Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR TIBIA DEXTRA 1/3 DISTAL PADA TN. A


DI RUANG SERUNI RSUD MARGONO

Sebagai Salah Satu Syarat Memenuhi Tugas Profesi Ners


Stase Keperawatan Medikal Bedah
Semester I

Disusun Oleh :

Yolanda Sri Bhunga


I4B022001

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2022
WOC FRAKTUR TIBIA

Definisi : Fraktur tibia adalah retak atau terputusnya hubungan tulang tibia yang disebabkan oleh cedera dari
trauma langsung yang mengenai kaki dan memberikan tekanan yang berlebih pada tulang.

Klasifikasi:
Etiologi:
1. Fr. Transversal yaitu garis
1. Cedera/benturan patahnya tegak lurus subu Panjang
2. Fr. Patologik terjadi tulang. Biasanya reposisi dengan
Manifestasi klinis:
pada daerah-daerah bidai gips
1. Nyeri terus menerus 2. Fr. Oblik yaitu patahnya
yang melemah akibat 2. Adanya deformitas membentuk sudut terhadap tulang.
tumor, kanker, atau 3. Ada krepitasi Sulit diperbaiki
osteoporosis 4. Pembekakan dan 3. Fr. Spiral akibat torsi pada
3. Fraktur karna letih perubahan warna ekstremitas. Fraktur rendah energi,
4. Fraktur beban, terjadi local pada kulit menimbulkan sedikit jaringan
pada orang yang baru lunak. Sembuh dengan imobilisasi
saja menambah luar
aktivitas fisik 4. Fr. Komulatif yaitu terputusnya
keutuhan jaringan menjadi
serpihan dan tampak adanya lebih
Pemeriksaan Penunjang
dari dua fragmen tulang
1. Radiologi: melihat gambaran tiga dimensi keadaan 5. Fr. Sagsemental, fraktur yang
tulang berdekatan sehingga terpisah
2. MRI : untuk memperlihatkan jaringan lunak atau segmen sentral dari suplai
cedera ligament/tendon darahnya. Biasanya satu ujung
yang tidak memiliki pembuluh
3. X-ray: menentukan lokasi, luas, batas, dan tingkat
darah jadi sulit sembuh dan
fraktur
memerlukan pembedahan.
4. Laboratorium : kalsium serum dan fosfor serum, 6. Fraktur impaksi/kompresi yaitu
fosfatase alkali, enzim otot (kreatinin kinase, laktat ketika kedua tulang menumbuk
dehydrogenase, aspratat, aminotransferase, dan tulang ketiga yang berada
aldolase) diantaranya, seperti antar tl
5. Biopsi tulang/Indigium imaging bila dicurigai infeksi vertebra. Biasanya menyebabkan
6. Elektromiografi bila dicurigai adanya kerusakan saraf syok hipovolemik dan meninggal.
7. Artoskopi jika jaringan ikat rusak/sobek Membutuhkan pemantauan tanda-
tanda vital yang akurat berulang
dalam 24 – 48 jam pertama pasca
cidera.

Penatalaksanaan Medik
 Rekognisi
 Reduksi (manipulasi) yaitu usaha memanipulasi fragmen tulang yang patah sedapat mungkin Kembali
seperti letak asalnya
 Retensi (immobilisasi) yaitu upaya menahan fragmen tulang sehingga kembali secara semula dengan
optimal

PATHWAY
DAFTAR PUSTAKA
Miller, Noreen C.; Askew, Aaron E.. Tibia Fractures: An Overview of Evaluation and
Treatment. Orthopaedic Nursing: July 2007 - Volume 26 - Issue 4 - p 216-223
doi: 10.1097/01.NOR.0000284648.52968.27
Thompson JH, Koutsogiannis P, Jahangir A. Tibia Fractures Overview. [Updated
2021 Aug 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513267/

Anda mungkin juga menyukai