Anda di halaman 1dari 41

BAB XIV

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER DENGAN FUNGSI HYPERGEOMETRY


DAN CONFLUENT HYPERGEOMETRY
Pendahuluan
Persamaan Schrodinger (PS) merupakan jantung dalam mekanika kuantum. Energi dan fungsi
gelombang suatu sistem partikel, yang dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan
Schrodinger secara langsung dari sistem partikel, digunakan untuk mendiskripsikan perilaku
sekelompok partikel. Persaman Schrodinger untuk sistem partikel yang dipengaruhi oleh potensial
yang mana energi potensialnya merupakan fungsi posisi biasanya diselesaikan dengan cara
mereduksi persamaan Schrodinger menjadi persamaan diferensial orde dua fungsi khusus seperti
fungsi Hermite, Legendre, Laguerre, hypergeometric or confluent hypergeometric dengan substitusi
variable yang sesuai. Namun diantara fungsi-fungsi tersebut, hanya persamaan diferensial fungsi
Hypergeometric atau Confluent Hypergeometric (H-CH) yang mempunyai bentuk penyelesaian
paling umum karena persamaan diferensial-persamaan diferensial fungsi yang lain dapat direduksi
menjadi persamaan diferensial H-CH.
Dalam dua dasa warsa terakhir, para ilmuwan dalam bidang mekanika kuantum membahas
tentang aplikasi teori Supersymmetry dalam mekanika kuantum, terutama pada penyelesaian
persamaan Schrodinger untuk sistem partikel yang dipengaruhi oleh potensial shape invariant
yang dapat diselesaikan secara eksak. Beberapa jenis potensial seperti potensial Coulomb, osilator
harmonik tiga dimensi bagian radial, Morse, Rosen Morse, Manning Rosen, kelompok Poschl-Teller,
kelompok Gendenshtein, Symmetrical Top, Eckart, Kepler dalam sistem hypersphere, yang mana
kelompok shape invariant ini mempunyai energi potensial yang fungsinya tidak cukup sederhana.
Bahkan untuk potensial osilator harmonik tiga dimensi atau potensial Coulomb yang sudah sangat

familiar pun penyelesaiannya tidak mudah difahami mahasiswa. Walaupun penyelesaian persamaan
Schrodinger dengan fungsi Hypergeometric cukup moderat, namun ada bagian yang agak sulit yaitu
mencari bentuk variable yang disubstitusikan ke dalam persamaan Schrodinger agar persamaan
Schrodinger berubah menjadi persamaan diferensial orde dua fungsi hypergeometry atau confluent
hypergeometry. Bila persamaan Hypergeometry telah diperoleh, tingkat-tingkat energi suatu sistem
dan juga fungsi gelombangnya dapat diperoleh dengan mudah. Variabel baru yang disubstitusikan
biasanya diperoleh dengan cara coba-coba, namun sekali dapat menemukan variable baru untuk
suatu sistem, variable baru untuk sistem yang lain dapat ditentukan dengan cara menebak yang lebih
intelek dan terarah.
Persamaan diferensial orde dua fungsi Hypergeometry yang diusulkan oleh Gau

dinyatakan

sebagai

z ( 1z )

d2
d
+ ( c(a+b +1) z ) ab=0
2
dz
dz

(1)

Persamaan (1) mempunyai dua buah titik reguler singular yaitu di titik z = 0 dan z =1, karena
penyelesaian di titik z = 0 lebih sederhana dari pada penyelesaian di titik z = 1, maka mula-mula
dipilih penyelesaian di sekitar titik z = 0. Pers (1) dapat diselesaikan dengan bentuk deret di sekitar
titik z = 0 yaitu

z s an z n
Kemudian pers (2) dimasukkan ke dalam pers (1)

ab ab(a 0 z s a1 z s 1 a2 z s2 a3 z s 3 ....)

(2)

(c (a b 1))

d
(c (a b 1) z )( sa0 z s1 ( s 1)a1 z s
( s 2)a2 z s1
dz
( s 3)a3 z s2 ( s 4)a4 z s3 ...)

d 2
z (1 z ) 2 ( z z 2 )( s ( s 1)a0 z s2 ( s 1) sa1 z s1 ( s 2)( s 1)a2 z s ...)
dz
s 1

0=

z (csa0 s ( s 1)a0 )

z s ( aba0 c( s 1)a1 (a b 1) sa0 ( s 1) sa1 s( s 1)a0 )

z s 1 ( aba1 c( s 2)a2 (a b 1)( s 1)a1 ( s 2)( s 1)a2 s( s 1)a1 )


z s2 (aba2 c( s 3)a3 (a b 1)( s 2)a2 ( s 3)( s 2)a3 ) ( s 2)( s 1)a2 ) +....(3)
Persamaan (3) merupakan persamaan identitas sehingga koefisien dari masing-masing suku z
pangkat tertentu harus dinolkan yang dapat kita lihat pada penjabaran berikut ini.

(csa0 s ( s 1)a0 ) 0 atau sa0 (c ( s 1)) 0 yang tidak lain adalah merupakan
index equation yang memberikan harga s=0 atau s=1-c.
(4a)
Untuk zs-1,

Untuk zs :

( aba0 c( s 1)a1 (a b 1) sa0 ( s 1) sa1 s( s 1)a0 ) =0

a0 (ab (a b 1) s s ( s 1)) a1 (c( s 1) ( s 1) s ) 0


( s a )( s b)
( s 2 (a b) s ab)
a1
a0
a1
a0
(
s

1
)(
c

s
))
( s 1)(c s ))
atau
(4b)
Untuk zs+1 koefisiennya adalah

(aba1 c( s 2)a2 (a b 1)( s 1)a1 ( s 2)( s 1)a2 s ( s 1)a1 ) =0


sehingga diperoleh

(( s 2 s (a b 1)( s 1) ab)
a2
a0
( s 2)( s 1 c))

a2
atau

( s 1 a)( s 1 b)
( s a )( s 1 a )( s b)( s 1 b)
a1
a0
( s 2)(c s 1))
( s 1)( s 2)( s c)(c s 1)

(4c)

Dari pembahasan kedua koefisien di atas dapat digeneralisasikan bahwa

an

( s a )( s 1 a )( s b)( s 1 b)....( s (n 1) a )( s (n 1) b)
a0
( s 1)( s 2)( s c)(c s 1)....( s n)( s (n 1) c)

(4d)

Berdasarkan index equation diperoleh dua macam harga s=0 atau s=1-c. Untuk s = 0, persamaan
(4d) menjadi

an

(a )(1 a )(b)(1 b)....( n 1 a )( n 1 b)


a0
(1)( 2)(c)(c 1)....( n)(( n 1) c)

an
atau

(a )( a 1)...( a n 1).(b)(b 1)....(b n 1)


a0
(c)( c 1)....( n 1 c).n!

(5)

dan bentuk penyelesaian PD Hypergeometric yang dinyatakan pada pers (1) adalah
2

( a) n (b) n n
(a) (b)
z n n zn
n 0 (1) n (c ) n
n 0 n!(c ) n

F1 (a, b; c; z ) 1 ( z )

dimana

(a) n a(a 1)( a 2)( a 3)......( a n 1)

dan

(6)

(a)0 1

(7)

Penyelesaian di atas mempunyai harga bila semua penyebut dari deret tersebut tidak
nol, maka c -n, dimana n = 0, 1, 2, 3, 4, ......
Bila a = -n atau b = -n,

(7a)

maka bentuk penyelesaian yang berupa deret menjadi terputus sehingga diperoleh
penyelesaian yang berhingga yaitu polynomial pangkat n. Dari kondisi yang dinyatakan
pada pers. (7a) dapat diperoleh tingkat energi sistem.

1. Aplikasi PD Hypergeometry untuk PD fungsi Legendre

Contoh aplikasi dari penyelesaian PD Hypergeomtrik adalah penyelesaian Persamaan


diferensial fungsi Legendre

(1 x 2 )

d 2 P( x)
dP
2x
n(n 1) P 0
2
dx
dx

(8)

Bila x pada pers (8) diubah menjadi (1-2x) maka P(x) menjadi P(1-2x), dx menjadi d(12x)=-2dx dan persamaan (8) dapat ditulis menjadi

4 x(1 x)

x(1 x)

d 2P
dP
2(1 2 x)
n(n 1) P 0
2
4dx
2dx
atau

d 2 P( x)
dP
(1 2 x)
n(n 1) P 0
2
dx
dx
( 9)

Dengan membandingkan antara bentuk pers (1) dengan pers (9) maka didapat penyelesaian PD
fungsi Legendre sama dengan penyelesaian PD hypergeometric yang ditunjukkan oleh pers (10)

Pn (1 2 x) 2 F1 (n, n 1;1; x )

(10)

Untuk s =1-c, maka penyelesaian ke 2 dari PD Hypergeometric pada pers (1) adalah
2 ( z ) z1 c 2 F1 ( a 1 c, b 1 c;2 c; z )

(11)

Penyelesaian PD Hypergeometric jenis kedua ini tidak nol bila c 2,3, .....

Dari penyelesaian bentuk pertama dan kedua PD Hypergeomeric, maka penyelesaian umum PD
Hypergeometric dapat dinyatakan sebagai

( z ) A2 F1 ( a, b; c; z ) Bz 1 c 2 F1 (a 1 c, b 1 c;2 c; z )

(12)

Walaupun terdapat penyelesaian secara lengkap seperti ditunjukkan pada pers. (12), namun dalam
pengaplikasiannya kita hanya memilih bentuk penyelesaian yang sederhana seperti yang ditunjukkan
oleh pers. (6).
Persaman Diferensial Orde Dua Fungsi Confluent Hypergeometric
Bila disubstitusikan x=bz pada PD Hypergeometric pers (1), diperoleh

x
x 2
x
(1 - )
(c (a b 1) )
- ab 0
b
b 1 x 2
b 1 x
b2
b

pers (1a) dapat disederhanakan menjadi

(1a)

x 2
x

x(1 - ) 2 (c (a 1) x)
- a 0
b x
b
x

(13)

Bila pada pers (13) harga b maka pers (13) menjadi persamaan diferensial Kummer
yang dinyatakan sebagai
x

(c x)
- a 0
2
x
x

(14)

c-x
a
..atau

x
x
,maka titik x=0 disebut titik regular singuler dan

Untuk x=0,
titik x= disebut sebagai titik ordinary . Penyelesaian PD Kummer pada pers (14)
disekitar titik x=0 dapat dinyatakan sebagai

( x) x s an x n

(15)

Bila pers (15) dimasukkan kedalam pers (14) diperoleh hubungan antara harga an yang
berturutan pada pers (15), yaitu

an

s (n 1) a
an1
( s n)( s (n 1) c)

(16)

Karena ada dua macam harga s yang diperoleh dari index equation pada pers (15) ,
yaitu diperoleh setelah memasukkan pers (15), ke dalam pers (14), dengan
menggunakan langkah-langkah seperti pada penyelesaian PD hypergeometry, maka
juga diperoleh dua macam bentuk penyelesaian pada PD Kummer, penyelesaian bentuk
pertama untuk s = 0 yang merupakan fungsi Confluen Hypergeometrik dan dinyatakan
sebagai
2
3
(a ) n x n
a a ( a 1) x a (a 1)( a 2) x
1 x
c(c 1) 2! c(c 1)(c 1) 3! + . (17)
n 0 (c ) n n!
c
=

1 ( x) 1 F1 ( a; c; x)

Agar penyelesaianpers. (17) berupa polynomial yang berhingga syaratnya: c -n,


dimana n = 0, 1, 2, 3, 4, dan a= -n dan penyelesaian bentuk ke 2 untuk s=1-c adalah

(a c 1) n x n
(2 c) n n!
n 0

2 ( x)1 F1 (a c 1;2 c; x)

(18)

Penyelesaian umum dari PD Kummer adalah jumlah dari penyelesaian bentuk pertama
dan kedua dan dinytatakan sebagai

( x) A1 F1 ( a; c; x) B1 F1 (a c 1;2 c; x)

(19)

Untuk |x| , fungsi 1 F1 (a; c; x) dapat didekati dengan bentuk

F1 (a; c; x)

(c) ia a (c) x a c
e x
e x
(c a )
( a)

(20)

Seperti pada PD Hypergeometry, kita juga hanya memilih penyelesaian PD Confluent


Hypergeometry bentuk pertama dalam pengaplikasian untuk penyelesaian persamaan
Schrodinger dalam Mekanika Kuantum.
2. Aplikasi PD Confluent Hypergeometry untuk Potensial Coulomb
Perilaku elektron atom hidrogen dipengaruhi oleh potensial Coulomb telah dibahas
pada bab VI dalam buku Mekanika Kuantum I yang mana persamaan Schrodinger
bagian radial untuk elektron dinyatakan sebagai

1 d 2 dR 2me
r
2
dr
r 2 dr

e2
1 2

4 0 r
2 me r 2

R 0

(21)

untuk sistem SI.


Karena elektron dalam keadaan terikat dengan inti maka energi elektron negatif dan
energi eigen nilai dapat dituliskan sebagai

E E

Bila dimisalkan

8me E

2

1/ 2

r
=

e 2 me

2 o 8 E
dan

r
1/ 2

dimana

8me E

2

1/ 2

e 2 me
e 2 me

2 0 2 4 0 2

maka

r2

2
2

(22)

(23)

dan bila pers (22) dan (23) dimasukkan ke persamaan (21) maka diperoleh
1
2 2 R 2 ( 1)


R 2
R 0
2
2

4
(24)
2
Kemudian pers (24) dibagi dengan akan diperoleh

1
1 2 R ( 1)


R
R 0
2
2

(25)

Untuk menentukan penyelesaian persamaan (25) dicari lebih dahulu penyelesaian


pendekatan untuk daerah di mana jari jari kulit bola sangat besar dan sangat kecil( di
sekitar pusat koordinat). Sebelum diselesaikan untuk yang sangat besar dan
mendekati nol, pers (25) diuraikan terlebih dahulu dalam bentuk
1
2 R 2 R ( 1)

R
R 0
2
2
d

(25a)

Pada persamaan (25a) untuk daerah di tak berhingga dimana , mengakibatkan

2
( 1)
2

, , dan menuju nol, sehingga pers (25a) berubah menjadi


d2R 1
R 0
d 2 4

(26)

Pers diferensial orde dua pada pers (26) merupakan persamaan diferensial sederhana
yang mempunyai penyelesaian bentuk eksponensial yang dinyatakan sebagai

R e / 2

(27)

Sedangkan untuk daerah disekitar titik asal 0 , fungsi gelombang R dimisalkan


lebih dahulu dengan
R( )

U( )

(28)

dan kemudian pers (28) dimasukkan ke pers. ( 25a) sehingga tereduksi menjadi
persamaan deferensial dengan fungsi gelombang U

1
d 2 U ( 1)

U
U 0
2
2
d

(29)

Penyelesaian pers (29) untuk harga 0 berbentuk deret yang dinyatakan sebagai

k 0

(30)

Bila pers. (30) dimasukkan ke dalam pers (29) maka diperoleh persamaan identitas

atau pers. polynomial dalam dimana dari harga koefisien untuk pangkat terendah

yang sama dengan nol menghasilkan index equation sehingga diperoleh dua harga s
yaitu

s dan s 1

(31a)

dan penyelesaian di sekitar titik 0 dapat dinyatakan sebagai

U 1

(31b)

Penyelesaian umum untuk U adalah perkalian antara penyelesaian pendekatan di titik


dengan penyelesaian untuk 0 dan suatu fungsi L( ) yang dinyatakan


sebagai

U 1e 2 L( )

(32)

Bila pers (32) dimasukkan ke pers (29), maka pers (29) berubah menjadi

2L
L
2 1
1 L 0
2

Pers

(33)

mempunyai

membandingkan

bentuk

parameter

(33)

yang

pada

sama

pers.

(14)

dengan
dan

pers.

pers.

(14)

(33)

dan

dapat

dengan
diperoleh

penyelesaian pers (33) yaitu

c 2 2,...a 1 k nr ,..atau...n k nr 1

(34)

dimana: n r = bilangan kuantum radial, = bilangan kuantum orbital, k = n = =


bilangan kuantum utama. Dengan menggunakan syarat batas untuk penyelesaian PD
confluent Hypergeometric a= -nr, maka diperoleh tingkat-tingkat energi elektron yang
sama

dengan

penyelesaian

secara

langsung

fungsi

gelombang

bagian

menggunakan deret, yaitu dengan menggunakan pers.(23) dan pers. (34)


tingkat-tingkat energi elektron atom hidrogen

radial

En

me e 4
2 2

n
(4 o ) 2 2n 2 2
2me

(35)

me 2
1
n

2
4 0 n na0 ,
dimana
Dari pembandingan parameter di atas diperoleh penyelesaian PD Laguerre yang
dinyatakan dalam bentuk Fungsi Confluent Hypergeometrik

L2n1 ( )1 F1 ( 1 n;2 2; ) 1 F1 ( 1 n;2 2;2 n r )

(36)

Dari pers (32) dan (36) diperoleh penyelesaian fungsi gelombang bagian radial untuk
atom H yaitu

R Rn N n e / 2 L2n1

N n e / 2 1 F1 ( 1 n;2 2;2 n r )

(37)

Dengan mengaplikasikan kondisi normalisasi diperoleh fungsi gelombang atom H


bagian radial secara lengkap, yaitu

n !
1
3
Rn r
2 n

(2 1)!
2n n 1!

1/ 2

2 n r er Ln 2 n r
2 1

(38)

3. Aplikasi Persamaan Diferensial Hypergeometry untuk Potensial Gendenshtein II


Energi potensial partikel yang dipengaruhi oleh potensial Gendenshtein II dinyatakan
sebagai

1
2 b(a+ )cosh x
b +a ( a+1 )
2
V eff =

2
2 m sinh x
2m
sinh 2 x
2

(39)

Persamaan Schrodinger untuk potensial Gendenshtein II dapat dinyatakan sebagai

2
2 2
2
2
d
b +a ( a+1 )
+

2 m d x 2 2 m sinh 2 x
2m

1
2 b(a+ ) cosh x
2
=E
sinh2 x

(40)

Persamaan (40) dapat diubah menjadi persamaan diferensial orde dua fungsi Hypergeometry dengan
cara melakukan substitusi variable secara tepat. Substitusi variable pada awalnya didasarkan pada
substitusi variable pada SUSY WKB yang merupakan bagian dari Desertasi penulis dan substitusi

variable pada persamaan Schrodinger untuk potensial Poshcl-Teller yang dibahas dalam
Flugge,Practical Quantum Mechanics. Dari kedua dasar tersebut maka dimisalkan substitusi
variable untuk pers (40) adalah
cosh x =1-2z maka sinh x= 2 z (z1)

(41)

d
1 d
=( z ( z1 ) )
z ( z1 )
=z ( z 1 ) 2 +( z )
2
z
z
2 dz
dx
dz

Dari pers. (41) diperoleh

(42)

Dengan memasukkan pers (41) and (42) ke dalam pers. (40) maka pers. (40) menjadi

2
d2
1 d b +a ( a+ 1 )
1 ( 12 z )
2 m
z ( z1 ) 2 + z

2b a+
= 2 E
2 dz
2 4 z ( z1 )
4 z ( z1 )
dz

( )

Bila kita misalkan

, dan karena

( )

2m
2
E=k
2

(43)

(43a)

1
1
1
= +
, maka pers (43) menjadi
z (1z) z 1z

d2 1
d
z ( 1z ) 2 + z
+ k 2
2
dz
dz

( )

2
2
1
1
1
1
b }
{ a+ +b }
2
4
2
4

=0
4z
4 (1z )

( )

{ a+

( )

(44)

Persamaan diferensial orde dua pada pers. (44) mempunyai dua buah titik
regular singular di titik z= 0, or z = 1.
Untuk titik z=0, pers. (44) berubah menjadi
2
1
1
b }
2
4
=0
4z

( )

{ a+

(44a)
2

karena suku-suku

d2 1
d
(
)
z 1z
+( z)
2
2
dz
dz

k
1
1
{ a+ +b }
z (1z )
2
4
2
4 z (1z)

( )

diabaikan terhadap suku

2
1
1
b }
2
4 untuk z mendekati nol. Seperti pada penyelesaian pendekatan
2
4 z (1z)
untuk pers. (29) disekitar titik z=0 yang dinyatakan pada pers (31b) yang
diperoleh dari index equation pers (31a) yang mana pers (31a) diperoleh
dengan memasukkan pers (30) ke dalam pers. (29). Maka penyelesaian

( )

{ a+

pendekatan untuk pers (44a) dapat diperoleh dengan langkah yang sama yaitu
dari pers (29) sampai dengan pers (31b) sehingga diperoleh penyelesaian

pendekatan disekitar titik z=0) yang dinyatakan sebagai


(45a)
z
{ a+

1
1
b } =2 (2 1)
2
4

( )

dimana

atau =

Untuk z = 1, suku-suku
2
1
1
+b}
2
4
2
4 z (1z)

( )

{ a+

suku

z ( 1z )

d 1
d
+( z)
2
2
dz
dz

k
z (1z)

dan

a+ b
2

(45b)
2

1
1
b }
2
4
2

4 z (1z )

( )

{ a+

diabaikan terhadap

sehingga pers. (44) menjadi

2
1
1
{ a+ +b }
2
4
=0
4(1z)

( )

(44b)

dan analog dengan pers (44a) penyelesaiannya dapat dituliskan sebagai


(45c)
(1z )
dimana

2
1
1
{ a+ +b } =2 (2 1)
2
4

( )

yang memberikan harga

ab
2

(45d)

Penyelesaian umum dari pers. (44) merupakan kombinasi dari penyelesaian


yang diperoleh disekitar titik z = 0 dan di z = 1 dan dikalikan dengan sesuatu

fungsi baru yang dapat ditulis sebagai

1z f ( z )
=z

(46)
Untuk menyelesaiakan persamaan diferensial pada pers. (44), kita hitung lebih
dahulu turunan pertama dan kedua pers. (46), yaitu
d
1

1
= z ( 1z ) f (z )z ( 1z ) f (z)
dz

+ z ( 1z ) f ' (z)

d2

2
= ( 1 ) z ( 1z ) f ( z ) - z 1 ( 1z ) 1 f ( z)
2
dz

- z 1 ( 1z ) 1 f (z ) + ( 1 ) z (1z) 2 f (z )

(46a)
z 1 (1z ) f ' ( z)

- z (1z ) 1 f ' ( z )

(1z ) f ' ( z)

z ( 1z )

1 '

f (z)

+ z ( 1z ) f ' ' (z)

(46b)

Bila pers. (45b) , (45d), pers. (46), pers. (46a) dan pers. (46b) dimasukkan
kedalam pers (44) maka persamaan (44) menjadi
z ( 1z )

d2 f
1
df
+ 2 + (2 +2 +1) z
2
2
dz
dz

((

{( + )2 k 2 }f =0

(47)

Dapat dilihat bahwa pers. (47) merupakan persamaan diferensial orde dua
fungsi Hypergeometry, dengan mengaplikasikan kondisi pada pers (7a) pada
pers (47) maka diperoleh

( + ) +k =n

or

( + ) k =n

(48)

Bila pers. (43a), (45b) dan pers (45d) dimasukkan ke persamaan pertama pada
pers (48) diperoleh spectrum energi potensial Gendenshtein I sebagai
an 2
2
E n=

2m

(49)

Dengan membandingkan pers. (1) dengan pers.(47) dapat diperoleh


penyelesaian pers (47) yang merupakan fungsi hypergeometry yaitu
b ' n

'
c n

a' n

(50)

f 1 (z )=2 F 1 ( a ' , b' ; c ' ; z )=


n=0

dimana

'
a = + +k ,

'

b = + k

dan

c ' =2 +

1
2

, sehingga

+ =a

(50a)
Dengan memasukkan pers (45b), (45d), (50) dan (50a) ke dalam pers. (46)
maka diperoleh fungsi gelombang untuk potensial Gendenshtein II yang
dituliskan sebagai
=

1coshx
2

a+b
2

) (

1+coshx
2

ab
2
2

F1 ( z )

1+coshx

a+ b
a +b ( sinhx )
(1)

(51)

Pers. (51) menunjukkan penyelesaian umum fungsi gelombang potensial


Gendenshtein II yang dinyatakan pada pers. (40) dan fungsi gelombang tingkat
dasar dari pers (51) adalah
b

1+coshx

( sinhx )a +b
0

(52)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah utama adalah pada
penentuan variable yang akan disubstitusi dan yang akan disubstitusikan ke
dalam persamaan Schrodinger sehingga berubah menjadi persamaan diferensial
orde dua fungsi hypergeometry. Sekali persamaan diferensial fungsi geometry
terbentuk, spectrum energi dan fungsi gelombang dapat ditentukan dengan
sederhana.
Ada tiga jenis potensial yang sejenis dengan potensial Gendenshtein II yaitu Gendenshtein I, III,
dan IV yang dinyatakan sebagai
2
2
b a (a+1)
V eff =
+
2 m cosh 2 x
2m
2

1
2 b( a+ )sinh x
2
cosh 2 x

1
2b (a )cos x
b +a(a1)
2
;
V eff =

2
2
2m
2m
sin x
sin x
2

1
2 b( a ) sin x
b +a( a1)
2
V eff =
+
2
2m
2m
cos x
cos2 x
2

(53a)

(53b)

(53c)

4. Aplikasi PD Hypergeometry Untuk potensial Gendenshtein I


Kalau kita perhatikan, potensial Gendenshtein I bisa dikatakan sebagai sekawannya potensial
Gendenshtein II karena hanya terjadi pertukaran antara cosh x dengan sinh x, maka peneyelesaian
potensial Gendenshtein I dapat diperoleh dengan pemisalan yang hampir sama dan langkah-langkah
yang sama. Persamaan Schrodinger untuk potensial Gendenshtein I,

2
2 2
2
2
d
b a ( a+1 )
+
+
2 m d x 2 2 m cosh 2 x
2m

1
2 b( a+ )sinh x
2
=E
cosh 2 x

(54)

Setelah dicoba-coba variable yang disubstitusi adalah


cosh x =2 z (1z )

sinh x=i(12 z) maka

z=

Dari pers (55a) diperoleh

1z=

1i sinhx
2

(55b)

z
=i z (1z )
x

dan cosh x dx=2 idz or

(55c)

d
z

=
=i z (1z )
dx z x
z

sehingga
2

and

1+i sinhx
2

(55a)

d
1
d
=( i z (1z ) )
i z ( 1z )
=z (1z ) 2 ( z )
2

z
2
dz
dx
dz

(56)

Dengan memsukkan pers. (55a), (55c), dan (56) ke dalam pers. (54) we get
z ( 1z )

2
d2 1
d b a ( a+1 )
1 i ( 2 z1 )
2 m

+ 2b a+
= 2 E
2
2
dz
(
)
2
(
)
4 z 1z
4 z 1z
dz

( )

( )

or

z ( 1z )

d 1
d
+ z
+
2
2
dz
dz

( )

Lebih lanjut dimisalkan

( 12 )+ 4 bzi( a+ 12 ) = 2m E

b2a ( a+1 )2 bi a+

4 z ( 1z )

2m
E=k 2
2

dan karena

(57)

1
1
1
= +
z (1z) z 1z

(58a)

maka suku terakhir pada ruas kiri pada pers (57) dapat dituliskan sebagai

( 12 ) } + 14 4z
2

{bi a+

( 12 ) } + 14 4(1z)

{b+ i a+

dan pers (57) dapat ditulis kembali menjadi

(58b)

d2 1
d
(
)
z 1z
+ z
2
2
dz
dz

( )

+{

( 12 ) } + 14 4z

+ k } =0
( 12 ) } + 14 4(1z)
2

{b+ i a+

{bi a+

(59)

Pers. (59) merupakan persaan differensial orde dua homogeny yang mempunyai
titik regular singular di titik z= 0, 1. Dengan menggunakan langkah yang sama
seperti pada potensial Gendenshtein II, yaitu dari pers. (44) sampai pers. (46)
maka penyelesaian umum untuk potensial Gendenshtein II dapat dinyatakan
sebagai

1z f ( z )
=z

(60)

dimana kita telah melakukan substitusi parameter, yang diperoleh dari index
equation, sebagai
dan

( 12 ) } + 14 =2 ( 2 1 )

{bi a+

( 12 ) } + 14 =2 (2 1)
2

{b+ i a+

maka

maka
a+ib
2

(a+ib)
2

(61a)

(61b)

Persamaan (59) dapat diselesaikan dengan menentukan turunan pertama dan


kedua fungsi pada pers (60) terhadap variable z, yaitu
d
= z 1 ( 1z ) f ( z ) - z (1z ) 1 f ( z)
dz

+ z ( 1z ) f ' (z)

(62a)

dan
d2

2
= ( 1 ) z ( 1z ) f ( z ) - z 1 ( 1z ) 1 f ( z)
2
dz

- z 1 ( 1z ) 1 f (z ) + ( 1 ) z (1z) 2 f (z )
z 1 (1z ) f ' ( z)

z ( 1z ) 1 f ' ( z )

z 1 (1z ) f ' ( z)
- z (1z ) 1 f ' ( z )

+ z ( 1z ) f ' ' (z)

(62b)

Kemudian bila pers. (60), (61a), (61b), (62a), dan (62b) dimasukkan ke dalam
pers. (59) maka diperoleh
2

z ( 1z )

((

d f
1
df
+ 2 + (2 +2 +1) z
2
2
dz
dz

+{

k ( + ) } =0

(63)

Sekali lagi ditunjukkan bahwa pers (63) merupakan pers. diferensial orde dua
fungsi Hypergeometry yang penyelesaiannya dinyatakan sebagai
f ( z ) 2 F 1 (a' ,b ' ; c ' , z )
dimana

(64)

a' = + +k ,

b' = + k

'

c =2 +

and

1
2

(65a)

+ =a

Persamaan (64) merupakan deret pangkat tinggi Hypergeometry yang akan


memberikan deret terbatas bila deret pada pers. (64) terputus dan deret
terputus pada derajat ke n bila
a' =n

or

b' =n

(65b)

Bila pada pers. (65b) kita pilih


k =an (66)

a' =n

maka

+ + k=n

sehingga diperoleh

Bila pers (66) dimasukkan ke dalam pers. (58a) akan diperoleh spectrum energi
untuk potensial Gendenshtein I, yaitu

E n=

( an)2
2m

(67)

Pers gelombang secara umum dapat dituliskan sebagai

1+i sinhx

1+sin h 2 x

=
4

1z f ( z )
=z

1i sinhx
2 F 1(a' ,b ' ; c ' , z )
2

a
2

cosh x a +ib

ib

1i sinhx 2
2 F 1 (a' , b' ; c ' , z )
1+isinhx

1+isinhx ib
2 F 1 (a' , b' ; c' , z )
2

(68a)

Fungsi gelombang tingkat dasar dapat dipe roleh dari pers (68a) yaitu
cosh x a +ib

2
0 =

1+isinhx ib

(68b)

Berdasarkan pembahasan pada kedua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa untuk ke empat jenis
potensial diatas variable yang disubstitusi adalah variable dari fungsi dengan derajat terendah.
Misalnya pada potensial Gendenshtein II, semua variable fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk
fungsi cosh x, dan untuk potensial Gendenshtein I adalah dalam bentuk fungsi sinh x, sedangkan

variable yang akan disubstitusikan adalah (1-2z) dan i(1-2z). Dengan demikian untuk menentukan
variable yang akan disubstitusi, kita amati lebih dahulu apakah variable fungsi pada potensial dapat
diubah menjadi satu jenis fungsi saja, setelah teridentifikasi hanya satu variable fungsi, kemudian
derajat terendah dari variable fungsi adalah variable yang akan disubstitusi. Dari kedua contoh juga
ditunjukkan bahwa variable yang disubstitusikan keduanya hampir sama, bedanya hanya factor i.
Dari analisis kedua potensial tersebut dapat diramalkan bahwa untuk potensial Gendenshtein III dan
IV yang potensialnya ternyata juga dapat dinyatakan dalam satu variable fungsi saja yaitu sin x atau
cos x, maka variable yang akan disubstitusikan juga sama yaitu 1-2z saja.
Demikian untuk substitusi parameter pada variable fungsi potensial juga dapat dilihat adanya
pola substitusi yang sama, kalau toh berbeda terletak pada tandanya saja. Substitusi parameter juga
bagian yang penting dalam pengubahan dari pers. Schrodinger ke pers. diferensial fungsi
Hypergeometry.
Dengan menggunakan langkah-langkah diatas dapat disimpulkan hasil penjabaran fungsi
gelombang dan tingkat-tingkat energi untuk potensial G III dan IV sebagai berikut
Tabel I. Daftar substitusi variable dan parameter, spectrum energi dan fungsi gelombang tingkat dasar
untuk Potensial G I, G III, dan G IV.
No

Pers. Potensial

Pengubaha Pengubahan
n Variabel Parameter

Spektrum
Energi

Fungsi
Gelombang
Tingkat Dasar

2
1
cosh x a ib
x=i
z)
1
1
2 b (a+ sinh
)sinh
x (12{b+

i a+ }2 + =2En=
(
2
1 )
2
b a ( a+1 )
2
2
4
2m
{
+

2m
cosh 2 x
cosh 2 x
2
(an)
1+isinhx ib
1
1

{bi a+ }2+ =2 ( 2 1 )
2
2
4

( )

( )

2
cos
1 x=12 z
1 2 1
)
2 b(a )cos x
{b
a
}

=2
(
21
E
=
n
b + a ( a1 )
2
2
4
2m
{

2
2
2m
sin x
sin x
(a+ n)2
1 2 1
{b a } =2 ( 2 1 )
2
4

sin x a+b

1+ cosx b

2
1sin x=12 z
1
1
)
2 b (a )sin x
{b+ a }2 =2 E( 2n=
1
b + a ( a1 )
2
2
4
2m
{
+
}
2
2
2m
cos x
cos x
(a+ n)2
1
1
{b a }2 =2 ( 2 1 )
2
4

cos x a+ b

1+ sinx b

( )
( )

( )

( )

5. Aplikasi PD Fungsi Hypergeometry Untuk Potensial Rosen Morse dan


sekawannya
Persamaan Schrodinger untuk potensial Rosen -Morse adalah
2 d 2 2 ( +1 )

2 q tanhx =E
2 m d x 2 2 m cosh 2 x

(69)

Dari pers (69) dapat dilihat bahwa variable fungsi pada potensial Rosen Morse
(R M) dapat dinyatakan sebagai fungsi tunggal yaitu tanh x , maka substitusi
variabelnya adalah
(70a)

tanhx=12 z

maka diperoleh
2

1z

dan

s ech2 x=4 z (1z)

d
z

=
=2 z (1z)
dx z x
z

+4 z(1z)(12 z )
2
z
z
2
d
2
=4 z
2
dx

(70b)

Jika pers. (70a) dan (70b) dimasukkan ke dalam pers. (69) diperoleh

4 z ( 1z )

d
d
{z ( 1z ) }+ { ( +1 ) 4 z ( 1z )2 q+ k 2+ 4 qz } =0
dz
dz

(71a)

atau

d2
d
2 qk 2 4 qz
z (1z) 2 + ( 12 z ) }+ ( +1 )
=0
dz
4 z (1z)
dz

(71b)

Pers. (71b) secara lebih rinci dapat ditulis menjadi


z (1z)

d2
d
2 qk 2 2 qk 2
+
(
12
z
)
}+

+1
)

=0
2
dz
4z
4 (1z )
dz

(71c)

Pers. (71c) adalah persamaan diferensial orde dua, paling tidak mempunyai dua
buah titik regular singular dititik z=0 dan z=1, maka dapat diselesaikan seperti
pada penyelesaian pers (44).
Untuk z=0, pers (71c) dapat ditulis menjadi
(71d)

d2 (
d 2 qk 2
)
z (1z) 2 + 12 z

= 0
dz
4z
dz

1z
( +1 )
2 qk 2
4
z

karena
dan
dapat diabaikan relatif terhadap
z ( 1z )
4 z 2 ( 1z )
2 qk 2

untuk z menuju nol. Penyelesaian pers. (71d) dimisalkan sebagai =z s c n z n


(71e)
Bila pers. (71e) dimasukkan ke dalam pers (71d) maka diperoleh suatu bentuk
polynomial (deret pangkat tinggi), dan bila koefisien dari variable (z) pangkat
terendah, yaitu z s1 , di nolkan maka diperoleh index equation yang
dinyatakan sebagai s ( s1 ) +s 2=0 sehingga diperoleh
s=

yang memberikan penyelesaian pendekatan untuk daerah sekitar z=0 ,


(71f)

dimana telah diset bahwa

2 qk 2=4 2

(71g)

Penyelesaian pendekatan untuk daerah disekitar titik z=1 yang merupakan titik
regular singular dapat diperoleh dengan cara yang sama untuk penyelesaian di
sekitar daerah z=0, yaitu
(1z )
di mana

(71h)
2 qk 2=4 2

(71i)

Dari pembahasan penyelesaian pendekatan di titik z=0 dan z=1 dapat


disimpulkan penyelesaian secara umum pers (71c) dapat dituliskan sebagai
1z f ( z )
=z

(72)

Penyelesaian umum pers (71a) dapat diperoleh dengan menghitung lebih


dahulu komponen pada suku pertama, yaitu
d
= z 1 ( 1z ) f ( z ) - z (1z ) 1 f ( z)
dz

+ z ( 1z ) f ' (z)

(73a)

dan

{ z ( 1z ) }
= {z ( 1z ) { z ( 1 z ) f ( z) - z (1z ) 1 f ( z )
z
z z
2 z 1 ( 1z ) +1 f ( z ) - z (+ 1) ( 1z ) f ( z )

z ( 1z ) +1 f ' ( z)

+ z ( 1z ) f ' ( z)}}

- ( + 1) z ( 1z ) f (z ) + 2 z +1 (1z ) 1 f ( z)
+1
z

( +1) z +1 ( 1z ) f ' (z )

+1

( 1z ) f ' (z )

+ z +1 ( 1z ) +1 f '' ( z )

(73b)

Kemudian dengan memasukkan pers (71g), (71i), (72), (73a) dan (73b) ke
dalam persamaan (71a) diperoleh

1z f =0
1z

}{

( 1z )
2 z
4 2
4 2
f ( 2 + + ) f +
f + [ ( 2 + 1 )( 2 +2 + 2 ) z ] f ' + z ( 1z ) f ' ' + ( + 1 )

z
z
1z
4 z 4( 1z)

z
atau
z ( 1z ) f ' ' + [ ( 2 +1 )( 2 +2 +2 ) z ] f ' + { ( +1 )( + )( + +1 ) } f =0

(74)

Sekali lagi dapat dilihat bahwa pers (74) merupakan persaman diferensial orde
dua fungsi hypergeometry di mana a' = + , b' = + + +1
and
1
c ' =2 +
(75a)
2
Dengan menggunakan kondisi yang dinyatakan pada pers (7a) untuk pers (74)
dapat diperoleh spectrum energi dari persamaan (75a) yaitu
a' = + =n

or

n 2
2
+ =

(75b)

Dengan memasukan pers. (71g), (71i) ke dalam pers. (75b) kita peroleh
2

n
k 2 1 4
+ k 4 q2=
2 2

atau

n 2

n 2

2
q
k 2=

(76a)

sehingga diperoleh

q2

2
E n=

2m

(76b)

The general solution of the wave function is

1tanhx

1+tanhx

(77a)

Bila pers. (76a) dimasukkan ke dalam pers. (71i), dan (71g) maka dapat
diperoleh
1
q
= (n+
)
2
n

dan

1
q
= (n
)
2
n

(77b)

dan bila pers (77b) dimasukkan ke dalam pers.(77a) diperoleh


1

1tanhx 2

(n +

q
)
n

1
q
(n
)
2
n

1+tanhx

dimana

dan

'

(77c)

'

'

'
c
'
'
'
'
'
'
z 2 a ( a +1 ) ( a +2 ) b ( b +1 ) (b +2)
( ' ' +1) +

2!
c
'
'
'
'
a ( a +1 ) b (b +1)
a
'
b
'

'
'
'
z+
2 F 1 ( a , b , c , z ) =1+

c'

a =n ,

'
b =2 n+1 , dan

'

c = n+

q
1
+
n 2

(77d)

(77e)

n adalah bilangan bulat positif atau negative.


Fungsi gelombang tingkat dasar untuk partikel yang tu nduk pada potensial RM
dapat diperoleh dari pers. (77c) untuk

F 1 ( a ' , b' , c' , z ) =1 , yaitu

0=

n+

1+tanhx 2 (n n )

2
1

1tanhx 2 ( n+ n )

q
n

sech x

2
0 =

atau

sech x (n)

cosh x +sinh x n
}
2

(78)

Cara lain untuk memperoleh persamaan diferensial fungsi Hypergeometry dapat


2

d
dz

kita gunakan pers (71c) dengan mencari lebih dulu

dan


2
z

sebagai

berikut:
d
1

= z ( 1z ) f ( z ) - z (1z ) 1 f ( z)
dz

+ z ( 1z ) f ' (z)

(73c)

dan
2

1
1

= { z (1z ) f ( z )z ( 1z ) f ( z )
2
z z
( 1) z

+ z ( 1z ) f ' ( z)}}

( 1z ) f ( z ) - z 1 () ( 1z ) 1 f ( z)

- ( ) z 1 ( 1z ) 1 f ( z) + (1) z (1z) 2 f (z )

( ) z ( 1z )

1 '

f ( z)

+ z ( 1z ) f ' ' (z)

(1z ) f ' ( z)
z ( 1z ) 1 f ' ( z)
(73d)

Cara lain penjabaran energi dan fungsi gelombang dengan menggunakan pers
(71c) yaitu dengan memasukkan pers (71g), (71i), (72), (73c) dan (73d) ke
dalam pers (71c) diperoleh

2
1
1
z ( 1z ) z (1z) { ( 1)z f ( z ) - 2 z ( 1z ) f (z)

2 '
f (z )
z

1z

2
+

( 1 )

( 1z )1 f (z )

z
2 '
f
1z

+ f ' (z )}

) + f ' ' (z ) }

+ (1-2z)

+ ( +1 )

z ( 1z ) { z f ( z )

4
4

z ( 1z ) f ( z )=0
4 z 4 ( 1z )

(73e)

atau
1z

z
( 1 )( 1z )

f ( z )2 f ( z)
+2 (1z)f ' (z ) +
'
2 zf
z

( 1 ) z

(12 z)
(12 z )
f ( z )
f (z) + (12 z) f ' (z )
z (1z) f '' ( z ) } +
z
1z

+ ( +1 )

)+

4 2
4 2

f ( z )=0
4 z 4 ( 1z )

Sehingga diperoleh

1z

4 2
4 2

f ( z )+ z ( 1z ) f ' ' ( z )=0


4 z 4 ( 1z )
( 1 )
( 1 ) z
( 1 )2 +

f (x )+ ( ( 2 +1 ) ( 2 +2 +2 ) z } f ' (z)+ ( +1 )

dimana

1z

1z

1z

1z

1z

1z

1z

( 1 ) z

(12 z ) ( 12 z )
2 ( 1z )

+
=
+
=2 +
1z
1z
1z 1z
1z
1z
1z

sehingga pers (73e) menjadi


''
'
z ( 1z ) f ( z ) + ( ( 2 + 1 )( 2 +2 + 2 ) z } f ( z ) ( 1 ) 2 f 2 f 2f ( 1 ) f + ( +1 ) f =0
(73f)

Dpat dilihat bahwa pers (73f) sama dengan penyelesaian pada pers (74).
Berdasarkan pembahasan pada penyelesaian potensial Rosen Morse dapat
dilihat bahwa identifikasi bentuk fungsi variable yang akan disubstitusikan dan
bentuk fungsi dari variable yang akan disubstitusi pada persamaan Schrodinger
adalah sama dengan potensial Gendenshtein dan sekawannya yaitu fungsi
dengan derajat terendah dan selalu disubstitusi dengan (1-2z). Tetapi untuk
substitusi parameter sedikit berbeda karena parameter yang disubstitusi tidak

hanya tergantung pada parameter dalam potensial. Substitusi parameter


dikenakan pada persamaan diferensial standard yaitu persamaan diferensial
yang diperoleh dari persamaan Schrodinger yang variablenya telah disubstitusi
oleh variable baru.
Seperti pada kelompok potensial Gendenstein, ada empat macam bentuk
potensial yang fungsinya sejenis dengan bentuk fungsi pada potensial Rosen
Morse, ke tiga jenis potensial yang lain adalah
V eff =

1. Manning Rosen :

2 ( 1 )
2 qcothx
2 m sinh2 x

(79a)
2
( + 1 )
V eff =
2qcotx
2. Kepler Problem in Hyper sphere :
(79b)
2 m sin2 x
2 ( + 1 )
2q tanx
3. Modified Kepler Problem in hyper sphere: V eff =
2 m cos2 x

(79c)
Di sini parameter pada semua potensial diberi symbol sama namun harganya
bisa berbeda , tidak harus sama.
6. Aplikasi PD Hypergeometry untuk potensial Manning Rosen
Marilah kita tentukan spectrum energi dan fungsi gelombang untuk
potensial Manning Rosen, kita akan melihat apakah pola substitusi variable dan
para meter mirip dengan substitusi variable dan parameter seperti pada
potensial Rosen Morse. Persamaan Schrodinger untuk potensial Manning Rosen
dinyatakan sebagai
2 2
2
d ( 1 )
+
2 qcothx =E
(80)
2 m d x 2 2 m si nh2 x
Pers. (80) dapat direduksi menjadi persamaan diferensial yang dinyatakan dEq. (61) can be reduced
into single function in term of cothx thus the variable thalam fungsi tunggal yaitu hanya
merupakan fungsi coth x . Berdasarkan pembahasan potensial Rosen Morse, maka kita dapat
memisalkan bahwa substitusi variable untuk sistem potensial Manning Rosen adalah

cothx=12 z maka diperoleh csch 2 x=4 z (z1)


z
=2 z( z1)
x
2 z ( z1)

d
z

=
=2 z ( z1)
dx z x
z

and

(81a)
d2
=
d x2

2 z (z1)

) (81b)

Bila pers. (81a) dan (82b) dimasukkan ke dalam pers. (80) maka pers. (80) berubah menjadi

4 z (z1)

atau

z ( z1 )
{ ( 1 ) 4 z ( z1 )2 q ( 12 z ) +k 2 } =0
z
z

}{

(82a)

2 q+k 2 2 q+ k 2
z ( 1z )
+ ( 1 )

=0
z
z
4z
4(1z)

(82b)

Secara detail pers. (82b) dapat ditulis sebagai


z ( 1z )

dimana

2 q+k 2 2 q+ k 2
+
(
12
z
)
+

(
1
)

=0
z
4z
4 (1z )
z2

k 2=

2 mE
2

(82c)

(82d)

Pers. (82c) merupakan persamaan diferensial standard, dan bila dibandingkan


1
dengan pers. (71c), bisa dikatakan sama kecuali tanda pada koefisien
dan
4z
1
, maka penyelesaian pers. (82c) dapat diperoleh dengan cara yang
4(1z)
sama pada penyelesaian pers. (71c). Penyelesaian pendekatan untuk pers. (82c)
adalah
=z ( 1z ) f (z)

(83)

dimana
2 q+ k 2=4 2 and

2 q+k 2=4 2

(84)

Bila pers. (83) dan (84) dimasukkan ke dalam pers (82b) dan setelah dilakukan
manipulasi aljabar secara sederhana maka pers (82b) menjadi
z ( 1z ) f ' ' + [ ( 2 +1 )( 2 +2 +2 ) z ] f ' + { ( 1 ) ( + ) ( + +1 ) } f =0

(85)

Pers. (85) adalah persamaan diferensial orde dua fungsi hypergeometry dengan
parameter a' = + +1,
(86a)
b' = + + , and
c ' =2 +1
yang memenuhi kondisi agar deret hypergeometry merupakan deret terbatas
yaitu
'

a = + +1=n
where n=0,1,2,3,

sehingga diperoleh

1n 2
+ 2 =

(86b)

Dengan memasukkan pers. (84) ke dalam pers. (86b) diperoleh


1n 2
k 1 4
+ k 4 q2 =
2 2
2

(87)

Dengan memanipulasi pers. (82d) dan pers. (87) diperoleh


2

1n

q2

2
En=

2m

(88)

Penyelesaian umum fungsi gelombang untuk potensial Manning Rosen dapat


diperoleh dengan memasukkan pers (84) dan (85) ke dalam pers (83) yaitu
1cothx

1+cothhx

=
dimana

(89)

1
q
= {( 1n )
}
2
1n

and

1
q
= {( 1n )+
}
2
1n

(90)

Dari pers. (90) dapat diperoleh fungsi gelombang tingkat dasar untuk potensial

Manning Rosen

csch x ( 1)

q
sinh xcosh x 1

=(1)

1
q
+
)
2
2( 1)

(91)

Dari dua contoh pembahasan di atas dapat dilihat bahwa pola penyelesaian
untuk kedua potensial sama baik pengubahan variable maupun parameternya.
Dengan cara yang sama, dapat diperoleh spectrum energi dan fungsi
gelombang untuk kedua potensial yang lain, hasil perhitungan kedua potensial
Kepler problem pada sistem Hypersphere dan modifikasinya di masukkan pada
Tabel 2.

Tabel 2 : Energi potensial, pengubahan variable dan parameter, spectrum energi dan Fungsi gelombang untuk
Kepler problem pada hypersphere.

N
o
1

Energi potensial

Substitusi Substitusi
variabel
parameter

Spektrum
Energy (En)

cotx=i(12 z)4 2=2 i+ k 2


2 ( +1 )
2
qcotx
2 m sin2 x
2
2
4 =2 i+ k

q2
n

{
2m

Fungsi
gelombang
tingkat dasar
cscx ( )

tan x=i(12 z4) 2=2 i+ k 2 n 2


2 ( +1 )
2 q tanx

2 m cos2 x
2
2

4 =2 i+ k
q 2

2m

2 ix

iq
2

sec x ( )

cosxisin x

iq

( n 2 )

7. Potensial Poschl Teller Termodifikasi


Potensial efektif untuk potensial Poschl-teller termodifikasi untuk sederhananya dituliskan
sebagai
2 ( 1 ) ( +1 )
V eff =

(92)
2 m sinh 2 x cosh 2 x
dan persamaan Schrodingernya adalah
2 d 2 2 ( 1 ) ( +1 )
+

=E
(93)
2 m dx 2 2 m sinh 2 x cosh 2 x
2
Untuk menyelesaikan pers (93) kita misalkan
(94a)
cosh x=z
dan diperoleh
z
2

(
)
(
)
=2 z (z1) ;
=2
z
(z1)
{2
z
z1
}
4
z
z1
+2(2 z1)
=

2
2
x

z
z
x
z

(94b)
Bila kemudian pers. (94a) dan (94b) dimasukkan ke pers (93) maka pers (93) menjadi

( 1 ) ( +1 )
2

2 m
4 z ( z1 ) 2 +2 ( 2 z 1 )

= 2 E
(95a)
z
z1
z
z

2 1
k 2 ( 1 ) ( +1 )
+

=0
atau z ( 1z ) 2 + ( 12 z )
(95b)
z
4 4 (1z )
4z
z 2
2m
2
E=k
dimana
(96)
2

Pers. (95a) atau (95b) merupakan persamaan diferensial yang mempunyai dua buah titik regular

singular di titik z=0 dan z=1. Bila pers (95b) dibagi dengan z(1-z) maka untuk harga z=0 ( atau

daerah disekitar z=0) suku-suku

k
4 z (1z )

dan

z
1

4 z
( 1 )

diabaikan terhadap suku

( +1 )
, sehingga pers (95b) berubah menjadi
4(1z) z 2
( +1 )
2 1 12 z
+
2
=0
2
z 2 z (1z) z 4 z ( 1z)
2 1
( +1 )

=0
atau z ( 1z ) 2 + ( 12 z )
(97a)
z
4z
z 2
Karena z=0 merupakan titik regular singular, maka penyelesaian pers. (97a) mirip seperti

penyelesaian pada pers. (29) yang mempunyai penyelesaian bentuk deret namun disini kita tidak
akan menguraikan penyelesaian secara lengkap tetapi hanya mencari penyelesaian index equation
saja dari pers. (97a). Misal penyelesaian pers (97a) yang berbentuk deret dinyatakan sebagai

=z

cn z n
n=0

(97b),

Bila pers (97b) dimasukkan ke dalam pers (97a) akan diperoleh index equation, yaitu persamaan
yang diperoleh dengan cara mengenolkan koefisien

dari suku untuk z pangkat terendah dari

polynomial yang diperoleh bila pers. (97b) dimasukkan ke dalam pers. (97a). sebagai
1 2
+
2

( +1)
1
s ( s1 ) + s
=0 yang dapat disederhanakan menjadi

sehingga diperoleh
2
4
1 2
s
4

1
=
atau s= +
, tetapi disini kita pilih
2
2 2
dan penyelesaian yang dipilih adalah z
(97d)
s=

s=

=
2

(97c)

Untuk harga z=1 ( atau daerah disekitar z=1) suku-suku

k
4 z (1z )

dan

( +1 )
4(1z) z

diabaikan

z
1

terhadap suku
, maka pers (95b) berubah menjadi
4 z
( 1 )

z
1

2
(97e)
4 z
2

1
( 1 )
z ( 1z ) 2 + ( 12 z )

z
z 2
Analog dengan penyelesaian pers. (97a) kita akan memperoleh penyelesaian (97e) yang dapat
dinyatakan sebagai (1z )
dimana telah diset =2

(97f)
(97g)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyelesaian umum pers. (95b) dapat dinyatakan

1z f ( z )
(98)
=z
Untuk menyelesaikan pers (95b), pertama-tama kita harus menentukan turunan
sebagai

pertama dan kedua pers. (98) terhadap variable z,


d
= z 1 ( 1z ) f ( z ) - z (1z ) 1 f ( z)
dz

+ z ( 1z ) f ' (z)

(99a)

and
d2

2
= ( 1 ) z ( 1z ) f ( z ) - z 1 ( 1z ) 1 f ( z)
2
dz

- z 1 ( 1z ) 1 f (z ) + ( 1 ) z (1z) 2 f (z )
z

(1z ) f ' ( z)

z ( 1z )

1 '

f (z)

z 1 (1z ) f ' ( z)
- z (1z ) 1 f ' ( z )

+ z ( 1z ) f ' ' (z)

(99b)

Bila pers. (97c), (97g), (98), (99a), and (99b) ke dalam pers. (95b) diperoleh
2

((

d f
1
df
z ( 1z ) 2 + 2 + (2 +2 +1) z
2
dz
dz

+{

k2
( + )2 }f =0
4

(100)

Pers. (100) menunjukkan persamaan diferensial fungsi Hypergeometry yang


penyelesaiannya dapat dinyatakan sebagai

'

'

'

(101)

f ( z ) 2 F 1 (a ,b ; c , z )
dimana

a' = + +

k
,
2

b' = +

k
2

maka

+ =


+
2 2

dan

c ' =2 +

1
2

(102)
Pers (101) yang merupakan deret pngkat tinggi akan terputus sehingga
diperoleh deret berhingga bila a' =n or b' =n
(103)

+k
+
=n atau k = 2 n
2 2
2
dan diperoleh spectrum energi untuk potensial Poshcl-Teller termodifikasi yaitu
Jadi bila kita pilih harga

E n=

( 2n)2
2m

a' =n

maka

(104)

Penyelesaian fungsi gelombang secara umum dapat diperoleh dengan


memasukkan pers. (94a),(97c), (97g), (101), dan (102)
ke dalam pers (98)
yaitu

1z f ( z )
= cosh

=z

x
2
sinh

(105)

Fungsi gelombang tingkat dasar untuk potensial Poschl-Teller termodifikasi


adalah
0

= cosh

x
2
sinh

(106)

Dari aplikasi persamaan diferensial orde dua fungsi hypergeometry dapat dilihat bahwa untuk
sistem potensial yang persamaan energi potensialnya merupakan fungsi hyperbolik dan fungsi
trigonometri secara sederhana spectrum energi dan fungsi gelombangnya dapat dijabarkan sehingga
aplikasi lebih lanjut dari potensial tersebut dalam bidang material menjadi lebih sederhana pula. Dari
beberapa contoh diatas dapat disimpulkan bahwa sistem potensial yang dapat dipecahkan dengan
persamaan diferensial fungsi hypergeometry melalui substitusi variable dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok yaitu kelompok Gendenshtein, Rosen Morse, Poshcl-Teller, oscillator Harmonik
tiga dimensi. Namun jenis yang terakhir ini tidak di bahas dalam buku ini karena sudah dibahas
dalam buku Flugge, Practical Quantum Mechanics. Ke empat kelompok tersebut dibedakan pada
substitusi parameter, sedangkan untuk substitusi variable , kelompok Gendenshtein sama dengan
kelompok Rosen Morse, tetapi berbeda dengan dua kelompok yang terakhir.
Soal-Soal
2

( + 1 )
2qcotx
2 m sin2 x
Tentukan tingkat-tingkat energi dan fungsi gelombang tingkat dasar untuk potensial Kepler
problem tersebut dengan cara seperti pada potensial Rosen-Morse!

1. Potensial Kepler Problem dinyatakan sebagai

V eff =

2. Tentukan energi spectrum dan fungsi gelombang osilator harmonik satu dimensi dengan
1
m 2 x 2 dengan menggunakan fungsi confluent hypergeometry
energi potensial V(x) =
2
m
dengan substitusi variable : y= x 2 , = !

3. Tentukan energi spectrum dan fungsi gelombang untuk sistem osilator harmonik tiga dimensi
2

bagian radial dengan energi potensial V(x) =

1
l(l+1)
m 2 r 2 +
2
2 m r2

dengan menggunakan

fungsi confluent hypergeometry dengan substitusi variable r 2 !

Persamaan Schrodinger untuk potensial Hulthen adalah


2

d
V 0
2 m d r2

r
a

(69)

=E

r
a

1e

2 2
V0
d
r
=E
2
2m dr
a
e 1

Dari pers (69) dapat dilihat bahwa variable fungsi pada potensial Hulthen (H)
dapat dinyatakan sebagai fungsi tunggal yaitu

r
a

, maka substitusi

variabelnya adalah
1
r
a

=z

e 1

maka diperoleh
z1 2
dan

r
a

atau

e 1=

1
z

(70a)

1 ra
dz
e dr= 2 ,
a
z

d
z 1

=
= z( z1)
dr z r a
z

2 1

+ 2 z (1z )(2 z1)


2
z
z a
2
d
1
= 2 z2
2
dx a

(70b)

Jika pers. (70a) dan (70b) dimasukkan ke dalam pers. (69) diperoleh
2 2
V
d
r 0 =E
2
2m dr
e a 1

2m V 0
1
d
d
2 mE
z
(
z1
)
z ( z1 )

z + 2 =0
2
2
dz
dz
a

(71a)

atau

z ( z1 )

2 (
d 2
2
)
+
2
z1

=0
dz z1 z ( z 1)
z2

2
2 mE 2
a
=
2

rinci dapat ditulis menjadi

di mana telah diset

dan

(71b)

2 mV 0

2
2
2
d ( + ) 2
z ( 1z ) 2 + ( 12 z )

=0
dz
1z
z
z

a2= 2 Pers. (71b) secara lebih

(71c)

Pers. (71c) adalah persamaan diferensial orde dua, paling tidak mempunyai dua
buah titik regular singular dititik z=0 dan z=1, maka dapat diselesaikan seperti
pada penyelesaian pers (44).
Untuk z=0, pers (71c) dapat ditulis menjadi

z (1z)

d2 (
d 2
)
+
12
z

= 0
dz
z
d z2

(71d)
1z 2
2

z
karena
dapat
diabaikan
relatif
terhadap
untuk z menuju
2
4 z ( 1z )
( 2+ 2 )

nol. Penyelesaian pers. (71d) dimisalkan sebagai =z s c n z n


(71e)
Bila pers. (71e) dimasukkan ke dalam pers (71d) maka diperoleh suatu bentuk
polynomial (deret pangkat tinggi), dan bila koefisien dari variable (z) pangkat
terendah, yaitu z s1 , di nolkan maka diperoleh index equation yang
dinyatakan sebagai s ( s1 ) +s 2=0 sehingga diperoleh
s=

yang memberikan penyelesaian pendekatan untuk daerah sekitar z=0 ,


(71f)

Penyelesaian pendekatan untuk daerah disekitar titik z=1 yang merupakan titik
regular singular dapat diperoleh dengan cara yang sama untuk penyelesaian di
sekitar daerah z=0, yaitu
(1z )
di mana

(71h)
2+ 2= 2

(71i)

Dari pembahasan penyelesaian pendekatan di titik z=0 dan z=1 dapat


disimpulkan penyelesaian secara umum pers (71c) dapat dituliskan sebagai
1z f ( z)
=z

(72)

Penyelesaian umum pers (71a) dapat diperoleh dengan menghitung lebih


dahulu komponen pada suku pertama, yaitu
d
= z 1 ( 1z ) f ( z )z ( 1z ) 1 f ( z)
dz

+ z ( 1z ) f ' ( z)

(73a)

dan


{ z ( 1z ) }
= {z ( 1z ) { z 1 ( 1 z ) f ( z )z ( 1z ) 1 f ( z )
z
z z
2 z 1 ( 1z ) +1 f ( z ) z ( +1) ( 1z ) f (z )

z ( 1z ) +1 f ' (z)

( + 1) z ( 1z ) f (z) + 2 z +1 (1z) 1 f ( z)

+1
z

( +1) z +1 (1z ) f ' ( z )

+ z ( 1z ) f ' (z) }}

+1

+ z +1 ( 1z ) +1 f '' (z )

(1z ) f ' (z )
(73b)

Kemudian dengan memasukkan pers (71g), (71i), (72), (73a) dan (73b) ke
dalam persamaan (71a) diperoleh
1z f =0
1z

}{

2 ( 1z )
2z
2 2
f ( 2 + + ) f +
f + [ ( 2 +1 ) ( 2 +2 + 2 ) z ] f ' + z ( 1z ) f '' +

z
z
1z
1z z
z

atau
''

'

z ( 1z ) f + [ ( 2 +1 )( 2 +2 +2 ) z ] f ( + )( + +1 ) f =0

(74)

Sekali lagi dapat dilihat bahwa pers (74) merupakan persaman diferensial orde
dua fungsi hypergeometry di mana a' = + , b' = + +1
and
c ' =2 +1
(75a)
Dengan menggunakan kondisi yang dinyatakan pada pers (7a) untuk pers (74)
dapat diperoleh spectrum energi dari persamaan (75a) yaitu

'

2
+ n 2=

atau

a = + =n

(75b)

Dengan memasukan pers. (71g), (71i) ke dalam pers. (75b) kita peroleh
2

+2 n + n = +

atau

sehingga diperoleh

2 n2
2n

2n2 2

2 n
2
2
n 2
=V 0
2n
2
E n=

2m a2

(76a)

(76b)

Penyelesaian umum fungsi gelombang potensial Hulthen adalah


r
a

e 1 2 F 1( a' ,b ' , c ' , z)


r

1e a e a
=

(77a)

Bila pers. (76a) dimasukkan ke dalam pers. (71i), dan (71g) maka dapat
diperoleh
(77b)
dan bila pers (77b) dimasukkan ke dalam pers.(77a) diperoleh
1tanhx

1
q
(n +
)
2
n

(n

1+tanhx 2

q
)
n

(77c)

dimana

dan

'

'

'
c
'
'
'
'
'
'
z 2 a ( a +1 ) ( a +2 ) b ( b +1 ) (b +2)
( ' ' +1) +

2!
c
'
'
'
'
a ( a +1 ) b (b +1)
a'b'

'
'
'
(
)
F
a
,
b
,
c
,
z
=1+
z
+
2 1

c'

a' =n ,

b' =2 n+1 , dan

c ' = n+

(77d)

q
1
+
n 2

(77e)

n adalah bilangan bulat positif atau negative.


Fungsi gelombang tingkat dasar untuk partikel yang tu nduk pada potensial RM
dapat diperoleh dari pers. (77c) untuk
1

0=

n+

1tanhx 2 ( n+ n )

q
n

sech x

2
0 =

F 1 ( a ' , b' , c' , z ) =1 , yaitu

1+tanhx 2 (n n )

2
1

atau

sech x (n)

cosh x +sinh x n
{
}
2

(78)

Persamaan Schrodinger untuk potensial Wood Saxon adalah

V0

2 m d r2

1+ e

=E

r R
a

(69)

dimana a<<< R dan l=0


Dari pers (69) dapat dilihat bahwa variable fungsi pada potensial Wood-Saxon (WS) dapat
dinyatakan sebagai fungsi tunggal yaitu e
1
e

r R
a

=z

atau

+1

1
e
a

maka diperoleh

r R
a

rR
a

+1=

dr=

1
z

, maka substitusi variabelnya adalah

(70a)
d
z 1

=
= z( z1)
dr z r a
z

dz
,
2
z

+ 2 z (1z )(2 z 1)
2
z
z a
2
d
1
1

1 2
= z ( z1 )
z ( z1 )
= 2z
2
z a
z a
dx a
z1

dan

rR
a

(70b)

2 2
V0
d

=E
2
r
Jika pers. (70a) dan (70b) dimasukkan ke dalam pers. (69) diperoleh 2 m d r
a
e 1

1
d
d 2 mV 0
2 mE
z ( z1 )
z ( z1 )
+
z + 2 =0
2
2
dz
dz
a

atau

z ( z1 )

(71a)

(
d

+ 2 z1 ) +

=0 (71b)
2
dz z 1 z (z1)
z

di mana telah diset

2
2 mE 2
a
=
2

dan

2 mV 0
2

a2= 2 Pers. (71b) secara lebih rinci dapat

ditulis menjadi
2
2
2
d ( ) 2
z ( 1z ) 2 + ( 12 z ) +

=0
dz
1z
z
z

atau

2
2
2
d ( ) 2
z ( 1z ) 2 + ( 12 z )

=0
dz
1z
z
z

(71c)

Pers. (71c) adalah persamaan diferensial orde dua, paling tidak mempunyai dua buah titik regular
singular dititik z=0 dan z=1, maka dapat diselesaikan seperti pada penyelesaian pers (44).

Untuk z=0, pers (71c) dapat ditulis menjadi

z (1z)

d2 (
d 2
)
+
12
z

= 0 (71d)
dz
z
d z2

1z
2
z
karena
dapat diabaikan relatif terhadap
4 z 2 ( 1z )
( 2+ 2 )

pers. (71d) maka dimisalkan sebagai =z s c n z n


(71e)

untuk z menuju nol. Penyelesaian

Bila pers. (71e) dimasukkan ke dalam pers (71d) maka diperoleh suatu bentuk polynomial (deret
pangkat tinggi), dan bila koefisien dari variable (z) pangkat terendah, yaitu z s1 , di nolkan maka
diperoleh index equation yang dinyatakan sebagai s ( s1 ) + s 2=0 sehingga diperoleh
s=
(71f)

yang memberikan penyelesaian pendekatan untuk daerah sekitar z=0 sebagai

Penyelesaian pendekatan untuk daerah disekitar titik z=1 yang juga merupakan titik regular singular
dapat diperoleh dengan cara yang sama untuk penyelesaian di sekitar daerah z=0, yaitu
(1z )

(71h)

di mana 22 = 2

(71i)

Dari pembahasan penyelesaian pendekatan di titik z=0 dan z=1 dapat disimpulkan bahwa

penyelesaian secara umum pers (71c) dapat dituliskan sebagai

1z f ( z)
=z

(72)

Penyelesaian umum pers (71a) dapat diperoleh dengan menghitung lebih dahulu komponen pada
suku pertama, yaitu
d
= z 1 ( 1z ) f ( z )z ( 1z ) 1 f ( z) + z ( 1z ) f ' (z)
dz

(73a)

dan


{ z ( 1z ) }
= {z ( 1z ) { z 1 ( 1 z ) f ( z )z ( 1z ) 1 f ( z ) + z ( 1z ) f ' ( z) }}
z
z z
2 z 1 ( 1z ) +1 f ( z ) z ( +1) ( 1z ) f (z ) + z ( 1z ) +1 f ' (z)
( + 1)z ( 1z ) f (z) + 2 z +1 (1z) 1 f ( z)
+1
z

( +1) z +1 (1z ) f ' (z )

z +1 (1z ) f ' ( z )

+ z +1 ( 1z ) +1 f '' ( z )

(73b)

Kemudian dengan memasukkan pers (71g), (71i), (72), (73a) dan (73b) ke dalam persamaan (71a)
diperoleh

1z f =0
1z

}{

( 1z )
2z
2 2
f ( 2 + + ) f +
f + [ ( 2 +1 ) ( 2 +2 + 2 ) z ] f ' + z ( 1z ) f '' +

z
z
1z
1z z
z

atau
''

'

z ( 1z ) f + [ ( 2 +1 )( 2 +2 +2 ) z ] f ( + )( + +1 ) f =0

(74)

Sekali lagi dapat dilihat bahwa pers (74) merupakan persaman diferensial orde dua fungsi
hypergeometry di mana a' = + , b' = + +1 and c ' =2 +1
(75a)
Dengan menggunakan kondisi yang dinyatakan pada pers (7a) untuk pers (74) dapat diperoleh
spectrum energi dari persamaan (75a) yaitu
2
atau + n 2=

'

a = + =n

(75b)

Dengan memasukan pers. (71g), (71i) ke dalam pers. (75b) kita peroleh

2+2 n + n2= 2 2 atau

sehingga diperoleh

( 2+n2 )
2n
=

2n2 2

2 n
2
2
+n 2
=V 0
2n
2
E n=

2 m a2

(76a)

(76b)

Penyelesaian umum fungsi gelombang potensial Hulthen adalah


r
a

e 1 2 F 1(a' ,b ' , c ' , z)


r

1e a e a
=

(77a)

Anda mungkin juga menyukai