familiar pun penyelesaiannya tidak mudah difahami mahasiswa. Walaupun penyelesaian persamaan
Schrodinger dengan fungsi Hypergeometric cukup moderat, namun ada bagian yang agak sulit yaitu
mencari bentuk variable yang disubstitusikan ke dalam persamaan Schrodinger agar persamaan
Schrodinger berubah menjadi persamaan diferensial orde dua fungsi hypergeometry atau confluent
hypergeometry. Bila persamaan Hypergeometry telah diperoleh, tingkat-tingkat energi suatu sistem
dan juga fungsi gelombangnya dapat diperoleh dengan mudah. Variabel baru yang disubstitusikan
biasanya diperoleh dengan cara coba-coba, namun sekali dapat menemukan variable baru untuk
suatu sistem, variable baru untuk sistem yang lain dapat ditentukan dengan cara menebak yang lebih
intelek dan terarah.
Persamaan diferensial orde dua fungsi Hypergeometry yang diusulkan oleh Gau
dinyatakan
sebagai
z ( 1z )
d2
d
+ ( c(a+b +1) z ) ab=0
2
dz
dz
(1)
Persamaan (1) mempunyai dua buah titik reguler singular yaitu di titik z = 0 dan z =1, karena
penyelesaian di titik z = 0 lebih sederhana dari pada penyelesaian di titik z = 1, maka mula-mula
dipilih penyelesaian di sekitar titik z = 0. Pers (1) dapat diselesaikan dengan bentuk deret di sekitar
titik z = 0 yaitu
z s an z n
Kemudian pers (2) dimasukkan ke dalam pers (1)
ab ab(a 0 z s a1 z s 1 a2 z s2 a3 z s 3 ....)
(2)
(c (a b 1))
d
(c (a b 1) z )( sa0 z s1 ( s 1)a1 z s
( s 2)a2 z s1
dz
( s 3)a3 z s2 ( s 4)a4 z s3 ...)
d 2
z (1 z ) 2 ( z z 2 )( s ( s 1)a0 z s2 ( s 1) sa1 z s1 ( s 2)( s 1)a2 z s ...)
dz
s 1
0=
z (csa0 s ( s 1)a0 )
(csa0 s ( s 1)a0 ) 0 atau sa0 (c ( s 1)) 0 yang tidak lain adalah merupakan
index equation yang memberikan harga s=0 atau s=1-c.
(4a)
Untuk zs-1,
Untuk zs :
1
)(
c
s
))
( s 1)(c s ))
atau
(4b)
Untuk zs+1 koefisiennya adalah
(( s 2 s (a b 1)( s 1) ab)
a2
a0
( s 2)( s 1 c))
a2
atau
( s 1 a)( s 1 b)
( s a )( s 1 a )( s b)( s 1 b)
a1
a0
( s 2)(c s 1))
( s 1)( s 2)( s c)(c s 1)
(4c)
an
( s a )( s 1 a )( s b)( s 1 b)....( s (n 1) a )( s (n 1) b)
a0
( s 1)( s 2)( s c)(c s 1)....( s n)( s (n 1) c)
(4d)
Berdasarkan index equation diperoleh dua macam harga s=0 atau s=1-c. Untuk s = 0, persamaan
(4d) menjadi
an
an
atau
(5)
dan bentuk penyelesaian PD Hypergeometric yang dinyatakan pada pers (1) adalah
2
( a) n (b) n n
(a) (b)
z n n zn
n 0 (1) n (c ) n
n 0 n!(c ) n
F1 (a, b; c; z ) 1 ( z )
dimana
dan
(6)
(a)0 1
(7)
Penyelesaian di atas mempunyai harga bila semua penyebut dari deret tersebut tidak
nol, maka c -n, dimana n = 0, 1, 2, 3, 4, ......
Bila a = -n atau b = -n,
(7a)
maka bentuk penyelesaian yang berupa deret menjadi terputus sehingga diperoleh
penyelesaian yang berhingga yaitu polynomial pangkat n. Dari kondisi yang dinyatakan
pada pers. (7a) dapat diperoleh tingkat energi sistem.
(1 x 2 )
d 2 P( x)
dP
2x
n(n 1) P 0
2
dx
dx
(8)
Bila x pada pers (8) diubah menjadi (1-2x) maka P(x) menjadi P(1-2x), dx menjadi d(12x)=-2dx dan persamaan (8) dapat ditulis menjadi
4 x(1 x)
x(1 x)
d 2P
dP
2(1 2 x)
n(n 1) P 0
2
4dx
2dx
atau
d 2 P( x)
dP
(1 2 x)
n(n 1) P 0
2
dx
dx
( 9)
Dengan membandingkan antara bentuk pers (1) dengan pers (9) maka didapat penyelesaian PD
fungsi Legendre sama dengan penyelesaian PD hypergeometric yang ditunjukkan oleh pers (10)
Pn (1 2 x) 2 F1 (n, n 1;1; x )
(10)
Untuk s =1-c, maka penyelesaian ke 2 dari PD Hypergeometric pada pers (1) adalah
2 ( z ) z1 c 2 F1 ( a 1 c, b 1 c;2 c; z )
(11)
Penyelesaian PD Hypergeometric jenis kedua ini tidak nol bila c 2,3, .....
Dari penyelesaian bentuk pertama dan kedua PD Hypergeomeric, maka penyelesaian umum PD
Hypergeometric dapat dinyatakan sebagai
( z ) A2 F1 ( a, b; c; z ) Bz 1 c 2 F1 (a 1 c, b 1 c;2 c; z )
(12)
Walaupun terdapat penyelesaian secara lengkap seperti ditunjukkan pada pers. (12), namun dalam
pengaplikasiannya kita hanya memilih bentuk penyelesaian yang sederhana seperti yang ditunjukkan
oleh pers. (6).
Persaman Diferensial Orde Dua Fungsi Confluent Hypergeometric
Bila disubstitusikan x=bz pada PD Hypergeometric pers (1), diperoleh
x
x 2
x
(1 - )
(c (a b 1) )
- ab 0
b
b 1 x 2
b 1 x
b2
b
(1a)
x 2
x
x(1 - ) 2 (c (a 1) x)
- a 0
b x
b
x
(13)
Bila pada pers (13) harga b maka pers (13) menjadi persamaan diferensial Kummer
yang dinyatakan sebagai
x
(c x)
- a 0
2
x
x
(14)
c-x
a
..atau
x
x
,maka titik x=0 disebut titik regular singuler dan
Untuk x=0,
titik x= disebut sebagai titik ordinary . Penyelesaian PD Kummer pada pers (14)
disekitar titik x=0 dapat dinyatakan sebagai
( x) x s an x n
(15)
Bila pers (15) dimasukkan kedalam pers (14) diperoleh hubungan antara harga an yang
berturutan pada pers (15), yaitu
an
s (n 1) a
an1
( s n)( s (n 1) c)
(16)
Karena ada dua macam harga s yang diperoleh dari index equation pada pers (15) ,
yaitu diperoleh setelah memasukkan pers (15), ke dalam pers (14), dengan
menggunakan langkah-langkah seperti pada penyelesaian PD hypergeometry, maka
juga diperoleh dua macam bentuk penyelesaian pada PD Kummer, penyelesaian bentuk
pertama untuk s = 0 yang merupakan fungsi Confluen Hypergeometrik dan dinyatakan
sebagai
2
3
(a ) n x n
a a ( a 1) x a (a 1)( a 2) x
1 x
c(c 1) 2! c(c 1)(c 1) 3! + . (17)
n 0 (c ) n n!
c
=
1 ( x) 1 F1 ( a; c; x)
(a c 1) n x n
(2 c) n n!
n 0
2 ( x)1 F1 (a c 1;2 c; x)
(18)
Penyelesaian umum dari PD Kummer adalah jumlah dari penyelesaian bentuk pertama
dan kedua dan dinytatakan sebagai
( x) A1 F1 ( a; c; x) B1 F1 (a c 1;2 c; x)
(19)
F1 (a; c; x)
(c) ia a (c) x a c
e x
e x
(c a )
( a)
(20)
1 d 2 dR 2me
r
2
dr
r 2 dr
e2
1 2
4 0 r
2 me r 2
R 0
(21)
E E
Bila dimisalkan
8me E
2
1/ 2
r
=
e 2 me
2 o 8 E
dan
r
1/ 2
dimana
8me E
2
1/ 2
e 2 me
e 2 me
2 0 2 4 0 2
maka
r2
2
2
(22)
(23)
dan bila pers (22) dan (23) dimasukkan ke persamaan (21) maka diperoleh
1
2 2 R 2 ( 1)
R 2
R 0
2
2
4
(24)
2
Kemudian pers (24) dibagi dengan akan diperoleh
1
1 2 R ( 1)
R
R 0
2
2
(25)
R
R 0
2
2
d
(25a)
2
( 1)
2
(26)
Pers diferensial orde dua pada pers (26) merupakan persamaan diferensial sederhana
yang mempunyai penyelesaian bentuk eksponensial yang dinyatakan sebagai
R e / 2
(27)
U( )
(28)
dan kemudian pers (28) dimasukkan ke pers. ( 25a) sehingga tereduksi menjadi
persamaan deferensial dengan fungsi gelombang U
1
d 2 U ( 1)
U
U 0
2
2
d
(29)
Penyelesaian pers (29) untuk harga 0 berbentuk deret yang dinyatakan sebagai
k 0
(30)
Bila pers. (30) dimasukkan ke dalam pers (29) maka diperoleh persamaan identitas
atau pers. polynomial dalam dimana dari harga koefisien untuk pangkat terendah
yang sama dengan nol menghasilkan index equation sehingga diperoleh dua harga s
yaitu
s dan s 1
(31a)
U 1
(31b)
sebagai
U 1e 2 L( )
(32)
Bila pers (32) dimasukkan ke pers (29), maka pers (29) berubah menjadi
2L
L
2 1
1 L 0
2
Pers
(33)
mempunyai
membandingkan
bentuk
parameter
(33)
yang
pada
sama
pers.
(14)
dengan
dan
pers.
pers.
(14)
(33)
dan
dapat
dengan
diperoleh
c 2 2,...a 1 k nr ,..atau...n k nr 1
(34)
dengan
penyelesaian
secara
langsung
fungsi
gelombang
bagian
radial
En
me e 4
2 2
n
(4 o ) 2 2n 2 2
2me
(35)
me 2
1
n
2
4 0 n na0 ,
dimana
Dari pembandingan parameter di atas diperoleh penyelesaian PD Laguerre yang
dinyatakan dalam bentuk Fungsi Confluent Hypergeometrik
(36)
Dari pers (32) dan (36) diperoleh penyelesaian fungsi gelombang bagian radial untuk
atom H yaitu
R Rn N n e / 2 L2n1
N n e / 2 1 F1 ( 1 n;2 2;2 n r )
(37)
n !
1
3
Rn r
2 n
(2 1)!
2n n 1!
1/ 2
2 n r er Ln 2 n r
2 1
(38)
1
2 b(a+ )cosh x
b +a ( a+1 )
2
V eff =
2
2 m sinh x
2m
sinh 2 x
2
(39)
2
2 2
2
2
d
b +a ( a+1 )
+
2 m d x 2 2 m sinh 2 x
2m
1
2 b(a+ ) cosh x
2
=E
sinh2 x
(40)
Persamaan (40) dapat diubah menjadi persamaan diferensial orde dua fungsi Hypergeometry dengan
cara melakukan substitusi variable secara tepat. Substitusi variable pada awalnya didasarkan pada
substitusi variable pada SUSY WKB yang merupakan bagian dari Desertasi penulis dan substitusi
variable pada persamaan Schrodinger untuk potensial Poshcl-Teller yang dibahas dalam
Flugge,Practical Quantum Mechanics. Dari kedua dasar tersebut maka dimisalkan substitusi
variable untuk pers (40) adalah
cosh x =1-2z maka sinh x= 2 z (z1)
(41)
d
1 d
=( z ( z1 ) )
z ( z1 )
=z ( z 1 ) 2 +( z )
2
z
z
2 dz
dx
dz
(42)
Dengan memasukkan pers (41) and (42) ke dalam pers. (40) maka pers. (40) menjadi
2
d2
1 d b +a ( a+ 1 )
1 ( 12 z )
2 m
z ( z1 ) 2 + z
2b a+
= 2 E
2 dz
2 4 z ( z1 )
4 z ( z1 )
dz
( )
, dan karena
( )
2m
2
E=k
2
(43)
(43a)
1
1
1
= +
, maka pers (43) menjadi
z (1z) z 1z
d2 1
d
z ( 1z ) 2 + z
+ k 2
2
dz
dz
( )
2
2
1
1
1
1
b }
{ a+ +b }
2
4
2
4
=0
4z
4 (1z )
( )
{ a+
( )
(44)
Persamaan diferensial orde dua pada pers. (44) mempunyai dua buah titik
regular singular di titik z= 0, or z = 1.
Untuk titik z=0, pers. (44) berubah menjadi
2
1
1
b }
2
4
=0
4z
( )
{ a+
(44a)
2
karena suku-suku
d2 1
d
(
)
z 1z
+( z)
2
2
dz
dz
k
1
1
{ a+ +b }
z (1z )
2
4
2
4 z (1z)
( )
2
1
1
b }
2
4 untuk z mendekati nol. Seperti pada penyelesaian pendekatan
2
4 z (1z)
untuk pers. (29) disekitar titik z=0 yang dinyatakan pada pers (31b) yang
diperoleh dari index equation pers (31a) yang mana pers (31a) diperoleh
dengan memasukkan pers (30) ke dalam pers. (29). Maka penyelesaian
( )
{ a+
pendekatan untuk pers (44a) dapat diperoleh dengan langkah yang sama yaitu
dari pers (29) sampai dengan pers (31b) sehingga diperoleh penyelesaian
1
1
b } =2 (2 1)
2
4
( )
dimana
atau =
Untuk z = 1, suku-suku
2
1
1
+b}
2
4
2
4 z (1z)
( )
{ a+
suku
z ( 1z )
d 1
d
+( z)
2
2
dz
dz
k
z (1z)
dan
a+ b
2
(45b)
2
1
1
b }
2
4
2
4 z (1z )
( )
{ a+
diabaikan terhadap
2
1
1
{ a+ +b }
2
4
=0
4(1z)
( )
(44b)
2
1
1
{ a+ +b } =2 (2 1)
2
4
( )
ab
2
(45d)
1z f ( z )
=z
(46)
Untuk menyelesaiakan persamaan diferensial pada pers. (44), kita hitung lebih
dahulu turunan pertama dan kedua pers. (46), yaitu
d
1
1
= z ( 1z ) f (z )z ( 1z ) f (z)
dz
+ z ( 1z ) f ' (z)
d2
2
= ( 1 ) z ( 1z ) f ( z ) - z 1 ( 1z ) 1 f ( z)
2
dz
- z 1 ( 1z ) 1 f (z ) + ( 1 ) z (1z) 2 f (z )
(46a)
z 1 (1z ) f ' ( z)
- z (1z ) 1 f ' ( z )
(1z ) f ' ( z)
z ( 1z )
1 '
f (z)
(46b)
Bila pers. (45b) , (45d), pers. (46), pers. (46a) dan pers. (46b) dimasukkan
kedalam pers (44) maka persamaan (44) menjadi
z ( 1z )
d2 f
1
df
+ 2 + (2 +2 +1) z
2
2
dz
dz
((
{( + )2 k 2 }f =0
(47)
Dapat dilihat bahwa pers. (47) merupakan persamaan diferensial orde dua
fungsi Hypergeometry, dengan mengaplikasikan kondisi pada pers (7a) pada
pers (47) maka diperoleh
( + ) +k =n
or
( + ) k =n
(48)
Bila pers. (43a), (45b) dan pers (45d) dimasukkan ke persamaan pertama pada
pers (48) diperoleh spectrum energi potensial Gendenshtein I sebagai
an 2
2
E n=
2m
(49)
'
c n
a' n
(50)
dimana
'
a = + +k ,
'
b = + k
dan
c ' =2 +
1
2
, sehingga
+ =a
(50a)
Dengan memasukkan pers (45b), (45d), (50) dan (50a) ke dalam pers. (46)
maka diperoleh fungsi gelombang untuk potensial Gendenshtein II yang
dituliskan sebagai
=
1coshx
2
a+b
2
) (
1+coshx
2
ab
2
2
F1 ( z )
1+coshx
a+ b
a +b ( sinhx )
(1)
(51)
1+coshx
( sinhx )a +b
0
(52)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah utama adalah pada
penentuan variable yang akan disubstitusi dan yang akan disubstitusikan ke
dalam persamaan Schrodinger sehingga berubah menjadi persamaan diferensial
orde dua fungsi hypergeometry. Sekali persamaan diferensial fungsi geometry
terbentuk, spectrum energi dan fungsi gelombang dapat ditentukan dengan
sederhana.
Ada tiga jenis potensial yang sejenis dengan potensial Gendenshtein II yaitu Gendenshtein I, III,
dan IV yang dinyatakan sebagai
2
2
b a (a+1)
V eff =
+
2 m cosh 2 x
2m
2
1
2 b( a+ )sinh x
2
cosh 2 x
1
2b (a )cos x
b +a(a1)
2
;
V eff =
2
2
2m
2m
sin x
sin x
2
1
2 b( a ) sin x
b +a( a1)
2
V eff =
+
2
2m
2m
cos x
cos2 x
2
(53a)
(53b)
(53c)
2
2 2
2
2
d
b a ( a+1 )
+
+
2 m d x 2 2 m cosh 2 x
2m
1
2 b( a+ )sinh x
2
=E
cosh 2 x
(54)
z=
1z=
1i sinhx
2
(55b)
z
=i z (1z )
x
(55c)
d
z
=
=i z (1z )
dx z x
z
sehingga
2
and
1+i sinhx
2
(55a)
d
1
d
=( i z (1z ) )
i z ( 1z )
=z (1z ) 2 ( z )
2
z
2
dz
dx
dz
(56)
Dengan memsukkan pers. (55a), (55c), dan (56) ke dalam pers. (54) we get
z ( 1z )
2
d2 1
d b a ( a+1 )
1 i ( 2 z1 )
2 m
+ 2b a+
= 2 E
2
2
dz
(
)
2
(
)
4 z 1z
4 z 1z
dz
( )
( )
or
z ( 1z )
d 1
d
+ z
+
2
2
dz
dz
( )
( 12 )+ 4 bzi( a+ 12 ) = 2m E
b2a ( a+1 )2 bi a+
4 z ( 1z )
2m
E=k 2
2
dan karena
(57)
1
1
1
= +
z (1z) z 1z
(58a)
maka suku terakhir pada ruas kiri pada pers (57) dapat dituliskan sebagai
( 12 ) } + 14 4z
2
{bi a+
( 12 ) } + 14 4(1z)
{b+ i a+
(58b)
d2 1
d
(
)
z 1z
+ z
2
2
dz
dz
( )
+{
( 12 ) } + 14 4z
+ k } =0
( 12 ) } + 14 4(1z)
2
{b+ i a+
{bi a+
(59)
Pers. (59) merupakan persaan differensial orde dua homogeny yang mempunyai
titik regular singular di titik z= 0, 1. Dengan menggunakan langkah yang sama
seperti pada potensial Gendenshtein II, yaitu dari pers. (44) sampai pers. (46)
maka penyelesaian umum untuk potensial Gendenshtein II dapat dinyatakan
sebagai
1z f ( z )
=z
(60)
dimana kita telah melakukan substitusi parameter, yang diperoleh dari index
equation, sebagai
dan
( 12 ) } + 14 =2 ( 2 1 )
{bi a+
( 12 ) } + 14 =2 (2 1)
2
{b+ i a+
maka
maka
a+ib
2
(a+ib)
2
(61a)
(61b)
+ z ( 1z ) f ' (z)
(62a)
dan
d2
2
= ( 1 ) z ( 1z ) f ( z ) - z 1 ( 1z ) 1 f ( z)
2
dz
- z 1 ( 1z ) 1 f (z ) + ( 1 ) z (1z) 2 f (z )
z 1 (1z ) f ' ( z)
z ( 1z ) 1 f ' ( z )
z 1 (1z ) f ' ( z)
- z (1z ) 1 f ' ( z )
(62b)
Kemudian bila pers. (60), (61a), (61b), (62a), dan (62b) dimasukkan ke dalam
pers. (59) maka diperoleh
2
z ( 1z )
((
d f
1
df
+ 2 + (2 +2 +1) z
2
2
dz
dz
+{
k ( + ) } =0
(63)
Sekali lagi ditunjukkan bahwa pers (63) merupakan pers. diferensial orde dua
fungsi Hypergeometry yang penyelesaiannya dinyatakan sebagai
f ( z ) 2 F 1 (a' ,b ' ; c ' , z )
dimana
(64)
a' = + +k ,
b' = + k
'
c =2 +
and
1
2
(65a)
+ =a
or
b' =n
(65b)
a' =n
maka
+ + k=n
sehingga diperoleh
Bila pers (66) dimasukkan ke dalam pers. (58a) akan diperoleh spectrum energi
untuk potensial Gendenshtein I, yaitu
E n=
( an)2
2m
(67)
1+i sinhx
1+sin h 2 x
=
4
1z f ( z )
=z
1i sinhx
2 F 1(a' ,b ' ; c ' , z )
2
a
2
cosh x a +ib
ib
1i sinhx 2
2 F 1 (a' , b' ; c ' , z )
1+isinhx
1+isinhx ib
2 F 1 (a' , b' ; c' , z )
2
(68a)
Fungsi gelombang tingkat dasar dapat dipe roleh dari pers (68a) yaitu
cosh x a +ib
2
0 =
1+isinhx ib
(68b)
Berdasarkan pembahasan pada kedua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa untuk ke empat jenis
potensial diatas variable yang disubstitusi adalah variable dari fungsi dengan derajat terendah.
Misalnya pada potensial Gendenshtein II, semua variable fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk
fungsi cosh x, dan untuk potensial Gendenshtein I adalah dalam bentuk fungsi sinh x, sedangkan
variable yang akan disubstitusikan adalah (1-2z) dan i(1-2z). Dengan demikian untuk menentukan
variable yang akan disubstitusi, kita amati lebih dahulu apakah variable fungsi pada potensial dapat
diubah menjadi satu jenis fungsi saja, setelah teridentifikasi hanya satu variable fungsi, kemudian
derajat terendah dari variable fungsi adalah variable yang akan disubstitusi. Dari kedua contoh juga
ditunjukkan bahwa variable yang disubstitusikan keduanya hampir sama, bedanya hanya factor i.
Dari analisis kedua potensial tersebut dapat diramalkan bahwa untuk potensial Gendenshtein III dan
IV yang potensialnya ternyata juga dapat dinyatakan dalam satu variable fungsi saja yaitu sin x atau
cos x, maka variable yang akan disubstitusikan juga sama yaitu 1-2z saja.
Demikian untuk substitusi parameter pada variable fungsi potensial juga dapat dilihat adanya
pola substitusi yang sama, kalau toh berbeda terletak pada tandanya saja. Substitusi parameter juga
bagian yang penting dalam pengubahan dari pers. Schrodinger ke pers. diferensial fungsi
Hypergeometry.
Dengan menggunakan langkah-langkah diatas dapat disimpulkan hasil penjabaran fungsi
gelombang dan tingkat-tingkat energi untuk potensial G III dan IV sebagai berikut
Tabel I. Daftar substitusi variable dan parameter, spectrum energi dan fungsi gelombang tingkat dasar
untuk Potensial G I, G III, dan G IV.
No
Pers. Potensial
Pengubaha Pengubahan
n Variabel Parameter
Spektrum
Energi
Fungsi
Gelombang
Tingkat Dasar
2
1
cosh x a ib
x=i
z)
1
1
2 b (a+ sinh
)sinh
x (12{b+
i a+ }2 + =2En=
(
2
1 )
2
b a ( a+1 )
2
2
4
2m
{
+
2m
cosh 2 x
cosh 2 x
2
(an)
1+isinhx ib
1
1
{bi a+ }2+ =2 ( 2 1 )
2
2
4
( )
( )
2
cos
1 x=12 z
1 2 1
)
2 b(a )cos x
{b
a
}
=2
(
21
E
=
n
b + a ( a1 )
2
2
4
2m
{
2
2
2m
sin x
sin x
(a+ n)2
1 2 1
{b a } =2 ( 2 1 )
2
4
sin x a+b
1+ cosx b
2
1sin x=12 z
1
1
)
2 b (a )sin x
{b+ a }2 =2 E( 2n=
1
b + a ( a1 )
2
2
4
2m
{
+
}
2
2
2m
cos x
cos x
(a+ n)2
1
1
{b a }2 =2 ( 2 1 )
2
4
cos x a+ b
1+ sinx b
( )
( )
( )
( )
2 q tanhx =E
2 m d x 2 2 m cosh 2 x
(69)
Dari pers (69) dapat dilihat bahwa variable fungsi pada potensial Rosen Morse
(R M) dapat dinyatakan sebagai fungsi tunggal yaitu tanh x , maka substitusi
variabelnya adalah
(70a)
tanhx=12 z
maka diperoleh
2
1z
dan
d
z
=
=2 z (1z)
dx z x
z
+4 z(1z)(12 z )
2
z
z
2
d
2
=4 z
2
dx
(70b)
Jika pers. (70a) dan (70b) dimasukkan ke dalam pers. (69) diperoleh
4 z ( 1z )
d
d
{z ( 1z ) }+ { ( +1 ) 4 z ( 1z )2 q+ k 2+ 4 qz } =0
dz
dz
(71a)
atau
d2
d
2 qk 2 4 qz
z (1z) 2 + ( 12 z ) }+ ( +1 )
=0
dz
4 z (1z)
dz
(71b)
d2
d
2 qk 2 2 qk 2
+
(
12
z
)
}+
+1
)
=0
2
dz
4z
4 (1z )
dz
(71c)
Pers. (71c) adalah persamaan diferensial orde dua, paling tidak mempunyai dua
buah titik regular singular dititik z=0 dan z=1, maka dapat diselesaikan seperti
pada penyelesaian pers (44).
Untuk z=0, pers (71c) dapat ditulis menjadi
(71d)
d2 (
d 2 qk 2
)
z (1z) 2 + 12 z
= 0
dz
4z
dz
1z
( +1 )
2 qk 2
4
z
karena
dan
dapat diabaikan relatif terhadap
z ( 1z )
4 z 2 ( 1z )
2 qk 2
2 qk 2=4 2
(71g)
Penyelesaian pendekatan untuk daerah disekitar titik z=1 yang merupakan titik
regular singular dapat diperoleh dengan cara yang sama untuk penyelesaian di
sekitar daerah z=0, yaitu
(1z )
di mana
(71h)
2 qk 2=4 2
(71i)
(72)
+ z ( 1z ) f ' (z)
(73a)
dan
{ z ( 1z ) }
= {z ( 1z ) { z ( 1 z ) f ( z) - z (1z ) 1 f ( z )
z
z z
2 z 1 ( 1z ) +1 f ( z ) - z (+ 1) ( 1z ) f ( z )
z ( 1z ) +1 f ' ( z)
+ z ( 1z ) f ' ( z)}}
- ( + 1) z ( 1z ) f (z ) + 2 z +1 (1z ) 1 f ( z)
+1
z
( +1) z +1 ( 1z ) f ' (z )
+1
( 1z ) f ' (z )
+ z +1 ( 1z ) +1 f '' ( z )
(73b)
Kemudian dengan memasukkan pers (71g), (71i), (72), (73a) dan (73b) ke
dalam persamaan (71a) diperoleh
1z f =0
1z
}{
( 1z )
2 z
4 2
4 2
f ( 2 + + ) f +
f + [ ( 2 + 1 )( 2 +2 + 2 ) z ] f ' + z ( 1z ) f ' ' + ( + 1 )
z
z
1z
4 z 4( 1z)
z
atau
z ( 1z ) f ' ' + [ ( 2 +1 )( 2 +2 +2 ) z ] f ' + { ( +1 )( + )( + +1 ) } f =0
(74)
Sekali lagi dapat dilihat bahwa pers (74) merupakan persaman diferensial orde
dua fungsi hypergeometry di mana a' = + , b' = + + +1
and
1
c ' =2 +
(75a)
2
Dengan menggunakan kondisi yang dinyatakan pada pers (7a) untuk pers (74)
dapat diperoleh spectrum energi dari persamaan (75a) yaitu
a' = + =n
or
n 2
2
+ =
(75b)
Dengan memasukan pers. (71g), (71i) ke dalam pers. (75b) kita peroleh
2
n
k 2 1 4
+ k 4 q2=
2 2
atau
n 2
n 2
2
q
k 2=
(76a)
sehingga diperoleh
q2
2
E n=
2m
(76b)
1tanhx
1+tanhx
(77a)
Bila pers. (76a) dimasukkan ke dalam pers. (71i), dan (71g) maka dapat
diperoleh
1
q
= (n+
)
2
n
dan
1
q
= (n
)
2
n
(77b)
1tanhx 2
(n +
q
)
n
1
q
(n
)
2
n
1+tanhx
dimana
dan
'
(77c)
'
'
'
c
'
'
'
'
'
'
z 2 a ( a +1 ) ( a +2 ) b ( b +1 ) (b +2)
( ' ' +1) +
2!
c
'
'
'
'
a ( a +1 ) b (b +1)
a
'
b
'
'
'
'
z+
2 F 1 ( a , b , c , z ) =1+
c'
a =n ,
'
b =2 n+1 , dan
'
c = n+
q
1
+
n 2
(77d)
(77e)
0=
n+
1+tanhx 2 (n n )
2
1
1tanhx 2 ( n+ n )
q
n
sech x
2
0 =
atau
sech x (n)
cosh x +sinh x n
}
2
(78)
d
dz
dan
2
z
sebagai
berikut:
d
1
= z ( 1z ) f ( z ) - z (1z ) 1 f ( z)
dz
+ z ( 1z ) f ' (z)
(73c)
dan
2
1
1
= { z (1z ) f ( z )z ( 1z ) f ( z )
2
z z
( 1) z
+ z ( 1z ) f ' ( z)}}
( 1z ) f ( z ) - z 1 () ( 1z ) 1 f ( z)
- ( ) z 1 ( 1z ) 1 f ( z) + (1) z (1z) 2 f (z )
( ) z ( 1z )
1 '
f ( z)
(1z ) f ' ( z)
z ( 1z ) 1 f ' ( z)
(73d)
Cara lain penjabaran energi dan fungsi gelombang dengan menggunakan pers
(71c) yaitu dengan memasukkan pers (71g), (71i), (72), (73c) dan (73d) ke
dalam pers (71c) diperoleh
2
1
1
z ( 1z ) z (1z) { ( 1)z f ( z ) - 2 z ( 1z ) f (z)
2 '
f (z )
z
1z
2
+
( 1 )
( 1z )1 f (z )
z
2 '
f
1z
+ f ' (z )}
) + f ' ' (z ) }
+ (1-2z)
+ ( +1 )
z ( 1z ) { z f ( z )
4
4
z ( 1z ) f ( z )=0
4 z 4 ( 1z )
(73e)
atau
1z
z
( 1 )( 1z )
f ( z )2 f ( z)
+2 (1z)f ' (z ) +
'
2 zf
z
( 1 ) z
(12 z)
(12 z )
f ( z )
f (z) + (12 z) f ' (z )
z (1z) f '' ( z ) } +
z
1z
+ ( +1 )
)+
4 2
4 2
f ( z )=0
4 z 4 ( 1z )
Sehingga diperoleh
1z
4 2
4 2
f (x )+ ( ( 2 +1 ) ( 2 +2 +2 ) z } f ' (z)+ ( +1 )
dimana
1z
1z
1z
1z
1z
1z
1z
( 1 ) z
(12 z ) ( 12 z )
2 ( 1z )
+
=
+
=2 +
1z
1z
1z 1z
1z
1z
1z
Dpat dilihat bahwa pers (73f) sama dengan penyelesaian pada pers (74).
Berdasarkan pembahasan pada penyelesaian potensial Rosen Morse dapat
dilihat bahwa identifikasi bentuk fungsi variable yang akan disubstitusikan dan
bentuk fungsi dari variable yang akan disubstitusi pada persamaan Schrodinger
adalah sama dengan potensial Gendenshtein dan sekawannya yaitu fungsi
dengan derajat terendah dan selalu disubstitusi dengan (1-2z). Tetapi untuk
substitusi parameter sedikit berbeda karena parameter yang disubstitusi tidak
1. Manning Rosen :
2 ( 1 )
2 qcothx
2 m sinh2 x
(79a)
2
( + 1 )
V eff =
2qcotx
2. Kepler Problem in Hyper sphere :
(79b)
2 m sin2 x
2 ( + 1 )
2q tanx
3. Modified Kepler Problem in hyper sphere: V eff =
2 m cos2 x
(79c)
Di sini parameter pada semua potensial diberi symbol sama namun harganya
bisa berbeda , tidak harus sama.
6. Aplikasi PD Hypergeometry untuk potensial Manning Rosen
Marilah kita tentukan spectrum energi dan fungsi gelombang untuk
potensial Manning Rosen, kita akan melihat apakah pola substitusi variable dan
para meter mirip dengan substitusi variable dan parameter seperti pada
potensial Rosen Morse. Persamaan Schrodinger untuk potensial Manning Rosen
dinyatakan sebagai
2 2
2
d ( 1 )
+
2 qcothx =E
(80)
2 m d x 2 2 m si nh2 x
Pers. (80) dapat direduksi menjadi persamaan diferensial yang dinyatakan dEq. (61) can be reduced
into single function in term of cothx thus the variable thalam fungsi tunggal yaitu hanya
merupakan fungsi coth x . Berdasarkan pembahasan potensial Rosen Morse, maka kita dapat
memisalkan bahwa substitusi variable untuk sistem potensial Manning Rosen adalah
d
z
=
=2 z ( z1)
dx z x
z
and
(81a)
d2
=
d x2
2 z (z1)
) (81b)
Bila pers. (81a) dan (82b) dimasukkan ke dalam pers. (80) maka pers. (80) berubah menjadi
4 z (z1)
atau
z ( z1 )
{ ( 1 ) 4 z ( z1 )2 q ( 12 z ) +k 2 } =0
z
z
}{
(82a)
2 q+k 2 2 q+ k 2
z ( 1z )
+ ( 1 )
=0
z
z
4z
4(1z)
(82b)
dimana
2 q+k 2 2 q+ k 2
+
(
12
z
)
+
(
1
)
=0
z
4z
4 (1z )
z2
k 2=
2 mE
2
(82c)
(82d)
(83)
dimana
2 q+ k 2=4 2 and
2 q+k 2=4 2
(84)
Bila pers. (83) dan (84) dimasukkan ke dalam pers (82b) dan setelah dilakukan
manipulasi aljabar secara sederhana maka pers (82b) menjadi
z ( 1z ) f ' ' + [ ( 2 +1 )( 2 +2 +2 ) z ] f ' + { ( 1 ) ( + ) ( + +1 ) } f =0
(85)
Pers. (85) adalah persamaan diferensial orde dua fungsi hypergeometry dengan
parameter a' = + +1,
(86a)
b' = + + , and
c ' =2 +1
yang memenuhi kondisi agar deret hypergeometry merupakan deret terbatas
yaitu
'
a = + +1=n
where n=0,1,2,3,
sehingga diperoleh
1n 2
+ 2 =
(86b)
(87)
1n
q2
2
En=
2m
(88)
1+cothhx
=
dimana
(89)
1
q
= {( 1n )
}
2
1n
and
1
q
= {( 1n )+
}
2
1n
(90)
Dari pers. (90) dapat diperoleh fungsi gelombang tingkat dasar untuk potensial
Manning Rosen
csch x ( 1)
q
sinh xcosh x 1
=(1)
1
q
+
)
2
2( 1)
(91)
Dari dua contoh pembahasan di atas dapat dilihat bahwa pola penyelesaian
untuk kedua potensial sama baik pengubahan variable maupun parameternya.
Dengan cara yang sama, dapat diperoleh spectrum energi dan fungsi
gelombang untuk kedua potensial yang lain, hasil perhitungan kedua potensial
Kepler problem pada sistem Hypersphere dan modifikasinya di masukkan pada
Tabel 2.
Tabel 2 : Energi potensial, pengubahan variable dan parameter, spectrum energi dan Fungsi gelombang untuk
Kepler problem pada hypersphere.
N
o
1
Energi potensial
Substitusi Substitusi
variabel
parameter
Spektrum
Energy (En)
q2
n
{
2m
Fungsi
gelombang
tingkat dasar
cscx ( )
2 m cos2 x
2
2
4 =2 i+ k
q 2
2m
2 ix
iq
2
sec x ( )
cosxisin x
iq
( n 2 )
(92)
2 m sinh 2 x cosh 2 x
dan persamaan Schrodingernya adalah
2 d 2 2 ( 1 ) ( +1 )
+
=E
(93)
2 m dx 2 2 m sinh 2 x cosh 2 x
2
Untuk menyelesaikan pers (93) kita misalkan
(94a)
cosh x=z
dan diperoleh
z
2
(
)
(
)
=2 z (z1) ;
=2
z
(z1)
{2
z
z1
}
4
z
z1
+2(2 z1)
=
2
2
x
z
z
x
z
(94b)
Bila kemudian pers. (94a) dan (94b) dimasukkan ke pers (93) maka pers (93) menjadi
( 1 ) ( +1 )
2
2 m
4 z ( z1 ) 2 +2 ( 2 z 1 )
= 2 E
(95a)
z
z1
z
z
2 1
k 2 ( 1 ) ( +1 )
+
=0
atau z ( 1z ) 2 + ( 12 z )
(95b)
z
4 4 (1z )
4z
z 2
2m
2
E=k
dimana
(96)
2
Pers. (95a) atau (95b) merupakan persamaan diferensial yang mempunyai dua buah titik regular
singular di titik z=0 dan z=1. Bila pers (95b) dibagi dengan z(1-z) maka untuk harga z=0 ( atau
k
4 z (1z )
dan
z
1
4 z
( 1 )
( +1 )
, sehingga pers (95b) berubah menjadi
4(1z) z 2
( +1 )
2 1 12 z
+
2
=0
2
z 2 z (1z) z 4 z ( 1z)
2 1
( +1 )
=0
atau z ( 1z ) 2 + ( 12 z )
(97a)
z
4z
z 2
Karena z=0 merupakan titik regular singular, maka penyelesaian pers. (97a) mirip seperti
penyelesaian pada pers. (29) yang mempunyai penyelesaian bentuk deret namun disini kita tidak
akan menguraikan penyelesaian secara lengkap tetapi hanya mencari penyelesaian index equation
saja dari pers. (97a). Misal penyelesaian pers (97a) yang berbentuk deret dinyatakan sebagai
=z
cn z n
n=0
(97b),
Bila pers (97b) dimasukkan ke dalam pers (97a) akan diperoleh index equation, yaitu persamaan
yang diperoleh dengan cara mengenolkan koefisien
polynomial yang diperoleh bila pers. (97b) dimasukkan ke dalam pers. (97a). sebagai
1 2
+
2
( +1)
1
s ( s1 ) + s
=0 yang dapat disederhanakan menjadi
sehingga diperoleh
2
4
1 2
s
4
1
=
atau s= +
, tetapi disini kita pilih
2
2 2
dan penyelesaian yang dipilih adalah z
(97d)
s=
s=
=
2
(97c)
k
4 z (1z )
dan
( +1 )
4(1z) z
diabaikan
z
1
terhadap suku
, maka pers (95b) berubah menjadi
4 z
( 1 )
z
1
2
(97e)
4 z
2
1
( 1 )
z ( 1z ) 2 + ( 12 z )
z
z 2
Analog dengan penyelesaian pers. (97a) kita akan memperoleh penyelesaian (97e) yang dapat
dinyatakan sebagai (1z )
dimana telah diset =2
(97f)
(97g)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyelesaian umum pers. (95b) dapat dinyatakan
1z f ( z )
(98)
=z
Untuk menyelesaikan pers (95b), pertama-tama kita harus menentukan turunan
sebagai
+ z ( 1z ) f ' (z)
(99a)
and
d2
2
= ( 1 ) z ( 1z ) f ( z ) - z 1 ( 1z ) 1 f ( z)
2
dz
- z 1 ( 1z ) 1 f (z ) + ( 1 ) z (1z) 2 f (z )
z
(1z ) f ' ( z)
z ( 1z )
1 '
f (z)
z 1 (1z ) f ' ( z)
- z (1z ) 1 f ' ( z )
(99b)
Bila pers. (97c), (97g), (98), (99a), and (99b) ke dalam pers. (95b) diperoleh
2
((
d f
1
df
z ( 1z ) 2 + 2 + (2 +2 +1) z
2
dz
dz
+{
k2
( + )2 }f =0
4
(100)
'
'
'
(101)
f ( z ) 2 F 1 (a ,b ; c , z )
dimana
a' = + +
k
,
2
b' = +
k
2
maka
+ =
+
2 2
dan
c ' =2 +
1
2
(102)
Pers (101) yang merupakan deret pngkat tinggi akan terputus sehingga
diperoleh deret berhingga bila a' =n or b' =n
(103)
+k
+
=n atau k = 2 n
2 2
2
dan diperoleh spectrum energi untuk potensial Poshcl-Teller termodifikasi yaitu
Jadi bila kita pilih harga
E n=
( 2n)2
2m
a' =n
maka
(104)
1z f ( z )
= cosh
=z
x
2
sinh
(105)
= cosh
x
2
sinh
(106)
Dari aplikasi persamaan diferensial orde dua fungsi hypergeometry dapat dilihat bahwa untuk
sistem potensial yang persamaan energi potensialnya merupakan fungsi hyperbolik dan fungsi
trigonometri secara sederhana spectrum energi dan fungsi gelombangnya dapat dijabarkan sehingga
aplikasi lebih lanjut dari potensial tersebut dalam bidang material menjadi lebih sederhana pula. Dari
beberapa contoh diatas dapat disimpulkan bahwa sistem potensial yang dapat dipecahkan dengan
persamaan diferensial fungsi hypergeometry melalui substitusi variable dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok yaitu kelompok Gendenshtein, Rosen Morse, Poshcl-Teller, oscillator Harmonik
tiga dimensi. Namun jenis yang terakhir ini tidak di bahas dalam buku ini karena sudah dibahas
dalam buku Flugge, Practical Quantum Mechanics. Ke empat kelompok tersebut dibedakan pada
substitusi parameter, sedangkan untuk substitusi variable , kelompok Gendenshtein sama dengan
kelompok Rosen Morse, tetapi berbeda dengan dua kelompok yang terakhir.
Soal-Soal
2
( + 1 )
2qcotx
2 m sin2 x
Tentukan tingkat-tingkat energi dan fungsi gelombang tingkat dasar untuk potensial Kepler
problem tersebut dengan cara seperti pada potensial Rosen-Morse!
V eff =
2. Tentukan energi spectrum dan fungsi gelombang osilator harmonik satu dimensi dengan
1
m 2 x 2 dengan menggunakan fungsi confluent hypergeometry
energi potensial V(x) =
2
m
dengan substitusi variable : y= x 2 , = !
3. Tentukan energi spectrum dan fungsi gelombang untuk sistem osilator harmonik tiga dimensi
2
1
l(l+1)
m 2 r 2 +
2
2 m r2
dengan menggunakan
d
V 0
2 m d r2
r
a
(69)
=E
r
a
1e
2 2
V0
d
r
=E
2
2m dr
a
e 1
Dari pers (69) dapat dilihat bahwa variable fungsi pada potensial Hulthen (H)
dapat dinyatakan sebagai fungsi tunggal yaitu
r
a
, maka substitusi
variabelnya adalah
1
r
a
=z
e 1
maka diperoleh
z1 2
dan
r
a
atau
e 1=
1
z
(70a)
1 ra
dz
e dr= 2 ,
a
z
d
z 1
=
= z( z1)
dr z r a
z
2 1
(70b)
Jika pers. (70a) dan (70b) dimasukkan ke dalam pers. (69) diperoleh
2 2
V
d
r 0 =E
2
2m dr
e a 1
2m V 0
1
d
d
2 mE
z
(
z1
)
z ( z1 )
z + 2 =0
2
2
dz
dz
a
(71a)
atau
z ( z1 )
2 (
d 2
2
)
+
2
z1
=0
dz z1 z ( z 1)
z2
2
2 mE 2
a
=
2
dan
(71b)
2 mV 0
2
2
2
d ( + ) 2
z ( 1z ) 2 + ( 12 z )
=0
dz
1z
z
z
(71c)
Pers. (71c) adalah persamaan diferensial orde dua, paling tidak mempunyai dua
buah titik regular singular dititik z=0 dan z=1, maka dapat diselesaikan seperti
pada penyelesaian pers (44).
Untuk z=0, pers (71c) dapat ditulis menjadi
z (1z)
d2 (
d 2
)
+
12
z
= 0
dz
z
d z2
(71d)
1z 2
2
z
karena
dapat
diabaikan
relatif
terhadap
untuk z menuju
2
4 z ( 1z )
( 2+ 2 )
Penyelesaian pendekatan untuk daerah disekitar titik z=1 yang merupakan titik
regular singular dapat diperoleh dengan cara yang sama untuk penyelesaian di
sekitar daerah z=0, yaitu
(1z )
di mana
(71h)
2+ 2= 2
(71i)
(72)
+ z ( 1z ) f ' ( z)
(73a)
dan
{ z ( 1z ) }
= {z ( 1z ) { z 1 ( 1 z ) f ( z )z ( 1z ) 1 f ( z )
z
z z
2 z 1 ( 1z ) +1 f ( z ) z ( +1) ( 1z ) f (z )
z ( 1z ) +1 f ' (z)
( + 1) z ( 1z ) f (z) + 2 z +1 (1z) 1 f ( z)
+1
z
+ z ( 1z ) f ' (z) }}
+1
+ z +1 ( 1z ) +1 f '' (z )
(1z ) f ' (z )
(73b)
Kemudian dengan memasukkan pers (71g), (71i), (72), (73a) dan (73b) ke
dalam persamaan (71a) diperoleh
1z f =0
1z
}{
2 ( 1z )
2z
2 2
f ( 2 + + ) f +
f + [ ( 2 +1 ) ( 2 +2 + 2 ) z ] f ' + z ( 1z ) f '' +
z
z
1z
1z z
z
atau
''
'
z ( 1z ) f + [ ( 2 +1 )( 2 +2 +2 ) z ] f ( + )( + +1 ) f =0
(74)
Sekali lagi dapat dilihat bahwa pers (74) merupakan persaman diferensial orde
dua fungsi hypergeometry di mana a' = + , b' = + +1
and
c ' =2 +1
(75a)
Dengan menggunakan kondisi yang dinyatakan pada pers (7a) untuk pers (74)
dapat diperoleh spectrum energi dari persamaan (75a) yaitu
'
2
+ n 2=
atau
a = + =n
(75b)
Dengan memasukan pers. (71g), (71i) ke dalam pers. (75b) kita peroleh
2
+2 n + n = +
atau
sehingga diperoleh
2 n2
2n
2n2 2
2 n
2
2
n 2
=V 0
2n
2
E n=
2m a2
(76a)
(76b)
1e a e a
=
(77a)
Bila pers. (76a) dimasukkan ke dalam pers. (71i), dan (71g) maka dapat
diperoleh
(77b)
dan bila pers (77b) dimasukkan ke dalam pers.(77a) diperoleh
1tanhx
1
q
(n +
)
2
n
(n
1+tanhx 2
q
)
n
(77c)
dimana
dan
'
'
'
c
'
'
'
'
'
'
z 2 a ( a +1 ) ( a +2 ) b ( b +1 ) (b +2)
( ' ' +1) +
2!
c
'
'
'
'
a ( a +1 ) b (b +1)
a'b'
'
'
'
(
)
F
a
,
b
,
c
,
z
=1+
z
+
2 1
c'
a' =n ,
c ' = n+
(77d)
q
1
+
n 2
(77e)
0=
n+
1tanhx 2 ( n+ n )
q
n
sech x
2
0 =
1+tanhx 2 (n n )
2
1
atau
sech x (n)
cosh x +sinh x n
{
}
2
(78)
V0
2 m d r2
1+ e
=E
r R
a
(69)
r R
a
=z
atau
+1
1
e
a
maka diperoleh
r R
a
rR
a
+1=
dr=
1
z
(70a)
d
z 1
=
= z( z1)
dr z r a
z
dz
,
2
z
+ 2 z (1z )(2 z 1)
2
z
z a
2
d
1
1
1 2
= z ( z1 )
z ( z1 )
= 2z
2
z a
z a
dx a
z1
dan
rR
a
(70b)
2 2
V0
d
=E
2
r
Jika pers. (70a) dan (70b) dimasukkan ke dalam pers. (69) diperoleh 2 m d r
a
e 1
1
d
d 2 mV 0
2 mE
z ( z1 )
z ( z1 )
+
z + 2 =0
2
2
dz
dz
a
atau
z ( z1 )
(71a)
(
d
+ 2 z1 ) +
=0 (71b)
2
dz z 1 z (z1)
z
2
2 mE 2
a
=
2
dan
2 mV 0
2
ditulis menjadi
2
2
2
d ( ) 2
z ( 1z ) 2 + ( 12 z ) +
=0
dz
1z
z
z
atau
2
2
2
d ( ) 2
z ( 1z ) 2 + ( 12 z )
=0
dz
1z
z
z
(71c)
Pers. (71c) adalah persamaan diferensial orde dua, paling tidak mempunyai dua buah titik regular
singular dititik z=0 dan z=1, maka dapat diselesaikan seperti pada penyelesaian pers (44).
z (1z)
d2 (
d 2
)
+
12
z
= 0 (71d)
dz
z
d z2
1z
2
z
karena
dapat diabaikan relatif terhadap
4 z 2 ( 1z )
( 2+ 2 )
Bila pers. (71e) dimasukkan ke dalam pers (71d) maka diperoleh suatu bentuk polynomial (deret
pangkat tinggi), dan bila koefisien dari variable (z) pangkat terendah, yaitu z s1 , di nolkan maka
diperoleh index equation yang dinyatakan sebagai s ( s1 ) + s 2=0 sehingga diperoleh
s=
(71f)
Penyelesaian pendekatan untuk daerah disekitar titik z=1 yang juga merupakan titik regular singular
dapat diperoleh dengan cara yang sama untuk penyelesaian di sekitar daerah z=0, yaitu
(1z )
(71h)
di mana 22 = 2
(71i)
Dari pembahasan penyelesaian pendekatan di titik z=0 dan z=1 dapat disimpulkan bahwa
1z f ( z)
=z
(72)
Penyelesaian umum pers (71a) dapat diperoleh dengan menghitung lebih dahulu komponen pada
suku pertama, yaitu
d
= z 1 ( 1z ) f ( z )z ( 1z ) 1 f ( z) + z ( 1z ) f ' (z)
dz
(73a)
dan
{ z ( 1z ) }
= {z ( 1z ) { z 1 ( 1 z ) f ( z )z ( 1z ) 1 f ( z ) + z ( 1z ) f ' ( z) }}
z
z z
2 z 1 ( 1z ) +1 f ( z ) z ( +1) ( 1z ) f (z ) + z ( 1z ) +1 f ' (z)
( + 1)z ( 1z ) f (z) + 2 z +1 (1z) 1 f ( z)
+1
z
z +1 (1z ) f ' ( z )
+ z +1 ( 1z ) +1 f '' ( z )
(73b)
Kemudian dengan memasukkan pers (71g), (71i), (72), (73a) dan (73b) ke dalam persamaan (71a)
diperoleh
1z f =0
1z
}{
( 1z )
2z
2 2
f ( 2 + + ) f +
f + [ ( 2 +1 ) ( 2 +2 + 2 ) z ] f ' + z ( 1z ) f '' +
z
z
1z
1z z
z
atau
''
'
z ( 1z ) f + [ ( 2 +1 )( 2 +2 +2 ) z ] f ( + )( + +1 ) f =0
(74)
Sekali lagi dapat dilihat bahwa pers (74) merupakan persaman diferensial orde dua fungsi
hypergeometry di mana a' = + , b' = + +1 and c ' =2 +1
(75a)
Dengan menggunakan kondisi yang dinyatakan pada pers (7a) untuk pers (74) dapat diperoleh
spectrum energi dari persamaan (75a) yaitu
2
atau + n 2=
'
a = + =n
(75b)
Dengan memasukan pers. (71g), (71i) ke dalam pers. (75b) kita peroleh
sehingga diperoleh
( 2+n2 )
2n
=
2n2 2
2 n
2
2
+n 2
=V 0
2n
2
E n=
2 m a2
(76a)
(76b)
1e a e a
=
(77a)