v o = AV v i (13.1)
dimana AV adalah penguatan tegangan (voltage gain). Hal yang sama untuk penguat
arus berlaku
io = AI ii (13.2)
dimana io adalah arus keluaran, ii adalah arus masukan dan AI adalah penguatan arus
(current gain). Sementara ini pembahasan hanya dibatasi pada penguatan tegangan.
Gambar 13.1 menunjukkan rangkaian setara Thevenin dari jaringan bergerbang
dua dari suatu penguat. Secara ideal, penguat tidak mengambil arus dari masukan vi dan
tegangan keluaran tidak mengalami perubahan jika arus diambil dari ujung keluaran
(lihat gambar 13.1-a). Pada kenyataannya rangkaian yang ideal ini tidak bisa dibuat.
Rangkaian seperti terlihat pada gambar 13.1-b adalah lebih realistik dimana kita
menambah hambatan masukan Ri dan hambatan keluaran Ro.
(a) v vi vo
i ~ ~ R
L
vo =Av
i
Rs i Ro
i io
Pada gambar 13.1-b terlihat bahwa pada bagian masukan mengalir arus masukan
sebesar
vi
ii = (13.3)
Ri
Semakin besar harga Ri penguat tersebut semakin mendekati kondisi ideal. Hambatan
sumber Rs dan hambatan masukan Ri membentuk pembagi tegangan sehingga
Ri
vi = vs (13.4)
Ri + R s
Pada bagian keluaran, dengan adanya Ro, tegangan keluaran v o' menjadi
v o' = v o − i o Ro
atau
RL
v o' = vo (13.5)
Ro + R L
R
L +
VCC
_
vi
~
+
v
BE _
Arus kolektor (iC) besarnya hampir mendekati arus emitor (iE), dengan demikian kita
dapat menuliskan
v
iC ≈ I o exp BE (13.7)
VT
(b)
(c)
Gambar 13.3 Bentuk isyarat keluaran suatu penguat untuk isyarat masukan (a) 1 dan
1,8 mV, (b) 4 dan 8 mV dan (c) 15 dan 20 mV
v
v C = VCC − I o R L exp BE
VT
dv C R v
= − L I o exp BE atau
dv BE î VT VT
dv C i R
=− C L (13.9)
dv BE VT
I C RL
AV = − (13.10)
VT
sebesar ≈ -200.
v
− i E = I o exp BE
VT
atau
v
I o exp BE
iB = VT
(β + 1)
Io v
exp BE
= VT
di B VT
dv BE (β + 1)
sehingga
dv BB (β + 1) VT
=
di E v
I o exp BE
VT (13.11)
βV T
=
IE
βVT
rπ = (13.12)
IE
i
B
IB Slope
=1/r
π
v
BE
V
BE
Gambar 13.4 Pengambilan harga rπ dari karakteristik input transistor
Perlu dicatat bahwa rπ bukanlah berasal dari resistor yang nyata; namum berasal
dari kemiringan (slope) kurva karakteristik masukan (lihat gambar 13.4) pada titik
panjar DC.
Dengan cara yang sama untuk rangkaian penguat basis-ditanahkan, dengan arus
masukan − i E = ( β + 1) i B , hambatan masukan (re) adalah
VT
re = (13.13)
IE
RL
AV = − (13.15)
re
Dari keadaan di atas nampak bahwa besarnya penguatan tegangan adalah sama untuk
setiap transistor, yaitu hanya tergantung pada IC dan bukan pada β.
iC = β i B (13.16)
dimana harganya hampir tidak tergantung pada besarnya RL karena iC hampir tidak
tergantung pada besarnya vCE. Besarnya hambatan keluaran walaupun keluaran
terbebani akan berharga sekitar RL.
i ic
b
B C
rπ
βi
b
E
Gambar 13.5 Model isyarat kecil untuk penguat emitor ditanahkan
ie i β ib
b
E C B C
re
αi e
re
B E
(a) (b)
Gambar 13.6 Model isyarat kecil untuk penguat basis ditanahkan
Gambar 13.6-a menunjukkan sebuah model isyarat kecil untuk penguat basis-
ditanahkan. Dengan membuat modifikasi model seperti terlihat pada gambar 13.6-b,
kadang-kadang dapat memberi kemudahan dan lebih berguna. Pada bagian masukan
terdapat hambatan masukan re. Jika pada masukan diberi tegangan masukan sebesar vb
maka arus masukan adalah ib , sedangkan arus sebesar (β + 1) i b mengalir lewat re
sehingga
v B = (β + 1) i b re (13.17)
vb
= (β + 1) re
ib (13.18)
≈ rπ
yang merupakan hambatan masukan seperti yang diharapkan.
VC C = 9 V
R1 R
L R1 = 10 kohm
R
vo 2 = 4,7 kohm
C R = 390 ohm
I Q1 E
Rs
R = 560 ohm
L
C = 4700 uF
E
+
vs ~ R2 R _ C C
I = 100 uF
E E
Demikian juga
IC = β I B
= 200 × 27,9
= 5,58 mA
(dalam hal ini kita berasumsi bahwa VBE berharga 0,6 V)
I C = 5,35 mA
ternyata diperoleh hasil yang hampir sama dengan transistor dengan β = 200.
Dengan demikian rangkaian ini mempunyai stabilitas panjar yang baik. Sebagai
alternatif dari bagian (a) diperoleh
VE = I E RE
= (201/200) × 5,58 mA × 390
= 2,19 V
C i
I B b C
re βi
b
Rs
R2 R
1
v
s ~ E RL
RE CE
(c) (i) Kita berasumsi bahwa CI berharga cukup besar untuk dianggap terjadi
hubung singkat pada frekuensi 50 Hz, kemudian kita akan lihat efek dari CE.
Kita akan menggunakan model setara transistor seperti pada gambar 13.6 (b).
Kita perlu menggambar rangkaian setara AC, dan untuk keperluan ini untuk
sebarang titik pada tegangan DC adalah pada AC ditanahkan (karenanya
mempunyai tegangan AC nol). Selengkapnya rangkaian tersebut seperti terlihat
pada gambar 13.8. Harga reaktansi dari CE pada frekuensi 50 Hz adalah
1 / ωC E = ( 4700 × 10 −6 × 2π × 50) −1
= 0,677
Reaktansi ini paralel dengan RE = 390 Ω dimana harganya dapat diabaikan, dan
ini seri dengan
re = 25 mV/5,61 mA
= 4,46 Ω
Arus sebesar i e = ( β + 1)i b mengalir melalui keduanya sehingga tegangan pada
kedua ujungnya adalah sebesar
vb = ib (896 Ω resistif + 136 Ω kapasitif)
(ii) Pada kasus ini model seperti terlihat pada gambar 13.5 lebih sesuai sehingga
rangkaian ekivalen AC terlihat seperti pada gambar 13.9.
C i
I B b C
βi
rπ b
Rs
R2 R
1
v
s ~ E RL
RE CE
Bagian dari vS yang muncul pada rπ adalah sebesar 700 / 700 2 + 31,8 2 = 0,999 .
Dengan demikian pada frekuensi 50 Hz, CI memberikan efek yang dapat
diabaikan pada besarnya penguatan.
(ii) Dalam hal ini hambatan masukan sebesar 700 Ω (lihat bagian c-ii) dikenai 2
mV dari sumber dengan hambatan seri sebesar 600Ω. Tegangan keluaran
akan turun sebesar (700/(700+600)) × 2 mV × 126 = 136 mV.
_
+
VC C
+ RC
R1 RC VC C
_
v
B
v
E
R2 R C C RE
E E VE E
E
_ +
(a) (b)
(V B / R2 ) >> (V E / R E ) × 1 / β
atau mendekati
R2 << βR E (karena V B ≈ V E )
R2 ≈ 10 R E
jika dipasang R2 yang terlalu rendah dapat mengurangi hambatan masukan isyarat-kecil
(small-signal input resistance).
Pada kedua rangkaian pada gambar 13.10 perbedaan tegangan antara basis dan
sumber emitor harus lebih besar dari 0,6 volt; dan juga kelebihan tegangan harus lebih
besar dari ketidak pastian harga VBE (∼ 0,1 V). Untuk itu diperlukan
atau mungkin
Harga RE dan RC dapat berkisar dari 10 Ω - 10 MΩ serta IE dapat berharga dari 1µA
sampai dengan 1 A.
Jika hambatan keluaran ditentukan sama dengan RC dan jika hambatan luar
harus dipasang, maka RC harus berharga beberapa kali lebih kecil. Jika arus beban luar
harus dicatu maka IC harus paling tidak beberapa kali lebih besar.
Jika keterbatasan-keterbatasan di atas tidak berlaku, secara praktis harga-harga
berikut dapat dipilih
I E ≈ I C = 1 mA
dan untuk meyakinkan pemilihan panjar yang tepat ambil harga RE dan RC dari
I C RC ≈ (VCC − V E ) / 2
I E R E = V EE − 0,6
Kemungkinan penguatan tegangan dapat ditentukan, yaitu dari
AV = − RC / re = − I C RC / VT
Dengan demikian harga ICRC adalah tertentu sesuai dengan harga VCC yang dipasang,
yaitu
I C RC ≈ (VCC − V E ) / 2