Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 7

ANGGOTA:

1. Yolanda Sri Bhunga (I1B018007)


2. Muhammad Noor M (I1B018019)
3. Putri Regina (I1B018031)
4. Vernny Wanda (I1B018044)

SUASANA PEMERIKSAAN DI PUSKESMAS DENGAN


LATAR BELAKANG PERBEDAAN SUKU
Putri seorang karyawan sebuah perusahaan di ibu kota Jakarta, sore itu saat ia
membereskan meja kerjanya dan berniat untuk pulang tiba-tiba ponselnya berdering.
Ada panggilan dari ibunya. Tanpa pikir panjang putri pun langsung mengangkatnya.
Ibu nya memberikan kabar yang tidak baik, dan itu membuatnya harus segera pulang
ke kampung.

Scene 1

Terjadi percakapan yang monolog

Putri: “assalamualaikum bu ada apa?”

Putri: “apa! Iya iya putri balik ke kampung besok pagi, karena putri harus mengajukan
surat izin dulu.”

Putri: “iya sekarang ibu tenang dulu ya, ya udah wassalamualaikum”

Setelah telepon diputus putri langsung bergegas pulang. Ia

Scene 2

Noor : “aduh... aduh...”

Mba Putri : “Punapa mas, sakit nggeh?”

Noor : “nggeh mba niki, sirahipun gerah, sampun 3 dinten.”

Mba Putri: “oalah mas njuh kula anter teng puskesmas nggeh”

Noor : “yo mba”

Mba Putri: “yowis siap-siap dhisik nggeh”

Noor : “nggeh”

Mba Putri dan Noor pun segera menyiapkan diri untuk pergi menuju ke Puskesmas.
Scene 2

Mas Noor dan mba Putri pun menuju ke puskesmas terdekat untuk memeriksakan
kesehatan Mas Noor yang sedang menurun semenjak tiga hari yang lalu.

Noor dan Mba Putri (masuk pintu) dan mengambil nomor antrian.

Noor: “mba, no antrian pinten sedoyo?”

Mba Putri : “20 de, bentar lagi dipanggil kok, sabar nggeh”

Waktu berjalan 20 menit Mas Noor dan Mba Putri menunggu di ruang antri.
Menunggu cukup lama dan tak kunjung dipanggil membuat Mba Putri mencoba
mencari tau apa yang terjadi.

Mba putri mendekati perawat verny yang sedang asik berbincang melalui telepon
didepan pintu ruangan, terdengar perbincangan menggunakan bahsa betawi.

Mba putri : “permisi sus, sekarang sudah antrian berapa ya?” (bahasa jawa)

Perawat verny : [terdengar logat khas betawi yang ceplas ceplos] “iya nanti gue
hubungi lagi”.

Mba putri mengulang pertanyaan sekali lagi

Verny : “oh iya mba sekarang nomor antrian 20” [berucap ramah]

Mba Putri : “iya berarti giliran saya terima kasih mba”

Mba putri kembali untuk mengajak adiknya masuk ke ruangan.

Verny : “siapa yg mau diperiksa mba atau mas nya?

Mba Putri: ini mba adik saya yang mau diperiksa

Verny : “oke mba, mba nya tunggu di ruang tunggu dulu ya, mari mas masuk kedalam
ruangan” [menunjukan arah ruangan]

Pasien noor mengikuti arahan perawat verny.

Scene 3
Perawat Yola: “silahkan masuk mas, duduk dulu ya disini”

Noor duduk di kursi yang ditunjuk perawat yola.

Perawat Yola: “selamat pagi mas perkenalkan saya perawat Yolanda yang bertugas
pagi ini, keluhannya apa ya?”

Noor : “niki sirah kulo sakit, badanipun lemes, weteng kulo lara mba, mboten saged
dhahar, lan kerasa atis niki.”

Perawat Yola: mohon maaf mas saya bukan asli sini. Mas nya bisa menggunakan
bahasa Indonesia ?”

Noor : [menganggukan kepala tetapi ragu]

Perawat yola : “baik, jadi apa yang dirasakan mas?”

Noor : “sirah kulo sakit, badanipun lemes, mboten saged dhahar, weteng ku-“

Perawat Yola : “aa ngertos basa Indonesia teu?”

Noor hanya diam tidak paham.

Scane 4

Merasa pemeriksaan pasien noor terlalu lama, perawat verny masuk ke ruangan.

Perawat verny : “yola lu lama banget periksanya, ada apa?”

Perawat Yola pun mendekat ke perawat Verny untuk meminta bantuan.

Perawat Yola: “punten teh, itu ada pasien yang ngomongnya pake bahasa jawa, teh
bisa ga jadi penerjemah bahasa jawa ?”

perawat Verny: “bujug buneng, gua kan orang betawi bukan jawa hehe, ngga bisa aku
bahasa jawa.”

Perawat Yola: “aduh gimana ya teh?”

perawat Verny: “tadi dia sama keluarganya kesininya, coba minta bantuan
keluarganya.”

Perawat Yola: “iya teh, keluarganya yang mana ya?”

perawat Verny : “yasudah suruh keluarganya sebagai penerjemah aja ya, itu mba-mba
yang lagi duduk deket meja loket”

Perawat Yola: “oke teh aku coba bilang ke keluarganya ya”

Scane 5
Perawat Yola pun menuju ke ruang tunggu untuk memanggil Mba Putri untuk
meminta ijin kepada keluarga pasien untuk masuk keruang periksa dan menjadi
penerjemah.

Perawat Yola: “permisi mba, keluarga pasien mas Noor?”

Mba Putri: “ya bagaimana?”

Perawat Yola : “jadi gini, mas Noor ini gabisa bahasa indonesia ya?”

Mba Putri: “aduh iya mba dia dari kecil dikampung jadi ga terlalu lancar berbahasa
indonesia.”

Perawat Yola: “bisa ikut masuk ke ruangan ya menerjemahkan yang mas noor
katakan.”

Mba Putri : “ya bisa mba.”

Sambil diantar Perawat Yola, Mba Putri masuk keruang pemeriksaan dimana Noor
berada didalam.

Scane 6

Perawat Yola: “ya Mas Noor gimana keluhannya?”

Mba Putri: “mas pripun ingkang dirasaaken?”

Noor : “niki badanipun panas, sirah lara, weteng ku iki lara.”

Mba Putri: “ini mba perawat, katanya badannya panas, kepalanya sakit, dan perutnya
sakit.”

Perawat Yola: “bagaimana dengan makan dan minumnya apa teratur?”

Mba Putri: “pripun dhahare saget nopo mboten? nafsu dhahar mboten?”

Noor : “mboten nafsu dhahar, eneg, mboten saged dhahar kulo mba.”

Mba Putri: “katanya ga nafsu makan mba, mual, dan gabisa makan dia mba.”

Perawat Yola: “sudah berapa hari?”

Mba Putri: “sampun pinten dinten de?”


Noor : “3 dinten.”

Mba Putri: “sudah 3 hari mba perawat.”

Perawat Yola: “kalau begitu ini nanti sebelum ke ruangan dokter untuk didiagnosis
penyakitnya. Kita mau mengukur tekanan darah dan mengukur suhu tubuh mas Noor
terlebih dahulu ya. Pengukuran akan dilakukan perawat verny dimeja sebelah”

Mba Putri dan Noor : “nggih.”

Perawat Verny melakukan pengukuran suhu dan tekanan darah pada pasien .

Perawat Verny 2: “selamat pagi, perkenalkan saya perawat verny, permisi ya mas
saya izin melakukan pengukuran tekanan darah.”

Mba Putri dan Noor : nggeh monggoh

Mba putri : “punten ya mba, saya mau ke toilet dulu”

Perawat verny: “iya mba silahkan”

Mba putri keluar ruangan meninggalkan pasien noor sendirian.

Perawat verny: “permisi bisa tolong naikkan lengan bajunya?”

Pasien noor tampak bingung dan hanya berdiam diri. Verny yang paham, kemudian
meminta izin dengan bahasa tubuh.

Perawat verny: “permisi ya mas, saya izin melipat lengan bajunya” [sembari
menggulung lengan baju pasien noor].

Dibalas anggukan oleh pasien noor.

Perawat verny mulai melakukan pemeriksaan tekanan darah. Tak lama mba putri
kembali masuk ke ruangan.

Perawat Verny : “tekanan darahnya normal ya, kemudian saya izin memeriksa suhu
tubuh”

Verny melepaskan blader sphygmomanometer dari pasien. Dan meminta pasien


meregangkan tangan dengan bahasa tubuh.

Perawat verny: “silahkan termometernya diapit diketiak ya”

Pasien noor mengikuti instruksi dari perawat verny.

Perawat verny: “suhunya cukup tinggi yaitu 390 C”

Mba Putri: “tinggi ya, dek niku tekanan darahmu normal, suhune tinggi”

Noor : “oh pantes kerasa atis niki”


Perawat Verny : “kalau begitu, mas dan mba bisa pindah ke ruangan dokter di sebelah
untuk pemeriksaan lanjutan.”

Mba Putri: “ya terimakasih ya sus”

Perawat Verny: “iya sama-sama, semoga cepat sembuh.”

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai