SPEKTRUM ATOM
75
76
z
z P
p'
x r s in s in
x r sin ( ) cos ( )
y r sin ( ) cos ( )
z r cos ( ) ………………………………………….. (3.2)
r x2 y2 z2
Jika suatu fungsi f tergantung variabel (r, , ) maka secara umum turunan
terhadap x, y, dan z adalah :
f f r f f
x r x x x
f f r f f
…………………………….. (3.3)
y r y y y
f f r f f
z r z z z
Dari persamaan (3.2) dapat diturunkan,
r / x sin ( ) cos ( )
r / y sin ( ) cos ( ) …………………………………………. (3.4)
r / z cos ( )
/ x (1 / r ) cos ( ) cos ( )
/ y (1 / r ) cos(cos ( ) cos ( )) ………………………………… (3.5)
/ z - (1 / r ) sin ( )
sin ( )
r / x
r sin ( )
cos ( ) ……………………………………………….. (3.6)
r / y
r sin ( )
r / z 0
Subsitusi persamaan (3.4), (3.5), (3.6) ke dalam persamaan (3.7), maka didapat
:
77
1 sin( )
sin ( ) cos ( ) cos ( ) cos ( )
x r r r sin( )
1 cos( )
sin ( ) sin ( ) cos ( ) sin ( ) …….. (3.7)
y r r r sin( )
sin( )
cos ( )
z r r
2
2
2
Jika, V 2
x 2 y 2 z 2
maka dari persamaan (3.7) dapat dihitung V², dan hasilnya
1 2 1 1 2
V2 r sin( )
r 2 r r r 2 sin( ) r 2 sin 2 2
Sehingga persamaan Schrodinger untuk atom Hidrogen dalam koodinat bola adalah :
1 2 1 1 2 2m
r sin( ) ( E V ) 0 ….
r 2 r r r 2 sin( ) r 2 sin 2 2 2
(3.8)
Jika persamaan (3.1) disubstitusikan ke dalam persamaan (3.8) dan dikalikan dengan
r 2 sin 2 , maka didapatkan,
2 2
sin 2 ( ) r sin ( ) sin( )
r r 2
…………….
2mr 2 sin 2 ( ) e2
0
2 4 0 r
(3.9)
Persamaan (3.9) merupakan Persamaan Schrodinger untuk atom hidrogen.
Untuk dapat menyelesaikan persamaan (3.9) diperlukan metode pemisahan
variabel, karena fungsi persamaan (3.9) diperlukan metode pemisahan variabel,
karena fungsi gelombang ( r , , ) merupakan bentuk perkalian tiga fungsi yang
berbeda. Tiga fungsi yang dimaksud adalah :
1. fungsi R(r) yang bergantung pada r,
2. fungsi ( ) yang hanya bergantung pada , dan
3. fungsi ( ) yang bergantung pada .
Dengan demikian didapatkan,
(r , , ) R (r ) ( ) ( ) atau disederhanakan menjadi,
R …………………………………………………………. (3.10)
Dari persamaan (3.10) dapat diturunkan,
78
R dR
r r dr
d
R R ………………………………………… (3.11)
r d
d
R R
d
Jika persamaan (3.12) disubstitusikan ke dalam persamaan (3.9) maka didapatkan
bentuk :
1 d r 2 dR 1 d d 1 d 2
sin 2 ( ) sin ( ) sin ( )
R dr dr d d d 2
2mr 2 sin 2 ( ) e2
E 0 ……………………………….
2 4 0 r
(3.12)
Suku-suku yang terdiri dari satu variabel dipisahkan dari suku yang mengandung
dua variabel, sehingga :
1 d r 2 dR 1 d d
sin 2 ( ) sin ( ) sin ( )
R dr dr d d
2mr 2 sin 2 ( ) e2 1 d 2
E …………………….
2 4 0 r d 2
(3.13)
Karena suku kanan dan suku kiri merupakan fungsi-fungsi dari variabel yang
berbeda, maka suku kanan harus sama dengan suku kiri dan harus sama dengan
konstan, misalnya m , maka :
1 d 2
m2 …………………………………………………………. (3.14)
d 2
Persamaan (3.16) suku kiri dan suku kanan mempunyai variabel yang berbeda, maka
suku kanan harus sama dengan suku kiri dan sama dengan konstan, misal konstanta
tersebut adalah l ( l 1 ) . Sehingga dari persamaan
m2 1 d d
sin ( ) l ( l 1 ) ………………………
sin ( ) sin ( ) d
2
d
(3.17)
1 d r 2 dR 2mr 2 e2
E l ( l 1 ) …………………………
R dr dr 2 4 0 r
(3.18)
Persamaan (3.14), (3.17) dan (3.18) dapat disederhanakan menjadi :
1 d 2
m2 0 ……………………………………………………. (3.19)
d 2
1 d d m2
sin ( ) l ( l 1 ) 0 ……………
sin ( ) d d sin ( )
2
(3.20)
1 d r 2 dR 2m e 2 l ( l 1)
2 2 E R 0 …………… (3.21)
sup dr dr 4 0 r r2
Jadi dari uraian tentang persamaan Schrodinger untuk atom hidrogen didapat dua
persamaan angulair, yaitu persamaan (3.19) dan (3.20) serta satu persamaan radial
yaitu persamaan (3.21). Langkah selanjutnya adalah menyelesaikan ketiga
persamaan tersebut.
Penyelesaian persamaan (3.19),
1 d 2
m2 0
d 2
memiliki penyelesaian ( ) dengan keberkalaan 2 , artinya
( ) ( 2 ) ( 4 )
Penyelesaian yang memenuhi adalah,
A e im , dengan m = 0, ±1, ±2, ±3, …..
Karena ternormalisasi dalam selang (0, 2 ) maka
A 1 /( 2 )1 / 2 , sehingga
1
m ( ) e im ……………………………………………………
2
(3.22)
Dengan m = 0, ±1, ±2, ±3, …
80
Jika notasi pada persamaan (3.9) yang merupakan fungsi gelombang pada
atom hidrogen, dimana (r , , ) diganti dengan notasi ( r , , ) , maka
penyelesaian persamaan (3.19), (3.20) dan (3.21) secara lengkap dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel fungsi gelombang ( r , , ) ternormalisasi untuk Atom Hidrogen
dengan n = 1, 2 dan 3 a0 = 0,52 Å, merupakan jari-jari bohr terkecil.
81
n l ml ( r , , )
1
e r / a0
1 0 0 a0
3/ 2
1
2 (r / a0 ) e r / a0
4 2 a0
3/ 2
2 0 0
1
(r / a0 ) e r / a0 cos
4 2 a03 / 2
2 1 0 1 e i
( r / a0 ) e r / a0 sin
8 a0
3/ 2
1
2 1 ±1 27 18(r / a0 ) 2(r / a0 ) 2 e r / 3a0
81 3 a03 / 2
21 / 2
3 0 0 6 (r / a0 ) (r / a0 ) e r / 3a0 cos
81 a0 3/ 2
1
6 (r / a0 ) (r / a0 ) e r / 3a0 i sin
3 1 0 81 a03 / 2
3 1 ±1
1
(r / a0 ) 2 e r / 3a0 (3 cos 2 1)
3 2 0 81 6 a 3/ 2
1
( r / a0 ) 2 e r / 3a0 i sin cos
3 2 ±1 81 a 3/ 2
1
(r / a0 ) 2 e r / 3a0 i sin 2
162 a 3 / 2
3 2 ±2
B. Bilangan Kuantum
Telah diuraikan terdahulu, bahwa dari penyelesaian persamaan Shcrodinger
untuk atom hidrogen didapat tiga bilangan kuantum. Tiga bilangan kuantum yang
dimaksud adalah bilangan n, l dan m . Dan untuk menunjukkan ketergantungan
fungsi gelombang terhadap bilangan tersebut adalah
R (n, l ) (l , m) (m )
Setiap pasangan dari bilangan kuantum (n, l, m) akan menggambarkan suatu
keadaan yang khusus dari atom hidrogen. Sebagai contoh, berikut ini adalah tabel
yang menggambarkan tentang beberapa keadaan kuantum.
Pasangan bilangan kuantum Jumlah pasangan yang dimungkinkan
n l m
1 0 0 1
0 0
1 -1
2 4
1 0
1 1
Ternyata bahwa energi todal dari atom hidrogen hanya tergantung dari
bilangan kuantum utama n. Hal ini berarti bahwa keadaan kuantum yang berbeda,
tetapi yang memiliki bilangan kuantum utama sama akan memiliki energi total yang
sama.
83
L2
Ek .orb ……………………………………………………… (3.25)
2 mr 2
Dari persamaan (3.25) dan (3.24) didapatkan
2 l (l 1) L2
2 mr 2 2r 2
L l (l 1) ………………………………………………………. (3.26)
L adalah momentum sudut elektron, karena l berharga tertentu yaitu l = 0, 1, 2, …,
(n-1), maka elektron yang hanya mempunyai momentum sudut L yang tertentu pula.
Momentum sudut elektron L terkuantisasi dan h = 1, 054. 10-34 J.s merupakan
satuan alamiah dari momentum sudut elektron. Keadaan momentum sudut
ditentukan oleh bilangan kuantum orbital dan diberi simbol abjad yang dimulai dari
huruf s, p, d, f, …
l 0 1 2 3 4 5 ….
84
Simbol s p d f g h ….
Sehingga dapat dibuat tabel untuk notasi simbolik keadaan atom hidrogen.
l
0 1 2 3 4 5
n
1 1s
2 2s 2p
3 3s 3p 3d
4 4s 4p 4d 4f
5 5s 5p 5d 5f 5g
6 6s 6p 6d 6f 6g 6h
Gerak elektron dalam atom merupakan arus listrik, dan memiliki dwi kutub.
Maka akan terpengaruh jika adan medan magnit luar (B). bilangan kuantum
magnetik m yang berharga m = 0, ±1, ±2, ±3, …., ±l, menentukan spesifikasi
arah L, dengan menentukan komponen L dalam arah medan B.
Jika diambil arah B sejajar arah sumbu z, maka komposisi L dalam arah z
adalah
Lz m …………………………………………….. (3.27)
Keadaan yang dinyatakan persamaan (3.27) dinamakan kuantitas ruang. Jika diambil
harga l antara (-l) sampai dengan (l), maka harga m yang mungkin untuk orientasi L
adalah (2l + 1). Harga Lz yang mungkin diperoleh adalah 0, kelipatan bulat positip
85
L l (l 1) =
(2 3 )
Gambar B.3.3
Kuantitas ruang momentum sudut orbital, untuk =9
Gambar B.3.4
(a) Letak elektron tidak terbatas pada satu bidang datar, sehingga arah L berubah-ubah
(b) Vektor L berpresisi terus menerus terhadap sumbu z.
Penyelesaian A.1
L2 L2
2
L L=
ml = 2
ml = 1
ml = 1
0 0
ml = 0 ml = 0
ml = -1
ml = -1 -
- ml = -2
-2
87
C. Efek Zeeman
Besarnya energi potensial (Vm) pada orientasi yang lain dari adalah sama
besar dengan usaha luar yang dilakukan untuk memutar dwikutub dari = 90° ke
sudut orientasi , sehingga
Vm
90
d B
90
sin ( ) d
e
e L …………………………………………………………. (3.31)
2m
Dengan demikian energi potensial magnetik sebuah atom hidrogen dalam medan
magnet adalah
e
Vm L B cos ( ) …………………………………………….. (3.32)
2m
e
Konstanta dinamakan Rasio Giromagnetik.
2m
2
Konstanta = 9,27 10.-24 joule/Tesla dinamakan Magneton Bohr, sehingga
2 m
Vm = 9,27. 10-24 m B
Jadi apabila tanpa medan magnet sebuah atom memiliki energi E0, maka
apabila adan medan magnet luar yang bekerja padanya, maka energinya akan
menjadi :
2
E0 Vm E0 m B ……………………………………………… (3.35)
2m
Karena m dapat memiliki harga (2l + 1), maka suatu keadaan tingkat energi
dengan bilangan kuantum orbital 1 akan terpecah menjadi (2l +1) sub keadaan.
Perubahan m tidak bisa sembarang harga, tetapi harus mengikuti kaedah seleksi
bahwa perubahan yang terjadi jika m adalah –1, 0, +1. Jadi E0 akan terpecah
menjadi :
e e
E0 B , E0 dan E0 B …………………………… (3.36)
2m 2m
89
Gambar B.3.6
Efek Zeeman Normal
Pada efek Zeeman terjadi fakta sebagai berikut:
elektron elektron
I=1 I=1
E = hf E = hf Medan magnit
luar B
I=0
I=0
90
Spektrum energi
E
[E - dE] E [E + dE]
Spektrum frekuensi
f
[f - df] f [f + df]
Spektrum panjang
gelombang
Mengapa demikian ?
r e
m1 h L
B
m1h
cos
L
E pot Vm = d B sin d B cos
90 90
e
Vm = .L.B. cos
2m
e
V m = E .B
2m
(Pergeseran energi)
eB2
d
4mc
(pergeseran panjang gelombang)
d : dinamakan jarak antara komponen Zeeman garis spektrum
Jadi dalam medan magnetik energi keadaan atomik bergantung pada harga m 1
seperti juga pada n.
Keadaan dengan bilangan kuantum n terpecah menjadi beberapa sub keadaan jika
berada dalam medan magnetik.
Suatu keadaan dengan bilangan kuantum orbital 1 akan terpecah menjadi sub
keadaan sebanyak (2I + 1). Tetapi karena perubahan m1 = 0, 1, maka hanya ada 3
sub-keadaan.
Contoh:
ml = 2
ml = 1
I=2 ml = 0
ml = -1
hf ml = -2
ml = 1
I=1 ml = 0
ml = -1
ml = -1 ml = 0 ml = 1
Spektrum energi
E
E - E E E + E
f - f f f + f
93
Spektrum frekuensi
Spektrum panjang
gelombang
- +
dengan,
eB eB eB2
E , f dan
2m 4m 4mc
Efek Zeeman terjadi pada sub keadaan, jadi terjadi pada suatu keadaan bilangan
kuantum utama (n) tertentu.
Jika suatu elektron tereksitasi dengan energi yang tidak sama persis dengan En
tertentu maka elektron tersebut untuk sementara menempati sub-keadaan. Jika
elektron berpindah ke sub-keadaan lain dan dipengaruhi oleh medan magnet luar B,
maka terjadilah gejala Efek Zeeman normal (satu garis terpecah menjadi 3
komponen).
Ternyata , f, dan tidak bergantung pada bilangan l tetapi
tergantung B.
n=5 5s 5p 5d 5f 5g
dst.
Penyelesaian B.1:
o
= 4500 A = 4,5.10-7 m
eB2 eB eB
a. b. f c. E
4mc 4m 2m
medan magnetiknya 1 T. Cari rasio (e/m) untuk elektron dari data tersebut!
Penyelesaian B.2:
o o
B = 1 T, = 5000 A = 5.107 m, = 0,233 A = 2,33.10-11 m.
= (e/m) (B2/4c)
e/m = (4c./B2) = ........
Perkiraan energi magnetik Vm, untuk elektron dalam keadaan 2p dari atom H.
Penyelesaian B.3.
2p n=2
rn = n2 a0 = 4. 5,3 .10-11 m
f = v/(2r) dengan v = e/(4o mr)0,5
B = (o . f . e)/2r = .......
Vm = (e h B)/(4m) = ........
Penyelesaian B.4
3d n=3
r = n2 ao = 9. 5,3 . 10-11 m
f = v/(2r) dengan v = e/(4o mr)0,5
B = ( . f . e)/2r = ...........
Vm = (e h B)/(4m) = ...........
Contoh Soal B.5
Tentukan pergeseran spektrum energi, frekuensi dan panjang gelombang dari atom
H untuk perpindahan elektron dari 3p ke 2s dalam medan magnet luar B = 0,3 T.
Penyelesaian B.5:
3p n = 3, jadi l = 1, dan m1 = 1, 0, -1
2s n = 2, jadi l = 0, dan m1 = 0
Kaidah seleksi l = 1 dan m1 = 0, 1
n=3 3p ml = 0
ml = -1
E = hf
n=2 2s
96
ml = 0
E - E E E + E
E = E3 – E2
= -1,5 eV + 3,4 eV = ...... x ....
f = x/h = ....... Hz
= c/f = ........ m
eB eB eB2
E f
2m 4m 4mc
masukkan harga-harga yang diketahui
Penyelesaian B.6:
4d n = 4, jadi l = 2, dan m1 = 2, 1, 0, -1, -2
3p n = 3, jadi l = 1, dan m1 = 1, 0, -1
ml = 2
Tanpa medan B dengan medan B
ml = 1
n=4 ml = 0
4d
ml = -1
ml = -2
E = hf
ml = 1
n=2 2s ml = 0
m2 = 1
E - E E E + E
97
E = E3 – E2
= -1,5 eV + 3,4 eV = ...... x ....
f = x/h = ....... Hz
= c/f = ........ m
eB eB eB2
E f
2m 4m 4mc
masukkan harga-harga yang diketahui
Penyelesaian B.7
Dalam deret Balmer frekuensi terendah dihasilkan oleh perpindahan elektron dari n
= 3 ke n = 2 atau 3d ke 2p
Jadi 3d l = 2, dan m1 = 2, 1, 0, -1, -2
2p l = 1, dan m1 = 1, 0, -1
E = hf = hc/ = E3 – E2
E = -1,5 eV + 3,4 eV = 1,9 eV = ............... J
= E/hc = ........... m
ml = 2
ml = 1
n=3 ml = 0
3d
ml = -1
ml = -2
E = hf
ml = 1
n=2 2p ml = 0
m2 = -1
E - E E E + E
eB eB eB2
E ; f ;
2m 4m 4mc
masukkan harga-harga yang diketahui
99
ms = -1/2 S = h(3/4)1/2
ms = -1/2 S = h(3/4)-1/2
e e
Vm = E = m1 .B 2ms . B
2m 2m
e
= . B( m1 2ms ) B B(m1 2ms )
2m
(5) (7)
(2)
-0,85 4s 4p 4d
(n = 4)
(5) (7)
(2)
-1,5 3s 3p 3d
(n = 3)
(5)
(2)
-3,4 2s 2p
(n = 2)
(2)
-13,6 1s E = Vm = (eB/2m) (m1 + 2ms)
(n = 2)
KAIDAH SELEKSI
l = 1
m1 = 0, 1
ms = 0
Penyelesaian C.1
2p n = 2, l = 1, m1 = 1, 0, -1, ms = ½, - ½ dan E2 = -3,4 eV
1s n = 1, l = 0, m1 = 0, dan E1 = -13,6 eV
(2, 1, 1, ½) 2A
(2, 1, 0, ½) A
E2 2p (2, 1, 1,- ½) 0
(2, 1, -1, ½) 0
(2, 1, 0,- ½) -A
(2, 1, -1,- ½) -2A
(1, 0, 0, ½) A
E1 1s
(1, 0, 0, -½) -A
Penyelesaian C.2.
3d n = 3; E3 = -1,5 eV
2p n = 2; l = 1; m1 = 1, 0, -1; ms = ½ , - ½; dan E2 = -3,4 eV
tanpa B dengan B E
(3, 2, 2, ½) 3A
(3, 2, 1, ½) 2A
E3 3d (3, 2, 0, ½)
(3, 2, 2, -½) A
(3, 1, -1, ½)
(3, 2, 1, -½) 0
(3, 2, -2, ½)
(3, 2, 0, -½) -A
(2, 1, 1, ½ ) 2A
(2, 1, 0, ½ ) A
E2 2p
(2, 1, 1, -½ ) 0
(2, 1, -1, ½ ) 0
(2, 1, 0, -½ ) -A
(2, 1, -1, -½ ) - 2A
E-A E E +A
103
L = l (l 1) , Lz = ml
Dengan (L dan S: Skalar)
S = s ( s 1) , Sz = m s
Kuantisasi ruang J ditentukan oleh bilangan kuantum j dan mj
J= j ( j 1) dan Jz = mj (h/2)
Dengan
j=1s
mj = -j, -(j-1), ...., 0, 1, 2, ...., (j-1), j
atau
mj = ml ms
Penyelesaian C.3:
Harga yang mungkin adalah:
j = 2 + ½ = 5/2
dengan mj = -5/2, -3/2, - ½ , 0, ½, 3/2, 5/2
j = 2 – ½ = 3/2
dengan mj = -3/2, - ½, ½, 3/2
En Z 2 2
A0 , dengan = 1/137: Tetapan struktur halus
2nl (l 1)(l 1 / 2)
Eup = En + Ao l
Edown = En – Ao (l + 1)
Hal ini menyebabkan kasus atom Ca pada sub kulit 3d tidak terisi sedangkan sub
kulit 4s terisi, disebabkan karena tingkat energi 3d ternyata lebih tinggi dari tingkat
energi 4s. Begitu juga untuk atom-atom Y, I, Xe, Cs dll.
eB j ( j 1) s ( s 1) l (l 1)
VB = 1 mj
2m 2 j ( j 1)
j ( j 1) s ( s 1) l (l 1)
g = 1 disebut faktor LANDE
2 j ( j 1)
1
g+ = 1
2L 1
sehingga
106
eB 1
VB = 1 mj
2m 2l 1
1
g- = 1
2L 1
sehingga
eB 1
VB = 1 mj
2m 2l 1
1. Spin Elektron
108
(4.70)
s - (e / m ) S
sz (e / 2m)
2. Kopling Spin-orbit
Pada model atom Bohr, elektron bergerak mengelilingi inti dengan jari-jari r
(tertentu) (gb.a). Jika dipandang dari kerangka acuan elektron (gb.b) maka seolah-
olah inti atom yang bergerak mengelilingi elektron.
Gambar F.3.9
(a) Inti sebagai pusat
(b) Elektron sebagai pusat
Medan magnetik yang ditimbulkan oleh inti akan berinteraksi dengan momen
magnetik spin elektron dan menghasilkan semacam efek Zeeman internal. Besarnya
medan magnetik yang ditimbulkan oleh inti (dipandang dari kerangka acuan b)
adalah
0 0 fe
B
2r 2r
f adalah frekuensi inti mengelilingi elektorn dan e adalah muatan inti. Energi
magnetik dari momen adalah,
110
E m B cos
Jadi E m (e / m) B
Hal inilah yang menyebabkan terpecahnya setiap garis spektrum menjadi dua atau
munculnya struktur halus (setiap keadaan kuantum kecuali keadaan kuantum s akan
terpecah menjadi dua keadaan kuantum).
W. Pauli dalam mempelajari spektrum atomik pada tahun 1925, menemukan
prinsip eksklusi (larangan) yaitu suatu prinsip pokok yang mengatur konfigurasi
elektron dari atom yang memiliki elektron lebih dari satu dan dikenal sebagai
prinsip larangan Pauli. Prinsip larangan Pauli menyatakan bahwa untuk keadaan
kuantum yang sama di dalam suatu atom tidak bisa terdapat dua elektron. Karena
itu elektron dalam sbuah atom harus memiliki bilangan kuantum n, m l dan ms
yang berbeda.
Hal ini menyangkut aturan dasar yang menentukan struktur elektron dari atome
elektron banyak. Kecuali larangan Pauli hal lain yang menjadi aturan dasar dalam
menentukan struktur elektron adalah kenyataan bahwa suatu atom berada dalam
keadaan stabil (mantap) jika energi totalnya minimum.
m j m ms …………………………………………………………. (4.79)
dan, j = l ± s ……………………………………………………………. (4.80)
111
biasanya dipakai untuk elektron tunggal. Gambar berikut menunjukkan dua cara
penjumlahan L dan S menjadi J.
a. j = l + s b. j = l – s
4. Kopling JJ
Untuk elektron banyak (lebih dari satu) misalnya I, maka momentum sudut L
dari I elektron terkopel menjadi resultan L dan momentum sudut spin S terkopel
menjadi resultan S, jadi
L Li
S Si
J LS
Sehingga,
L L ( L 1)
Lz M L
S s ( S 1)
S z Ms
J J ( J 1)
J z M j
Dalam hal ini L dan ML adalah berkaitan dengan bilangan kuantum orbital l dan
bilangan kuantum magnetik ms dari i elektron, S dan Ms berkaitan dengan bilangan
kuantum spin s dan momentum sudut spin m dari i elektron. Sedangkan J dan M
berkaitan dengan momentum sudut total.
Jika dalam atom elektron yang menyumbang momentum sudut total J lebih dari
satu, amak berlaku:
L = L1 + L2 + ... = Li
Dengan |L| = L( L 1)
S = S1 + S2 + ... = Si
S S ( S 1)
J=L+S
J J ( J 1)
Jika L > S maka J dapat mengambil harga 2S + 1 dan jika L < S maka J dapat
mengambil harga 2L + 1
L dan ML selalu merupakan bilangan bulat atau nol
L, Ms, J, dan MJ adalah setengah bulat untuk jumlah elektron ganjil
S, Ms, J, dan MJ adalah bulat atau nol untuk jumlah elektron genap
Contoh Soal E.1
Cari harga J yang mungkin di bawah kopling LS dari dua elektron atomik dengan
bilangan kuantum orbital l1 = 1, dan l2 = 2.
Penyelesaian E.1.
Vektor L merupakan penghubung antara L1 dan L2 melalui 3 cara (l1 + l2) L = 3, L
= 2, dan L = 1. (tidak ada harga 0, karena |l1 – l2| = 1
Vektor S melalui 2 cara ( ½ + ½ ) dan ( ½ - ½ )
S = 1 dan S = 0
J mak
=4
J min = 0 ( dari L – S)
114
2. Kopling JJ
a. Dalam Atom Ringan
Gya listrik yang mengkopel L1, L2, ... Li menjadi vektor L, dan S1, S2, ..., Si menjadi
S lebih kuat dari gaya spin orbit magnetik yang mengkopel L dan S membentuk J.
Hal ini mendominasi situasi biarpun jika terdapat medan magnetik luar B yang agak
besar. (Presesi J mengelilingi B lebih lambat dari presisi L dan S mengelilingi J).
115