Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN

TOPIK TUGAS ELEKTRONIKA DASAR 2

RANGKAIAN PENGUAT TEGANGAN

(PENGUAT COMMON EMITOR)


NAMA : RESMA LINDA

NIM : 18033038

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA B

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
RANGKAIAN PENGUAT TEGANGAN
(PENGUAT COMMON EMITOR)

Rangkaian penguat common emitor ini dikenal juga dengan rangkaian BJT yang
menggunakan terminal emitor sebagai terminal bersama yang terhubung ke sinyal sasis
ground, sedangkan untuk sinyal masukan dan keluarannya terletak masing-masing pada
terminal basis dan terminal kolektor. Rangkaian penguat common emitor ini sering dilihat
sebagai format standar dari suatu rangkaian transistor di mana penguatan tegangan
diperlukan. Rangkaian penguat common emitor banyak digunakan karena memiliki sifat
menguatkan tegangan puncak amplitudo dari sinyal masukan, yang mana faktor
penguatannya dilambangkan dengan beta (β).

Emitor menjadi bagian bersama untai masukan dan keluaran. Resistansi keluarannya
adalah resistansi di dalam penguat yang terlihat oleh beban, sementara resistansi keluaran
diperoleh dengan membuat VS = 0 dan RL (hambatan beban) adalah ∞. Dengan
menghubungkan pembangkit luar pada ujung keluaran, maka arus mengalir ke dalam
penguat.

Ada beberapa karakteristik dari penguat common emitor, yaitu :

a) Sinyal outputnya terbalik fasa 180 drajat terhadap sinyal input.

b) Sering dipasang umpan balik negatif untuk mencegah terjadinya osilasi karena
umpan balik positif.

c) Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah, misalnya pada sinyal audio.

d) Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada kestabilan


suhu dan bias transistor.

1. Rangkaian dan Pemberian Bias


Rangkaian penguat common emitor termasuk penguat sinyal kecil. Isyarat
masukan dalam orde mV diperkuat beberapa kali sehingga diperoleh keluaran yang
jauh lebih besar dari tegangan masukan.

Penguat common emitor minimal harus memiliki komponen seperti, V CC, RC, RE,
transistor dan kapasitor. Pemberian bias diberikan pada loop keluaran melalui
tegangan VCC dan dan pada loop masukan bias diberikan melalui pembagi tegangan
VB oleh tahanan RB1 dan RB2.

Rangkaian common emitor dapat dibagi menjadi rangkaian fixed ias, voltage
divider bias dan emitter bias. Untuk rangkaian fixed bias adalah rangkaian yang
paling sederhana dari penguat common base yang hanya terdiri dari hambatan basis
dan hambatan kolektor saja.

Apabila menggunakan transitor tipe npn, maka rangkaian dan pemberian bias
common emitor dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Berkebalikan dengan transistor tipe pnp, maka arah arus dari terminal emitor
masuk pada titik percabangan dan keluar pada terminal base dan kolektor sesuai
dengan hukum arus Kirchoff.

2. Analisis DC dari Penguat Common Base


Seperti yang diketahui bahwa suatu penguat common emitor terdiri dari loop
masukan dan loop keluaran, di mana antara kaki basis dan emitor merupakan loop
masukan dan antara kaki basis dengan kolektor merupakan loop keluara. Arus DC
yang mengalir pada terminal kolektor dan emitor dapat ditentukan melalui loop
keluaran.

Persamaan tegangan pada loop keluaran dapat ditulis dalam bentuk :

VCC  I C RC  VCE  VE

Karena nilai faktor penguatan arus base ditanahkan (α) mendekati satu, sehingga
IC ≈ I E .

VCC  VCE
IC 
RC  RE
Persamaan di atas disebut
persamaan garis beban, yaitu persamaan yang menghubungkan antara arus kolektor
dengan tegangan VCE. Arus kolektor IC akan selalu berubah terhadap perubahan VCE
untuk suatu nilai VCC, RC, dan RE. Berikut disajikan kurva garis beban untuk satu
nilai RC dan RE.

Dari kurva di atas dapat terlihat bahwa arus kolektor berbanding terbalik dengan
secara linear terhadap VCE. Pada garis beban akan diketahui titik kerja dari suatu
transistor. Titik kerja dapar bervariasi dari 0 sampai nilai V CC. Saat tegangan VCE
adalah nol, maka arus kolektor akan bernilai maksimum, dan sebaliknya saat
tegangan VCE bernilai sama dengan VCC maka arus kolektor menjadi minimum dan
saat tegangan VCE adalah setengah dari VCC maka arus klektor dalam keadaan tenang
atau stabil.

VB  I B R B VBE  I E RE Dengan menggunakan


hukum Kirchoff tentang
loop maka pada bagian masukan dari penguat di dapat persamaan :

Nilai tegangan VBE dari suatu transistor bipolar tergantung kepada bahan
semikonduktor yang digunakan dalam pembuatan transistor. Untuk transistor
berbahan silikon maka nilai VBE nya adalah 0.6 V atau 0.7 V, sedangkan jika
transistor dibuat dengan bahan germanium, maka nilai VBE nya adalah 0.3 V.

RB 2 Pemasangan tahanan RB1


VB  VCC
RB1  RB 2 paralel dengan RB2 dengan
maksud agar pemberian bias
pada loop masukan. Tegangan VB diperoleh melalui rangkaian pembagi tegangan
antara tahanan RB2 dan RB2. Sehingga VB dapat dirumuskan dengan :

Cara mendapatkan RB1 dapat V


RB1  CC RB
dirumuskan dengan : VB

Sementara RB2 dapat dicari dengan :

RB  RB1
RB 2 
RB1  RB
3. Syarat Kemantapan Arus atau

RB 2  
VB 
 RB1Secara umum  1    RB  RE 
S I CO
 VCC  VB arus
 kolektor I CO RB  1    RE
merupakan fungsi dari β, VBE, dan ICO. Dengan menjaga β dan VBE tetap 1    RB  RE 
konstan, maka kuat arus kolektor hanya merupakan fungsi dari arus S 
RB  1    RE
penjenuhan. Dan kondisi β dan VBE konstan, di dapatkan syarat kemantapan
atau
arus, yaitu :
 RB 
1  
R
Ada beberapa syarat kemantapan arus dengan kasus khusus, yaitu : S  E 
RB
 1   
 Saat (1+β)>>RB/RE, maka syarat kemantapan arus menjadi : RE

 R 
S  1  B 
 RE 
 Saat (1+β)>>RB/RE dan RB/RE = 1, maka :

RB
S
RE
4. Analisis AC dari Penguat Common Emitor
Meskipun kita ingin menggunakan transistor sebagai penguat AC, pada dasarnya
transistor adalah perangkat DC yang mampu menangani arus dalam satu arah.
Karena diberlakukan sinyal tegangan AC antara basis dan emitor, maka elektron
tidak akan bisa mengalir saat setengah siklus yang mana setengah siklus itu akan
menjadikan dioda reverse bias

Pada analisis AC ini, penguat common base dihubungkan dengan audiogerator


untuk mendapatkan isyarat pada masukan. Sinyal dari audiogenerator dilewatkan
oleh kapasitor pada masukan dan lewat pada tahanan R B dan hie. Arus AC dari
sumber terbagi pada tahanan RB1 dan hie sesuai dengan hukum Kirchoff. Arus AC
yang mengalir pada kaki basis diperkuat dengan oleh transistor dengan faktor
penguatan arus β, pada kaki emitor sinyal langsung dipintas melewati kapasitor CE ke
ground tanpa melewati tahanan RE. Setelah sinyal diperkuat maka sinyal melewati
impedansi keluaran dari penguat sehingga isyarat AC dapat dibuat dengan
menggunakan rangkaian setara di bawah ini :

a) Impedansi Masukan
Berdasarkan hukum Kirchoff, arus AC yang mengalir pada kaki emitor
dapat dirumuskan dengan :
ie = ib + ic

Dalam bentuk arus pada kaki basis arus emitor dapat ditulis dengan :

Ie = (1 + β) ib

Tegangan masukan dapat dirumuskan dengan :

Vi = ib rb + ie re

Hambatan antara terminal base dengan emitor dalam kondisi seperti ini
dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan masukan dengan arus
ib, sehingga tahanan antara base dan emitor dapat dirumuskan dengan :

Vi
hie   rb  1    re
ib
sehingga
Arus masuk dapat
dirumuskan dengan :
25
hie  1   
I E ( mA) ii = iB + ie

Hambatan masukan dapat dirumuskan dengan :

RB hie
Ri  RB // hie 
RB  hie
Sementara tegangan
masukan dapat dirumuskan dengan :

Ri
Vi  VS
Ri  RB
b) Impedansi Keluaran

Impedansi keluaran dari penguat common emitor terdiri dari gabungan


tahanan yang terdapat pada keluaran. Untuk menentukan impedansi keluaran
adalah dengan menghubungsingkatkan tegangan sumber. Arus seakan-akan
berasal dari tegangan keluaran mengalir kepada resistor-resistor yang terdapat
pada keluaran.

Impedansi keluaran dikatakan tahanan keluaran yang dapat dirumuskan


dengan :

Ro = Rc//Roe
Kuantitas hoe adalah konduktansi listrik pada kaki kolektor yang biasanya
berharga sekitar 0.025 x 10-3 mbo, sehingga tahanan Roe merupakan kebalikan
dari hoe yang berharga 40 kΩ.

c) Penguatan Common Emitor

Penguatan dari common emitor merupakan perbandingan antara tegangan


keluaran dengan tegangan masukan dalam keadaan terbuka yang dapat
dirumuskan dengan :

VO  .RO
KV  
Vi hie
Tegangan masukan
  RO // ROe   .RC dirumuskan dengan :
KV   
hie hie
Vi = ib hie

Sementara tegangan keluaran didefinisikan sebagai perkalian arus ic dengan


impedansi keluaran yang dapat dirumuskan dengan :

Vo = -ic Ro = -β ib Ro

Contoh Soal Penguat Common Emitor

1. Suatu contoh desain penguat common emitor diberikan nilai tegangan dan tahanan
sebagai berikut :

VCC = 9 V, RC = 2 kΩ, RE = 330 kΩ

Tanya : Carilah re, Zi, Zo, dan Kv = ?

Jawab :

0.5VCC 4. 5
IC    1.921mA
RC  RE 2  0.33
Ri 1.456
I C  I E  1.921mA Vi  Vs   1.87 mV
Ri  Rs 1.456  0.1
VE  I C RE  0.637V
RC 200.2
VB  VE  VBE  0.637  o.7  1.377V Kv    153.782kali
hie 2.602
VCC 9
RB1  10 RE  10 0.33  22.21k
VB 1.377
RE RB1 0.33.22.21
RB 2  10  10  3.89k
 RB1  10RE  122.21  3.3
25 25
hie  1     1  200  2.602k
I E  mA 1.931
RB  RB1 // RB 2  22.21 // 3.89  3.31k
Ri  RB // hie  3.31 // 2.602  1.456k
KEPUSTAKAAN

Asrizal. 2013. Elektronika Dasar 2. Padang: Universitas Negeri Padang.

Tim Pengajar Elektronika Dasar. 2019. Modul Praktikum Elektronika Dasar 1. Padang:
Universitas Negeri Padang.

Thomas, Sri Widodo. 2002. Elektronika Dasar. Jakarta: Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai