Fraktur kompresi vertical
Trauma tulang belakang
TULANG BELAKANG TORAKAL DAN LUMBAL
Pemeriksaan radiologi :
 Proyeksi AP dan lateral
 Pemeriksaan konvensional  Bila trauma berat, maka foto dibuat
 Tomografi konvensional dengan pasien tidur terlentang dan foto
 CT scan / CT mielo lateral dibuat dengan sinar horizontal.
 MRI
Pada foto AP, adanya pelebaran bayangan
Tergantung dari indikasinya, pemeriksaan mediastinum di derah yang bersangkutan
konvensional masih pemeriksaan utama dan menunjukkan adanya hematom paravertebral.
pertama yg harus dilakukan.
TRAUMA TENGKORAK
CT scan dan MRI dilakukan untuk melengkapi
Fraktur impresi : disertai kerusakan jaringan
pemeriksaan konvensional, untuk evaluasi g
otak dan pada foto terliht sebagai garis atau 2
lebih detil atau untuk melihat kelainan yang
garis sejajar dengan densitas tinggi pada tulang
tidak dapat dilihat pad afoot konvensional.
tengkorak. (foto tangensial untuk konfirmasi  Garis tegak lurus pada korteks, sunray
dan untuk menentukan dalamnya impresi) appearance
 Renda, dan sebagainya
Fraktur linier : garis radiolusen, paling sering
didaerah parietal, garis fraktur biasnya lebih Pada pemeriksaan tulang harus diperhatikan :
radiolusen daripada pembuluh darah dan
adanya tidak teratur.  Besar tulang
 Bentuk tulang
 Foto lateral kepala dengan pasien  Kontur tulang
terlentang dan sinar horizontal  Densitas tulang, meninggi atau
merendah
Fraktur basis cranium : bayangan cairan ( air
 Korteks, utuh/tidak dan menipis atau
fluid level) dalam sinus sphenoid
destruksi
Fraktur diastasis : sering pada anak2 dan  Spongiosa : bayangan2 radiolusen
terlihat sebagai pelebaran sutura  Ada/tidak reaksi periosteal
 Jaringan lunak sekitar tulang :
TUMOR TULANG DAN LESI YANG MENYERUPAI o Pembengkakakn
TUMOR TULANG o Perkapuran
Beberapa hal yang perlu diingat kembali dalam o Penulangan
rangka menganalisis tumor tulang pada
Yang penting diperhatikan dalam menilai tumor
roentgen, ialah :
tulang adalah :
 Pada anak2, tulang panjang dibagi
 Umur penderita
dalam epifisis, metafisis dan diafisis.
 Lesi soliter atau multiple
Antara epifisis dan metafisis terdapat
o Tumor tulang primer : soliter
garis/lempeng epifiser. Pada neonatus
o Multiple : metastasis
banyak epifisis tulang belum mengalami
 Bagian mana dan tulang yang terkena :
osifikasi sehingga belum dapat dilihat
o Osteosarkoma : metafisis
pada foto roentgen.
o Sarcoma ewing : diafisis, dsb
 Tulang terdiri atas 3 komponen
 Kelainan yg terlihat (destruksi, reaksi
(korteks, spongiosa, dan periost).
periosteal, pembentukan tulang baru,
Korteks dan spongiosa dapat dilihat,
bagaimana jaringan lunak sekitar)
tetapi periost tidak pada roentgen. Bila
suatu proses dalam tulang, misalnya  Batas2 lesi, tumor jinak : batas tegas,
radang atau neoplasma, periost korteks menipis, tidak ada reaksi
mengalami iritasi atau terangkat, maka periosteal. Tumor ganas : batas tidak
periost akan membentuk tulang tegas, korteks destruksi, ada reaksi
dibawahnya yang dikenal sebagai reaksi periosteal.
periosteal. Pemeriksaan radiologi pada tumor tulang
Gambaran reksi periosteal macam2 :  Diawali dengan pemeriksaan
 Garis2 sejajar dengan korteks, lamellar konvensional (penting!)
 CT scan /MRI (untuk menentukan berkumpul dalam kavitas, rongga pleura, atau
luasnya tumor, atau keterlibatan sela pleura interlobaris.
jaringan sekitar)
Bila ada persangkaan terhadap emfisema
 Pemeriksaan screening nuklir
obstruktif yang mengenai seluruh paru, lobus
(menentukan metastasis pada tulang)
atau segmen, maka sebaiknya dibuat foto pada
TORAKS ekspirasi maksimal disamping foto biasa pada
inspirasi, dapat sipergunakan juga untuk
CARA2 PEMERIKSAAN melihat pergerakan diagfragma pada kelainan
FLUOROSKOPI diagfragma.

Cara pemeriksaan mempergunakan sifat BRONKOGRAFI


tembus sinar roentgen dan suatu tabir yang Pemeriksaan percabangan bronkus, dilakukan
bersifat fluoresensi bila terkena sinar tersebut. baik dengan fluoroskopi maupun
Digunakan untuk menyelidiki pergerakan roentgenografi, dengan cara mengisi saluran
organ/system tubuh seperti dinamika alat2 bronchial dengan suatu bahan kontras yang
peredaran darah (jantung + pembuluh darah bersifat opaque (menghasilkan bayangan putih
besar), juga pernapasan berupa pergerakan pada foto)
diagfragma dan aerasi paru2. Indikasi pemeriksaan ini : bronkiektasis untuk
ROENTGENOGRAFI meneliti letak, luas dan sifat bagian2 bronkus
yang melebar; dan pada tumor2 yang terletak
Pembuatan foto roentgen toraks, dengan arah dalam lumen bronkus (space occupying lesions),
posterior – anterior (PA) dan lateral bila perlu. yang mungkin mempersempit bahkan
Agar distorsi dan magnifikasi yang diperoleh menyumbat sama sekali bronkus yang
menjadi sekecil mungkin, jarak tabung dan film bersangkutan.
harus 1,80 m dan foto dibuat waktu penderita
sedang bernapas dalam (inspirasi)

Proyeksi miring (oblique) dibuat dengan sudut


45 derajat dan diberi nama menurut bagian
dada yg letaknya terdekat pada fim dan terjauh
dari tabung roentgen.

Proyeksi lordotik puncak paru dengan arah sinar


antero – posterior (AP) untuk menyelidiki
sarang2 yang terletak di puncak paru (apeks),
yang biasanya pada proyeksi PA biasa umunya
tersembunyi di belakang klavikula dan kosta I.

Foto dalam posisi berbaring untuk meneliti


lebih lanjut letak dan sifat cairan yang

Anda mungkin juga menyukai