ANGGOTA:
Scene 1
Putri: “apa! Iya iya putri balik ke kampung besok pagi, karena putri harus mengajukan
surat izin dulu.”
Scene 2
Mba Putri: “oalah mas njuh kula anter teng puskesmas nggeh”
Noor : “nggeh”
Mba Putri dan Noor pun segera menyiapkan diri untuk pergi menuju ke Puskesmas.
Scene 2
Mas Noor dan mba Putri pun menuju ke puskesmas terdekat untuk memeriksakan
kesehatan Mas Noor yang sedang menurun semenjak tiga hari yang lalu.
Noor dan Mba Putri (masuk pintu) dan mengambil nomor antrian.
Mba Putri : “20 de, bentar lagi dipanggil kok, sabar nggeh”
Waktu berjalan 20 menit Mas Noor dan Mba Putri menunggu di ruang antri.
Menunggu cukup lama dan tak kunjung dipanggil membuat Mba Putri mencoba
mencari tau apa yang terjadi.
Mba putri mendekati perawat verny yang sedang asik berbincang melalui telepon
didepan pintu ruangan, terdengar perbincangan menggunakan bahsa betawi.
Mba putri : “permisi sus, sekarang sudah antrian berapa ya?” (bahasa jawa)
Perawat verny : [terdengar logat khas betawi yang ceplas ceplos] “iya nanti gue
hubungi lagi”.
Verny : “oh iya mba sekarang nomor antrian 20” [berucap ramah]
Verny : “oke mba, mba nya tunggu di ruang tunggu dulu ya, mari mas masuk kedalam
ruangan” [menunjukan arah ruangan]
Scene 3
Perawat Yola: “silahkan masuk mas, duduk dulu ya disini”
Perawat Yola: “selamat pagi mas perkenalkan saya perawat Yolanda yang bertugas
pagi ini, keluhannya apa ya?”
Noor : “niki sirah kulo sakit, badanipun lemes, weteng kulo lara mba, mboten saged
dhahar, lan kerasa atis niki.”
Perawat Yola: mohon maaf mas saya bukan asli sini. Mas nya bisa menggunakan
bahasa Indonesia ?”
Noor : “sirah kulo sakit, badanipun lemes, mboten saged dhahar, weteng ku-“
Scane 4
Merasa pemeriksaan pasien noor terlalu lama, perawat verny masuk ke ruangan.
Perawat Yola: “punten teh, itu ada pasien yang ngomongnya pake bahasa jawa, teh
bisa ga jadi penerjemah bahasa jawa ?”
perawat Verny: “bujug buneng, gua kan orang betawi bukan jawa hehe, ngga bisa aku
bahasa jawa.”
perawat Verny: “tadi dia sama keluarganya kesininya, coba minta bantuan
keluarganya.”
perawat Verny : “yasudah suruh keluarganya sebagai penerjemah aja ya, itu mba-mba
yang lagi duduk deket meja loket”
Scane 5
Perawat Yola pun menuju ke ruang tunggu untuk memanggil Mba Putri untuk
meminta ijin kepada keluarga pasien untuk masuk keruang periksa dan menjadi
penerjemah.
Perawat Yola : “jadi gini, mas Noor ini gabisa bahasa indonesia ya?”
Mba Putri: “aduh iya mba dia dari kecil dikampung jadi ga terlalu lancar berbahasa
indonesia.”
Perawat Yola: “bisa ikut masuk ke ruangan ya menerjemahkan yang mas noor
katakan.”
Sambil diantar Perawat Yola, Mba Putri masuk keruang pemeriksaan dimana Noor
berada didalam.
Scane 6
Mba Putri: “ini mba perawat, katanya badannya panas, kepalanya sakit, dan perutnya
sakit.”
Mba Putri: “pripun dhahare saget nopo mboten? nafsu dhahar mboten?”
Noor : “mboten nafsu dhahar, eneg, mboten saged dhahar kulo mba.”
Mba Putri: “katanya ga nafsu makan mba, mual, dan gabisa makan dia mba.”
Perawat Yola: “kalau begitu ini nanti sebelum ke ruangan dokter untuk didiagnosis
penyakitnya. Kita mau mengukur tekanan darah dan mengukur suhu tubuh mas Noor
terlebih dahulu ya. Pengukuran akan dilakukan perawat verny dimeja sebelah”
Perawat Verny melakukan pengukuran suhu dan tekanan darah pada pasien .
Perawat Verny 2: “selamat pagi, perkenalkan saya perawat verny, permisi ya mas
saya izin melakukan pengukuran tekanan darah.”
Pasien noor tampak bingung dan hanya berdiam diri. Verny yang paham, kemudian
meminta izin dengan bahasa tubuh.
Perawat verny: “permisi ya mas, saya izin melipat lengan bajunya” [sembari
menggulung lengan baju pasien noor].
Perawat verny mulai melakukan pemeriksaan tekanan darah. Tak lama mba putri
kembali masuk ke ruangan.
Perawat Verny : “tekanan darahnya normal ya, kemudian saya izin memeriksa suhu
tubuh”
Mba Putri: “tinggi ya, dek niku tekanan darahmu normal, suhune tinggi”
SELESAI