Semester I
Disusun Oleh :
G. Evaluasi :
1) Evaluasi struktur:
Adanya pembicaraan dan peserta di tempat, adanya materi dan media
yang disiapkan
2) Evaluasi proses:
Peserta mendengarkan dan memerhatikan pembicara
Pesrta mengajukan pertanyaan kepada pembicara
Proses Pendidikan kesehatan berjalan lancar dan kondusif
3) Evaluasi output :
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian decubitus
Pasien dan keluarga mampu menyebutkan Teknik yang dapat
dilakukan untuk mencegah decubitus
Pasien dan keluarga mampu melakukan salah satu Teknik
untuk mencegah dekubitus
H. Daftar Pustaka :
Chou R et al. Pressure Ulcer Risk Assessment and Prevention. Ann
Intern Med. 2013; 159(10):718.
Ningsih, A., & Darwis, I. (2019). Risti Graharti I Terapi Madu Pada Penderita Ulkus Diabetikum Medula.
Medula, 9(1).
Prastiwi, F., & Lestari, S. P. (2021). Tinjauan Literatur EFEKTIFITAS MINYAK ZAITUN DALAM PENCEGAHAN
ULKUS DEKUBITUS. In Majalah Kesehatan (Vol. 8, Issue 4).
Lampiran (materi):
1. Pengertian Dekubitus
Ulkus dekubitus didefinisikan sebagai kerusakan pada kulit dan jaringan di
bawahnya yang disebabkan oleh proses iskemik pada kulit yang tertekan. Faktor risiko
untuk komplikasi ini termasuk suhu kulit tinggi, kelembaban, kurangnya
pergerakan pada pasien tirah baring dan adanya gaya gesek pada kulit. Ulkus dekubitus
cenderung muncul ketika jaringan lunak dikompresi pada tulang yang menonjol pada
pasien (Chou et al, 2013; and Madadi et al, 2015). Bagian tubuh yang sering mengalami
ulkus/ luka dekubitus adalah bagian dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu sikut, tumit,
pinggul, pergelangan kaki, bahu, punggung dan kepala bagian belakang. Lokasi yang
sering terkena dekubitus adalah daerah tumit, siku, kepala bagian belakang, dan daerah
sekitar bokong.
2. Etiologi
Kulit kaya akan pembuluh darah yang mengangkut oksigen ke seluruh lapisannya.
Jika aliran darah terputus lebih dari 2-3 jam, maka kulit akan mati, yang dimulai pada
Penyebab dari berkurangnya aliran darah ke kulit adalah tekanan. Jika tekanan
menyebabkan terputusnya aliran darah, maka kulit yang mengalami kekurangan oksigen
pada mulanya akan tampak merah dan meradang lalu membentuk luka terbuka (ulkus).
Gerakan yang normal akan mengurangi tekanan sehingga darah akan terus mengalir.
Kulit juga memiliki lapisan lemak yang berfungsi sebagai bantalan pelindung terhadap
tampak kemerahan yang tidak hilang setelah tekanan ditiadakan, pada keadaan yang lebih
lanjut kulit kemerahan di sertai adanya pengelupasan sedikit. Bila keadaan ini dibiarkan
setelah 1 minggu akan terjadi kerusakan kulit dengan batas yang tegas. Biasanya kerusakan
ini bisa mencapai tulang dan lapisan di bawah kulit. Luka tekan yang tidak ditangani
dengan baik dapat mengakibatkan infeksi yang lebih luas sehingga masa perawatan pasien
4. Grade dekubitus
5. Faktor resiko
Faktor risiko terjadinya dekubitus antara lain, yaitu :
sedangkan aktivitas adalah kemampuan untuk berpindah. Pasien yang berbaring terus
menerus di tempat tidur tanpa mampu untuk merubah posisi berisiko tinggi untuk
terkena luka tekan. Imobilitas adalah faktor yang paling signifikan dalam kejadian
luka tekan. Penelitian yang dilakukan Suriadi (2003) di salah satu rumah sakit di
Pontianak juga menunjukan bahwa mobilitas merupakan faktor yang signifikan untuk
merasakan sensari nyeri akibat tekanan di atas tulang yang menonjol. Bila ini terjadi
dalam durasi yang lama, pasien akan mudah terkena luka tekan.
3) Kelembaban
maserasi pada jaringan kulit. Jaringan yang mengalami maserasi akan mudah
mengalami erosi. Selain itu kelembaban juga mengakibatkan kulit mudah terkena
signifikan dalam perkembangan luka tekan dari pada inkontinensia urin karena adanya
darah serta struktur jaringan yang lebih dalam yang berdekatan dengan tulang yang
menonjol. Contoh yang paling sering dari tenaga yang merobek ini adalah ketika
pasien diposisikan dalam posisi semi fowler yang melebihi 30 derajat. Pada posisi ini
namun kulitnya masih tertinggal. Ini dapat mengakibatkan oklusi dari pembuluh darah,
serta kerusakan pada jaringan bagian dalam seperti otot, namun hanya menimbulkan
5) Pergesekan ( friction)
Pergesekan terjadi ketika dua permukaan bergerak dengan arah yang berlawanan.
Pergesekan bisa terjadi pada saat penggantian sprei pasien yang tidak berhati-hati.
6) Nutrisi
sebagai faktor predisposisi untuk terjadinya luka tekan. Menurut penelitian Guenter
(2000) stadium tiga dan empat dari luka tekan pada orangtua berhubungan dengan
penurunan berat badan, rendahnya kadar albumin, dan intake makanan yang tidak
mencukupi.
7) Usia
Pasien yang sudah tua memiliki risiko yang tinggi untuk terkena luka tekan karena
kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan. Penuaan mengakibatkan
penurunan elastisitas kulit, serta penurunan kohesi antara epidermis dan dermis.
Perubahan ini berkombinasi dengan faktor penuaan lain akan membuat kulit menjadi
Tekanan arteriolar yang rendah akan mengurangi toleransi kulit terhadap tekanan
sehingga dengan aplikasi tekanan yang rendah sudah mampu mengakibatkan jaringan
menjadi iskemia. Studi yang dilakukan oleh Nancy Bergstrom (1992) menemukan
bahwa tekanan sistolik dan tekanan diastolik yang rendah berkontribusi pada
9) Stress emosional
Depresi dan stress emosional kronik misalnya pada pasien psikiatrik juga merupakan
Nikotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan aliran darah dan memiliki efek
toksik terhadap endotelium pembuluh darah. Menurut hasil penelitian Suriadi (2002)
ada hubungaan yang signifikan antara merokok dengan perkembangan terhadap luka
tekan.
6. Pencegahan dekubitus
Upaya pencegahan dekubitus menurut berbagai ahli secara garis besar meliputi
mobilisasi, perawatan kulit, penggunaan alat/ sarana dan penataan lingkungan perawatan
serta pendidikan kesehatan (Basta, 1991; Mc. Farland, 1993; Bell & Mathew, 1993;
Ortwitch, 1995 dalam Noviaestari, 1997) serta pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
1) Rubah posisi pasien sedikitnya 2 jam sekali. Ketika merubah hindari pergesekan
seperti menggeser pasien dengan linen atau alat-alat lain.Merubah posisi dapat
2) Anjurkan masukan nutrisi yang tepat dan cairan yang adekuat. Cairan yang adekuat
3) Segera bersihkan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif terhadap kulit. Cuci
dan keringkan daerah tersebut dengan segera. Kulit yang terkenan fesef atau urin yang
5) Jaga agar linen tetap kering, bersih dan bebas dari kerutan/ tidak kusut dan benda
keras.
6) Lakukan latihan ROM minimal 2 kali sehari untuk mencegah kontraktur. Latihan
gerak / ROM dapat mencegah terjadinya atrofi otot pada tirah baring yang lama.
7) Gunakan kasur busa, kasur kulit, atau kasur perubah tekanan. Jika pasien harus
menjalani tirah baring dalam waktu yang lama, bisa digunakan kasur khusus, yaitu
8) Jaga agar kulit tetap bersih dan kering kelembaban kulit yang berlebih dapat beresiko
permukaan kulit. Serta berikan masase menggunakan minyak zaitun atau minyak
kelapa
Berdasarkan penelitian (Ningsih & Darwis, 2019; Prastiwi & Lestari, 2021)
luka dekubitus
kedalaman, dan tepi; jenis dan jumlah jaringan nekrotik; jenis dan jumlah