Anda di halaman 1dari 12

Mengenal dan Mempelajari Komponen VSAT (Very Small Aperture

Terminal)

VSAT (dalam bahasa Inggris, merupakan singkatan dari Very Small Aperture
Terminal) adalah stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima
berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari
VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit berfungsi
sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya
piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit
geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di tempat yang sama sejalan
dengan perputaran bumi pada sumbunya yang dimungkinkan karena mengorbit
pada titik yang sama di atas permukaan bumi, dan mengikuti perputaran bumi pada
sumbunya.

Komponen Jaringan VSAT

A. HUB STATION

Hub mengontrol seluruh operasi jaringan komunikasi. Pada hub terdapat sebuah
server Network Management System (NMS) yang memberikan akses pada operator
jaringan untuk memonitor dan mengontrol jaringan komunikasi melalui integrasi
perangkat keras dan komponen-komponen perangkat lunak. Operator dapat
memonitor, memodifikasi dan mendownload informasi konfigurasi individual ke
masing-masing VSAT. NMS workstation terletak pada user data center.

Stasiun hub terdiri atas Radio Frequency (RF), Intermediate Frequency (IF), dan
peralatan baseband. Stasiun ini mengatur multiple channel dari inbound dan
outbond data. Pada jaringan private terdedikasi, hub ditempatkan bersama dengan
fasilitas data-processing yang dimiliki user. Pada jaringan hub yang dibagi-bagi, hub
dihubungkan ke data center atau peralatan user dengan menggunakan sirkuit
backhaul terrestrial.

Peralatan RF terdiri atas antenna, low noise amplifier (LNA), down-converter, up-
converter, dan high-power amplifier. Kecuali untuk antena, subsistem RF hub pada
umumnya dikonfigurasi dengan redundancy 1:1. Peralatan IF dan baseband terdiri
dari IF combiner/divider, modulator dan demodulator, juga peralatan pemroses
untuk antarmuka channel satelit dan antarmuka peralatan pelanggan. Unit
antarmuka satelit menyediakan kontrol komunikasi menggunakan teknik multiple
akses yang sesuai.
Sistem Hub VSAT

Unit peralatan pelanggan menyediakan antarmuka ke peralatan host pelanggan


dan emulasi protokol. Peralatan baseband pada hub dirancang dalam gaya modular
untuk mendapatkan pertumbuhan jaringan yang mudah dan pada umumnya
diberikan dengan skala 1:1 atau 1:N redundant configuration.

Berdasarkan keperluannya, HUB terbagi menjadi dua jenis :

1.Dedicated Hub

a. Hub dimiliki dan digunakan sepenuhnya oleh jaringan sebuah perusahaan.

b. Jaringan VSAT merupakan aset perusahaan dan sepenuhnya dikontrol dan


diatur oleh perusahaan.

c. Letak Hub biasanya dikantor pusat perusahaan.

d. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sangat mahal.

2.. Shared Hub

a. Jaringan VSAT dimiliki dan dioperasional oleh operator VSAT.

b. Sebuah Hub digunakan bersama oleh beberapa perusahaan kecil.

c. Perlu koneksi ke Hub karena lokasi Hub diluar perusahaan.

d. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pengguna jaringan VSAT relatif


murah karena cukup mengeluarkan biaya sewa saja.

Penjelasan lebih detail mengenai Hub Station akan dilanjutkan pada bagian
tersendiri.

B. REMOTE STATION
Komponen Remote VSAT

Sebuah remote VSAT memiliki komponen-komponen sebagai berikut.

Outdoor Unit (ODU)

Terdiri atas antena dan Radio Frequency Transmitter (RFT).

a. Antena

Antena berfungsi untuk memancarkan dan menerima gelombang radio RF. Antena
yang dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish antenna yang memiliki
bentuk parabola.

Fungsi antena pada komunikasi VSAT adalah sebagai berikut :

1. Memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit yang mana


besar frekuensinya dari 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz.

2. Menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun bumi yang mana besar
frekuensinya dari 3,7 GHz sampai dengan 4,2 GHz.

Bagian antena terdiri atas reflektor, feedhorn, dan penyangga. Ukuran piringan
antena atau dish VSAT berkisar antara 0,6 – 3,8 meter. Ukuran dish sebanding
dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal.
Antena VSAT

Feedhorn dipasang pada frame antena pada titik fokusnya dengan bantuan lengan
penyangga. Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan ke arah piringan
antena atau mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas
sebuah larik komponen pasif microwave.

b. RFT

RFT dipasang pada frame antena dan dihubungkan secara internal ke feedhorn. RFT
terdiri atas:

o Low Noise Amplifiers (LNA)

LNA berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang datang dari satelit
melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar (500
MHz).

Lemahnya sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan oleh faktor berikut:

1. Jauhnya letak satelit, sehingga mengalami redaman yang cukup besar


disepanjang lintasannya.

2. Keterbatasan daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah


yang luas.

Untuk dapat memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA harus
memiliki noise temperatur yang rendah dan mempunyai penguatan / gain yang
cukup tinggi (Gain LNA = 50 dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frekuensi
antara 3,7 GHZ sampai dengan 4,2 GHz (bandwidthnya 500 MHz).

Salah satu jenis LNA yaitu Parametrik LNA. Parametrik LNA yaitu LNA yang
menggunakan penguat parametrik untuk penguat pertamanya dan penguat
transistor biasa pada tingkat keduanya. Penguatan pertama (parametric amplifier)
memberikan penguatan 15 sampai dengan 20 dB dan penguatan transistor
memberikan penguatan 35 sampai dengan 40 dB, sehingga total penguatannya
sebesar 55 dB.

o Solid State Power Amplifier (SSPA)

SSPA berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada
jarak yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar
(transmit side) yang merupakan penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde
Gega Hertz.

Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band
frekuensi 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz dari Ground Communication
Equipment (GCE) pada suatu level tertentu yang jika digabungkan dengan gain
antena akan menghasilkan daya pancar (EIRP) yang dikehendaki ke satelit.

Ada hal yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan penguat daya frekuensi
tinggi , diantaranya :

1. Besar daya output yang dihasilkan

2. Lebar band frekuensi yang harus dicakup

3. Pengaruh intermodulasi yang muncul

4. Input dan output Back – off


Up / Down Converter

Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai
up converter dan sebagai down converter.

1. Up Converter

Berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate frequency (IF) atau sinyal


frekuensi menengah dengan frekuensi centernya sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF
Up link (5,925 – 6,425 GHz).

Up Converter

2. Down Converter

Berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down link (3,7 MHz – 4,2 MHz) menjadi
sinyal Intermediate Frequency dengan frekuensi center sebesar 70 MHz.

Down Converter

Indoor Unit (IDU)

Modem VSAT merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai modulator


dan demodulator. Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi kedalam
sinyal IF pembawa yang dihasilkan oleh synthesiser. Frekuensi IF besarnya mulai
dari 52MHz sampai 88MHz dengan frekuensi center 70 MHz. Sedangkan demodulasi
adalah proses memisahkan sinyal informasi digital dari sinyal IF dan
meneruskannya ke perangkat teresterial yang ada. Teknik Modulasi yang dipakai
dalam modem satelit yaitu modulasi dengan sistem PSK ( Phase Shift keying ).
Contoh Modem Satelit

Lebih jauh lagi fungsi dari Modulator dan Demodulator yakni:

Modulator

Modulator berfungsi untuk mencampurkan sinyal informasi digital dari perangkat


teresterial kedalam sinyal IF 70MHz yang dihasilkan dari dalam modem.

Diagram Blok Modulator

Pada proses modulasi sinyal data masuk melalui port Interface kemudian diteruskan
ke bagian Digital to Analog Converter dan diubah menjadi sinyal analog I dan sinyal
Q. Sinyal I dan sinyal Q mempunyai amplitude yang sama tetapi memiliki fase yang
berbeda. Sinyal I & Q diperkuat, difilter kemudian dicampur dengan sinyal IF dari
sinthesizer sehingga dihasilkan sinyal IF termodulasi. Sinyal IF kemudian dikuatkan
dan diatur powernya oleh bagian TX control dan kemudian diteruskan ke port IF
Output di bagian belakang modem.

Demodulator

Demodulator menerima sinyal dari RFT dalam range frekuensi IF dan melakukan
demodulasi pada sinyal untuk memisahkan user traffic signal dari carrier.

Digram blok Demodulator

Pada proses demodulasi, sinyal IF yang diterima di masukan ke rangkain AGC.


Rangkaian AGC ini berfungsi untuk mengatur kekuatan sinyal IF yang akan
didemodulasi. Rangkain AGC dikontrol oleh bagian A/D converter.

Sinyal IF yang sudah disesuaikan levelnya kemudian dicampur dengan sinyal dari
sintisiser sehingga menghasilkan sinyal I dan sinyal Q. Kemudian sinyal ini
dikuatkan dan difilter, setelah itu sinyal I & Q masuk ke bagian A/ D converter
sehingga didapatkan sinyal data digital, kemudian sinyal data digital diteruskan ke
bagian interface dan diteruskan ke port interface.
Pemilihan modem VSAT menentukan jenis teknologi VSAT yang digunakan. Sebuah
modem dispesifikasikan berdasar teknik akses, protokol-protokol yang dapat
ditangani, dan banyak interface port yang dapat didukung.

Beberapa istilah yang berkaitan dengan modem sebagai berikut:

- Link Budgets. Meyakinkan bahwa perlengkapan RF akan menyediakan kebutuhan


topologi jaringan dan modem satelit yang digunakan link Budget memperkirakan
stasiun bumi dan satelit EIRP yang dibutuhkan.

- Equivalent Isotropically Radiated Power (EIRP), yaitu tenaga yang ditransmisikan


dari objek yang ditransmisikan. Satelit EIRP dapat didefinisikan sebagai jumlah dari
tenaga output amplifier satelit, dan tenaga output dari antena satelit (selisih antara
tenaga masuk dan tenaga keluar)

Perhitungan level sinyal melalui sistem ( Stasiun bumi asal – satelit – stasiun bumi
penerima ) untuk memastikan kualitas layanan yang harus dilakukan terutama
untuk pembentukan link satelit.

Proses Transmisi Sinyal Satelit

1. Data yang akan ditransmisikan dari perangkat remote/user, terlebih dahulu


memasuki modem. Dalam modem ini data dimodulasi. Proses modulasi ini
menggunakan teknik PSK. Modulasi ini bertujuan untuk mentranslasikan gelombang
frekuensi informasi ke dalam gelombang lain pada frekuensi yang lebih tinggi untuk
dibawa ke media transmisi.

2. Setelah data tersebut dimodulasi, selanjutnya akan memasuki perangkat yang


disebut RFT ( RF Transceiver) atau driver. Dalam RFT ini terdapat Up dan Down
Converter. Untuk proses transmit yang digunakan adalah Up Converter. Up
Converter ini berfungsi untuk mentranslasikan sinyal dari frekwensi menengah IF
(Intermediate Frequency) menjadi suatu sinyal RF (Radio Frequency). Output sinyal
yang dihasilkan adalah 5925 – 6425 MHz.

3. Proses selanjutnya adalah memasuki SSPA (Solid State Power Amplifier) yang
berfungsi sama dengan HPA yaitu untuk memperkuat sinyal RF agar dapat diterima
oleh satelit.

4. Sinyal masuk ke dalam feedhorn, sinyal dari feedhorn dipantulkan ke satelit


dengan antena.
Blok Diagram IDU-ODU

Proses Receive Sinyal Satelit:

1. Antena menerima sinyal dari satelit, sinyal yang diterima antena kemudian
dipantulkan ke feedhorn.

2. Dari Feedhorn, sinyal diteruskan memasuki LNA (Low Noise Amplifier). Dimana
LNA ini berfungsi untuk menekan noise dan memperkuat sinyal yang diterima.

3. Dari LNA sinyal diteruskan memasuki Down Converter yang berfungsi untuk
mentranslasikan sinyal RF menjadi sinyal IF.

4. Setelah memasuki Down Converter, maka sinyal IF memasuki perangkat modem


untuk melakukan proses demodulasi, dimana prose demodulasi itu dimaksudkan
untuk memisahkan antara sinyal carrier dengan informasi yang ada di dalamnya.

5.Informasi yang sudah terpisah dari sinyal carrier kemudian diteruskan ke


perangkat user seperti Router , Multiplexer, dan sebagainya.

C. SATELIT

Satelit Geostasioner merupakan segmen angkasa pendukung layanan VSAT.


Orbit ideal untuk satelit komunikasi adalah geostasioner, atau yang relatif statis
terhadap bumi. Satelit yang digunakan untuk komunikasi hampir selalu berada
pada orbit geostasioner secara eksklusif, berlokasi sekitar 36.000 km diatas
permukaan bumi. Oleh karenanya disebut Satelit geostasioner karena satelit
tersebut selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada
sumbunya.

Gambaran Visual Satelit Indonesia


Sesuai dengan kesepakatan International Telecommunication Union (ITU), untuk
menghindari terjadinya interferensi, setiap satelit ditempatkan dengan jarak dua
derajat terpisah sehingga jumlah satelit maksimum yang dapat dioperasikan
sebanyak 180 satelit.

Bagaimana pun, dengan pandangan untuk memaksimalkan penggunaan slot


orbital, penempatan satelit secara bersama-sama dilakukan secara menyebar.
Penempatan satelit secara bersama-sama dipisahkan 0,1 derajat di angkasa atau
hampir sekitar 30 km. Interferensisinyal dari penempatan satelit bersamaan
dicegah dengan menggunakan polarisasi ortogonal. Pada saat bersamaan
perlengkapan stasiun bumi dapat menerima sinyal dari dua lokasi satelit tanpa
orientasi ulang dari antena. Sinyal dapat di-diferensiasikan berdasarkan
polarisasinya.

Segmen angkasa tersedia dari organisasi yang telah mendapatkan satelit,


mengatur peluncuran, dan memimpin tes awal dalam orbit dan kemudian
mengoperasikan satelit-satelit ini secara komersial.

Fungsi utama satelit dikerjakan oleh transponder. Ada beberapa transponder atau
repeater dalam badan satelit. Transponder ini memiliki fungsi-fungsi sebagai
berikut:

Penerima sinyal

Transponder menerima sinyal yang di uplink oleh


VSAT atau Hub.

Translasi frekuensi

Frekuensi dari sinyal yang diterima ditranslasikan ke frekuensi yang berbeda,


dikenal sebagai frekuensi downlink .Translasi frekuensi meyakinkan bahwa tidak
ada feedback positif dan juga menghindari interferensiisu yang terkait.

Penguatan

Transponder juga menguatkan sinyal


downlink.

Sejumlah transponder menentukan kapasitas satelit. Kapasitas transponder satelit


untuk satelit generasi Palapa B yaitu terdiri dari 24 transponder yang terbagi atas
12 transponder untuk polarisasi horizontal dan 12 transponder untuk polarisasi
vertikal. Tiap transponder memiliki bandwith 40 MHz.
Jenis band frekuensi Satelit sebagai berikut:

Frequency Band Uplink (GHz) Downlink (GHz)


C-Band 5.925 sampai 6.425 3.700 sampai 4.200
Ext- C-Band 6.725 sampai 7.025 4.500 sampai 4.800
Ku-Band 14.000 sampai 14.500 10.950 sampai 11.700

Pada komunikasi VSAT ada yang disebut up link dan down link. Up link adalah sinyal
RF yang dipancarkan dari stasiun bumi ke satelit. Down link adalah sinyal RF yang
dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi .

Up Link dan Down Link

Di dunia Internasional, KU-Band adalah band frekuensi yang populer. KU-Band


dapat mendukung trafik dengan ukuran antena yang lebih kecil dibandingkan C-
Band atau Ext-C-Band. Tapi Ku-Band tidak tahan terhadap curah hujan tinggi
sehingga tidak sesuai untuk digunakan di daerah Asia Tenggara. Keunggulan dan
kekurangan masing-masing band frekuensi tersebut secara rinci adalah seperti
berikut:

Frekuensi Keunggulan Kekurangan

· World wide availability · Antena berukuran relatif


lebih besar
C-Band · Teknologi yang termurah · Rentan terhadap
interferensi dari satelit
· Tahan dari redaman tetangga dan terrestrial
hujan microwave
Kapasitas relatif besar · Rentan dari redaman
Ku-Band hujan
· Antena berukuran relatif
lebih kecil (0,6 – 1,8 m) · Availability terbatas
(faktor regional)
Pada intinya satelit menyediakan dua sumber daya, yaitu bandwidth dan tenaga
amplifikasi. Pada kebanyakan jaringan VSAT, tenaga memiliki sumber daya yang
lebih terbatas dibandingkan dengan bandwidth dalam transponder satelit.
Anatomi Satelit

Anda mungkin juga menyukai