DEDY SUSENO
DEDY SUSENO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Program Studi Biokimia
Disetujui
Ir. H.A.E. Zainal Hasan, M.Si Dr. Ir. I Made Artika, M.App.Sc
Ketua Anggota
Diketahui
Tanggal Lulus:
4
ABSTRAK
DEDY SUSENO. Aktivitas Antibakteri Propolis Trigona spp. pada Dua
Konsentrasi Berbeda Terhadap Cairan Rumen Sapi. Dibimbing oleh A.E
ZAINAL HASAN dan I MADE ARTIKA.
Ditemukannya resistensi mikroba dan residu antibiotik pada produk ternak
akibat penggunaan antibiotik sintetik telah mengilhami pencarian produk
alternatif penggantinya. Propolis merupakan alternatif baru obat yang dapat
digunakan sebagai antibiotik alami. Kandungan antibakteri dalam propolis
menyebabkan propolis dapat digunakan sebagai pemacu pertumbuhan baik pada
manusia ataupun ternak. Lingkungan rumen yang asam ditakutkan akan
menghambat kerja propolis sebelum mencapai usus, oleh sebab itu sediaan
propolis perlu ditambahkan bahan penyalut dan kapsul. Penelitian ini bertujuan
menguji aktivitas antibakteri propolis Trigona spp. terhadap cairan rumen sapi
secara in vitro. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode
difusi sumur. Propolis yang dihasilkan diekstrak menggunakan etanol 70% dan
menghasilkan rendemen sebesar 10.6228%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kapsul yang digunakan ternyata tidak mampu menahan lepasnya senyawa aktif
propolis tetapi kapsul dapat diaplikasikan untuk melindungi rasa dan bau propolis.
Kapsul 4% dan 2% ukuran 1, 2% ukuran 00 dan propolis Merk-X dapat
diaplikasikan ke sapi tetapi tidak untuk kapsul 4% ukuran 00 dan ampisilin.
5
ABSTRACT
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada sang pencipta alam semesta ALLAH
SWT karena atas berkah dan rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan
karya ilmiah yang berjudul Aktivitas Antibakteri Propolis Trigona spp. pada Dua
Konsentrasi Berbeda Terhadap Cairan Rumen Sapi. Penelitian ini mulai
dilaksanakan dari bulan Juni sampai November 2008 di laboratorium penelitian
Biokimia IPB. Penelitian ini terlaksana berkat bantuan dana Dr. Ir. I Made Artika,
M.App.Sc dan Ir. H.A.E. Zainal Hasan, M.Si sebagai bagian dari proyek
penelitian.
Rasa terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada ayah, ibu dan
adikku yang telah banyak memberikan do’a, dukungan moral maupun material
yang tak pernah henti-hentinya. Selain itu tak lupa kepada teman-teman
seperjuangan (Intan, Indra, Mba Desi, Mba Dian), teman-teman di Pondok Catra
(Nandha, Falakh, Aav, Abi, dan Mas Budi), serta teman-teman Biokimia 41 atas
segala bantuan do’a, semangat dan kekompakan yang tak akan pernah terlupakan.
Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada Dosen (Kak Dimas dan
Bu Rini) atas bantuan ilmu-ilmunya, Laboran Biokimia (Bu Iis, Bu Mery, Bu
Tuti, Mba Martini, Pak Arya, Pak Yadi, dan Pak Nana) atas bantuan tenaga dan
kebersamaanya selama penulis melakukan penelitian. Akhir kata semoga karya
ilmiah ini mampu memberikan manfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang bikimia.
Dedy Suseno
7
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................viii
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
TINJAUAN PUSTAKA
Propolis ................................................................................................. 1
Lebah Madu Trigona spp. ..................................................................... 2
Pemacu Pertumbuhan ............................................................................. 3
Rumen dan Mikrob Rumen Sapi ........................................................... 3
Kapsul .................................................................................................... 4
Mikroenkapsulasi .................................................................................. 4
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat ....................................................................................... 4
Metode Penelitian .................................................................................. 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rendemen Ekstrak Propolis .................................................................. 6
Mikroenkapsulasi Propolis .................................................................... 6
Ketahanan Kapsul ................................................................................. 8
Kelarutan Senyawa Aktif ...................................................................... 8
Efektivitas Penghambatan Kapsul Berisi Propolis Terhadap
Propolis Merk-X ................................................................................... 9
Efektivitas Penghambatan Kapsul Berisi Propolis Terhadap
Ampisilin ................................................................................................. 9
SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10
LAMPIRAN ....................................................................................................... 13
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Lebah madu Trigona spp. .......................................................................... 2
2 Saluran pencernaan sapi .............................................................................. 3
3 Ilustrasi penyebaran senyawa aktif ............................................................ 4
4 Hasil mikroenkapsulasi .............................................................................. 7
5 Diagram pelepasan senyawa aktif mikrokapsul dosis 390 mg
terhadap waktu ............................................................................................. 7
6 Diagram pelepasan senyawa aktif mikrokapsul dosis 227 mg
terhadap waktu ............................................................................................ 7
7 Diagram pelepasan senyawa aktif mikrokapsul 4% dan kapsul 4%
00 terhadap waktu ....................................................................................... 8
8 Diagram pelepasan senyawa aktif berbagai kapsul ..................................... 9
9 Efektivitas penghambatan kapsul propolis terhadap
propolis Merk-X .......................................................................................... 9
10 Efektivitas penghambatan kapsul propolis terhadap ampisilin ................... 10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Tahapan ekstraksi propolis .......................................................................... 14
2 Tahapan uji ketahanan kapsul ....................................................................... 14
3 Hasil rendemen ekstrak propolis ................................................................... 15
4 Komposisi pembuatan mikrokapsul ............................................................ 15
5 Data diameter zona bening kapsul ukuran 00 ............................................... 15
6 Data diameter zona bening kapsul ukuran 1 ................................................. 16
7 Data diameter zona bening kontrol ............................................................... 17
8 Efektivitas antibakteri kapsul berisi propolis ................................................ 18
9 Uji duncan berbagai ukuran kapsul terhadap konsentrasi dan waktu ........... 19
10 Diameter zona bening berbagai ukuran kapsul ............................................. 21
1
200.000 lebah madu menghasilkan 20 gram Propolis yang digunakan dalam penelitian
kandungan propolis setiap tahunnya. ini berasal dari lebah madu Trigona spp.
Propolis umumnya lembut, lentur, dan Lebah ini merupakan serangga sosial yang
lengket pada suhu 25 0C - 45 0C, tetapi pada hidup berkelompok membentuk suatu koloni.
suhu dibawah 15 0C propolis akan bertekstur Lebah ini mudah dijumpai di daerah tropis dan
keras dan rapuh. Pada suhu 60 0C sampai subtropois di Amerika Selatan, setengah
70 oC propolis akan berwujud cairan. bagian Afrika Selatan dan Asia Tenggara.
Beberapa jenis propolis memiliki titik didih Koloninya terdiri atas 300-800.000 ekor lebah
sampai diatas 100 oC (Krell 2004). (Free 1982). Jumlah madu yang dihasilkan
lebah ini lebih sedikit dan lebih sulit diekstrak,
Kandungan dan Manfaat Propolis namun jumlah propolis yang dihasilkan lebih
Sarang lebah terdiri dari sekitar 50% banyak dibandingkan dengan lebah jenis lain
senyawa resin (flavonoid dan asam fenolat), (Singh 1962).
30% lilin lebah, 10% minyak aromatik, 5%
polen, dan 5% berbagai senyawa aromatik. Lebah Madu Trigona spp.
Senyawa kimia utama dalam propolis terdiri Lebah Trigona spp. banyak ditemukan
atas senyawa golongan flavonoid, fenolik, hidup di Amerika Selatan, setengah Afrika
dan berbagai senyawa aromatik. Senyawa- bagian Selatan, dan Asia Selatan. Lebah ini
senyawa tersebut sulit larut dalam air, akan menggigit musuhnya atau membakar
sebagian besar mudah larut dalam alkohol, kulit musuhnya dengan larutan basa. Mata,
dan kadang sulit larut dalam pelarut hidung, dan telinga musuh akan dikelilingi
hidrokarbon. Propolis juga mengandung oleh lebah lain dalam satu koloninya. Lebah
minyak terbang, terpena, polen, dan lilin ini dapat juga dilengkapi sistem kekebalan
lebah yang tidak berperan secara signifikan untuk menyerang serangga lain (Free 1982).
dalam bioaktivitasnya (Pietta et al. 2002 Koloni lebah madu terdiri atas dua
dalam Fatoni 2008). golongan, yaitu golongan reproduktif (lebah
Propolis disebut “antibiotik alami” jantan dan ratu) dan golongan nonreproduktif
karena kemampuan antimikrobnya. Senyawa (lebah pekerja). Satu sama lainnya dapat
aktif yang memberikan efek antibakteri dibedakan dari bentuk, rupa, warna, dan
adalah pinocembrin, galangin, asam kafeat, tingkah laku. Satu koloni lebah hanya
dan asam ferulat. Senyawa antifunginya memiliki satu ekor ratu, ratusan ekor lebah
yaitu pinocembrin, pinobaksin, asam kafeat, jantan, dan ribuan ekor lebah pekerja
benzilester, sakuranetin, dan pterostilbena. (Sumoprastowo 1980).
Senyawa antifunginya adalah pinocembrin, Lebah madu Trigona spp. menghasilkan
pinobaksin, asam kafeat, benzil ester, jumlah madu yang sedikit bila dibandingkan
sakuranetin, dan pterostilbena. Senyawa dengan lebah Apis spp. Sarang lebah Trigona
antiviralnya yaitu asam kafeat, lutseolin, dan spp menghasilkan madu kurang lebih 1
quersetin. Zat aktif yang diketahui bersifat kg/tahun sedangkan Apis spp. menghasilkan
antibiotik adalah asam ferulat. Zat ini efektif madu mencapai 75 kg/tahun. Madu yang
terhadap bakteri gram positif dan negatif. dihasilkan Trigona spp. mempunyai aroma
Asam ferulat juga berperan dalam khusus, campuran rasa manis dan asam seperti
pembekuan darah sehingga bisa lemon. Aroma madu tersebut berasal dari resin
dimanfaatkan untuk mengobati luka dan tumbuhan dan bunga yang dihinggapi lebah
diberikan dalam bentuk salep (Winingsih (Fatoni 2008).
2004).
Kelebihan propolis sebagai antibiotik
alami dibandingkan dengan bahan sintetik
adalah lebih aman serta efek samping yang
kecil. Satu-satunya efek samping yang
terjadi dan itu pun jarang yaitu timbulnya
reaksi alergi jika digunakan secara lokal
sedangkan bila diberikan secara peroral
tidak menimbulkan alergi. Selain itu
propolis sebagai antibiotik memiliki
selektivitas tinggi. Propolis hanya
membunuh penyebab penyakit sedangkan
mikroba yang berguna seperti flora usus
tidak terganggu (Winingsih 2004). Gambar 1 Lebah Madu Trigona spp.
3
Escherichia coli, cairan rumen sapi, 100 mL ke dalam labu Erlenmeyer 125 mL
maltodekstrin, media padat PYG (Peptone dan diinkubasi pada suhu 37 oC didalam
Yeast Glukose), media cair TSB (Triptone penangas air bergoyang.
Soy Broth), propilen glikol, media padat Kapsul berisi mikrokapsul propolis yang
TSA (Triptone Soy Agar), etanol 70%, telah disediakan lalu dimasukkan kedalam
media EMB (Eosin methilene blue) , dan cairan rumen tersebut dan diamati selama 0, 3,
akuades 6, 9, 12 dan 24 jam. Pengamatan didasarkan
Alat-alat yang digunakan yaitu laminar pada hancur atau tidaknya kapsul propolis.
air flow cabinet, inkubator, autoklaf, Jika kapsul hancur maka residu propolis dalam
penangas air bergoyang, rotavapor, lemari cairan rumen diambil lalu diukur aktivitas
es, autopipet, jangka sorong, jarum ose, antibakterinya. Jika kapsul tidak hancur
neraca analitik, alumunium foil, kapas, sampai jam ke 24 maka kapsul dibuka
cawan petri, dan beberapa alat gelas lainnya. kemudian diukur aktivitas antibakterinya.
Hebeda dalam Yudha 2008). Dalam banyak selak yang digunakan dalam
mikroenkapsulasi, struktur MDE yang formulasinya maka pelepasan senyawa
berongga akan diisi oleh propolis sehingga aktifnya dapat diperlambat
senyawa aktif dalam propolis dapat Perbedaan jumlah dosis akan
terlindungi oleh MDE. Hal ini sangat mempengaruhi banyaknya jumlah bahan
penting karena suasana asam dirumen akan penyalut dan senyawa aktif dalam pengisisan
mempengaruhi senyawa aktif propolis. sebuah kapsul. Hal ini terlihat dalam
Metode yang digunakan dalam penggunaan dosis 390 mg dengan 227 mg
pembuatan mikrokapsul yaitu penguapan MK 4% dan MK 2%. Dosis yang berbeda
pelarut. Dalam prosesnya pelarut yang memperlihatkan pelepasan zat aktif dan
digunakan yaitu air dan propilen glikol akan diameter zona bening yang berbeda pula.
menguap dengan panas yang digunakan Semakin besar dosisnya maka pelepasan zat
sehingga akan dihasilkan serbuk aktif dapat diperlambat dan diameter zona
mikrokapsul. Ukuran mikrokapsul yang bening yang dihasilkan pun lebih besar.
dihasilkan dengan metode ini berkisar antara
5-5000 µm (Lachman 1994).
Sutriyo et al. (2004) menyatakan bahwa
keberhasilan mikroenkapsulasi tergantung
dari kecepatan dan lama pengadukan.
Pengadukan yang cepat akan menghasilkan
ukuran mikrokapsul yang kecil begitu pula
sebaliknya. Sutriyo et al. (2004) (a) (b)
menggunakan kecepatan pengadukan 3000
rpm selama 3 jam. Hasil uji SEM (Scanning Gambar 4 Hasil mikroenkapsulasi (a)
Electron Micrograph) memperlihatkan Mikrokapsul 2%, (b)
ukuran partikel mikrokapsul sebesar ± 850 Mikrokapsul 4%.
mikron Penelitian ini menggunakan
kecepatan pengadukan 120 rpm selama 3
jam dengan suhu vakum 40-50 0C. Proses
pengadukan yang lebih lambat dibandingkan
penelitian sebelumnya diperkirakan
menghasilkan mikrokapsul dengan ukuran
yang lebih besar. Mikrokapsul yang
dihasilkan berwarna putih kekuningan
dengan tekstur kasar.
Hasil uji ketahanan mikrokapsul
memperlihatkan pelepasan senyawa aktif
maksimum pada jam ke 24 baik pada
mikrokapsul 4% maupun 2% dosis 390 mg Gambar 5 Diagram pelepasan senyawa aktif
(kapsul 00), sedangkan pada dosis 227 mg mikrokapsul dosis 390 mg terhadap
(kapsul 1) memperlihatkan pelepasan zat waktu: Mikrokapsul 2% ( ),
aktif maksimum pada jam ke 3 sampai 12. Mikrokapsul 4% ( ).
Mikroenkapsulasi 4% (MK 4%) dan 2%
(MK 2%) menggunakan maltodekstrin
sebanyak 91% dan 93%. Tidak berbedanya
hasil pelepasan zat aktif pada MK 4% dan
2% dikarenakan perbedaan penggunaan
bahan penyalut yang tak berbeda jauh.
Semakin banyak bahan penyalut yang
digunakan maka pelepasan zat aktif akan
diperlambat.
Prihatiningsih (2004) menyatakan
bahwa penggunaan untuk bahan penyalut
terhadap obat dengan perbandingan 9 : 1
lebih memperlama proses pelepasan obat Gambar 6 Diagram pelepasan senyawa aktif
dibandingkan formulasi lainnya. Setiadi mikrokapsul dosis 227 mg terhadap
(2000) yang menggunakan selak sebagai waktu: Mikrokapsul 2% ( ),
bahan penyalut menyatakan bahwa, semakin Mikrokapsul 4% ( ).
8
transpeptidase yang berhubungan dengan mampu menahan lepasnya zat aktif sampai
molekul peptidoglikan bakteri, dan hal ini jam ke 24. Kapsul 4% dan 2% ukuran 1, 2%
akan melemahkan dinding sel bakteri ketika ukuran 00 dan propolis Merk-X dapat
membelah. Dengan kata lain, antibiotika ini diaplikasikan ke sapi tetapi tidak untuk kapsul
dapat menyebabkan perpecahan sel ketika 4% ukuran 00 dan ampisilin.
bakteri mencoba untuk membelah diri
(Anonim 2008). Saran
Efektivitas kapsul berisi propolis Perlu dilakukan pengujian dengan
terhadap ampisilin 500 mg berturut-turut menggunakan ukuran kapsul yang lebih kecil
untuk kapsul 4% 00, 2% 00, 4% 1, dan 2% 1 guna melihat keefisienan bahan. Dapat
adalah 54.0313%, 73.8254%, 26.5271%, digunakan metode mikroenkapsulasi dengan
dan 21.5922%. Hasil analisis statistik penyalut selain maltodekstrin sebagai bahan
menunjukkan bahwa diameter penyalut mikrokapsul. Penelitian lebih lanjut
penghambatan kapsul berisi propolis dapat dilakukan secara in vivo pada sapi.
berbagai konsentrasi dan ukuran terhadap
ampisilin berbeda nyata, artinya penggunaan DAFTAR PUSTAKA
ke-4 kapsul tidak akan menghasilkan efek
antibakteri yang sama terhadap ampisilin. Anggraini AD. 2006. Potensi propolis lebah
Siswandono dan Soekarjo (1995) madu Trigona spp. sebagai bahan
menyatakan bahwa penghambatan ampisilin antibakteri [skripsi]. Bogor: Program
terhadap bakteri E. coli dengan cara Studi Biokimia Fakultas Matematika dan
menembus membran terluar selubung Ilmu Pengetahuan Alam. Institut
bakteri secara difusi pasif melalui saluran Pertanian Bogor.
yang terbentuk oleh pori protein. Ampisilin
nantinya akan menyerang enzim serin [Anonim]. 2008. Antibiotika.
protease yang berperan dalam biosintesis http://en.wikipedia.org/wiki/antibiotika.
dinding sel. html. [14 Maret 2008].
[Anonim]. 2008. Escherichia coli.
http://en.wikipedia.org. html [16 Maret
2008].
Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi. Farida I, penerjemah: Jakarta:
UI Press. Terjemahan dari: Introduction
to Pharmaceutical Dosage Form.
Arora SP. 1989. Pencernaan Mikroba Pada
Ruminansia. Yogyakarta: UGM Pr.
Brown’s R. 1993. Bee Hive Product Bible.
Pennsylvania: Paragon Pr.
Gambar 10 Efektivitas penghambatan
Dharmayanti NLP, Sulistyowati E,
kapsul propolis terhadap
Tejolaksono MN, Prasetya R. 2000.
Ampisilin: Kapsul propolis
Efektifitas pemberian propolis lebah dan
( ) Ampisilin ( ).
royal jeli pad abses yang disebabkan
Sthapylococcus aureus. Berita Biologi 5:
SIMPULAN DAN SARAN 41-48.
Simpulan Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor:
Rendemen propolis yang dihasilkan dari PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian
ekstraksi yaitu 10.6228%. Mikrokapsul Bogor.
propolis yang dihasilkan berwarna kuning
kecoklatan dengan tekstur kasar. Kapsul Fatoni A. Pengaruh propolis Trigona spp asal
yang digunakan ternyata tidak mampu Bukittinggi terhadap beberapa bakteri
menahan lepasnya senyawa aktif propolis usus halus sapi dan penelusuran
tetapi kapsul dapat diaplikasikan untuk komponen aktifnya [tesis]. Bogor:
melindungi rasa dan bau propolis serta Program Pascasarjana, Institut Pertanian
memudahkan dalam pemberian secara oral Bogor; 2008.
pada sapi. Mikrokapsul yang dihasilkan Feighner SD, Dashkevicz MP. 1987.
11
LAMPIRAN
14
Filtrat Endapan
Ekstrak propolis
100%
Ekstrak Propolis
100%
( A)
= × 100%
diameter ampisilin
1.0182
= × 100%
1.3792
= 73.8254%
19
Lampiran 9 Uji duncan berbagai ukuran kapsul terhadap konsentrasi dan waktu
Class Level Information
Class Levels Values
A 2 A_0 A_1(ukuran)
B 6 Ampisilin MK_2 MK_4 kapsul_2 kapsul_4 komersial
C 6 0 3 6 9 12 24(waktu)
r 3 123
B 5.020 3 A0AMPI6
B 4.188 3 A0MK424
B 3.821 3 A0KP424
C 1.287 3 A1AMPI6
C 0.839 3 A0MK224
C 0.794 3 A0KP224
C 0.442 3 A0KP212
C 0.365 3 A0AMPI0
C 0.365 3 A1AMPI0
C 0.241 3 A1MK23
C 0.238 3 A0MK40
C 0.228 3 A0MK20
C 0.175 3 A0KP40
C 0.166 3 A1KP29
C 0.149 3 A1MK412
C 0.135 3 A1KP49
C 0.135 3 A1MK20
C 0.129 3 A1MK424
C 0.126 3 A1KMR9
C 0.122 3 A1MK42
C 0.098 3 A1KMR6
C 0.093 3 A1KP43
C 0.091 3 A1MK40
C 0.074 3 A1KP20
C 0.072 3 A1MK46
C 0.072 3 A0MK212
C 0.064 3 A0MK412
C 0.037 3 A1MK224
C 0.000 3 A0KP29
C 0.000 3 A0MK29
C 0.000 3 A0KMR9
C 0.000 3 A0AMPI12
C 0.000 3 A0KP412
C 0.000 3 A0KMR6
C 0.000 3 A1AMPI12
C 0.000 3 A0MK46
C 0.000 3 A0KP49
C 0.000 3 A0MK42
C 0.000 3 A0KMR3
20
Lanjutan Lampiran 9
Duncan Grouping Mean N Perlakuan
C 0.000 3 A1KMR0
C 0.000 3 A1KMR12
C 0.000 3 A0KP20
C 0.000 3 A1KMR3
C 0.000 3 A0KP46
C 0.000 3 A0KMR12
C 0.000 3 A0KP26
C 0.000 3 A1KP212
C 0.000 3 A1KP224
C 0.000 3 A1KP23
C 0.000 3 A1KMR24
C 0.000 3 A0KP43
C 0.000 3 A1AMPI24
C 0.000 3 A1KP412
C 0.000 3 A1KP424
C 0.000 3 A1AMPI9
C 0.000 3 A1KP46
C 0.000 3 A0MK23
C 0.000 3 A0MK26
C 0.000 3 A1MK212
C 0.000 3 A1KP40
C 0.000 3 A0KP23
C 0.000 3 A1MK26
C 0.000 3 A1MK29
C 0.000 3 A0AMPI24
C 0.000 3 A0MK49
C 0.000 3 A1KP26
C 0.000 3 A0AMPI9
C 0.000 3 A0KMR0
C 0.000 3 A1MK49
21
Jam ke 24
(ulangan ke-1)
Keterangan : MK 4% = Mikrokapsul 4%
MK 2% = Mikrokapsul 2%
4% = Mikrokapsul 4% + Kapsul gelatin keras
2% = Mikrokapsul 2% + Kapsul gelatin keras
Kom = Propolis Merk-X
et-OH = Etanol 70%
PG = Propilen glikol
Aq = Akuades