Anda di halaman 1dari 7

PENGUAT COMMON EMITOR

A. TUJUAN

1. Merancang titik kerja dari transistor agar berada di tengah-tengah garis beban.

2. Menyelidiki hubungan antara tegangan keluaran dengan tegangan masukan.

3. Menentukan besar penguatan dari penguat common emitor.

4. Menyelidiki pengaruh pembebanan terhadap arus dan tegangan keluaran.

B. ALAT DAN BAHAN

No Alat Komponen/Bahan

1 Osiloskop dua channel Transisitpr bipolar

2 Catu daya Resisitor karbon

3 Multimeter Potensiometer

A. Voltmeter

B. Ampermeter

4 Projectboard Kapasitpor elektrolit

5 Kabel penghubung

C. LANDASAN TEORITIS

Penguat common emitor termasuk penguat sinyal kecil. Isyarat masukan dalam
order mV diperkuat beberapa kali sehingga diperoleh tegangan keluaran yang jauh
lebih besar dari tegangan masukan. Pada penguat common emitor, kaki emitor dipakai
secara bersama antara terminal masukan (base) dan terminal keluaran (kolektor).
Suatu penguat common emitor terdiri dari komponen-komponen seperti : RC, RE,
transistor dan kapasitor. Pemberian bias dilakukan pada kedua loop, yaitu pada
loopkeluaran bias diberikan melalui tegangan VCC dan pada loop masukan bias
diberikan melalui pembagi tegangan VB oleh tahanan RB dan RB2. Pemberian bias pada
VCC pada rangkaian harus disesuaikan dengan tipe transistor yang digunakan. Untuk
transisitor tipe npn rangkaian common emitor serta pemberian bias dapat diperhatikan
pada gambar berikut ini :

Gambar (1). Rangkaian Common Emitor Untuk Transisitor NPN

1. Analisi DC dari Penguat Common Emitor

Suatu penguat common emitor terdiri dari dua loop yaitu loop masukan dan loop
keluaran. Antara kaki base dan emitor berada dalam loop masukan, sedangkan antara
kolektor dan emitor berada dalam loop keluaran. Persamaan tegangan pada loop
keluaran diberikan dalam bentuk :

VCC = IC RC + VCE + IE RE
(1)

Arus DC yang mengalir pada kolektor dapat dituliskan seperti :

Vcc  Vce
IC = (2a)
Rc  Re

Persamaan (2a) disebut persamaan garis beban, yang menghubungkan antara arus
kolektor dengan tegangan kolektor emitor VCE. Kuat arus IC akan selalu berubah
dengan perubahan tegangan VCE untuk suatu nilai VCC, RC, dan RE. Arus DC yang
mengalir pada kaki emitor mendekati arus kolektor sehingga :

Vcc  Vce
IE ᴝ (2b)
Rc  Re

Sementara itu dengan menggunakan hukum Kirchoff tentang tegangan dalam suatu
loop, persamaan tegangan pada bagian masukan dapat ditulis :
VB = IB RB + VBE + IE RE
(3)

Dalam kondisi tahanan RB dari suatu penguat tidak terlalu besar, dan diketahui nilai
kuat arus IB sangat kecil bila dibandingkan dengan kuat arus IC sehingga suku pertama
pada persamaan (3a) dapat diabaikan. Karena itu secara pendekatan persamaan
tegangan pada loop masukan diberikan :

VB = VE + VBE = IE RE + VBE
(3b)

Nilai tegangan base kolektor VBE dari transistor bipolar tergantung kepada bahan
semikonduktor pembentuknya. Untuk semikonduktor germanium VBE ᴝ 0,3 V, dan
untuk silikon VBE ᴝ 0,7 V.

Pemasangan tahanan RB1 paralel dengan RB2 bertujuan untuk pemberian bias
transisitor pada loop masukan. Disisi lain tegangan VB diperoleh melalui rangkaian
pembagi tegangan antara tahanan RBI dan RB2. Nilai tahanan RBI dan RB2 akan
menentukan tegangan VB. Melalui rangkaian pembagi tegangan yang didapat tegangan
VB dapat dirumuskan seperti :

Rb 2
VB = Vcc (4)
Rb1  Rb 2

Tahanan pengganti dari kedua tahanan tersebut adalah :

Rb1.Rb 2
RB = RB1 // RB2 = (5)
Rb1  Rb 2

Nilai tahanan RBI dan RB2 yang harus dipasang untuk mendapatkan titik kerja
transisitor ditengah garis beban dengan memperhatikan syarat kemantapan arus dapa
ditentukan :

Vcc
RBI = S Re (6a)
Vb

Re .Rb1
RB2 = S (6b)
[ Rb1  S Re]

Teganagn VCC merupakan tegangan bias yang diberikan pada loop keluaran sehingga
besarnya dapat ditentukan. Tahanan RE merupakan tahanan yang dipasang antara kaki
emitor dengan ground, syarat kemantapan arus biasnya sudah ditentukan yaitu sekitar
10. Tegangan VB dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3b) sehingga nilai
dari tahanan RB1 dan RB2 dapat ditentukan untuk mencapai VCE = 0,5 VCC.

2. Analisis AC dari Penguat Common Emitor

Bagian masukan dari penguat dihubungkan dengan sumber isyarat melalui


audiogenerator. Karena audiogenerator digunakan sebagai sumber, maka hambatan
dan tegangan keluarannya disebut dengan tegangan sumber (Vs) dan hambatan
sumber (Rs). Isyarat dari audiogenerator dilewatkan oleh kapasitor pada masukan.
Dan lewat pada tahanan RB dan hie. Arus AC dari sumber terbagi pada tahanan RBI
dan hie sesuai dengan hukum Kirchoff. Arus AC yang mengalir pada kaki basis
diperkuat oleh transistor dengan faktor penguatan arus β, pada kaki emitor sinyal
langsung dipintas melewati kapasitor CE ke ground tanpa melewati tahanan RE.
Setelah sinyal diperkuat sinyal melewati impedansi keluaran dari penguat.

a. Impedansi Masukan

Hambatan yang melintang antara kaki base dan emitor didapat dari perbandingan
antara tegangan masukan Vi dengan arus base Ib sehingga diekspresikan seperti :

Vi
hie = = rb + (1 + β ) re (7a)
Ib

Karena β adalah penguatan arus transistor untuk emitor ditanahkan yang biasanya
mempunyai nilai besar. Tahanan rb mempunyai nilai sekitar 300 ohm. Berarti suku
kedua jauh lebih besar dari suku pertama sehingga rb dapat diabaikan. Tahanan hie
dapat didekati :

25
hie = (1 + β) re = (1 + β) (7b)
Ie(mA)

Dalam suatu penguat common emitor dapat menggunakan rangkaian pembagi


tegangan untuk memberi bias sendiri melalui masukan. Tahanan RB1 tersusun secara
paralel dengan RB2, dan tahanan gabungan RB paralel dengan tahanan hie. Impedansi
masukan dari penguat common emitor yang menggunakan rangkaian pembagi
tegangan RB1 dan RB2 dinyatakan :
Rb.hie
RB = RB1 // hie =
Rb  hie
(8)

Dalam suatu susunan tahanan secara paralel tahanan yang mempunyai nilai lebih kecil
lebih dominan dari tahanan yang mempunyai nilai besar. Impedansi masukan atau
tahanan gabungan akan didapat lebih kecil dari tahanan yang terkecil.

b. Penguatan Common Emitor

Melalui perbandingan antara tegangan keluaran dan tegangan masukan didapat


penguatan dalam bentuk umum seperti :

ß (Ro//1/hoe ) ß Rc
KV =   (9)
hie hie

Berdasarkan persamaan di atas ternyata penguatan dari suatu penguat ditentukan oleh
komponen-komponen yang digunakan dan besarnya tegangan bias VCC yang
diberikan karena tegangan VCC akan menentukan besarnya arus IE. Faktor penguatan
β tergantung kepada transistor yang digunakan. Besarnya tahanan hie tergantung
kepada nilai β dari suatu transisitor, tahanan RC dan RE, serta tegangan VCC yang
diberikan. Tanda negatif (-) pada persamaan menyatakan tegangan keluaran dari
penguat berbeda fase 180o dengan tegangan masukan.

c. Impedansi Keluaran

Impedansi keluaran dari suatu penguat terdiri dari gabungan tahanan yang
terdapat pada keluaran. Impedansi keluaran penguat common emitor adalah :

Ro = RC // (1/hoe) (10)

Jika pada rangkaian dipasang tahanan RC yang jauh lebih kecil dari tahanan 1/hoe,
maka impedansi keluaran dari penguat akan mendekati nilai RC. Dengan kata lain RO
ᴝ RC. (Tim Pengajar Elektronika Dasar 1, 2019 : 84-88)

D. TUGAS PENDAHULUAN

1. Pada gambar (1) jelaskanlah cara memberikan bias pada transistor pada loop
masukan dan loop keluara. Jika transistor npn diganti dengan pnp, jelaskanlah cara
pemberian bias pada transistor.
2. Jelaskanlah bagaimana cara mendapatkan titik kerja dari transistor agar berada di
tengah-tengah garis beban? Jelaskan pula tujuan dari titik kerja transistor dibuat
berada ditengah-tengah garis beban?

3. Pada rangkaian penguat common emitor seperti gambar (1) diberikan nilai RC = 3,3
KΩ, RE = 680 KΩ, β= 200 dan VCC = 9 Volt. Rancanglah penguat agar titik kerja dari
transistor berada di tengah garis beban.

4. Bila tegangan masukan pada penguat soal nomor 1 divariasikan dengan tegangan
puncak 10 mV, 12 mV, 16 mV, 18 mV. Dan 20 mV. Tentukanlah tegangan keluaran
pada penguat dalam keadaan terbuka dan plotlah hubungan antara tegangan keluaran
dengan tegangan masukan.

5. Dengan memilih salah satu tegangan masukan puncak misalnya 12 mV, pada
keluaran penguat dihubungkan dengan tahanan beban. Nilai tahanan diberikan
bervariasi yaitu 1 KΩ, 1,5 KΩ, 2 KΩ, 2,5 KΩ, dan 3 KΩ. Tentukanlah kuat arus dan
tegangan keluaran untuk setiap nilai tahanan beban yang diberikan. Plotlah hubungan
antara kuat arus keluaran dengan tahanan beban dan hubungan antara tegangan
keluaran dengan tahanan beban.

E. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan semua komponen dan peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan
praktikum.

2. Menentukan besar faktor penguatan arus transistor untuk emitor ditanahkan.

3. Merancang nilai komponen dan besar pemberian bias dari penguat common emitor
agar titk kerja dar transisto berada di tengah-tengah garis beban.

4. Merakit komponen pada projectboard sesuai dengan skema penguat common


emitor untuk transisitor tipe npn.

5. Melakukan pemberian bias pada transistor melalui loop masukan dan loop keluaran
dari penguat.

6. Membuat titik kerja dari transistor berada di tengah-tengah garis beban dengan
mengatur nilai potensiometer RB2.
7. Menghubungkan bagian masukan dari penguat common emitor dengan tegangan
sumber yang menghasilkan tegangan puncak dalam orde mV.

8. Melakukan pengamatan terhadap besar dan bentuk tegangan keluara dan tegangan
masukan.

9. Melakukan pengukuran terhadap besar tegangan masukan puncak dan tegangan


keluaran puncak dengan memvariasikan tegangan sumber,

10. Memasukan data hasil pengukuran tegangan keluaran puncak dan tegangan
masukan puncak pada tabel data 1.

11. Menetapkan salah satu tegangan sumber. Kemudia pasang tahanan beban pada
keluaran dari penguat common emitor.

12. Memvariasikan nilai tahanan beban yang diberikan, lalu mengukur kuat arus dan
tegangan keluaran dalam keadaan terbeban.

13. Memasukan data hasil pengukuran kuat arus dan tegangan keluaran dalam
keadaan terbeban pada tabel data 2.

Anda mungkin juga menyukai